Вы находитесь на странице: 1из 8

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN MATEMATIKA
PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA
Sekip Utara, Yogyakarta

Bahan Ajar:
BAB / POKOK BAHASAN IV

MODUL PROYEKTIF
Direncanakan Untuk Perkuliahan
Minggu ke-12, 13, dan 14

TEORI MODUL
(Semester VI/3 SKS/MMM-3207)
Oleh:
1. Dr.rer.nat. Indah Emilia Wijayanti, M.Si.
2. Prof. Dr. Sri Wahyuni, M.S.

Didanai dengan dana DIPA-UGM (BOPTN)


Tahun Anggaran 2013

November 2013

BAB 4

MODUL PROYEKTIF
4.1. Barisan Eksak
Apabila diberikan modul M atas ring R serta submodul-submodul
N1 , N2 , ..., Nn di M , maka dapat dibentuk suatu barisan yang disebut
dengan barisan eksak. Pembahasan terkait barisan eksak memiliki arti
penting pada teori modul, salah satunya pada pembahasan mengenai
modul proyektif.
Definisi 4.1.1. Diberikan modul M atas ring R, himpunan N = {Ni |
Ni submodul di M, i I}, serta homomorphisma fi dari Ni1 ke Ni
untuk setiap i I. Barisan:
fi

fi+1

fi+2

... Ni1 Ni Ni+1 Ni+2 ...


dikatakan eksak pada Ni jika dan hanya jika Im(fi ) = Ker(fi+1 ).
Lebih lanjut, barisan tersebut dikatakan barisan eksak apabila eksak
pada setiap Ni , untuk setiap i I.
Definisi 4.1.2. Diberikan modul M atas ring R, submodul N1 dan N2 di
f

M , serta homomorphisma modul f dan g. Barisan {0M } N1


g
M N2 {0M } disebut barisan pendek.
Selanjutnya, dari pengertian barisan pendek dapat diturunkan sifat
sebagai berikut.
Teorema 4.1.3. Diberikan modul M atas ring R, submodul N1 dan N2
di M , serta homomorphisma modul f dan g.
37

38
f

a). Barisan {0M } N1 M eksak di N1 jika dan hanya jika f


merupakan monomorphisma.
g

b). Barisan M N2 {0M } eksak di N2 jika dan hanya jika g


merupakan epimorphisma.
Teorema 4.1.4. Barisan pendek:
f

{0M } N1 M N2 {0M }
merupakan barisan eksak jika dan hanya jika f merupakan monomorfisma, g merupakan epimorfisma, dan Im(f ) = Ker(g). Lebih lanjut, menurut
. Teorema Utama Homomorphisma Modul diperoleh bahwa
M
N2
= Im(f ).
Contoh 4.1.5. Barisan
.
.
.
f
g
{0} Z 3Z Z 6Z Z 2Z {0}

merupakan barisan eksak pendek dengan f (a + 3Z) .= 2a + 3Z dan


g(b + 6Z) = (b mod 2) + 2Z untuk setiap a + 3Z Z 3Z dan b + 6Z
.
Z . Berdasarkan Teorema Utama Homomorfisma Modul diperoleh
6Z
.
.
bahwa Z 2Z
= Z/6Z 2Z/6Z.
Selanjutnya, berikut diberikan definisi barisan eksak terpisah (split
exact squences).
Definisi 4.1.6. Barisan eksak pendek:
f

{0M } N1 M N2 {0M }
disebut barisan eksak ter[isah apabila Im(f ) = Ker(g) merupakan
komplemen di M .

39
Contoh 4.1.7. Berdasar pada Contoh 4.1.5, diketahui bahwa:
.
Im(f ) = Ker(g) = 2Z 6Z = {0 + 6Z, 2 + 6Z, 4 + 6Z}.
Menurut Contoh 1.5.2 maka barisan eksak pendek pada Contoh 4.1.5
merupakan barisan eksak terpisah.
Misalkan diberikan iM adalah pemetaan identitas dari R-modul
M ke M . Jelas bahwa iM merupakan homomorphisma modul. Sebelum
membahas sifat selanjutnya dari barisan eksak, berikut diberikan suatu
lemma tentang pemetaan terlebih dahulu.
Lemma 4.1.8. Diberikan himpunan A dan B sebarang dan pemetaan
f : A B.
a). Jika terdapat pemetaan h : B A dengan (h f ) = iA maka h
bersifat surjektif.
b). Jika terdapat pemetaan k : B A dengan (f k) = iA maka k
bersifat injektif.
Teorema 4.1.9. Diberikan R-modul M , submodul N1 dan N2 di M ,
serta homomorphisma modul f dan g. Jika barisan pendek:
f

{0M } N1 M N2 {0M }
merupakan barisan eksak, maka ketiga pernyataan berikut ini ekuivalen:
1. Terdapat homomorphisma modul : M N1 sehingga (
f ) = iNi
2. Terdapat homomorphisma modul : N2 M sehingga (g
) = iN2
3. Barisan tersebut merupakan barisan eksak terpisah dan memenuhi:
M

= Im(f ) Ker()

= Im() Ker(g)
N1 N2
=

40
4.2. Modul Proyektif

Sebelum mendefinisikan modul proyektif, diberikan terlebih dahulu


teorema sebagai berikut.
Teorema 4.2.1. Diberikan R-modul P . Pernyataan-pernyataan berikut
ini ekuivalen:
1. Setiap barisan eksak pendek R-modul 0 M1 M
P 0 merupakan barisan eksak terpisah.
2. Terdapat R-modul P 0 sedemikian hingga P P 0 merupakan Rmodul bebas.
3. Untuk setiap R-modul N dan setiap epimorphisma R-modul :
M P , homomorphisma:
? : HomR (N, M ) HomR (N, P )
bersifat surjektif.
4. Untuk setiap epimorphisma R-modul : M N , homomorphisma:
? : HomR (P, M ) HomR (P, N )
bersifat surjektif.
Definisi 4.2.2. Jika R-modul P memenuhi salah satu pernyataan di
dalam Teorema 4.2.1, maka P disebut R-modul proyektif.
Berikut diberikan beberapa karakterisasi dari modul proyektif.
Teorema 4.2.3. Setiap R-modul bebas merupakan R-modul proyektif.
Akibat 4.2.4. Diberikan R suatu daerah integral. Jika P merupakan
R-modul proyektif, maka P merupakan R-modul bebas torsi.
Akibat 4.2.5. Suatu R-modul P merupakan R-modul proyektif yang
dibangun secara hingga jika dan hanya jika P merupakan komplemen
dari suatu R-modul bebas yang dibangun secara hingga.

41
Selanjutnya, berikut diberikan suatu sifat yang menyatakan bahwa
jumlah langsung dari tak hingga banyak R-modul proyektif merupakan
R-modul proyektif.
Proposisi 4.2.6. DiberikanL
{Pj }jJ merupakan keluarga R-modul proPj . Modul P merupakan modul proyektif
yektif dan R-modul P =
jJ

jika dan hanya jika Pj merupakan modul proyektif untuk setiap j J.


Proposisi 4.2.7. Diberikan ring komutatif R. Jika P dan Q merupakan
R-modul proyektif yang dibangun secara hingga, maka HomR (P, Q)
merupakan R-modul proyektif yang dibangun secara hingga.

4.3. Invertibel Ideal

Berikut diberikan definisi invertibel ideal.


Definisi 4.3.1. Diberikan R suatu daerah integral dan K merupakan
lapangan kuosien dari R. Ideal I di R dikatakan invertibel apabila
terdapat elemen a1 , ..., an I dan b1 , ..., bn K sedemikian hingga
memenuhi:
a). bi I R untuk setiap i {1, 2, ..., n}.
b). a1 b1 + a2 b2 + ... + an bn = 1.

Contoh 4.3.2. Diberikan R = Z[ 5] dan ideal I = h2, 1 + 5i.


Diketahui bahwa I bukan merupakan ideal utama. Akan ditunjukkan

5,
bahwa I merupakan invertibel
ideal.
Diambil
a
=
2,
a
=
1
+
1
2

b1 = 1, dan b2 = (1 5)/2, maka diperoleh a1 b1 + a2 b2 =


2+3 = 1. Kemudian, jelas bahwa a1 b1 , a2 b2 R sehingga diperoleh
b1 I R dan b2 I R. Jadi terbukti bahwa I merupakan invertibel
ideal.
Berikut diberikan suatu sifat agar ideal di dalam suatu daerah integral R membentuk suatu R-modul proyektif.

42
Teorema 4.3.3. Diberikan R suatu daerah integral dan ideal I di R.
Ideal I merupakan R-modul proyektif jika dan hanya jika I merupakan
suatu invertibel ideal.

4.4. Latihan Soal

(1). Diberikan barisan eksak pendek:


f

S1 : 0 M1 M N 0
dan

S2 : 0 N M2 M3 0
Tunjukkan bahwa:
gf

S3 : 0 M1 M M2 M3 0
merupakan barisan eksak!
(2). Diberikan N1 dan N2 merupakan submodul di R-modul M . Buktikan bahwa jika f (x) = (x, x) dan g(x, y) = x y maka barisan:
f

0 N1 N2 N1 N2 N1 + N2 0
merupakan barisan eksak!
(3). Diberikan diagram R-modul dan R-modul homomorphisma:

Tunjukkan bahwa jika diketahui P merupakan R-modul proyektif


maka pernyataan-pernyataan di bawah ini ekuivalen:

43
a). Terdapat homomorphisma R-modul g : P M sedemikian
hingga f = h g.
b). Im(f ) Im(h).
(4). Buktikan bahwa M merupakan R-modul proyektif jika dan hanya
jika untuk setiap barisan eksak pendek:
0 N0 N M M
merupakan barisan terpisah!

Вам также может понравиться