Вы находитесь на странице: 1из 2

Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, tebalnya kurang lebih 1 mm.

Meski lapisannya hanya


setebal 1 mm, epidermis terdiri atas lima lapisan yakni:
(1) Stratum Corneum: Lapisan epidermis yang paling luar, merupakan lapisan sel kulit mati. Inti sel yang
sudah mati pada lapisan ini mengandung zat keratin. Apabila lapisan ini mengelupas, akan digantikan
dengan lapisan baru.
(2) Stratum Lusidum: Lapisan ini mengandung zat-zat berminyak, sehingga memberikan sifat tahan air
dan biasa disebut juga sebagai lapisan penghalang kulit. Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan
dan telapak kaki.
(3) Stratum Granulosum:Lapisan yang tersusun atas sel-sel berinti dan mengandung pigmen melamin.
Pada lapisan ini juga terdapat butir-butir yang disebut keratohialin yang merupakan fase dalam
pembentukan keratin.
(4) Stratum Spinosum: Lapisan epidermis yang paling tebal, karena terdiri dari banyak sel yang saling
saling jalin-menjalin. Proses sintesis protein dan pembentukan sel-sel baru terjadi di lapisan ini, yang
didorong ke permukaan untuk menggantikan sel-sel kulit mati pada Stratum Corneum.
(5) Stratum Basale atau Germinativum: Lapisan keratinosit yang terletak di dasar epidermis, tepat di
atas dermis. Sel-sel pada lapisan ini mengalami pembelahan sel (mitosis) yang cepat, untuk mengganti
sel kulit mati. Sekitar 25%-nya terdiri dari sel melanosit, yang memproduksi melanin untuk pigmentasi
kulit dan rambut.
Secara keseluruhan, sel utama pada epidermis adalah keratinosit yang berubah menjadi keratin akibat
adanya proses diferensiasi. Pada epidermis terjadi proses migrasi sel yang membutuhkan waktu lebih
kurang 28 hari. Perubahan tersebut terjadi pada melanosit yang berubah menjadi melanosoma
kemudian berubah lagi menjadi melanin.
Stratum corneum yang tersusun atas corneocyte dan lemak-lemak interseluler merupakan suatu struktur
dengan susunan seperti bricks and mortar, dengan corneocyte sebagai batu batanya dan lemak
interseluler sebagai semennya. Lamellar granular contents, yaitu lemak/lipid yang menjadi semen,
terdiri dari 50% ceramide, 25% kolesterol, 10% asam lemak, dan sulfat kolesterol. Kedua lapisan inilah
yang berfungsi sebagai pelindung terhadap sinar UV, gesekan dan benturan, cairan, bakteri dan jamur,
serta berfungsi sebagai antioksidan. Demikian papar Prof. Dr. dr. Retno W. Soebaryo, Sp.KK (K) dalam
presentasinya.
Kim, Hyun Jung, M.D., Ph.D seorang ahli kulit dari Korea mengatakan bahwa penderita dermatitis atopik
memiliki kulit yang sangat kering. Ini terjadi karena rendahnya produksi ceramide, terutama ceramide
tipe 1 pada bagian mortar/semen kulit. Ini akan mengakibatkan fungsi pelindung kulit berkurang
sehingga kemampuan kulit untuk menampung air dan siklus hidup sel korneum epidermis memendek.
Ha inilah yang menyebabkan kulit penderita sangat kering. Jika fungsi pelindung kulit berkurang, akan
mempermudah masuknya berbagai macam benda asing seperti bakteri, jamur, serta allergen. Hal ini
akan memancing reaksi inflamasi yang akan merangsang pengeluaran mediator-mediator inflamasi dan
menyebabkan timbulnya gejala yang dirasakan oleh penderita, seperti lesi eczematosa, xerosis,
lichenification, dan pruritus hebat yang memancing penderita untuk menggaruk area tersebut. Kondisi
ini akan memperburuk kemampuan fungsi pelindung kulit.

Fungsi kulit sebagian besar diperankan oleh stratum corneum (lapisan epidermis yang paling luar
atau superfisial) yang tebalnya hanya 10-20 m dan merupakan bagian kulit tertipis dan terkecil.
Fungsi stratum corneum yang utama adalah: (1) mengurangi kehilangan air sehingga mencegah
dehidrasi, (2) melindungi lapisan kulit dan jaringan tubuh di bawahnya terhadap serangan fisik
atau kuman, dan (3) berperan sebagai pelindung dan mengatur respon terhadap kondisi
lingkungan sekitar.
Stratum corneum mengandung corneocytes (disebut juga horny cells), yaitu sel-sel tidak berinti
yang berbentuk polihedral. Corneocytes dibentuk terutama dari keratin tebal yang diselimuti oleh
envelope cell. Corneodesmosomes merupakan protein yang menghubungkan antar-corneocytes
dan ikatannya berbentuk polar. Deskuamasi atau pengelupasan kulit terjadi bila ikatan
corneodesmosomes ini rusak. Seperti ikatan antara batu bata dan semen, corneocytes adalah batu
bata dan corneodesmosomes adalah semen. Sel superfisial stratum corneum ini secara konstan
dilepaskan dan diganti yang baru.
Bagian interseluler (antarsel) stratum corneum terbentuk dari lipid (lemak). Lipid ini dibentuk
oleh lamellar bodies. Lipid tersebut merupakan pelindung yang kuat dan membentuk lapisan
yang tidak terputus. Adanya lipid ini juga menyebabkan kulit menjadi kedap air.
Epidermis memiliki beberapa lapisan dan mengandung 4 jenis sel, yaitu: (1) keratinocytes atau
sel keratinosit, yang menghasilkan protein keratin pembentuk stratum corneum, rambut, kuku,
dan bantalan kuku, (2) melanocytes atau sel melanosit, memproduksi melanin yang berperan
dalam pewarnaan kulit dan melindungi tubuh terhadap radiasi sinar ultraviolet, (3) sel
Langerhans, yang berperan dalam respon kekebalan atau imunitas, dan (4) sel Merkel, yang
berguna sebagai penerima rangsang sensoris atau sebagai indra peraba. Keratinocytes
mendapatkan nutrisi dari cairan interseluler melalui proses difusi pasif karena lapisan epidermis
tidak mengandung pembuluh darah.
Lapisan di bawah stratum korneum adalah stratum germinativum dan stratum basalis (basal cell
layer). Stratum basalis terdiri dari spinous cell dan granular cell layer dan salah satu fungsinya
adalah menghasilkan jutaan sel baru tiap hari dan sel ini membentuk lapisan dasar epidermis

Вам также может понравиться