Вы находитесь на странице: 1из 4

Cara Pandang Seorang Muslim (1)

Dunia Islam bergejolak. Berbagai perubahan mulai tampak. Mesir dengan pergantian pemimpin
dengan pimpinan yang lebih layak. Libya juga menjaga persatuan yang mulai terkoyak. Di
selatan
Arabia
ada
Yaman
yang
semula
juga
bergolak.
Cara pandang kita dalam menyikapi kejadian dan pergolakan ini penting, demi menjaga pola
sikap dan pola tindak kita pada kedudukan yang benar-benar pas dengan nilai Islam dan
Kehendak Allah dan rasulNya. Cara pandang ini penting agar kita tidak terseret arus informasi,
globalisasi, dan transformasi, yang sangat deras diusung oleh Barat, Amerika Serikat dan segala
macam
kepentingannya.
Cara pandang Qur'ani, inilah cara pandang yang paling baik, dan paling pas yang sangat cocok
untuk orang-orang muslim, dalam menyikapi negeri-negeri muslim. Hal inilah tujuannya Allah
menurunkan kitabnya, agar manusia berpedoman pada nilai-nilai ketuhanan. Cara pandang
ketuhanan, yaitu cara pandang yang benar, yang berasal dari sang maha pencipta. Agar cara
pandang ini dimiliki oleh manusia maka diutuslah rasul agar mengerti bagaimana seharusnya
menilai sesuai dengan ukuran ketuhanan, agar manusia bisa bersikap seperti sikap yang benar,
dan agar manusia dapat bertindak dengan tindakan yang benar.

Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunah Allah; karena itu berjalanlah kamu di
muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasulrasul).(Al Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran
bagi orang-orang yang bertakwa.(QS Ali Imran ayat 137-138)

Demikianlah agar kita mengerti bagaimana cara pandang kita yang benar, berdiri pada titik tolak
yang benar, memandang dari sisi yang benar dan melihat dengan cara yang benar.
Dari cara pandang ini didapat kesatuan pandangan, kesatuan pendapat, dan kesatuan tindakan
yang benar. Tidak ada perselisihan lagi antara manusia. Walau manusia berbeda-beda latar
belakang dan suku. Berbeda-beda tingkat pendidikan dan kecerdasan. berbeda-beda ekonomi dan
kekayaan. Tetapi dasarnya manusia, makhluk tuhan, dengan cara pandang dan ukuran nilai
ketuhanan manusia dapat bersatu, jika mereka mau mengikuti petunjuk wahyu.

Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka
senantiasa berselisih pendapat.Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan
untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan:
sesungguhnya Aku akan memenuhi Neraka Jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka)
semuanya.(QS Hud ayat 118-119)

Bagi yang mengikuti petunjuk tersebut, maka merekalah yang dikatakan ummat terbaik, yang
tidak
sama
dengan
manusia
pada
umumnya.
Apakah kaum muslimin sekarang memiliki pandangan dan sikap yang spesifik, yang berbeda
dari bangsa-bangsa lain? Ataukah kaum muslimin jadi umat yang berpecah belah dengan cara
pandangnya masing-masing dan mengikuti arus informasi sampah yang penuh tipu daya dan
propaganda? Atau mengikuti salah satu arus pemikiran yang sangat kuat, cara pandang asing
yang
sarat
dengan
kepentingan
kekuatan
dan
propaganda
asing?
Kenyataan bahwa kaum muslimin saat ini malah saling berdebat sesamanya bukan karena
memiliki pandangan dan pemikiran yang khas. Tetapi karena berbeda-beda dalam berbagai sudut
pandang dan cara pandang. Akibatnya kaum muslimin kehilangan jati diri dan kepribadiannya
yang seharusnya dimiliki dengan cara dan pandangan yang khas. Dan menjadi kehilangan
karakter sebagai ummat yang terbaik yang berbeda dengan manusia pada umumnya.
Kaum Muslimin seharusnya berbeda karena memiliki titik tolak dan tingkat kedudukan yang
berbeda.
1.

(titik
tolak)
yang
Berada pada jalur, rel, yang benar, yaitu Islam. Allah berfirman:

berbeda

Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus,
(yaitu) agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah
termasuk orang-orang yang musyrik".(QS Al-An'aam ayat 161)

Bukan pada jalur yang diluar yang dikehendaki Allah, sebagai mana Allah perintahkan:

Katakanlah: "Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah


selain Allah". Katakanlah: "Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh
tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku termasuk orang-orang
yang mendapat petunjuk".(QS: Al An'aam ayat 56)

Hanya pada jalur yang benarlah, seseorang menjadi beruntung:

Katakanlah: "Hanya Allah saja Yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan) agamaku". Maka sembahlah olehmu (hai orang-orang
musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia. Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang

yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada
hari kiamat". Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.(QS Az Zumar ayat
14-15)

2.

(tingkat
kedudukan)
yang
Berkedudukan sebagai ummat terbaik yang ada ditengah-tengah manusia:

berbeda

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.(QS: Ali Imran
ayat 110)

(tujuan
umum)
kaum
Muslimin
Hadaf ummat muslimin adalah menjadi ummat yang menegakkan keadilan dan menjadi saksi
atas perbuatan manusia dan Nabi Muhammad saw menjadi saksi terhadap ummat Islam. Sesuai
firman Allah swt:

Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan
agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi
atas (perbuatan) kamu. (QS Al Baqoroh ayat 143)

), maka harus mempunyai pandangan yang spesifik, terhadap peristiwa


yang terjadi dimuka bumi ini. Selain itu ia juga harus mempunyai sikap pandangannya sendiri
yang spesifik pula baik secara dasar pandangan maupun posisi pandangannya. Yaitu sudut
pandang Qur'ani, sudut pandang wahyu ilahiyah, yaitu pandangan yang dianjurkan dan yang
diridhoi oleh Allah swt. Bukan pandangan-pandangan lain, dari ideologi-ideologi lain buatan
manusia yang menyesatkan, dan tidak diridhoi Allah swt. Bahkan Fir'aun merasa dirinya baik
dan benar:

(Musa berkata): "Hai kaumku, untukmulah kerajaan pada hari ini dengan berkuasa di muka
bumi. Siapakah yang akan menolong kita dari azab Allah jika azab itu menimpa kita!" Firaun
berkata: "Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik; dan aku
tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar".

Setiap orang dapat saja beranggapan baik dan benar, mengaku dirinya benar, dan menyatakan
pada seseorang telah mengatakan yang baik, tetapi baik menurut ukuran siapa yang dapat kita

jadikan

patokan?

Orang biasa pada umumnya merasa tidak perlu untuk berpikir tentang apa, bagaimana, dan
mengapa kejadian-kejadian sekeliling mereka terjadi. Mereka hanya memikirkan batasan hidup
yang sempit. Berpikir kehidupan ini hanya sebagian-sebagian, tanpa mau memikirkan hakekat
kehidupan yang lebih luas lagi, ini bukan cara pandang orang muslim. Orang muslim harus
memandang kehidupan ini secara utuh, hubungan manusia dengan tuhannya, hubungan manusia
dengan manusia lainnya, sehingga tercipta harmoni dan pemahaman terhadap kehidupan ini
secara utuh, dan seimbang. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan memahami Islam sebagai titik
tolak berpikir (
.
(Bersambung)

Вам также может понравиться