Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ORGANISASI KEMAHASISWAAN
KELUARGA MAHASISWA ITB
AMENDEMEN 2013
Rangkaian Sidang Istimewa Kongres KM-ITB 2013
16 Januari 2013 9 Februari 2013
ANGGARAN DASAR
KELUARGA MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
MUKADDIMAH
Bahwa sesungguhnya generasi muda memiliki peran dalam perjuangan pembangunan bangsa
dan negara yang mencita-citakan kebenaran, keadilan, dan kesejahteraan yang diridai Tuhan Yang
Maha Esa.
Institut Teknologi Bandung sebagai sebuah perguruan tinggi yang dinamis berkewajiban
menjalankan perannya sebagai lembaga pendidikan, penelitian ilmiah, dan pengabdian kepada
masyarakat demi mewujudkan cita-cita perjuangan bangsa Indonesia.
Sadar akan peran, fungsi, dan kewajibannya sebagai generasi muda bangsa, mahasiswa
Institut Teknologi Bandung bertekad untuk belajar, berkarya, dan berjuang dengan dilandasi oleh
rasa pengabdian dan tanggung jawab kepada Tuhan, bangsa, dan almamater.
Didorong oleh keyakinan dan kemurnian hati bahwa tekad tersebut dapat terlaksana dengan
usaha-usaha yang teratur, terencana, dan penuh kebijaksanaan, maka dengan ini mahasiswa Institut
Teknologi Bandung berhimpun dalam Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung, menurut
anggaran dasar sebagai berikut:
BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 1 :
Pasal 2 :
KM-ITB disahkan kembali pada tanggal 19 bulan Januari tahun 1996 untuk waktu
yang tidak ditentukan.
Pasal 3 :
Pasal 4 :
Pasal 5 :
Sifat KM-ITB :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Mandiri
Kekeluargaan
Adil
Aspiratif dan partisipatif
Representatif
Efektif dan efisien
Transparan
Halaman 1 dari 28
BAB III
TUJUAN
Pasal 6 :
Tujuan
1. Ikut serta mengusahakan tujuan pendidikan untuk membentuk sarjana
yang berbudi pekerti, cakap, mandiri, berwawasan luas, demokratis, dan
bertanggung jawab.
2. Memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk menjadi pemimpin dan
penggerak dalam kehidupan berbangsa.
3. Ikut serta menyumbangkan karya dan pikiran dalam penataan kehidupan
bangsa.
4. Memupuk dan membina rasa persaudaraan dan kekeluargaan di
lingkungan civitas academica.
5. Mengusahakan kesejahteraan material dan spiritual serta memperjuangkan
kepentingan mahasiswa di lingkungan kampus.
BAB IV
BASIS ORGANISASI
Pasal 7 :
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 8 :
Pasal 9 :
Pasal 10 :
Halaman 2 dari 28
BAB VII
KELENGKAPAN ORGANISASI
Pasal 11 :
Pasal 12 :
Pasal 13 :
Pasal 14 :
Pasal 15 :
Tim Beasiswa KM-ITB adalah badan eksekutif yang dikontrol oleh Kongres KM-ITB
dengan tetap memperhatikan sifat sosial dan tidak politis serta bertanggung jawab
kepada seluruh mahasiswa ITB dalam penyelenggaraan beasiswa KM-ITB
Pasal 16 :
Majelis Wali Amanat Wakil Mahasiswa, yang selanjutnya disingkat MWA WM adalah
perwakilan mahasiswa dalam majelis pemegang kekuasaan tertinggi di ITB.
Pasal 17 :
Tim MWA WM KM-ITB adalah Tim yang dibentuk oleh MWA WM untuk memudahkan
dan membantu tugas-tugas wakil mahasiswa di MWA.
BAB VIII
LAMBANG DAN BENDERA
Pasal 18 :
Pasal 19 :
Bendera KM-ITB berwarna dasar biru serta memuat lambang dan semboyan
Keluarga Mahasiswa ITB.
BAB IX
SEMBOYAN
Pasal 20 :
Halaman 3 dari 28
BAB X
KEUANGAN
Pasal 21 :
Pasal 23 :
1. Pembubaran KM-ITB dilakukan melalui referendum.
2. Referendum untuk pembubaran KM-ITB merupakan hasil sidang yang
dihadiri
sekurang-kurangnya 3/4 jumlah anggota Kongres KM-ITB dan
keputusan disetujui oleh sekurang- kurangnya 2/3 jumlah anggota yang hadir
dalam Sidang Istimewa Kongres KM-ITB yang sah dan khusus untuk itu.
BAB XIII
ATURAN PERALIHAN
Pasal 24 :
Pasal 25 :
Hal-hal lain yang tidak diatur dalam Anggaran Dasar akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
Pasal 26 :
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KM-ITB ini ditetapkan pada tanggal 9
Februari 2013 dalam Sidang Istimewa Kongres KM-ITB di Plaza Widya Nusantara Jl.
Ganesha 10 Bandung dan mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Pasal 27 :
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KM-ITB ini merupakan perubahan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KM-ITB hasil Sidang Istimewa Kongres
Mahasiswa Institut Teknologi Bandung pada tanggal 6 Februari 2010
Pasal 28 :
Dengan ditetapkan Anggaran Dasar KM-ITB ini, maka Anggaran Dasar KM-ITB
sebelumnya dinyatakan tidak berlaku.
Disahkan oleh Kongres KM-ITB Bandung Tanggal 9 Februari 2013
Jam 07.07 WIB
Halaman 4 dari 28
BAB I
ANGGOTA KM-ITB
Pasal 1 :
Pasal 2 :
Pasal 3 :
Pasal 4 :
Pasal 5 :
Pasal 6 :
Pasal 7 :
Halaman 5 dari 28
Pasal 8 :
Pasal 9 :
garis
besar
kebijakan
dalam
kehidupan
Pasal 10 :
Pasal 11 :
Pasal 12 :
Pasal 13 :
Pasal 14 :
Apabila Ketua Kabinet KM-ITB berhenti di tengah jabatannya, maka dipilih pejabat
sementara yang diangkat oleh Kongres KM-ITB untuk mengisi kekosongan jabatan
tersebut sampai terpilih Ketua Kabinet KM-ITB yang baru.
Pasal 15 :
Halaman 6 dari 28
Apabila MWA Wakil Mahasiwa berhenti di tengah jabatannya, maka dipilih pejabat
sementara yang diangkat oleh Kongres KM-ITB untuk mengisi kekosongan jabatan
tersebut sampai terpilih MWA Wakil Mahasiwa yang baru.
Pasal 17 :
Pasal 18 :
Pasal 19 :
Pasal 20 :
Pasal 21 :
Pasal 22 :
Kongres KM-ITB membuat ketetapan dan peraturan yang diperlukan untuk dapat
melaksanakan asas dan tujuan KM-ITB.
Halaman 7 dari 28
Pasal 23 :
Kongres KM-ITB mengubah Konsepsi KM-ITB dan AD/ART KM-ITB dalam rangka
perbaikan sistem KM-ITB.
Pasal 24 :
Kongres KM-ITB, melalui komisi yang terkait, mengontrol kinerja senator secara
periodik dan membuat batas kuantifikasi atas kehadiran senator.
Pasal 25 :
Dalam melakukan fungsi kontrol terhadap kinerja senator, Kongres KM- ITB
berkoordinasi dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan.
Pasal 26 :
Pasal 27 :
Kongres KM-ITB membuat forum secara terbuka kepada seluruh Anggota KMITB untuk melaporkan kinerja Kongres KM-ITB di akhir kepengurusan.
Pasal 28 :
Pasal 29 :
BAB III
ANGGOTA KONGRES KM-ITB
Pasal 30 :
Pasal 31 :
Pembentukan Kongres KM-ITB dapat dilakukan apabila minimal syarat 2/3 jumlah
perwakilan Himpunan Mahasiswa Jurusan telah terpenuhi.
Keanggotaan:
1. Anggota Kongres KM-ITB merupakan perwakilan Himpunan Mahasiswa
Jurusan
2. Setiap Himpunan Mahasiswa Jurusan diwakili oleh satu orang anggota
Kongres KM-ITB
3. Pemilihan anggota Kongres KM-ITB dengan mekanisme sebagai berikut:
a. Anggota Kongres KM-ITB dipilih melalui mekanisme pemilu di
Himpunan Mahasiswa Jurusan.
b. Dalam kondisi tertentu, Himpunan Mahasiswa Jurusan tidak dapat
melakukan pemilu, maka dapat dilakukan mekanisme lain dengan
pemberitahuan terlebih dahulu kepada Kongres KM-ITB.
4. Anggota Kongres KM-ITB disebut senator dengan masa jabatan selama satu
tahun dan dapat dipilih kembali, sebanyak-banyaknya 2 periode.
5. Pergantian anggota Kongres KM-ITB diotonomikan kepada masing-masing
Himpunan Mahasiswa Jurusan.
Pasal 32 :
Halaman 8 dari 28
Pasal 33 :
Pasal 34 :
Pasal 35 :
Pasal 36 :
Pasal 37 :
Tim senator
1.
2.
3.
4.
Pasal 38 :
Pimpinan Kongres
1. Ketua Kongres KM-ITB diangkat dari dan oleh anggota Kongres KM-ITB
dalam sidang paripurna
2. Ketua Kongres KM-ITB tidak berhak untuk mengatasnamakan Kongres KMITB dan mengeluarkan keputusan kecuali dari hasil keputusan sidang
3. Ketua Kongres KM-ITB bertanggung jawab terhadap anggota Kongres KMITB.
4. Bila Ketua Kongres KM-ITB tidak melaksanakan tugasnya atau melakukan
sesuatu yang melebihi haknya, dapat dimintai pertanggungjawaban
sekurang-kurangnya diusulkan oleh 1/5 anggota Kongres KM-ITB
Pasal 39 :
Halaman 9 dari 28
BAB IV
MEKANISME KONGRES KM-ITB
Pasal 40 :
Pasal 41 :
Waktu-waktu sidang
1. Kongres KM-ITB mengadakan sidang untuk mengesahkan Ketua Kabinet
KM-ITB, MWA Wakil Mahasiswa, Ketua Tim Beasiswa KM-ITB dan penentuan
garis besar kebijakan KM-ITB
2. Kongres KM-ITB bersidang sewaktu-waktu bila dipandang perlu oleh ketua
Kongres KM-ITB atau atas usul sekurang-kurangnya 1/5 anggota Kongres
KM-ITB
3. Kongres KM-ITB dapat bersidang atas permintaan Ketua Kabinet KM-ITB.
Pasal 42 :
Macam-macam sidang
1.
2.
3.
Sidang istimewa
a. Sidang istimewa merupakan sidang khusus untuk pembahasan
perubahan Konsepsi, AD/ART KM-ITB, referendum dan landasan
kemahasiswaan KM-ITB.
b. Sidang istimewa dianggap sah bila dihadiri oleh 3/4 anggota
Kongres KM-ITB.
c. Keputusan sidang istimewa sah bila disetujui sekurang-kurangnya
2/3 anggota yang hadir.
Sidang paripurna
a. Sidang paripurna merupakan kekuasaan tertinggi dalam Kongres
KM-ITB.
b. Sidang paripurna dianggap sah bila dihadiri oleh (n/2)+1 anggota
Kongres KM-ITB.
c. Sidang paripurna mempunyai wewenang untuk memilih ketua
Kongres KM-ITB, pengesahan Ketua Kabinet KM-ITB, MWA Wakil
Mahasiswa, Ketua Tim Beasiswa KM-ITB, membuat keputusankeputusan Kongres KM-ITB, menentukan garis besar kebijakan KMITB selama setahun masa jabatan dan hal- hal lain yang berkaitan
dengan pelaksanaan garis besar kebijakan KM-ITB.
Sidang komisi
a. Setiap anggota Kongres KM-ITB memilih untuk menjadi anggota
salah satu komisi selama masa kerja Kongres KM-ITB.
b. Jumlah komisi ditentukan sesuai dengan kebutuhan.
Halaman 10 dari 28
4.
Pasal 43 :
Pasal 44 :
Pasal 45 :
Halaman 11 dari 28
Pasal 47 :
Pada akhir masa jabatannya Kabinet KM-ITB wajib melakukan laporan kerja dan
kinerja dalam sebuah forum terbuka kepada seluruh Anggota KM-ITB.
Pasal 48 :
Pembentukan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pasal 49 :
Pasal 50 :
Ketua Kabinet KM-ITB dipilih oleh anggota biasa KM-ITB melalui sistem
Pemilu Raya KM-ITB.
Ketua Kabinet KM-ITB terpilih mengajukan struktur Kabinet KM-ITB kepada
Kongres KM-ITB.
Tata tertib dan cara pemilihan anggota Kabinet KM-ITB diatur oleh Ketua
Kabinet KM-ITB.
Persyaratan calon ketua Kabinet KM-ITB:
a. Warga Negara Indonesia,
b. Anggota biasa KM-ITB dan tidak terkena sanksi dan kasus akademik
maupun sanksi organisasi KM-ITB,
c. Sudah dua tahun menjadi Anggota KM-ITB, dan persyaratan lainnya
yang ditetapkan dalam aturan Pemilu Raya KM-ITB
Pengesahan ketua Kabinet KM-ITB dilakukan oleh Kongres KM-ITB.
Kabinet KM-ITB tidak diperkenankan merangkap jabatan pengurus
organisasi dimanapun.
Kabinet KM-ITB adalah lembaga konsultatif atau koordinatif untuk programprogram himpunan dan unit kegiatan mahasiswa.
Kepengurusan
1. Kabinet KM-ITB terdiri atas seorang ketua, sekretaris, bendahara, dan
ketua bidang atau sebutan sejenisnya.
2. Jumlah bidang atau sebutan sejenisnya disusun menurut kebutuhan.
3. Masa jabatan ketua Kabinet KM-ITB adalah satu periode kepengurusan dan
sesudahnya tidak dapat dipilih kembali.
4. Persyaratan staf Kabinet KM-ITB:
a. Warga Negara Indonesia,
b. Anggota biasa KM-ITB dan tidak terkena sanksi akademik maupun
sanksi organisasi KM-ITB.
5. Ketua Kabinet KM-ITB dinyatakan berhalangan tetap bila:
a. Tidak lagi menjadi Anggota KM-ITB
b. Mengundurkan diri,
c. Diberhentikan oleh Kongres KM-ITB melalui referendum.
Pasal 51 :
Rapat Kabinet KM-ITB diatur dalam tata tertib organisasi Kabinet KM-ITB.
Halaman 12 dari 28
Pasal 52 :
Pasal 53 :
Pasal 54 :
Pasal 55 :
Pasal 56 :
Kepengurusan
1. Kepengurusan Himpunan Mahasiswa Jurusan merupakan hak otonomi
Himpunan Mahasiswa Jurusan menurut AD/ART masing-masing Himpunan
Mahasiswa Jurusan.
2. Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan dipilih oleh anggota Himpunan
Mahasiswa Jurusan melalui mekanisme di Himpunan Mahasiswa Jurusan
masing-masing.
3. Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan bertanggung jawab kepada anggota
Himpunan Mahasiswa Jurusan.
Pasal 57 :
Pasal 58 :
Halaman 13 dari 28
BAB VII
UNIT KEGIATAN MAHASISWA
Pasal 59 :
Pasal 60 :
Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa yang diakui oleh KM-ITB adalah mahasiswa S1
ITB yang sudah menjalani masa penerimaan anggota baru yang diselenggarakan
oleh setiap Unit Kegiatan Mahasiswa.
Pasal 61 :
Kepengurusan
1. Kepengurusan Unit Kegiatan Mahasiswa merupakan hak otonomi Unit
Kegiatan Mahasiswa menurut AD/ART masing-masing Unit Kegiatan
Mahasiswa.
2. Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa dipilih oleh anggota Unit Kegiatan Mahasiswa
masing-masing melalui mekanisme internalnya.
3. Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa bertanggungjawab kepada anggota Unit
Kegiatan Mahasiswa.
Pasal 62 :
Pasal 63 :
Forum Rumpun Unit Kegiatan Mahasiswa adalah wadah aspirasi yang berfungsi
untuk menyalurkan aspirasi dari Unit Kegiatan Mahasiswa yang memiliki
kesamaan bidang.
Pasal 64 :
Anggota Forum Rumpun Unit Kegiatan Mahasiswa adalah perwakilan dari Unit
Kegiatan Mahasiswa.
Pasal 65 :
Halaman 14 dari 28
BAB IX
TIM BEASISWA KM-ITB
Pasal 66 :
Tim Beasiswa KM-ITB adalah badan eksekutif yang dikontrol oleh Kongres KM-ITB
dengan tetap memperhatikan sifat sosial dan tidak politis serta bertanggung
jawab kepada seluruh mahasiswa ITB dalam menjalankan tugasnya.
Pasal 67 :
Pasal 68 :
Pasal 69 :
Pasal 70 :
Keuangan Tim Beasiswa KM-ITB dapat diaudit oleh civitas academica sewaktuwaktu bila dianggap perlu.
Pasal 71 :
Tim Beasiswa KM-ITB memiliki hak untuk mengatasnamakan KM-ITB dalam rangka
penyelenggaran beasiswa melalui mekanisme yang disepakati dengan Kongres
KM-ITB.
Pasal 72 :
Tim Beasiswa KM-ITB dalam kegiatannya bersifat sosial dan tidak politis.
Pasal 73 :
Halaman 15 dari 28
BAB X
MWA WAKIL MAHASISWA DAN TIM MWA WAKIL MAHASISWA KM-ITB
Pasal 74 :
Pengertian
1. Majelis Wali Amanat (MWA) Wakil Mahasiswa adalah perwakilan
mahasiswa dalam majelis pemegang kekuasaan tertinggi di ITB.
2. Tim MWA Wakil Mahasiswa KM-ITB adalah tim untuk memudahkan dan
membantu tugas- tugas wakil mahasiswa di MWA.
Pasal 75 :
Pasal 76 :
Pasal 77 :
Pasal 79 :
Kongres KM-ITB berhak untuk menarik perwakilan mahasiswa dari MWA ITB.
Halaman 16 dari 28
BAB XI
KEUANGAN
Pasal 80 :
Anggaran
1. Kabinet KM-ITB pada awal masa tugasnya berkewajiban menyusun
Anggaran Pendapatan dan Belanja KM-ITB yang disetujui oleh Kongres KMITB.
2. Dalam hal dibutuhkan perubahan Anggaran Pendapatan Belanja KM-ITB,
Iuran Anggota
1. Iuran Anggota dipungut pada permulaan tahun ajaran.
2. Besar dan pemungutan iuran Anggota KM-ITB diserahkan kepada
kebijaksanaan Kabinet KM-ITB dengan persetujuan Kongres KM-ITB.
3. Dana yang diperuntukkan untuk Kongres KM-ITB adalah 15% dari iuran
Anggota KM-ITB yang diperoleh Kabinet KM-ITB.
Pasal 82 :
Dana Sumbangan
1. Dana Sumbangan adalah dana yang didapat dari berbagai macam sumber di
luar KM-ITB.
2. Himpunan Mahasiswa Jurusan dan Unit Kegiatan Mahasiswa yang
memperoleh Dana Sumbangan dengan membawa nama KM-ITB harus
memberi laporan kepada Kabinet KM-ITB.
Pasal 83 :
Pasal 84 :
Halaman 17 dari 28
BAB XII
IDENTITAS DAN ATRIBUT KM-ITB
Pasal 85 :
Identitas KM-ITB adalah jaket almamater ITB, atribut dengan lambang KM-ITB,
dan bendera KM-ITB.
Pasal 86 :
Pasal 87 :
Pasal 88 :
Pasal 89 :
Pemilu Raya KM-ITB adalah mekanisme untuk memilih Ketua Kabinet KM-ITB dan
MWA Wakil Mahasiswa.
Pasal 90 :
Penyelenggaraan
1.
2.
3.
Pasal 91 :
Pasal 92 :
Pasal 93 :
Halaman 18 dari 28
BAB XV
PERUBAHAN KONSEPSI, ANGGARAN DASAR, ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN LANDASAN
KEMAHASISWAAN KM-ITB
Pasal 94 :
1. Usulan perubahan Konsepsi, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan
Landasan Kemahasiswaan KM-ITB diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/5
dari jumlah anggota Kongres KM-ITB.
2. Perubahan Konsepsi, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan
Landasan Kemahasiswaan KM-ITB dilakukan melalui mekanisme Sidang
Istimewa Kongres KM-ITB.
.
BAB XVI
ATURAN MASA PERALIHAN
Pasal 95 :
1. Yang dimaksud dengan masa peralihan adalah masa sejak Kongres KM-ITB
telah habis masa jabatannya dan belum terbentuk Kongres KM-ITB yang baru
karena sesuatu hal.
2. Apabila dalam masa peralihan perlu dilakukan perubahan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga KM-ITB, maka perubahan itu hanya dapat
dilakukan apabila disetujui sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Ketua-Ketua
Himpunan Mahasiswa Jurusan melalui mekanisme Musyawarah Kerja
perwakilan Himpunan Mahasiswa Jurusan dan Unit Kegiatan Mahasiswa.
3. Pemilu Raya KM-ITB dan Pemilu Anggota Kongres KM-ITB diselenggarakan
oleh Ketua-ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan.
BAB XVII
PENUTUP
Pasal 96 :
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga KM-ITB akan diatur dalam ketetapan dan keputusan Kongres KM-ITB.
2. Dengan ditetapkannya Anggaran Rumah Tangga KM-ITB ini, maka
Anggaran Rumah Tangga KM-ITB sebelumnya dinyatakan tidak berlaku.
Disahkan oleh Kongres KM-ITB Bandung Tanggal 9 Februari 2013
Jam 07.07 WIB
Halaman 19 dari 28
PENJELASAN
ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA
KELUARGA MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
ANGGARAN DASAR KM-ITB
MUKADDIMAH
Sudah Jelas.
BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 1 : Sudah Jelas.
Pasal 2 : KM-ITB ini merupakan revisi dan kelanjutan dari KM-ITB yang didirikan pada tanggal 29
bulan November tahun 1960 di Institut Teknologi Bandung.
Pasal 3 : KM-ITB berkedudukan di seluruh kampus ITB.
BAB II ASAS DAN SIFAT
Pasal 4 : Sudah Jelas.
Pasal 5 :
1. Mandiri, artinya organisasi kemahasiswaan memiliki hak dan kewenangan penuh untuk
menentukan aktivitas dan kelangsungan hidupnya. Batas hak dan kewenangan itu
terletak pada persinggungan dengan hak lembaga/institusi lain di luar organisasi
kemahasiswaan. Oleh karena itu pola hubungan antara organisasi kemahasiswaan
dengan lembaga/institusi lain bukanlah merupakan pola superordinat-subordinat atau
subyek-obyek. Pola hubungan yang dikembangkan dengan institusi lain adalah pola
hubungan kerja sama dalam suasana saling menghormati dan saling bertanggung jawab
dengan dilandasi oleh aturan-aturan hukum maupun moral yang telah disepakati
bersama.
2. Kekeluargaan, artinya sistem dan mekanisme yang dikembangkan dalam pola hubungan
internal antar elemen dalam organisasi kemahasiswaan maupun pola hubungan
eksternal dengan institusi lain di luar organisasi mahasiswa dilaksanakan dalam suasana
dan semangat yang bersifat kekeluargaan.
3. Adil, artinya sistem dan mekanisme yang diberlakukan dalam kehidupan
kemahasiswaan menjamin seluruh elemen dalam organisasi kemahasiswaan untuk
memiliki hak, wewenang, dan kewajiban yang seimbang dan proporsional sesuai dengan
perannya. Setiap elemen memiliki kesempatan dan kebebasan yang sama untuk
mempergunakan haknya. Dalam konteks kontrol kebijakan organisasi, kesempatan, dan
kebebasan untuk mempergunakan haknya ini diartikan dalam bentuk dibuka dan
dihidupkannya ruang bagi oposisi dalam organisasi.
4. Aspiratif dan partisipatif, artinya sistem yang berkembang menempatkan naiknya
aspirasi dan semaraknya partisipasi dari bawah sebagai target utama, sehingga akan
tercipta dinamisasi dunia kemahasiswaan yang kokoh di tingkat bawah. Sistem akan
menjamin berlangsungnya proses pembelajaran, pencerdasan, dan pemberdayaan
seluruh elemen organisasi di setiap lini.
5. Representatif, artinya sistem yang dipergunakan dalam mekanisme pengambilan
keputusan dan tindakan badan kelengkapan organisasi betul-betul merupakan
Halaman 20 dari 28
perwujudan atau representasi dari keinginan seluruh mahasiswa di tingkatnya masingmasing. Artinya, kebijakan dan sistem perwakilan yang dipergunakan mencakup
seluruh unsur secara proporsional.
6. Efektif dan efisien, artinya struktur, mekanisme, dan fungsi berbagai elemen yang
dibentuk dalam organisasi dapat berjalan secara efektif dan efisien. Birokratisasi,
dualisme fungsi, dan tumpang-tindihnya peran antar badan kelengkapan tidak
dimungkinkan terjadi.
7. Transparan artinya sistem yang dipergunakan dalam mekanisme organisasi harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka. Mekanisme-mekanisme pengambilan
keputusan harus terbuka dan dapat diketahui oleh publik.
BAB III TUJUAN
Pasal 6 : Sudah Jelas.
BAB IV BASIS ORGANISASI
Pasal 7 : Basis keterwakilan. Landasan gerak KM ITB berdasarkan aspirasi Himpunan Mahasiswa
Jurusan.
BAB V KEANGGOTAAN
Pasal 8 : Sudah Jelas.
Pasal 9 : Keanggotaan KM-ITB terdiri dari anggota biasa yang terdiri dari beberapa jenjang dan
anggota kehormatan.
BAB VI KEDAULATAN
Pasal 10 : Sudah Jelas.
BAB VII KELENGKAPAN ORGANISASI
Pasal 11 : Kongres KM-ITB merupakan badan perwakilan Himpunan Mahasiswa Jurusan yang
menjalankan fungsi legislasi dan fungsi pengawasan di dalam sistem KM-ITB. Fungsi legislasi
adalah fungsi untuk membentuk peraturan dan perundangan-undangan yang diwujudkan
dalam bentuk pembahasan dan perubahan Konsepsi KM-ITB, AD/ART KM-ITB, pembuatan
Ketetapan Kongres KM-ITB, Garis Besar Haluan Program KM-ITB, Arahan Kerja MWA Wakil
Mahasiswa, dan Arahan Kerja Tim Beasiswa KM-ITB. Fungsi legislasi dijalankan dengan
mekanisme sidang yang meliputi sidang istimewa, sidang paripurna, sidang komisi, dan
sidang darurat.
Pasal 12 : Sudah Jelas.
Pasal 13 : Himpunan Mahasiswa Jurusan yang disebutkan merupakan himpunan yang melingkupi lebih
dari satu jurusan atau berada pada tingkat fakultas/sekolah, sehingga mendapatkan
pengecualian.
Pasal 14 : Sudah Jelas.
Pasal 15 : Sistem kontrol Tim Beasiswa KM-ITB berbeda daripada sistem kontrol ke Kabinet KM-ITB
dan MWA Wakil Mahasiswa. Sistem kontrol ini menghargai aspek historis Tim Beasiswa KMITB yaitu independensi, bersifat sosial dan tidak politis.
Pasal 16 : Sudah Jelas.
Pasal 17 : Sudah Jelas.
Halaman 21 dari 28
Halaman 22 dari 28
Pasal 4 : Badan Kelengkapan terdiri dari Kabinet KM-ITB, MWA Wakil Mahasiswa, Tim Beasiswa KMITB, Himpunan Mahasiswa Jurusan, dan Unit Kegiatan Mahasiswa sesuai proporsi masing
masing dalam pemenuhan RUK.
Pasal 5 : 1. Sudah Jelas, 2. Sudah Jelas, 3. Sudah Jelas, 4. Mengawasi dalam artian turut serta aktif
dalam memberikan masukan dan kritik terhadap keberjalanan KM-ITB melalui aspirasi ke
Kongres KM-ITB atau caracara lainnya yang tidak bertentangan dengan aturan yang
berlaku di KM-ITB.
Pasal 6 : 1. Sudah Jelas, 2. Sudah Jelas, 3. Sudah Jelas, 4. Sudah Jelas, 5 & 6. Pengecualian untuk
yang berkuliah selama 3 tahun dapat memilih dan dipilih setelah genap satu tahun menjadi
anggota KM-ITB, 7. Sudah Jelas.
Pasal 7 : Sudah Jelas.
Pasal 8 : 1. Sudah Jelas, 2.Sudah Jelas, 3. Sudah Jelas, 4.Sudah Jelas.
Halaman 23 dari 28
Halaman 24 dari 28
Pasal 44 : Sumber daya termasuk sumber daya manusia, material, dan dana, yang disesuaikan dengan
kebutuhan dari program terpusat yang disetujui.
Pasal 45 : 1, 2, 3. Pencabutan keanggotaan KM-ITB oleh Kabinet KM-ITB dianggap sah setelah melalui
pertimbangan khusus di Kongres KM-ITB dan berkaitan dengan pelanggaran hak dan
kewajiban anggota KM-ITB.
Pasal 46 : Kabinet KM-ITB hanya diperkenankan menyusun program kerja yang meliputi program
stimulasi dan dinamisasi massa grassroot, program-program rutin yang merupakan
kebutuhan seluruh mahasiswa, dan program yang membutuhkan penyikapan cepat.
Pasal 47 : Laporan kerja yang dimaksud adalah laporan mengenai proses kegiatan. Laporan kinerja
yang dimaksud adalah laporan pencapaian dari kerja Kabinet KM-ITB.
Pasal 48 : 1. Sudah Jelas, 2. Sudah Jelas, 3. Sudah Jelas, 4. Sudah Jelas, 5. Sudah Jelas, 6. Sudah
Jelas.
Pasal 49 : Konsultatif berarti Kabinet KM-ITB mengembangkan sikap dialogis atau sifat terbuka dan
komunikatif terhadap elemen KM-ITB lain. Koordinatif berarti Kabinet KM-ITB mampu
mengoordinasikan elemen KM-ITB agar sinergis dan tidak bertentangan baik kegiatan
terpusat maupun kegiatan lembaga itu sendiri.
Pasal 50 : 1. Sudah Jelas, 2. Sudah Jelas, 3. Sudah Jelas, 4. Sudah Jelas, 5. Sudah Jelas.
Pasal 51 : Sudah Jelas.
Pasal 52 : Sudah Jelas.
Halaman 25 dari 28
Pasal 62 : 1. Yang dimaksud dengan koordinasi di sini adalah dalam bentuk pembagian wilayah kerja.
Untuk penanganan aspirasi diotonomikan kepada masing-masing forum rumpun unit, 2.
Sudah Jelas, 3. Sudah Jelas, 4. Sudah Jelas, 5. Sudah Jelas, 6. Sudah Jelas.
BAB X MWA WAKIL MAHASISWA DAN TIM MWA WAKIL MAHASISWA KM-ITB
Pasal 74 : 1. Sudah Jelas, 2. Sudah Jelas.
Pasal 75 : 1. Sudah Jelas, 2. Sudah Jelas, 3. Sudah Jelas, 4. Sudah Jelas, 5. Sudah Jelas, 6. Sudah
Jelas.
Pasal 76 : 1. Sudah Jelas, 2. Sudah Jelas.
Pasal 77 : 1. Sudah Jelas, 2. Sudah Jelas, 3. Sudah Jelas, 4. Sudah Jelas, 5. Sudah Jelas, 6. Sudah
Jelas.
Pasal 78 : Sudah Jelas.
Pasal 79 : Sudah Jelas.
Halaman 26 dari 28
BAB XI KEUANGAN
Pasal 80 : 1. Sudah Jelas, 2. Sudah Jelas, 3. Sudah Jelas.
Pasal 81 : 1. Sudah Jelas, 2. Sudah Jelas, 3. Sudah Jelas.
Pasal 82 : 1. Sudah Jelas, 2. Sudah Jelas.
Pasal 83 : 1. Sudah Jelas, 2. Sudah Jelas.
Pasal 84 : 1. Sudah Jelas, 2. Sudah Jelas, 3. Sudah Jelas.
BAB XV PERUBAHAN KONSEPSI, ANGGARAN DASAR, ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN LANDASAN
KEMAHASISWAAN KM-ITB
Pasal 94 : 1. Aturan-aturan tersebut harus dipenuhi agar perubahan Konsepsi, Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, dan Landasan Kemahasiswaan KM-ITB dianggap sah. Jika
menggunakan konvensi atau aturan-aturan lain maka perubahan Konsepsi, AD/ART, dan
Landasan Kemahasiswaan KM-ITB tidak sah. Yang dimaksud landasan kemahasiswaan
adalah dasar-dasar kemahasiswaan KM-ITB (misal : Rancangan Umum Kaderisasi (RUK)),
2. Sudah Jelas.
Halaman 27 dari 28
Halaman 28 dari 28