Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KELAS 1-2-3 DI BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM RSUP DR. MOH. HOESIN
PALEMBANG TAHUN 2010
Adin Prasetyo Adi1, Yuwono2, Ella Amalia3
1. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Palembang
2. Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Palembang
3. Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Palembang
Jl. Dr. Muh. Ali Kompleks RSMH Palembang Madang Sekip, Palembang, 30126, Indonesia
E-mail: noorilmi.adin@yahoo.co.id
ABSTRAK
Infeksi nosokomial atau Infeksi terkait rumah sakit (Hospital Associated-Infection) dipengaruhi oleh banyak hal,
salah satunya dari fasilitas ruang rawat inap yang disediakan rumah sakit. Jenis pelayanan dan fasilitas ruang rawat
inap yang disediakan rumah sakit sendiri berbeda mulai dari kelas 3, kelas 2, kelas 1 sampai dengan ruangan VVIP.
Ruang rawat inap yang tidak baik dapat mempermudah terjadinya infeksi nosokomial. Hasil studi deskriptif
Suwarni di rumah sakit di Yogyakarta menunjukkan bahwa angka kuman lantai pada ruang perawatan yang buruk
mempunyai hubungan bermakna dengan infeksi nosokomial. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan angka
kejadian infeksi nosokomial di ruang rawat inap kelas 1-2-3 di Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Moh.
Hoesin Palembang tahun 2010. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif studi kasus dengan
menggunakan data sekunder. Data diambil dari Pusat Data Rekam Medik pasien rawat inap RSUP. Moh. Hoesin
Palembang. Sampel penelitian adalah data pasien rawat inap di Bagian Ilmu Penyakit Dalam kelas 1-2-3 yang
secara administrasi terdaftar dan dirawat inap mulai dari Januari sampai Desember 2010. Penelitian ini
menunjukkan angka kejadian infeksi nosokomial pada ruang rawat inap pasien di Bagian Ilmu Penyakit Dalam
RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang tahun 2010 sebesar 9,1% yang seluruhnya adalah pasien di ruang rawat kelas 2.
Kemungkinan ini dipengaruhi oleh kondisi ruang rawat, virulensi mikroba patogen dan perilaku pasien maupun
petugas yang tidak sesuai dengan kewaspadaan dini terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial paling banyak
ditemukan pada ruang rawat inap kelas 2 di Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang.
1. Pendahuluan
Infeksi
adalah
invasi
dan
pembiakan
mikroorganisme pada jaringan tubuh, terutama
yang menyebabkan cedera seluler1. Penyakit
yang disebabkan oleh infeksi ini masih menjadi
sorotan besar di Indonesia.
Penyakit infeksi mempunyai angka mortilitas
dan morbiditas yang cukup tinggi di dunia. Pada
laporan profil kesehatan tahun 2008 yang
dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, kematian pasien karena
infeksi menempati urutan ke 2 dari 10 penyebab
kematian terbanyak di rumah sakit2. Sepuluh
penyakit terbesar yang ada dalam data dinas
kesehatan kota Palembang pada bulan JanuariApril 2010 menunjukkan 6 di antaranya
dikategorikan dalam penyakit infeksi3.
Pajanan agen penyebab infeksi dapat ditemukan
di mana-mana. Faktor lingkungan di sekitar kita
juga sangat berperan penting dalam terjadinya
pajanan agen-agen penginfeksi. Lingkungan
yang paling banyak terdapat berbagai macam
agen infeksi adalah rumah sakit, karena di
sanalah tempat semua orang dengan segala
macam penyakit diobati dan paling banyak
berbagai jenis patogen4.
Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit
dan menunjukkan tanda infeksi yang kurang dari
72 jam, menunjukkan bahwa masa inkubasi
penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk.
Sedangkan infeksi yang baru menunjukkan
gejala setelah 72 jam -setelah pasien dirawat di
rumah sakit- dinamakan infeksi nosokomial.
Dengan kata lain infeksi nosokomial adalah
infeksi yang didapat seorang penderita yang
sedang menjalani perawatan di rumah sakit5.
Di rumah sakit, prosedur tetap untuk semua jenis
penyakit sudah ditentukan dan pelaksanaannya
kepada semua pasien adalah sama. Tetapi ada
berbagai macam pelayanan dan fasilitas yang
disediakan pihak rumah sakit dengan kelas yang
berbeda.
Namun perbedaan yang sangat kontras terlihat
pada kondisi ruang rawat inap pasien itu sendiri.
Ruang rawat inap pasien kelas 1 tidak sama
dengan ruang rawat inap pasien kelas 2 dan
ruang rawat inap pasien kelas 2 tidak sama
2. Metode Penelitian
Penelitian
ini
merupakan
penelitian
observasional deskriptif studi kasus dengan
menggunakan data sekunder, dengan melihat
seluruh data pasien rawat inap yang berada di
bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Moh.
Hoesin Palembang yang tercatat dalam laporan
rekam medis selama tahun 2010.
3. Hasil
Infeksi nosokomial berdasarkan umur
Untuk
mengetahui
distribusi
infeksi
nosokomial/HAI
(Healtcare-Associated
Infection) berdasarkan kategori umur dapat
dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Distribusi infeksi nosokomial/HAI
(Healtcare-Associated Infection) berdasarkan
kategori umur di bagian Ilmu Penyakit Dalam
RSUP Dr. Moh. Husin Palembang tahun 2010
Umur
(Tahun)
Infeksi nosokomial
Total
20-29
Negatif
n
%
2
20
Positif
n
%
0
0
n
2
%
18,2
30-39
40-49
50
100
54,5
50-59
10
9,1
60-69
10
9,1
70-79
10
9,1
Total
10
100
100
11
100
Infeksi nosokomial
Total
Negatif
n
%
7
70
Positif
n %
1 100
n
8
%
72,7
Laki-laki
30
27,3
Total
10
100
1 100
11
100
Perempuan
Infeksi nosokomial
Total
Negatif
n
%
3
30
Positif
n %
0 0
n
3
%
27,3
Cystitis
Unspesified
ISK
60
1 100
63,6
10
9,1
Total
10
100
1 100
11
100
Cystitis
Infeksi nosokomial
Total
Negatif
n
%
1
10
Positif
n
%
0
0
n
1
%
9,1
20
100
27,3
70
63,6
Total
10
100
100
11
100
Infeksi nosokomial
Total
0-1
Negatif
n
%
5
50
Positif
n
%
1 100
n
6
%
54,5
1-2
30
27,3
2-3
10
9,1
3-4
4-5
10
9,1
Total
10
100
100
11
100
4. Pembahasan
Dalam pengumpulan data rekam medik yang
diambil dari instalasi rekam medik RSUP Moh.
Hosein Palembang, penulis mengacu kepada
jenis penyakit yang diderita pasien, yaitu Infeksi
Luka Operasi, Infeksi Luka tusukan jarum infus,
Pneumonia yang terkait Ventilator, Infeksi
Saluran Kemih dan Ulkus Dekubitus. Dari
kelima jenis penyakit ini, penulis hanya
menemukan data rekam medik dengan jenis
penyakit Infeksi Saluran Kemih dengan
diagnosis, yaitu Cystitis, Cystitis Unspesified
dan Infeksi Saluran Kemih-Site non spesified.
Jumlah sampel yang diperoleh melalui data
rekam medik untuk penyakit Infeksi Saluran
Kemih sebesar 60 data rekam medik sedangkan
jumlah sampel yang masuk dalam kriteria inklusi
berjumlah 23 data rekam medik.
Infeksi nosokomial berdasarkan umur
Umur merupakan salah satu faktor resiko yang
mempengaruhi
sistem
kekebalan
tubuh
seseorang. Tingkat kekuatannya pun bervariasi
berdasarkan umur. Umur yang ekstrim (balita
atau orang tua) lebih rentan terkena penyakit
yang dikarenakan oleh sistem imun tubuh yang
belum sempurna (pada bayi/balita) atau menurun
akibat penuaan dari pada seseorang yang dewasa
dengan sistem kekebalan tubuh yang sudah
sempurna dan masih berfungsi dengan baik.
Teori sistem imun mengemukakan bahwa
kemampuan
sistem
imun
mengalami
kemunduran
pada
masa
penuaan
dan
mengakibatkan terjadinya peningkatan infeksi,
penyakit autoimun, dan kanker. Terdapat juga
perubahan yang progresif dalam kemampuan
tubuh
untuk
berespon
secara
adaptif
(Homeostasis), seiring dengan pengunduran
fungsi dan penurunan kapasitas untuk
beradaptasi terhadap stres biologis dehidrasi,
hipotermi, dan proses penyakit akut dan kronik.
Faktor predisposisi lain berupa kekurangan
asupan gizi khusus pada kelompok umur
tertentu, pola hidup tidak sehat, kelelahan fisik
dan tekanan psikologis akibat pekerjaan (pada
kelompok umur usia produktif), maka tubuh
seseorang itu akan mengalami fase penurunan
5. Kesimpulan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan angka
kejadian infeksi nosokomial pada ruang rawat
inap pasien di bagian Ilmu Penyakit Dalam
RSUP Dr. Moh. Husin Palembang tahun 2010
sebesar 9,1% yang terjadi di ruang rawat kelas 2
dari seluruh pasien yang dirawat pasien di bagian
Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Moh. Husin
Palembang.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah
kemungkinan adanya penyebab lain yang
mempengaruhi infeksi nosokomial selain sanitasi
buruk; virulensi mikroba patogen dan human
error baik dari petugas maupun pasien sendiri.
Daftar Acuan
1. Novak, Patricia D. 1998. Kamus Saku
Kedokteran Dorland Edisi 25. Terjemahan
oleh: Poppy Kumala, dkk EGC, Jakarta,
Indonesia. Hal. 555.
2. Ahmad, S. 2009. Profil Kesehatan Indonesia
2008. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta, Indonesia. Hal. 49
3. Gema, A. 2010. Data Dasar Kesehatan Kota
Palembang 2010. Dinas Kesehatan Kota
Palembang, Palembang, Indonesia.
4. Darmadi,
2008.
Infeksi
Nosokomial:
Problematika
dan
Pengendaliannya.
Salemba Medika, Jakarta, Indonesia. Hal. 32
5. Wahyudhy, H. U. 2006. Infeksi Nosokomial.
21
Desember
2006.
(http://klikharry.wordpress.com/2006/12/21/i
BIODATA PENULIS
PENULIS I
Nama
NIM
: 54081001096
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Nomor Telepon
: 082183456432
: noorilmi.adin@yahoo.co.id
Alamat
: Jl. Manunggal II no. 2116 2116 Rt/Rw: 37/13 Kel. 30 Ilir Kec. Ilir 2
Palembang
PENULIS II
Nama
NIP
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Departemen
Nomor Telepon
: 082380086897
PENULIS III
Nama
NIP
Jenis Kelamin
: Perempuan
Departemen
Nomor Telepon
: 081367067284