Вы находитесь на странице: 1из 31

##################>###

#############################################

#[
#####################
#bjbj##################
###O#######{######&#######################################################
############
#######
##]#######]#######]#######]#######]###################q#######q#######q###8###
###<#########q#######4###############"##################################
###########g4######i4######i4######i4######i4######i4######i4##$###6#####>9##~##
#4######################]####################################################
######4##############]#######]############################4######3######3###
###3#########P
##]##############]##############g4##############3###############################
##############################g4##############3######3######3##################
############################################################
4###########################q#######(##L
##3##############S4######4##0###4#######4######9######$2##<###9######
4##############################################################################9##
############]#######
4##H######h#######J###3######\###<############################################
##################4######4######################################`3##(##########
##############################################4############################
###################################################
#######################################9#####
#############################################################################
############################################ ##
######:#########
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
########MODEL OPTIMASI DALAM PERENCANAAN LAHAN
Bahan kajian MK Perencanaan Lingkungan dan Pengembangan Wilayah
PSDAL-PDIP-PPS FPUB Jaruari 2012
Diabstraksikan Oleh:
Prof. Dr. Ir. Soemarno, M.S.
I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tindakan konservasi tanah, pengelolaan dan rehabilitasi lahan telah lama dirintis
dan terus dikembangkan, mencakup aspek teknis-sipil, biologi, dan sosial-ekonomi.
Namun demikian dalam penerapannya di lapangan seringkali usaha-usaha ini menghadapi berbagai kendala yang serius. Tampaknya hal seperti ini terjadi karena adanya

konflik antara kepentingan pelestarian sumberdaya lahan dengan kepentingan ekonomi


penduduk setempat. Kepentingan-kepentingan ini biasanya tidak saling menenggang,
sehingga dalam upaya pengelolaan lahan diperlukan adanya prioritas kepentingan.
Konflik-konflik kepentingan ini menjadi semakin banyak dan semakin parah sejalan
dengan bertambahnya jumlah penduduk yang memanfaatkan sumberdaya lahan seperti yang
terjadi di DAW Sengguruh.
Pengelolaan lahan pertanian di daerah hulu sungai pada kenyataannya meli-batkan
banyak pihak dengan kepentingannya masing-masing. Dalam kondisi seperti ini
diperlukan pendekatan sistemik untuk mengevaluasi keadaan yang optimal dengan mengorbankan sebagian kepentingan sesuatu pihak dan memprioritaskan sebagian
kepentingan beberapa pihak lainnya. Suatu model dan metode optimalisasi pengelolaan
lahan merupakan idaman banyak pihak yang berkepentingan dengan sumberdaya lahan.
Akan tetapi model seperti ini sangat sulit dikembangkan dan biasanya akan
menghadapi berbagai hambatan dalam penerapannya di lapangan.
Dalam penelitian ini akan ditelaah model inventarisasi, evaluasi dan optima-lisasi
pengelolaan lahan yang akan memadukan antara kepentingan konservasi tanah dan air
(untuk mengendalikan erosi, sedimentasi, dan debit sungai) dan kepentingan produksi
pertanian untuk menjamin ketersediaan hasil komoditas dan kesempatan kerja
pertanian bagi penduduk setempat. Optimalisasi ini dilakukan untuk mendapatkan
alternatif penge lolaan lahan dan sistem usahatani yang optimal ditinjau dari segi
erosi, sedimentasi, debit sungai, pendapatan usahatani, dan tersedianya kesempatan
kerja pertanian.
1.2. Permasalahan
Berdasarkan keterangan di atas, tampaknya pengelolaan lahan di daerah hulu sungai
menyangkut aspek-aspek sumberdaya tanah, sumberdaya air, sumberdaya manu sia, unsur
teknologi, dan perekonomian daerah sekitarnya. Dengan demikian usaha pe-ngelolaan
ini dipengaruhi oleh ketersediaan dan kesesuaian lahan, lingkungan sosial-ekonomi,
tingkat teknologi yang dikuasai oleh penduduk setempat, dan lokasi geografis.
Benturan kepentingan dari berbagai pihak yang terlibat biasanya tercermin dalam
konflik-konflik penggunaan lahan dan air. Benturan-benturan kepentingan ini pada
akhirnya akan menimbulkan berbagai masalah degradasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup, seperti erosi tanah, sedimentasi, banjir, tanah longsor, dan
gangguan-gangguan terhadap kawasan hutan .
Di lokasi penelitian, berbagai masalah degradasi sumberdaya alam tersebut tampaknya
berpangkal dari pesatnya pertambahan jumlah penduduk yang meman faatkan sumberdaya
lahan. Konflik-konflik kepentingan dalam pemanfaatan sum- berdaya lahan menjadi
semakin banyak dan semakin parah. Salah satu kepentingan utama dari pengelolaan
lahan ini adalah untuk mendapatkan produk-produk pertanian, seperti tanaman
semusim, tanaman tahunan, dan ternak. Komoditas-komoditas ini dibudidayakan oleh
para petani (sebagai pengelola lahan milik) pada lahan usahanya, baik yang berupa
sawah, tegalan, pekarangan, maupun kebun campuran. Dalam proses pembudidayaan ini
petani berupaya mengintegrasikan teknologi, kapital, dan tenagakerja untuk
mengeksploitir sumberdaya lahan yang dikuasainya.
Berbagai macam proses terjadi dalam sistem usahatani tersebut, yang pada hakekatnya
merupakan hasil interaksi dari berbagai komponen yang ada di dalam sistem usahatani
(Dent dan Anderson, 1971). Beberapa proses yang penting adalah (i) proses
transformasi organik yang berlangsung dalam tubuh jasad (tanaman dan ternak), (ii)
proses adaptasi tanaman dengan lingkungan ekologi di sekitarnya, (iii) proses
pembu didayaan, dimana manusia memelihara tanaman atau ternak dengan menggunakan
sum-berdaya dan teknologi yang dikuasainya, (iv) proses agrohidrologis seperti
limpasan permukaan, evapotranspirasi, dan resapan air tanah, (v) proses erosi dan
sedimentasi, dan (vi) proses pengalokasian penggunaan hasil yang diperoleh untuk

memenuhi kebu tuhan keluarga.


Setiap proses tersebut di atas dapat dipandang sebagai perilaku dari suatu sub
sistem yang mempunyai masukan, keluaran dan struktur yang spesifik. Dengan demi
kian ada beberapa subsistem yang dapat diidentifikasikan, yaitu (i) subsistem
sumber daya lahan , (ii) subsistem hidrologi, (iii) subsistem erosi dan
sedimentasi (iv) subsistem produksi pertanian, (v) subsistem sosial-ekonomi, dan
(vi) subsistem demografi. Hingga batas-batas tertentu perilaku dari subsistemsubsistem tersebut dapat dikendalikan oleh petani, baik dengan jalan modifikasi
struktur sistem maupun dengan pengalokasian masukan-masukan terkendali. Tujuan
pokok dari pengendalian sistem ini adalah untuk memperoleh keluaran-keluaran sesuai
dengan preferensinya. Beberapa keluaran yang terpenting ialah (i) hasil-hasil
ekonomis berupa produk tanaman, ternak, dan kesempatan kerja, (ii) hasil-hasil
lingkungan berupa hasil air, hasil sedimen, dan hasil polutan, dan (iii) hasilhasil sosial, seperti status sosial dan kesejahteraan sosial. Salah satu fenomena
alamiah yang dihadapi ialah bahwa di antara hasil-hasil tersebut mempunyai
hubungan korelasional yang positif, sehingga peningkatan hasil- hasil ekonomis akan
diikuti oleh peningkatan hasil-hasil lingkungan yang biasanya mempunyai dampak
negatif. Dengan demikian satu masalah utama dalam upaya penge lolaan lahan adalah
bagaimana menyeimbangkan hasil-hasil ekonomis dan hasil-hasil lingkungan sehingga
sumberdaya lahan dapat dimanfaatkan secara berkesinam bungan.
Permasalahan utama di atas dapat dirinci menjadi lebih spesifik sesuai dengan
masing-masing subsistem. Beberapa di antaranya adalah:
(1). Bagaimana memilih jenis tanaman dan ternak yang sesuai dengan kondisi
lingkung an setempat ,
(2). Bagaimana menyusun alternatif pola tanam yang secara potensial tidak meng
akibatkan degradasi lingkungan yang melampaui batas toleransi dan mampu mem berikan
hasil-hasil ekonomi yang sebesar-besarnya,
(3). Bagaimana mengalokasikan masukan sarana produksi ke dalam pola tanam tersebut
untuk mendapatkan hasil ekonomi yang sebesar-besarnya,
(4). Bagaimana mengalokasikan penggunaan sumberdaya lahan ke dalam tipe-tipe peng
gunaan yang ada sehingga mampu menyeimbangkan hasil-hasil ekonomi dan hasil-hasil
lingkungan dengan sebaik-baiknya .

II.
2.1.

SUMBERDAYA LAHAN DAN PENGELOLAANNYA


Konsepsi Pengelolaan Sumberdaya Lahan

Proses pembangunan nasional dan regional hingga saat ini, khususnya sektor
pertanian, telah membuktikan bahwa berbagai kendala masih dihadapi, terutama di
wilayah pertanian lahan kering yang kondisinya sangat beragam. Di seluruh
Indonesia ada sekitar 51.4 juta hektar lahan kering, dimana sekitar 70% di
antaranya dikelola dengan berbagai tipe usahatani lahan kering. Salah satu masalah
utama yang dihadapi adalah keadaan bio-fisik lahan kering yang sangat beragam dan
sebagian sudah rusak atau mempunyai potensi sangat besar untuk menjadi rusak. Dalam
kondisi seperti ini mutlak diperlukan kebijakan-kebijakan penajaman teknologi peman
faatan sumberdaya lahan kering dan kebijakan kelembagaan penunjang operasional.
Lima syarat yang harus dipenuhi dalam pengembangan teknologi pengelolaan lahan
kering, adalah (i) teknis bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi setempat, (ii)
ekonomis menguntungkan, (iii) sosial tidak bertentangan dan bahkan mampu mendorong
motivasi petani, (iv) aman lingkungan, dan (v) mendorong pertumbuhan wilayah secara
berkelanjutan.
Menurut Sanders (1991), kunci untuk menyelesaikan konflik pengelolaan lahan dan

problematik degradasi sumberdaya lahan terletak pada kebijakan dan kelembagaan yang
didukung oleh pendanaan jangka panjang yang kontinyu. Kebijakan dalam konteks ini
harus mampu mempromosikan sistem pertanian yang berkelanjutan, yaitu suatu sistem
pertanian yang didukung oleh adanya insentif bagi produsen (pemilik lahan dan
tenagakerja), kredit pedesaan, kebijakan pasar/harga yang kondusif, sistem
transportasi, teknologi tepat guna yang site-spesific, serta program penelitian dan
penyuluhan. Hal ini membawa konsekwensi yang sangat berat, yaitu tersedianya
kebijakan-kebijakan lokal sesuai dengan kondisi setempat, yang sasarannya adalah
sistem penggunaan lahan yang dicirikan oleh tingkat penutupan vegetatif yang lebih
baik pada permukaan lahan. Tiga faktor penunjang yang dipersyaratkan bagi
pengembangan kebijakan-kebijakan lokal ini adalah (1) tersedianya Data-base
Management System tentang sumberdaya lahan, air, vegetasi, manusia, dan sumberdaya
ekonomi lainnya, (2) mekanisme analisis kendala dan problematik, dan (3) mekanisme
perencanaan yang didukung oleh brainware, software dan hardware yang dapat diakses
oleh para perencana pembangunan di tingkat daerah. Untuk dapat mendorong dan
mendukung berkembangnya kebijakan-kebijakan lokal tersebut, maka kebijakan nasional
tentang penggunaan dan pengelolaan lahan harus diarahkan kepada (1) perbaikan
penggunaan dan pengelolaan lahan, (2) menggalang partisipasi aktif dari para
pengguna lahan (pemilik lahan, pemilik kapital, dan tenagakerja), dan (3)
pengembangan kelembagaan penunjang, terutama lembaga-lembaga perencana dan pemantau
di daerah.
Khusus dalam kaitannya dengan program konservasi tanah dan rehabilitasi lahan,
Douglas (1991) mengikhtisarkan lima prinsip dasar bagi keberhasilannya pada tingkat
lapangan, yaitu (1) program ini harus merupakan bagian integral dari program pem
bangunan pertanian yang lebih luas, dan harus dimulai dengan peningkatan produksi,
(2) program ini harus bersifat bottom-up yang dirancang dengan melibatkan
kepentingan petani, (3) asistensi teknis melalui program jangka panjang, (4) suatu
aktivitas konservais dan pengelolaan lahan harus mampu menunjukkan benefit jangka
pendek, dan (5) degradasi lahan harus dapat dikendalikan sebelum melampaui batas
ambangnya. Berdasarkan pada kelima prinsip ini, maka beberapa implikasi kebijakan
yang penting adalah (1) para perencana program harus menguasai pengetahuan tentang
"sistem pertanian berkelanjutan" dan komponen-komponen penggunaan lahan yang
relevan, (2) para pelaksana program harus mampu "berkomunikasi dengan petani" dalam
rangka untuk mengakomodasikan pandangan, persepsi dan kepentingan petani; (3) para
perencana dan pelaksana program harus menyadari bahwa proses perubahan berlangsung
secara lambat dan lama, sehingga diperlukan "komitmen jangka panjang"; (4) para
perencana harus mampu mengidentifikasikan "kebutuhan petani dan alternatif
solusinya" yang terkait langsung dengan problem pengelolaan lahan, dan (5) para
perencana harus mengetahui "sebab-sebab terjadinya permasalahan" pengelolaan lahan
dan menelusurinya.
Integrasi antara kepentingan konservasi dengan kebutuhan petani merupakan kunci
utama keberhasilan program konservasi tanah dan pengelolaan lahan pertanian. Empat
sasaran prioritas yang harus diikuti dalam merancang program usahatani konservasi,
yaitu (1) memenuhi obligasi-oblikasi sosial-budaya dari masyarakat, (2) menyediakan
suplai pangan yang dapat diandalkan oleh petani, (3) menyediakan tambahan
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan dasar yang tidak dapat dihasilkan oleh sektor
pertanian, (4) mampu menciptakan ekstra "cash resources". Khusus untuk sistem
pertanian di dataran tinggi atau daerah pegunungan, tiga faktor dominan yang sangat
berpengaruh, yaitu (1) tekanan penduduk atas sumberdaya lahan, (2) praktek
pengelolaan kesuburan tanah, dan (3) strategi dan kebijakan pembangunan yang
dikhususkan bagi daerah pegunungan. Dalam kaitannya dengan strategi pengembangan
sistem pertanian di daerah pegunungan, Jodha (1990) mengemukakan enam spsesifikasi
penting, yaitu (1) aksesibilitas, (2) fragilitas, (3) marjinalitas, (4)
heterogenitas dan diversitas, (5) suitabilitas ekologis, dan (6) sejarah mekanisme
adaptasi manusia.
Lahan mempunyai peranan sangat penting bagi kehidupan manusia. Segala macam bentuk
intervensi manusia secara siklis dan permanen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,

baik yang bersifat materiil maupun spirituil yang berasal dari lahan tercakup dalam
pengertian penggunaan lahan, atau land use (Sys, 1985). Dengan peranan ganda
tersebut, maka dalam upaya pengelolaannya, sering terjadi benturan di antara
sektor-sektor pembangunan yang memerlukan lahan. Fenomena seperti ini seringkali
mengakibatkan penggunaan lahan kurang sesuai dengan kapabi litasnya. Dalam
hubungannya dengan penggunaan lahan ini, ada tiga faktor yang mempengaruhi nilai
lahan, yaitu (i) kualitas fisik lahan, (ii) lokasi lahan terhadap pasar hasil-hasil
produksi dan pasar sarana produksinya, dan (iii) interaksi di antara keduanya.
Nilai lahan semakin besar apabila kualitas biofisiknya semakin baik dan lokasinya
semakin dekat dengan pasar.
Sehubungan dengan kualitas fisik lahan, keberhasilan
suatu sistem pengelolaan lahan kering (seperti misalnya usahatani konservasi) juga
dibatasi oleh persyaratan- persyaratan agroekologis (terutama kesesuaian tanah dan
ketersediaan air) (Sys, 1985). Persesuaian syarat agroekologis menjadi landasan
pokok dalam pengembangan komoditas pertanian lahan kering. Penyimpangan dari
persyaratan ini bukan hanya akan menimbulkan kerugian ekonomis, tetapi juga akan
mengakibatkan biaya-sosial yang berupa kemero- sotan kualitas sumberdaya lahan
(Brinkman dan Smyth, 1973; Soemarno, 1992). Di lokasi-lokasi tertentu, seperti
lahan kering di bagian hulu DAS, biaya sosial tersebut bisa bersifat internal
seperti kemunculan tanah-tanah kritis dan bersifat eksternal seperti sedimentasi di
berbagai fasilitas perairan ( Soemarno, 1991c). Beberapa ciri dan proses yang
berlangsung dalam ekosistem pegunungan (highland areas) yang dapat menjadi kendala
atau penunjang pengembangan sistem pertanian yang berkelanjutan.
Tiga ciri ekosistem yang sangat penting adalah (1) iklim, (2) landform, dan (3)
sumberdaya tanah.
Sedangkan dua proses yang terkait dengan ciri-ciri tersebut adalah proses geomorfik
dan proses-proses pedologis. Kondisi iklim dicirikan oleh ketinggian tempat lebih
dari 800 m dpl, curah hujan tahunan lebih 2000 mm, temperatur rataan 15-29oC dengan
rezim suhu tanah isothermik atau isohiperthermik. Pada kondisi seperti ini biasanya
variasi rezim lengas tanah adalah Udik dan Ustik. Kondisi ekosistem pegunungan
seperti ini mempunyai keunggulan komparatif bagi pengembangan berbagai jenis
penggunaan lahan pertanian dengan banyak pilihan sistem pertanaman (cropping
systems). Potensi seperti ini pada kenyataannya banyak mengundang investasi dari
luar daerah untuk "menggarap" lahan secara lebih intensif. Pada akhirnya hal ini
akan dapat mengakibatkan munculnya "kesenjangan" yang semakin besar antara
intensitas penggunaan sumberdaya dengan karakteristik sumberdaya. Apabila
kesenjangan ini melampaui daya dukung sumberdaya, maka laju degradasi akan dapat
melampaui batas ambang toleransinya. Sedangkan strategi petani di daerah pegunungan
untuk berjuang mempertahankan kehidupannya biasanya bertumpu pada tiga prinsip
dasar yang spesifik, yaitu (1) untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, petani mengelola
sumberdaya lahannya dengan berbagai aktivitas produksi tanaman, ternak,
hortikultura dan kehutanan; (2) petani menghindari resiko kegagalan dan bencana
melalui pengembangan metode-metode indigenous dalam mengelola lahannya, dan (3)
teknologi yang mudah, low input dan small scale lebih disenangi karena keterbatasan
penguasaan pengetahuan, teknologi dan kapital.
Atas dasar hal-hal tersebut di atas maka evaluasi kesesuaian agroekologis lahan
untuk penggunaan pertanian masih dipandang sebagai bottle neck dalam kerangka
metodologi perencanaan sistem pengelolaan lahan. Beberapa metode dan prosedur
evaluasi agroekologis dapat digunakan untuk kepentingan ini ( FAO, 1976; Wood dan
Dent, 1983). Metode-metode ini masih bertumpu kepada aspek agroekologi, sedangkan
aspek sosial-ekonomi-budaya masih belum dilibatkan secara langsung. Demikian juga
sebaliknya, pendekatan agroekonomi untuk mengevaluasi usahatani lahan kering yang
lazim digunakan hingga saat ini biasanya juga belum melibatkan secsara langsung
aspek-aspek agroekologis. Selama ini penelitian-penelitian untuk memanipulasi
lingkungan tumbuh pada lahan kering dilakukan dengan metode eksperimental di
lapangan yang sangat tergantung pada musim, memerlukan waktu lama dan sumberdaya
penunjang yang cukup banyak.
Dalam proses produksi pertanian, masukan-masukan yang berupa material, teknologi,

menejemen dan unsur-unsur agro ekologi akan diproses untuk menghasilkan keluarankeluaran yang berupa hasil-hasil tanaman dan ternak. Hasil-hasil sampingan dan
limbah dari proses produksi tersebut dapat berupa hasil sedimen, hasil air, dan
bahan-bahan kimia yang dapat menjadi pencemar lingkungan. Limbah ini biasanya
diangkut ke luar dari sistem produksi dan menimbulkan biaya eksternal dan efek
eksternalitas (Soemarno, 1990). Biasanya sistem produksi pertanian di daerah hulu
sungai mempunyai efek eksternal yang cukup luas dan akan diderita oleh masyarakat
di daerah bawah. Dalam suatu daerah aliran sungai yang mempunyai bangunan
pengairan seperti bendungan, waduk dan jaringan irigasi, efek eksternalitas
tersebut menjadi semakin serius, karena dapat mengancam kelestarian bangunanbangunan tersebut. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengendalikan efek
eksternalitas tersebut, namun hasilnya masih belum memadai. Hal ini disebabkan
oleh karena mekanisme pasar tidak dapat bekerja untuk mengalokasikan eksternalitas
(Soemarno, 1990). Sehingga produsen pertanian di daerah hulu tidak mau menanggung
biaya eksternal yang ditimbulkannya. Disamping itu, biaya untuk mengendalikan efek
eksternalitas tersebut relatif sangat besar dibandingkan dengan biaya produksi dan
penerimaan usahatani. Dalam kondisi seperti ini di-perlukan campur tangan
kebijakan pemerintah. Davies dan Kamien (1972) mengemukakan beberapa macam campur
tangan pemerintah untuk mengendalikan efek eksternalitas, yaitu (i) larangan, (ii)
pengarahan, (iii) kegiatan percontohan, (iv) pajak atau subsidi, (v) pengaturan
(regulasi), (vi) denda atau hukuman, dan (vii) tindakan pengamanan. Efek
eksternalitas dalam batas-batas tertentu juga berhubungan dengan degradasi
sumberdaya lahan yang pengaruhnya dapat terjadi terhadap proses produksi. Pada
lahan pertanian di daerah hulu sungai efek eksternalitas tersebut biasanya
berkaitan erat dengan intensitas pengusahaan lahan yang pada kenyataanya sangat
beragam (Suwardjo dan Saefuddin, 1988; Soemarno, 1991b).
Kondisi sumberdaya lahan kering yang sangat beragam dan kondisi iklim yang
berfluktuasi menjadi faktor pembatas yang menentukan tingkat efektivitas
implementasi teknologi pengelolaan yang ada (P3HTA, 1987). Khusus dalam hal
konservasi tanah dan air, kendala yang dihadapi adalah erodibilitas tanah dan
erosivitas hujan yang sangat tinggi, faktor lereng dan fisiografi (Suwardjo dan
Saefudin, 1988). Dalam kondisi seperti ini maka tindakan konservasi tanah harus
dibarengi dengan intensifikasi usahatani dan rehabilitasi lahan. Salah satu upaya
intensifikasi usahatani lahan kering adalah dengan pemilihan kultivar, pengaturan
pola tanam yang melibatkan tanaman semusim dan tanaman tahunan, serta ternak
dibarengi dengan penanaman rumput/tanaman hijauan pakan.
Dari hasil-hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa upaya pengelolaan
lahan kering dalam suatu sistem pertanian harus mempertimbangkan tingkat kemampuan
dan kesesuaiannya serta harus diikuti oleh tindakan konservasi tanah dan air secara
memadai. Beberapa peneliti telah mencoba mengembangkan pola tanam yang sesuai
untuk lahan kering secara lokal. Tampaknya para peneliti ini menghadapi kesulitan
dalam menyusun polatanam yang tepat karena keterbatasan informasi sumberdaya lahan
yang bersifat lokal, demikian juga informasi tentang kesesuaiannya.

2.2.

Konsepsi Sistem Pertanian Berkelanjutan

Sistem pertanian berkelanjutan sangat kompleks, dan aksi-aksi manipulatif yang


berhubungan dengan sistem ini harus melibatkan perspektif konsumen, totalitas
sistem pangan mulai dari produksi hingga konsumsi, implikasi sosial, dan peranan
tenagakerja pedesaan dalam pertanian. Dankelman dan Davidson (1988) mengemukakan
beberapa persyaratan dasar bagi sistem pertanian yang berkelanjutan, yaitu: (1).
Akses yang merata bagi seluruh petani atas lahan yang subur, fasilitas kredit,
serta informasi pertanian; (2). Pemeliharaan dan dukungan terhadap aktivitas
pertanian yang dilakukan oleh petani; (3). Pengembangan metode-metode kultivasi,
pengolahan bahan pangan, dan penyimpanan bahan pangan yang mampu menyerap
tenagakerja wanita; (4). Diversifikasi spesies yang cukup tinggi guna

mempertahankan fleksibilitas pola pertanaman; (5). Konservasi tanah-tanah subur dan


produktif dengan jalan mendaur-ulangkan bahan organik; (6). Penggunaan air dan
bahan bakar secara tepat. Persyaratan ini masih belum disepakati secara umum,
terutama mengenai kebutuhan input bagi usaha on-farm dan off-farm. Sifat yang
rumit dari sistem pertanian yang berkelanjutan mengharuskan pengkajian secara lebih
mendalam tentang sistem usahatani. Parr (1990) mengusulkan bahwa sasaran akhir
dari petani dalam pertanian yang berkelanjutan adalah (i) memelihara dan
memperbaiki sumberdaya alam dasar, (ii) melindungi lingkungan, (iii) menjamin
profitabilitas, (iv) konservasi energi, (v) meningkatkan pproduktivitas, (vi)
memperbaiki kualitas pangan dan keamanan pangan, (vii) menciptakan infrastruktur
sosial-ekonomi yang viabel bagi usahatani dan komunitas pedesaan.
Kontribusi penting sumberdaya manusia dalam pertanian berkelanjutan tampak dari
definisi yang dikemukakan oleh CGIAR (Consultative Group on International
Agricultural Research), bahwa "sistem pertanian yang berkelanjutan melibatkan
keberhasilan pengelolaan sumberdaya bagi pertanian untuk memenuhi kebutuhan manusia
yang senantiasa berubah sambil memelihara atau memperbaiki sumberdaya alam dasar
dan menghindari degradasi lingkungan".
Berdasarkan hal-hal di atas, Harwood
(1990) mengemukakan definisi kerja tentang pertanian yang berkelanjutan sebagai
"suatu pertanian yang dapat berevolusi secara indefinit ke arah utilitas manusia
yang semakin besar, efisiensi penggunaan sumberdaya yang semakin baik, dan
keseimbangan dengan lingkungan yang nyaman baik bagi kehidupan manusia maupun bagi
spesies lainnya". Definisi kerja ini masih sangat umum, untuk lebih mema hami
proses-proses yang terlibat didalamnya maka perlu diterjemahkan ke dalam substansisubstansi yang sesuai dengan kondisi dan tatanan yang berlaku di masing-masing
negara. Sebagai konsepsi yang dinamis, pertanian yang berkelanjutan melibatkan
interaksi-interaksi yang kompleks faktor-faktor biologis, fisik, dan sosialekonomis serta memerlukan pende katan yang komprehensif untuk memperbaiki sistem
yang ada dan mengembang kan sistem baru yang lebih berkelanjutan.
Beberapa pertimbangan biologis yang penting adalah: (1). Konservasi sumberdaya
genetik; (2). Hasil per unit area per unit waktu harus meningkat; (3). Pengendalian
hama jangka panjang harus dikembangkan melalui pengelolaan hama terpadu; (4).
Sistem produksi yang seimbang yang mmelibatkan tanaman dan ternak; (5). Perbaikan
metode pengendalian hama dan penyakit ternak. Beberapa faktor fisik yang sangat
penting ialah: (1). Tanah merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk menjamin
keberlanjutan sistem pertanian; sehingga kehilangan material tanah karena erosi dan
kemunduran kesu buran tanah akibat kehilangan hara harus dikendalikan.; (2).
Sistem pertanian merupakan pengguna air; pemanfaatan secara tidak efisien cadangan
air bumi dan eksploitasi akuifer akan dapat berakibat fatal; (3). Pengelolaan
tanah dan air yang tidak memadai di lahan pertanian tadah hujan dapat memacu
degradasi lahan; (4). Penggunaan bahan agrokimia yang tidak tepat dapat
mengakibatkan akumulasi bahan-bahan toksik dalam air dan tanah; (5). Perubahan
atmosferik akibat ulah manusia dapat berdampak buruk terhadap sistem produksi
pertanian; (6). Konsumsi energi oleh sistem produksi pertanian dengan hasil-tinggi
harus lebih dicermati. Kendala sosial-ekonomi dan tatanan legal yang juga mempe
ngaruhi stategi jangka panjang yang berkelanjutan adalah: (1). Infrastruktur yang
lemah sehingga sangat membatasi di namika transportasi dan komunikasi; (2). Program
finansial dan administratif seringkali bias ke arah daerah urban; (3). Sistem
penguasaan lahan (land tenure)
2.3. Agroteknologi

Lahan Kering

Di seluruh Indonesia ada sekitar 51.4 juta hektar lahan kering, dimana sekitar 70%
di antaranya dikelola dengan berbagai tipe usahatani lahan kering secara
subsistensi (Manuwoto, 1991). Salah satu masalah utama yang dihadapi adalah
keadaan bio-fisik lahan kering yang sangat beragam dan sebagian sudah rusak atau

mempunyai potensi sangat besar untuk menjadi rusak. Dalam kondisi seperti ini
mutlak diperlukan penajaman teknologi pemanfaatan sumberdaya lahan kering dan
pembenahan kelembagaan penunjangnya. Lima syarat yang harus dipenuhi dalam upaya
perekayasaan dan pengembangan teknologi pengelolaan lahan kering, adalah (i) secara
teknis bisa dilaksanakan oleh masyarakat setempat dan sesuai dengan kondisi
agroekologis setempat, (ii) secara ekonomis menguntungkan pada kondisi tatanan
ekonomi wilayah pedesaan, (iii) secara sosial tidak bertentangan dan bahkan mampu
mendorong motivasi petani, (iv) aman lingkungan, dan (v) mampu membuka peluang
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah secara berkelanjutan.
Evaluasi kesesuaian agroekologis lahan kering untuk penggunaan pertanian masih
dipandang sebagai bottle neck dalam kerangka metodologi perencanaan sistem
pengelolaan lahan kering. Beberapa metode dan prosedur evaluasi agroekologis dapat
digunakan untuk kepentingan ini. Metode-metode ini masih bertumpu kepada aspek
agroekologi, sedangkan aspek sosial-ekonomi-budaya masih belum dilibatkan secara
langsung. Demikian juga sebaliknya, pendekatan agroekonomi untuk mengevaluasi
usahatani lahan kering yang lazim digunakan hingga saat ini biasanya juga belum
melibatkan secsara langsung aspek-aspek agroekologis. Selama ini penelitianpenelitian untuk memanipulasi lingkungan tumbuh pada lahan kering dilakukan dengan
metode eksperimental di lapangan yang sangat tergantung pada musim, memerlukan
waktu lama dan sumberdaya penunjang yang cukup banyak (P3HTA, 1987; PLKK, 1988).
Kondisi lahan kering umumnya ditandai oleh infrastruktur fisik dan sosial yang
rendah dan keterbatasan-keterbatasa akses lainnya. Keterisolasian penduduk dari
sumber informasi mengakibatkan mereka kurang mampu mengembangkan wilayahnya secara
mandiri. Kondisi seperti ini diperparah oleh keterbatasan kemampuan aparat
pemerintah untuk menjangkau masyarakat di lahan kering yang sebagian besar relatif
miskin. Pada kondisi seperti itu, siperlukan rancangan khusus sistem usahatani
konservasi di lahan kering untuk menciptakan produksi pertanian yang berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan disertai dengan dukungan pengembangan peranan wanita
pedesaan, fasilitas perkreditan, jalan dan transportasi desa, sarana air bersih
pedesaan dan sarana penunjang lainnya.
Kondisi sumberdaya lahan kering yang sangat beragam dan kondisi iklim yang berfluk
tuasi tersebut pada kenyataannya sering menjadi kendala yang menentukan tingkat
efektivitas implementasi teknologi pengelolaan yang ada. Khusus dalam hal
konservasi tanah dan air, kendala yang dihadapi adalah erodibilitas tanah dan
erosivitas hujan yang sangat tinggi, faktor lereng dan fisiografi. Dalam kondisi
seperti ini maka tindakan konservasi tanah harus dibarengi dengan intensifikasi
usahatani dan rehabilitasi lahan. Salah satu upaya intensifikasi usahatani lahan
kering adalah dengan pemilihan kultivar, pengaturan pola tanam yang melibatkan
tanaman semusim dan tanaman tahunan, serta ternak dibarengi dengan penanaman
rumput/tanaman hijauan pakan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh P3HTA tentang
pola usahatani lahan kering pada musim tanam 1985/1986 memberi informasi bahwa
polatanam introduksi : jagung + kacang tanah (atau kedelai) + ubikayu, diikuti
jagung + kedelai (atau kacang hijau), dan diikuti kacang tunggak lebih efisien
dalam memanfaatkan sumberdaya pertanian dan lebih produktif daripada pola tanam
tradisional. Suatu peluang yang tampaknya cukup besar di lahan kering adalah
usahatani tanaman pisang dan kelapa. Kedua jenis komoditas ini ternyata mampu
mensuplai pendapatan dan kesempatan kerja bagi petani lahan kering, baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Pemupukan urea, TSP dan KCl ternyata mampu
meningkatkan produktivitas kedua tanman ini secara signifikan. Penelitianpenelitian ini sudah mulai melibatkan aspek konservasi tanah, laju erosi dan
limpasan permukaan sudah mulai diamati dan diukur di lapangan, sehingga diperlukan
dana yang cukup banyak dan harus mengikuti irama musiman.
Produksi pertanian yang berkelanjutan yang sekaligus memperhatikan aspek
kelestarian lingkungan alam ini akan dicapai melalui pendekatan usahatani yang
menyeluruh denagn menerapkan paket teknologi "Asta-usaha". Penerapan paket
teknologi yang terdiri atas penggunaan benih unggul, pengolahan tanah, pengairan,
perlindungan tanaman, cara bercocok tanam, pengolahan hasil, pemasaran dan
konservasi tanah ini diharapkan akan mampu menjawab tantangan yang dihadapi dalam

pengembangan wilayah. Dalam hubungan ini diperlukan berbagai petunjuk teknis yang
tepatguna. Petunjuk teknis bagi pengembangan sistem pertanian lahan kering ini
terdiri atas Usahatani konservasi dan produksi pertanian, Produksi Peternakan,
Penyuluhan dan transfer informasi, Pembinaan wanita pedesaan, pengembangan lembaga
keuangan pedesaan, Pembangunan prasarana jalan, dan Pengadaan fasilitas air bersih.
Komponen-komponen teknologi ini dikemas dalam suatu program pembangunan pertanian
lahan kering untuk meningkatkan ekonomi wilayah dan sekaligus kesejahteraan
masyarakat setempat.

2.4. Teknologi Konservasi Lahan Pertanian


Permasalahan dan kendala bagi upaya konservasi tanah yang sering dijumpai di lahan
kering adalah (i) kondisi lahan yang curam sehingga pengolahan tanah akan
merangsang dan mempercepat proses erosi dan tanah longsor, (ii) rendahnya rataan
penghasilan petani lahan kering yang menyebabkan tidak mampu untuk membiayai
kegiatan konservasi tanah, (iii) masih terbatasnya kesadaran petani akan usaha
konservasi tanah sebagai akibat dari keterbatasan informasi dan pengetahuan, dan
(iv) keterbatasan sarana dan prasarana pengembangan sistem pertanian lahan kering.
Lokasi prioritas bagi kegiatan konservasi tanah harus memenuhi kriteria (i)
terletak dalam Zone Erosi Kritis dengan lahan lebih dari 75% lahan kering; (ii)
sebagian besar diusahakan untuk usahatani kecil; (iii) kemiringan lahan antara 8%
hingga 45% dengan tebal solum lebih dari 30 cm, untuk daerah yang solumnya kurang
30 cm diarahkan untuk tanaman keras tahunan; dan (iv) respon petani cukup tinggi.
Metode konservasi tanah yang sering digunakan adalah metode sipil-teknis dan
metode vegetatif. Bentuk-bentuk teknik konservasi tanah dapat berupa teknik teras
bangku, teras gulud, teras kredit, teras individu, teras kebun, saluran diversi,
saluran pembuangan air, dan penanaman tanaman penguat teras pada bibir/tampingan,
tanaman penutup tampingan teras dan penanaman berjalur (strip cropping).
2.4.1. Pembangunan Teras Kredit
Pada hakekatnya pembuatan teras dimaksudkan untuk memperpendek panjang lereng
dan/atau memperkecil kemiringan lereng. Teras juga dilengkapi dengan saluran untuk
menampung dan menyalurkan air yang masih mengalir di atas permukaan tanah. Tujuan
pembuatan teras adalah (i) mengurangi kecepatan limpasan permukaan, (ii)
memperbesar resapan air ke dalam tanah, (iii) menampung dan mengendalikan arah dan
kecepatan limpasan permukaan. Ciri-ciri penting dari bangunan teras kredit adalah
(i) sesuai untuk tanah landai hingga bergelombang dengan derajat kemiringan 3-10%;
(ii) jarak antara larikan teras 5-12 m; (iii) tanaman pada larikan teras berfungsi
untuk menahan butir-butir tanah yang terbawa erosi dari sebelah atas larikan; (iv)
teras kredit ini secara berangsur-angsur dimodifikasi menjadi teras bangku. Tahapan
pembuatan teras ini meliputi pemancangan patok menurut garis kontur dengan jarak
patok dalam baris 5 m dan jarak antar baris 5-12 m; pembuatan bangunan teras berupa
guludan tanah yang sejajar dengan garis kontur; dan penanaman tanaman penguat teras
secara rapat di sepanjang guludan. Jenis tanaman legume tahunan ditanam dengan
benih.
2.4.2. Pembangunan Teras Gulud
Spesifikasi bangunan teras ini adalah sesuai pada lahan dengan kemiringan 10-20%;
jarak antar guludan rata-rata 10 m; saluran air pada teras berfungsi sebagai
saluran diversi untuk mengurangi limpasan permukaan ke arah lereng di bawahnya.
Cara dan tahapan pembangunannya adalah pemancangan patok menurut garis kontur
dengan jarak dalam baris 5 m dan jarak patok antar baris 10 m; pembuatan saluran
teras dengan jalan menggali tanah menurut arah larikan patok, ukurannya dalam 30
cm, lebar bawah 20 cm dan lebar atas 50 cm; tanah hasil galian ditimbun untuk
membentuk guludan, panjang guludan dan saluran maksimum 50 m dan dipotong oleh SPA

yang dibuat tegak lurus garis kontur; penanaman tanaman penguat etras pada
guludan.
Jenis tanaman penguat teras dapat berupa: kayu-kayuan yang ditanam dengan jarak 50
cm (bibit stek) atau benih ditabur merata; rumput-rumputan yang ditanam dengan
jarak 30-50 cm.
2.4.3. Pembangunan Teras Bangku
Spesifikasi bangunan teras ini adalah sesuai pada lahan dengan kemiringan 10-30%;
bidang olah teras bangku hampir datar, sedikit miring ke arah bagian dalam ( 1%);
di antara dua bidang teras dibatasi oleh tampingan/talud/riser; di bawah tampingan
teras dibuat selokan teras yang miring ke atrah SPA. Cara pembuatan teras ini
diawali dengan penggalian tanah menurut larikan patok pembantu; memisahkan lapisan
tanah bagian atas dan menimbun di kiri atau kanan galian; menggali tanah lapisan
bawah sesuai dengan deretan patok-patok dan menimbun tanah galian di sebelah bawah
patok; pemadatan timbunan tanah dan permukaan bidang olah dibuat miring ke arah
bawah 1%; tanah lapisan atas ditaburkan kembali secara merata pada permukaan bidang
olah; pada bibir teras dibuat guludan 20 x 20 cm, di bagian dalam teras dibuat
selokan 20 cm x 10 cm; talud teras dibuat dengan kemiringan 2:1 atau 1:1 tergantung
pada kondisi tanah. Talud bagian atas ditanami gebalan rumput atau tanaman penguat
teras lainnya.
2.4.4. Pembangunan Teras Kebun
Ciri-ciri bangunan teras ini adalah sesuai pada lahan dengan kemiringan 30-50% yang
dirancang untuk penananaman tanaman perkebunan; pembuatan teras hanya pada jalur
tanaman, sehingga ada lahan yang tidak diteras dan hanya tertutup oleh vegetasi
penutup tanah; lebar jalur teras dan jarak antara jalur teras disesuaikan dengan
jenis tanaman. Cara pembuatannya hampir sama dengan pembuatan teras bangku,
pengolahan tanah pada bidang teras hanya dilakukan pada lubang tanam. Talud teras
ditanami rumput atau cover crop. Lahan yang terletak di antara dua teras dibiarkan
tidak diolah. Tatacara pembangunannya diawali dengan membuat batas galian dengan
menghubungkan patok-patok pembantu melalui pencangkulan tanah; menggali tanah di
bagian bawah batas galian yang telah terbentuk dan ditimbun ke bagian bawah hingga
patok batas timbunan; tanah urugan dipadatkan dan permukaannya dibuat miring 1% ke
arah dalam; talud teras ditanami dengan cover crop atau rumput; di bagian bawah
batas galian talud dibuat selokan teras atau saluran buntu sepanjang 2 m lebar 20
cm sedalam 10 cm.
2.4.5. Penanaman tanaman penguat teras
Tanaman penguat teras adalah jenis vegetasi yang karena sifat tumbuh dan/atau cara
tumbuhnya dapat berfungsi sebagai penguat teras. Jenis tanaman ini dapat berupa
rumput-rumputan atau pohon-pohonan. Persyaratan tanaman penguat teras adalah (i)
sistem perakar annya intensif sehingga mampu mengikat tanah, (ii) tahan pangkas,
(iii) bermanfaat dalam menyuburkan tanah dan penyedia pakan ternak. Beberapa jenis
tanaman penguat teras adalah (i) Turi (Sesbania grandiflora), (ii) Gomal
(Gliricidea maculata), (iii) Akasia merah (Acacia villosa), (iv) Opo-opo (Flemingia
sp.), (v) Rumput setaria (Setaria sphacellata), (vi) Rumput bebe (Brachiarta
brizantha), (vii) Rumput benggala (Panicum maximum), (viii) Rumput gajah
(Pennisetum purpureum) dan Desmodium sp.
III.

MODEL DAN SIMULASI

3.1. Konsep Teori dan Pendekatan


Permasalahan yang dihadapi dalam upaya pengelolaan sumberdaya lahan secara lestari
ternyata sangat beragam dan rumit. Dengan demikian upaya pemecahannya memerlukan
suatu pendekatan sistemik yang bersifat komprehenseif, sibernetik, dan efektif
(Mize dan Cock, 1968). Pemodelan sistem dalam penelitian ini diarahkan untuk
mendapatkan model-model kuantitatif yang dapat digunakan untuk menerangkan perilaku

subsistem-subsistem yang dipelajari. Sebagian dari model ini diambil dari pustakapustaka ilmiah yang telah teruji keterandalannya. Pengintegrasian model-model ini
dilakukan berdasarkan sistematika logis untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Tiga kelompok model yang digunakan dalam penelitian tahun ke dua ialah (i) model
evaluasi sistem usahatani tanaman dan ternak, (ii) model evaluasi erosi dan
limpasan permukaan, dan (iii) model alokasi sumberdaya lahan bersasaran ganda
(Soemarno, 1991a).
Proses pengujian model dilakukan dengan menggunakan informasi dasar yang berupa
hasil pemetaan dan klasifikasi tanah, data hidrologi, data agroekologi, dan data
usahatani. Karakteristik agroekologi merupakan masukan bagi submodel evaluasi
lahan. Dengan bantuan program komputer dapat dicari jenis-jenis tanaman yang
sesuai kegiatan ini telah dilakukan pada tahun ke 1. Jenis tanaman ini digunakan
sebagai dasar menentukan pola pergiliran tanaman sepanjang tahun yang layak air
berdasarkan kepada neraca air lahan dan neraca air tanaman (Telah dilakukan pada
tahun ke 1).
Jenis tanaman yang sesuai ini juga digunakan sebagai dasar untuk
menentukan jenis usahatani yang akan dianalisis dengan submodel fungsi produksi.
Sebagian dari karakteristik lahan digabungkan dengan data hidrologi menjadi masukan
bagi submodel erosi. Hasil dari submodel ini adalah dugaan erosi potensial selama
setahun. Hasil dugaan erosi ini digunakan untuk mengevaluasi alternatif pola
pergiliran tanaman sepanjang tahun yang layak air dan sesuai dengan kondisi lahan
(kegiatan ini telah dimulai tahun ke 1 dan diteruskan tahun ke 2).
Alternatif pola pergiliran tanaman yang aman ditinjau dari segi erosi merupakan
masukan bagi model fungsi produksi dan I/O usahatani. Analisis dalam kedua model
ini dilakukan dengan menggunakan data primer dari masing-masing jenis usahatani.
Hasil analisis ini adalah besarnya penerimaan , kebutuhan tenagakerja dan R/C-rasio
dari setiap usahatani, serta alokasi sarana produksi yang diperlukannya. Pemilihan
pola pergiliran tanaman dilakukan berdasarkan besarnya R/C-rasio ini.
Dari hasil analisis dan simulasi seperti yang dikemukakan di atas diharapkan dapat
diperoleh alternatif- alternatif pola pergiliran tanaman sepanjang tahun dengan
perkiraan nilai erosi, produktivitas, dan alokasi optimal sumberdaya (faktor
produksi). Hasil-hasil perhitungan ini digunakan sebagai koefisien-koefisien dalam
model alokasi sumberdaya bersasaran ganda untuk mendapatkan alokasi optimal
penggunaan sumberdaya lahan (Soemarno, 1991a).
3.2. Batasan Lokasi
Lokasi perencanaan harus dibatasi secara jelas dan operasional, misalnya adalah
Daerah Aliran Sungai Brantas Hulu, Sub DAS Lesti-Genteng atau Daerah Aliran Waduk
Sengguruh Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur. Kegiatan perencanaan dilaksanakan
di lahan usaha milik penduduk (lahan desa) dan kawasan hutan sekitarnya. Lahan
desa ini dikelompokkan menjadi lahan sawah, lahan tegalan, dan lahan pekarangan.
Berbagai jenis tanaman sayuran dataran tinggi, palawija, dan padi diusahakan di
lahan desa ini. Secara administratif pemerintahan, DAW Sengguruh ini meliputi
Kecamatan Wajak, Poncokusumo, Dampit, Kepanjen, Turen, dan Ampelgading
3.3. Data yang Diperlukan
A. Data Sosial Ekonomi
Data sosial ekonomi dikumpulkan pada tahun ke dua ini diperlukan untuk analisis
fungsi produksi dan fungsi keuntungan dari masing-masing jenis usahatani . Data
primer dikumpulkan dengaan cara memilih secara sengaja desa contoh yang menjadi
pusat usahatani komoditas tertentu, kemudian dari setiap desa ini dipilih secara
acak petani-petani contoh.
B. Data Agroekologi dan Hidrologi
Data-data ini semuanya dikumpulkan untuk merumuskan model erosi , dan hidrologi.
Data agro-klimat serta hasil pemetaan dan survei tanah diambil dari Proyek Kali
Brantas dan Instansi-Instansi yang terkait.

3.4. Model

dapat yang digunakan

Model-model yang digunakan dalam penelitian ini adalah:


(1). Model Evaluasi Lahan Pertanian (ELP)
(2). Model Erosi dan Hidrologi Pertanian (EHP)
(3). Model Produksi dan Sistem Usahatani (PROTANI)
(4). Model Tenagakerja Pertanian (TKP)
(5). Model Alokasi Sumberdaya Pertanian (ASP)
Analisis dalam model evaluasi lahan menggunakan data tanah dan agroklimat dari
suatu unit lahan yang dipadukan dengan syarat tumbuh tanaman. Hasilnya adalah
jenis-jenis tanaman yang sesuai untuk satuan lahan tertentu
Jenis-jenis tanaman
ini dipakai untuk menyusun alternatif pola pergiliran tanaman sepanjang tahun yang
layak air. Jenis pola tanam ini dievaluasi dengan analisis usahatani, analisis
fungsi produksi dan fungsi keuntungan.
Setiap alternatif pola tanam tersebut di atas dievaluasi nilai rataan tertimbang
faktor-C yang selanjutnya digunakan dalam model erosi Analisis dalam model erosi
ini juga memerlukan data tanah, topografi, dan data hujan di suatu satuan lahan.
Hasilnya adalah dugaan erosi (kehilangan tanah) potensial selama setahun .

3.4.1.

Model Evaluasi Lahan Pertanian (ELP)

Dalam penelitian ini kesesuaian lahan bagi tanaman pertanian dianalisis dengan
program Evaluasi Lahan. Cara ini dikembangkan oleh Pusat Penelitian Tanah, Bogor.
Prosedur kuantifikasi untuk evaluasi kesuburan tanah mengikuti metode Catalan
(1990).
3.4.2. Model Erosi dan Hidrologi Pertanian
Model erosi yang digunakan adalah model erosi yang dikembangkan oleh Wischmeier dan
Smith (1960, 1978) yang dikenal dengan istilah The Universal Soil Loss Equation
atau Persamaan Umum Kehilangan Tanah (Arsyad, 1989).
3.4.3. Model AGROTEK
Model ini tersusun atas empat model evaluasi, yaitu (i) model neraca lengas lahan
(Thornthwaite dan Mather, 1955, 1957), (ii) model evaluasi agroteknologi, (iii)
model input-output usahatani. Pada lokasi-lokasi yang mempunyai data dan informasi
klimatologis yang memadai akan digunakan metode Penman untuk menduga
evapotranspirasi potensial. Analisis neraca lengas dan I/O usahatani telah
dilakukan pada tahun pertama .
A. Model Evaluasi Agroteknologis
Model ini dikembangkan dari hasil-hasil evaluasi model erosi, model ELP, dan model
neraca lengas lahan. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mencari alternatif pola
pergiliran tanaman dengan teknik konservasi tanahnya yang aman erosi dan layak
ekonomis pada suatu satuan analisis lahan. Alternatif pola pergiliran tanaman yang
digunakan adalah alternatif yang tahan kekeringan berdasarkan neraca lengas lahan.
Sedang alternatif tindakan konservasi tanah meliputi terras bangku yang berkualitas
sedang dan baik. Model yang digunakan adalah:
CPmaks = TSL/RKLS
CPmaks = nilai maksimum dari faktor pengelolaan tanah dan tanaman di suatu satuan
analisis lahan; TSL = toleransi erosi; RKLS = kehilangan tanah potensial pada suatu
satuan analisis lahan tertentu. Satuan analisis yang dimaksudkan dalam bagian ini
ialah (i) satuan lereng, untuk keperluan pendugaan kehilangan tanah dengan
menggunakan model USLE, dan (ii) sa- tuan analisis lahan (selanjutnya disebut

satuan analisis), untuk analisis alternatif agroteknologi.


(a). Pemetaan satuan lereng
Pengertian lereng dalam hal ini sesuai dengan yang dimaksudkan oleh model USLE.
Dalam setiap satuan lereng diidentifikasikan beberapa karakteristik penting (i)
batas satuan lereng, (ii) panjang lereng, (iii) kemiringan lereng rataan, (iv)
luas, (v) jenis tanah, dan (vi) hujan (curah hujan bulanan, hari hujan, dan hujan
maksimum dalam 24 jam).

(b). Satuan analisis lahan


Satuan analisis ini disusun berdasarkan tiga kriteria utama, yaitu (i) jenis tanah,
(ii) kemiringan lahan, dan (iii) tipe agroklimat (Soemarno, 1988)
(c). Rangkaian analisis agroteknologi
Agroteknologi yang dimaksudkan dalam bagian ini terdiri atas dua komponen, yaitu
pola pergiliran tanaman sepanjang tahun dan teknik konservasi terras bangku disain
baku kualitas sedang dan baik.
3.4.4. Model Produksi dan Usahatani (PROTANI)
Dalam penelitian ini digunakan fungsi produksi Cobb- Douglas (Heady dan Dillon,
1964) yang rumusan matematikanya adalah: Yi = a Xijb. eijD.u, Yi: produksi tanaman
ke i; a: intersep, konstante; b: koefisien regresi; Xi: peubah bebas, sarana
produksi; D: peubah sandi; e: eksponensial,
3.4.5.

Model Tenagakerja Pertanian (TKP)

Model ini terdiri atas tiga macam submodel, yaitu model prakiraan jumlah pendu duk
(Eriyatno dan Siswanto, 1989), model perkiraan ketersediaan tenagakerja pertanian,
dan model perhitungan kebutuhan minimal penduduk.
(1).

Model prakiraan jumlah penduduk

Ada banyak Model yang dapat digunakan untuk keperluan ini.


(2).

Model perkiraan ketersediaan tenaga kerja pertanian

Beberapa asumsi yang digunakan dalam perhitungan ini adalah (1) usia kerja 15-60
tahun, (2) proporsi petani 50-55% dan buruh tani 30-40% dari seluruh penduduk, (3)
seorang pria dewasa setara dengan satu HKSP atau HOK, (4) seorang wanita dewasa
setara dengan 0.75 HKSP.
(3).

Model perhitungan kebutuhan minimal penduduk

Perhitungan kebutuhan minimal ini dilakukan berdasarkan kriteria 480 kg beras/


EPD/tahun dengan asumsi 50% untuk kebutuhan pangan dan 50% untuk kebutuhan non
pangan. Jumlah penduduk yang digunakan dalam model ini adalah penduduk yang mata
pencahariannya sebagai petani dan buruhtani, termasuk peternak. Jumlah penduduk
ini berkisar antara 80-85% dari jumlah total penduduk di Sub DAS Lesti-Sengguruh.

3.4.6.

Model Alokasi Sumberdaya Pertanian (ASP)

Kajian dan analisis alokasi lahan ini dilakukan pada tahun ke 2. Model alokasi yang
digunakan adalah Model Tujuan Ganda (Linear Goals Programming) (Ignizio, 1978;
Nasendi dan Anwar, 1985; Soemarno, 1991c). Model ini digunakan untuk mencari
alokasi luas penggunaan lahan yang optimal di Sub DAS Sengguruh. Struktur dasar
dari model ini adalah sebagai berikut:
Peubah keputusan (Xi):
X1 = luas hutan lindung, ha; X2 = luas hutan produksi, ha; X3 = luas kebun
campuran, ha; X4 = luas kebun tebu rakyat, ha; X5 = luas tegalan dengan aneka
tanaman palawija, ha; X6 = luas sawah, ha; X7 = luas pekarangan/pemukiman, ha; X8 =
luas kebun apel, ha; X9 = luas tegalan dengan tanaman hortikultura dataran tinggi,
ha.
Skenario I:
Penyusunan prioritas:
P1 :
Mencari kombinasi penggunaan lahan yang menjamin tersedianya hutan
lindung di Sub DAS seluas sekurang-kurangnya seperti sekarang.
Mencari kombinasi penggunaan lahan yang menghasilkan laju erosi tahunan tidak me
lampaui laju erosi yang masih dapat ditoleransikan.
Mencari kombinasi penggunaan lahan yang menjamin tersedianya pemukiman/ pekarangan
sekurang-kurangnya 450 m2/KK dan seluas-luasnya 750 m2/KK .
P2 : Mencari kombinasi penggunaan lahan yang mampu menghasilkan rataan debit
sungai bulan Februari dan September di pintu masuk waduk Sengguruh mendekati debit
disain (pola) menurut pengelola waduk.
P3:
Mencari kombinasi penggunaan lahan yang mampu memberikan penghasilan (dari
usahatani) sekurang-kurangnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup layak ( 480 kg
beras/EPD/th) bagi petani dan buruh tani.
Mencari kombinasi penggunaan lahan yang mampu menjamin tersedianya lahan sawah
seperti sekarang.
Mencari kombinasi penggunaan lahan dimana sebagian dari hutan konversi yang ada
sekarang dikonversi menjadi lahan pertanian.
P4 : Mencari kombinasi penggunaan lahan yang mampu menyediakan kesempatan kerja
sekurang-kurangnya sama dengan tenagakerja petani dan sebanyak-banyaknya sama
dengan tenaga kerja petani dan buruh tani .
Mencari kombinasi penggunaan lahan yang menjamin tersedianya luasan tertentu kebun
tebu, kebun campuran, dan tegalan .
Skenario II : Sama dengan skenario I hanya saja 50% lahan tegalan dikonversi
menjadi pekarangan.

Skenario III: Sama dengan Skenario I hanya saja produktivitas usahatani dapat
ditingkatkan menjadi seperti yang dicapai oleh BPP Ngantang dan Pujon sekarang.
Skenario IV : Sama dengan Skenario II hanya saja intensifikasi pada lahan pertanian
dapat meningkatkan produksi sebesar rata-rata 125%.
Perumusan kendala:
1. Kendala riil: luas lahan (luas sub-sub DAS), ha
2.

Xi

= L

2.

Kendala sasaran:

2.1. Kendala laju erosi


ei = kehilangan tanah dari 1 ha Xi (ton/ha/th)
ET = kehilangan tanah yang

masih ditoleransikan ,

(ton/th)

eiXi - d1+ = EKT


Tujuan: Meminimalkan d1+
2.2. Kendala debit sungai maksimal (bulan Februari)
q1

= debit akibat dari 1 ha Xi (m3/ha,det)

Q1 = Disain debit Februari yang direncanakan (m3/det)


q1i Xi - d2+ = Q1
Tujuan:

Meminimalkan

d2+

Penetapan prioritas untuk masing-masing tujuan:


Tujuan
Prioritas
Keterangan
No. Faktor 1.
1
P1
Luas hutan lindung sekurang-kurang nya sama seperti
sekarang.
2.
1
P1
Dugaan laju erosi tahunan tidak melebihi batas
toleransinya3.
1
P1
Luas pekarangan sekurang-kurangnya 450 m2/KK dan
seluas-luasnya 750m2/KK .4.
2
P2
Rataan debit sungai bulan Februari dan
September mendekati debit pola (disain) menurut pengelola waduk Sengguruh.5.
3
P3
Penghasilan dari usahatani dapat me menuhi kebutuhan hidup layak (480kg
beras/EPD/th) bagi petani dan buruh tani beserta keluarganya.6.
4
P4
Tersedianya kesempatan kerja pertanian sekurang-kurangnya sama dengan-tenaga kerja
petani dan sebanyak-banyaknya sama dengan tenagakerjapetani dan buruhtani .
2.3.

Kendala debit minimal (bulan September)

q2i = debit yang diakibatkan oleh 1ha Xi (m3/ha,det)


q2i = disain debit September yang direncanakan (m3/det)

Tujuan: Meminimalkan

q2i Xi + d3- = Q2
d3-

2.4. Kendala penerimaan usahatani dalam setahun


ki = penerimaan usahatani 1 ha Xi (ribu rupiah)
K = Target pendapatan setahun dari usahatani untuk dapat
menjamin hidup (ribu rupiah)
ki Xi + d4- = K
Tujuan: Meminimalkan
d42.5. Kendala kebutuhan tenagakerja usahatani
li = kebutuhan tenagakerja usahatani 1 ha Xi (HOK/ha)
L = sasaran ketersediaan tenagakerja pertanian
(HOK/tahun).
li Xi + d5- = LPT
li Xi - d5+ = LPTBT
Tujuan : Meminimalkan d5+ + d52.6. Kendala luas hutan lindung
H = luas kawasan hutan lindung seperti sekarang
X1 + d5- = H
Tujuan:

Meminimalkan

#SYMBOL 83 \f "Symbol"# d5-

2.7. Kendala total luas pekarangan/pemukiman


R = Target luas pekarangan, ha (450-750 m2/KK )
X7 - d6+ + d6- = R
Tujuan:

Meminimalkan

Fungsi Tujuan:

d6+ + d6-

Minimalkan:

#SYMBOL 83 \f "Symbol"#

Pi(wi di )

Penetapan nilai kendala:


(1). Kendala riil luas lahan: luas sub DAS yang diperoleh dari Sub Balai RLKT
Brantas, Malang
(2). Kendala laju erosi tahunan: diperoleh dari perhitungan toleransi untuk
masing-masing unit lahan yang ada di sub DAS dengan menggunakan batasan Kapasitas
daya tampung sedimen Waduk Sengguruh dengan umur disain 125 tahun.
(3). Kendala debit maksimal: kendala ini diambil dari nilai disain debit rataan
bulanan di pintu masuk Waduk Sengguruh. Berdasarkan pola hujan setahun, ternyata
nilai tertinggi debit rataan ini terjadi pada bulan Februari
(4). Kendala debit minimal: kendala ini merupakan nilai di sain debit di pintu
masuk waduk Sengguruh yang terjadi pada bulan September.
(5). Kendala penerimaan usahatani dalam setahun: Target penerimaan usahatani
diperhitungkan berdasarkan jumlah penduduk, dengan kriteria hidup layak menurut BPS
(1993)
(6). Kendala kesempatan kerja dalam setahun: kendala ini diperhitungkan
berdasarkan jumlah penduduk usia kerja dan faktor kesetaraan tingkat upah yang
berlaku.
(7). Kendala luas kawasan hutan lindung: target luas hutan ini ditetapkan
berdasarkan Pola RLKT Brantas, yaitu mendekati kondisi yang ada sekarang.
(8). Kendala luas pekarangan/pemukiman: target luas pemukiman dihitung
berdasarkan jumlah keluarga di sub DAS dengan rataan antara 450 -750 m2 (data
empiris).

DAFTAR

PUSTAKA

Arsyad, S. , A. Priyanto, dan L.I. Nasoetion. 1985. Konsepsi Pengelolaan Daerah


Aliran Sungai. Makalah disajikan pada Lokakarya Program Studi Pengelolaan DAS
pada FPS IPB, 14 Januari 1985.
Dent, J.B. dan J.R. Anderson. 1971. Systems Analysis in Agricultural Management.
John Wiley & Sons Australasia PTY LTD,. Sydney.
Eriyatno. 1990. Permodelan Sistem.
Bogor, Bogor. 15 halaman.

Fakultas Pascasarjana Institut Pertanian

Eriyatno. 1990a. Sistem Penunjang Keputusan.


Pertanian Bogor, Bogor. 23 hal
FAO. 1976. A Framework for Land Evaluation.
Publ. No. 22. FAO, Rome.
Ignizio, J.P. 1978.
Lexington, Mass.

Fakultas Pascasarjana, Institut


FAO Soils Bulletin No. 32/I/ILRI

Goal Programming and Extensions.

Nasendi, B.D. dan A. Anwar. 1985.


Jakarta.

D.C. Health and Company,

Program Linear dan Variasinya.

PT. Gramedia,

Soemarno. 1991. Studi Perencanaan Pengelolaan Lahan di Sub DAS Konto, Malang.
Disertasi, Jurusan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL), Institut
Pertanian Bogor.
Soemarno. 1991a. Implementasi Model Tujuan Ganda dalam Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai. Studi Kasus di Sub DAS Pinjal, Kabupaten Malang. Jurnal Universitas
Brawijaya, Vol. 3 No.2, Hal. 41-60.
Soemarno. 1991b. Studi Model Alokasi Penggunaan Lahan yang Berwawasan Lingkungan di
DAW Selorejo. Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional V. Jakarta, 3-7 September 1991.
Soemarno. 1992. Studi Model Pewilayahan Komoditi Pertanian yang Berwawasan
Lingkungan di Sub DAS Lesti, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Proyek Penelitian yang
dibiayai oleh Proyek ARM Balitbang Pertanian.
#
#
#
#
#PAGE

#PAGE

#23#

###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################

###################################################################################
##############################(###)###i###j########################"######
0###1##y1##1##p2##2##2##2##K3##p3###9##19##9##9##F##F##CW##tW##Z^##^##^##
^##^##_###`###a##@i##di##m##m##K{##W{##~##~##+##

##h
o'##hs#5#6#mH##sH#####ho'##hs#mH##sH#####ho'##hs
#5#mH##sH####ho'#5#mH##sH####h!3M##hs#5#CJ####h!3M##hs#5#CJ##mH##sH####h!
3M##h!
3M#5#CJ##mH##sH####h#B##hs#5#mH##sH###h#B##h#B#5#CJ##aJ##mH##sH###h#B##hs
#5#CJ##aJ##mH##sH###2####(###)###j###########################
##N
######################%
############################################################################
#############################################################################
#############################################################################
########################################################
###$###`#a$#gdo'#####$#a$#gdo'######$#
##
#`#0##

p#@##################`#a$#gdo'#####$#a$#gdo'###% ## ##Y!##!
##"##"##"##"##"##"#########-'##-##3##
8##
F##I########################################################################
############################################################################
######################################################################$#
##
##p#@
#
###P# ###############`#a$#gdo'######$#
##
#`#0##

p#@################a$#gdo'######$#
##
#`#0##

p#@##################`#a$#gdo'######$####>^#`>a$#gdo'###I###R##
U##CW##DW##EW##sW##tW##]##&c##?
i##@i##Ai##ci##di##bm##s##z##~##~##~######################################
#############################################################################
#############################################################################
#################################################################$#
###`####`#a$#gdo'######$#
##
##p#@
#
###P# ###############`#a$#gdo'######$#
##
#`#0##

p#@##################`#a$#gdo'###~##~##+##,##M##########v##w###
####### ###################;##<################################
#############################################################################
############################################################################
#############################################################################
#####################################$#
##
#`#0##

p#@##################`#a$#gdo'######$#
###`####`#a$#gdo'###+##M######w######## ###################3
##@##W##j##########################:######m##########
#!#######S####|####+##p##q######?
##_##########e################,####3##5##6##9##;##<##B##C######
##ho'##hs#EH##mH##sH#####ho'##hs#EHmH#
#sH#####ho'##hs#5#6#mH##sH#####ho'##hs#mH##sH#####ho'##hs#5#mH##sH###L<
####.###########l##m#############(########4##5##n#######
#############################################################################
############################################################################
#############################################################################
########################## ###$#
&#
##h##0##

p#@###################`#a$#gdo'######$#
##
#`#0##

p#@##################`#a$#gdo'##
###$#a$#gdo'#########"##R#####R##S####{##|##########>##?
##`######c##d########
###########################################
#############################################################################
############################################################################
#############################################################################
##################################################$#
##
#`#0##

p#@##################`#a$#gdo'###########################
##########8##9##########################################################
############################################################################
#############################################################################
##########################$#
##
##p#@
#
###P# ###############`#a$#gdo'######$#
##
##`#0##

p#@##################`#a$#gdo'######$#
##
#`#0##

p#@##################`#a$#gdo'###########################8##9##
s######R##S#############
##
#####c##o######%##&##B##C##T##U############
#####o##{##
###############.##/##0##O##P##_##`################
#####ho'##hs#EH##mH##sH#####ho
'##hs#EHmH##sH#####ho'##hs#5#EHmH##sH##
#ho'##hs####ho'##hs#5###h##5#mH##sH##
#h##mH##sH#####ho'##hs#5#mH##sH####ho'##hs#mH##sH##?
9##t########R##S###########c##d##q####2####S#######K##
##########################################################################
############################################################################

#############################################################################
######################################################$#
##
#`#0##

p#@##################`#a$#gdo'######$#
##
##p#@
#
###P# ###############`#a$#gdo'#####
##
##o##
####################.##^####################O####
#########################################################################
############################################################################
#############################################################################
#############################################################################
####################$#
##
#`#0##

p#@##################`#a$#gdo'##########################:#
#;##>##?
##P##Q################################T##U##Z##
################
##/##0##K##L##S##a##b##h################^##`##b##################################
#####ho'##hs#
EH#
#ho'##hs####ho'##hs#5#mH##sH####ho'##hs#EH##mH##sH#####ho'##hs#EHmH##
sH#####ho'##hs#mH##sH##K################
##+##,##6##:#############################################################
#####################################e########################################
########n##kd#####$##$#If#####l##4##\##### ###
###################v############################################################
#######################################################4###
#l#a###f4#
###$##$#If####a$#gdo'######$#
##
#`#0##

p#@##################`#a$#gdo'##
:
##C##D##E##M##Q##Z####################################################
################################################################################
###################################################################################
###############n##kd####$##$#If#####l##4##\##### ###
###################v############################################################
#######################################################4###
#l#a###f4#
###$##$#If####a$#gdo'##
##################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###############
###$##$#If####a$#gdo'##n##kd>####$##$#If#####l##4##\##### ###
###################v############################################################
#######################################################4###
#l#a###f4###########

##R#########################################################################
###################################################################################
#################################################################################
###$##$#If####a$#gdo'##n##kd####$##$#If#####l##4##\##### ###
###################v############################################################
#######################################################4###
#l#a###f4###R##S##[##_##h##############################################
##################################################################################
###################################################################################
############################
###$##$#If####a$#gdo'##n##kd`####$##$#If#####l##4##\##### ###
###################v############################################################
#######################################################4###
#l#a###f4#############v############################################
##################################################################################
###################################################################################
############################
###$##$#If####a$#gdo'##n##kd####$##$#If#####l##4##\##### ###
###################v############################################################
#######################################################4###
#l#a###f4###v##w########,############################################
##################################################################################
###################################################################################
############################
###$##$#If####a$#gdo'##n##kd####$##$#If#####l##4##\##### ###
###################v############################################################
#######################################################4###
#l#a###f4###,####.##/##^##_####################I##############q############q#####
#######q############q############q############q############q############q##########
##q############q############q############q##################$#
##
#`#0##

p#@##################`#a$#gdo'##n##kd#####$##$#If#####l##4##\##### ###
###################v############################################################
#######################################################4###
#l#a###f4##
################I##J##K##j##k########################
####G##H##J##r##s####################################
##### ##$##=##>##?
##C##D##E##H##j#############################0##Y##
Z##z##{################
#####j#####ho'##hs#U####ho'##hs#5#mH##sH
####ho'##hs#EH##mH##sH#####ho'##hs#mH##sH#####ho'##hs#EHmH##sH##MI##{##
############G###########&##G##H##j################0#
#`##a##################################################################
#############################################################################
#############################################################################
############################################################################
#############################$#
##
#`#0##

p#@##################`#a$#gdo'########################
##################+##t####V##l##6##K######i####
##/######+##,##@##P#######n####
##:##V##]##{########5##{##|
##~########h6####j#####h6#U##

#h#B#mH##sH#####h#B##hs#mH##sH#####ho'##hs#5#
#ho'##hs####ho'##hs#5#EHmH##sH####j#####ho'##hs#5#U#####ho'##hs#5#m
H##sH####ho'##hs#mH##sH#####ho'##hs#EH##mH##sH#####ho'##hs#EHmH##sH##4#
#########
##n##P##1####d######>##?
##@########################################################################
############################################################################
#################################################################################
#######################$#
##
`##0##

p#@################a$#gdo'##"###$#
##
`##0##

p#@###################>^#`>a$#gdo'######$#
##
#`#0##

p#@##################`#a$#gdo'###@##P##Q################m##n#
#####9##:######F##G#####
######z##{##}#########################################################
#############################################################################
############################################################################
#############################################################################
###########################"###$#
##
#`#0##

p#@###################0^#`0a$#gdo'###}##~###############
################################################################
#############################################################################
###############################################################################
#####################################################################"###$#
##
#`#0##

p#@###################0^#`0a$#gdo'#####
h#]h#gd#B##
###$######&`#$#a$#gd#B#####
h#]h##
#######&`#$#gd#B#######~############################
################

###############################
###################################################################################
###################################################################################
########################
#ho'##hs##%###h##5#8#:#;#@#CJ
mHrasHra##h!3M#0J##5#mH##nH##u###
#h##0J##5###j#####h##0J##5#U#####h###
#h##0J#####j#####h##0J##U####h6####j#####h6
#U####M##0##0##0##P##&P##:p#B#@P##BP##/ =!@
"p###
$@
%###@
##
#Dp##############################################################################
###################################################################################

###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
#############################$##$#If#######!v##h#5####
#5####v#5#####5######v##
##v##v##v####v###:V
##l##4#########5####
#5####v#5#####5#####/
##########4#######f4###$##$#If#######!v##h#5####
#5####v#5#####5######v##
##v##v##v####v###:V
##l##4#########5####
#5####v#5#####5#####/
##########4#######f4###$##$#If#######!v##h#5####
#5####v#5#####5######v##
##v##v##v####v###:V
##l##4#########5####
#5####v#5#####5#####4#######f4###$##$#If#######!v##h#5####
#5####v#5#####5######v##
##v##v##v####v###:V
##l##4#########5####
#5####v#5#####5#####4#######f4###$##$#If#######!v##h#5####
#5####v#5#####5######v##
##v##v##v####v###:V
##l##4#########5####
#5####v#5#####5#####4#######f4###$##$#If#######!v##h#5####
#5####v#5#####5######v##
##v##v##v####v###:V
##l##4#########5####
#5####v#5#####5#####4#######f4###$##$#If#######!v##h#5####
#5####v#5#####5######v##
##v##v##v####v###:V
##l##4#########5####
#5####v#5#####5#####4#######f4###$##$#If#######!v##h#5####
#5####v#5#####5######v##
##v##v##v####v###:V
##l##4#########5####
#5####v#5#####5#####/
##########4#######f4#############################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################

###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
############^#######
###
##########################################6###6###6###6###6###6###6###6###
6###v###v###v###v###v###v###v###v###v###6###6###6###6###6###6###>###6###6###6###6##
#6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6#
##6###6######6###6#######6###6###6###6###6###6###6###6######6###6###6###6###6###6
###6###6###6###6###6###6###h###H###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###
6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6##
#6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6#
##6###6###6###6###6###6###6###6###6###6###6######6###2########################
### ###0###@###P###`###p#############################2###(#########
###0###@###P###`###p#############################
###0###@###P###`###p#############################
###0###@###P###`###p#############################
###0###@###P###`###p#############################
###0###@###P###`###p#############################
###0###@###P###`###p#########8###X##############V###~#######_H##mH #nH
#sH
#tH
#####8##`##8#
###########N#o#r#m#a#l#########_H##mH
#sH
#tH
#F#######F#
#########
#H#e#a#d#i#n#g# #1###
####$##$#@&#a$#
#5#OJ##QJ###\#######\#
#########
#H#e#a#d#i#n#g# #2########$##$###1$#@&#`#a$####CJ##OJ##QJ##h##tH
#u######J#######J#
#########
#H#e#a#d#i#n#g# #5###
####$##$#@&#a$###5#CJ##OJ##QJ###########D#A`#D#
###########D#e#f#a#u#l#t# #P#a#r#a#g#r#a#p#h# #F#o#n#t#####V#i@#V#
#########
#T#a#b#l#e# #N#o#r#m#a#l### #:V
#####4#######4###
#l#a#####
###(#k #(############N#o# #L#i#s#t#####
#####J#>####J#
###########T#i#t#l#e########$##d###x##x#a$###5#CJ##OJ##QJ###p#S#####p#
###########B#o#d#y# #T#e#x#t# #I#n#d#e#n#t#
#3###"####$#####d####x#^#`a$###5#CJ##OJ##QJ####B######
#########
#B#o#d#y# #T#e#x#t#######$#
w#'#####P# ##!$`'0*#-/2p5@8#;=@CPF IKNQ`T0W#Z\_pb@e#hjmpPs
vx#######################################a$###5#CJ##OJ##QJ###H#P###"#H#
#########
#B#o#d#y# #T#e#x#t# #2########$#a$###5#CJ##OJ##QJ###H#C@##2#H#
###s#####B#o#d#y# #T#e#x#t# #I#n#d#e#n#t###
####h##x#^h###<#@##B#<#
###s#####H#e#a#d#e#r###
###

####!#####OJ##QJ##.#)@#Q#.#
###s###
#P#a#g#e# #N#u#m#b#e#r#####4# ###b#4#
####B#####F#o#o#t#e#r###
###
####!#####PK##########!
#############[Content_Types].xmlj0#Er(Iw},##-j4
wP#t##b{U
#TU^hd})*1P#' ^W#0)T9<#l#$yi}##;#~@(Hu*
D z/0
$
X3aZ#,D0j~3b~#i>##3\`?/#[#G\!-Rk.s.#.a ?####
#PK##########!#
###6###
###_rels/.relsj0

}Q #%v/ C/}#(h"##O#
#= ##C?hv=
%#[xp
{ _P<1#H0##ORBd#JE4b$q_
6#L#R7`00
O ,E#n7Lib/ Se######PK##########!
#ky###########theme/theme/themeManager.xml
M
#@}w7c(Eb#C#A
7
# K
Y,
e.|,#H#,l#x##IsQ}# +!,^$j=GW)E+&
#8#####PK##########!####P#######theme/theme/theme1.xmlYOo6##w toc'v#u
-M#n#iP@I}##a#ma[#4:l#GRX^6>$##

##!)O^rC$y@#/yH*#)
UDb`}"q J #X^)I`nE#p)##liV
[]1M<##OP6r=#zgbI#g#uSe##bO##RD qu
gZo~
lAplxpT0#+[#}#`j#zA#V2Fi@qv
5\|

NleX#d#sjcs#7f
W+7`
#g
J#j#|h(K#D-###
dX#iJ(x$(
:e#;!
I_T#S
#1?E##??ZBmU/?
~#xY'y5#g&/>G# MGeD###3Vq
%'#q##$8ZK##)fw#9:##
x}r#x##w#r:\TZaG*y8IjbRc|X#I
u3#KGnD#1#N#
IB#s
RuK>V.E#L+M2#'fi
~V
vl{u8z#H
*#:(#W#
~#JTe\O*tH#GHY#}KNP*##T9/#A7qZ#$*c?##qU#nw#N#
%O#i4
#=3#P
#1Pm
\\9###M2aD];Yt\#[x##]}Wr|]g-
eW
)6-rC#S#j
id
DA
IqbJ#x
#6k#ASh&#t(Q%#p%m&]caS#l=X
\P1Mh
9#MVdDAaVB[fJP#|8#
###A#V^f
#Hn-
#"#d>zn

>b#&#2#vKy#D:,AGm\nzi####.uY##C#6OMf3or$
5N#HT[XF64T##,M0E)`#5XY`1%;#U#m;R>QD
#Dcp
U'#&LE/pm%]8firS4d
7y\`Jn#I
R#3U~#7#+###m
#qBiD
#i#*L6#9mY#&'i#HE=(K&N!V.KeLD#{D
##v#E# deNe(MN9 #R6
&3(a/DUz<{Y#V)9Z[4^n#5b!J?Q3eBoC##G#M
#
#m<.vp##dIYfZY_p[=al-Y}Nc#
#
4vfavls'S#A8|*u{-
0%M07%#<#
#####PK##########!#
#######'###theme/theme/_rels/themeManager.xml.relsM
0#w#oo#&#5
6?$Q
,#.ai#c21h##:qm@R#N;d`o7#gK(M&$R(.1r
'JT8V"AHu}#|$b#{##P8#g/#]QAs #(#L#[#####PK###########!###########################[Content_Types].xmlPK##-#########!
#
###6###
#############+###_rels/.relsPK##-#########!
#ky#########################theme/theme/themeManager.xmlPK##-#########!
####P####################theme/theme/theme1.xmlPK##-#########!#
#######'#############
##theme/theme/_rels/themeManager.xml.relsPK##########]###
####<?xml version="1.0" encoding="UTF-8" standalone="yes"?>
<a:clrMap xmlns:a="http://schemas.openxmlformats.org/drawingml/2006/main" bg1="lt1"
tx1="dk1" bg2="lt2" tx2="dk2" accent1="accent1" accent2="accent2" accent3="accent3"
accent4="accent4" accent5="accent5" accent6="accent6" hlink="hlink"
folHlink="folHlink"/>############################## ###
###
#######%###%###%###%###%###(#######+##########~####p###u###y###|
################%
##I##~##<######9######:######R####v##,##I####@##}####q#
##r###s###t###v###w###x###z###{###}###~#################################
###########9###9##
###############!###(####!###!
#####8##################################@############################
############0######(#####
######################
###############B#####
#########
##S#
#####################
###?################
#####Y6#####e###Z6#####`###[6#####
####\6#####$(####]6######K##^6#####!####_6#####!
##########(##(##3#################################################
#####1##8##8####################################9######*urn:schemasmicrosoft-com:office:smarttags#place#8#######*urn:schemas-microsoftcom:office:smarttags#City#9#######*urn:schemas-microsoftcom:office:smarttags#State#
###(5###########################
#####################(###)###*###/###b###j###############################
########u###v#########u
##w
##
##
##%###&#########Y###Z################################## ##
##(##(###)###)##y)##z)##)##)##p*##q*##*##*##*##*##*##*##K+##L+##p+##q+##
,##,##.##.##11##31##1##1##6##6##7##7##8##8##>##>##J##J##CO##EO##sO##
tO##V##V##V##V##V##V###X###X###Y###Y##?

a##Aa##ca##da##e##e##g##g##q##q##Ks##Ls##Ws##Ys##v##v##w##w##+|##,|
##################v##w##########################&##@##D##
j##n#########################:##<##################l##m##
#################!
##(#########5##n##o##############"#####R##S##{##|
##p##r##############>##?
##_##`##############c##e##############
##6##0##-####################
8##<##=##C##E##################8##:##s##t############
##R##a##h##i##s##t##}##############
#####c##d##o##q######&##'##C##D##U##Y#####!######
##
########{##}##################################0##3##
P##R##`##c###############################"##;##=##?
##@##Q##T###################################
#####################
## ##*##;##A##Z########
##0##1##L##M##R##h################
##
##############$##
%##*##+##0##8##=##B##D##F##J##K##Q##R##U##V##[##\##`##a##h##i#
#t####,##/##^##_##b##e##########################
############
##
########K##O##k##m############################J##L##
s##u############################################$##
&##>##B##E##H###########################Z##[##`##y#
#{##|######################################
#####+##-##n##o######
##
##P##Q##l##n##1##2##K##M##########d##e###########
##
##/##1##########,##.##>##@##P##Q########
########6##7##m######:##{##~######F##G#####
############5##;##<##F##L##T##U##Y##Z##`##e##n##o##x##{##{##
}##}##~##~#####################################################
#################################################################################
#################################################################################
#################################################################################
#################################################################################
#################################################################################
#################################################################################
#################################################################################
#################################################################################
#################################################################################
#################################################################################
#####################################################################
#######'###)###i###j#################################M###N############
###
##
##
##
##############$###%#########X###Y############################,##-##
%##%##+##+##
0##
0##>## >##A##A##
J###J##
M##

M##BO##EO##rO##tO##U##U##%
[##&[##>a##Aa##ba##da##ae##be##k##k##r##r##v##v##v##v##*|##,|##L|##M|
###
############u##w############## ####################:#
#
#<#
##
######.################k##m###############'##(######3##5##m#
#n##############!##"##Q##R##
#####Q##S######z##|##############=##?
##_##`##########b##d###### ######################
##################7##9##s##t##########Q##X##`#########
#####b##d##p##q######1##2######R##S############J##K######
####
##
##n##o##
##
##########################.##]##^####################N##O############Z####
####
##Q##h######+##/##]##_####################H##I##z##{##
##################F##G##~##################
%##&##F##H##i##j###############/##0##_##y###########
###
##
########m##n##s##t##O##P##U##V##0##1######c##d#######
##
######=##@##O##Q########/############l##n##r####
#####8##:######E##G####
######5##y##{##{##}##}##~##~####################
#################################################################################
#################################################################################
#################################################################################
#######################################################3#########################
#################################################################################
#################################################################################
#################################################3##3########3##3##3#############
###3####################
#######)############################Z########
##S##h######w####@#######0######n##z##########
#####5##z##{##{##}##}##~##~########################
#######################################################################
#######)############z###############Ut"##
####################
##############################0######^#`0o(#####.#####Ut"############
############
##################
###6#~ #o'#`X,#!3M#_@^##e#r
##B#s#}W#######{##}##########@#####################################
########@#######U#n#k#n#o#w#n#####################################
###G##############*# ##################T#i#m#e#s# #N#e#w#
#R#o#m#a#n###5###################################S#y#m#b#o#l###3.####
########*#
##################A#r#i#a#l###A####################################B#o#o#k#
#A#n#t#i#q#u#a###?.####
#############################A#r#i#a#l#
#B#l#a#c#k###9######################################M#S#
#S#e#r#i#f###A################ #B###############C#a#m#b#r#i#a#
#M#a#t#h###"##########h#####@(&@(&######### ##x####m##########
##x####m######################################################################
###################################################################################
###################################################################################

###################################################################################
###########4##############
##
#########################################################################2###
##########################HX#########?#####

###
}W#####2#####################!
#################################x###x######################!#M#O#D#E#L# #
#O#P#T#I#M#A#S#I# #P#E#R#E#N#C#A#N#A#A#N#
#L#A#H#A#N#########n#a#n#o###P#P#S#U#B###################################
###############################################################################
Oh###+'0##########################################################
###
###########
###8###
###D###
###P###
###\###
###h#######p#######x#####################$###MODEL OPTIMASI PERENCANAAN
LAHAN#######################nano########################Normal##########PPSUB######
#####2###########Microsoft Office
Word###@####Ik####@####xP#@####'#@####'##############
######x###########################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################

###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
#################################################.####+,0#######
#######h#######p#######|########################
###########################
######
##################### ##############m#######
########
#
#######
#######
#######
###############"###MODEL OPTIMASI PERENCANAAN LAHAN#
###############Title###############################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################

###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
##########################
###
###
###
###
###
###################################################################### ###!
###"#######$###%###&###'###(###)###*###+###,######.###/###0###1###2###3###4###5###6###7###8###9###:###;###<###=###>###?
###@###A###B###C###D###E###F###G###H###I###J###K###L###M###N###O###P###Q###R###S###
T###U###V###W###X###Y###Z###[###\###]###^###_###`###a###b###c###d###e###f###g###h##
#i###j###k###l###m###n###o###p###q###r###s###t###u###v###w###x###y###z###{###|
###}###~######################################################
###########################################################
##########################################################
########################

R#o#o#t#
#E#n#t#r#y######################################################
############F############q
###########D#a#t#a#########################################################
##################################################1#T#a#b#l#e#########
############################################
##################################################9######W#o#r#d#D#o#c#u#m#e#
n#t############################################################################
#################O#########S#u#m#m#a#r#y#I#n#f#o#r#m#a#t#i#o#n#####################
######(####################################################D#o#c#u#m#e
#n#t#S#u#m#m#a#r#y#I#n#f#o#r#m#a#t#i#o#n###########8#######################
#################################C#o#m#p#O#b#j####################################
#########################################################y#############
#######################################################################
###########################################

###
###
############F'###Microsoft Office Word 97-2003 Document#
###MSWordDoc#####Word.Document.8#9q##############################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
#######################

Вам также может понравиться