Вы находитесь на странице: 1из 50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 50 ayat 3 yang menyebutkan bahwa pemerintah dan/atau pemerintah
daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua
jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf
internasional. Upaya ini dimaksudkan agar terwujud peningkatan mutu keluaran/lulusan
yang mampu bersaing pada era global dan sekaligus diakui secara internasional.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Atas (Direktorat Pembinaan SMA), Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sejak tahun 2006 hingga tahun 2011 telah
melaksanakan program rintisan sebanyak 363 SMA bertaraf internasional yang tersebar
pada 33 Propinsi dan pada 203 Kabupaten/Kota. Program tersebut dilaksanakan secara
bertahap dan berkesinambungan dengan memberikan pembinaan dalam bentuk asistensi
dan sinkronisasi program kerja sekolah, pemberian dana bantuan sosial, dan supervisi dan
evaluasi. Melalui program pembinaan tersebut sekolah diarahkan untuk memenuhi dan
melaksanakan SNP, SKS dan program keunggulan dengan menyusun program kerja sekolah
dalam rangka melaksanakan R-SMA-BI.
Mendukung program kerja yang disusun sekolah, Direktorat Pembinaan SMA telah
mengalokasikan dana bantuan sosial untuk peningkatan mutu pendidikan melalui
pemberian bantuan kepada 265 Rintisan SMA Bertaraf Internasional (R-SMA-BI) baik negeri
maupun swasta. Agar penyusunan program R-SMA-BI dan dana bantuan dapat
dimanfaatkan secara efisien dan dapat dipertanggung jawabkan serta memperoleh hasil
yang optimal, maka Direktorat Pembinaan SMA menyusun naskah Panduan Pelaksanaan
Program Pembinaan Rintisan SMA Bertaraf Internasional Tahun 2012.
Selanjutnya dengan diterbitkannya naskah ini diharapkan akan diperoleh hasil antara lain:
(1) adanya kesamaan persepsi dan pemahaman keseluruhan proses pengembangan
program kerja R-SMA-BI dan pemberian dana bantuan mulai dari pengusulan dan evaluasi
program kerja/RAB, penyaluran dana, pelaksanaan program, dan pengelolaan dana
bantuan, dan (2) terlaksananya pengembangan R-SMA-BI dan pengelolaan dana bantuan
program pembinaan R-SMA-BI di 363 SMA tahun 2012, sesuai dengan RKAS dan peraturan
keuangan yang berlaku.
B. Dasar Hukum
Program Pengembangan R-SMA-BI tahun 2012 berpedoman pada:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;


Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah;
Undang-Undang No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
Undang-Undang No. 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional;
Keputusan Presiden RI No. 61 Tahun 2005 tentang Pengadaan Barang/ Jasa Instansi
Pemerintah;
Peraturan Presiden RI No. 32 Tahun 2005 Tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan
Presiden Nomor 80 Tahun 2003. (Pasal 39 tentang swakelola);
Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
Peraturan Pemerintah RI No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah;

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

1-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

10. Peraturan Pemerintah RI No. 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan;


11. Peraturan Pemerintah RI No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan;
12. Peraturan Pemerintah RI No. 66 tahun 2006, tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah RI No. 17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan
pendidikan;
13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 133/U/2003 Tentang Pemberian Bantuan
Block Grant Untuk Pendidikan Dasar dan Menengah;
14. Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP.332/M/V/9/1968,
tentang Buku Kas Umum dan Cara Mengerjakannya;
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 78 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan
Sekolah Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah;
16. Surat Pengesahan DIPA tahun 2012 No. 0530/023-12.1.01/00/2011 Tanggal 20
Desember 2011;
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah No. 084/KEP/PR/01/2012 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Bantuan Di Lingkungan Direktorat Jenderal
Pendidikan Menengah Tahun Anggaran 2012.
C. Tujuan
Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI bertujuan:
1.
2.

3.
4.

5.

Memberikan infomasi kepada pemangku kepentingan tentang konsep dan strategi


program pembinaan R-SMA-BI.
Sebagai acuan bagi institusi pembina yaitu Direktorat Pembinaan SMA, Dinas
Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam memberikan bantuan
teknis, manajerial dan pendanaan untuk mendukung terwujudnya SMA Bertaraf
Internasional.
Memberikan arahan bagi 363 R-SMA-BI dalam menyusun dan mengembangkan program
kerja pelaksanaan R-SMA-BI tahun 2012.
Sebagai acuan bagi 265 R-SMA-BI penerima dana bantuan program R-SMA-BI dalam
pengelolaan dana bantuan mulai dari proses pengusulan dan evaluasi program kerja/
RAB, penyaluran, penggunaan, pengawasan sampai dengan pelaporan penggunaan
dana secara berkelanjutan.
Memberikan acuan bagi para pembina SMA di tingkat pusat, provinsi dan
kabupaten/kota untuk melakukan pembimbingan, pengendalian, pengawasan dan
evaluasi keterlaksanaan program R-SMA-BI di 363 SMA secara berkelanjutan, sesuai
dengan tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing.

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

2-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

BAB II
KONSEP DAN STRATEGI PEMBINAAN
RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL
A. Pengertian
Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas), Pasal 50, Ayat 3, menyebutkan bahwa pemerintah dan/atau pemerintah
daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua
jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf
internasional. Pelaksanaan kebijakan tersebut di perjelas dalam penjelasan Pasal 11,
Ayat 2 dan 3 pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP) bahwa terhadap sekolah/madrasah yang telah masuk dalam
kategori mandiri, pemerintah mendorongnya untuk secara bertahap mencapai taraf
internasional. Selanjutnya PP Nomor 66 Tahun 2010, tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010, tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan,
pada Pasal 1, Ayat 35 menjelaskan bahwa pendidikan bertaraf internasional adalah
pendidikan yang diselenggarakan setelah memenuhi Standar Nasional Pendidikan dan
diperkaya dengan standar pendidikan negara maju.
Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) sebagaimana dimaksud dalam UU Nomor 20 Tahun
2003, PP Nomor 19 Tahun 2005, dan PP Nomor 17 Tahun 2010 dioprasionalkan melalui
Permendiknas Nomor 78 Tahun 2009, tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf
Internasional Pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, pada Pasal 1, Butir 8 adalah
sekolah yang sudah memenuhi seluruh SNP yang diperkaya dengan keunggulan mutu
tertentu yang berasal dari negara maju.. Merujuk pada pengertian SBI tersebut di atas
maka SMA Bertaraf Internasional (SMA-BI) pada dasarnya merupakan SMA yang telah
mencapai kategori mandiri yaitu telah memenuhi atau hampir memenuhi SNP dan
melaksanakan Sistem Kredit Semester (SKS) yang diperkaya dengan keunggulan mutu
tertentu dari negara maju.
Dalam rangka menuju SMA-BI tersebut, bagi SMA yang telah masuk dalam kategori
mandiri, pemerintah mendorong untuk secara bertahap mencapai taraf internasional.
Pelaksanaan secara bertahap untuk mencapai SMA-BI tersebut, secara nasional
dilaksanakan melalui program Rintisan SMA Bertaraf Internasional (R-SMA-BI). Sebagai
sebuah program, R-SMA-BI merupakan kegiatan pembinaan yang diberikan oleh Direktorat
Pembinaan SMA pada sejumlah SMA menuju SMA-BI. Sedangkan bagi SMA pelaksana
rintisan merupakan kegiatan secara bertahap untuk memenuhi dan melaksanakan kriteria
SMA-BI. Oleh karena itu, R-SMA-BI pada dasarnya merupakan SMA yang mendapat
pembinaan dari Direktorat Pembinaan SMA dalam pemenuhan dan pelaksanaan SNP,
pelaksanaan SKS serta pengayaan keunggulan mutu dari negara maju dalam rangka
mencapai SMA-BI.
Program R-SMA-BI dilakukan untuk mendorong sekolah agar mampu meningkatkan kultur
dan mutu pembelajaran untuk menghasilkan lulusan bermutu yang setara dengan tamatan
sekolah unggul pada negara-negara maju sehingga mampu beradaptasi dalam persaingan
internasional. Program R-SMA-BI dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu
sebagai landasan bagi terwujudnya SMA Bertaraf Internasional (SMA-BI). Pada akhir
pelaksanaan R-SMA-BI akan dilakukan evaluasi untuk menetapkan kelayakan SMA tersebut
sebagai SMA-BI sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam Permendiknas
Nomor 78 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional Pada
Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Pasal 27 dan 28.

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

3-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

B. Tujuan
Tujuan program pembinaan R-SMA-BI sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.
8.
9.

Memberikan pendampingan/pembinaan kepada sekolah dalam mewujudkan SMA


bertaraf internasional.
Mewujudkan perluasan dan pemerataan pendidikan melalui kesempatan untuk
memperoleh layanan pendidikan SMA;
Meningkatkan mutu, dan relevansi pendidikan melalui penyelenggaraan pembelajaran
yang bermutu;
Memotivasi dan melanjutkan upaya pembaharuan pendidikan di SMA;
Mendorong sekolah untuk melaksanakan manajemen berbasis sekolah (MBS) dalam
rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan;
Mendukung pembiayaan program pembinaan R-SMA-BI di 363 SMA pada tahun 2012,
sehingga sekolah penerima dapat memenuhi tujuan program pembinaan sesuai
dengan tahapan pembinaan yang telah ditetapkan;
Mendorong terwujudnya good governance dan akuntabilitas pengelolaan pendidikan;
Meningkatkan tanggungjawab dan transparansi sekolah terhadap program-program RSMA-BI.
Mewujudkan SMA bertaraf internasional yang dapat digunakan sebagai rujukan bagi
SMA lain.

C. Karakteristik
1.

Persiapan Menuju SMA-BI


Rintisan SMA Bertaraf Internasional pada dasarnya merupakan SMA yang sedang
dalam persiapan menuju SMA-BI. Persiapan tersebut mencakup pemenuhan secara
bertahap, terprogram dan berkelanjutan untuk melengkapi kebutuhan (necessary
condition) dan memenuhi persyaratan (sufficient condition), agar dapat mencapai
cita-cita sebagai sekolah yang bermutu untuk menghasilkan lulusan yang memiliki:
a. Kompetensi sesuai standar kompetensi lulusan dan diperkaya dengan standar
kompetensi pada salah satu sekolah terakreditasi di negara maju.
b. Daya saing kompatarif tinggi yang dibuktikan dengan kemampuan menampilkan
keunggulan lokal ditingkat internasional.
c. Kemampuan bersaing dalam berbagai lomba internasional yang dibuktikan
dengan perolehan medali emas, perak, perunggu, dan bentuk penghargaan
internasional lainnya.
d. Kemampuan bersaing kerja di luar negeri terutama bagi lulusan sekolah
menengah kejuruan.
e. kemampuan berkomunikasi dalam bahasa inggris dan/atau bahasa asing lainnya.
f. Kemampuan berperan aktif secara internasional dalam menjaga kelangsungan
hidup dan perkembangan dunia dari perspektif ekonomi, sosio-kultural, dan
lingkungan
g. Kemampuan menggunakan dan mengembangkan teknologi komunikasi dan
informasi secara profesional

Mengacu pada tujuan serta kelengkapan dan kebutuhan yang dituntut SMA-BI di atas
maka pengembangan R-SMA-BI dilakukan dengan langkah strategis sebagai berikut:
(a) mendeskripsikan peta posisi sekolah saat ini dengan menyusun profil yang
menggambarkan sekolah secara nyata, (b) mendeskripsikan indikator dan target atau
karakteristik R-SMA-BI atau SBI yang hendak diwujudkan, dan (c) menyandingkan
antara kondisi nyata dengan harapan yang hendak diwujudkannya sehingga sekolah
dapat menentukan perbedaan antara kondisi nyata dengan kondisi yang diharapkan.
Langkah tersebut akan menghasilan Rencana Kerja Sekolah (RKS) berupa Rencana
Jangka Menengah (RKJM) untuk empat tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran
2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
4-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

Sekolah (RKAS) untuk satu tahunan yang mencerminkan rencana tindakan sekolah
untuk mencapai tuntutan kelengkapan, persyaratan dan tujuan SMA-BI. Rencana
kerja sekolah tersebut merupakan tahapan persiapan sekolah menuju SMA-BI yang
dijadikan sekolah sebagai acuan pelaksanaan kegiatan.
2.

Fokus Pada Peningkatan Mutu


Mutu dalam konteks pemenuhan standar adalah menggambarkan kondisi
terpenuhinya kriteria. Pengelolaan mutu meliputi dua kata kunci yaitu proses
peningkatan untuk memenuhi kriteria dan pengukuran dalam memastikan bahwa
kriteria yang ditetapkan terpenuhi.
Peningkatan mutu pendidikan pada R-SMA-BI merupakan sebuah keniscayaan yang
harus menjadi fokus perhatian dan subjek aktifitas utama semua pemangku
kepentingan pendidikan di sekolah. Mutu pendidikan suatu sekolah hanya akan dapat
terwujud secara nyata manakala budaya mutu pada sekolah sudah menjadi pilar
utama pelaksanaan semua bentuk layanan pendidikan yang dilaksanakan oleh semua
kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya. Salah satu aktifitas yang
mencerminkan budaya mutu adalah selalu melakukan penyempurnaan atas semua
program-programnya.
Peningkatan mutu sekolah dilakukan secara terencana, tertahap, sistemik, dan
berkelanjutan melalui berbagai program tidak hanya berkaitan dengan R-SMA-BI
tetapi juga mencakup program pengembangan SKM; sekolah berbasis keunggulan
lokal; pembangunan RKB; perpustakaan; laboratorium; TIK; pengembangan
kurikulum; bahan ajar; SKS; pelatihan guru, tenaga kependidikan, pustakawan, dan
teknisi; pengembangan kreatifitas, penelitian, dan olimpiade bagi siswa; dan
program beasiswa bagi siswa yang secara ekonomi kurang beruntung. Oleh karena
itu, program R-SMA-BI hendaknya dilakukan secara menyeluruh dengan cara
mengaitkan pengembangan sekolah dengan program-program di atas.
Program peningkatan mutu sekolah hendaknya berbasis potensi sekolah yang dikenal
dengan program unggulan sekolah. Setiap sekolah memiliki keunikan dan kelebihan
dibidang potensi pendidik dan tenaga kependidikan, siswa, komite, masyarakat di
sekitarnya, kebijakan Pemda, dan potensi alamnya. Sekolah harus mampu
mengidentifikasi dan memanfaatkan kekuatan potensinya dalam rangka membangun
keunggulan sekolah. Program keunggulan sekolah akan mengantarkan sekolah dikenal
di tingkat nasional, regional, dan bahkan internasional. Beberapa sekolah telah
mengambangkan program unggulan, seperti seni tari, seni lukis, kuliner, adiwiyata,
olah raga, OSN, dan olimpiade internasional.
Program pengembangan sekolah hendaknya memperhatikan kesepakatan dan isu-isu
global. Negara-negara sedunia, melalui UNESCO (1996) menyepakati empat pilar
pendidikan global yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan
learning to live together. Learning to know diartikan sebagai belajar tentang cara
belajar, cara mengakses informasi, mengolah informasi dan menyajikan informasi.
Learning to be diartikan sebagai pengembangan peserta didik sesuai potensinya, dan
learning to live together merupakan kemampuan universal agar anak-anak Indonesia
menjadi manusia universal yang dapat bergaul dan bekerjasama tidak hanya secara
nasional, tetapi dengan bangsa-bangsa lain se dunia.
Selanjutnya, di abad 21 muncul kebutuhan penting umat manusia akan kecakapan
tertentu yang dikenal sebagai kecakapan hidup abad 21. Kecakapan tersebut
meliputi: critical thinking and problem solving, creativity and innovation,
communication, collaboration, information literacy, media literacy, ICT literacy,
flexibility and adaptability, initiative and self-direction, social and cross cultural

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

5-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

interaction, productivity and accountability, dan leadership and responsibility.


Pembelajaran di sekolah hendaknya memberi kesempatan yang seluas-luasnya
kepada siswa untuk mengembangkan berbagai kecakapan tersebut.
Untuk memberikan arah dan kejelasan target pencapaian mutu pendidikan R-SMA-BI,
maka fokus pada peningkatan kualitas hasil belajar lulusan dengan aktifitas pokok
sebagai berikut:
a. Membuat program unggulan peningkatan mutu dengan target yang jelas, terukur
dengan indikator utama sebagai berikut:
1). Prestasi hasil belajar siswa yang terus meningkat dari tahun ke tahun,
ditampilkan dengan Nilai Rapor dan UN minimal setara dan/atau di atas KKM
Nasional (75,00) dengan penetapan kelulusan UN menggunakan kriteria
kelulusan di atas standar kelulusan nasional.
2). Tingkat keterserapan lulusan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (PTN/
PTLN/PTS) yang terus meningkat secara signifikan dibandingkan tahun
sebelumnya.
3). Karya prestatif siswa dalam berbagai kompetisi lokal, nasional dan
internasional (OSN, O2SN, FL2SN, Karya Inovatif, dsb), minimal memperoleh
1 medali tingkat nasional dan internasional.
4). Aktifitas pembelajaran yang dapat menumbuhkan kemampuan berfikir kritis,
kreatif dan inovatif.
5). Aktifitas pembelajaran dan layanan pendidikan yang menumbuhkan
kebiasaan positif peserta didik dalam kehidupan nyata (displin, kejujuran, 18
karakter bangsa)
6). Pengakuan pihak eksternal terhadap kualitas hasil belajar peserta didik.
b. Program peningkatan kompetensi akademik dan strategi pembelajaran bagi
pendidik secara berkesinambungan melalui berbagai pelatihan internal,
kelompok kerja (MKKS, MGMP) dan lembaga akademik lainnya (PT, P4TK, dsb).
c. Program review dan penyempurnaan silabus/RPP secara berkesinambungan
sesuai dengan kebutuhan belajar, karakteristik peserta didik dan perkembangan
IPTEK.
d. Pengembangan materi ajar dan instrumen penilaian hasil belajar berbasis TIK (elearning) untuk semua mata pelajaran, khususnya mata pelajaran yang di UNkan.
e. Program pemenuhan sarana pembelajaran dan buku-buku rujukan (cetakan
dan/atau digital) sesuai dengan kebutuhan belajar, karakteristik peserta didik
dan perkembangan IPTEK.
f. Peningkatan frekuensi kompetisi mata pelajaran, seni budaya, dan olah raga di
lingkungan sekolah sebagai bentuk aktifitas rekreatif dan pengembangan diri.
g. Peningkatan kualitas kegiatan ekstrakurikuler sebagai media pembinaan karakter
bangsa.
3.

Mempersempit Kesenjangan Prestasi Antara Siswa


Meningkatkan pemenuhan SNP yang berkeunggulan komparatif dan kompetitif pada
taraf internasional yang berimplikasi terhadap pentingnya menetapkan kriteria
minimal standar kompetensi lulusan (SKL) tingkat nasional, tingkat provinsi, tingkat
kabupaten/kota yang didasari perhitungan bahwa tiap kriteria SKL yang ditetapkan
sekolah bermakna untuk kehidupan nyata siswa.
Efektivitas pemenuhan standar secara nasional pada dasarnya untuk meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman belajar tentang cara belajar sehingga kemandirian
siswa dikembangkan untuk mengoptimalkan pemenuhan kriteria minimal atau SNP.
Dengan meningkatkan kemandirian siswa melalui peningkatan kompetensi belajar
maka sekolah dapat mengurangi kesenjangan prestasi antar sekolah, antar kabupaten
kota, dan kesenjangan prestasi antar provinsi.

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

6-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

Penyelenggaraan R-SMA-BI dalam dimensi peningkatan mutu prestasi siswa selain


untuk meningkatkan prestasi individu siswa, kemampuan kerja sama siswa dalam
meraih prestasi belajar yang setara dengan siswa dari sekolah berkeunggulan, mutu
merupakan wahana untuk mengurangi kesenjangan siswa berprestasi dengan yang
kurang berprestasi secara berencana dan bertahap.
Penyelenggara R-SMA-BI perlu terus berusaha secara bertahap dan berkelanjutan
dalam memperkecil perbedaan prestasi siswa sehingga pada hasil akhir pembinaan
prestasi hampir merata dalam kelompok prestasi tinggi. Prinsip tersebut dapat
diimplementasikan dengan salah satu indikator rata-rata nilai UN tinggi.
4.

Membina dan Mengembangkan Karakter Bangsa


Penyelenggara R-SMA-BI membina dan mengembangkan karakter kearifan sosial,
karakter kepemimpinan, keterampilan bekerja sama, dan mengembangkan karya
inovatif melalui peningkatan kegiatan organisasi kesiswaan, seperti kegiatan OSIS
(Organisasi Siswa Intra Sekolah), Pramuka, PMR (Palang Merah Remaja), UKS (Usaha
Kesehatan Sekolah), Penelitian Siswa, Kegiatan Keagamaan, Seni, Olah Raga,
Paskibra, dan kegiatan ekstra kurikuler yang lainnya.
Aktivitas siswa melalui berbagai model kegiatan di atas diharapkan dapat menjadi
modal pengembangan kerjasama siswa dalam kolaborasi tingkat lokal, nasional, dan
internasional. Melalui kegiatan organisasi dan kegiatan ekstrakurikuler diharapkan
siswa memperoleh pengalaman belajar dalam meningkatkan kecerdasan sosial dan
emosional yang diarahkan pada kompetensi utama yaitu mengembangkan kerja sama,
tanggung jawab sosial, kepemimpinan dalam kelompok, kolaborasi siswa antar
sekolah.

5.

Memberikan Layanan Ramah Sosial


Keberadaan R-SMA-BI sebagai sekolah yang memiliki standar mutu dan berkeunggulan
dengan label internasional merupakan bagian tak terpisahkan dari komunitas
pendidikan. Oleh karena itu dengan keunggulan yang dimiliki, sekolah dituntut untuk
berperan secara aktif mencerdaskan anak bangsa untuk semua golongan dan lapisan
masyarakat tanpa terkecuali. Peran dan keunggulan tersebut merupakan daya tarik
bagi masyarakat untuk dapat menyekolahkan putra putinya di R-SMA-BI. Kondisi
tersebut menuntut sekolah untuk senantiasa memperhatikan dan mengikuti kondisi
sosial ekonomi masyarakat pada umumnya dengan memberikan pelayanan pendidikan
bermutu yang ramah sosial.
Layanan pendidikan ramah sosial pada dasarnya merupakan layanan sekolah dengan
memberikan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang bermutu tanpa
diskriminasi; meningkatkan suasana belajar yang berlandaskan kesetaraan,
mengembangkan peluang berprestasi kepada seluruh siswa sesuai dengan potensi
dirinya secara optimal, memberi peluang yang sama kepada seluruh siswa
meningkatkan daya saing di tingkat nasional, regional, dan internasional.
Pengembangan layanan ramah sosial memiliki target sebagai berikut:
a. Memahami dan meningkatkan kesadaran akan adanya potensi ketimpangan antar
siswa sehingga sekolah perlu proaktif untuk menanggulanginya.
b. Mengembangkan toleransi dan saling menghargai antara seluruh pemangku
kepentingan.
c. Mempersempit ketimpangan prestasi kelompok atas, tengah, dan bawah.
d. Menciptakan susana dan proses pembelajaran yang kondusif, memberikan
pelayanan yang setara berlandaskan nilai-nilai kultur sekolah yang positif.
e. Mengembangkan tanggung jawab moral dan etika pendidik dan tenaga
kependidikan untuk memberikan pelayanan yang adil dan setara kepada seluruh
peserta didik.

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

7-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

Target pengembangan layanan ramah sosial diarahkan pada penghargaan kearifan


sosial dan mengamalkan nilai kearifan yang ditunjukkan berbagai indikator seperti di
bawah ini:
a. Terbuka untuk semua tanpa memandang latar belakang siswa.
b. Tidak akan pernah mengeluarkan kebijakan yang bersifat diskriminatif, misalnya,
memberikan fasilitas belajar yang berbeda karena perbedaan kemampuan
ekonomi siswa, tidak memberikan peluang belajar yang sama karena alasan biaya
dll.
c. Tidak akan pernah memarginalkan atau meminggirkan siswa dengan alasan
apapun. Contohnya, sekolah tidak menganjurkan siswa membawa laptop ke
sekolah karena akan meminggirkan psikologi siswa yang tidak mampu
menyediakannya.
d. Menjamin fasilitas yang sekolah miliki dimanfaatkan oleh seluruh siswa secara
efektif dan efisien.
e. Senantiasa mengembangkan kebijakan peningkatan suasana dan proses belajar
yang membuat siswa merasa lebih nyaman baik secara fisik, sosial, maupun
psikologis sehingga mereka nyaman dan berprestasi.
f. Mengembangkan pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikan dan
mencerdaskan semua siswa.
g. Mengembangkan pelayanan prima dalam mengembangkan pengalaman belajar
yang bermakna bagi seluruh siswa sehingga mereka dapat mengembangkan
potensi dirinya secara optimal.
h. Mengembangkan pelayanan berlandaskan kesetaraan, tanpa membedakan kayamiskin dan golongan. Contoh, pengelola sekolah berusaha mengembangkan
persepsi guru yang menyetarakan semua siswa dan menaruh harapan yang setara
kepada semua siswa untuk mengembangkan potensi diri.
i. Menegakkan prinsip keadilan, terutama dalam memberikan pelayanan yang
setara terhadap semua siswa sehingga memperkecil kesenjangan mutu hasil
belajar siswa.
j. Menerapkan pendekatan yang tidak bias. Contoh, sekolah memfokuskan seluruh
proses pengelolaan dan pembelajaran untuk menghasilkan lulusan yang bermutu
namun dengan biaya yang terjangkau oleh seluruh strata sosial dan ekonomi
sehingga tidak menjadi sekolah elit dan eksklusif.
k. Mengembangkan sekolah yang tidak diskriminatif, artinya sekolah dapat
meniadakan kebijakan membeda-bedakan latar belakang siswa. Misalnya,
menyediakan tempat secara proaktif untuk menerima siswa baru bagi siswa yang
memiliki kendala ekonomi, menyediakan beasiswa bagi yang membutuhkan, dan
memperoleh dukungan yang proporsional dari orang tua yang berkemampuan
ekonomi.
l. Mengembangkan kompetensi perbaikan kultur, melaksanakan kebiasaan yang
baik, meningkatkan motivasi dan keyakinan warga sekolah dapat mewujudkan
prestasi terbaik.
Penerapan ramah sosial di R-SMA-BI dilakukan antara lain melalui:
a. Mengalokasikan tempat bagi calon peserta didik berkewarganegaraan Indonesia,
yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi,
paling sedikit 20% dari jumlah keseluruhan peserta didik baru (PP Nomor 66
Tahun 2010, Pasal 53A, Butir 1)
b. Menyediakan beasiswa atau bantuan biaya pendidikan bagi peserta didik warga
negara Indonesia yang memiliki potensi akademik tinggi tetapi kurang mampu
secara ekonomi paling sedikit 20% dari jumlah seluruh peserta didik (PP Nomor
66 Tahun 2010, Pasal 53A, Butir 2,3 dan 4 serta Permendiknas No. 79 Tahun
2009, Pasal 16, Ayat 2).

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

8-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

c.

6.

Pengembangan kultur sekolah meliputi:


1). Mengembangkan lingkungan sekolah yang bersih, tertib, indah, rindang,
aman, sehat, bebas asap rokok dan narkoba, bebas budaya kekerasan dan
berbudaya akhlak mulia
2). Proses pendidikan berpusat pada pengembangan peserta didik, lingkungan
belajar yang kondusif, penekanan pada pembelajaran, profesionalisme,
harapan tinggi, keunggulan, respek terhadap setiap individu dan komunitas
sosial warga sekolah
3). Mengembangkan budaya kompetitif dan kolaboratif serta jiwa kewirausahaan
yang dilandasi oleh moral dan etika yang tinggi
4). Membangun kultur yang mengarah pada peningkatan kemampuan di bidang
bahasa inggris dan/atau bahasa asing lainnya, teknologi informasi dan
komunikasi, dan budaya lintas bangsa.

Mengembangkan Kultur Positif


Pembaharuan mutu sekolah salah satunya dilakukan dengan pengembangan kultur.
Pembaharuan kultur sekolah merupakan usaha membentuk kebiasaan positif pada
berbagai indikator yang ditentukan. Pengembangan kultur positif berarti
mengembangkan suasana sekolah yang memungkinkan siswa, guru, dan warga sekolah
berkembang harapannya, menguat keyakinannya dapat berprestasi. R-SMA-BI
mengembangkan kultur dengan orientasi utama dalam meningkatkan hal berikut:
a. Proses pendidikan berpusat pada pengembangan peserta didik, lingkungan
belajar yang kondusif, penekanan pada pembelajaran, profesionalisme, harapan
tinggi, keunggulan, respek terhadap setiap individu dan komunitas sosial warga
sekolah.
b. Mengembangkan budaya kompetitif dan kolaboratif serta jiwa kewirausahaan
yang dilandasi oleh moral dan etika yang tinggi.
c. Membangun kultur yang mengarah pada peningkatan kemampuan di bidang
Bahasa Inggris dan/atau bahasa asing lainnya, teknologi informasi dan
komunikasi, dan budaya lintas bangsa.
Pengembangan kultur yang positif berarti mewujudkan keunggulan secara efektif,
mengarahkan kegiatan untuk mencapai target secara realistis, bertahap, dan
berkelanjutan.

7.

Mengembangkan Program Keunggulan


Program keunggulan R-SMA-BI dikembangkan berdasarkan potensi lokal dan nasional
menjadi keunggulan yang bertaraf internasional. Setiap sekolah dapat
mengembangkan keunggulan masing-masing dengan mengacu kepada hasil analisis
kesiapan internal dan eksternal sekolah. Kriteria program keunggulan adalah tingkat
keberhasilan yang secara eksplisit lebih unggul dibanding dengan sekolah lain di
sekitarnya.
Tujuan pengembangan program keunggulan adalah untuk peningkatan mutu
pendidikan melalui penguatan dan pengembangan program unggul yang menginspirasi
pada pengembangan program lainnya. Fokus utama program keunggulan adalah
pengembangan kompetensi peserta didik dengan learning outcome sebagai muara
akhirnya. Langkah-langkah implementasi program keunggulan dapat dilakukan
sebagai berikut:
a. Melakukan analisis kondisi internal dan eksternal yang merupakan bagian dari
analisis konteks terhadap 8 SNP. Fokus analisis dilakukan terhadap potensi
keunggulan dan tingkat kesiapan sumber daya yang dimilki.
b. Penentuan bidang keunggulan yang akan dijadikan sebagai keunggulan sekolah,
antara lain bidang akademis, olah raga, seni, budaya, atau kewirausahaan.

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

9-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

c.

d.
e.
f.

Penyusunan program atau kegiatan yang akan dilaksanakan terkait dengan bidang
keunggulan yang ditentukan dengan memperhatikan; tujuan, sasaran, waktu
pelaksanaan, personel yang bertanggungjawab, pembiayaan, sarana dan
prasarana.
Sosialisasi program keunggulan keseluruh warga sekolah, orang tua, masyarakat,
dinas/instansi terkait, atau dudin.
Pelaksanaan program keunggulan di sekolah dengan melibatkan masyarakat,
pemerintah daerah, instansi lain, atau dunia usaha/industri.
Pengawasan dan Evaluasi dilakukan untuk memantau keterlaksanaan serta
hambatan-hambatan yang terjadi pada pelaksanaan program keunggulan. Hasil
dari kegiatan ini berupa informasi riil tentang hasil pelaksanaan program dan
kesiapan sumber daya sekolah yang ada untuk dijadikan bahan acuan penyusunan
dan pelaksanaan program selanjutnya.

Contoh 1. Implementasi program keunggulan bidang akademik


Keunggulan dalam bidang akademik berkaitan langsung dengan mata pelajaran.
Keunggulan mata pelajaran dapat ditinjau dari segi isi, proses, dan sistem penilaian
yang dilakukan lebih unggul dari sekolah lain di sekitarnya. Program unggulan mata
pelajaran dapat terukur dari hasil UN, daya serap penddikan tinggi (PTN, PTS, PTLN),
Olimpiade Sains Nasional, atau lomba akademik lainnya. Aktifitas lain keunggulan
bidang akademik antara lain, kelompok penelitian remaja, debat bahasa inggris, dan
lain-lain. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengimplementasi keunggulan
bidang akademik adalah sebagai berikut.
a. Melakukan analisis konteks terutama pada potensi dan kesiapan peserta didik
dan guru mata pelajaran, sehingga diperoleh mata pelajaran apa yang akan
diunggulkan dengan memperhatikan hal-hal antara lain;
1) Tingkat keberhasilan mata pelajaran
2) Kesiapan peserta didik dan guru mata pelajaran
3) Ketersediaan sumber daya pendukung
b. Menentukan tujuan, sasaran dan hasil yang diharapkan dengan ukuran yang jelas
(hasil UN, daya serap pendidikan tinggi, atau prestasi pada OSN)
c. Menentukan strategi pelaksanaan yang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
d. Terintegrasi; dilaksanakan tidak terpisah dari mata pelajaran dengan waktu dan
jumlah jam yang sama.
e. Mengembangkan kurikulum sesuai dengan program unggulan (program, silabus,
RPP, bahan ajar, dsb) dengan mempertimbangkan dan melaksanakan berbagai
inovasi pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
f. Meningkatkan dan mengembangkan proses pembelajaran yang efektif, dan
inovatif sesuai dengan rencana yang dikembangkan.
g. Melaksanakan Penilaian
h. Terpisah; jika program mata pelajaran unggulan tersebut dilaksanakan secara
terpisah, dapat dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler, misalnya kelompok
debat, karya tulis ilmiah atau proyek; kegiatan lomba-lomba akademik seperti
cerdas cermat.
i. Menyusun Rencana Kegiatan atau Program yang mencakup, jenis kegiatan, waktu
dan jadwal pelaksanaan, strategi pelaksanaan, sasaran atau target yang ingin
dicapai, personel yang terlibat, dan pembiayaan.
j. Melaksanakan kegiatan dengan mengacu kepada rencana yang telah disusun.
k. Melakukan pelaporan hasil kegiatan.
l. Melaksanakan evaluasi terhadap keberhasilan/kegagalan program dan hasilnya
digunakan sebagai acuan dalam penyusunan dan pelaksanaan program
selanjutnya.

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

10-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

Keseluruhan program atau kegiatan ini menjadi tanggungjawab seluruh guru mata
pelajaran dibawah koordinasi wakil kepala sekolah bidang akademik. Untuk memberi
jaminan rasa nyaman terhadap siswa yang terlibat pada kegiatan unggulan akademik
terkait dengan tersitanya waktu untuk kegiatan mata pelajaran lain, sekolah dapat
membuat aturan penjaminan yang tidak merugikan siswa.
Contoh 2. Implementasi keunggulan dalam bidang seni dan budaya
Sekolah dapat membuat program tentang pemeliharaan budaya daerah yang dimulai
dari penanaman sikap yang baik sesuai dengan norma daerahnya yang dipadukan
dengan seni tradisi yang merupakan ciri khas sekolah atau daerahnya yang dijadikan
program unggulan dalam bidang seni dan budaya. Hal ini dapat dilaksanakan antara
lain dengan (1) pameran, (2) pagelaran seni, dan/ atau(3) lomba-lomba. Langkah
yang dapat dilakukan untuk mengembangkan program keunggulan bidang seni dan
budaya, antara lain:
a. Melakukan analisis konteks terutama pada potensi dan kesiapan peserta didik
dan guru mata/pembina/pelatih, sehingga diperoleh jenis seni dan budaya apa
yang akan diunggulkan dengan memperhatikan hal-hal antara lain;
1) Potensi pengembangan seni dan budaya daerah maupun kontemporer
2) Kesiapan peserta didik dan guru/pembina.pelatih
3) Ketersediaan sumber daya pendukung
b. Menentukan tujuan, sasaran dan hasil yang diharapkan dengan ukuran yang jelas
(misalnya dalam mencapai prestasi FLSSN atau mendukung program pemerintah
setempat)
c. Menentukan strategi pelaksanaan yang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
d. Terintegrasi; dilaksanakan tidak terpisah dari mata pelajaran seni budaya yang
ada dengan waktu dan jumlah jam yang sama.
e. Mengembangkan kurikulum sesuai dengan program unggulan (silabus, RPP, bahan
ajar, dsb) dengan mempertimbangkan dan melaksanakan berbagai inovasi
pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
f. Meningkatkan dan mengembangkan proses pembelajaran yang efektif, dan
inovatif sesuai dengan rencana yang dikembangkan.
g. Melaksanakan Penilaian
h. Terpisah; yaitu dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler, misalnya klub tari
tradisional, paduan suara, dan lain-lain.
i. Menyusun Rencana Kegiatan atau Program yang mencakup, jenis kegiatan, waktu
dan jadwal pelaksanaan, strategi pelaksanaan, sasaran atau target yang ingin
dicapai, personel yang terlibat, dan pembiayaan.
j. Melaksanakan kegiatan dengan mengacu kepada rencana yang telah disusun.
k. Melakukan pelaporan hasil kegiatan.
l. Melaksanakan evaluasi terhadap keberhasilan/kegagalan program dan hasilnya
digunakan sebagai acuan dalam penyusunan dan pelaksanaan program
selanjutnya.
Contoh 3. Implementasi dalam bidang olah raga
Pelaksanaan program lomba olah raga secara rutin yang mengarah kepada
pencapaian prestasi dengan menanamkan sikap sportif dan kompetitif. Hal ini
bertujuan untuk memiliki jenis olah raga yang menjadi unggulan sekolah dengan
siswa yang terlatih secara fisik dan mental. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan antara
lain: penyelenggaraan lomba antar sekolah, roadshow olahraga unggulan, dan
pembinaan ke sekolah plasma/mitra. Langkah kegiatan secara umum dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut.
a. Melakukan analisis konteks terutama pada potensi dan kesiapan peserta didik
dan guru/pembina/pelatih, sehingga diperoleh jenis olah raga apa yang akan
diunggulkan dengan memperhatikan hal-hal antara lain;
2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

11-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

b.
c.

d.

e.
f.
g.
h.

i.
j.
k.

1) Potensi pengembangan olah raga dan tingkat keberhasilan yang dicapai


2) Kesiapan peserta didik dan guru/pembina/pelatih
3) Ketersediaan sumber daya pendukung lainnya
Menentukan tujuan, sasaran dan hasil yang diharapkan dengan ukuran yang jelas
(misalnya dalam mencapai prestasi O2SN atau lomba yang diselenggarakan KONI)
Menentukan strategi pelaksanaan yang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
terintegrasi dan dilaksanakan tidak terpisah dari mata pelajaran Penjas Orkes
yang ada dengan waktu dan jumlah jam yang sama.
Mengembangkan kurikulum sesuai dengan program unggulan (silabus, RPP, bahan
ajar, dsb.) dengan mempertimbangkan dan melaksanakan berbagai inovasi
pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
Meningkatkan dan mengembangkan proses pembelajaran yang efektif, dan
inovatif sesuai dengan rencana yang dikembangkan.
Melaksanakan Penilaian
Terpisah, yaitu dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler, misalnya klub futsal,
karate, bulu tangkis. dan lain-lain.
Menyusun Rencana Kegiatan atau Program yang mencakup, jenis kegiatan, waktu
dan jadwal pelaksanaan, strategi pelaksanaan, sasaran atau target yang ingin
dicapai, personel yang terlibat, dan pembiayaan.
Melaksanakan kegiatan dengan mengacu kepada rencana yang telah disusun.
Melakukan pelaporan hasil kegiatan.
Melaksanakan evaluasi terhadap keberhasilan/kegagalan program dan hasilnya
digunakan sebagai acuan dalam penyusunan dan pelaksanaan program
selanjutnya.

Contoh 4. Implementasi dalam bidang kewirausahaan


Kegiatan lebih diarahkan kepada bagaimana melatih dan mengembangkan jiwa
wirausaha yang mencakup kejujuran, kerja keras, pantang menyerah, sopan, cakap
berkomunikasi, serta saling menghargai antar siswa dan antar warga sekolah.
Program keunggulan bidang kewirausahaan dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler
atau dalam unit usaha yang dikembangkann sekolah seperti kantin OSIS atau kantin
kejujuran. Bentuk kegiatan kewirusahaan dalam kegiatan ekstrakurikuler antara lain
dalam penyelenggaran kegiatan lomba dan pentas seni sebagai EO (Event Organizer),
nara sumber dan penyelenggara penyuluhan daur ulang kepada masyarakat, atau
bentuk lainnya yang terintegrasi dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan kewirausahaan melalui kantis OSIS atau kantin kejujuran dapat dilakukan
melalui pelibatan siswa dalam pengelolaan, bagaimana cara melayani pembeli,
bagaimana cara menghidangkan makanan, bagaimana cara pembukuan keuangan,
dan pelaporan. Dengan demikian melalui kegiatan kewirausahaan bukan hanya
menghasilkan siswa yang pintar usaha tetapi juga akan menghasilkan siswa yang
memiliki jiwa pengusaha seperti diuraikan di atas.
8.

Kemitraan Dengan Sekolah Lain


Kemitraan sekolah merupakan salah satu strategi untuk mempercepat pencapaian
tujuan penyelenggaraan R-SMA-BI. Kemitraan adalah suatu kegiatan kerja sama
dengan prinsip saling menguntungkan antara sekolah yang mempunyai keunggulan
dan prestasi (dikategorikan sebagai mampu melakukan pendampingan dan fasilitasi)
dan sekolah yang berpotensi untuk mencapai keunggulan dan prestasi tersebut.
Sebagai tindak lanjut dari program kemitraan yang selama ini sudah terbangun, maka
perlu dilakukan pengembangan dari program kemitraan tersebut. Hal ini diperlukan
untuk lebih mempercepat dan memperluas sekolah dalam pemenuhan standar
nasional pendidikan (SNP). Pengembangan pola kemitraan antar sekolah dapat
dilakukan dengan cara penunjukan sekolah inti sebagai centre of excellencies bagi
sekolah mitra. Selanjutnya sekolah-sekolah mitra yang tergabung dengan sekolah inti

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

12-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

dapat mencari sekolah mitra sebagai sekolah plasma. Petunjuk teknis tentang
pelaksanaan kemitraan model plasma akan dikembangkan lebih lanjut. Pola
kemitraan plasma terlihat dalam bagan di bawah ini.

MITRA

MITRA

INTI

MITRA

MITRA

Keterangan
: Garis kordinasi/konsultatif

Gambar 1. Skema Kemitraan Antar SMA


Prosedur pelaksaanaan program kemitraan sebagai berikut:
1.
2.

Sekolah inti menjadi penggerak dan kordinator pelasanaan program kemitraan


Sekolah mitra dengan sekolah inti merancang program kemitraan yang saling
memberi manfaat satu dengan lainnya
3. Sekolah mitra dengan sekolah inti melaksanakan program yang telah dirancang
secara konsisten dan berkesinambungan.
4. Sekolah mitra dan sekolah inti melaksanakan eveluasi pelaksanaan program
secara berkala dan berkesinambungan dan menetapkan program tindak lanjut.
5. Pembiayaan kemitraan menjadi tanggung jawab bersama antara sekolah mitra
dengan sekolah inti dan bersifat swakelola.
Catatan:
1. Kemitraan antar sekolah dengan kategori yang sama (RSBI dengan RSBI) sekolah
inti ditetapkan dalam musyawarah kepala sekolah RSBI.
2. Kemitraan antar sekolah dengan kategori yang berbeda, misal RSBI dengan non
RSBI yang menjadi sekolah inti adalah sekolah dengan kategori RSBI.

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

13-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

Agar pelaksanaan kemitraan model plasma dapat dilaksanakan dengan baik, maka
pola kemitraan yang sudah berjalan perlu diperbaiki terlebih dahulu, terutama dalam
hal menjalankan fungsi dan peran masing-masing sekolah, baik sebagai sekolah inti
maupun sekolah mitra serta rancangan dan implementasi program yang saling
memberi manfaat. Atas hal tersebut, maka pola kemitraan akan fokus pada
perbaikan kemitraan yang sudah berjalan.
Kemitraan yang akan dibangun adalah kemitraan antar sekolah yang berada di daerah
masing-masing dan/atau antar sekolah di dalam negeri. Hal ini tidak berarti
menghalangi sekolah untuk bermitra dengan sekolah yang berada di luar negeri tetapi
kemitraan harus memperhatikan berbagai aspek terutama aspek efesiensi biaya,
waktu, budaya, nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme, dsb.
Sebagai acuan pelaksanaan kemitraan antar sekolah sebagai berikut:
1. Tujuan kemitraan adalah:
a. Peningkatan mutu pendidikan.
b. Memperkokoh ikatan kebersamaan antar komunitas sekolah mitra
c. Menumbuhkembangkan
motivasi
peningkatan
kualitas
secara
berkesinambungan.
d. Mempercepat
pemenuhan standar nasional pendidikan bagi sekolah
bermitra.
2. Luang Lingkup kemitraan meliputi bidang akademik, non akademik, dan
manajemen
3. Sasaran kemitraan adalah peserta didik, tenaga pendidik, dan tenaga
kependidikan
4. Kegiatan kemitraan diantaranya meliputi:
a. Bidang akademik
1). Workshop bersama pengembangan perangkat pembelajaran
2). Workshop bersama pengembangan materi ajar berbasis IT (e-learning)
3). Workshop pengembangan sistem dan instrumen penilaian hasil belajar
4). Workshop/lokakarya pengembangan keunggulan lokal sekolah mitra
5). Pertukaran peserta didik dan pendidik sesama sekolah mitra
6). Olimpiade bidang akademik antar sekolah mitra
b. Bidang non akademik
1). Pelaksanaan Latihan Dasar Kepemimpinan Sekolah (LDKS OSIS) bersama
(outbound, motivasi, dsb)
2). Pertandingan persahabatan bidang seni dan olah raga (pendidik/tenaga
kependidikan dan peserta didik)
3). Pengembangan wawasan tentang implementasi pendidikan abad 21
c. Manajemen
1). Pelatihan pengembangan materi ajar berbasis IT (e.learning)
2). Pelatihan peningkatan kompetensi manajemen perkantoran berbasis IT
(kepegawaian, tata persuratan, keuangan, kesiswaan, dsb)
5. Strategi kemitraan dilakukan dengan cara pertukaran informasi, pelatihan,
workshop/lokakarya, pengembangan wawasan, pertukaran Pelajar/pendidik dan
tenaga kependidikan, dan lain-lain yang mengarah pada peningkatan mutu dan
pelayanan penyelenggaraan sekolah.

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

14-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

D. Profil
Profil SMA-BI merupakan pernyataan secara garis besar dalam bentuk persyaratan/kondisi
yang menggambarkan wujud sekolah tersebut. Profil SMA-BI dikembangkan mengacu pada
Permendiknas yang mengatur 8 (delapan) SNP dan Permendiknas Nomor 78 Tahun 2009
tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional Pada Jenjang Pendidikan Dasar
dan Menengah antara lain sebagai berikut:
1. Standar Isi
a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun berdasarkan standar isi dan
standar kompetensi lulusan yang diperkaya dengan standar dari negara maju.
b. Menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS)
2. Standar Kompetensi Lulusan
a. Pencapaian rata-rata KKM peserta didik per mata pelajaran 75%
b. Nilai kelulusan Ujian Sekolah minimal sama dengan KKM setiap mata pelajaran
c. Tingkat kelulusan 100%
d. Tingkat lulusan yang diterima di Perguruan Tinggi 75%
3. Standar Proses
a. Melaksanakan standar proses yang diperkaya dengan model proses pembelajaran
di negara maju.
b. Proses pembelajaran menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis teknologi
informasi dan komunikasi, aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan kontekstual
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a. Pendidik memenuhi standar pendidik yang diperkaya dengan standar pendidik
sekolah dari negara maju.
b. Seluruh pendidik mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis teknologi
informasi dan komunikasi
c. Memiliki paling sedikit 20% pendidik yang berpendidikan S2 atau S3 sesuai dengan
bidang studi yang diampu dari perguruan tinggi yang program studinya
terakreditasi
d. Tenaga kependidikan memenuhi standar tenaga kependidikan yang diperkaya
dengan standar kependidikan sekolah di negara maju. Tenaga kependidikan
sekurang-kurangnya meliputi kepala sekolah, tenaga perpustakaan, tenaga
laboratorium, teknisi sumber belajar, tenaga administrasi, tenaga kebersihan,
dan tenaga keamanan
5. Standar Sarana dan Prasarana
a. Memenuhi standar sarana dan prasarana yag diperkaya dengan standar sarana
dan prasarana pendidikan dari negara maju.
b. Setiap ruang kelas dilengkapi dengan sarana pembelajaran berbasis teknologi
informasi dan komunikasi.
c. Memiliki perpustakaan yang dilengkapi dengan saran digital yang memberikan
akses ke sumber pembelajaran di seluruh dunia (e-library)
d. Memiliki ruang dan fasilitas untuk mendukung pengembangan profesional guru.
e. Melengkapi sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan peserta didik untuk
mengembangkan potensinya dibidang akademik dan non akademik.
6. Standar Pengelolaan
a. Memenuhi standar pengelolaan yang diperkaya dengan standar pengelolaan
sekolah di negara maju.
b. Menjalin kemitraan dengan sekolah unggul di dalam negeri dan/atau negara
maju.
c. Mempersiapkan peserta didik yang diharapkan mampu meraih prestasi tingkat
nasional dan/atau internasional pada aspek ilmu pengetahuan, teknologi,
dan/atau seni.
d. Menerapkan sistem administrasi sekolah berbasis teknologi informasi dan
komunikasi pada delapan standar nasional pendidikan.

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

15-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

7.

8.

E.

Standar Pembiayaan
a. Memenuhi standar pembiayaan pendidikan dan menerapkan tata kelola keuangan
yang transparan dan akuntabel.
b. Tata cara pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan berpedoman pada
prinsip efisiensi, efektifitas, keterbukaan dan akuntabilitas sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
c. Pengelolaan
dan
pertanggungjawaban
keuangan
dalam
pembiayaan
penyelenggaraan SMA-BI dilakukan sesuai dengan Standar Akuntansi Indonesia
dan memperoleh hasil audit akuntan publik dengan predikat wajar tanpa
pengecualian.
Standar Penilaian
a. Menerapkan standar penilaian yang diperkaya dengan sistem penilaian
pendidikan sekolah unggul di negara maju.
b. Menerapkan model penilaian otentik dan mengembangkan model penilaian
berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
c. Peserta didik wajib mengikuti ujian nasional.
d. Melaksanakan ujian sekolah mengacu pada kurikulum satuan pendidikan yang
bersangkutan.

Tahapan Pelaksanaan Pembinaan


Pembinaan program pengembangan R-SMA-BI dilakukan secara terpadu, sitematis dan
berkelanjutan dengan melibatkan unsur Direktorat Pembinaan SMA, Dinas Pendidikan
Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Sekolah dan pemangku kepentingan lainnya
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
Agar seluruh program dan kegiatan dapat terlaksana secara efektif perlu adanya upaya
dan aktivitas di sekolah yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Berikut ini
acuan umum dalam pemenuhan SNP dan keunggulan R-SMA-BI yang harus dilakukan mulai
dari perencanaan, pelaksanaan dan supervisi dan evaluasi :

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

16-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

Mempelajari
dan Memahami
Dokumen SNP+X

Penguasaan Subtansi
Strateg. Implement.
8 SNP+X

Analisis Kontek : 8
SNP, Satuan Pendk,
Lingkungan + X

Kondisi
Ideal, Riil, dan
Kesenjangan

Menyusun dan
Menetapkan Skala
Prioritas

Rencana
Tindak Lanjut

Juknis KTSP
dan Penyusunan
Program Kerja

Menyusun
RKJM dan RKAS

RKJM dan RKAS

RKJM dan RKAS

Pelaksanaan
Kegiatan R-SMA-BI

Pemenuhan
Kriteria SMA-BI

Instrumen
Supervisi dan Evaluasi

Supervisi
dan Evaluasi

Hasil dan
Rekomendasi

Permendiknas
8 SNP

Instrumen
Analisis Kondisi

Gambar 2. Alur tahapan pembinaan R-SMA-BI

Penjelasan alur di atas sebagai berikut:


1.

Perencanaan
a. Pemahaman substansi 8 SNP+X (program keunggulan)
Perencanaan di tingkat sekolah dapat dilakukan dengan strategi:
1). Membentuk tim/koordinator pengkajian 8 SNP dan X (program keunggulan)
2). Mengidentifikasi sasaran yang ingin dicapai pada tiap Standar dan program
keunggulan (X) yang dapat dilakukan melalui:
a). Workshop/IHT secara rutin yang melibatkan seluruh warga sekolah
b). Workshop/IHT MGMP Sekolah secara rutin
c). Mengundang narasumber/fasilitator dari Dinas Provinsi/Kabupaten/
Kota/sekolah setempat secara periodik sesuai kebutuhan
d). Memanfaatkan sarana TIK melalui website, email, chatting yang tersedia
untuk berkomunikasi, berbagi informasi atau konsultasi dengan pihakpihak yang terkait, misalnya: BSNP, Direktorat Pembinaan SMA, atau
sekolah lainnya.

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

17-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

b.

c.

d.

Analisis Konteks
Sekolah melakukan identifikasi kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal
adalah kondisi saat ini untuk mengetahui tingkat pemenuhan indikator-indikator
8 SNP+X (program keunggulan) dalam bentuk keberhasilan, kekurangan, dan
permasalahan. Sedangkan kondisi eksternal merupakan kondisi saat ini yang
berkaitan dengan dukungan, hambatan dan tantangannya.
Penetapan skala prioritas
Penetapan skala prioritas memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1). Standar yang memiliki ketercapaian tinggi, dengan memanfaatkan sumber
daya yang tersedia di sekolah, baik tenaga, sarana prasarana maupun
pembiayaan
2). Standar yang pengelolaan dan penyelenggaraannya sepenuhnya menjadi
kewenangan sekolah (sesuai prinsip MBS) dan tidak tergantung pada
kebijakan daerah atau pusat
3). Standar yang berkaitan langsung pada proses pembelajaran (Standar Isi,
Standar Kompetesi Lulusan, Standar Proses, Standar Pengelolaan, dan
Standar Penilaian)
Penyusunan RKJM dan RKAS
Mengacu pada hasil analisis kondisi dan penetapan skala prioritas, sekolah
menyusun atau menyempurnakan rencana kerja sekolah berupa Rencana Kerja
Jangka Menengah (RKJM) empat tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS) sebagai program tahunan. RKJM dan RKAS memuat kegiatankegiatan pemenuhan 8 SNP dan program keunggulan sebagaimana skala prioritas
yang telah ditetapkan.

2.

Pelaksanaan Kegiatan
a. Kegiatan R-SMA-BI tahunan dilaksanakan berdasarkan RKAS
b. SNP+X (program keunggulan) merupakan satu kesatuan kegiatan yang
terintegrasi.
c. Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan
perlu mendapat persetujuan rnelalui rapat dewan pendidik dan komite sekolah
d. Kepala Sekolah mempertanggungjawabkan pelaksanaan pengelolaan bidang
akademik pada rapat dewan pendidik dan bidang non akademik pada rapat
komite sekolah dalam bentuk laporan pada akhir tahun ajaran yang disampaikan
sebelum penyusunan rencana kerja tahunan berikutnya
e. Memberikan layanan konsultasi dan bimbingan teknis kepada SMA lain
disekitarnya dalam pemenuhan SNP+X melalui kegiatan kemitraan.

3.

Supervisi dan Evaluasi


a. Supervisi dan evaluasi dilaksanakan oleh internal dan eksternal sekolah.
b. Supervisi internal dilakukan terhadap pengelolaan akademik secara teratur dan
berkelanjutan.
c. Evaluasi internal dilakukan dalam bentuk evaluasi diri terhadap kinerja sekolah
untuk menilai kinerja, dan melakukan perbaikan dalam rangka pelaksanaan
SNP+X (program keunggulan).
d. Supervisi dan evaluasi eksternal dilakukan oleh Dit. Pembinaan SMA, Dinas
Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan.
e. Evaluasi kelayakan R-SMA-BI menjadi SMA-BI oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

18-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

Sistem pengelolaan R-SMA-BI diarahkan pada proses kegiatan rintisan untuk memenuhi
kriteria SMA-BI secara bertahap, terencana, dan terukur yang dibagi dalam dua fase
disesuaikan dengan sumber daya sekolah.
1.

Fase Rintisan
Kegiatan pengembangan mencakup pemenuhan seluruh kriteria pada 8 standar
nasional yang diperkaya dengan standar pada sekolah unggul dari negara maju.
Melakukan inovasi serta kreasi keunggulan yang mendukung pengembangan tahap
berikutnya. Upaya ini dapat dilakukan melalui konsolidasi internal dalam
meningkatkan mutu pembelajaran, meningkatkan ketahanan sekolah sebagai satuan
pendidikan ramah sosial, dan penguatan kultur mutu sebagai landasan terbentuknya
keunggulan komparatif pada tingkat nasional dan internasional. Pada fase rintisan
sekolah secara bertahap mengembangkan keunggulan mutu sesuai dengan lulusan
agar memenuhi prestasi akademik memenuhi SNP yang diperkaya dengan kriteria
standar bertaraf internasional.

2.

Fase kemandirian
Pada fase ini R-SMA-BI diharapkan telah mampu bersaing secara internasional yang
ditunjukkan dengan kemampuan yang tangguh dalam kurikulum, proses belajar
mengajar, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pembiayaan, dan pengelolaan serta kepemimpinan. Pada fase ini sekolah
menghasilkan lulusan yang berdaya saing internasional. Sekolah memiliki
kesanggupan dan kemampuan mengembangkan kemandirian untuk sejajar bahkan
bersaing di forum internasional melalui pengembangan karakter berkeunggulan khas.
Secara kuantitatif dan kualitatif R-SMA-BI.

F. Peran Instansi Terkait


1.

Tingkat Pusat
Pengelola program R-SMA-BI adalah Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal
Pendidikan Menengah mempunyai peran:
a. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan program;
b. Menyusun pedoman pelaksanaan program;
c. Melakukan sosialisasi program dan mekanisme pelaksanaan bantuan;
d. Melaksanakan verifikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) ke
sekolah, jika diperlukan;
e. Melaksanakan Review Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) kepada
sekolah calon penerima bantuan;
f. Menerbitkan surat keputusan tentang sekolah penerima dana bantuan;
g. Menyalurkan dana bantuan;
h. Melaksanakan bimbingan asistensi;
i. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan bantuan secara
nasional;
j. Mengolah dan membuat laporan pelaksanaan bantuan; jika menungkinkan.

2.

Tingkat Provinsi
Unit terkait di tingkat provinsi adalah Dinas Pendidikan Provinsi dalam hal ini Sub
Dinas yang menangani SMA, mempunyai peran bersama dengan petugas pusat
melaksanakan pembinaan teknis, memfasilitasi kebutuhan sekolah serta melakukan
pemantauan dan evaluasi ke sekolah yang menjadi kewenangannya.

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

19-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

3.

Tingkat Kabupaten/Kota
Unit terkait di tingkat kabupaten/kota adalah Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
dalam hal ini Sub Dinas atau Bidang yang menangani SMA, serta Dewan Pendidikan
Kabupaten/Kota, mempunyai peran:
a. Bersama dengan petugas pusat melaksanakan pembinaan teknis, memfasilitasi
kebutuhan sekolah serta melakukan pemantauan dan evaluasi ke sekolah yang
menjadi kewenangannya;
b. Menandatangani RKAS sekolah yang akan diusulkan untuk mendapat bantuan.

4.

Tingkat Sekolah
a.

Sekolah, mempunyai peran sebagai berikut:


1) Menyusun RKAS sekolah lengkap dengan semua perangkatnya;
2) Membuka rekening bank atas nama sekolah, bukan atas nama pribadi, pada
bank pemerintah;
3) Mengikuti bimbingan teknis bantuan dalam bentuk workshop penjelasan
RKAS dan menindaklanjuti hasil kesepakatan workshop dan menandatangani
surat perjanjian penggunaan dana bantuan; kecuali dengan alasan yang
dapat dipertanggungjawabkan;
4) Menyebarluaskan informasi penerimaan dana bantuan kepada stakeholder
sekolah, antara lain dengan menempelkan informasi program dan keuangan
di papan pengumuman sekolah, menyampaikan informasi dalam forum rapat
dengan dewan pendidik, komite sekolah/orang tua siswa, serta masyarakat;
5) Melaksanakan RKAS yang telah disepakati secara swakelola, dengan
menganut prinsip-prinsip transparansi, partisipatif dan akuntabel;
6) Mengelola dana bantuan berdasar prinsip pengelolaan keuangan negara serta
membuat pembukuan dan mengadministrasikan seluruh bukti penggunaan
dana bantuan sesuai dengan peraturan yang berlaku;
7) Menyampaikan laporan penggunaan dana bantuan dan perkembangan
pelaksanaan program kepada seluruh stakeholder secara berkala sesuai
dengan jadwal pelaksanaan bantuan sebagai wujud transparansi penggunaan
dana;
8) Menumbuhkembangkan budaya jujur, saling percaya, kebersamaan, disiplin,
efisiensi, bersih, berprestasi, berkompetisi, teguran dan penghargaan;
9) Menerapkan prinsip-prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS);
10) Menyusun laporan pelaksanaan bantuan lengkap dengan pertanggungjawaban
dan bukti pengeluaran (kuitansi) keuangan untuk pemeriksaan;
11) Mengirim laporan pelaksanaan bantuan dan rekap pertanggungjawaban
keuangan (paling banyak 25 lembar) ke Direktorat Pembinaan SMA;
12) Meminta dukungan pengawasan kepada komite sekolah mulai dari
perencanaan sampai dengan implementasi program sekolah.

b.

Komite Sekolah, mempunyai peran sebagai berikut:


1) Memberikan dukungan baik materi maupun non materi kepada sekolah dalam
melaksanakan program;
2) Meningkatkan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi) dan
pemerintah;
3) Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai
kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat;
4) Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada sekolah
tentang pelaksanaan program.

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

20-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM TAHUN 2012
A. Program Pusat
Program pembinaan R-SMA-BI tahun 2012 yang dilakukan Direktorat Pembinaan SMA
meliputi:
1.

TOT Penanggung Jawab Program (PJP) dan Tim Fasilitator Tingkat Nasional (2
angkatan)
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mengkoordinasikan pelaksanaan pembinaan
dengan penanggungjawab program R-SMA-BI Dinas Pendidikan Provinsi serta
menyiapkan personel sebagai fasilitator nasional dalam pembinaan R-SMA-BI. Hasil
dari kegiatan ini adalah adanya kesamaan pemahaman terhadap substansi dan
strategi pembinaan R-SMA-BI dengan PJP R-SMA BI provinsi dan fasilitator nasional.

2.

Asistensi dan sinkronisasi program kerja sekolah (3 angkatan)


Sebagai sebuah rintisan menuju SMA-BI, sekolah menyusun program kerja tahunan
(tahun 2012) dalam rangka melaksanakan, memenuhi dan mengembangkan
karakteristik R-SMA-BI sebagaimana diuraikan pada Bab II, butir C. Program kerja
tahunan R-SMA-BI tersebut selanjutnya diselaraskan dengan kebijakan prioritas
program kerja yang diharapkan Direktorat Pembinaan SMA. Kegiatan tersebut
dilakukan melalui kegiatan asistensi dan sinkronisasi program kerja sekolah.
Pendanaan program kerja tahunan R-SMA-BI tersebut dibiayai oleh dana sekolah dan
sebagian melalui dana bantuan sosial (bansos) yang disalurkan oleh Direktorat
Pembinaan SMA. Oleh karena itu terkait dengan bantuan sosial, bagi R-SMA-BI yang
mendapat dana bantuan sosial diwajibkan menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB)
bansos sebagai persyaratan pencairan dana bansos. Ruang lingkup, persyaratan dan
mekanisme penyusunan RAB bansos dijelaskan pada bab berikutnya.

3.

Bimbingan teknis (bintek) pemenuhan SNP (3 angkatan)


Bimbingan teknis pemenuhan SNP merupakan kegiatan pembinaan R-SMA-BI dalam
rangka untuk meningkatkan mutu pelaksanaan dan pemenuhan SNP. Kegiatan
tersebut akan dilakukan dengan mengundang Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum.
Melalui kegiatan ini, sekolah diharapkan mampu berinovasi untuk meningkatkan mutu
penyelenggaraan R-SMA-BI.

4.

Supervisi dan evaluasi


Supervisi dan evaluasi merupakan proses pembinaan untuk mengetahui pencapaian
indikator penyelenggaraan R-SMA-BI. Melalui kegiatan ini akan diketahui peta kondisi
R-SMA-BI sebagai dasar pembinaan selanjutnya.

B. Program Sekolah
Program R-SMA-BI tahun 2012 diprioritaskan pada:
1.

Peningkatan Mutu Sekolah


Target pencapaian mutu pendidikan R-SMA-BI difokus pada peningkatan kualitas hasil
belajar lulusan dengan aktifitas pokok sebagai berikut:
a. Membuat program unggulan peningkatan mutu dengan target yang jelas, terukur
dengan indikator utama sebagai berikut:
1). Prestasi hasil belajar siswa yang terus meningkat dari tahun ke tahun,
ditampilkan dengan Nilai Rapor dan UN minimal setara dan/atau di atas KKM
Nasional (75,00) dengan penetapan kelulusan UN menggunakan kriteria
kelulusan di atas standar kelulusan nasional.

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

21-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

b.

c.

d.

e.

f.
g.
2.

2). Tingkat keterserapan lulusan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (PTN/
PTLN/PTS) yang terus meningkat secara signifikan dibandingkan tahun
sebelumnya.
3). Karya prestatif siswa dalam berbagai kompetisi lokal, nasional dan
internasional (OSN, O2SN, FL2SN, Karya Inovatif, dsb), minimal memperoleh
1 medali tingkat nasional dan internasional.
4). Aktifitas pembelajaran yang dapat menumbuhkan kemampuan berfikir kritis,
kreatif dan inovatif.
5). Aktifitas pembelajaran dan layanan pendidikan yang menumbuhkan
kebiasaan positif peserta didik dalam kehidupan nyata (displin, kejujuran, 18
karakter bangsa)
6). Pengakuan pihak eksternal terhadap kualitas hasil belajar peserta didik.
Program peningkatan kompetensi akademik dan strategi pembelajaran bagi
pendidik secara berkesinambungan melalui berbagai pelatihan internal,
kelompok kerja (MKKS, MGMP) dan lembaga akademik lainnya (PT, P4TK, dsb).
Program review dan penyempurnaan silabus/RPP secara berkesinambungan
sesuai dengan kebutuhan belajar, karakteristik peserta didik dan perkembangan
IPTEK.
Pengembangan materi ajar dan instrumen penilaian hasil belajar berbasis TIK (elearning) untuk semua mata pelajaran, khususnya mata pelajaran yang di UNkan.
Program pemenuhan sarana pembelajaran dan buku-buku rujukan (cetakan
dan/atau digital) sesuai dengan kebutuhan belajar, karakteristik peserta didik
dan perkembangan IPTEK.
Peningkatan frekuensi kompetisi mata pelajaran, seni budaya, dan olah raga di
lingkungan sekolah sebagai bentuk aktifitas rekreatif dan pengembangan diri.
Peningkatan kualitas kegiatan ekstrakurikuler sebagai media pembinaan karakter
bangsa.

Pengembangan Keunggulan Sekolah


Fokus utama program keunggulan adalah pengembangan kompetensi peserta didik
dengan learning outcome sebagai muara akhirnya. Bentuk keunggulan yang dapat
dikembangkan diantaranya adalah keunggulan bidang akademik, bidang seni dan
budaya, bidang olah raga, dan bidang kewirausahaan. Langkah-langkah implementasi
program keunggulan dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Melakukan analisis kondisi internal dan eksternal yang merupakan bagian dari
analisis konteks terhadap 8 SNP. Fokus analisis dilakukan terhadap potensi
keunggulan dan tingkat kesiapan sumber daya yang dimilki.
b. Penentuan bidang keunggulan yang akan dijadikan sebagai keunggulan sekolah,
antara lain bidang akademis, olah raga, seni, budaya, atau kewirausahaan.
c. Penyusunan program atau kegiatan yang akan dilaksanakan terkait dengan bidang
keunggulan yang ditentukan dengan memperhatikan; tujuan, sasaran, waktu
pelaksanaan, personel yang bertanggungjawab, pembiayaan, sarana dan
prasarana.
d. Sosialisasi program keunggulan keseluruh warga sekolah, orang tua, masyarakat,
dinas/instansi terkait, atau dudin.
e. Pelaksanaan program keunggulan di sekolah dengan melibatkan masyarakat,
pemerintah daerah, instansi lain, atau dunia usaha/industri.
f. Pengawasan dan Evaluasi dilakukan untuk memantau keterlaksanaan serta
hambatan-hambatan yang terjadi pada pelaksanaan program keunggulan. Hasil
dari kegiatan ini berupa informasi riil tentang hasil pelaksanaan program dan
kesiapan sumber daya sekolah yang ada untuk dijadikan bahan acuan penyusunan
dan pelaksanaan program selanjutnya.

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

22-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

3.

Pengembangan Kemitraan
Kemitraan adalah suatu kegiatan kerja sama dengan prinsip saling menguntungkan
antara sekolah yang mempunyai keunggulan dan prestasi (dikategorikan sebagai
mampu melakukan pendampingan dan fasilitasi) dan sekolah yang berpotensi untuk
mencapai keunggulan dan prestasi tersebut. Sebagai acuan pelaksanaan kemitraan
antar sekolah sebagai berikut:
a. Sasaran kemitraan tahun 2012 sekurang-kurangnya 5 SMA disekitarnya dengan
mempertimbangkan kondisi geografis dan jumlah SMA disekitarnya.
b. Kegiatan kemitraan diantaranya meliputi:
1). Bidang akademik
a). Workshop bersama pengembangan perangkat pembelajaran
b). Workshop bersama pengembangan materi ajar berbasis IT (e-learning)
c). Workshop pengembangan sistem dan instrumen penilaian hasil belajar
d). Workshop/lokakarya pengembangan keunggulan lokal sekolah mitra
e). Pertukaran peserta didik dan pendidik sesama sekolah mitra
f). Olimpiade bidang akademik antar sekolah mitra
2). Bidang non akademik
a). Pelaksanaan Latihan Dasar Kepemimpinan Sekolah (LDKS OSIS) bersama
(outbound, motivasi, dsb)
b). Pertandingan persahabatan bidang seni dan olah raga (pendidik/tenaga
kependidikan dan peserta didik)
c). Pengembangan wawasan tentang implementasi pendidikan abad 21
3). Manajemen
a). Pelatihan pengembangan materi ajar berbasis IT (e.learning)
b). Pelatihan peningkatan kompetensi manajemen perkantoran berbasis IT
(kepegawaian, tata persuratan, keuangan, kesiswaan, dsb)

4.

Pengembangan Layanan Ramah Sosial


Penerapan layanan ramah sosial di R-SMA-BI difokuskan pada:
a. Mengalokasikan tempat bagi calon peserta didik berkewarganegaraan Indonesia,
yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi,
paling sedikit 20% dari jumlah keseluruhan peserta didik baru
b. Menyediakan beasiswa atau bantuan biaya pendidikan bagi peserta didik warga
negara Indonesia yang memiliki potensi akademik tinggi tetapi kurang mampu
secara ekonomi paling sedikit 20% dari jumlah seluruh peserta didik
c. Pengembangan kultur sekolah meliputi:
1). Mengembangkan lingkungan sekolah yang bersih, tertib, indah, rindang,
aman, sehat, bebas asap rokok dan narkoba, bebas budaya kekerasan dan
berbudaya akhlak mulia
2). Proses pendidikan berpusat pada pengembangan peserta didik, lingkungan
belajar yang kondusif, penekanan pada pembelajaran, profesionalisme,
harapan tinggi, keunggulan, respek terhadap setiap individu dan komunitas
sosial warga sekolah
3). Mengembangkan budaya kompetitif dan kolaboratif serta jiwa kewirausahaan
yang dilandasi oleh moral dan etika yang tinggi
4). Membangun kultur yang mengarah pada peningkatan kemampuan di bidang
bahasa inggris dan/atau bahasa asing lainnya, teknologi informasi dan
komunikasi, dan budaya lintas bangsa.

C. Sasaran
Sasaran program pembinaan R-SMA-BI tahun 2012 sebanyak 363 SMA dimana sebanyak
sebanyak 265 R-SMA-BI memperoleh dana bantuan sosial masing-masing sebesar @ Rp.
100.000.000 (seratus juta rupiah).
2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
23-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

BAB IV
PENGELOLAAN DANA BANTUAN
A. Mekanisme Penyaluran
Agar penyaluran bantuan dapat berjalan dengan baik, perlu ditetapkan mekanisme
penyaluran Bantuan sebagai berikut:
1.

Pengajuan Proposal
Sekolah dipersyaratkan menyusun proposal Rencana Kerja Tahunan (RKT) beserta
lampirannya. Uraian rencana kerja tahunan sekolah dicantumkan dalam format RKT
yang dilengkapi dengan sasaran, perkiraan biaya, dan porsi pembiayaan berdasarkan
sumber dana yang terdiri dari dana rutin, dana sharing, dan dana Bantuan.
Sistematika penyusunan Rencana Kerja Tahunan sekolah dengan melampirkan:
a. Format Lembar Informasi Sekolah Menengah/LISM (sebelumnya disebut LNS) yang
diisi lengkap, benar dan jujur;
b. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) selama 1 tahun untuk tahun
berjalan;
c. Jadwal Pelaksanaan Rencana Kerja tahunan sekolah;
d. Salinan/foto copy dokumen-dokumen:
1) SK pendirian sekolah (bagi sekolah negeri) atau akte pendirian yayasan (bagi
sekolah swasta);
2) SK komite sekolah;
3) SK pengangkatan kepala sekolah bila ada penggantian Kepala Sekolah,
sebagai bukti status kepala sekolah definitif;
4) Foto copy nomor rekening sekolah (bukan nomor rekening kepala
sekolah/pribadi), yang dilegalisir bank yang bersangkutan.
Bagi R-SMA-BI yang tidak menerima bantuan R-SMA-BI tetap membuat RKAS untuk
tahun berjalan.

2.

Asistensi dan Sinkronisasi Program Kerja dan RAB Bantuan


a.

b.

3.

Dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan SMA, melalui kegiatan workshop di


tingkat Pusat dengan tujuan untuk:
1) Meningkatkan pemahaman tentang kebijakan pembinaan SMA tahun 2012,
dan peningkatan mutu pendidikan di SMA melalui manajemen mutu.
2) Memantapkan dan melakukan sinkronisasi program tindaklanjut program RSMA-BI yang harus dilaksanakan oleh masing-masing sekolah pada tahun
2012.
3) Menyepakati pelaksanaan program pembinaan R-SMA-BI dan penggunaan
bantuan tahun 2012, yang dituangkan dalam naskah kesepahaman (Surat
Perjanjian).
Melalui kegiatan ini sekaligus akan dilakukan penandatanganan Surat Perjanjian
antara Direktorat Pembinaan SMA dengan 265 kepala sekolah penyelenggara dan
penerima bantuan program pembinaan R-SMA-BI, sebagai bukti adanya
kesepakatan dalam penyelenggaraan dan penggunaan dana program pembinaan
R-SMA-BI pada tahun 2012.

Penyaluran Dana Bantuan

Penyaluran dana bantuan sesuai dengan jumlah nominal yang tertera pada perjanjian
kerjasama penggunaan dana bantuan. Dana dikirimkan melalui pemindahbukuan dari
rekening penyalur pemerintah dalam hal ini Departemen Keuangan/KPPN Jakarta III
ke rekening sekolah dengan mekanisme pembayaran langsung (SPP-LS). Penyaluran
dana bantuan dilakukan sekaligus 100% atau satu tahap.
2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
24-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

B. Persyaratan Penyaluran
1.

Kuitansi pembayaran dana Bantuan


Kuitansi yang harus ditandatangani sebanyak 4 (empat) rangkap dengan rincian 3
(tiga) rangkap termasuk yang bermaterai dikembalikan kepada pemberi bantuan dan
1 (satu) rangkap sebagai pertinggal penerima bantuan.

2.

Surat Perjanjian Kerjasama Penggunaan Dana


Penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama Penggunaan Dana adalah Pejabat
Pembuat Komitmen Kegiatan Penjaminan Kepastian Layanan dan Bantuan
Peningkatan Mutu Pendidikan SMA, Output SMA Bertaraf Internasional (SBI/RSBI) pada
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas dan Kepala Sekolah penerima bantuan.
(sesuai format lampiran 2h).

3.

Surat Keputusan Penerima Bantuan


Surat Keputusan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas tentang Penetapan
Sekolah Penerima Bantuan. Lampiran SK berupa daftar sekolah penerima bantuan
mencakup nama sekolah, lokasi, dan jumlah dana yang diterima.

4.

Foto copy Rekening


Foto copy rekening sekolah harus sudah dilegalisir (distempel) oleh bank
bersangkutan. Rekening harus atas nama sekolah, bukan atas nama pribadi. Transfer
dana bantuan akan gagal jika rekening atas nama perorangan/pribadi.

5.

Pelaksanaan di Sekolah
Sekolah melaksanakan program kegiatan sesuai dengan program yang dituangkan
dalam Rencana Kegiatan Tahunan. Jadwal pelaksanaan kegiatan terhitung sejak dana
diterima dengan waktu pelaksanaan kegiatan yang telah disesuaikan. Apabila terjadi
perubahan program RKAS/action plan yang sudah disepakati, penerima bantuan
diperkenankan untuk merevisi peruntukan dana tersebut dengan tetap mengacu pada
peruntukan penggunaan dana bantuan dan pedoman pelaksanaan serta kebutuhan riil
sekolah dan diajukan dua bulan sebelum berakhirnya tahun ajaran. Revisi peruntukan
dana bantuan dianggap sah apabila ditandatangani dan distempel asli oleh Kepala
Sekolah dan diketahui oleh Ketua Komite Sekolah. Sekolah wajib mengirimkan satu
berkas perbaikan RKAS/action plan dengan memberikan penjelasan tentang alasan
revisi untuk meminta persetujuan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

C. Prinsip Pelaksanaan
Pelaksanaan bantuan R-SMA-BI menganut prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.

Swakelola dan Partisipatif


Pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara swakelola (direncanakan, dikerjakan dan
diawasi sendiri) dengan melibatkan warga sekolah dan masyarakat untuk
berpartisipasi secara aktif dalam memberikan dukungan terhadap perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pekerjaan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2.

Transparan
Pengelolaan dana bantuan harus dilakukan secara terbuka agar warga sekolah dan
masyarakat dapat memberikan saran, kritik, serta melakukan pengawasan dan
pengendalian terhadap pelaksanaan pekerjaan.

3.

Akuntabel
Pengelolaan dana bantuan harus dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
kualitas, kuantitas pekerjaan maupun penggunaan keuangan, sesuai dengan proposal
yang telah disetujui. Apabila terjadi perubahan penggunaan dana harus membuat
revisi, dan disetujui oleh pemberi bantuan.

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

25-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

4.

Demokratis
Penyusunan perencanaan, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah selalu
ditempuh melalui jalan musyawarah/mufakat dengan memberikan kesempatan
kepada setiap individu untuk mengajukan saran, kritik atau pendapat.

5.

Efektif dan Efisien


Pengelolaan dana bantuan harus efektif dan efisien. Menghindari pemborosan dan
penggunaan uang untuk pekerjaan yang kurang bermanfaat. Mengutamakan
pemberdayaan potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh warga sekolah dan
masyarakat sekitarnya.

6.

Tertib Administrasi dan Pelaporan


Penerima bantuan harus membuat pembukuan dan menyimpan bukti pengeluaran
dana serta menyusun dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan kegiatan dan
pertanggungjawaban keuangan sesuai ketentuan yang dipersyaratkan.

7.

Saling Percaya
Pemberian bantuan berlandaskan pada rasa saling percaya (mutual trust) antara
pemberi dan penerima Bantuan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga
kepercayaan tersebut dengan memegang amanah dan komitmen yang ditujukan
semata-mata hanya untuk membangun pendidikan yang lebih baik dan bertaraf
internasional.

D. Sifat Bantuan
Dana bantuan ini hanya bersifat stimulus, oleh karena itu penggunaannya akan difokuskan
untuk membiayai sebagian aktivitas/kegiatan yang harus dilakukan oleh sekolah dalam
rangka pemenuhan SNP dan pelaksanaan program R-SMA-BI tahun 2012. Jenis bantuan ini
dimungkinkan adanya dana sharing sebagai bentuk kepedulian yayasan/sekolah/
masyarakat/pemerintah daerah (provinsi, kabupaten/kota) terhadap program R-SMA-BI.
Pengertian dana sharing di sini, tidak harus dalam bentuk uang, melainkan bisa berbentuk
material, tenaga, atau fasilitas pendukung lainnya yang berhubungan langsung dengan
kebutuhan yang belum tersedia. Besarnya dana sharing relatif, sesuai dengan kemampuan
masing-masing daerah dan atau sekolah.
E.

Peruntukan Bantuan
Dana bantuan pembinaan R-SMA-BI tahun 2012 sebesar Rp. 100.000.000,00 (Seratus Juta
Rupiah) dialokasikan untuk empat kegiatan utama sebagai berikut: (1) 35,00% untuk
peningkatan mutu, (2) 20,00% untuk pengembangan keunggulan, (3) 15,00% untuk
kegiatan manajemen dan kemitraan, dan (4) 30,00% untuk program layanan ramah sosial
(bea siswa). Rincian alokasi dana tersebut sebagai berikut:
1.

Peningkatan mutu (maksimal 35,00% dari dana bantuan R-SMA-BI)


Pada program ini dialokasikan dana maksimal sebesar 25,00% dari dana bantuan
keseluruhan yaitu Rp. 25.000.000,00 untuk peningkatan mutu dengan mengacu pada
Bab III.B.1.

2.

Pengembangan keunggulan (maksimal 20,00% dari dana bantuan R-SMA-BI)


Pada program ini dialokasikan dana maksimal sebesar 20,00% dari dana bantuan
keseluruhan yaitu Rp. 20.000.000,00 untuk mengimplementasikan program
keunggulan sekolah dengan mengacu pada Bab III.B.2.

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

26-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

3.

Manajemen dan kemitraan (maksimal 15% dari dana bantuan R-SMA-BI)


a. Peningkatan peran serta/dukungan pemerintah provinsi/kabupaten/kota melalui
kegiatan konsultasi dengan dinas provinsi/kabupaten/kota atau forum diskusi
dengan narasumber.
b. Program penggalangan kemitraan dengan minimal 5 (lima) SMA yang lain baik
SKM/SSN atau SPM
c. Penyusunan laporan penggunaan dana bantuan program pengembangan R-SMA-BI
d. Koordinasi satu orang ke Tingkat Pusat untuk keikutsertaan Wakasek Kurikulum
satu orang pada workshop tingkat nasional yang diselenggarakan Dit. Pembinaan
SMA, yang meliputi pembiayaan sebagai berikut :
1). Transportasi pergi dan pulang dari sekolah asal ke tempat pelaksanaan
workshop
2). Uang saku selama 4 (empat) hari.

4.

Layanan ramah sosial dalam bentuk beasiswa (30% dari dana Bantuan R-SMA-BI)
Beasiswa bagi siswa yang berprestasi namun tidak mampu secara ekonomi. Beasiswa
bagi siswa yang mampu secara akademik tetapi tidak mampu secara ekonomi.
Komponen beasiswa dapat berupa: pembebasan/keringanan uang SPP, buku-buku
pelajaran dan peralatan sekolah (buku dan alat tulis, tas sekolah, dll), sepatu,
pakaian seragam, dan transportasi.

F. Waktu Penggunaan Dana Bantuan


Dana bantuan R-SMA-BI dapat digunakan sejak diterima sampai dengan tanggal 30 Juni
2013. Oleh karena itu sekolah diharapkan dapat menyusun jadwal penggunaan dana
dengan mempertimbangkan batas waktu penggunaan dana tersebut.
G. Pengelolaan Keuangan
Agar pengelolaan bantuan ini berhasil dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan,
sekolah perlu mentaati ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1.

Pengelolaan Program
a.

Dalam mengelola dan melaksanakan program dana bantuan, kepala sekolah


secara musyawarah membentuk sebuah tim pelaksana yang terdiri dari:
1) Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab program;
2) Wakil Kepala Sekolah atau guru yang relevan sebagai ketua tim pelaksana;
3) Guru-guru sebagai penanggungjawab pada setiap kegiatan;
4) Bendahara rutin sekolah atau bendahara yang ditunjuk oleh kepala sekolah
sebagai pengelola keuangan;
5) Perwakilan guru dan orangtua siswa sebagai anggota.
b. Pekerjaan dilaksanakan secara swakelola, melibatkan warga sekolah dan
masyarakat untuk berpartisipasi dan berperan aktif dalam memberikan dukungan
terhadap pelaksanaan pekerjaan;
c. Informasi pengelolaan dana bantuan harus mudah diketahui oleh warga sekolah
dan masyarakat dengan menempelkan rencana dan laporan pelaksanaan kegiatan
serta laporan keuangan di papan pengumuman sekolah;
d. Komite Sekolah berperan dalam memberikan pertimbangan; pendukung baik
yang berwujud finansial, pemikiran maupun tenaga; pengontrol kualitas
pelaksanaan program; dan sekaligus sebagai mediator antara pemerintah dengan
masyarakat;
e. Rencana kerja tahunan yang sudah direview dan disetujui oleh pemberi bantuan
menjadi acuan utama dalam pelaksanaan program bantuan;
f. Utamakan kualitas/mutu pelaksanaan program/kegiatan;
g. Mematuhi ketentuan dan peraturan yang berlaku berkenaan dengan pelaksanaan
program bantuan.
2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
27-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

2.

Pengelolaan Dana Bantuan


Dana bantuan dikelola dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
b. Pembukuan dana bantuan, disamping dibukukan dalam buku kas umum juga
harus dibukukan tersendiri (buku kas pembantu) (sesuai format lampiran 2d);
c. Pembukuan dana bantuan berisi semua transaksi keuangan menurut urutan
tanggal transaksi disertai bukti-bukti pembayaran (kuitansi) yang ditandatangani
oleh kepala sekolah dan bendaharawan sekolah atau ketua dan bendahara
lembaga/yayasan;
d. Bukti pembayaran (kuitansi) mencantumkan harga pembelian termasuk pajak;
e. Pembukuan ditutup pada setiap akhir bulan ditandatangani kepala sekolah dan
bendaharawan sekolah atau ketua dan bendahara lembaga/yayasan;
f. Menyusun rekapitulasi laporan penggunaan dana. Didukung oleh bukti-bukti
transaksi sejak dana diterima sampai dengan seluruh pekerjaan selesai;
g. Menyampaikan Berita Acara Serah Terima Penyerahan Barang Milik Negara /BMN
ke Pemda (Dinas Pendidikan Kab/Kota) apabila dana bantuan dipergunakan untuk
membeli barang yang mengakibatkan penambahan Asset .
h. Menyimpan dokumen pengeluaran secara tertib, rapi dan lengkap;
i. Pengelolaan dana bantuan berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan
negara.
Penanggungjawab bantuan dalam mengelola keuangan harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a. Setiap pengeluaran keuangan harus dibuktikan dengan kuintansi dan sah apabila
disetujui/diketahui oleh penanggungjawab bantuan dan telah lunas dibayar oleh
Bendaharawan.
b. Pembayaran baru dapat dilakukan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
dibuktikan dengan tanda terima (kuitansi) yang ditandatangani oleh
penanggungjawab bantuan.
c. Bukti pengeluaran/kuitansi untuk belanja barang dibubuhi materai sesuai
ketentuan yang berlaku dan dilampiri faktur/nota rincian barang yang dibeli:
1) Materai senilai Rp. 3.000,- (tiga ribu rupiah) untuk pembelanjaan barang
senilai Rp 250.000,- s.d. Rp 1.000.000,2) Materai senilai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) untuk pembelanjaan barang
senilai diatas Rp 1.000.000,d. Bukti pengeluaran/kuitansi harus memuat uraian/keperluan pembayaran,
ditandatangani oleh pihak pertama.
e. Seluruh penerimaan dan pengeluaran harus dicatat/dibukukan pada Buku Kas
Umum baik penerimaan maupun pengeluaran.
f. Pembukuan pada Buku Kas Umum dilakukan setelah transaksi terjadi/saat
pembayaran (dibukukan sesuai dengan tanggal terjadinya transaksi).
g. Setiap akhir bulan Buku Kas Umum ditutup, dan dibuatkan berita acara
Pemeriksaan Kas yang ditandatangani oleh penanggungjawab bantuan dan
bendaharawan.
h. Seluruh berkas keuangan berupa laporan keuangan dan bukti-bukti pengeluaran/
kuitansi disimpan secara rapi dalam file odner menurut urutan nomor dan
tanggal, disimpan dalam tempat yang aman dan mudah dicari untuk
dipergunakan kembali setiap saat diperlukan.
i. Bendaharawan berkewajiban memungut pajak-pajak, menyetor dan melaporkan
sesuai ketentuan yang berlaku (Surat Edaran Menteri Keuangan No.
563/KMK/03/2003 tanggal 24 Desember 2003).
j. Pungutan pajak pengadaan barang/bahan yang nilainya di atas Rp 2.000.000,(dua juta jupiah) dikenakan pajak pertambahan nilai (PPN.DN) sebesar Nilai
Kuitansi dibagi 11, sedangkan pajak pertambahan nilai untuk pengadaan barang
(PPh. Ps.22) sebesar 1.5% dari jumlah transaksi setelah dikurangi pajak PPN.DN.
Semua hasil pemungutan pajak tersebut direkap setiap bulannya setelah
disetorkan.

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

28-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

Contoh pemungutan/potongan pajak sebagai berikut:


Untuk pengadaan barang/bahan yang nilainya di atas Rp 2.000.000,- (dua juta
rupiah) dikenakan pemotongan pajak untuk PPN.DN dan PPh.Ps. 22, dengan
perhitungan sbb:
Pajak Pertambahan Nilai (PPN.DN)
- Jumlah transaksi/nilai pengadaan barang/bahan = Rp.2.590.500,- Potongan pajak PPN.DN = Rp 2.500.000,- : 11
= Rp. 235.500, Pajak Penghasilan atas pengadaan barang (PPh.Ps. 22)
Potongan Pajak (PPh.Ps. 22) = 1,5% x (Nilai transaksi PPN.DN)
= 1,5% x (Rp 2.590.500,- Rp. 235.500,-)
= Rp. 35.325,k. Penggunaan dana harus sesuai dengan Rencana Anggaran Belanja (RAB) yang
merupakan lampiran dari MoU yang disepakati oleh kedua pihak, apabila terjadi
perubahan harus terlebih dahulu mendapat persetujuan pihak pemberi dana
maksimal 2 bulan sebelum tahun ajaran berakhir.
l. Dana bantuan akan ditransfer ke rekening penerima bantuan sebesar 100% dari
nilai bantuan yang diterimakan melalui pemindahbukuan dari Rekening Penyalur
Pemerintah dalam hal ini Departemen Keuangan/KPPN Jakarta III ke rekening
sekolah penerima bantuan setelah terpenuhinya persyaratan teknis dan
administrasi.
m. Dana bantuan harus sudah mulai dibelanjakan selambat-lambatnya selama 12
(dua belas) hari kerja setelah dana diterima.
n. Penerima bantuan harus mengurus Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) pada kantor
pajak daerah yang bersangkutan guna keperluan penyetoran pajak.
o. Apabila terjadi sesuatu yang berakibat kerugian negara/daerah akibat kelalaian,
sepenuhnya menjadi tanggungjawab penerima bantuan.
3.

Ketentuan Perpajakan
Sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-181/A/2003 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan dan Penyaluran Bantuan untuk Peningkatan Mutu SMA, yang
menyatakan bahwa dana hibah ke sekolah tidak dipungut pajak. Sehingga jumlah
dana bantuan yang diterima sekolah besarnya sama dengan nilai yang tercantum
pada surat perjanjian kerjasama.

Sekolah tetap berkewajiban membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada
saat melakukan transaksi pembayaran, seperti untuk pembelian barang dan jasa dalam
negeri, sewa menyewa, dan pembayaran berbagai macam honorarium/upah/ gaji/lembur
dan lain sebagainya (sesuai lampiran 2a). Ketentuan pajak yang disusun pada panduan ini,
berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan (PPh) dan
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPn), serta Surat
Keputusan Menteri Keuangan dan Surat Edaran Dirjen Anggaran yang terkait.
H. Larangan Penggunaan Bantuan
Dana bantuan merupakan amanah dan kepercayaan, sehingga penting bagi kita secara
bersama-sama menjaga amanah tersebut. Agar terhindar dari segala macam bentuk
manipulasi dan penyimpangan keuangan negara, dilarang melakukan hal-hal berikut ini:
1. Membiayai kegiatan lain di luar ketentuan yang sudah disepakati, misalnya bimbingan
belajar atau belajar tambahan/pra UMPTN yang biasa dilakukan di luar jam sekolah;
2. Melakukan korupsi, manipulasi, pemberian upeti, atau pemotongan dalam bentuk
apapun, dengan alasan apapun, oleh siapapun dan untuk kepentingan apapun;
3. Melakukan pekerjaan tidak dengan swakelola, yaitu memborongkan kepada pihak
kontraktor/perusahaan;
2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

29-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

4.
5.
6.
7.
8.
9.
I.

Membiayai kegiatan-kegiatan serupa yang telah dibiayai oleh dana yang berasal dari
RAPBS, APBD kabupaten/kota dan APBD provinsi;
Memindahkan dana bantuan dari rekening rutin sekolah ke rekening pribadi untuk
tujuan dan alasan apapun;
Menggunakan dana bantuan untuk simpan pinjam;
Tambahan gaji guru/karyawan;
Investasi, misalnya untuk membeli ternak dengan maksud meraih keuntungan, dan
sebagainya;
Perjalanan dinas yang tidak berkaitan langsung dengan program/kegiatan bantuan.

Sanksi
Apabila berdasarkan hasil evaluasi dan verifikasi, penerima bantuan terbukti secara sah
melakukan kekeliruan/kesalahan dalam melaksanakan program dan pengelolaan
keuangan yang dapat merugikan keuangan negara, maka Direktorat Pembinaan SMA
memberi peringatan/teguran secara lisan atau tertulis. Penerima bantuan wajib
mengindahkan peringatan/teguran tersebut. Jika tidak, Direktorat Pembinaan SMA akan
memberikan sanksi kepada penerima bantuan sesuai dengan pelanggaran berupa:
1. Meminta bantuan institusi pemeriksa/penyidik yang berwenang (Inspektorat
Jenderal/BPKP/BPK) untuk melakukan pemeriksaan langsung ke penerima bantuan;
2. Memasukkan penerima bantuan ke dalam daftar sekolah/lembaga/yayasan yang
melanggar aturan (apabila terbukti) untuk kemudian tidak diberikan bantuan lagi di
masa mendatang.

J.

Hasil dan SPJ Keuangan


Seluruh kegiatan harus dapat menghasilkan sesuatu dalam bentuk bukti fisik sesuai
dengan tujuan dan sasaran/target yang telah ditetapkan, sebagai contoh:

No
1.

Kegiatan
Bintek Pembelajaran

2.

Penggalangan kemitraan
dengan SMA lain

Dst

Dst

Out Put
Panduan Workshop
Laporan Workshop
Naskah hasil Penugasan
setiap guru
Laporan pelaksanaan
koordinasi dan
Naskah kerjasama
kemitraan dengan SMA lain
Dst

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Bentuk
SPJ Keuangan
Transport petugas
Konsumsi

Transport petugas
Konsumsi

Dst

30-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

BAB V
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN
A. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring bertujuan untuk melakukan kontrol terhadap pelaksanaan dana bantuan yang
meliputi aspek kualitas, kuantitas, waktu pelaksanaan, pengelolaan keuangan,
administrasi serta mengetahui seberapa besar peran dan partisipasi masyarakat. Evaluasi
bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan dana program Bantuan berjalan lancar
sesuai sasaran yang diharapkan. Hasil monitoring dan evaluasi akan dijadikan bahan
pengambilan keputusan dan perencanaan program ke depan. Monitoring dan Evaluasi oleh
Tim Direktorat Pembinaan SMA atau instansi lain dari Pusat dapat dilaksanakan pada saat
program/kegiatan sedang berlangsung atau setelah program/kegiatan selesai
dilaksanakan.
Metode monitoring dan evaluasi dapat dilakukan dengan observasi atau pengamatan
langsung, studi dokumentasi, wawancara dengan responden, pengisian kuesioner/
instrumen oleh responden. Kuesioner/instrumen monitoring disusun oleh pemberi
bantuan. Monitoring dan evaluasi juga melibatkan unsur masyarakat yang diwakili oleh
komite sekolah dan dewan pendidikan. Media massa akan dilibatkan secara independent
untuk melakukan peliputan pelaksanaan program dana bantuan, bilamana diperlukan.
Agar pelaksanaan monitoring dan evaluasi dapat terlaksana secara efektif Direktorat
Pembinaan SMA akan melaksanakan kegiatan pendukung sebagai berikut:
1. Menyiapkan perangkat pendukung monitoring dan evaluasi keterlaksanaan program
pembinaan R-SMA-BI serta pemanfaatan dana bantuan sosial;
2. Menyiapkan tim monitoring dan evaluasi melalui kegiatan workshop/TOT di tingkat
Pusat yang akan melibatkan tim pusat dan tim daerah.
B. Pelaporan
Laporan yang harus disiapkan oleh setiap sekolah penerima bantuan sosial program
pembinaan R-SMA-BI tahun 2012, terdiri atas :
1.

Laporan Pelaksanaan Program


Laporan pelaksanaan program berisi tentang informasi antara lain tentang
keterlaksanaan kegiatan, ketercapaian sasaran/target, kesesuaian waktu pelaksanaan
dengan rencana jadwal, permasalahan/kendala yang dihadapi, upaya pemecahan
masalah dan rencana tindak lanjut.

2.

Laporan Penyerapan dan Penggunaan Dana Bantuan Sosial


Laporan penyerapan dan penggunaan dana bantuan sosial disusun dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Laporan penyerapan dana (mencakup: rencana dan realisasi penggunaan dana
serta sisa dana, pajak yang dipungut dan disetor ke kas negara), dilengkapi
dengan bukti penggunaan dana yang terdiri atas:
1) Bukti-bukti pertanggungjawaban penggunaan dana, sesuai dengan jenis
pengeluaran yang digunakan/dikeluarkan (honor, transport, konsumsi,
pengadaan ATK, penggandaan bahan, dan lain-lain).
2) Bukti setor pajak dan bukti setor sisa dana (bila ada)
b. Laporan penyerapan dana dan seluruh bukti penggunaan dana sebagaimana butir
a di atas, dibuat rangkap 2 (dua)

Pengesahan, peruntukan, waktu pengiriman laporan, dan berita acara serah terima hasil
pembelian/pengadaan barang diatur sebagai berikut:
1. Laporan penggunaan dana, ditandatangani oleh Kepala sekolah dan PJP R-SMA-BI
tingkat Sekolah.
2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
31-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

2.
3.

4.
5.

6.

Bukti Pertanggungjawaban penggunaan dana, ditandatangani oleh Kepala Sekolah


dan PJP R-SMA-BI yang bersangkutan.
Laporan penyerapan dan penggunaan bantuan sosial, yang dibuat sebanyak 2 (dua)
rangkap dengan diperuntukan sebagai berikut :
a. 1 (satu) naskah laporan dilampiri dengan bukti SPJ - ASLI, untuk arsip sekolah.
b. 1 (satu) naskah dilampiri dengan lembar kedua (foto copy) bukti SPJ,
disampaikan Ke: Direktur Pembinaan SMA, U.p. Drs. Alinurdin, M.Pd, Kasubdit
Pembelajaran (PPK Kegiatan Penyediaan dan Peningkatan Layanan Pendidikan
SMA Model, Direktorat Pembinaan SMA)
Jl. R.S. Fatmawati, Kompleks Kemdikbud Gedung B Lantai 1, Jakarta Selatan
Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan dan penggunaan bantuan sosial dibuat
setiap bulan mulai dari bulan Juli 2012-Juni 2013
Pengiriman laporan ke Direktorat Pembinaan SMA (pemberi bantuan sosial) dilakukan
2 (dua) kali, dengan pengaturan waktu sebagai berikut:
a. Laporan tahap pertama mencakup:
Perkembangan pelaksanaan kegiatan dan penggunaan dana bantuan sosial mulai
bulan Juli s.d. 31 Desember 2012, dikirimkan pada minggu pertama Januari
2013.
b. Laporan tahap kedua (laporan akhir) mencakup:
Perkembangan pelaksanaan kegiatan dan penggunaan dana bantuan sosial mulai
bulan Januari 2013 s.d. 30 Juni 2013, dikirimkan paling lambat minggu pertama
Jali 2013.
Seluruh hasil pembelian/pengadaan barang yang dibiayai melalui bantuan sosial
seperti: buku referensi/pegangan bagi guru dan peralatan TIK/PSB (termasuk kabel),
harus dilakukan serah terima yang dituangkan dalam naskah Berita Acara. Pengaturan
serah terima hasil pembelian/pengadaan barang dilaksanakan sesuai ketentuan yang
berlaku.

C. Pengaduan Masyarakat
Dalam rangka memfasilitasi penyelesaian atau jalan keluar atas pengaduan masyarakat
tentang pelaksanaan dana bantuan sosial program pembinaan R-SMA-BI, Direktorat
Pembinaan SMA membentuk Unit Pelayanan Masyarakat (UPM). Pelayanan informasi dan
pengaduan masyarakat sangat penting bagi pengelola program dalam rangka
transparansi/keterbukaan terhadap masyarakat sebagai komponen turut serta mengawasi
pelaksanaan program sesuai dengan prinsip pengelolaan bantuan sosial, yang berfungsi
sebagai: (1) mediator antara masyarakat dan pengelolan dana bantuan sosial program
pembinaan SMA Berbasis Keunggulan Lokal dan Pembelajaran Berbasis TIK, (2) pusat
pelayanan masyarakat (internal dan eksternal), dan (3) pusat informasi umum pemberian
bantuan sosial program pembinaan SMA Berbasis Keunggulan Lokal dan Pembelajaran
Berbasis TIK.
Pelayanan informasi dan pengaduan masyarakat dapat dilakukan melalui:
1. Hotline Bansos program pembinaan SMA Berbasis Keunggulan Lokal dan Pembelajaran
Berbasis TIK: 0813 187 031 36
2. Tertulis dengan alamat:
Direktur Pembinaan SMA
u.p Kasubdit Pembelajaran
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Kompleks Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Gedung A Lantai 1
Jl. RS Fatmawati, Cipete
Jakarta Selatan 12011
Telpon dan faximile (021) 7669205
3. email ke alamat : hanny_depdiknas@yahoo.com

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

32-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

BAB VI
PENUTUP
Keberhasilan pelaksanaan program sekolah dan bantuan sosial ini sangat dipengaruhi oleh
kualitas keseluruhan proses pengelolaan mulai dari proses persiapan (penyusunan dan
pemantapan proposal/program kerja/RAB serta penyaluran dana), pelaksanaan kegiatan dan
penggunaan dana, sampai dengan evaluasi dan penyusunan/penyampaian laporan pelaksanaan
kegiatan dan penggunaan dana.
Oleh karena itu, agar program pemberian R-SMA-BI dan bantuan sosial dimaksud dapat
terlaksana secara efektif dan efisien serta hasil yang optimal (tepat sasaran, tepat waktu dan
tepat guna), diperlukan adanya komitmen dari seluruh pihak yang terkait untuk secara
bersama-sama mengupayakan kelancaran dan keberhasilan keseluruhan proses pelaksanaan
program R-SMA-BI serta penyaluran dan pengelolaan bantuan sosial, sesuai dengan tugas,
fungsi dan kewenangan masing-masing dengan tetap memperhatikan berbagai ketentuan
perundangan yang berlaku.
Melalui naskah ini diharapkan terdapat kejelasan tentang mekanisme dan prosedur
penyusunan program kerja sekolah R-SMA-BI dan pengelolaan dana bantuan sosial yang secara
khusus diberikan kepada 265 R-SMA-BI.

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

33-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

Lampiran 1

SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
NIP
Jabatan
Alamat Sekolah

:
:
:
:

Telepon/Faximile
Kabupaten/Kota
Provinsi

:
:
:

________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:


1.

Saya sanggup melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peruntukan dana bantuan Program
Pengembangan Rintisan SMA-BI sampai selesai selambat-lambatnya dalam kurun waktu 12
(dua belas) bulan terhitung sejak Juli 2012 s.d. Juni 2013.

2.

Saya berjanji akan menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Direktorat


Pembinaan SMA c.q. Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Peningkatan Kualitas
Pembelajaran, Output SMA Bertaraf Internasional (SBI/RSBI) selambat-lambatnya dalam
waktu 2 (dua) minggu terhitung sejak pekerjaan selesai dilaksanakan/sesuai dengan
jadwal ditetapkan.

3.

Saya akan bertanggungjawab mutlak secara administrasi, program, dan keuangan


terhadap pengelolaan, pembelanjaan, dan pertanggungjawaban penggunaan dana
bantuan.

Surat pernyataan ini saya buat dengan kesadaran dan penuh tanggungjawab sebagai salah satu
kelengkapan proposal bantuan Kegiatan Peningkatan Kualitas Pembelajaran, Output SMA
Bertaraf Internasional (SBI/RSBI).

Mengetahui/Menyetujui
Komite Sekolah

, ..2012
Kepala Sekolah,
Meterai Rp 6000,00

_______________________

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

_______________________

34-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

Lampiran 2
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS
PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN BANTUAN R-SMA-BI

1. Administrasi Pelaksanaan Program


a.

Kegiatan yang memerlukan pembelian barang/alat diutamakan membeli di toko


setempat dan memenuhi standar kualitas.
b. Alat yang dikirim oleh leveransir harus ada nota penerimaannya secara rinci dan
harus diperiksa kualitasnya oleh sekolah yang bersangkutan. Alat yang tidak
memenuhi stndar harus ditolak oleh sekolah.
c. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh sekolah dalam pembukuan pengeluaran dana :
1) Sekolah wajib membukukan semua penerimaan dan pengeluaran dana secara
rinci selambat-lambatnya sehari setelah melakukan transaksi.
2) Pembukuan dilakukan sesuai peraturan yang ada.
3) Pembukuan ditutup setiap akhir bulan pada tanggal/hari kerja terakhir pada
bulan yang bersangkutan dan ditandatangani oleh Kepala Sekolah dan Bendahara
Sekolah.
4) Bukti-bukti pembayaran diberi nomor sesuai dengan nomor bukti pada buku Kas
Umum.
5) Setiap laporan penggunaan dana dijilid beserta lampiran bukti-bukti pembayaran
dan nota-nota penerimaan barang sesuai dengan nomor bukti, untuk disimpan di
kantor sekolah.
6) Di dalam buku Kas Umum tidak boleh ada Tip-Ex atau penghapusan, jika ada
kesalahan menulis agar dicoret dan dikoreksi kemudian diparaf oleh bendahara.
7) Pembukuan dan bukti-bukti dapat diperiksa sewaktu-waktu oleh masyarakat dan
instansi berwenang.
2. Penyaluran dan Pengelolaan Dana
a.

Penyaluran Dana
1) Dana langsung disalurkan ke sekolah melalui Pemindahbukuan rekening sekolah
(bukan rekening pribadi Kepala Sekolah atau Bendaharawan rutin sekolah atau
rekening pribadi siapapun juga) oleh Pemegang Rekening Penyalur Pemerintah
dalam hal ini Departemen Keuangan/KPPN Jakarta III.
2) Rekening sekolah harus ditandatangani oleh Kepala Sekolah dan Bendaharawan
rutin sekolah.
3) Sekolah wajib mengirimkan fotocopy rekening yang sudah dilegalisir oleh bank
yang bersangkutan.
4) Lebih lanjut diutamakan rekening sekolah dalam bentuk Giro.
b. Pengelolaan Dana
1) Sekolah menyimpan dana di rekening sekolah pada Bank Pemerintah.
2) Pengabilan dana dari bank disesuaikan dengan kebutuhan program.
3) Dana dikelola oleh Bendaharawan rutin sekolah.
4) Pengelolaan dana harus sesuai dengan prinsip-prinsip dan peraturan pengelolaan
keuangan.
c. Pemanfaatan Dana
1) Penentu pemanfaatan dana Sekolah, yaitu Kepala Sekolah bersama-sama warga
sekolah.
2) Dana bantuan menjadi salah satu sumber dalam RKAS/RAPBS.
3) Penggunaan dana sesuai dengan proposal yang diajukan.
2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

35-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

3. Pelaporan
Laporan yang harus dikerjakan oleh sekolah adalah laporan pelaksanaan program dan
laporan pertanggungjawaban keuangan.
a. Laporan pelaksanaan program sesuai lampiran pada buku panduan penyelenggaraan
Program RSBI.
b. Laporan pertanggungjawaban keuangan harus dilengkapi dengan bukti-bukti
kuintansi.
Setiap laporan dibuat rangkap 4, asli untuk disimpan di kantor/sekolah, satu copy
dalam bentuk hardcopy dan soft copy dikirim ke:
Direktorat Pembinaan SMA
u/p Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Penyediaan dan Peningkatan Layanan
Pendidikan SMA
Subdit Pembelajaran
Gedung B Lantai 1
Kompleks Kementerian Pendidikan Nasional
Jl. RS. Fatmawati, Cipete
Jakarta Selatan 12410

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

36-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

Lampiran 2a

Contoh format bukti pengeluaran/kuitansi untuk belanja barang dibubuhi materai sesuai
dengan ketentuan yang berlakau dan lampiri faktur/nota rincian barang yang dibeli.

Nomor :
KWITANSI

Sudah terima dari

Uang sebesar

Sudah terima dari Untuk Pembayaran : Nama barang yang dibeli untuk
Sebagaimana faktur/nota terlampir.
Tanggal : ....................... Nomor: ........................

Jumlah Rp ...

-------------,---------------2012

Setuju dibayar
_____________________,

Lunas dibayar
Yang menerima,
_________________,

Toko .........................

Nama
NIP.

Nama
NIP.

Nama pemegang rekening


NIP.

_____________________________________________________________________________
Catatan:
a. Meterai senilai Rp. 3.000,- (tiga ribu rupiah ) untuk pembelanjaan barang senilai Rp. 250.000,00
s.d. Rp.1.000.000,00.
b. Meterai senilai Rp.6.000,00 (enam ribu rupiah) untuk pembelanjaan barang senilai di atas Rp.
1.000.000,00.

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

37-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

Lampiran 2b

Contoh faktur/nota pembelian :


Kepada
Yth. ....................................
SMA ....................................
di
.........................................

Faktur/Nota Nomor : ...............

No

Uraian / Jenis
Barang

Jumlah
Barang
Satuan

Harga
Satuan
(Rp)

Jumlah
Harga
(Rp)

1.
2.
dst

Jumlah (Rp)

........................ , ................................ 2012


Toko/CV: ...............................................

...........................................
(nama jelas dan tanda tangan)

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

38-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

Lampiran 2c

LAPORAN KEUANGAN
DANA BANTUAN .
SMA ..
(Pertengahan, Akhir*) Tahun

PROVINSI
KABUPATEN/KOTA
NAMA SEKOLAH

:
:
:

.
.
.

Periode : Bulan s.d. ..


Penerimaan
Tgl

Uraian

Jumlah Penerimaan
Jumlah
Rincian :
Jumlah Penerimaan
Jumlah Pengeluaran
Saldo Buku

Kepala SMA

Pengeluaran
Rp.

Tgl

Uraian

Rp.

Jumlah Pengeluaran :
Saldo :

No.
Bukti

Jumlah

..
..

Jumlah

Rp.
Rp.
------------------------- (-)
Rp.

Saldo Buku terdiri dari :


Uang Tunai Rp.
Saldo Bank Rp. .

Tanggal .
Bendahara :

Nama Jelas
..
NIP.

Nama Jelas

NIP.

Catatan :
Bukti-bukti pengeluaran antara lain :
1. Daftar/Kuitansi penerimaan honor/uang lelah;
2. Daftar hadir peserta rapat;
3. Kuitansi pembelian barang dan faktur serta daftar barang;
4. Bukti setor pajak dan bukti-bukti lainnya.
Catatan:
*) Pilih salah satu

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

39-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

Lampiran 2d
BUKU KAS (CASH FLOW)
PENERIMAAN DAN PENGELUARAN
DANA BANTUAN.
TAHUN

Bulan : ..
PENERIMAAN (Rp.)
Tgl

Uraian

1.

Dana
Bantuan

2.

Dana Pemda
dst.

No.
Bukti

PENGELUARAN (Rp.)
Jumlah

Tgl

Jumlah
Penerimaan
Jumlah :

Uraian

No.
Bukti

SISA (Rp)
Jumlah

*)

Jumlah
Pengeluaran
Saldo
Jumlah :

Kepala SMA

Tanggal
Petugas Pembukuan/Bendahara,

Nama Jelas
..
NIP.

Nama Jelas
.
NIP.

*) Catatan :
Pilih salah satu jenis laporan kegiatan yang telah dilaksanakan dan dilampiri bukti antara
lain; kuitansi asli, daftar pembelian barang, dsb.

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

40-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

Lampiran 2e

KAS BANTUAN R-SMA-BI


SMA ..
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
BULAN : ..*)

TANGGAL

URAIAN

NO BUKTI

PENERIMAAN

PENGELUARAN

SALDO

Penutupan
Kas
Tanggal/Tgl/Bln/Thn
Penaggungjawab Program R-SMA-BI
Komite Sekolah ..

Ttd

Bendaharawan Program R-SMA-BI

Ttd

(.........)
NIP. ............................

(.........)
NIP. ............................
Mengetahui/Menyetujui :
Kepala SMA ................

TTD
(.........)
NIP. ............................
Catatan :
Mohon diisi format ini secara lengkap,sesuai keadaan yang sebenarnya
*tiap bulan satu lembar

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

41-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

Lampiran 2f

BERITA ACARA PENUTUPAN KAS


DANA BANTUAN
SMA

Tanggal Penutupan Kas


Nama Penutup Kas/Pemegang Kas
Tanggal Penutupan Kas Yang lalu

: ..........................................................
: ..........................................................
: ..........................................................

Total Penerimaan
Total Pengeluaran

: ..........................................................
: ..........................................................

Saldo Buku

: ..........................................................

Uang tunai terdiri dari :


Lembar
Lembar
Lembar
Lembar
Lembar
Lembar
Lembar
Lembar
Lembar

uang
uang
uang
uang
uang
uang
uang
uang
uang

kertas Rp. 100.000,00 lembar


kertas Rp. 50.000,00 lembar
kertas Rp. 10.000,00 lembar
kertas Rp.
5.000,00 lembar
kertas Rp.
1.000,00 lembar
logam Rp.
1.000,00 keping
logam Rp.
500,00 keping
logam Rp.
100,00 keping
logam Rp.
50,00 keping

Total Saldo Kas


Total Saldo Bank

=
=
=
=
=
=
=
=
=

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

..............................
..............................
..............................
..............................
..............................
..............................
..............................
..............................
..............................

Rp. ..............................
Rp. ..............................

Tanggal

Yang diperiksa :
Pemegang Keuangan/Bendahara,

Yang Memeriksa :
Kepala SMA .*)

Nama Jelas

NIP.

Nama Jelas

NIP.

Catatan :
*) Isi nama sekolah yang bersangkutan

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

42-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

Lampiran 2g
LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM
BANTUAN ..
SMA ..
(Pertengahan/Akhir *) Tahun
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

PENDAHULUAN
TUJUAN
LINGKUP KEGIATAN
WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
UNSUR YANG TERLIBAT
PERKEMBANGAN PROGRAM KEGIATAN
PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN MASALAH
(dituangkan secara rinci pada tabel di bawah ini)
INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL
KESIMPULAN & SARAN

No.

Uraian Program /
Peruntukan Dana

Volume
Sasaran

Prosentase
Hasil yang
Dicapai

Permasalahan
yang Dihadapi

Upaya
Pemecahan
Permasalahan

Indikator
Keberhasilan

Mengetahui,
Komite Sekolah ..

Tanggal, .
Kepala Sekolah .

Nama Jelas
...
NIP.

Nama Jelas
..
NIP.

Catatan :
Pengisian sesuai dengan RKT

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

43-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

Lampiran 2h

SURAT PERJANJIAN PENGGUNAAN BANTUAN


PROGRAM PENGEMBANGAN
RINTISAN SEKOLAH MENENGAH ATAS BERTARAF INTERNASIONAL (R-SMA-BI)
TAHUN ANGGARAN 2012
ANTARA
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS
DENGAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
PENYELENGGARA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL
NOMOR : ..
TANGGAL : ..

Pada hari ini, ... tanggal ... bulan ... tahun dua ribu sebelas bertempat di
... telah diadakan Perjanjian Penggunaan Bantuan antara :
1.

Nama
NIP
Jabatan

:
:
: Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Penyediaan dan Peningkatan
Layanan Pendidikan SMA, Output SMA Bertaraf Internasional (SBI/RSBI)
yang diangkat dengan keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : ....
tanggal 2012

Alamat

: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas


Gedung B, Lantai 1
Jalan R.S. Fatmawati, Komplek Ditjen Mandikdasmen, Cipete
Jakarta Selatan 12410

Bertindak atas nama Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas, yang selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA
2. Nama
Jabatan
Alamat

:
:
:

Bertindak untuk dan atas nama SMA.................... selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
Kedua Belah Pihak sepakat untuk mengikat perjanjian kerjasama penggunaan Bantuan
program pengembangan Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional tahun 2012
dengan ketentuan sebagai berikut :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1)

Bantuan adalah dana yang diberikan oleh Pemerintah kepada sekolah menengah atas
untuk mengembangkan program Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional
(R-SMA-BI).

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

44-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

2)

Sekolah penerima Bantuan adalah sekolah menengah atas, baik negeri maupun swasta
yang ditetapkan dengan keputusan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas sebagai
penerima Bantuan program rintisan SMA bertaraf internasional.
BAB II
TUJUAN
Pasal 2

Tujuan pemberian Bantuan program rintisan SMA BI adalah sebagai berikut:


1) Membiayai program peningkatan mutu pendidikan melalui rintisan SMA BI
2) Meningkatan relevansi dan daya saing pendidikan menengah atas melalui program rintisan
SMA BI
3) Meningkatkan peran serta Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) dalam
membiayai program peningkatan mutu pendidikan pada rintisan SMA BI.
BAB III
PEMBIAYAAN
Pasal 3
Komponen Pembiayaan/Peruntukan Bantuan
Kegiatan-kegiatan yang dapat dibiayai dengan Bantuan program pengembangan rintisan
Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional (R-SMA-BI) mencakup hal-hal sebagai berikut:
1)

Peningkatan mutu (maksimal 35,00% dari dana bantuan R-SMA-BI)


Pada program ini dialokasikan dana maksimal sebesar 25,00% dari dana bantuan
keseluruhan yaitu Rp. 25.000.000,00 untuk peningkatan mutu sekolah.

2)

Pengembangan keunggulan (maksimal 20,00% dari dana bantuan R-SMA-BI)


Pada program ini dialokasikan dana maksimal sebesar 20,00% dari dana bantuan
keseluruhan yaitu Rp. 20.000.000,00 untuk mengimplementasikan program keunggulan
sekolah.

3)

Manajemen dan kemitraan (maksimal 15% dari dana bantuan R-SMA-BI)


a) Peningkatan peran serta/dukungan pemerintah provinsi/kabupaten/kota melalui
kegiatan konsultasi dengan dinas provinsi/kabupaten/kota atau forum diskusi dengan
narasumber.
b) Program penggalangan kemitraan dengan minimal 5 (lima) SMA yang lain baik
SKM/SSN atau SPM
c) Penyusunan laporan penggunaan dana bantuan program pengembangan R-SMA-BI
d) Koordinasi satu orang ke Tingkat Pusat untuk keikutsertaan Wakasek Kurikulum satu
orang pada workshop tingkat nasional yang diselenggarakan Dit. Pembinaan SMA,yang
meliputi pembiayaan sebagai berikut

4)

Layanan ramah sosial dalam bentuk beasiswa (30% dari dana Bantuan R-SMA-BI)
Beasiswa bagi siswa yang berprestasi namun tidak mampu secara ekonomi. Beasiswa bagi
siswa yang mampu secara akademik tetapi tidak mampu secara ekonomi. Komponen
beasiswa dapat berupa: pembebasan/keringanan uang SPP, buku-buku pelajaran dan
peralatan sekolah (buku dan alat tulis, tas sekolah, dll), sepatu, pakaian seragam, dan
transportasi.

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

45-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

Pasal 4
Jumlah Bantuan
Jumlah bantuan yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebesar Rp.
............... (dengan huruf) dengan perincian sesuai dengan komponen pembiayaan pada
program kerja terlampir.
Pasal 5
Tata Cara Penyaluran Bantuan
1)

2)

Bantuan akan disalurkan secara langsung oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA,
melalui rekening Giro/Tabungan a.n. SMA ................................ dengan nomor
rekening .................... pada Bank .................... Kantor Cabang..........
Bantuan akan disalurkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sekaligus secara
utuh atau sebesar 100% dari jumlah Bantuan sebagaimana yang tercantum pada pasal 4 di
atas, setelah kesepakatan perjanjian ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Pasal 6
Jangka Waktu Penggunaan Bantuan

1)
2)

Bantuan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan program selama 6 (enam) bulan


pelajaran terhitung mulai bulan Juli 2012 s.d Desember 2012.
Bantuan harus mulai digunakan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah Bantuan
diterima oleh PIHAK KEDUA.
Pasal 7
Tata Cara Pengelolaan Bantuan

Pengelolaan bantuan dilakukan secara swakelola dengan ketentuan sebagai berikut:


1) Menerapkan prinsip keterbukaan, kejujuran, dan efisiensi (hemat dan tepat guna);
2) Dibelanjakan sesuai dengan kegiatan dan jadwal yang tercantum dalam program kerja;
3) Pertanggungjawaban keuangan harus sesuai dengan peraturan keuangan yang berlaku;
4) Seluruh pengeluaran dana harus dicatat sesuai dengan peraturan tentang pembukuan
keuangan, dan
5) Seluruh bukti pengeluaran keuangan harus diketahui dan ditandatangani bersama oleh:
kepala sekolah, Bendaharawan, dan Ketua Komite Sekolah, serta dibubuhi stempel
sekolah penerima Bantuan.
6) Bukti-bukti pengeluaran asli pembelanjaan/pembayaran disimpan dan dipelihara oleh
PIHAK KEDUA.
Pasal 8
Sumber Pembiayaan
Pemberian bantuan dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) tahun 2012 No. 0530/023-12.1.01/00/2011 Tanggal 20 Desember 2011.
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 9
Hak Pihak Pertama
1)
2)

Menetapkan sekolah penerima bantuan program pengembangan rintisan SMA BI.


Menilai program kerja yang diajukan oleh calon sekolah penerima, berdasarkan alokasi
dana yang tersedia.

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

46-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

3)
4)

5)

6)

Menetapkan jumlah Bantuan untuk setiap sekolah penerima bantuan.


Memberi teguran kepada PIHAK KEDUA, baik secara lisan maupun tertulis, apabila dalam
pelaksanaan kegiatan dan penggunaan dana tidak sesuai dengan kesepakatan yang
tercantum dalam program kerja dan peraturan keuangan yang berlaku.
Menghentikan keikutsertaan sekolah yang dipimpin oleh PIHAK KEDUA sebagai
penyelenggara program rintisan SMA BI apabila:
a) PIHAK KEDUA melakukan penyalahgunaan dalam penggunaan Bantuan berdasarkan
hasil pemantauan atau penilaian oleh PIHAK PERTAMA; dan atau
b) Sekolah yang dipimpin oleh PIHAK KEDUA tidak menunjukkan kemajuan yang berarti
dalam melaksanakan program rintisan SMA BI berdasarkan hasil pemantauan atau
penilaian oleh PIHAK PERTAMA.
Menerima laporan penggunaan Bantuan dan laporan perkembangan pelaksanaan program
rintisan SMA BI dari PIHAK KEDUA.
Pasal 10
Kewajiban Pihak Pertama

1)
2)
3)
4)
5)

Menyalurkan Bantuan kepada PIHAK KEDUA, sesuai dengan ketentuan yang berlaku
sebagaimana daftar terlampir.
Melakukan bimbingan teknis dan supervisi terhadap pelaksanaan program R-SMA-BI.
Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pemberian bantuan program R-SMA-BI
Menyetujui/tidak menyetujui usul revisi penggunaan bantuan dari PIHAK KEDUA apabila
terjadi perubahan pelaksanaan program.
Menerima Salinan Berita Acara Penyerahan Barang Milik Negara (BMN) ke Pemerintah
Daerah/Dinas Pendidikan Kab/Kota apabila penggunaan Dana Bantuan mengakibatkan
penambahan asset negara.
Pasal 11
Hak Pihak Kedua

1)

2)

3)

Menerima bantuan sesuai dengan kesepakatan bersama antara PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA yang dituangkan dalam program kerja dan naskah perjanjian penggunaan
Bantuan ini.
Menetapkan berbagai strategi/cara dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
dengan tetap memperhatikan ketentuan yang tercantum dalam program kerja dan naskah
perjanjian penggunaan Bantuan ini.
Mengelola Bantuan sesuai dengan ketentuan yang diatur pada BAB III Pasal 3 s.d Pasal 7 di
atas dan peraturan keuangan yang berlaku.
Pasal 12
Kewajiban Pihak Kedua

1)
2)

3)
4)

5)

Melaksanakan program pengembangan rintisan SMA BI sesuai dengan program kerja yang
telah disepakati bersama antara Kepala Sekolah, Komite Sekolah dan Warga Sekolah.
Mempertanggungjawabkan penggunaan bantuan yang telah diterima oleh PIHAK KEDUA,
sesuai dengan peraturan keuangan yang berlaku serta ketentuan lain yang diatur dalam
perjanjian penggunaan bantuan ini.
Memperhatikan dan mentaati teguran peringatan yang disampaikan oleh PIHAK
PERTAMA, baik secara lisan maupun tulisan.
Mengkonsultasikan dan mengusulkan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA apabila
terjadi perubahan kegiatan dan/atau penggunaan Bantuan yang mengakibatkan
ketidaksesuaian dengan program kerja dan dokumen lain yang terkait.
Berkonsultasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Provinsi dan Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Atas dalam keseluruhan proses pelaksanaan program
pengembangan rintisan SMA BI.

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

47-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

6)

7)

8)

Menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan program kerja dan penggunaan


Bantuan kepada PIHAK PERTAMA, sesuai dengah ketentuan yang diatur pada BAB V Surat
Perjanjian ini.
Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan seluruh program sesuai dengan
ketentuan yang telah disepakati, maka PIHAK KEDUA wajib mengembalikan sisa dana
Bantuan pengembangan R-SMA-BI yang tidak terlaksana ke Kas Negara.
PIHAK KEDUA berkewajiban melampirkan Berita Acara Penyerahan BMN ke Pemerintah
Daerah/Dinas Pendidikan Kab/Kota apabila penggunaan dana bantuan mengakibatkan
penambahan aset/Barang Milik Negara kedalam Laporan Pelaksanaan Program Kerja.
BAB V
PELAPORAN
Pasal 13

1)

2)

3)

4)

Laporan terdiri dari:


a) Laporan perkembangan pelaksanaan program.
b) Laporan penggunan Bantuan.
Laporan Perkembangan Pelaksanaan Program
a) Disusun antara lain berdasarkan realisasi program, hasil pengamatan langsung, studi
dokumentasi/laporan atau hasil analisis data/informasi yang dijaring dengan
menggunakan instrumen yang dilakukan oleh sekolah.
b) Laporan disusun berdasarkan ketercapaian program sesuai dengan komponen
pembiayaan dengan dilengkapi dokumen foto hasil pekerjaan, gambar/brosur atau
dokumen pendukung lainnya.
Laporan Penggunaan Bantuan
a) Disusun berdasarkan hasil pembukuan dan bukti pengeluaran.
b) Laporan keuangan harus menggambarkan antara lain tentang alokasi penggunaan
subsidi, sesuai program-program yang telah ditetapkan realisasi penggunaan subsidi,
saldo dan dilengkapi rekapitulasi pemotongan dan pembayaran pajak-pajak.
c) Laporan disusun sesuai dengan sistematika/format penyusunan laporan yang telah
ditetapkan.
Mekanisme Penyampaian Laporan
a) PIHAK KEDUA menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan program dan
penggunaan Bantuan dalam bentuk hardcopy (maksimal 25 halaman) dan soft copy
kepada:
Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas
u.p. Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Penyediaan dan Peningkatan Layanan
Pendidikan SMA
Output SMA Bertaraf Internasional (SBI/RSBI)
Gedung B, Lantai 1
Jl. RS. Fatmawati, Kompleks Ditjen Mandikdasmen, Cipete
Jakarta Selatan 12410
b) Waktu penyampaian Laporan
PIHAK KEDUA menyampaikan secara periodik sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan
sekali, terhitung sejak PIHAK KEDUA menerima Bantuan Kepada PIHAK PERTAMA
BAB VI
SANKSI
Pasal 14

1)

PIHAK PERTAMA akan menyampaikan teguran, baik lisan maupun tertulis kepada PIHAK
KEDUA apabila berdasarkan evaluasi terbukti telah melakukan kekeliruan/kelalaian, baik
dalam pelaksanaan program maupun pengelolaan keuangan yang dinilai merugikan
negara.

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

48-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

2)

Apabila PIHAK KEDUA tidak mengindahkan peringatan/teguran yang disampaikan secara


tertulis oleh PIHAK PERTAMA atas kelalaian/kekeliruan dan menyalahgunakan yang
dilakukan oleh PIHAK KEDUA maka PIHAK PERTAMA dapat memberlakukan sanksi kepada
PIHAK KEDUA berupa:
a) Meminta bantuan kepada institusi pemeriksa yang berwenang (Inspektorat Jenderal/
BPKP/BPK dan Bawasda) untuk melakukan pemeriksanaan langsung ke sekolah
penerima bantuan.
b) Memasukkan sekolah yang bersangkutan dalam daftar sekolah yang tidak memenuhi
syarat sebagai penerima Bantuan pada masa mendatang.
c) Menghentikan keikutsertaan sekolah yang bersangkutan sebagai penyelenggara
program rintisan SMA BI yang dibina oleh Direktorat Pembinaan SMA.
BAB VII
LAIN-LAIN
Pasal 15

1)

2)
3)

Surat Perjanjian
Penggunaan Bantuan Program Pengembangan Rintisan Sekolah
Menengah Atas Bertaraf Internasional (R-SMA-BI) ini dibuat rangkap 4 (empat), 2 rangkap
diberi materai dan 2 lainnya tidak, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang
sama.
Surat perjanjian ini sah setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak serta dibubuhi
materai Rp. 6.000 dan stempel instansi masing-masing.
Segala sesuatu yang belum diatur dalam naskah perjanjian ini atau perubahan-perubahan
yang dipandang perlu oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA akan diatur lebih lanjut
dalam perjanjian tambahan (addendum) yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari perjanjian ini.
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 16

Surat perjanjian ini memiliki kekuatan hukum untuk dipergunakan sebagaimana mestinya dan
berlaku sejak ditandatangani oleh kedua belah pihak.

PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA

..

Drs. Alinurdin, M.Pd


NIP. 19571129 198403 1 002

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

49-50

Panduan Pelaksanaan Program Pembinaan R-SMA-BI Tahun 2012

Lampiran 3
CONTOH FORMAT PEMBUKUAN KAS UMUM (DI SEKOLAH)
PENGGUNAAN DANA BANTUAN SOSIAL R-SMA-BI
BULAN AGUSTUS 2012
Penerimaan
Tgl

Pengeluaran
Jumlah
Rp.
100.000.000

Uraian

15/7

Dana Bantuan sosial

Tgl
20/7

21/7

22/7
22/7

Penerimaan Pajak CV.. :


PPN (10 %)
PPh Pasal 22 (1,5 %)
PPh Pasal 21 (15 %) Honor
a.n (narasumber), dkk
PPh Pasal 21 (15 %) - Honor
a.n (Fasilitator), dkk

Jumlah
Rp.

Uraian

21/7

Toko . Pembelian
ATK
CV.. Penggandaan
Setor Pajak CV..

22/7

PPN
PPh Pasal 22
Honor Narasumber a.n

393.000
58.950
600.000

22/7

Honor Fasilitator a.n

1.000.000

22/7
22/7

SPPD Narasumber a.n


Setor Pajak Honor PPh
Pasal 21
SPPD Narasumber a.n
SPPD Peserta a.n..
Jumlah Pengeluaran

140.000
240.000

393.000
58.950

487.000
4.323.000

90.000
150.000

22/7
22/7
Jumlah Penerimaan

140.000
1.205.000

100.691.950

8.346.950
90.345.000

Saldo Bulan Juli 2012


JUMLAH

100.691.950

JUMLAH

100.691.950

Pada hari ini Senin Buku Kas Umum ditutup dengan posisi sebagai berikut :
1.

Jumlah Penerimaan

2.

Jumlah Pengeluaran

Rp.

100.691.950,00
8.346.950,00

Saldo Buku

90.345.000,00

Terdiri atas :
a. Uang Tunai
b. Saldo Bank

Rp.

2.000.000,00
98.345.000,00

Rp.

100.345.000,00

Selisih

0,00

Tanggal 29 agustus 2012


Menyetujui
Kepala SMA .

Bendahara Penerima,

.................
Nama Jelas
NIP.

.......................
Nama Jelas
NIP.

2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

50-50

Вам также может понравиться