Вы находитесь на странице: 1из 12

PENDAHULUAN

Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata, biasanya


disebabkan oleh stafilokokus atau streptokokus. Hordeolum adalah kelainan pada
kelopak mata yang cukup sering ditemukan di masyarakat. Dapat terjadi pada semua
umur, terutama pada usia dewasa dan lebih jarang pada anak-anak.1-3
Dikenal bentuk hordeolum internum dan eksternum. Hordeolum eksternum
merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss dan Moll. Hordeolum eksternum akan
menunjukan penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak. Pada hordeolum eksternum
nanah dapat keluar dari pangkal rambut. Hordeolum internum merupakan infeksi
kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus. Hordeolum internum memberikan
pononjolan terutama ke daerah konjungtiva tarsal. Hordeolum internum biasanya
berukuran lebih besar dibandingkan hordeolum eksternum. 4
Pengobatan hordeolum bisa berupa tindakan konservatif maupun operatif.
Tindakan konservatif dapat diberikan berupa kompres hangat 3 kali sehari selama 10
menit, untuk mempercepat peradangan kelenjar. Sedangkan untuk medikamentosa
dapat diberikan antiinflamasi topikal dan antibiotik topikal maupun antibiotik
sistemik. Tindakan operatif dilakukan bila 48 jam setelah diberikan terapi konservatif
tidak terdapat perbaikan. Operasi dilakukan dengan anestesi lokal, berupa tindakan
insisi untuk mengeluarkan nanah.5

Penyulit yang dapat terjadi biasanya pada hordeolum yang besar sehingga
terjadi selulitis dari pelpebra atau orbita. Selain itu lesi yang besar juga dapat
mengakibatkan penurunan penglihatan akibat penonjolan yang menutupi bagian
tengah kornea.6
Prognosis umumnya baik, karena proses peradangan pada hordeolum bisa
mengalami penyembuhan dengan sendirinya, asalkan kebersihan daerah mata tetap
dijaga dan dilakukan kompres hangat pada mata yang sakit serta terapi yang sesuai.7
Kasus ini diambil karena seharusnya penyakit ini tidak akan terjadi jika
penderita bisa merawat mata dengan cara menjaga kebersihan mata.

LAPORAN KASUS

Seorang penderita laki-laki, umur 51 tahun, pekerjaan buruh, alamat Bahu


lingk.I, agama Kristen Protestan, suku Minahasa, datang ke poliklinik mata RSUP
Prof.Dr.R.D.Kandou pada tanggal 8 Oktober 2009 dengan keluhan utama benjolan
pada kelopak mata kiri.

Anamnesis
Benjolan pada kelopak mata atas pada mata kiri dialami sejak 4 hari yang lalu.
Awalnya berupa benjolan kecil kemerahan kemudian semakin lama semakin besar
sehingga kelopak mata atas pada mata kiri menjadi merah dan bengkak. Benjolan
disertai rasa sakit, terutama bila benjolan tersentuh, rasa gatal, nanah (+), penglihatan
kabur (-). Riwayat trauma disangkal oleh penderita. Riwayat sakit mata yang seperti
ini disangkal oleh penderita. Riwayat penyakit keluarga hanya penderita yang sakit
seperti ini.

Pemeriksaan Fisik
Pada pemerikasaan fisik status generalis didapatkan keadaan umum cukup,
kesadaran kompos mentis, dengan tanda-tanda vital tensi 120/80 mmHg, nadi 84
kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu badan 36,6 oC, jantung dan paru tidak ada
kelainan, abdomen datar, lemas, peristaltik normal, ekstremitas hangat. Dari status

psikiatrik penderita bersikap kooperatif, ekspresi wajar dan respon baik. Pemeriksaan
neurologis, kekuatan otot normal, refleks fisiologis normal, refleks patologis tidak
ada.
Pemeriksaan Khusus

Pada pemeriksaan obyektif, visus okuli dekstra dan sinistra 6/6.

Pada inspeksi didapatkan :


-

Pada okulus dekstra hiperemi palpebra tidak ada, edema tidak ada, benjolan
tidak ada, injeksi konjungtiva tidak ada, kornea jernih, bilik mata depan
normal, iris normal, pupil bulat refleks cahaya positif, lensa jernih.

Pada okulus sinistra didapatkan adanya hiperemi palpebra superior, ada


edema, ada benjolan berukuran 4mm x 3mm x 2mm pada palpebra superior
bagian lateral yang menonjol ke arah kulit, ada injeksi konjungtiva, ditemukan
adanya supurasi, sklera normal, kornea jernih, bilik mata depan normal, iris
normal, pupil bulat, refleks cahaya positif, lensa jernih.

Pada palpasi didapatkan:


-

Pada okulus dekstra tidak ada nyeri tekan dan benjolan .

Pada okulus sinistra didapatkan adanya nyeri tekan, dan ada benjolan yang
menonjol kearah kulit, mobil dan ada fluktuasi. Pada funduskopi okuli dekstra
dan sinistra didapatkan refleks fundus positif uniform, pada makula refleks
fovea positif, papil batas tegas, warna normal, tidak ada perdarahan, tidak ada
eksudat.

Diagnosis : Hordeolum Eksternum Palpebra Superior Okulus Sinistra


Diagnosis Banding : Kalazion
Terapi

:
- Kompres hangat 10 - 15 menit, 3 kali sehari
- Antibiotik oral (Linkomicin) 500 mg 3 kali sehari
- Antiinflamasi 3 x 1 tab
- Antibiotik Topikal 1 x app

Anjuran :
- Hindari terlalu banyak menyentuh daerah yang sakit
- Menjaga kebersihan daerah mata
- Kontrol poliklinik mata
Prognosis :
Dubia ad Bonam
Resume
Seorang penderita laki-laki, 21 tahun datang ke poliklinik mata RSUP
Prof.dr.R.D.Kandou tanggal 8 oktober 2009 dengan keluhan utama benjolan pada
kelopak mata kiri sejak 4 hari yang lalu, disertai rasa nyeri terutama bila tersentuh
dan rasa gatal. Pemeriksaan fisik pada kelopak mata kiri di temukan benjolan ukuran
2mm x 1mm x 1mm di palpebra superior bagian lateral, hiperemi (+), menonjol ke
arah kulit, nyeri tekan (+), mobile, supurasi (+). Pada pemeriksaan fisik status

generalis dalam batas normal, pemeriksaan khusus pada pemeriksaan obyektif, visus
okuli dekstra dan sinistra 6/6, pada inspeksi okulus sinistra didapatkan adanya
hiperemi palpebra superior, ada edema, ada benjolan berukuran 4mm x 3mm x 2mm
bagian lateral yang menonjol ke arah kulit, ada injeksi konjungtiva, ditemukan
adanya supurasi pada okulus dekstra dalam batas normal pada palpasi okulus sinistra
didapatkan adanya nyeri tekan, dan ada benjolan yang menonjol kearah kulit, mobil
dan ada fluktuasi sedangkan pada palpasi okulus dextra dalam batas normal.
Diagnosis Hordeolum Eksternum Palpebra Superior Okulus Sinistra dengan diagnosis
banding Kalazion pada pasien ini di terapi dengan kompres hangat 10 15 menit 3
kali sehari, Antibiotik oral (Linkomicin) 500 mg 3 kali sehari, Antiinflamasi 3 x 1
tab, Antibiotik Topikal 1 x app, anjuran untuk pasien ini hindari terlalu banyak
menyentuh daerah yang sakit, menjaga kebersihan daerah mata, kontrol poliklinik
mata dan prognosis untuk pasien ini yaitu dubia ad bonam.

DISKUSI

Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar di tepi atau


dibawah kelopak mata. Biasanya hordeolum ini berisi nanah. Bila bertambah besar,
akan menyebabkan sulit untuk melihat jelas, karena tidak dapat membuka mata
secara optimal. Hordeolum biasanya merupakan infeksi stafilokokus pada kelenjar
sebasea kelopak. Dikenal 2 bentuk hordeolum, yaitu hordeolum internum dan
eksternum. Hordeolum eksternum merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau Moll
dengan penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak. Hordeolum internum
merupakan infeksi kelenjar Meibom dengan penonjolan terutama ke daerah
konjungtiva tarsal. Penderita hordeolum biasanya menunjukkan gejala radang pada
kelopak mata seperti bengkak, terasa mengganjal, kemerahan disertai nyeri bila
ditekan. Nyeri yang dirasakan berupa rasa terbakar, menusuk atau hanya berupa
perasaan tidak nyaman.
Pada hordeolum internum, benjolan menonjol ke arah konjungtiva dan tidak
ikut bergerak dengan pergerakan kulit, serta jarang mengalami supurasi dan tidak
memecah sendiri. Hordeolum eksternum tonjolan ke arah kulit, ikut dengan
pergerakkan kulit dan mengalami supurasi, memecah sendiri ke arah kulit.

Pengobatan hordeolum bisa berupa tindakan konservatif maupun operatif.


Tindakan konservatif dapat diberikan berupa kompres hangat 3 kali sehari selama 10
menit, untuk mempercepat peradangan kelenjar. Sedangkan untuk medikamentosa
dapat diberikan antiinflamasi topikal dan antibiotik topikal maupun antibiotik
sistemik. Tindakan operatif dilakukan bila 48 jam setelah diberikan terapi konservatif
tidak terdapat perbaikan. Operasi dilakukan dengan anestesi lokal, berupa tindakan
insisi untuk mengeluarkan nanah.
Cara insisi diberikan anastesi setempat dengan tetes mata pantokain. Untuk
lokal anastesi bisa dipakai lidokain atau prokain 2%. Kalo perlu di berikan anastesi
umum misalnya pada anak- anak atau pada orang yang takut. Pada hordeulum
internum insisi sebaiknya di lakukan pada konjungtifa tarsal, tegak lurus margo
palpebra untuk menghindari banyaknya kelenjar yang tersayat. Pada hordeulum
eksternum dimana di dapatkan fluktuasi yang menandakan adanya abses, insisi
dilakukan dari arah luar. Dalam hal ini insisi dibuat horisontal sejajar dengan margo
palpebra.
Diagnosis pada pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
oftalmologis. Dari anamnesis pada pasien ini didapatkan data berupa adanya benjolan
berukuran 4mm x 3mm x 2mm pada kelopak mata atas pada mata kiri bagian lateral.
Benjolan ini awalnya kecil berwarna kemerahan dan bengkak pada kelopak mata atas.
Benjolan ini kemudian semakin membesar dan disertai nyeri terutama bila tersentuh.
Keadaan ini sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan bahwa hordeolum awalnya
hanya berupa benjolan kecil yang berwarna kemerahan yang makin lama makin

membesar disertai nyeri bila tertekan. Benjolan ini menjadi besar dan mengalami
reaksi radang akibat infeksi kuman stafilokokus atau streptokokus pada kelenjar Zeis
atau Moll.
Dari pemeriksaan oftalmologi didapatkan adanya edema dan hiperemi pada
palpebra superior okulus sinistra yang disertai nyeri. Benjolan ukuran 2mm x 1mm x
1mm menonjol kearah kulit dan ikut bergerak dengan pergerakan kulit disertai
adanya supurasi. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa
hordeolum eksterna merupakan infeksi pada kelenjar Zeis atau Moll sehingga ia
bertumbuh kearah kulit dan ikut bergerak dengan pergerakan kulit.
Penanganan pada pasien ini yaitu dengan kompres hangat selama 10 - 15
menit sebanyak 3 kali sehari untuk mempercepat proses supurasi. Pemberian
antibiotik topikal berupa salep mata yang dioleskan 1 kali sehari pada malam hari,
untuk mengobati infeksi akibat kuman stafilokokus atau streptokokus. Pemberian
antibiotika oral (linkomisin) 3 kali sehari untuk mengobati infeksi akibat stafilokokus
atau streptokokus. Linkomisin bekerja sebagai bakteriostatik maupun bakterisid.
Menghambat sintesa protein organisme dengan mengikat subunit ribosom 50 S yang
mengakibatkan terhambatnya pembentukan ikatan peptida.8 Pemberian antiinflamasi
3 kali sehari untuk mengurangi reaksi inflamasi. Apabila dalam 48 jam dengan terapi
konservatif tidak ada perbaikan atau nanah tidak dapat keluar maka dapat dilakukan
tindakan operatif berupa insisi untuk mengeluarkan nanah. Cara insisi diberikan
anastesi setempat dengan tetes mata pantokain. Untuk lokal anastesi bisa dipakai
lidokain atau prokain 2%. Kalo perlu di berikan anastesi umum misalnya pada anak-

anak atau pada orang yang takut. Pada hordeulum eksternum dimana di dapatkan
fluktuasi yang menandakan adanya abses, insisi dilakukan dari arah luar. Dalam hal
ini insisi dibuat horisontal sejajar dengan margo palpebra.
Prognosis pada penderita ini adalah baik, karena pada kasus ini hordeolum
masih kecil sehingga proses peradangan pada hordeolum masih bisa mengalami
penyembuhan dengan sendirinya.
Pada penderita juga dianjurkan untuk menghindari terlalu banyak menyentuh
daerah yang sakit dan menjaga kebersihan daerah mata untuk mempercepat
penyembuhan penyakit dan mencegah terjadinya infeksi sekunder. Penderita
dianjurkan untuk kontrol ke poliklinik mata untuk memantau perkembangan penyakit
dan keberhasilan terapi.
PENUTUP
Demikian telah dilaporkan suatu kasus dengan diagnosis hordeolum
eksternum palpebra superior okulus sinistra yang mencakup diagnosis, pemeriksaan
oftalmologis, penanganan dan prognosisnya.

10

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas HS. Hordeolum. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta, 2004 : 92-4.

2. Alendraxis G. Hordeolum. Available from : http://www.emedicine.com/htm. Last

3. Ilyas HS. Hordeolum. Dalam : Ilmu Perawatan Mata. Sagung Seto. Jakarta,
2004 : 96-7.

4. Bessette M. Hordeolum and Stye. Available from : http://www.Emedicine.


com/htm.

5. Hordeolum. Available from : http://www.merck.com/section8/chapter94/ 94c.jsp.

6. Wijana N. Palpebra. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Cetakan kelima. Jakarta : 1989;
19-20
7. Hordeolum. Diambil dari :
http://medicastore.com/med/detail_pyk.php?idktg=16&judul=hordeolum
%20%20%20%

11

8. Linkomisin. Diambil dari : http://dechacare.com/linkomisin.html

12

Вам также может понравиться