Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TESIS
Dian Ramawati
0906504663
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Ilmu Keperawatan
Dian Ramawati
0906504663
vii
: Dian Ramawati
: Nursing Master Program Majoring in Pediatric Nursing
: Factors that Related to Self-Care Ability in Mental
Retardation Children in Banyumas District Central Java
Self-care is the ability to take care of self or self-help in daily life activit
ies. For
children with mental retardation, self-care can be influenced by various factors
,
external (parents and environment characteristics) as well as internal (children
characteristics). This study aimed to explore determinant factors that related t
o
self-care ability in mental retardation children. Study design was cross section
al
with samples are 65 parents whose mental retardation children registered in
special education school. Data analysis used Chi-Square and Logistic Regression.
Result of this study found that the self-care ability among retarded children is
relatively low and there was significantly relationship between parents education
,
childrens age and gross motor performance to self-care ability in mental retarded
children (p value < 0,005). Gross motor performance of mental retarded children
is the most dominant factor that contributed to self-care ability (OR = 4,77).
Keywords : Self-care, related factors, mental retardation children.
viii
Juli 2011
Penulis
BAB 3
i
iii
iv
vi
vii
viii
x
ix
xi
xii
xiii
1
1
11
12
13
14
14
22
32
37
39
43
49
60
60
61
65
68
68
71
72
xii
50
50
52
53
74
74
74
78
79
81
83
84
85
85
86
BAB 6
: PEMBAHASAN .
6.1. Interpretasi Hasil dan Diskusi ..
6.2. Keterbatasan Penelitian.
6.3. Implikasi Keperawatan.
90
90
108
109
BAB 7
111
111
112
DAFTAR REFERENSI
xiii
2.1.
2.2.
3.1.
4.1.
4.2.
5.1.
:
:
:
:
:
:
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
5.2.
5.3.
5.4.
5.5.
:
:
:
:
Tabel 5.6. :
Tabel 5.7. :
Tabel 5.8. :
Tabel 5.9. :
Tabel 5.10:
Tabel 5.11:
29
30
53
71
73
75
76
77
78
79
80
82
82
84
85
86
Tabel 5.12:
Tabel 5.13:
Tabel 5.14:
xiv
Skema 2.3. :
44
Skema 2.4. :
Kerangka Teori
49
Skema 3.1. :
Kerangka Konsep
51
xv
Lampiran 1
Lampiran 2
: Penjelasan Penelitian
Lampiran 3
Lampiran 4
: Kuesioner Penelitian
Lampiran 5
Lampiran 6
87
88
88
Lampiran 7
: Biodata Peneliti
xvi
Latar Belakang
Setiap orang tua menginginkan anak yang sehat dan mandiri. Namun, pada
kenyataannya banyak anak dengan disabilitas atau penyakit kronis yang
masih tergantung kepada orang tua atau pengasuhnya dalam melakukan
aktivitas harian terutama untuk perawatan dirinya sampai dengan anak
tersebut beranjak dewasa. Tingginya tingkat ketergantungan anak dalam
melakukan kegiatan harian menjadi beban yang amat besar bagi orang tua,
pengasuh, dan pemberi layanan kesehatan, termasuk tenaga keperawatan
(Tork et al., 2007). Berdasarkan laporan World Health Organization
(WHO), jumlah orang yang masih dalam ketergantungan terhadap orang
lain mencapai 4-5% dari seluruh populasi di dunia (WHO, 2002).
Masalah ketergantungan melakukan perawatan diri sering terdapat pada
kelompok anak (orang yang sangat muda), sangat tua, orang yang sakit
atau orang yang cacat (Kittay et al., 2005). Ketergantungan perawatan dir
i
dijelaskan oleh WHO sebagai ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan
harian seperti mempertahankan kebersihan diri, makan, dan kesadaran
akan bahaya sebagai salah satu masalah terbesar dalam kesehatan di dunia
(WHO, 2002).
Beberapa penelitian telah mempelajari fenomena tersebut pada orang
dewasa, namun sangat jarang dilakukan pada kelompok anak-anak.
Sebuah Survey Rumah Tangga yang dilakukan oleh UNICEF dan
University of Wisconsin (2008) untuk memantau kondisi kesehatan pada
wanita dan anak-anak di negara berkembang memperoleh data yang
memperlihatkan bahwa terdapat 52,4 % anak usia 6-9 tahun yang berada
di sekolah serta mengalami disabilitas atau ketidakmampuan melakukan
aktivitas harian secara mandiri.
Universitas Indon
esia
berkebutuhan khusus yang belum sekolah terdapat 1176 anak. Jumlah total
anak berkebutuhan khusus di Kabupaten Banyumas adalah 1536 anak atau
sekitar 0,1% dari seluruh penduduk Kabupaten Banyumas. Jumlah anak
tuna grahita tercatat berjumlah 490 anak (42%) dari total jumlah 1176
anak berkebutuhan khusus. Sekolah Luar Biasa (SLB) Yakut Purwokerto
memiliki siswa anak tuna grahita berjumlah 114 siswa yang terdiri dari 78
siswa SD, 31 siswa SMP, dan 15 siswa SMA. Namun hanya sekitar 90
siswa saja yang aktif bersekolah dari total siswa yang terdaftar (SLB
Yakut Purwokerto, 2011). Sedangkan di SLB Kuncup Mas, Kecamatan
Banyumas terdapat 47 siswa tuna grahita dari seluruh siswa berkebutuhan
khusus yang berjumlah 76 siswa (Bakor PLB, 2008). Tidak diketahui
secara pasti apakah jumlah anak tuna grahita mengalami peningkatan dari
tahun-tahun sebelumnya karena baru pada tahun 2008 diadakan pendataan
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
8
Universitas Indonesia
Keterampilan perawatan diri pada anak tuna grahita atau mental disabilitas
sebaiknya mulai diajarkan sejak dari rumah. Hauser-Cram et al. (2001)
menyatakan bahwa anak dengan disabilitas yang diasuh dalam keluarga
yang harmonis dan cenderung ekspresif saat memberikan kasih sayang
terhadap anak, memperlihatkan perilaku adaptasi yang lebih baik,
mengalami sedikit masalah perilaku dan isolasi sosial dibandingkan anak
pada keluarga dengan kualitas kasih sayang yang lebih rendah. Hal ini
juga dikuatkan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Head dan
Abbeduto (2007) yang mendapatkan hubungan dalam keluarga yang
kohesif, positif, dan saling menyayangi menimbulkan fungsi keluarga
yang lebih baik dan meningkatkan perkembangan pada anak dengan
retardasi mental.
Proses adaptasi pada anak dengan retardasi mental atau tuna grahita dapat
berjalan dengan sangat lambat atau bahkan dapat berlangsung selama
hidupnya. Penelitian yang dilakukan oleh Head dan Abbeduto (2007)
menyatakan bahwa baik keluarga dan anak dengan retardasi mental atau
tuna grahita membutuhkan bantuan dan dukungan terutama dari
lingkungan sekitarnya agar dapat saling bekerja sama dalam menstimulasi
perkembangan anak dengan retardasi mental atau tuna grahita.
Gray (2006) melakukan penelitian secara longitudinal tentang strategi
koping orang tua dengan anak autisme dan mendapatkan bahwa masalah
yang sering timbul pada orang tua adalah karena anak tidak mendapatkan
intervensi secara terus menerus di sekolah untuk menguatkan kembali apa
yang telah dilakukan oleh orang tua di rumah. Karena anak pada usia
sekolah lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah, maka
diharapkan adanya kerjasama antara orang tua dan guru-guru di sekolah
untuk membantu anak mencapai tugas perkembangannya, terutama yang
terkait dengan melakukan kegiatan harian atau perawatan diri secara
mandiri. Buyan
(2004) menyatakan
dalam
penelitiannya bahwa
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
10
ketrampilan perawatan diri (self-care) sebaiknya diajarkan di sekolahsekolah dan untuk mengembangkan ketrampilan perawatan diri pada
seseorang dibutuhkan informasi, media, dan bimbingan yang tepat.
Peran perawat khususnya perawat anak dalam mendukung dan
memberikan perhatian pada status kesehatan anak usia sekolah, khususnya
yang mengalami retardasi mental atau tuna grahita sangat dibutuhkan baik
oleh anak maupun keluarga (Maunder, 2006). Area ini menjadi tantangan
bagi perawat anak, karena lamanya waktu interaksi yang dibutuhkan untuk
memberikan bimbingan kepada anak dengan retardasi mental dan keluarga
tidak dapat direncanakan secara pasti. Adanya keterbatasan kecerdasan
intelektual bahkan terkadang fisik dan emosional pada anak dengan
retardasi mental menyebabkan panjangnya proses pembelajaran atau
bimbingan yang harus diberikan.
Pemahaman dan pengenalan secara komprehensif sangat diperlukan untuk
dapat mengembangkan kemampuan anak dengan retardasi mental atau
tuna grahita dalam melakukan ketrampilan perawatan diri secara mandiri
baik dari dalam diri anak sendiri maupun dari keluarga dan lingkungan
sekitar atau sekolah. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan
penelitian untuk mengetahui kemampuan anak dalam aspek fisik,
intelektual, sosial, dan emosional. Hasil penelitian dapat digunakan untuk
menyusun modul pembelajaran atau intervensi baik kepada anak maupun
orang tua sehingga dapat mencapai hasil yang optimal dan akhirnya
memunculkan rasa percaya diri pada anak tuna grahita (Astati, 2010). Rasa
percaya diri sangat penting dalam tumbuh kembang anak di masa yang
akan datang. Bila sejak usia dini telah tertanam rasa percaya diri, maka
kelak ketika anak menjadi dewasa ia akan mampu membuat keputusan,
berkreasi, dan bertanggung jawab dalam kehidupannya (Simanjuntak,
2007).
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
11
merasa tertarik
untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kemampuan
anak tuna grahita dalam melakukan aktivitas perawatan diri. Diharapkan
melalui
penelitian
ini didapatkan
pengetahuan
untuk
dapat
mengembangkan kemampuan merawat diri pada anak tuna grahita
sehingga kelak ketika mereka dewasa dapat bertanggung jawab terhadap
diri mereka sendiri dan tidak tergantung kepada orang lain. Peneliti juga
ingin meneliti mengenai faktor-faktor yang berhubungan dan berperan
secara dominan pada anak tuna grahita dalam melakukan kegiatan
perawatan
diri di
Kabupaten
Banyumas,
Jawa
Tengah den
gan
menggunakan metode penelitian kuantitatif, karena melalui penggunaan
metode ini diharapkan didapatkan faktor-faktor yang berhubungan dan
mempunyai hubungan yang paling dominan dalam kemampuan anak tuna
grahita melakukan perawatan diri secara mandiri.
1.2.
Rumusan Masalah
Menurut teori perkembangan anak oleh Eriksson, salah satu tugas
terpenting pada usia sekolah adalah menguasai ketrampilan dalam
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan
untuk
mengetahui
faktor-faktor
yang
1.3.2.
1.4.
1.4.1.
Manfaat Penelitian
Manfaat keilmuan
Hasil penelitian ini dapat mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan kemampuan perawatan diri pada anak tuna grahita sehingga dapat
digunakan sebagai acuan mengembangkan disain asuhan keperawatan
anak dengan mental disabilitas atau tuna grahita.
1.4.2.
Manfaat aplikatif
Penelitian ini akan memberikan hasil yang menjadi dasar dalam
pengembangan intervensi keperawatan anak yang berfokus pada stimulasi
tumbuh kembang anak, khususnya pada stimulasi tumbuh kembang anak
dengan mental disabilitas atau tuna grahita. Manfaat aplikatif lain dar
i
penelitian ini adalah memberikan pengetahuan bagi lembaga pelayanan
kesehatan dan sekolah khusus anak dengan tuna grahita untuk memahami
kemampuan dan kebutuhan melakukan perawatan diri pada anak tuna
grahita.
Universitas In
donesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
14
1.4.3.
Manfaat metodologi
Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengembangan riset
keperawatan anak khususnya perawatan yang berfokus pada tumbuh
kembang anak. Studi ini menghasilkan pengetahuan tentang faktor-faktor
yang berhubungan dengan kemampuan anak dalam melakukan perawatan
diri secara mandiri khususnya pada anak dengan penyakit kronis atau
disabilitas baik fisik dan mental yang dapat berguna untuk penelitianpenelitian berikutnya.
Universitas Indo
nesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab 2 terdiri dari tinjauan pustaka atau teori yang berkaitan dengan teori
perawatan diri atau Self- Care dari Orem, anak tuna grahita, pertumbuhan dan
perkembangan anak tuna grahita, serta kemampuan melakukan perawatan diri
serta faktor-faktor yang berhubungan dengan kemampuan perawatan diri pada
anak tuna grahita.
2.1. Perawatan Diri (Self-care) Berdasarkan Orem (2001)
Pada dasarnya semua manusia mempunyai kebutuhan untuk melakukan
perawatan diri dan mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhan itu secara
mandiri, kecuali bila tidak mampu. Keperawatan mandiri (self care) menurut
Orem (2001) adalah kegiatan memenuhi kebutuhan dalam mempertahankan
kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan individu baik dalam keadaan sehat
maupun sakit yang dilakukan dan diprakarsai oleh individu itu sendiri.
Teori Defisit Perawatan Diri (Self Care Deficit) Orem dibentuk dari 3 (tiga
)
teori yang saling berhubungan yaitu :
1. Teori perawatan diri; menggambarkan dan menjelaskan tujuan dan cara
individu melakukan perawatan dirinya.
2. Teori defisit perawatan diri; menggambarkan dan menjelaskan keadaan
individu yang membutuhkan bantuan dalam melakukan perawatan diri,
salah satunya adalah dari tenaga keperawatan.
3. Teori sistem keperawatan (nursing system); menggambarkan dan
menjelaskan
hubungan interpersonal yang harus dilakukan dan
dipertahankan oleh seorang perawat agar dapat melakukan sesuatu
secara produktif.
14
Universitas I
ndonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
15
Adapun penjelasan mengenai ketiga teori perawatan diri diatas adalah sebagai
berikut:
2.1.1.
Teori perawatan diri dari Orem terdiri dari:
1. Perawatan diri adalah tindakan yang diprakarsai oleh individu dan
diselenggarakan
berdasarkan
adanya
kepentingan
untuk
2.
3.
nds)
adalah tindakan perawatan diri secara total yang dilakukan dalam
jangka waktu tertentu untuk memenuhi seluruh kebutuhan perawatan
diri individu melalui cara-cara tertentu seperti, pengaturan nil
ai-nilai
yang terkait dengan keadekuatan pemenuhan udara, cairan serta
pemenuhan elemen-elemen aktifitas yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut (upaya promosi, pencegahan, pemeliharan dan
penyediaan kebutuhan).
Model Perawatan diri Orem, menyebutkan ada beberapa kebutuhan
perawatan diri (self care requisite), yaitu:
a. Kebutuhan perawatan diri universal (Universal self care requisite)
Kebutuhan perawatan diri universal yang ada pada setiap manusia
dan
dihubungkan dengan proses kehidupan serta integritas struktur da
n
fungsi manusia. Kebutuhan perawatan diri universal yang dimaksud
adalah: 1) pemeliharaan pemasukkan udara yang adekuat, 2)
pemeliharaan pemasukkan cairan yang adekuat, 3) pemeliharaan
pemasukkan makanan yang adekuat, 4) pemeliharaan keseimbangan
antara aktivitas dan istirahat, 5) pemeliharaan proses eliminasi
, 6)
Universitas
Indonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
16
care requisite)
Kebutuhan yang dihubungkan dengan proses perkembangan, dapat
dipengaruhi oleh kondisi dan kejadian tertentu sehingga dapat berupa
tahapan-tahapan yang berbeda pada setiap individu, seperti perubahan
kondisi tubuh dan status sosial.
Kebutuhan perawatan diri sesuai tahap perkembangan yang dapat
terjadi pada manusia atau klien adalah: 1) penyedian kondisi-kondisi
yang mendukung proses perkembangan, 2) keterlibatan dalam
pengembangan
diri, 3) pencegahan terhadap
gangguan
yang
mengancam perkembangan.
c. Kebutuhan perawatan diri pada kondisi adanya penyimpangan
kesehatan (Health deviation self care requisite)
Kebutuhan ini dikaitkan dengan penyimpangan dalam aspek struktur
dan fungsi manusia. Seseorang yang sakit, terluka, mengalami kondisi
patologis tertentu, kecacatan dan ketidakmampuan atauseseorang yang
sedang menjalani pengobatan tetap membutuhkan perawatan diri.
Adapun kebutuhan perawatan diri pada kondisi penyimpangan
kesehatan, antara lain: 1) pencarian bantuan kesehatan; 2) kesadaran
akan resiko munculnya masalah akibat pengobatan atau perawatan
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
17
Perawatan
diri
Faktor kondisi
Faktor kondisi
H
H
H
Agen
perawatan
Kebutuhan
perawatan
<
diri
diri
Gangguan
Faktor kondisi
H
Agen
keperawatan
Universitas I
ndonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
18
bila
yang
1. Agen keperawatan
Agen keperawatan adalah
karakteristik seseorang yang mampu
memenuhi status perawat dalam kelompok-kelompok
sosial.
Tersedianya tenaga perawatan bagi individu laki-laki, wanita, dan
anak atau kumpulan manusia seperti keluarga atau komunitas.
Kelompok-kelompok sosial ini memerlukan perawat yang memiliki
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
19
kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri (McLaughlinRenpenning & Taylor, 2002).
3. Kebutuhan perawatan diri terapeutik
Kebutuhan akan perawatan diri
-upaya
perawatan diri yang ditampilkan untuk menemukan syarat-syarat
perawatan mandiri dengan cara menggunakan metode-metode yang
tepat dan berhubungan dengan seperangkat teknologi terkini.
2.1.3.
Universitas
Indonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
20
dalam perawatan diri. Hal ini dapat dilakukan pada klien dengan
keterbatasan gerak atau kelemahan motorik.
3. Sistem
dukungan-pendidikan
(Supportive
Educative
Tindakan perawat hanya merencanakan pelatihan dan mendukung
perkembangan sesuai dengan kondisi individu, sedangkan kebutuhan
perawatan diri mampu dilakukan oleh klien secara mandiri.
System):
Tindakan
klien
Perawat
ketidakmampuan klien terlibat
dalam perawatan diri
Dukung dan lindungi klien
Melakukan beberapa tindakan
perawatan diri
Tinda
kan
Mengatur agen perawatan diri
klien
Menerima asuhan dan batuan
dari perawat
SISTEM DUKUNGAN-PENDIDIKAN
Menyelesaikan masalah
perawatan diri
Tinda
kan
klien
Mengatur
latihan
dan
Tindakan
Perawat
perkembangan
perawatan diri
kemampuan
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
21
dan
22
Universitas Indon
esia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
23
3. Masalah Post-natal
Retardasi mental yang disebabkan oleh adanya neoplasma dan
beberapa reaksi sel-sel otak yang nyata, tapi belum diketahui
penyebabnya (diduga bersifat herediter). Reaksi sel-sel otak ini dapat
bersifat degeneratif, infiltratif, peradangan, proliferatif, sklerotik atau
reparatif. Salah satu penyebab retardasi mental saat post-natal adalah
kelahiran bayi sebelum waktunya atau prematuritas.
4. Gangguan metabolisme
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
24
2.2.3.
Universitas Indo
nesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
25
2.2.4.
a
mempunyai IQ pada kisaran 50-70. Mereka juga termasuk kelompok
mampu didik, mereka masih bisa dididik (diajarkan) membaca,
menulis dan berhitung, anak tunagrahita ringan biasanya bisa
menyelesaikan pendidikan setingkat kelas IV SD Umum.
Diagnosis retardasi mental biasanya ditetapkan sebagai klasifikasi
Moron. Anak-anak Moron memiliki IQ 51-69 dan usia mental
berkisar antara 6 atau 7 sampai 11 tahun dan menunjukkan sedikit
kelainan fisik. Melalui latihan oleh orang-orang yang cakap dan
penuh kasih sayang, mereka dapat mencapai kelas V atau VI Sekolah
Dasar.
Tanda-tanda kelemahan mental telah dapat terlihat pada usia anak
mencapai periode prasekolah. Kriteria sosial dan emosional
merupakan faktor-faktor yang menentukan dalam klasifikasi ini. Anak
tuna grahita tipe ini tidak memiliki kemampuan untuk mengontrol
diri, melakukan koordinasi, dan adaptasi yang wajar. Mereka dapat
diajarkan beberapa ketrampilan tangan dan perawatan diri sendiri.
Tetapi, mereka tidak dapat bersaing dengan orang-orang normal
terutama dalam mendapatkan mata pencaharian. Walaupun demikian,
mereka dapat mandiri di bidang ekonomi, menikah, dan menunjang
keluarga mereka kelak ketika mereka dewasa. Anak tuna grahita tipe
Moron memerlukan perlindungan khusus dalam masyarakat karena
terbatas dalam penalaran dan kemampuan berpikir untuk mengatur
atau mengurus masalah mereka. Menurut pembagian secara klinis,
Moron dibagi atas dua tipe, yaitu:
Universitas Indo
nesia
a.Tipe Stabil
Anak tuna grahita tipe stabil mempunyai minat dan perhatian
terhadap lingkungannya. Pada umumnya anak tuna grahita dengan
tipe stabil adalah anak yang rajin, bertingkah laku baik, dan tidak
banyak menimbulkan kesulitan. Mereka mempunyai mental yang
seimbang dan mengalami kemajuan prestasi di sekolah. Mereka
juga dapat dilatih untuk melakukan beberapa tugas tertentu, seperti
mencuci piring, berkebun, atau kegiatan rumah tangga lainnya.
b. Tipe tidak stabil
Anak tuna grahita tipe tidak stabil cenderung sangat ribut, kurang
mampu mengontrol diri sendiri, selalu gelisah, dan sangat aktif
bergerak. Mereka selalu berbicara dan melakukan kebiasaan
tertentu yang tidak terkoordinasi, seperti menggerakkan kepala,
tangan, atau badannya secara berulang-ulang. Anak tuna grahita
tipe ini sangat emosional dan selalu ketakutan, khususnya pada
malam hari, sehingga sering menjerit-jerit atau menangis. Secara
emosi, anak tuna grahita tipe ini mudah sekali marah dan sangat
keras kepala, tetapi kadang-kadang juga sangat pendiam. Mereka
sering dihinggapi fantasi-fantasi, selalu dibayangi oleh kesedihan,
selalu mengeluh, dan selalu merasa tidak puas. Mereka memiliki
egosentrisme yang kuat dan sering mengalami frustasi bila
keinginannya dihalangi. Secara insting, tipe ini lebih kuat daripada
kelompok imbisil, tetapi juga sangat membutuhkan hubungan
pribadi dengan seseorang. Bila mereka tidak mengerti suatu hal,
maka mereka menjadi apatis dan frustasi serta ketakutan dan
mudah putus asa. Mereka juga memiliki seksualitas yang kuat dan
cenderung bersikap agresif, sehingga memerlukan pengawasan dan
pengarahan dalam pergaulan sehari-hari.
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
27
menyerang, tetapi ada juga yang emosinya kuat, bernafsu, dan suka
menyerang. Bahkan bersifat desktruktif atau kejam terhadap
binatang. Gerakan-gerakan tubuh anak tipe ini bervariasi, ada yang
apatis dan diam saja, tetapi ada juga yang sangat aktif serta suka
berlari-lari. Semua gerakan tersebut adalah gerakan yang tidak
terkontrol dan tidak terkoordinasi. Idiot partial ini disebabkan oleh
penyakit-penyakit
hidrosefalus,
mikrogria,
atrofi
lokal
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
29
Persentase
dari Individu
Retardasi
89
6
3-4
1-2
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
30
Tabel. 2.2
Tingkat Retardasi Mental dan Tingkah Laku Adaptif
Tingkat
Retardasi
Mental
Ringan
Sedang
Berat
Sangat
Sumber:
Anak RM usia sekolah dapat mempelajari ketrampilanketrampilan akademis sampai kira-kira kelas VI SD pada
usia mereka yang sudah belasan tahun. Tetapi, mereka
tidak dapat mempelajari bahan belajar Sekolah
Menengah Umum (SMU) dan membutuhkan pendidikan
khusus, terutama pada tingkat usia sekolah menengah.
Anak RM pada tingkat ini dapat mempelajari
ketrampilan-ketrampilan akademis fungsional sampai
kira-kira Kelas VI SD pada usia akhir belasan tahun,
pendidikan khusus dibutuhkan.
Pada tingkat RM berat, anak dapat berbicara atau belajar
berkomunikasi, dan dapat dilatih kebiasaan-kebiasaan
pemeliharaan kesehatan yang dasar. Mereka tidak dapat
mempelajari
ketrampilan-ketrampilan
akademis
fungsional, tetapi mereka dapat dilatih kebiasaankebiasaan yang bersifat sistematis.
berat
Kemampuan motorik berkembang dengan baik pada
anak RM tingkat ini, tetapi sangat sulit untuk dilatih
ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membantu dirinya
sendiri. Mereka membutuhkan bantuan penuh dalam
perawatan diri.
Kendall & Hammen, 1998, pp. 502, dalam Semiun (2006).
Universitas Indonesia
Universitas Indon
esia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
32
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
34
Salah satu bidang pembelajaran yang penting untuk anak tuna grahita
untuk dikaji adalah psikomotorik. Tujuan proses pembelajaran ini adalah
untuk meningkatkan kompetensi dan koordinasi, kekuatan, kecepatan,
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
37
bermanfaat dalam mempertahankan dirinya dari segala kemungkinankemungkinan yang akan datang (Sandra, 2010).
2.4. Kemampuan Perawatan Diri Pada Anak Tuna Grahita
Kemampuan bina diri (bantu diri) atau dikenal dengan kemampuan
perawatan diri pada anak normal biasanya muncul bersamaan dengan
bertambahnya usia dan kemajuan tahapan perkembangan anak. Orang tua
dengan anak normal biasanya tidak perlu mengajarkan secara khusus pada
anak tentang perawatan diri. Anak-anak normal akan langsung meniru
kegiatan-kegiatan yang dikerjakan oleh orang dewasa disekitarnya termasuk
diantaranya adalah kegiatan perawatan diri. Pada anak normal kemampuan
perawatan diri / bina diri sudah bisa ditunjukkan pada usia 5 tahun. Pada
usia tersebut, anak-anak sudah mampu untuk makan menggunakan sendok
dan garpu sendiri, dapat memakai dan melepas pakaiannya sendiri, berhenti
mengompol dan mampu mencuci muka dan mengeringkannya secara
mandiri (Meadow & Simon, 2005).
Menurut Hayati (2003), kemampuan bina diri adalah kecakapan atau
ketrampilan diri untuk mengurus atau menolong diri sendiri dalam
kehidupan sehari-hari sehingga tidak tergantung dengan orang lain.
Beberapa istilah yang sering digunakan yaitu self care, self help dan activi
ty
daily living (ADL). Anak-anak berkebutuhan khusus biasanya kurang
mampu
dalam
melakukan
perawatan
dirinya
karena
adan
ya
ketidakmampuan dalam berinteraksi, komunikasi, dan perilaku. Bagi anak
berkebutuhan khusus tujuan latihan membina diri adalah agar dapat
melakukan sendiri kebutuhannya sehari-hari, menumbuhkan rasa percaya
diri dan meminimalkan bantuan yang diberikan, memiliki kebiasaan tertib
dan teratur, dapat menjaga kebersihan dan kesehatan badan, mampu
beradaptasi dengan lingkungannya pada kondisi atau situasi tertentu, serta
mampu menjaga diri dan menghindar dari hal-hal yang membahayakan
(Meadow & Simon, 2005).
Universitas Indone
sia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
38
Universitas Indo
nesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
39
pada anak usia sekolah dengan sindrom nefrotik mendapatkan bahwa pada
anak berusia 6-8 tahun mampu melakukan perawatan mandiri sebesar 83%,
pada anak usia 9-10 tahun sebesar 95%, dan semua anak usia 11-12 tahun
yang menjadi respoden dapat melakukan perawatan mandiri. Schmidts
(2003) mendapatkan hasil penelitian bahwa pada ibu dengan anak laki-laki
lebih banyak terlibat dalam kegiatan perawatan diri dibandingkan ibu yang
memiliki anak perempuan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka peneliti membuat kesimpulan
berdasarkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan anak
tuna grahita dalam melakukan perawatan diri, antara lain:
1. Faktor Internal (karakteristik anak tuna grahita)
a. Faktor usia
Usia pada anak tuna grahita tidak dapat disamakan dengan usia
perkembangan pada anak normal. Usia anak tuna grahita lebih
ditekankan pada perkembangan mentalnya yang setara dengan 8
bulan per tahun kalender. Ketika anak tuna grahita yang berusia 6
tahun maka usia mentalnya baru setara dengan perkembangan anak
usia 4 tahun, sehingga anak tidak dapat dipaksakan untuk belajar
seperti anak lain sesusianya. Anak tuna grahita baru akan mencapai
usia mental atau setara dengan perkembangan anak usia 6 tahun
ketika ia berusia 9 tahun secara kronologis. Dan akan berusia 12
tahun secara mental ketika ia berusia 18 tahun secara kronologis
(Semiun, 2006; Sandra, 2010). Insiden tertinggi pada masa sekolah
dengan puncak usia 10-14 tahun (Sandra, 2010).
b. Faktor kemampuan kognitif
Kemampuan kognitif pada anak tuna grahita berdasarkan tes IQ
berada di bawah rata-rata, yaitu 50-70 (ringan), 35-54 (sedang), 2039 (berat), dan < 20 (sangat berat) (DSM-IV-TR dalam Gunarsa,
2004). Sedangkan anak tunagrahita yang berada di sekolah berkisar
pada usia 9-21 tahun (Semiun, 2006; Bakor PLB Kab. Banyumas,
2008).
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
41
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
42
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
43
Kelemahan
Keterbatasan
Disabilitas
fungsional
(Penampilan peran
Disabilitas
sosial)
Tahap
Konsep
perkembangan
Perkembangan
Kondisi lingkungan,
Konsep
Tugas perkembangan,
Dukungan sosial
Kontekstual
Kemampuan
Kemampuan melakukan
aktivitas fungsional
keterampilan
fungsional
lingkungan
Pengukuran
keluarga
Skala PEDI
Keterampilan
fungsional
perawatan diri pada anak usia 6 bulan 7,5 tahun dengan keterbatasan
fisik dan kognitif adalah 0,80-0,97 dan reliabilitas menggunakan Alphas
Cronbach sebesar 0,95-0,99. Pada penelitian yang dilakukan oleh Dumas
et al. (2001), hasil uji reliabilitas inter-reter untuk standarisasi klinik
menggunakan PEDI untuk mengukur perubahan kemampuan perawatan
diri pada anak dan remaja dengan cedera otak berusia 11 bulan 21 tahun
didapatkan sebesar 0,84-0,99. Dan penelitian oleh Berg et al. (2004)
mendapatkan hasil uji validitas kriteria 0,88 dan reliabilitas Cronbach
sebesar 0,95-0,99 untuk mengukur kemampuan anak usia 6 bulan 7,5
bulan dengan disabilitas.
2. The International Classification of Functioning, Disability and Health
(ICF)
Adalah klasifikasi universal terkait fungsi tubuh manusia yang dapat
digunakan untuk mendokumentasikan status fungsional tubuh yang
berhubungan dengan kondisi kesehatan. ICF menjelaskan kerangka kerja
yang cukup luas bagi ketidakmampuan yang didasarkan pada fungsi tubuh
dan disabilitas, termasuk adanya penilaian kapasitas/kemampuan dan
penampilan. Status fungsional tubuh dijelaskan melalui 3 perspektif, yaitu:
sistem tubuh (struktur dan fungsi), penyelesaian tugas dan tindakan
(aktivitas), dan keterlibatan dalam kehidupan sosial (partisipasi). Faktor
kontekstual ditambahkan untuk menjelaskan riwayat hidup individu,
termasuk diantaranya adalah faktor lingkungan dan personal. Faktor
lingkungan
adalah
lingkungan
fisik, sosial, dan perilaku yang
menghubungkan interaksi
antara lingkungan dan manusia. Faktor
personal adalah penampilan fisik individu yang tidak diturunkan secara
genetik.
Instrumen pengkajian ICF selalu dikembangkan berdasarkan uji validitas
pada teori terbaru dan target pengukuran. ICF saat ini mempresentasikan
kerangka kerja baru tentang fungsi tubuh dan disabilitas. Penggunaan ICF
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
47
2.0
masalah kesehatan lain baik yang bersifat sementara atau permanen seperti
cedera, masalah mental atau emosional, dan masalah ketergantungan obat
atau alcohol. Terdapat 4 area dalam kuesioner yaitu area fisik, sensori,
kognitif atau psikososial. Kuesioner ini menanyakan kondisi yang dialami
individu selama 30 hari terakhir dan terkait dengan kesulitan yang
dihadapi saat melakukan aktivitas yang terdiri dari kategori pemahaman
dan komunikasi, mobilisasi, perawatan diri, sosialisasi, aktivitas harian,
dan partisipasi di masyarakat. Total pertanyaan berjumlah 36 pertanyaan
dengan menggunakan skala Likert yang terdiri dari tidak ada kesulitan,
sulit ringan, sulit sedang, sulit berat, dan sangat sulit dilakukan. Individu
dikatakan mengalami disabilitas bila ia mengalami kesulitan melakukan
kegiatan pada setiap area yang ditanyakan (Mont, 2007; WHODAS 2.0).
4. The Child and Adolescent Self-Care Performance Questionnaire (SPQ)
Instrumen ini adalah Instrumen yang dikembangkan oleh Moore (1995)
dengan berdasarkan teori perawatan diri dari Orem. Moore melakukan
penelitian terkait aktivitas perawatan diri pada anak yang meliputi 3 area,
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
48
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
49
Fakt
berh
ubungan dengan
1. Sistem
perawatan
watan diri pada anak
dengan bantuan penuh
grahita:
diri
pera
tuna
yang
kemampuan
memiliki
1. K
diri
intelektual di bawah
g
rata-rata (IQ 84 ke
j
enis kelamin,
bawah) berdasarkan
k
emampuan kognitif,
3. Sistem
ondisi fisik,
pendidikan
hambatan
dalam
p
ertumbuhan dan
interaksi sosial dan
p
erkembangan.
perilaku adaptif
2. K
arakteristik orang tua
m
eliputi usia,
Kebutuhan perawatan diri:
p
endidikan, pekerjaan,
1. Kebutuhan
perawatan
tatus sosial ekonomi,
s
p
engetahuan tentang
diri universal
Defisit
t
una grahita, dan pola
2. Kebutuhan
perawatan
suh orang tua anak tuna
a
Perawatan Diri
diri sesuai
rahita
perkembangan
arakterristik
dengan
g
3. K
l
ingkungan
3. Kebutuhan
perawatan
diri pada kondisi adanya
penyimpangan kesehatan
rahita:
bahaya;
5) komunikasi, terdiri dari aktivitasverb
6) adaptasi lingkungan, terdiri dari kegi
modifikasi lingkungan;
7) penggunaan waktu luang, terdiri dari k
dan kebiasaan istirahat
8) ketrampilan sederhana, terdiri dari ke
menyediakan kebutuhan sendiri dan oran
Univer
sitas Indonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
BAB 3
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka Konsep
Kerangka konsep pada penelitian ini didasarkan pada teori Orem (2001),
Gunarsa (2004), Hayati (2003), Haley SM, Coster WJ, Ludlow LH,
Haltiwanger J, Andrellos P (1992) dalam stensj et al. (2006),
Votroubek & Tabacco (2010).
Salah satu tugas perkembangan pada anak usia sekolah adalah mampu
melakukan beberapa kegiatan secara mandiri. Salah satu kegiatan tersebut
adalah melakukan perawatan pada diri sendiri. Pada anak tuna grahita usia
sekolah kemampuan melakukan perawatan diri secara mandiri dipengaruhi
oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut
dapat mempengar
uhi
kemampuan anak tuna grahita melakukan perawatan diri baik secara
langsung atau tidak langsung.
Dibawah ini digambarkan hubungan antara variabel dependen dan variabel
independen dalam penelitian ini.
50
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
51
Variabel Bebas
Variabel independen
Karakteristik anak:
Usia
Kemampuan kogintif
Kondisi fisik
Jenis kelamin
Status gizi
Perkembangan (tanda
pre pubertas)
Variabel Terikat
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
52
3.2.
3.2.1.
3.2.2.
Hipotesis
Berdasarkan rumusan tujuan dan pertanyaan penelitian, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
Hipotesis Mayor (Ha):
1. Ada hubungan antara karakteristik anak dengan kemampuan
perawatan diri pada anak tuna grahita.
2. Ada hubungan antara karakteristik orang tua dengan kemampuan
perawatan diri pada anak tuna grahita.
3. Ada hubungan antara karakteristik lingkungan dengan kemampuan
perawatan diri pada anak tuna grahita.
Hipotesis Minor (Ho):
1. Ada hubungan antara faktor usia anak dengan kemampuan melakukan
perawatan diri pada anak tuna grahita
keluarga
dengan
kemampuan melakukan perawatan diri pada anak tuna grahita
Universitas I
ndonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
53
tuna
grahita dengan kemampuan melakukan perawatan diri pada anak tuna
grahita
11. Ada hubungan antara faktor pola asuh orangtua dengan kemampuan
melakukan perawatan diri pada anak tuna grahita
12. Ada hubungan antara faktor
dukungan guru di sekolah den
gan
kemampuan melakukan perawatan diri pada anak tuna grahita
13. Ada hubungan antara faktor
penggunaan alat bantu den
gan
kemampuan melakukan perawatan diri pada anak tuna grahita
14. Ada hubungan antara faktor adanya dukungan dari tenaga kesehatan
dengan kemampuan melakukan perawatan diri pada anak tuna grahita
3.3. Definisi Operasional
No
ur
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel/Sub
Definisi
Cara dan Alat
Skala
Variabel
Operasional
Ukur
Variabel Bebas
Karakteristik
orang tua
a. Usia
a anak Rasio
Hasil Uk
1.
Cara:
Usia orang tu
menanyakan
tuna grahita
berdasarkan ulang
tahun terakhir saat
dilakukan
pengukuran
tahun
Pendidikan formal
Cara:
0=Tidak s
menanyakan
1=SD
pendidikan
2=SMP
terakhir orang
3=SMA
tua
4=Akademi
dalam
ekolah
b. Pendidikan
Ordinal
/PT
Alat: kuesioner
c. Pekerjaan
Ordinal
Pekerjaan
Cara:
0=Tidak bek
erja
ayah
berdasarkan
menanyakan apa
1=Petani
sumber
pekerjaan orang
2=Pedagang
pendapatan yang
diperoleh
tua
Alat: kuesioner
3=Pegawai
swasta
4=Pegawai
ayah/bapak
sebagai kepala
rumah tangga
negeri
0=Ibu rumah
d. Pekerjaan ibu
Ordinal
Pekerjaan
Cara:
berdasarkan
menanyakan
sumber
pekerjaan yang
tangga
1=Petani
Universit
as Indonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
54
No
r
Variabel/Sub
Skala
Variabel
Definisi
Operasional
Ukur
pendapatan yang
dilakukan oleh
ibu
Hasil Uku
2=Pedagang
3=Pegawai
membantu
Alat: kuesioner
membiayai
keperluan rumah
tangga
swasta
4=Pegawai
negeri
0=< Rp
e.
Pengeluaran
Interval
keluarga
Pengeluaran yang
Cara: meminta
dikeluarkan oleh
orang tua
dalam
bulan
menjawab
pertanyaan
tentang
500.000/bul
an
1=Rp 550.000
1
Rp
1.500.000/b
ulan
2=Rp 1.600.00
0penghasilan
orang tua per
bulan
Rp
2.500.000/b
ulan
3=> Rp
Alat: kuesioner
2.500.000/b
ulan
Menggunakan
f. Pengetahuan
Nominal
tentang tuna
Pengetahuan
Cara:
menanyakan
skor total
tuna grahita,
apakah orang
meliputi definisi,
jenis, ciri-ciri
untuk
pengetahuan
rendah dan 8
perkembangan,
dan kebutuhan
anak tuna
grahita
Alat: kuesioner
= 1 untuk
pengetahuan
tinggi
Cara mengasuh
Cara:
mengetahui pola
pilihan jawa
yang diterapkan
1=tidak pern
dalam
melalui
2=jarang, da
keluarga/orang
pertanyaan
3=sering/sel
10,
grahita
8 = 0
Menggunakan
g. Pola asuh
Ordinal
ban
ah ,
n
alu
Skor 8-13 = po
la
tua
tentang interaksi
orang tua-anak
asuh otorite
tuna grahita
14-19 = pola
Alat: kuesioner
demokratis,
r, skor
asuh
dan
skor 20-24 =
pola
asuh permisi
f
2.
Karakteristik
lingkungan
Menggunakan
a. Dukungan
Ordinal
guru
Adanya perhatian
Cara:
dan bimbingan
menanyakan
pilihan jawa
yang diberikan
kepada orang
1=tidak pern
oleh guru di
tua tentang
2=jarang, da
sekolah terkait
perhatian dan
3=sering/sel
perawatan diri
terhadap anak
tuna grahita
bimbingan guru
di sekolah
Alat: kuesioner
Adanya
Cara:
penyuluhan
menanyakan
pilihan jawa
kesehatan dari
kepada orang
1=tidak pern
tenaga kesehatan
tua apakah
2=jarang, da
baik di
pernah
3=sering/sel
lingkungan rumah
atau sekolah
untuk orang tua
menerima
penyuluhan dari
tenaga
ban
ah,
n
alu
Menggunakan
b. Dukungan
Ordinal
tenaga
ban
kesehatan
ah,
n
alu
Universitas
Indonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
55
No
na
Variabel/Sub
Skala
Variabel
c. Alat bantu
Rasio
Definisi
Operasional
dengan anak tuna
grahita
Hasil Ukur
Alat bantu
Ukur
kesehatan baik
di rumah atau di
sekolah
Cara:
Jumlah anak tu
kesehatan yang
digunakan anak
menanyakan
kepada orang
grahita yang
menggunakan al
untuk beraktivitas
sehari-hari
bantu dalam
prosentase
at
melakukan
aktivitas seharihari
Alat: kuesioner
1.
Karakteristik
anak tuna
grahita
a. Usia
anak Rasio
Usia kronologis
Cara: meminta
orang tua
menjawab
pertanyaan
tentang tanggal
lahir anak tuna
grahita
Alat: kuesioner
(1 pertanyaan)
tuna grahita
b. Kemampuan
Nominal
Tanggal lahir
1=C
Cara: melihat
0=C1
kognitif
data sekolah
ringan (C)
tuna grahita
untuk klasifikasi
anak tuna
sedang (C1)
grahita
Alat: Dokumen
sekolah
Kelainan
c. Kondisi fisik
Nominal
0=Mongoloid,
Cara:
melakukan
struktur wajah
1=Normal
0=Ada
observasi terkait
Nominal
(mikrosefali,
adanya kelainan
hidrosefalus,
hipersalivas
i,
struktur wajah,
dan mongoloid)
Hipersalivasi
1=tidak ada
hipersalivasi
Nominal
hipersalivas
i
Kelemahan
0=Ada
dan kelemahan
motorik pada
motorik pada
kelemahan
tubuh anak
tubuh anak
motorik tubu
h,
Alat: kuesioner
1=Tidak ada
kelemahan
motorik tubu
h
Jenis kelamin
d. Jenis
0=Laki-laki
Cara: meminta
Nominal
1=Perempuan
kelamin
anak tuna
orang tua
menjwab
grahita di SLB
pertanyaan
terkait jenis
kelamin anak
Alat: kuesioner
Perbandingan
Menggunakan
e. Status gizi
Rasio
Cara: mengukur
berat dan tinggi
BB/TB2
kurva index
BMI
(BB/TB 2) an
ak
(Indeks Massa
badan anak
Universitas
Indonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
56
No
Variabel/Sub
Skala
Variabel
Definisi
Operasional
Tubuh/IMT)
anak
Ukur
Alat: Kurva
index BMI
(BB/TB2) dari
CDC
Hasil Ukur
dari CDC
0=Belum
f. Perkembang
Nominal
an
Tanda pre
Cara: meminta
pubertas pada
orang tua
menstruasi
1=Menstruasi
anak: menstruasi
untuk anak
perempuan
menjwab
pertanyaan
terkait tanda
pubertas anak
Alat: kuesioner
Variabel Terikat
Kemampuan
dengan
Rasio
melakukan
cut
perawatan diri
yang
anak tuna grahita
dian
gan
Kemampuan
Cara: meminta
Skor
menggunakan
dalam
menjawab
melakukan
kemampuan anak
didapatkan (me
perawatan diri
melakukan
pada 9 area
kegiatan baik di
perawatan diri
rumah dan di
sekolah
Alat: Kuesioner
189
Mencuci muka
1
an
Kebersihan diri:
Rasio
Cara: meminta
pilihan jawaba
menjawab
selalu dibantu
kemampuan anka
melakukan
sampai dengan
tanpa bantuan
kegiatan baik di
1= selalu diba
rumah dan di
2= kadang diba
sekolah
3= tidak perna
Alat: Kuesioner
dibantu
Cara: meminta
pilihan jawaba
menjawab
kemampuan anak
melakukan
kegiatan baik di
selalu dibantu
sampai dengan
tanpa bantuan
1= selalu diba
rumah dan di
2= kadang diba
sekolah
3= tidak perna
Alat: Kuesioner
dibantu
Cara: meminta
orang tua
pilihan jawaba
menjawab
pertanyaan
selalu dibantu
sampai dengan
tentang
kemampuan
tanpa bantuan
1= selalu diba
2= kadang diba
Mencuci
.
n dari
tangan
Mencuci kaki
Menyikat gigi
ntu
Membersihkan
ntu
rambut
h
(keramas)
Menyisir
rambut
Mandi
2
Eliminasi
n
Rasio
.
a. Buang air kecil
n dari
(BAK)
b. Buang
air
besar (BAB)
ntu
ntu
h
Memegang
3
Makan:
an
Rasio
.
Kemampuan anak
n dari
piring
Memegang
tuna grahita
terkait alat makan
sendok
Menyendok
yang digunakan
setiap hari
ntu
makanan dari
ntu
piring
dalam
3= tidak perna
menggunakan
dibantu
h
Menggerakkan
sendok ke
alat makan
mulut
sehari-hari
Memasukkan
Alat: Kuesioner
sendok ke
Universitas
Indonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
57
No
Variabel/Sub
Skala
Variabel
Definisi
Operasional
dalam mulut
Mengunyah
Kemampuan anak
Rasio
tuna grahita dalam
Hasil Ukur
Ukur
Cara: meminta
pilihan jawaban
menjawab
pertanyaan
selalu dibantu
sampai dengan
tentang
kemampuan
tanpa bantuan
1= selalu diban
mencerna
2= kadang diban
makanan
pada
anak tuna grahita
Alat: kuesioner
3= tidak pernah
dibantu
Cara: meminta
orang tua
pilihan jawaban
menjawab
pertanyaan
selalu dibantu
sampai dengan
tentang
tanpa bantuan
dari
makanan
Merasakan
mencerna
makanan seharirasa makanan
Membedakan
hari
tu
tekstur
tu
makanan
Memegang
4.
Minum:
Rasio
a. Kemampuan
gelas
dari
Menuang air
anak tuna
grahita terkait
ke dalam gelas
Menggerakkan
alat minum
yang
kemampuan
1= selalu diban
digunakan
2= kadang diban
setiap hari
dalam
menggunakan
alat minum
sehari-hari
Alat: Kuesioner
3= tidak pernah
dibantu
tu
gelas ke mulut
tu
Minum dengan
Rasio
pilihan jawaban
dari
menggunakan
sedotan
b. Kemampuan
Rasio
anak
tuna
Menelan cairan
Cara: meminta
selalu dibantu
sampai dengan
tanpa bantuan
1= tidak pernah
mampu
2= kadang mampu
3= selalu mampu
Skor 1-3 dengan
yang berada di
pilihan jawaban
mulut
menjawab
pertanyaan
tentang
kemampuan
menelan
minuman pada
anak tuna grahita
Alat: kuesioner
selalu dibantu
sampai dengan
tanpa bantuan
1= tidak pernah
mampu
2= kadang mampu
3= selalu mampu
Cara: Meminta
pilihan jawaban
menjawab
selalu dibantu
pertanyaan
tentang
sampai dengan
tanpa bantuan
kemampuan
1= selalu diban
berpakaian anak
2= kadang diban
tuna grahita
3= tidak pernah
sehari-hari
dibantu
dari
grahita dalam
menelan
minuman
sehari-hari
Memakai kaos
5.
an
Berpakaian:
Rasio
Memakai
Kemampuan anak
dari
tuna grahita
kemeja
Memakai
berpakaian seharihari
rok/celana
tu
pendek
tu
Memakai
rok/celana
panjang
Alat: Kuesioner
Memakai
pakaian dalam
Memakai kaos
kaki
Universitas
Indonesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
58
No
6.
Variabel/Sub
Skala
Variabel
Definisi
Operasional
Memakai
sepatu
Mengikat tali
sepatu
Melepaskan
kaos
Melepaskan
kemeja
Melepaskan
celana
Berjalan pada
Mobilisasi:
Rasio
Kemampuan anak
Hasil Ukur
Ukur
Cara: Meminta
pilihan jawaban d
menjawab
pertanyaan
selalu dibantu
sampai dengan
tentang
tanpa bantuan
kemampuan
mobilisasi anak
1= selalu dibantu
2= kadang dibantu
tuna grahita
3= tidak pernah
sehari-hari
dibantu
ari
bidang datar
tuna grahita dalam Berjalan pada
mobilisasi seharibidang yang
hari
miring
Berjalan jarak
dekat (berjalan
di dalam
rumah)
Alat: Kuesioner
Berjalan jauh
(berjalan
mengelilingi
sekolah)
Berlari
Memindahkan
kursi atau meja
Turun dari
tempat tidur
Mengangkat
benda ringan
(< 1 Kg)
Mengangkat
benda berat (>
3 Kg)
Masuk/keluar
dari kamar
mandi
Duduk
Berdiri
Melompat
Memanjat
Kerabat dalam
7.
Sosialisasi:
Rasio
Kemampuan anak
keluarga besar
Cara: meminta
pilihan jawaban d
menjawab
pertanyaan
selalu dibantu
sampai dengan
tentang kegiatan
anak tuna grahita
tanpa bantuan
1= selalu dibantu
dengan teman
sebaya
Alat: kuesioner
2= kadang dibantu
3= tidak pernah
dibantu
Cara: meminta
pilihan jawaban d
menjawab
pertanyaan
selalu dibantu
sampai dengan
ari
tuna grahita dalam Tetangga di
bergaul dengan
rumah
Teman di
teman sebaya di
rumah dan
sekolah
sekolah
Menampakkan
8.
Komunikasi:
Rasio
Kemampuan anak
kesukaan
ari
tuna grahita dalam
melakukan
Universitas In
donesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
59
No
Variabel/Sub
Skala
Variabel
komunikasi
dengan orang lain
di rumah dan
sekolah
Definisi
Operasional
Ukur
tentang
kemampuan
komunikasi anak
tuna grahita
dengan orang
lain di rumah
dan sekolah
Alat: kuesioner
Hasil Ukur
tanpa bantuan
1= tidak pernah
mampu
2= jarang mampu
3= selalu mampu
Mencuci
9.
Pekerjaan rumah
Rasio
tangga:
Cara: meminta
orang tua
pilihan jawaban da
menjawab
selalu dibantu
ri
piring/gelas
Menyapu
Kemampuan anak
tuna grahita
pertanyaan
sampai dengan
tentang
kemampuan
tanpa bantuan
1= selalu dibantu
2= kadang dibantu
membantu
3= tidak pernah
pekerjaan rumah
dibantu
lantai
Mengepel
membantu
pekerjaan rumah
lantai
tangga
Membersihkan
jendela
Mencuci
tangga
pakaian
Alat: kuesioner
Menyetrika
pakaian
Menyediakan
makanan bagi
anggota
keluarga yang
lain
Membereskan
ruangan/kamar
Kebiasaan
10. Perlindungan diri:
lu Rasio
Kemampuan anak
merokok
Memakai helm
Cara: meminta
orang tua
dibantu sampai
menjawab
dengan tanpa
pertanyaan
tentang
bantuan
1= tidak pernah
kemampuan
2= jarang
3= selalu/sering
Menghindari
menghindari diri
dari bahaya di
bermain
rumah dan
dengan api
sekolah
Universitas Ind
onesia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
BAB 4
METODE PENELITIAN
Bab 4 menguraikan tentang metodologi penelitian meliputi desain penelitian yang
digunakan, populasi dan sampel penelitian, tempat dan waktu penelitian, etika
penelitian, alat pengumpulan data, prosedur pengumpulan data dan rencana
analisa data.
4.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif
observasional. Penelitian ini
ingin mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan dengan kemampuan perawatan diri pada anak tuna grahita di
Kabupaten Banyumas.
Pendekatan yang dilakukan adalah cross sectional karena pengukuran faktorfaktor yang mempengaruhi kemampuan perawatan diri (independen) dan
kemampuan perawatan diri pada anak tuna grahita (dependen) dilakukan
secara simultan pada saat bersamaan untuk melihat adanya pengaruh atau
tidak diantara keduanya (Pollit & Beck, 2006), yaitu dalam penelitian ini
dengan menggunakan kuesioner. Studi cross-sectional hanya merupakan
salah satu studi observasional untuk menentukan hubungan antara faktor
risiko dengan masalah kesehatan yang terjadi. Studi cross-sectional untuk
mempelajari etiologi suatu penyakit/masalah kesehatan yang terjadi dengan
menggunakan faktor risiko atau faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
kesehatan dengan onset yang lama dan durasi yang panjang (Sastroasmoro &
Ismael, 2008).
Penelitian ini menilai hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
dengan melakukan pengukuran sesaat (Sastroasmoro & Ismael, 2008). Jadi
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengidentifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi kemampuan perawatan diri pada anak tuna
grahita dan seberapa besar hubungan faktor-faktor
tersebut deng
an
60
Universitas Indon
esia
Faktor yang..., Dian Ramawati, FIK UI, 2011
61
kemampuan perawatan diri anak tuna grahita. Selain itu, peneliti juga akan
mengidentifikasi faktor yang paling berhubungan (mempunyai hubungan
dominan) terhadap kemampuan perawatan diri anak tuna grahita.
4.2. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subyek/obyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2008).
Populasi penelitian ini adalah semua siswa tuna grahita yang bersekolah
dan bertempat tinggal di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2008), sampel merupakan bagian dari jumlah
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sedangkan menurut Arikunto
(2006) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti.
Sampel yang dimaksud pada penelitian ini adalah orang tua dari anak tuna
grahita yang bersekolah di SLB YAKUT Kecamatan Purwokerto Selatan
dan SLB KUNCUP MAS Kecamatan Banyumas, usia anak tuna grahita 917 tahun, kategori tuna grahita ringan atau sedang, dan bertempat tinggal
di wilayah Kabupaten Banyumas, yaitu berjumlah 65 orang tua siswa
dengan 45 orang tua siswa SLB YAKUT dan 20 orang tua siswa SLB
KUNCUP MAS.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
total sampling, yaitu cara pengambilan sampel yang paling mudah dan
murah dengan memasukkan setiap subyek yang memenuhi kriteria
pemilihan sampel ke dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu,
sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan terpenuhi (Sastroasmoro &
Ismael, 2008). Jumlah sampel minimal untuk penelitian ini dihitung
Universitas Indo
nesia
2
N=
Keterangan:
N = besar sampel
Z simp ng n b ku d ri kes l h n tipe I
=
Z simpangan aku dari kesalahan tipe II
=
OR = Odds Ratio minimal yang dianggap ermakna
Px = proporsi pajanan atau proporsi faktor risiko
Py = proporsi efek atau proporsi variael terikat
Apaila kesalahan tipe I ( d l h 5%, kes l h n tipe II ( adalah 20%,
)
)
Px = 23,1% didapatkan erdasarkan penelitian seelumnya yang
mengukur faktor risiko perilaku perawatan diri pada anak dengan
thalasemia (Indanah, 2010) dan Py = 22,50% didapatkan erdasarkan
penelitian Novianenci (2009) tentang kemampuan ina diri anak
erkeutuhan khusus dengan iu yang ekerja, dan OR yang ermakna =
2,25. Maka rumus di atas dapat disederhanakan menjadi:
2
N=
x
,
,
(
),
2
=
x
,
= 1,55 x
= 50
Sehingga, esar sampel minimal yang diutuhkan dalam penelitian ini
adalah 50 responden dengan melakukan pemulatan hasil perhitungan.
Sampel yang terliat dalam penelitian ini adalah sampel yang memenuhi
kriteria inklusi penelitian. Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini:
a. Orang tua/pengasuh dari anak tuna grahita
. Dapat memaca dan menulis
Uni
versitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Ind
onesia
6. Karakteristik lingkungan
Kuesioner D tentang karakteristik lingkungan merupakan pertanyaan
tentang dukungan guru dan tenaga kesehatan dan penggunaan alat antu
pada anak tuna grahita yang dierikan kepada responden terkait
kemampuan perawatan diri. Terdapat 5 pertanyaan yang menilai
dukungan guru dan tenaga kesehatan dengan skor total 15 dan 4
pertanyaan terkait alat antu yang digunakan anak tuna grahita. Pilihan
yang dapat dipilih oleh responden terdiri dari tidak pernah = 1, jarang =
2, dan sering/selalu = 3 untuk pertanyaan dukungan guru dan tenaga
kesehatan dan tidak pernah = 3, jarang = 2, dan selalu = 1 untuk
Universitas Indonesia
68
keutuhan perawatan diri universal, keutuhan perawatan diri sesuai
perkemangan anak dan keutuhan perawatan diri pada kondisi adanya
penyimpangan
kesehatan. Hasil
ukur
menggunakan
total
nilai
pengukuran dengan skor 63-189.
4.4.
an
nta
4.5.
ur
enar-enar mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Pollit & Beck,
2006). Validitas isi menggamarkan atau menilai ahwa instrumen yang
digunakan enar-enar mengukur konsep yang harus diukur. Validitas
kriteria menilai apakah ada huungan antara nilai dalam instrumen yang
digunakan untuk mengukur suyek dengan perilaku suyek yang nyata.
Universitas Indo
nesia
y
xy
rxy
x
n
x
2
y
y
2
2
n
Keterangan :
rxy = Koefisien Korelasi Product Moment antara x dan y
x
= Skor pertanyaan setiap nomor
y
= Skor total
Universitas Indonesia
1
2
1
k
Keter ng n :
r
= Koefisien Cronb chs Alph
k
= B ny kny butir pert ny n
2
b
= Jumlah varian butir
Univerita Indoneia
2
= varian total
t
Dengan degree of freedom (n-2) dan 0,05 m k :
=
1. r hitung > r t bel m k pert ny n diny t k n reli bel
2. r hitung t bel m k pert ny n diny t k n tid k reli bel
r
P d peneliti n ini uji v lidit s d n reli bilit s dil kuk n p d 32
responden untuk semu kuesioner y ng digun k n. Pert ny n t u
perny t n y ng memiliki nil i v lidit s di b w h r t bel tid k diikutk n
d l m proses n lisis (nil i r t bel deng n n = 32 d l h 0,349) kecu li
untuk perny t n y ng di ngg p penting. H sil uji v lidit s d n reli bili
t s
sec r
Juml h item
Juml h item
Nil i V lidit s
sebelum
setel h
perb ik n
15
perb ik n
10
0,204 0,656
0,
15
0,324 0,569
0,
Nil i
Re
li bilit s
Penget hu n Or ng tu
663
Pol Asuh Or ng tu
598
Dukung n Guru d n
5
0,393 0,782
0,
0,477 0,829
0,
73
63
0,133 0,807
0,
662
Ten g Keseh t n
Ke m n n Lingkung n
784
d n Al t B ntu
Kem mpu n Per w t n
965
Diri An k Tun
4.6.
Gr hit
Pengol h n D t
Setel h d t terkumpul, peneliti mel kuk n pengol h n d t deng n
l ngk h-l ngk h seb g i berikut:
1. Editing, bertuju n untuk mengecek kelengk p n d t y ng tel h diisi
oleh responden. Instrumen y ng tel h diisi oleh responden diperiks
terh d p kelengk p n isiny , keben r n, d p t terb c d n ketep t n
d l m penulis nny .
2. Coding, merup k n proses pemberi n kode p d seti p v ri bel. H l ini
bertuju n untuk memud hk n n lisis d t d n proses t bul si. D t
y ng diberi kode d l h jenis kel min, pendidik n or ng tu ,
pend p t n d n pendidik n or ng tu , penget hu n or ng tu ,
Universit s Ind
onesi
eng n
menggun k n softw re komputer y ng tersedi .
5. Cle ning, h l ini bertuju n untuk membersihk n t u menghil ngk n
d n membeb sk n d t d ri kes l h n sebelum dil kuk n n lisis d t .
4.7.
An lisis D t
An lisis d t dil kuk n untuk memperoleh risiko rel tif. Istil h risiko
rel tif d l h perb nding n nt r peng ruh (efek) p d kelompok deng n
risiko. P d studi cross section l, risiko rel tif y ng diperoleh buk n r
isiko
rel tif murni, mel ink n estim si risiko rel tif y ng diperoleh mel lui
menghitung r sio prev lens. R sio prev lens d l h perb nding n nt r
juml h subyek deng n peny kit (S stro smoro & Ism el, 2008). An lisis
d t terdiri d ri n lisis univ ri t, biv ri t, d n multiv ri t.
1. An lisis univ ri t untuk m sing-m sing v ri bel, dim n d t y ng
bersif t k tegorik y itu jenis kel min, pendidik n d n pekerj n or n
g
tu
n
b ntu n softw re st tistik d n disimpulk n sec r
deskriptif.
Universit s In
donesi
kteristik or ng tu
Usi
Pendidik n
St tus ekonomi
Penget hu n
Pol suh
kteristik lingkung n
Dukung n guru
Dukung n ten g
keseh t n
c. Penggun n l t b ntu
d. Ke m n n lingkung n
Chi-Squ re
Chi-Squ re
3. K r
.
b.
c.
d.
e.
f.
kteristik n k
Usi
Jenis kel min
Kondisi fisik
Kem mpu n kognitif
Pertumbuh n
Perkemb ng n
Chi-Squ re
Universit s Ind
onesi
deng n An k Tun
Gr hit
y itu seb ny k
terkecil y itu
m yorit s kelu
kur ng d ri Rp
Universit s Indon
esi
4.
5.
K r kteristik Demogr fi
Usi Ay h
. < 45 t hun
b. > 45 t hun
Usi Ibu
. < 42 t hun
b. > 42 t hun
Pendidik n
. SD
b. SMP
c. SMA
d. Ak demi/PT
Pekerj n Ay h
. Kerj lep s/tid k bekerj
b. Pet ni
c. Ped g ng
d. K ry w n sw st
e. PNS
Pekerj n Ibu
. Ibu rum h t ngg
b. Pet ni
c. Ped g ng
d. PNS
Frekuensi
Persent se (%)
34
31
52,3
47,7
31
34
47,7
52,3
10
12
34
9
15,4
18,5
52,3
13,8
16
4
14
18
13
24,6
6,2
21,5
27,7
20,0
49
2
9
5
75,4
3,1
13,8
7,7
7.
8.
Bul n
. < 500.000
b. 500.000 1.500.000
c. 1.600.000 2.500.000
d. > 2.500.000
Pol Asuh Or ng tu
. Demokr tis
b. Permisif
Penget hu n Or ng tu
. Penget hu n rend h
b. Penget hu n tinggi
11
34
10
10
16,9
52,3
15,4
15,4
39
26
60
40
24
41
36,9
63,1
Universit s Indones
i
F ktor y ng..., Di n R m w ti, FIK UI, 2011
76
gr hit
sulit
72,3
dimengerti
An k tun gr hit mud h mengikuti perint h
An k tun gr hit membutuhk n b ntu n penuh d l m
66,2
49,2
47,7
Ciri-ciri n k tun
gr hit
nt r lem h d l m
46,2
mengger kk n t ng n d n k ki
Tu n gr hit d p t diseb bk n oleh kekur ng n gizi
44,6
JAWABAN
K d ng-
Sel lu
bil
Pern h
%
k d ng
%
7,7
44,6
47,7
3,1
35,4
61,5
10,8
76,9
12,3
7,7
38,5
53,8
18,5
64,6
16,9
23,1
76,9
n k
meng l mi keg g l n
An k diberi kebeb s n untuk memilih
tem n sesuk h ti
An k dim r hi bil mel kuk n kes l h n
Or ng tu menyi pk n sendiri p k i n
ser g m y ng k n dip k i ke sekol h
An k tid k boleh menol k perint h d ri
or ng tu
Or ng tu memberik n puji n t s h sil
kerj n k
Or ng tu memenuhi seg l keingin n
6,2
76,9
16,9
3,1
38,5
58,5
n k
Or ng tu memberik n kebeb s n untuk
berm in deng n tem n
H sil n lisis komponen pol suh did p tk n b hw m yorit s or ng tu
n k tun gr hit tel h memberi kebeb s n kep d
n k untuk memilih d n
berm in deng n tem n y ng disuk i (61,5%), memberi puji n t s h sil
kerj n k (76,9), d n memenuhi seg l kebutuh n n k (76,9%). N mun,
m sih b ny k or ng tu y ng menyi pk n p k i n ser g m y ng k n
dip k i ke sekol h (53,8%) d n m sih d or ng tu y ng tid k pern h m u
menerim keg g l n y ng dil kuk n n k (7,7%).
Universit s Indonesi
F ktor y ng..., Di n R m w ti, FIK UI, 2011
78
5.1.2.
K
d
b
T bel 5.4
Distribusi Dukung n Guru d n Ten g Keseh t n
An k Tun Gr hit di k bup ten B nyum s,
April Mei 2011 (n = 65)
DUKUNGAN GURU DAN
Tid k
TENAGA KESEHATAN
Pern h
JAWABAN
K d ng- Sel l
u/
k d ng Serin
g
%
3,1
15,4
13,8
52,3
16,9
41,5
. An k di j rk n kebersih n diri di
81,5
sekol h
b. An k pern h dib ntu guru mel kuk n
33,8
kebersih n diri di sekol h
c. Guru pern h mel pork n
perkemb ng n kem mpu n per w t n
41,5
diri n k tun gr hit
d. Or ng tu pern h mend p tk n
49,2
35,4
46,2
15,4
keseh t n terk it per w t n diri n k
tun gr hit
e. Penyuluh n y ng pern h dil kuk n
18,5
sesu i deng n kebutuh n or ng tu
H sil n lisis berd s rk n distribusi k r kteristik lingkung n n k tun
gr hit m yorit s responden memilih j w b n K d ng-k d ng d n
Sering/Sel lu (15 -80%) untuk meny t k n d t u tid k dukung n d ri
lingkung n terh d p n k tun gr hit terk it kem mpu n per w t n diri.
Universit s In
donesi
F ktor y ng..., Di n R m w ti, FIK UI, 2011
79
T bel 5.5
Distribusi Responden Berd s rk n K r kteristik Lingkung n
di K bup ten B nyum s J w Teng h, April Mei 2011 (n=65)
1.
Dukung n Lingkung n d n
Al t B ntu
Dukung n guru d n ten g
keseh t n
. Dukung n rend h
b. Dukung n tinggi
Frekuensi
Persent se (%)
40
61,5
25
38,5
2.
Al t b ntu penglih t n
9,2
3.
Al t b ntu pendeng r n
4,6
4.
Al t b ntu perger kk n
7,7
gr hit
did p tk n d ri 65
n k
n
k d
l t
Universit s Indones
i
F ktor y ng..., Di n R m w ti, FIK UI, 2011
80
Gr hit
T bel 5.6
Distribusi K r kteristik An k Tun Gr hit
Di K bup ten B nyum s J w Teng h, April Mei 2011 (n=65)
No.
K r kteristik Demogr fi
Frekuensi
Persent
se
(%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Usi n k
. Usi sekol h w l (< 12 t hun)
b. Usi sekol h l njut ( 12 t hun)
Jenis kel min
. L ki-l ki
b. Perempu n
Kelompok kel s
. C (tun gr hit ring n)
b. C1 (tun gr hit sed ng)
Struktur w j h
. Mongoloid
b. Norm l
Keku t n motorik
. Ad kelem h n motorik
b. Tid k d kelem h n motorik
Hipers liv si
. Ad hipers liv si
b. Tid k d hipers liv si
T nd pre pubert s ( n k perempu n)
. Menstru si
b. Belum menstru si
St tus gizi (IMT) n k
. Underweight
b. Norm l
c. Overweight
n k tun
gr hit
30
35
46,2
53,8
40
25
61,5
38,5
32
33
49,2
50,8
11
54
16,9
83,1
29
36
44,6
55,4
18
47
27,7
72,3
18
7
72
28
37
17
11
56,9
26,2
16,9
did p tk n n k tun
d seb ny k 40 n k (61,5%).
H sil n lisis usi n k tun gr hit did p tk n rer t usi 12,92 t hun
2,671 d n usi minimum m ksimum p d 9-17 t hun. H sil interv l
estim si 95% diy kini b hw usi n k tun gr hit di sekol h ber d p d
rent ng usi 12,26 s mp i deng n 13,58. St tus gizi n k tun gr hit d p t
dinil i deng n menggun k n indik tor Indeks M ss Tubuh (IMT). IMT
d l h h sil perb nding n nt r ber t b d n (BB) d l m kilogr m (Kg)
deng n ku dr t tinggi b d n (TB) n k d l m meter (m). H sil n lisis
st tus gizi berd s rk n IMT n k tun gr hit did p tk n rer t IMT d l h
20,17 5,46 d n IMT minimum 11,11 d n m ksimum 34,03. H sil interv l
estim si 95% diy kini b hw IMT n k tun gr hit ber d p d rent ng
18,32-21,52.
Berd s rk n rer t usi n k tun gr hit y ng did p tk n, sel njutny
dikelompokk n mej di usi n k < 12 t hun (usi sekol h w l) d n 12
t hun (usi sekol h l njut). H sil n lisis did p tk n n k tun gr hit
us
i
< 12 t hun d seb ny k 30 n k (46,2%). H sil n lisis IMT n k tun
gr hit kemudi n dikl sifik sik n menj di 3 kelompok y itu underweight
(BB kur ng) bil skor IMT < 20 , norm l (BB sesu i) bil skor IMT nt r
20 - 25, d n overweight (BB lebih) bil skor IMT > 25. An k tun gr hit
y ng meng l mi underweight d seb ny k 37 n k (56,9%), norm l
seb ny k 17 n k (26,2%) d n overweight seb ny k 11 n k (16,9%).
5.1.4. G mb r n Kem mpu n Per w t n Diri An k Tun
Gr hit
Kem mpu n per w t n diri n k tun gr hit dinil i mel lui kem mpu n
untuk mel kuk n 9 re per w t n diri y itu kebersih n diri, m k n d n
minum,
berp k i n,
mobilis si/perger kk n,
sosi lis si, memb nt
u
pekerj n rum h t ngg d n perlindung n diri. H sil n lisis kem mpu n
per w t n diri n k tun gr hit d l m peneliti n ini dijel sk n d l m t be
l
dib w h ini:
Universit s Indone
si
F ktor y ng..., Di n R m w ti, FIK UI, 2011
82
T
Distribusi Responden
Ketid km mpu n Per w t
di K bup ten B nyum s J w
bel 5.7
Berd s rk n Juml h Are
n Diri An k Tun Gr hit
Teng h, April Mei 2011 (n=65)
(%)
2
7
5
7
4
15
12
13
3,1
10,8
7,7
10,8
6,2
23,1
18,5
20,0
Frekuensi
Persent se (%)
40
61,6
25
38,4
Rend h
Tinggi
Universit s Indonesi
F ktor y ng..., Di n R m w ti, FIK UI, 2011
83
T bel 5.9
Hubung n K r kteristik Or ng tu deng n
Kem mpu n Per w t n Diri An k Tun Gr hit
di K bup ten B nyum s J w Teng h, April Mei 2011 (n = 65)
Kem mpu n Per w t n Diri
An k Tun Gr hit
P
K r kteristik Or ng Tu
OR
Rend h
Tinggi
lue
Usi Ay h
. < 45 t hun
20
58,8
14
41,2
20
64,5
11
35,5
18
58,1
13
41,9
22
64,7
12
35,3
17
77,3
22,7
23
53,5
20
46,5
22
64,7
12
35,3
18
58,1
13
41,9
32
65,3
17
34,7
50
50
28
62,2
17
37,8
12
60
40
15
62,5
37,5
25
61
16
39
23
59
16
41
0,786
0,
1,339
0,
2,957
0,
1,324
0,
1,882
0,
1,098
0,86
1,067
0,
0,761
0,
638
b. 45 t hun
Usi Ibu
. < 42 t hun
559
b. 42 t hun
Pendidik n Or ng tu
. Pendidik n rend h
062*
b. Pendidik n tinggi
Pekerj n Ay h
. Bekerj tid k tet p
583
b. Bekerj tet p
Pekerj n Ibu
. Ibu rum h t ngg
275
b. Bekerj
Pengelu r n Kelu rg
. Rp 1.500.000
5
b. > Rp 1.500.000
Penget hu n Or ng tu
. Penget hu n rend h
903
b. Penget hu n tinggi
Pol Asuh Or ng tu
. Demokr tis
603
b. Permisif
* m suk ke n lisis multiv ri t
17
65,4
34,6
Universit s Ind
onesi
F ktor y ng..., Di n R m w ti, FIK UI, 2011
84
P
OR
Rend h
Tinggi
v l
ue
N
Dukung n guru d n ten g
keseh t n
. Rend h
20
71,4
28,6
20
54,1
17
45,9
32
59,3
22
40,7
72,7
27,3
2,125
0,1
1,883
0,4
54*
b. Tinggi
Penggun n l t b ntu
. Tid k mem k i
03
b. Mem k i
* m suk ke
8
n lisis multiv ri t
OR
v lue
Rend h
N
%
Usi n k
. Usi sekol h w l
0,005*
b. Usi sekol h l njut
Jenis kel min
. L ki-l ki
0,177*
b. Perempu n
Kelompok kel s
. C (tun gr hit ring n)
0,060*
b. C1 (tun gr hit sed ng)
Struktur w j h
. Mongoloid
0,005*
b. Norm l
Kelem h n motorik
. Ad
0,008*
b. Tid k d
Hipers liv si
. Ad
0,096*
b. Tid k d
St tus gizi
. Underweight
0,153*
b. Norm l (IMT1)
c. Overweight (IMT2)
0,403
Perkemb ng n (t nd pre
pubert s)
. Belum menstru si
Tinggi
%
24
80,0
20,0
16
45,7
19
54,3
22
55,0
18
45,0
18
72,0
28,0
16
50,0
27,3
24
72,7
16
50,0
11
100
29
53,7
25
46,3
23
79,3
20,7
17
47,2
19
52,8
14
77,8
22,2
26
55,3
21
44,7
32
66,7
16
33,3
2,250
47,1
72,7
9
3
52,9
27,3
0,545
26,7
1,179
8
8
11
73,3
4,750
0,475
2,667
4,284
2,827
1,000
b. Menstru si
7
* m suk ke n lisis multiv ri t
70,0
30,0
V ri bel
Pendidik n or ng tu
Dukung n guru d n ten g keseh t n
Usi n k
Jenis kel min
Kelompok kel s
Struktur w j h
Keku t n motorik
Hipers liv si
St tus gizi n k (IMT1)
P v lue
0,062
0,211
0,005
0,171
0,060
0,005
0,008
0,096
0,153
Universit s Indon
esi
F ktor y ng..., Di n R m w ti, FIK UI, 2011
87
V ri bel
95% CI
1.
463
Pendidik n or ng tu
1,34 - 81,75
2. Dukung n guru d n
209
3.
732
4.
302
5.
973
6.
010
7.
991
8.
645
9.
676
016
0,19 7,47
n kes
Usi n k
2,52 124,89
Jenis kel min
0,05 2,04
Kelompok kel s
0,11 8,34
Struktur w j h
0,000 Keku t n motorik
0,28 14,25
Hipers liv si
0,39 34,08
St tus gizi (IMT)
St tus gizi (IMT1)
0,64 69,54
St tus gizi (IMT2)
1,17 413,77
W ld
2,348
5,010
v lue
0,025
10,
0,190
0,042
0,838
1,
2,875
8,334
0,004
17,
-1,199
1,509
0,219
0,
-0,028
0,001
0,980
0,
23,358
0,000
0,998
1E+
0,689
0,470
0,493
1,
1,293
1,286
0,257
3,
1,899
4,349
2,521
0,114
0,112
0,
3,092
4,267
0,039
22,
V ri bel
95% CI
W ld
t F ktor-f ktor y ng
t n Diri
nyum s,
65)
P v lue
OR
1.
Pendidik n
0,845 11,522
or ng tu
2. Usi n k
1,400 15,746
3. Keku t n
1,401 16,249
motorik
Const nt
1,138
2,916
0,088
3,121
1,546
6,274
0,12
4,695
1,563
1,563
0,012
4,772
-3,110
13,077
0,000
0,45
memperlih tk n d 2 f ktor
umur n k d n pendidik n
kedu f ktor tersebut penting
n diri n k tun gr hit ,
d l m model multiv ri t. P d
d p t mempeng ruhi kem mpu n
Universit s Indonesi
F ktor y ng..., Di n R m w ti, FIK UI, 2011
88
per w t n diri p d
n k tun gr hit
R
umur n k = 4,69 d n OR prndidik n or ng tu = 3,12). P d t bel tersebut
terlih t f ktor y ng berhubung n p ling domin n deng n kem mpu n
per w t n diri n k tun gr hit d l h f ktor keku t n motorik deng n P
v lue = 0,012 d n OR = 4,77 d n ber rti n k tun gr hit t np kelem h n
motorik mempuny i kem mpu n per w t n diri lebih b ik sebes r 5 k li
bil dib ndingk n n k tun gr hit deng n kelem h n motorik.
5.3.2. Uji Inter ksi
Uji inter ksi dil kuk n untuk menil i p k h d inter ksi nt r v ri bel
pendidik n or ng tu , usi n k, d n keku t n motorik p d n k tun
gr hit . H sil uji inter ksi did p tk n nil i P v lue = 0,10 (l mpir n),
ber rti lebih bes r d ri 0,05. Sehingg d p t disimpulk n tid k d inter
ksi
nt r v ri bel y ng m suk ke d l m pemodel n. Deng n demiki n
pemodel n tel h seles i, model y ng v lid d l h model t np d inter ksi
(H stono, 2007).
H sil n lisis multiv ri t terny t v ri bel y ng berhubung n berm kn
deng n kem mpu n per w t n diri n k tun gr hit d l h pendidik n
or ng tu , usi n k, d n keku t n motorik p d n k tun gr hit . P d
t bel 5.15 terlih t b hw v ri bel kondisi fisik n k tun gr hit
mempuny i hubung n p ling berm kn deng n kem mpu n per w t n diri
n k tun gr hit deng n nil i OR = 4,77 rtiny n k tun gr hit t np
kelem h n motorik k n mempuny i kem mpu n per w t n diri y ng lebih
b ik sebes r 5 k li
lebih b ik dib ndingk n n k tun gr hit deng n
kelem h n motorik setel h dikontrol pendidik n or ng tu d n usi n k
tun gr hit .
Universit s Ind
onesi
F ktor y ng..., Di n R m w ti, FIK UI, 2011
BAB 6
PEMBAHASAN
Sistem tik pemb h s n h sil peneliti n ini dib gi menj di tig h l pokok y itu:
interpret si d n diskusi, keterb t s n peneliti n, d n implik si h sil peneliti
n
terh d p pel y n n, peneliti n sert pendidik n keper w t n.
6.1. Interpret si d n Diskusi
6.1.1. Kem mpu n Per w t n Diri An k Tun
Gr hit
hun p d
t n diri
y ng tel h
re
90
Universit s Indon
esi
Kem mpu n per w t n diri n k tun gr hit terk tegorik n rend h, m sih
membutuhk n b ntu n di seb gi n bes r re d n memperlih tk n m sih
d ny keterb t s n pemenuh n kebutuh n per w t n diri p d n k tun
gr hit . Americ n Ac demy of Pedi tric (1996) meny t k n dibutuhk n
pembel j r n untuk mel kuk n kegi t n per w t n diri sec r m ndiri d n
buk n ber rti n k h rus d p t mel kuk n semu kegi t n per w t n diri
t np b ntu n s m sek li.
Menurut Orem (2001) p d kebutuh n
per w t n diri seb gi n (p rti lly compens tory system), membutuhk n
b ntu n per w t d l m pengk ji n penentu n kebutuh n per w t n diri
klien, menyedi k n kebutuh n per w t n diri kib t keterb t s n klien d n
memb ntu klien sesu i y ng dibutuhk n. D n p d n k tun gr hit ,
Semiun (2006) meny t k n b hw n k tun gr hit deng n kem mpu n
intelektu l y ng rend h d p t mengu s i keter mpil n-keter mpil n hidup
sederh n seperti per w t n diri d n kegi t n rum h t ngg bil di j rk n
sec r terus-menerus d n konsisten.
D l m peneliti n ini, m sih terlih t kem mpu n per w t n diri y ng rend h
p d n k tun gr hit di lebih d ri 2 re sehingg d p t disimpulk n
b hw n k tun gr hit m sih membutuhk n d ny bimbing n d n
pel tih n y ng berkesin mbung n b ik d ri or ngtu , guru t u ten g
keseh t n khususny per w t seb g i gen per w t n diri y ng d p t
memb ntu n k tun gr hit meningk tk n d n mengemb ngk n
kem mpu n per w t n diriny .
6.1.2. Hubung n Ant r K r kteristik Or ng Tu deng n Kem mpu n
Per w t n Diri An k Tun Gr hit
Rer t usi or ng tu p d peneliti n ini d l h 46,60 untuk usi y h d n
42,22 untuk usi ibu sert tid k did p tk n hubung n y ng berm kn
nt r usi or ng tu deng n kem mpu n per w t n diri n k tun gr hit .
Universit s Indo
nesi
tu jug
y ng
ruhi
tid k
n
t
n
n
y
r
k
l
Universit s Indonesi
hw m s l h keu ng n menj di
b gi or ng tu deng n n k
ng rel tif lebih rend h p d khirny
untuk memenuhi kebutuh n n k
b ik b gi n k deng n dis bilit s.
Universit s Indonesi
hu n or ng tu
r ber d p d
y ng berm kn
kem mpu n per
terk
tingk
nt r
w t n
it tun gr hit p d
t penget hu n y ng rend h
penget hu n or ng tu
diri n k.
terh d p n k tun
Pol suh or ng tu
d l h pol inter ksi nt r n k deng n or ng tu
y ng meliputi buk n h ny pemenuh n kebutuh n fisik d n kebutuh n
psikologis, tet pi jug norm -norm y ng berl ku di m sy r k t (Gun rs ,
2002). Pol suh demokr tis mempuny i ciri-ciri y itu memberi
kesemp t n kep d
n k- n kny untuk m ndiri d n mengemb ngk n
kontrol
intern lny ,
di kui keber d nny
d n
dilib tk n
peng mbil n keputus n did l m kelu rg (Hurlock, 2000).
H rvey (2004) meny t k n b hw or ng tu deng n n k y ng meng l mi
DS t u dis bilit s k n cenderung bere ksi sec r berbed d l m
menerim keny t n b hw n kny berbed deng n n k p d umumny .
d l m
Universit s Indone
si
b hw
i
berusi
hit
s n
n k
Universit s Indone
si
d l h n k
ring n) d n
hk n h mpir
nt r
Universit s Indonesi
w j
Universit s Indones
i
diri.
n k tun
gr hit
p d
n k
n k tun
. F ktor Pendidik n Or ng tu
F ktor pendidik n or ng tu merup k n s l h s tu f ktor y ng
berkontribusi d l m kem mpu n per w t n diri n k tun gr hit .
Sem kin tinggi l t r bel k ng pendidik n or ng tu m k sem kin b ik
Universit s Indonesi
Universit s Indon
esi
Universit s Indone
si
Universit s Indon
esi
gr hit
Universit s Indonesi
7.1. Kesimpul n
Berd s rk n h sil d n pemb h s n d l m peneliti n ini, m k
disimpulk n seb g i berikut:
d p t
w t n
suh n keper w t n seb ikny mul i
kem mpu n per w t n diri p d n k tun
kebutuh n khusus l inny , sehingg n k tu
n
gr hit t u n k berkebutuh n khusus l inny d p t memperoleh
bimbing n d n l tih n sej k usi dini y ng k n d p t terus
berkemb ng seiring deng n pert mb h n usi ny .
Universit s In
donesi
F ktor y ng..., Di n R m w ti, FIK UI, 2011
112
utism.
Greyd nus, D. E., & Pr tt, H. D. (2005). Syndromes nd disorders ssoci ted
with ment l ret rd tion. Indi n Journ l of Pedi trics, 72, 859-864.
Gun rs , D. S. (2004). D ri n k s mp i usi
n k. J k rt : BPK. Gunung Muli .
n k tun
Di Purwokerto/B nyum s
Deng n horm t,
S y y ng bert nd t ng n dib w h ini:
N m
NPM
: Di n R m w ti
: 0906504663
Al m t
rr den.
uc pk n terim
Horm t s
y , Mei 2011
Di
n R m w ti
Purwokerto/B nyum s,
2011
Responde
n
(
)
F ktor y ng..., Di
7. Untuk pengisi n kuesioner E, j w bl h:
Tid k pern h dib ntu (TP): Bil dik
mel kuk nny .
K d ng-k d ng (KD): Bil dik k d ng
meng l mi/ mel kuk n.
Sering/Sel lu (SL): Bil dik meng l
8. B p k/Ibu boleh did mpingi oleh nggot
n k seti p h ri.
t u
T ngg l: ...
(diisi oleh o
3. Kelompok kel s
: C/C1
(diisi oleh p
4. Ber t b d n
: .. Kg
5. Tinggi b d n
: . Cm
6. Struktur w j h
: .
r ngtu )
eneliti)
: Ad /Tid k d
9. T nd pre pubert s
1. Usi
y h/ibu
: . t hun/ t hun
2. Pendidik n y h/ibu
: . Sekol h D s r
b. SLTP
c. SLTA
d.Ak demi/Perguru n
Tinggi
e. Tid k sekol h
3. Pekerj n y h
. Pet ni
b. Ped g ng
e. Kerj lep s
4. Pekerj n Ibu
: . Pet ni
b. Ped g ng
e. Ibu rum h t ngg
c. PNS
d. K ry w n sw st
c. PNS
d. K ry w n sw st
B.
NO
PERTANYAAN
AR SALAH
1.
Tun gr hit d l h n k y ng mempuny i kecerd s n dib w h
r t -r t / n k norm l
2.
Tun gr hit d p t dikelompokk n menj di tun gr hit ring n,
sed ng, d n ber t
3.
Tun gr hit tid k d p t disembuhk n
4.
Tun gr hit diseb bk n oleh kekur ng n gizi/m k n n s t
n k m sih d l m k ndung n t u setel h dil hirk n
5.
Ciri-ciri n k tun gr hit nt r l in lem h d l m menger kk n
t ng n d n k kiny
6.
An k tun gr hit mud h mengikuti perint h
7.
K t -k t y ng diuc pk n n k tun gr hit sulit dimengerti
8.
An k tun gr hit meng l mi kesulit n bel j r di sekol h
9.
An k tun gr hit mud h mend p tk n tem n berm in y ng
seb y
10. An k tun gr hit membutuhk n b ntu n penuh d l m
mel kuk n ktifit s seh ri-h ri
BEN
PERTANYAAN
Or ngtu d p t menerim
keg g l n
d ny bil
TP
n k meng l mi
4.
5.
6.
7.
8.
n k
n k untuk berm in
PERNTANYAAN
TP
SR
1.
2.
3.
4.
5.
PERNYATAAN
SR
1.
2.
3.
4.
5.
TP
KD
TP
KEGIATAN
KD
SL
TP
Dib ntu
Dib ntu
1.
Dib ntu
Kebersih n b d n
1.1. Mencuci muk
sendiri
3.
Elimin si
2.1.Bu ng
ir kecil
2.2.Bu ng
ir bes r
M k n d n minum
3.1.Memeg ng piring
3.2.Memeg ng sendok
3.3.Menyendok m k n n d ri piring
3.4.Mengger kk n sendok ke mulut
3.5.Memeg ng gel s
3.6. Menu ng
KEGIATAN
TP
KD
Dib ntu
Dib n
SL
tu
4.
Dib ntu
Berp k i n
4.1.Mem k i k os
4.2.Mem k i kemej
4.3.Mem k i rok/cel n
pendek
4.4.Mem k i rok/cel n
p nj ng
4.5.Mem k i p k i n d l m
4.6.Mem k i k os k ki
4.7.Mem k i sep tu
4.8.Mengik t t li sep tu
4.9.Melep sk n k os
4.10.Melep sk n kemej
4.11.Melep sk n cel n
5.
Mobilis si/perger kk n
5.1.Berj l n p d bid ng d t r
5.2.Berj l n p d bid ng miring
5.3.Berj l n di d l m rum h
5.4.Berj l n mengelilingi sekol h
5.5.Berl ri
5.6.Menggeser kursi t u mej
5.7.Memind hk n kursi t u mej
5.8.Turun d ri temp t tidur
5.9.Meng ngk t bend ring n (< 1 Kg)
5.10.Meng ngk t bend ber t (> 2 Kg)
5.11.M suk/kelu r d ri k m r m ndi
5.14.Melomp t
5.15.Mem nj t
6.
TP
si
Di w si
6.1. Berm in deng n tem n di rum h
Di w si
KD
Di w
TP
KD
M mpu
M mpu
TP
KD
M mpu
M mpu
SL
M mpu
6.4. D p t menulisk n huruf/ bj d
6.5. D p t menulisk n 1 k t
t u lebih
1 k t
6.9. D p t memb c
1 k lim t
Komunik si
SL
M mpu
7.1.Men mp kk n kesuk n terh d p sesu tu/seseor ng
8.
Pekerj
SL
n rum h t ngg
TP
8.1.Mencuci piring/gel s
8.2.Meny pu l nt i
8.3.Mengepel l nt i
8.4.Membersihk n jendel
8.5.Mencuci p k i n
8.6.Memb ntu menyedi k n m k n b gi nggot
kelu rg y ng l in
8.7.Memberesk n ru ng n/k m r tidur
KD
9.
L
Perlindung n diri
TP
KD
9.1. An k merokok
9.2. An k mem k i helm bil n ik seped
9.3. Menghind ri
F
F
F
F
F
F
F
F
F
ktor
ktor
ktor
ktor
ktor
ktor
ktor
ktor
ktor
y
y
y
y
y
y
y
y
y
ng...,
ng...,
ng...,
ng...,
ng...,
ng...,
ng...,
ng...,
ng...,
Di
Di
Di
Di
Di
Di
Di
Di
Di
n
n
n
n
n
n
n
n
n
R
R
R
R
R
R
R
R
R
pi
m
m
m
m
m
m
m
m
m
w
w
w
w
w
w
w
w
w
F ktor
ti, FIK
ti, FIK
ti, FIK
ti, FIK
ti, FIK
ti, FIK
ti, FIK
ti, FIK
ti, FIK
n 8
:
:
:
:
Riw y t Pendidik n
1985 1991
1991 - 1994
1994 1997
1998 2003
2009 sek r ng
Riw y t Pekerj n
2003 2004
2004 2005
2006 sek r ng
:
:
:
:
: