Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 50 ayat 3 yang menyebutkan bahwa pemerintah dan/atau pemerintah
daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua
jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf
internasional. Upaya ini dimaksudkan agar terwujud peningkatan mutu keluaran/lulusan
yang mampu bersaing pada era global dan sekaligus diakui secara internasional.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Atas (Direktorat Pembinaan SMA), Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sejak tahun 2006 hingga tahun 2011 telah
melaksanakan program rintisan sebanyak 363 SMA bertaraf internasional yang tersebar
pada 33 Propinsi dan pada 203 Kabupaten/Kota. Program tersebut dilaksanakan secara
bertahap dan berkesinambungan dengan memberikan pembinaan dalam bentuk asistensi
dan sinkronisasi program kerja sekolah, pemberian dana bantuan sosial, dan supervisi dan
evaluasi. Melalui program pembinaan tersebut sekolah diarahkan untuk memenuhi dan
melaksanakan SNP, SKS dan program keunggulan dengan menyusun program kerja sekolah
dalam rangka melaksanakan R-SMA-BI.
Mendukung program kerja yang disusun sekolah, Direktorat Pembinaan SMA telah
mengalokasikan dana bantuan sosial untuk peningkatan mutu pendidikan melalui
pemberian bantuan kepada 265 Rintisan SMA Bertaraf Internasional (R-SMA-BI) baik negeri
maupun swasta. Agar penyusunan program R-SMA-BI dan dana bantuan dapat
dimanfaatkan secara efisien dan dapat dipertanggung jawabkan serta memperoleh hasil
yang optimal, maka Direktorat Pembinaan SMA menyusun naskah Panduan Pelaksanaan
Program Pembinaan Rintisan SMA Bertaraf Internasional Tahun 2012.
Selanjutnya dengan diterbitkannya naskah ini diharapkan akan diperoleh hasil antara lain:
(1) adanya kesamaan persepsi dan pemahaman keseluruhan proses pengembangan
program kerja R-SMA-BI dan pemberian dana bantuan mulai dari pengusulan dan evaluasi
program kerja/RAB, penyaluran dana, pelaksanaan program, dan pengelolaan dana
bantuan, dan (2) terlaksananya pengembangan R-SMA-BI dan pengelolaan dana bantuan
program pembinaan R-SMA-BI di 363 SMA tahun 2012, sesuai dengan RKAS dan peraturan
keuangan yang berlaku.
B. Dasar Hukum
Program Pengembangan R-SMA-BI tahun 2012 berpedoman pada:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1-50
3.
4.
5.
2-50
BAB II
KONSEP DAN STRATEGI PEMBINAAN
RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL
A. Pengertian
Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas), Pasal 50, Ayat 3, menyebutkan bahwa pemerintah dan/atau pemerintah
daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua
jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf
internasional. Pelaksanaan kebijakan tersebut di perjelas dalam penjelasan Pasal 11,
Ayat 2 dan 3 pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP) bahwa terhadap sekolah/madrasah yang telah masuk dalam
kategori mandiri, pemerintah mendorongnya untuk secara bertahap mencapai taraf
internasional. Selanjutnya PP Nomor 66 Tahun 2010, tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010, tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan,
pada Pasal 1, Ayat 35 menjelaskan bahwa pendidikan bertaraf internasional adalah
pendidikan yang diselenggarakan setelah memenuhi Standar Nasional Pendidikan dan
diperkaya dengan standar pendidikan negara maju.
Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) sebagaimana dimaksud dalam UU Nomor 20 Tahun
2003, PP Nomor 19 Tahun 2005, dan PP Nomor 17 Tahun 2010 dioprasionalkan melalui
Permendiknas Nomor 78 Tahun 2009, tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf
Internasional Pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, pada Pasal 1, Butir 8 adalah
sekolah yang sudah memenuhi seluruh SNP yang diperkaya dengan keunggulan mutu
tertentu yang berasal dari negara maju.. Merujuk pada pengertian SBI tersebut di atas
maka SMA Bertaraf Internasional (SMA-BI) pada dasarnya merupakan SMA yang telah
mencapai kategori mandiri yaitu telah memenuhi atau hampir memenuhi SNP dan
melaksanakan Sistem Kredit Semester (SKS) yang diperkaya dengan keunggulan mutu
tertentu dari negara maju.
Dalam rangka menuju SMA-BI tersebut, bagi SMA yang telah masuk dalam kategori
mandiri, pemerintah mendorong untuk secara bertahap mencapai taraf internasional.
Pelaksanaan secara bertahap untuk mencapai SMA-BI tersebut, secara nasional
dilaksanakan melalui program Rintisan SMA Bertaraf Internasional (R-SMA-BI). Sebagai
sebuah program, R-SMA-BI merupakan kegiatan pembinaan yang diberikan oleh Direktorat
Pembinaan SMA pada sejumlah SMA menuju SMA-BI. Sedangkan bagi SMA pelaksana
rintisan merupakan kegiatan secara bertahap untuk memenuhi dan melaksanakan kriteria
SMA-BI. Oleh karena itu, R-SMA-BI pada dasarnya merupakan SMA yang mendapat
pembinaan dari Direktorat Pembinaan SMA dalam pemenuhan dan pelaksanaan SNP,
pelaksanaan SKS serta pengayaan keunggulan mutu dari negara maju dalam rangka
mencapai SMA-BI.
Program R-SMA-BI dilakukan untuk mendorong sekolah agar mampu meningkatkan kultur
dan mutu pembelajaran untuk menghasilkan lulusan bermutu yang setara dengan tamatan
sekolah unggul pada negara-negara maju sehingga mampu beradaptasi dalam persaingan
internasional. Program R-SMA-BI dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu
sebagai landasan bagi terwujudnya SMA Bertaraf Internasional (SMA-BI). Pada akhir
pelaksanaan R-SMA-BI akan dilakukan evaluasi untuk menetapkan kelayakan SMA tersebut
sebagai SMA-BI sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam Permendiknas
Nomor 78 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional Pada
Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Pasal 27 dan 28.
3-50
B. Tujuan
Tujuan program pembinaan R-SMA-BI sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
C. Karakteristik
1.
Mengacu pada tujuan serta kelengkapan dan kebutuhan yang dituntut SMA-BI di atas
maka pengembangan R-SMA-BI dilakukan dengan langkah strategis sebagai berikut:
(a) mendeskripsikan peta posisi sekolah saat ini dengan menyusun profil yang
menggambarkan sekolah secara nyata, (b) mendeskripsikan indikator dan target atau
karakteristik R-SMA-BI atau SBI yang hendak diwujudkan, dan (c) menyandingkan
antara kondisi nyata dengan harapan yang hendak diwujudkannya sehingga sekolah
dapat menentukan perbedaan antara kondisi nyata dengan kondisi yang diharapkan.
Langkah tersebut akan menghasilan Rencana Kerja Sekolah (RKS) berupa Rencana
Jangka Menengah (RKJM) untuk empat tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran
2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
4-50
Sekolah (RKAS) untuk satu tahunan yang mencerminkan rencana tindakan sekolah
untuk mencapai tuntutan kelengkapan, persyaratan dan tujuan SMA-BI. Rencana
kerja sekolah tersebut merupakan tahapan persiapan sekolah menuju SMA-BI yang
dijadikan sekolah sebagai acuan pelaksanaan kegiatan.
2.
5-50
6-50
5.
7-50
8-50
c.
6.
7.
9-50
c.
d.
e.
f.
Penyusunan program atau kegiatan yang akan dilaksanakan terkait dengan bidang
keunggulan yang ditentukan dengan memperhatikan; tujuan, sasaran, waktu
pelaksanaan, personel yang bertanggungjawab, pembiayaan, sarana dan
prasarana.
Sosialisasi program keunggulan keseluruh warga sekolah, orang tua, masyarakat,
dinas/instansi terkait, atau dudin.
Pelaksanaan program keunggulan di sekolah dengan melibatkan masyarakat,
pemerintah daerah, instansi lain, atau dunia usaha/industri.
Pengawasan dan Evaluasi dilakukan untuk memantau keterlaksanaan serta
hambatan-hambatan yang terjadi pada pelaksanaan program keunggulan. Hasil
dari kegiatan ini berupa informasi riil tentang hasil pelaksanaan program dan
kesiapan sumber daya sekolah yang ada untuk dijadikan bahan acuan penyusunan
dan pelaksanaan program selanjutnya.
10-50
Keseluruhan program atau kegiatan ini menjadi tanggungjawab seluruh guru mata
pelajaran dibawah koordinasi wakil kepala sekolah bidang akademik. Untuk memberi
jaminan rasa nyaman terhadap siswa yang terlibat pada kegiatan unggulan akademik
terkait dengan tersitanya waktu untuk kegiatan mata pelajaran lain, sekolah dapat
membuat aturan penjaminan yang tidak merugikan siswa.
Contoh 2. Implementasi keunggulan dalam bidang seni dan budaya
Sekolah dapat membuat program tentang pemeliharaan budaya daerah yang dimulai
dari penanaman sikap yang baik sesuai dengan norma daerahnya yang dipadukan
dengan seni tradisi yang merupakan ciri khas sekolah atau daerahnya yang dijadikan
program unggulan dalam bidang seni dan budaya. Hal ini dapat dilaksanakan antara
lain dengan (1) pameran, (2) pagelaran seni, dan/ atau(3) lomba-lomba. Langkah
yang dapat dilakukan untuk mengembangkan program keunggulan bidang seni dan
budaya, antara lain:
a. Melakukan analisis konteks terutama pada potensi dan kesiapan peserta didik
dan guru mata/pembina/pelatih, sehingga diperoleh jenis seni dan budaya apa
yang akan diunggulkan dengan memperhatikan hal-hal antara lain;
1) Potensi pengembangan seni dan budaya daerah maupun kontemporer
2) Kesiapan peserta didik dan guru/pembina.pelatih
3) Ketersediaan sumber daya pendukung
b. Menentukan tujuan, sasaran dan hasil yang diharapkan dengan ukuran yang jelas
(misalnya dalam mencapai prestasi FLSSN atau mendukung program pemerintah
setempat)
c. Menentukan strategi pelaksanaan yang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
d. Terintegrasi; dilaksanakan tidak terpisah dari mata pelajaran seni budaya yang
ada dengan waktu dan jumlah jam yang sama.
e. Mengembangkan kurikulum sesuai dengan program unggulan (silabus, RPP, bahan
ajar, dsb) dengan mempertimbangkan dan melaksanakan berbagai inovasi
pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
f. Meningkatkan dan mengembangkan proses pembelajaran yang efektif, dan
inovatif sesuai dengan rencana yang dikembangkan.
g. Melaksanakan Penilaian
h. Terpisah; yaitu dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler, misalnya klub tari
tradisional, paduan suara, dan lain-lain.
i. Menyusun Rencana Kegiatan atau Program yang mencakup, jenis kegiatan, waktu
dan jadwal pelaksanaan, strategi pelaksanaan, sasaran atau target yang ingin
dicapai, personel yang terlibat, dan pembiayaan.
j. Melaksanakan kegiatan dengan mengacu kepada rencana yang telah disusun.
k. Melakukan pelaporan hasil kegiatan.
l. Melaksanakan evaluasi terhadap keberhasilan/kegagalan program dan hasilnya
digunakan sebagai acuan dalam penyusunan dan pelaksanaan program
selanjutnya.
Contoh 3. Implementasi dalam bidang olah raga
Pelaksanaan program lomba olah raga secara rutin yang mengarah kepada
pencapaian prestasi dengan menanamkan sikap sportif dan kompetitif. Hal ini
bertujuan untuk memiliki jenis olah raga yang menjadi unggulan sekolah dengan
siswa yang terlatih secara fisik dan mental. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan antara
lain: penyelenggaraan lomba antar sekolah, roadshow olahraga unggulan, dan
pembinaan ke sekolah plasma/mitra. Langkah kegiatan secara umum dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut.
a. Melakukan analisis konteks terutama pada potensi dan kesiapan peserta didik
dan guru/pembina/pelatih, sehingga diperoleh jenis olah raga apa yang akan
diunggulkan dengan memperhatikan hal-hal antara lain;
2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
11-50
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
12-50
dapat mencari sekolah mitra sebagai sekolah plasma. Petunjuk teknis tentang
pelaksanaan kemitraan model plasma akan dikembangkan lebih lanjut. Pola
kemitraan plasma terlihat dalam bagan di bawah ini.
MITRA
MITRA
INTI
MITRA
MITRA
Keterangan
: Garis kordinasi/konsultatif
13-50
Agar pelaksanaan kemitraan model plasma dapat dilaksanakan dengan baik, maka
pola kemitraan yang sudah berjalan perlu diperbaiki terlebih dahulu, terutama dalam
hal menjalankan fungsi dan peran masing-masing sekolah, baik sebagai sekolah inti
maupun sekolah mitra serta rancangan dan implementasi program yang saling
memberi manfaat. Atas hal tersebut, maka pola kemitraan akan fokus pada
perbaikan kemitraan yang sudah berjalan.
Kemitraan yang akan dibangun adalah kemitraan antar sekolah yang berada di daerah
masing-masing dan/atau antar sekolah di dalam negeri. Hal ini tidak berarti
menghalangi sekolah untuk bermitra dengan sekolah yang berada di luar negeri tetapi
kemitraan harus memperhatikan berbagai aspek terutama aspek efesiensi biaya,
waktu, budaya, nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme, dsb.
Sebagai acuan pelaksanaan kemitraan antar sekolah sebagai berikut:
1. Tujuan kemitraan adalah:
a. Peningkatan mutu pendidikan.
b. Memperkokoh ikatan kebersamaan antar komunitas sekolah mitra
c. Menumbuhkembangkan
motivasi
peningkatan
kualitas
secara
berkesinambungan.
d. Mempercepat
pemenuhan standar nasional pendidikan bagi sekolah
bermitra.
2. Luang Lingkup kemitraan meliputi bidang akademik, non akademik, dan
manajemen
3. Sasaran kemitraan adalah peserta didik, tenaga pendidik, dan tenaga
kependidikan
4. Kegiatan kemitraan diantaranya meliputi:
a. Bidang akademik
1). Workshop bersama pengembangan perangkat pembelajaran
2). Workshop bersama pengembangan materi ajar berbasis IT (e-learning)
3). Workshop pengembangan sistem dan instrumen penilaian hasil belajar
4). Workshop/lokakarya pengembangan keunggulan lokal sekolah mitra
5). Pertukaran peserta didik dan pendidik sesama sekolah mitra
6). Olimpiade bidang akademik antar sekolah mitra
b. Bidang non akademik
1). Pelaksanaan Latihan Dasar Kepemimpinan Sekolah (LDKS OSIS) bersama
(outbound, motivasi, dsb)
2). Pertandingan persahabatan bidang seni dan olah raga (pendidik/tenaga
kependidikan dan peserta didik)
3). Pengembangan wawasan tentang implementasi pendidikan abad 21
c. Manajemen
1). Pelatihan pengembangan materi ajar berbasis IT (e.learning)
2). Pelatihan peningkatan kompetensi manajemen perkantoran berbasis IT
(kepegawaian, tata persuratan, keuangan, kesiswaan, dsb)
5. Strategi kemitraan dilakukan dengan cara pertukaran informasi, pelatihan,
workshop/lokakarya, pengembangan wawasan, pertukaran Pelajar/pendidik dan
tenaga kependidikan, dan lain-lain yang mengarah pada peningkatan mutu dan
pelayanan penyelenggaraan sekolah.
14-50
D. Profil
Profil SMA-BI merupakan pernyataan secara garis besar dalam bentuk persyaratan/kondisi
yang menggambarkan wujud sekolah tersebut. Profil SMA-BI dikembangkan mengacu pada
Permendiknas yang mengatur 8 (delapan) SNP dan Permendiknas Nomor 78 Tahun 2009
tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional Pada Jenjang Pendidikan Dasar
dan Menengah antara lain sebagai berikut:
1. Standar Isi
a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun berdasarkan standar isi dan
standar kompetensi lulusan yang diperkaya dengan standar dari negara maju.
b. Menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS)
2. Standar Kompetensi Lulusan
a. Pencapaian rata-rata KKM peserta didik per mata pelajaran 75%
b. Nilai kelulusan Ujian Sekolah minimal sama dengan KKM setiap mata pelajaran
c. Tingkat kelulusan 100%
d. Tingkat lulusan yang diterima di Perguruan Tinggi 75%
3. Standar Proses
a. Melaksanakan standar proses yang diperkaya dengan model proses pembelajaran
di negara maju.
b. Proses pembelajaran menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis teknologi
informasi dan komunikasi, aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan kontekstual
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a. Pendidik memenuhi standar pendidik yang diperkaya dengan standar pendidik
sekolah dari negara maju.
b. Seluruh pendidik mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis teknologi
informasi dan komunikasi
c. Memiliki paling sedikit 20% pendidik yang berpendidikan S2 atau S3 sesuai dengan
bidang studi yang diampu dari perguruan tinggi yang program studinya
terakreditasi
d. Tenaga kependidikan memenuhi standar tenaga kependidikan yang diperkaya
dengan standar kependidikan sekolah di negara maju. Tenaga kependidikan
sekurang-kurangnya meliputi kepala sekolah, tenaga perpustakaan, tenaga
laboratorium, teknisi sumber belajar, tenaga administrasi, tenaga kebersihan,
dan tenaga keamanan
5. Standar Sarana dan Prasarana
a. Memenuhi standar sarana dan prasarana yag diperkaya dengan standar sarana
dan prasarana pendidikan dari negara maju.
b. Setiap ruang kelas dilengkapi dengan sarana pembelajaran berbasis teknologi
informasi dan komunikasi.
c. Memiliki perpustakaan yang dilengkapi dengan saran digital yang memberikan
akses ke sumber pembelajaran di seluruh dunia (e-library)
d. Memiliki ruang dan fasilitas untuk mendukung pengembangan profesional guru.
e. Melengkapi sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan peserta didik untuk
mengembangkan potensinya dibidang akademik dan non akademik.
6. Standar Pengelolaan
a. Memenuhi standar pengelolaan yang diperkaya dengan standar pengelolaan
sekolah di negara maju.
b. Menjalin kemitraan dengan sekolah unggul di dalam negeri dan/atau negara
maju.
c. Mempersiapkan peserta didik yang diharapkan mampu meraih prestasi tingkat
nasional dan/atau internasional pada aspek ilmu pengetahuan, teknologi,
dan/atau seni.
d. Menerapkan sistem administrasi sekolah berbasis teknologi informasi dan
komunikasi pada delapan standar nasional pendidikan.
15-50
7.
8.
E.
Standar Pembiayaan
a. Memenuhi standar pembiayaan pendidikan dan menerapkan tata kelola keuangan
yang transparan dan akuntabel.
b. Tata cara pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan berpedoman pada
prinsip efisiensi, efektifitas, keterbukaan dan akuntabilitas sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
c. Pengelolaan
dan
pertanggungjawaban
keuangan
dalam
pembiayaan
penyelenggaraan SMA-BI dilakukan sesuai dengan Standar Akuntansi Indonesia
dan memperoleh hasil audit akuntan publik dengan predikat wajar tanpa
pengecualian.
Standar Penilaian
a. Menerapkan standar penilaian yang diperkaya dengan sistem penilaian
pendidikan sekolah unggul di negara maju.
b. Menerapkan model penilaian otentik dan mengembangkan model penilaian
berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
c. Peserta didik wajib mengikuti ujian nasional.
d. Melaksanakan ujian sekolah mengacu pada kurikulum satuan pendidikan yang
bersangkutan.
16-50
Mempelajari
dan Memahami
Dokumen SNP+X
Penguasaan Subtansi
Strateg. Implement.
8 SNP+X
Analisis Kontek : 8
SNP, Satuan Pendk,
Lingkungan + X
Kondisi
Ideal, Riil, dan
Kesenjangan
Menyusun dan
Menetapkan Skala
Prioritas
Rencana
Tindak Lanjut
Juknis KTSP
dan Penyusunan
Program Kerja
Menyusun
RKJM dan RKAS
Pelaksanaan
Kegiatan R-SMA-BI
Pemenuhan
Kriteria SMA-BI
Instrumen
Supervisi dan Evaluasi
Supervisi
dan Evaluasi
Hasil dan
Rekomendasi
Permendiknas
8 SNP
Instrumen
Analisis Kondisi
Perencanaan
a. Pemahaman substansi 8 SNP+X (program keunggulan)
Perencanaan di tingkat sekolah dapat dilakukan dengan strategi:
1). Membentuk tim/koordinator pengkajian 8 SNP dan X (program keunggulan)
2). Mengidentifikasi sasaran yang ingin dicapai pada tiap Standar dan program
keunggulan (X) yang dapat dilakukan melalui:
a). Workshop/IHT secara rutin yang melibatkan seluruh warga sekolah
b). Workshop/IHT MGMP Sekolah secara rutin
c). Mengundang narasumber/fasilitator dari Dinas Provinsi/Kabupaten/
Kota/sekolah setempat secara periodik sesuai kebutuhan
d). Memanfaatkan sarana TIK melalui website, email, chatting yang tersedia
untuk berkomunikasi, berbagi informasi atau konsultasi dengan pihakpihak yang terkait, misalnya: BSNP, Direktorat Pembinaan SMA, atau
sekolah lainnya.
17-50
b.
c.
d.
Analisis Konteks
Sekolah melakukan identifikasi kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal
adalah kondisi saat ini untuk mengetahui tingkat pemenuhan indikator-indikator
8 SNP+X (program keunggulan) dalam bentuk keberhasilan, kekurangan, dan
permasalahan. Sedangkan kondisi eksternal merupakan kondisi saat ini yang
berkaitan dengan dukungan, hambatan dan tantangannya.
Penetapan skala prioritas
Penetapan skala prioritas memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1). Standar yang memiliki ketercapaian tinggi, dengan memanfaatkan sumber
daya yang tersedia di sekolah, baik tenaga, sarana prasarana maupun
pembiayaan
2). Standar yang pengelolaan dan penyelenggaraannya sepenuhnya menjadi
kewenangan sekolah (sesuai prinsip MBS) dan tidak tergantung pada
kebijakan daerah atau pusat
3). Standar yang berkaitan langsung pada proses pembelajaran (Standar Isi,
Standar Kompetesi Lulusan, Standar Proses, Standar Pengelolaan, dan
Standar Penilaian)
Penyusunan RKJM dan RKAS
Mengacu pada hasil analisis kondisi dan penetapan skala prioritas, sekolah
menyusun atau menyempurnakan rencana kerja sekolah berupa Rencana Kerja
Jangka Menengah (RKJM) empat tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS) sebagai program tahunan. RKJM dan RKAS memuat kegiatankegiatan pemenuhan 8 SNP dan program keunggulan sebagaimana skala prioritas
yang telah ditetapkan.
2.
Pelaksanaan Kegiatan
a. Kegiatan R-SMA-BI tahunan dilaksanakan berdasarkan RKAS
b. SNP+X (program keunggulan) merupakan satu kesatuan kegiatan yang
terintegrasi.
c. Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan
perlu mendapat persetujuan rnelalui rapat dewan pendidik dan komite sekolah
d. Kepala Sekolah mempertanggungjawabkan pelaksanaan pengelolaan bidang
akademik pada rapat dewan pendidik dan bidang non akademik pada rapat
komite sekolah dalam bentuk laporan pada akhir tahun ajaran yang disampaikan
sebelum penyusunan rencana kerja tahunan berikutnya
e. Memberikan layanan konsultasi dan bimbingan teknis kepada SMA lain
disekitarnya dalam pemenuhan SNP+X melalui kegiatan kemitraan.
3.
18-50
Sistem pengelolaan R-SMA-BI diarahkan pada proses kegiatan rintisan untuk memenuhi
kriteria SMA-BI secara bertahap, terencana, dan terukur yang dibagi dalam dua fase
disesuaikan dengan sumber daya sekolah.
1.
Fase Rintisan
Kegiatan pengembangan mencakup pemenuhan seluruh kriteria pada 8 standar
nasional yang diperkaya dengan standar pada sekolah unggul dari negara maju.
Melakukan inovasi serta kreasi keunggulan yang mendukung pengembangan tahap
berikutnya. Upaya ini dapat dilakukan melalui konsolidasi internal dalam
meningkatkan mutu pembelajaran, meningkatkan ketahanan sekolah sebagai satuan
pendidikan ramah sosial, dan penguatan kultur mutu sebagai landasan terbentuknya
keunggulan komparatif pada tingkat nasional dan internasional. Pada fase rintisan
sekolah secara bertahap mengembangkan keunggulan mutu sesuai dengan lulusan
agar memenuhi prestasi akademik memenuhi SNP yang diperkaya dengan kriteria
standar bertaraf internasional.
2.
Fase kemandirian
Pada fase ini R-SMA-BI diharapkan telah mampu bersaing secara internasional yang
ditunjukkan dengan kemampuan yang tangguh dalam kurikulum, proses belajar
mengajar, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pembiayaan, dan pengelolaan serta kepemimpinan. Pada fase ini sekolah
menghasilkan lulusan yang berdaya saing internasional. Sekolah memiliki
kesanggupan dan kemampuan mengembangkan kemandirian untuk sejajar bahkan
bersaing di forum internasional melalui pengembangan karakter berkeunggulan khas.
Secara kuantitatif dan kualitatif R-SMA-BI.
Tingkat Pusat
Pengelola program R-SMA-BI adalah Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal
Pendidikan Menengah mempunyai peran:
a. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan program;
b. Menyusun pedoman pelaksanaan program;
c. Melakukan sosialisasi program dan mekanisme pelaksanaan bantuan;
d. Melaksanakan verifikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) ke
sekolah, jika diperlukan;
e. Melaksanakan Review Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) kepada
sekolah calon penerima bantuan;
f. Menerbitkan surat keputusan tentang sekolah penerima dana bantuan;
g. Menyalurkan dana bantuan;
h. Melaksanakan bimbingan asistensi;
i. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan bantuan secara
nasional;
j. Mengolah dan membuat laporan pelaksanaan bantuan; jika menungkinkan.
2.
Tingkat Provinsi
Unit terkait di tingkat provinsi adalah Dinas Pendidikan Provinsi dalam hal ini Sub
Dinas yang menangani SMA, mempunyai peran bersama dengan petugas pusat
melaksanakan pembinaan teknis, memfasilitasi kebutuhan sekolah serta melakukan
pemantauan dan evaluasi ke sekolah yang menjadi kewenangannya.
19-50
3.
Tingkat Kabupaten/Kota
Unit terkait di tingkat kabupaten/kota adalah Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
dalam hal ini Sub Dinas atau Bidang yang menangani SMA, serta Dewan Pendidikan
Kabupaten/Kota, mempunyai peran:
a. Bersama dengan petugas pusat melaksanakan pembinaan teknis, memfasilitasi
kebutuhan sekolah serta melakukan pemantauan dan evaluasi ke sekolah yang
menjadi kewenangannya;
b. Menandatangani RKAS sekolah yang akan diusulkan untuk mendapat bantuan.
4.
Tingkat Sekolah
a.
b.
20-50
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM TAHUN 2012
A. Program Pusat
Program pembinaan R-SMA-BI tahun 2012 yang dilakukan Direktorat Pembinaan SMA
meliputi:
1.
TOT Penanggung Jawab Program (PJP) dan Tim Fasilitator Tingkat Nasional (2
angkatan)
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mengkoordinasikan pelaksanaan pembinaan
dengan penanggungjawab program R-SMA-BI Dinas Pendidikan Provinsi serta
menyiapkan personel sebagai fasilitator nasional dalam pembinaan R-SMA-BI. Hasil
dari kegiatan ini adalah adanya kesamaan pemahaman terhadap substansi dan
strategi pembinaan R-SMA-BI dengan PJP R-SMA BI provinsi dan fasilitator nasional.
2.
3.
4.
B. Program Sekolah
Program R-SMA-BI tahun 2012 diprioritaskan pada:
1.
21-50
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2.
2). Tingkat keterserapan lulusan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (PTN/
PTLN/PTS) yang terus meningkat secara signifikan dibandingkan tahun
sebelumnya.
3). Karya prestatif siswa dalam berbagai kompetisi lokal, nasional dan
internasional (OSN, O2SN, FL2SN, Karya Inovatif, dsb), minimal memperoleh
1 medali tingkat nasional dan internasional.
4). Aktifitas pembelajaran yang dapat menumbuhkan kemampuan berfikir kritis,
kreatif dan inovatif.
5). Aktifitas pembelajaran dan layanan pendidikan yang menumbuhkan
kebiasaan positif peserta didik dalam kehidupan nyata (displin, kejujuran, 18
karakter bangsa)
6). Pengakuan pihak eksternal terhadap kualitas hasil belajar peserta didik.
Program peningkatan kompetensi akademik dan strategi pembelajaran bagi
pendidik secara berkesinambungan melalui berbagai pelatihan internal,
kelompok kerja (MKKS, MGMP) dan lembaga akademik lainnya (PT, P4TK, dsb).
Program review dan penyempurnaan silabus/RPP secara berkesinambungan
sesuai dengan kebutuhan belajar, karakteristik peserta didik dan perkembangan
IPTEK.
Pengembangan materi ajar dan instrumen penilaian hasil belajar berbasis TIK (elearning) untuk semua mata pelajaran, khususnya mata pelajaran yang di UNkan.
Program pemenuhan sarana pembelajaran dan buku-buku rujukan (cetakan
dan/atau digital) sesuai dengan kebutuhan belajar, karakteristik peserta didik
dan perkembangan IPTEK.
Peningkatan frekuensi kompetisi mata pelajaran, seni budaya, dan olah raga di
lingkungan sekolah sebagai bentuk aktifitas rekreatif dan pengembangan diri.
Peningkatan kualitas kegiatan ekstrakurikuler sebagai media pembinaan karakter
bangsa.
22-50
3.
Pengembangan Kemitraan
Kemitraan adalah suatu kegiatan kerja sama dengan prinsip saling menguntungkan
antara sekolah yang mempunyai keunggulan dan prestasi (dikategorikan sebagai
mampu melakukan pendampingan dan fasilitasi) dan sekolah yang berpotensi untuk
mencapai keunggulan dan prestasi tersebut. Sebagai acuan pelaksanaan kemitraan
antar sekolah sebagai berikut:
a. Sasaran kemitraan tahun 2012 sekurang-kurangnya 5 SMA disekitarnya dengan
mempertimbangkan kondisi geografis dan jumlah SMA disekitarnya.
b. Kegiatan kemitraan diantaranya meliputi:
1). Bidang akademik
a). Workshop bersama pengembangan perangkat pembelajaran
b). Workshop bersama pengembangan materi ajar berbasis IT (e-learning)
c). Workshop pengembangan sistem dan instrumen penilaian hasil belajar
d). Workshop/lokakarya pengembangan keunggulan lokal sekolah mitra
e). Pertukaran peserta didik dan pendidik sesama sekolah mitra
f). Olimpiade bidang akademik antar sekolah mitra
2). Bidang non akademik
a). Pelaksanaan Latihan Dasar Kepemimpinan Sekolah (LDKS OSIS) bersama
(outbound, motivasi, dsb)
b). Pertandingan persahabatan bidang seni dan olah raga (pendidik/tenaga
kependidikan dan peserta didik)
c). Pengembangan wawasan tentang implementasi pendidikan abad 21
3). Manajemen
a). Pelatihan pengembangan materi ajar berbasis IT (e.learning)
b). Pelatihan peningkatan kompetensi manajemen perkantoran berbasis IT
(kepegawaian, tata persuratan, keuangan, kesiswaan, dsb)
4.
C. Sasaran
Sasaran program pembinaan R-SMA-BI tahun 2012 sebanyak 363 SMA dimana sebanyak
sebanyak 265 R-SMA-BI memperoleh dana bantuan sosial masing-masing sebesar @ Rp.
100.000.000 (seratus juta rupiah).
2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
23-50
BAB IV
PENGELOLAAN DANA BANTUAN
A. Mekanisme Penyaluran
Agar penyaluran bantuan dapat berjalan dengan baik, perlu ditetapkan mekanisme
penyaluran Bantuan sebagai berikut:
1.
Pengajuan Proposal
Sekolah dipersyaratkan menyusun proposal Rencana Kerja Tahunan (RKT) beserta
lampirannya. Uraian rencana kerja tahunan sekolah dicantumkan dalam format RKT
yang dilengkapi dengan sasaran, perkiraan biaya, dan porsi pembiayaan berdasarkan
sumber dana yang terdiri dari dana rutin, dana sharing, dan dana Bantuan.
Sistematika penyusunan Rencana Kerja Tahunan sekolah dengan melampirkan:
a. Format Lembar Informasi Sekolah Menengah/LISM (sebelumnya disebut LNS) yang
diisi lengkap, benar dan jujur;
b. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) selama 1 tahun untuk tahun
berjalan;
c. Jadwal Pelaksanaan Rencana Kerja tahunan sekolah;
d. Salinan/foto copy dokumen-dokumen:
1) SK pendirian sekolah (bagi sekolah negeri) atau akte pendirian yayasan (bagi
sekolah swasta);
2) SK komite sekolah;
3) SK pengangkatan kepala sekolah bila ada penggantian Kepala Sekolah,
sebagai bukti status kepala sekolah definitif;
4) Foto copy nomor rekening sekolah (bukan nomor rekening kepala
sekolah/pribadi), yang dilegalisir bank yang bersangkutan.
Bagi R-SMA-BI yang tidak menerima bantuan R-SMA-BI tetap membuat RKAS untuk
tahun berjalan.
2.
b.
3.
Penyaluran dana bantuan sesuai dengan jumlah nominal yang tertera pada perjanjian
kerjasama penggunaan dana bantuan. Dana dikirimkan melalui pemindahbukuan dari
rekening penyalur pemerintah dalam hal ini Departemen Keuangan/KPPN Jakarta III
ke rekening sekolah dengan mekanisme pembayaran langsung (SPP-LS). Penyaluran
dana bantuan dilakukan sekaligus 100% atau satu tahap.
2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
24-50
B. Persyaratan Penyaluran
1.
2.
3.
4.
5.
Pelaksanaan di Sekolah
Sekolah melaksanakan program kegiatan sesuai dengan program yang dituangkan
dalam Rencana Kegiatan Tahunan. Jadwal pelaksanaan kegiatan terhitung sejak dana
diterima dengan waktu pelaksanaan kegiatan yang telah disesuaikan. Apabila terjadi
perubahan program RKAS/action plan yang sudah disepakati, penerima bantuan
diperkenankan untuk merevisi peruntukan dana tersebut dengan tetap mengacu pada
peruntukan penggunaan dana bantuan dan pedoman pelaksanaan serta kebutuhan riil
sekolah dan diajukan dua bulan sebelum berakhirnya tahun ajaran. Revisi peruntukan
dana bantuan dianggap sah apabila ditandatangani dan distempel asli oleh Kepala
Sekolah dan diketahui oleh Ketua Komite Sekolah. Sekolah wajib mengirimkan satu
berkas perbaikan RKAS/action plan dengan memberikan penjelasan tentang alasan
revisi untuk meminta persetujuan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
C. Prinsip Pelaksanaan
Pelaksanaan bantuan R-SMA-BI menganut prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.
2.
Transparan
Pengelolaan dana bantuan harus dilakukan secara terbuka agar warga sekolah dan
masyarakat dapat memberikan saran, kritik, serta melakukan pengawasan dan
pengendalian terhadap pelaksanaan pekerjaan.
3.
Akuntabel
Pengelolaan dana bantuan harus dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
kualitas, kuantitas pekerjaan maupun penggunaan keuangan, sesuai dengan proposal
yang telah disetujui. Apabila terjadi perubahan penggunaan dana harus membuat
revisi, dan disetujui oleh pemberi bantuan.
25-50
4.
Demokratis
Penyusunan perencanaan, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah selalu
ditempuh melalui jalan musyawarah/mufakat dengan memberikan kesempatan
kepada setiap individu untuk mengajukan saran, kritik atau pendapat.
5.
6.
7.
Saling Percaya
Pemberian bantuan berlandaskan pada rasa saling percaya (mutual trust) antara
pemberi dan penerima Bantuan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga
kepercayaan tersebut dengan memegang amanah dan komitmen yang ditujukan
semata-mata hanya untuk membangun pendidikan yang lebih baik dan bertaraf
internasional.
D. Sifat Bantuan
Dana bantuan ini hanya bersifat stimulus, oleh karena itu penggunaannya akan difokuskan
untuk membiayai sebagian aktivitas/kegiatan yang harus dilakukan oleh sekolah dalam
rangka pemenuhan SNP dan pelaksanaan program R-SMA-BI tahun 2012. Jenis bantuan ini
dimungkinkan adanya dana sharing sebagai bentuk kepedulian yayasan/sekolah/
masyarakat/pemerintah daerah (provinsi, kabupaten/kota) terhadap program R-SMA-BI.
Pengertian dana sharing di sini, tidak harus dalam bentuk uang, melainkan bisa berbentuk
material, tenaga, atau fasilitas pendukung lainnya yang berhubungan langsung dengan
kebutuhan yang belum tersedia. Besarnya dana sharing relatif, sesuai dengan kemampuan
masing-masing daerah dan atau sekolah.
E.
Peruntukan Bantuan
Dana bantuan pembinaan R-SMA-BI tahun 2012 sebesar Rp. 100.000.000,00 (Seratus Juta
Rupiah) dialokasikan untuk empat kegiatan utama sebagai berikut: (1) 35,00% untuk
peningkatan mutu, (2) 20,00% untuk pengembangan keunggulan, (3) 15,00% untuk
kegiatan manajemen dan kemitraan, dan (4) 30,00% untuk program layanan ramah sosial
(bea siswa). Rincian alokasi dana tersebut sebagai berikut:
1.
2.
26-50
3.
4.
Layanan ramah sosial dalam bentuk beasiswa (30% dari dana Bantuan R-SMA-BI)
Beasiswa bagi siswa yang berprestasi namun tidak mampu secara ekonomi. Beasiswa
bagi siswa yang mampu secara akademik tetapi tidak mampu secara ekonomi.
Komponen beasiswa dapat berupa: pembebasan/keringanan uang SPP, buku-buku
pelajaran dan peralatan sekolah (buku dan alat tulis, tas sekolah, dll), sepatu,
pakaian seragam, dan transportasi.
Pengelolaan Program
a.
2.
28-50
Ketentuan Perpajakan
Sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-181/A/2003 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan dan Penyaluran Bantuan untuk Peningkatan Mutu SMA, yang
menyatakan bahwa dana hibah ke sekolah tidak dipungut pajak. Sehingga jumlah
dana bantuan yang diterima sekolah besarnya sama dengan nilai yang tercantum
pada surat perjanjian kerjasama.
Sekolah tetap berkewajiban membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada
saat melakukan transaksi pembayaran, seperti untuk pembelian barang dan jasa dalam
negeri, sewa menyewa, dan pembayaran berbagai macam honorarium/upah/ gaji/lembur
dan lain sebagainya (sesuai lampiran 2a). Ketentuan pajak yang disusun pada panduan ini,
berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan (PPh) dan
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPn), serta Surat
Keputusan Menteri Keuangan dan Surat Edaran Dirjen Anggaran yang terkait.
H. Larangan Penggunaan Bantuan
Dana bantuan merupakan amanah dan kepercayaan, sehingga penting bagi kita secara
bersama-sama menjaga amanah tersebut. Agar terhindar dari segala macam bentuk
manipulasi dan penyimpangan keuangan negara, dilarang melakukan hal-hal berikut ini:
1. Membiayai kegiatan lain di luar ketentuan yang sudah disepakati, misalnya bimbingan
belajar atau belajar tambahan/pra UMPTN yang biasa dilakukan di luar jam sekolah;
2. Melakukan korupsi, manipulasi, pemberian upeti, atau pemotongan dalam bentuk
apapun, dengan alasan apapun, oleh siapapun dan untuk kepentingan apapun;
3. Melakukan pekerjaan tidak dengan swakelola, yaitu memborongkan kepada pihak
kontraktor/perusahaan;
2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
29-50
4.
5.
6.
7.
8.
9.
I.
Membiayai kegiatan-kegiatan serupa yang telah dibiayai oleh dana yang berasal dari
RAPBS, APBD kabupaten/kota dan APBD provinsi;
Memindahkan dana bantuan dari rekening rutin sekolah ke rekening pribadi untuk
tujuan dan alasan apapun;
Menggunakan dana bantuan untuk simpan pinjam;
Tambahan gaji guru/karyawan;
Investasi, misalnya untuk membeli ternak dengan maksud meraih keuntungan, dan
sebagainya;
Perjalanan dinas yang tidak berkaitan langsung dengan program/kegiatan bantuan.
Sanksi
Apabila berdasarkan hasil evaluasi dan verifikasi, penerima bantuan terbukti secara sah
melakukan kekeliruan/kesalahan dalam melaksanakan program dan pengelolaan
keuangan yang dapat merugikan keuangan negara, maka Direktorat Pembinaan SMA
memberi peringatan/teguran secara lisan atau tertulis. Penerima bantuan wajib
mengindahkan peringatan/teguran tersebut. Jika tidak, Direktorat Pembinaan SMA akan
memberikan sanksi kepada penerima bantuan sesuai dengan pelanggaran berupa:
1. Meminta bantuan institusi pemeriksa/penyidik yang berwenang (Inspektorat
Jenderal/BPKP/BPK) untuk melakukan pemeriksaan langsung ke penerima bantuan;
2. Memasukkan penerima bantuan ke dalam daftar sekolah/lembaga/yayasan yang
melanggar aturan (apabila terbukti) untuk kemudian tidak diberikan bantuan lagi di
masa mendatang.
J.
No
1.
Kegiatan
Bintek Pembelajaran
2.
Penggalangan kemitraan
dengan SMA lain
Dst
Dst
Out Put
Panduan Workshop
Laporan Workshop
Naskah hasil Penugasan
setiap guru
Laporan pelaksanaan
koordinasi dan
Naskah kerjasama
kemitraan dengan SMA lain
Dst
Bentuk
SPJ Keuangan
Transport petugas
Konsumsi
Transport petugas
Konsumsi
Dst
30-50
BAB V
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN
A. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring bertujuan untuk melakukan kontrol terhadap pelaksanaan dana bantuan yang
meliputi aspek kualitas, kuantitas, waktu pelaksanaan, pengelolaan keuangan,
administrasi serta mengetahui seberapa besar peran dan partisipasi masyarakat. Evaluasi
bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan dana program Bantuan berjalan lancar
sesuai sasaran yang diharapkan. Hasil monitoring dan evaluasi akan dijadikan bahan
pengambilan keputusan dan perencanaan program ke depan. Monitoring dan Evaluasi oleh
Tim Direktorat Pembinaan SMA atau instansi lain dari Pusat dapat dilaksanakan pada saat
program/kegiatan sedang berlangsung atau setelah program/kegiatan selesai
dilaksanakan.
Metode monitoring dan evaluasi dapat dilakukan dengan observasi atau pengamatan
langsung, studi dokumentasi, wawancara dengan responden, pengisian kuesioner/
instrumen oleh responden. Kuesioner/instrumen monitoring disusun oleh pemberi
bantuan. Monitoring dan evaluasi juga melibatkan unsur masyarakat yang diwakili oleh
komite sekolah dan dewan pendidikan. Media massa akan dilibatkan secara independent
untuk melakukan peliputan pelaksanaan program dana bantuan, bilamana diperlukan.
Agar pelaksanaan monitoring dan evaluasi dapat terlaksana secara efektif Direktorat
Pembinaan SMA akan melaksanakan kegiatan pendukung sebagai berikut:
1. Menyiapkan perangkat pendukung monitoring dan evaluasi keterlaksanaan program
pembinaan R-SMA-BI serta pemanfaatan dana bantuan sosial;
2. Menyiapkan tim monitoring dan evaluasi melalui kegiatan workshop/TOT di tingkat
Pusat yang akan melibatkan tim pusat dan tim daerah.
B. Pelaporan
Laporan yang harus disiapkan oleh setiap sekolah penerima bantuan sosial program
pembinaan R-SMA-BI tahun 2012, terdiri atas :
1.
2.
Pengesahan, peruntukan, waktu pengiriman laporan, dan berita acara serah terima hasil
pembelian/pengadaan barang diatur sebagai berikut:
1. Laporan penggunaan dana, ditandatangani oleh Kepala sekolah dan PJP R-SMA-BI
tingkat Sekolah.
2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
31-50
2.
3.
4.
5.
6.
C. Pengaduan Masyarakat
Dalam rangka memfasilitasi penyelesaian atau jalan keluar atas pengaduan masyarakat
tentang pelaksanaan dana bantuan sosial program pembinaan R-SMA-BI, Direktorat
Pembinaan SMA membentuk Unit Pelayanan Masyarakat (UPM). Pelayanan informasi dan
pengaduan masyarakat sangat penting bagi pengelola program dalam rangka
transparansi/keterbukaan terhadap masyarakat sebagai komponen turut serta mengawasi
pelaksanaan program sesuai dengan prinsip pengelolaan bantuan sosial, yang berfungsi
sebagai: (1) mediator antara masyarakat dan pengelolan dana bantuan sosial program
pembinaan SMA Berbasis Keunggulan Lokal dan Pembelajaran Berbasis TIK, (2) pusat
pelayanan masyarakat (internal dan eksternal), dan (3) pusat informasi umum pemberian
bantuan sosial program pembinaan SMA Berbasis Keunggulan Lokal dan Pembelajaran
Berbasis TIK.
Pelayanan informasi dan pengaduan masyarakat dapat dilakukan melalui:
1. Hotline Bansos program pembinaan SMA Berbasis Keunggulan Lokal dan Pembelajaran
Berbasis TIK: 0813 187 031 36
2. Tertulis dengan alamat:
Direktur Pembinaan SMA
u.p Kasubdit Pembelajaran
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Kompleks Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Gedung A Lantai 1
Jl. RS Fatmawati, Cipete
Jakarta Selatan 12011
Telpon dan faximile (021) 7669205
3. email ke alamat : hanny_depdiknas@yahoo.com
32-50
BAB VI
PENUTUP
Keberhasilan pelaksanaan program sekolah dan bantuan sosial ini sangat dipengaruhi oleh
kualitas keseluruhan proses pengelolaan mulai dari proses persiapan (penyusunan dan
pemantapan proposal/program kerja/RAB serta penyaluran dana), pelaksanaan kegiatan dan
penggunaan dana, sampai dengan evaluasi dan penyusunan/penyampaian laporan pelaksanaan
kegiatan dan penggunaan dana.
Oleh karena itu, agar program pemberian R-SMA-BI dan bantuan sosial dimaksud dapat
terlaksana secara efektif dan efisien serta hasil yang optimal (tepat sasaran, tepat waktu dan
tepat guna), diperlukan adanya komitmen dari seluruh pihak yang terkait untuk secara
bersama-sama mengupayakan kelancaran dan keberhasilan keseluruhan proses pelaksanaan
program R-SMA-BI serta penyaluran dan pengelolaan bantuan sosial, sesuai dengan tugas,
fungsi dan kewenangan masing-masing dengan tetap memperhatikan berbagai ketentuan
perundangan yang berlaku.
Melalui naskah ini diharapkan terdapat kejelasan tentang mekanisme dan prosedur
penyusunan program kerja sekolah R-SMA-BI dan pengelolaan dana bantuan sosial yang secara
khusus diberikan kepada 265 R-SMA-BI.
33-50
Lampiran 1
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
NIP
Jabatan
Alamat Sekolah
:
:
:
:
Telepon/Faximile
Kabupaten/Kota
Provinsi
:
:
:
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
Saya sanggup melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peruntukan dana bantuan Program
Pengembangan Rintisan SMA-BI sampai selesai selambat-lambatnya dalam kurun waktu 12
(dua belas) bulan terhitung sejak Juli 2012 s.d. Juni 2013.
2.
3.
Surat pernyataan ini saya buat dengan kesadaran dan penuh tanggungjawab sebagai salah satu
kelengkapan proposal bantuan Kegiatan Peningkatan Kualitas Pembelajaran, Output SMA
Bertaraf Internasional (SBI/RSBI).
Mengetahui/Menyetujui
Komite Sekolah
, ..2012
Kepala Sekolah,
Meterai Rp 6000,00
_______________________
_______________________
34-50
Lampiran 2
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS
PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN BANTUAN R-SMA-BI
Penyaluran Dana
1) Dana langsung disalurkan ke sekolah melalui Pemindahbukuan rekening sekolah
(bukan rekening pribadi Kepala Sekolah atau Bendaharawan rutin sekolah atau
rekening pribadi siapapun juga) oleh Pemegang Rekening Penyalur Pemerintah
dalam hal ini Departemen Keuangan/KPPN Jakarta III.
2) Rekening sekolah harus ditandatangani oleh Kepala Sekolah dan Bendaharawan
rutin sekolah.
3) Sekolah wajib mengirimkan fotocopy rekening yang sudah dilegalisir oleh bank
yang bersangkutan.
4) Lebih lanjut diutamakan rekening sekolah dalam bentuk Giro.
b. Pengelolaan Dana
1) Sekolah menyimpan dana di rekening sekolah pada Bank Pemerintah.
2) Pengabilan dana dari bank disesuaikan dengan kebutuhan program.
3) Dana dikelola oleh Bendaharawan rutin sekolah.
4) Pengelolaan dana harus sesuai dengan prinsip-prinsip dan peraturan pengelolaan
keuangan.
c. Pemanfaatan Dana
1) Penentu pemanfaatan dana Sekolah, yaitu Kepala Sekolah bersama-sama warga
sekolah.
2) Dana bantuan menjadi salah satu sumber dalam RKAS/RAPBS.
3) Penggunaan dana sesuai dengan proposal yang diajukan.
2012,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
35-50
3. Pelaporan
Laporan yang harus dikerjakan oleh sekolah adalah laporan pelaksanaan program dan
laporan pertanggungjawaban keuangan.
a. Laporan pelaksanaan program sesuai lampiran pada buku panduan penyelenggaraan
Program RSBI.
b. Laporan pertanggungjawaban keuangan harus dilengkapi dengan bukti-bukti
kuintansi.
Setiap laporan dibuat rangkap 4, asli untuk disimpan di kantor/sekolah, satu copy
dalam bentuk hardcopy dan soft copy dikirim ke:
Direktorat Pembinaan SMA
u/p Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Penyediaan dan Peningkatan Layanan
Pendidikan SMA
Subdit Pembelajaran
Gedung B Lantai 1
Kompleks Kementerian Pendidikan Nasional
Jl. RS. Fatmawati, Cipete
Jakarta Selatan 12410
36-50
Lampiran 2a
Contoh format bukti pengeluaran/kuitansi untuk belanja barang dibubuhi materai sesuai
dengan ketentuan yang berlakau dan lampiri faktur/nota rincian barang yang dibeli.
Nomor :
KWITANSI
Uang sebesar
Sudah terima dari Untuk Pembayaran : Nama barang yang dibeli untuk
Sebagaimana faktur/nota terlampir.
Tanggal : ....................... Nomor: ........................
Jumlah Rp ...
-------------,---------------2012
Setuju dibayar
_____________________,
Lunas dibayar
Yang menerima,
_________________,
Toko .........................
Nama
NIP.
Nama
NIP.
_____________________________________________________________________________
Catatan:
a. Meterai senilai Rp. 3.000,- (tiga ribu rupiah ) untuk pembelanjaan barang senilai Rp. 250.000,00
s.d. Rp.1.000.000,00.
b. Meterai senilai Rp.6.000,00 (enam ribu rupiah) untuk pembelanjaan barang senilai di atas Rp.
1.000.000,00.
37-50
Lampiran 2b
No
Uraian / Jenis
Barang
Jumlah
Barang
Satuan
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah
Harga
(Rp)
1.
2.
dst
Jumlah (Rp)
...........................................
(nama jelas dan tanda tangan)
38-50
Lampiran 2c
LAPORAN KEUANGAN
DANA BANTUAN .
SMA ..
(Pertengahan, Akhir*) Tahun
PROVINSI
KABUPATEN/KOTA
NAMA SEKOLAH
:
:
:
.
.
.
Uraian
Jumlah Penerimaan
Jumlah
Rincian :
Jumlah Penerimaan
Jumlah Pengeluaran
Saldo Buku
Kepala SMA
Pengeluaran
Rp.
Tgl
Uraian
Rp.
Jumlah Pengeluaran :
Saldo :
No.
Bukti
Jumlah
..
..
Jumlah
Rp.
Rp.
------------------------- (-)
Rp.
Tanggal .
Bendahara :
Nama Jelas
..
NIP.
Nama Jelas
NIP.
Catatan :
Bukti-bukti pengeluaran antara lain :
1. Daftar/Kuitansi penerimaan honor/uang lelah;
2. Daftar hadir peserta rapat;
3. Kuitansi pembelian barang dan faktur serta daftar barang;
4. Bukti setor pajak dan bukti-bukti lainnya.
Catatan:
*) Pilih salah satu
39-50
Lampiran 2d
BUKU KAS (CASH FLOW)
PENERIMAAN DAN PENGELUARAN
DANA BANTUAN.
TAHUN
Bulan : ..
PENERIMAAN (Rp.)
Tgl
Uraian
1.
Dana
Bantuan
2.
Dana Pemda
dst.
No.
Bukti
PENGELUARAN (Rp.)
Jumlah
Tgl
Jumlah
Penerimaan
Jumlah :
Uraian
No.
Bukti
SISA (Rp)
Jumlah
*)
Jumlah
Pengeluaran
Saldo
Jumlah :
Kepala SMA
Tanggal
Petugas Pembukuan/Bendahara,
Nama Jelas
..
NIP.
Nama Jelas
.
NIP.
*) Catatan :
Pilih salah satu jenis laporan kegiatan yang telah dilaksanakan dan dilampiri bukti antara
lain; kuitansi asli, daftar pembelian barang, dsb.
40-50
Lampiran 2e
TANGGAL
URAIAN
NO BUKTI
PENERIMAAN
PENGELUARAN
SALDO
Penutupan
Kas
Tanggal/Tgl/Bln/Thn
Penaggungjawab Program R-SMA-BI
Komite Sekolah ..
Ttd
Ttd
(.........)
NIP. ............................
(.........)
NIP. ............................
Mengetahui/Menyetujui :
Kepala SMA ................
TTD
(.........)
NIP. ............................
Catatan :
Mohon diisi format ini secara lengkap,sesuai keadaan yang sebenarnya
*tiap bulan satu lembar
41-50
Lampiran 2f
: ..........................................................
: ..........................................................
: ..........................................................
Total Penerimaan
Total Pengeluaran
: ..........................................................
: ..........................................................
Saldo Buku
: ..........................................................
uang
uang
uang
uang
uang
uang
uang
uang
uang
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
..............................
..............................
..............................
..............................
..............................
..............................
..............................
..............................
..............................
Rp. ..............................
Rp. ..............................
Tanggal
Yang diperiksa :
Pemegang Keuangan/Bendahara,
Yang Memeriksa :
Kepala SMA .*)
Nama Jelas
NIP.
Nama Jelas
NIP.
Catatan :
*) Isi nama sekolah yang bersangkutan
42-50
Lampiran 2g
LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM
BANTUAN ..
SMA ..
(Pertengahan/Akhir *) Tahun
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
PENDAHULUAN
TUJUAN
LINGKUP KEGIATAN
WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
UNSUR YANG TERLIBAT
PERKEMBANGAN PROGRAM KEGIATAN
PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN MASALAH
(dituangkan secara rinci pada tabel di bawah ini)
INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL
KESIMPULAN & SARAN
No.
Uraian Program /
Peruntukan Dana
Volume
Sasaran
Prosentase
Hasil yang
Dicapai
Permasalahan
yang Dihadapi
Upaya
Pemecahan
Permasalahan
Indikator
Keberhasilan
Mengetahui,
Komite Sekolah ..
Tanggal, .
Kepala Sekolah .
Nama Jelas
...
NIP.
Nama Jelas
..
NIP.
Catatan :
Pengisian sesuai dengan RKT
43-50
Lampiran 2h
Pada hari ini, ... tanggal ... bulan ... tahun dua ribu sebelas bertempat di
... telah diadakan Perjanjian Penggunaan Bantuan antara :
1.
Nama
NIP
Jabatan
:
:
: Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Penyediaan dan Peningkatan
Layanan Pendidikan SMA, Output SMA Bertaraf Internasional (SBI/RSBI)
yang diangkat dengan keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : ....
tanggal 2012
Alamat
Bertindak atas nama Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas, yang selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA
2. Nama
Jabatan
Alamat
:
:
:
Bertindak untuk dan atas nama SMA.................... selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
Kedua Belah Pihak sepakat untuk mengikat perjanjian kerjasama penggunaan Bantuan
program pengembangan Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional tahun 2012
dengan ketentuan sebagai berikut :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1)
Bantuan adalah dana yang diberikan oleh Pemerintah kepada sekolah menengah atas
untuk mengembangkan program Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional
(R-SMA-BI).
44-50
2)
Sekolah penerima Bantuan adalah sekolah menengah atas, baik negeri maupun swasta
yang ditetapkan dengan keputusan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas sebagai
penerima Bantuan program rintisan SMA bertaraf internasional.
BAB II
TUJUAN
Pasal 2
2)
3)
4)
Layanan ramah sosial dalam bentuk beasiswa (30% dari dana Bantuan R-SMA-BI)
Beasiswa bagi siswa yang berprestasi namun tidak mampu secara ekonomi. Beasiswa bagi
siswa yang mampu secara akademik tetapi tidak mampu secara ekonomi. Komponen
beasiswa dapat berupa: pembebasan/keringanan uang SPP, buku-buku pelajaran dan
peralatan sekolah (buku dan alat tulis, tas sekolah, dll), sepatu, pakaian seragam, dan
transportasi.
45-50
Pasal 4
Jumlah Bantuan
Jumlah bantuan yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebesar Rp.
............... (dengan huruf) dengan perincian sesuai dengan komponen pembiayaan pada
program kerja terlampir.
Pasal 5
Tata Cara Penyaluran Bantuan
1)
2)
Bantuan akan disalurkan secara langsung oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA,
melalui rekening Giro/Tabungan a.n. SMA ................................ dengan nomor
rekening .................... pada Bank .................... Kantor Cabang..........
Bantuan akan disalurkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sekaligus secara
utuh atau sebesar 100% dari jumlah Bantuan sebagaimana yang tercantum pada pasal 4 di
atas, setelah kesepakatan perjanjian ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Pasal 6
Jangka Waktu Penggunaan Bantuan
1)
2)
46-50
3)
4)
5)
6)
1)
2)
3)
4)
5)
Menyalurkan Bantuan kepada PIHAK KEDUA, sesuai dengan ketentuan yang berlaku
sebagaimana daftar terlampir.
Melakukan bimbingan teknis dan supervisi terhadap pelaksanaan program R-SMA-BI.
Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pemberian bantuan program R-SMA-BI
Menyetujui/tidak menyetujui usul revisi penggunaan bantuan dari PIHAK KEDUA apabila
terjadi perubahan pelaksanaan program.
Menerima Salinan Berita Acara Penyerahan Barang Milik Negara (BMN) ke Pemerintah
Daerah/Dinas Pendidikan Kab/Kota apabila penggunaan Dana Bantuan mengakibatkan
penambahan asset negara.
Pasal 11
Hak Pihak Kedua
1)
2)
3)
Menerima bantuan sesuai dengan kesepakatan bersama antara PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA yang dituangkan dalam program kerja dan naskah perjanjian penggunaan
Bantuan ini.
Menetapkan berbagai strategi/cara dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
dengan tetap memperhatikan ketentuan yang tercantum dalam program kerja dan naskah
perjanjian penggunaan Bantuan ini.
Mengelola Bantuan sesuai dengan ketentuan yang diatur pada BAB III Pasal 3 s.d Pasal 7 di
atas dan peraturan keuangan yang berlaku.
Pasal 12
Kewajiban Pihak Kedua
1)
2)
3)
4)
5)
Melaksanakan program pengembangan rintisan SMA BI sesuai dengan program kerja yang
telah disepakati bersama antara Kepala Sekolah, Komite Sekolah dan Warga Sekolah.
Mempertanggungjawabkan penggunaan bantuan yang telah diterima oleh PIHAK KEDUA,
sesuai dengan peraturan keuangan yang berlaku serta ketentuan lain yang diatur dalam
perjanjian penggunaan bantuan ini.
Memperhatikan dan mentaati teguran peringatan yang disampaikan oleh PIHAK
PERTAMA, baik secara lisan maupun tulisan.
Mengkonsultasikan dan mengusulkan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA apabila
terjadi perubahan kegiatan dan/atau penggunaan Bantuan yang mengakibatkan
ketidaksesuaian dengan program kerja dan dokumen lain yang terkait.
Berkonsultasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Provinsi dan Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Atas dalam keseluruhan proses pelaksanaan program
pengembangan rintisan SMA BI.
47-50
6)
7)
8)
1)
2)
3)
4)
1)
PIHAK PERTAMA akan menyampaikan teguran, baik lisan maupun tertulis kepada PIHAK
KEDUA apabila berdasarkan evaluasi terbukti telah melakukan kekeliruan/kelalaian, baik
dalam pelaksanaan program maupun pengelolaan keuangan yang dinilai merugikan
negara.
48-50
2)
1)
2)
3)
Surat Perjanjian
Penggunaan Bantuan Program Pengembangan Rintisan Sekolah
Menengah Atas Bertaraf Internasional (R-SMA-BI) ini dibuat rangkap 4 (empat), 2 rangkap
diberi materai dan 2 lainnya tidak, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang
sama.
Surat perjanjian ini sah setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak serta dibubuhi
materai Rp. 6.000 dan stempel instansi masing-masing.
Segala sesuatu yang belum diatur dalam naskah perjanjian ini atau perubahan-perubahan
yang dipandang perlu oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA akan diatur lebih lanjut
dalam perjanjian tambahan (addendum) yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari perjanjian ini.
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 16
Surat perjanjian ini memiliki kekuatan hukum untuk dipergunakan sebagaimana mestinya dan
berlaku sejak ditandatangani oleh kedua belah pihak.
PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA
..
49-50
Lampiran 3
CONTOH FORMAT PEMBUKUAN KAS UMUM (DI SEKOLAH)
PENGGUNAAN DANA BANTUAN SOSIAL R-SMA-BI
BULAN AGUSTUS 2012
Penerimaan
Tgl
Pengeluaran
Jumlah
Rp.
100.000.000
Uraian
15/7
Tgl
20/7
21/7
22/7
22/7
Jumlah
Rp.
Uraian
21/7
Toko . Pembelian
ATK
CV.. Penggandaan
Setor Pajak CV..
22/7
PPN
PPh Pasal 22
Honor Narasumber a.n
393.000
58.950
600.000
22/7
1.000.000
22/7
22/7
140.000
240.000
393.000
58.950
487.000
4.323.000
90.000
150.000
22/7
22/7
Jumlah Penerimaan
140.000
1.205.000
100.691.950
8.346.950
90.345.000
100.691.950
JUMLAH
100.691.950
Pada hari ini Senin Buku Kas Umum ditutup dengan posisi sebagai berikut :
1.
Jumlah Penerimaan
2.
Jumlah Pengeluaran
Rp.
100.691.950,00
8.346.950,00
Saldo Buku
90.345.000,00
Terdiri atas :
a. Uang Tunai
b. Saldo Bank
Rp.
2.000.000,00
98.345.000,00
Rp.
100.345.000,00
Selisih
0,00
Bendahara Penerima,
.................
Nama Jelas
NIP.
.......................
Nama Jelas
NIP.
50-50