Вы находитесь на странице: 1из 9

JARINGAN PETRI

TAKE OFF DAN LANDING PESAWAT TERBANG

NAMA KELOMPOK :
SUPANDI DO2111005
RASUL HAMIDI D02109044

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014

PRINSIP DASAR KONTROL PESAWAT TERBANG

Sebuah pesawat terbang, memiliki bagian-bagian yang sangat menentukan untuk


dapat terbang, sehingga memungkinkannya untuk

bergerak dalam enam posisi derajat

kebebasan (six degree of freedom), seperti terlihat pada gambar 1.1.

Gambar 1.1. Enam derajat kebebasan pada pesawat

Untuk dapat bergerak dalam enam derajat kebebasan tersebut, pesawat

terbang

memiliki beberapa bidang kontrol gerak yang akan berpengaruh pada masing-masing derajat
kebebasan.

SISTEM KONTROL AUTOPILOT PESAWAT TERBANG


Sistem kontrol autopilot merupakan suatu sistem terintegrasi antara sistem navigasi
udara yang berbasis di darat atau satelit dengan sistem kontrol gerakan pesawat yang terdapat
di pesawat terbang. Untuk keperluan pendekatan dan pendaratan otomatis digunakan
penggandengan antara sistem navigasi Instrument Landing System (ILS) dengan sistem
kontrol gerakan pesawat.

Instrument Landing System (ILS) : adalah salah satu instrumen presisi navigasi udara
yang digunakan secara internasional sebagai fasilitas pendukung keselamatan penerbangan
yang berfungsi memandu pesawat terbang melalui sinyal gelombang frekuensi radio dalam
melakukan prosedur pendekatan dan pendaratan di suatu landasan pacu bandar udara, fasilitas
ini sangat bermanfaat bagi pilot pesawat terbang terutama saat cuaca buruk atau berkabut
yaitu kondisi visibilitas cuaca dengan jarak pandang yang terbatas. Dalam melakukan
prosedur tersebut di atas diperlukan adanya guidance (panduan) lintasan arah lateral pada
bidang vertikal dan lintasan arah vertikal pada bidang horisontal yang saling berpotongan
membentuk suatu lintasan pendeketan (approach path), serta serangkaian rambu atau marka
untuk memberikan informasi jarak pesawat terbang terhadap titik pendaratan.

Sinyal panduan ILS tersebut adalah panduan arah bidang vertikal yang berada tengahtengah landasan pacu (C/L RW = Center Line of Runway) disebut localizer, Sinyal-sinyal
panduan pendekatan landasan pacu dari penerima ILS di pesawat terbang dapat di
integrasisikan (digandengkan) ke sistem autopilot yang secara otomatis mengendalikan
pesawat terbang pada posisi sepanjang garis tengah landasan pacu dan pada suatu sudut
luncur atau sudut pendaratan.

Gambar situasi take off / landing di landasan

DIAGRAM BLOK KONTROL PILOT PESAWAT TERBANG

Unit control
dan penampil

Parameter
set point

Calculator terintegrasi
pengendali

Perpindahan
/ pergerakan

Perubahan
jalur pesawat

Indikasi pemposisian

Posisi
terukur
yang baru

Parameter
pembanding set
poin

Dalam hal ini pilot akan selalu mengontrol dan memperhatikan display dari
situasi pesawat, pilot memasukan parameter set poin berupa data-data jalur
penerbangan kemudian data tersebut di bandingkan dengan posisi pesawat
sebenarnya yang di dapat dari sensor sensor pesawat. Data data hasil
perbandingan di kalkulasikan pada komputer di dalam sistem untuk
memerintahkan gerakan yang diinginkan pada servo kendali pesawat yang
menyebabkan pesawat bepindah posisi yang di umpanbalikan kembali pada
proses kalkulasi, dari perpindahan posisi ini maka terjadi perubahan jalur
pesawat yang akan terdeteksi sensor-sensor yang akan di bandingkan lagi pada
komparator.
VARIABEL OUTPUT PADA PESAWAT:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Posisi axial
Posisi tranverse
Posisi thrust
Posisi roll
Posisi pitch
Posisi yaw
Display

VARIABEL INPUT PADA PESAWAT:


1. Unit Kendali Pesawat
2. Parameter Set
3. Sensor-sensor
Sensor RadionNav
Sensor Inersia
Sensor Kemiringan pesawat
Sensor Arah pesawat
Sensor Kecepatan pesawat
Sensor Temperatur udara
Sensor Angin permukaan pesawat

PENGGAMBARAN JARINGAN PETRI


P2

P1

T1

P3

T2
T5

P4

T3

P7

P5

P6

T4

STRUKTUR DAN ATURAN EKSEKUSI JARINGAN PETRI


Dari rangkaian diatas dapat dijelaskan bahwa struktur jaringan petri adalah sebagai berikut :
- PN = (p , t, I, O, M)
-P = ( p1, p2,p3,p4,p5,p6,p7)
-T = (t1, t2,t3,t4,T5)
-M = ( 1, 0) Merupakan marking awal (Mo)dari jaringan petri.

Input pada transisi :


-

I(t1) = p1,p2

I(t2) = p3,p5

I(t3)= p4

I(t4)= p6

I(t5)= p7

Output pada transisi :

I(t1) = p3

I(t2) = p4

I(t3)= p5 dan p6

I(t4) = p7

I(t5) = p1

MARKING
M0 = ( 1 1 0 0 1 0 0 )
M1 = ( 0 0 1 0 1 0 0 ) Marking dari P1,p2 ke P3
M2 = ( 0 0 0 1 0 0 0 ) Marking dari P3 ke P4
M3 = ( 0 0 0 0 1 1 0 ) Marking dari P4 ke P5,p6
M4 = ( 0 0 0 0 1 0 1 ) Marking dari P6 ke p7
M5 = ( 1 1 0 0 1 0 0 ) Marking dari P7 ke P1

Menjalankan jaringan petri:


-

Jika t1 dijalakan maka sinyal parameter dan kendali pilot di kirim pada komparator
proses terjadi saat token dari p1,p2 ke p3 menjadi marking baru (M1) .

Jika t2 dijalankan maka sinyal sinyal dari paremeter akan di kalkulasikan dan
disesuaikan dengan motor servo sebagai kendali pesawat, proses terjadi saat token
dari p3 ke P4 menjadi marking baru (M2).

Jika t3 dijalankan maka sinyal kendali servo dan pengkondisian ulang servo (P5) akan
di sesuaikan, dengan demikian terjadi prubahan trayektori baru pada pesawat (P6),
proses terjadi saat token dari p4 ke P5,P6 menjadi marking baru (M3).

Jika t4 dijalankan maka sinyal sinyal sensor akan mendeteksi perubahan trayektori
dan selanjutnya akan diproses untuk menjadi parameter set point yang baru, proses
terjadi saat token dari p6 ke P7 menjadi marking baru (M4).

Jika t5 dijalankan maka sinyal sinyal parameter set point mengalami pembaruan,
proses terjadi saat token dari p7 ke P1 menjadi marking awal (M5).

Dalam kasus ini, P2 merupakan tindakan pilot, dalam hal lain P2 dapat digantikan menjadi
Autopilot.

TIPE JARINGAN PETRI


Tipe dari jaringan ini adalah Marked Graph (MG). Tipe ini memiliki jaringan petri dimana
tiap place memiliki satu input dan satu output kearah transisinya.

Вам также может понравиться