Вы находитесь на странице: 1из 15

PENGARUH METAKOGNISI TERHADAP PRESTASI AKADEMIK

PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA

Lailatul Faizah
Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma
ABSTRAK
Berbagai studi di bidang pendidikan telah dilakukan oleh para peneliti untuk
menemukan berbagai faktor dan teori yang dapat meningkatkan mutu pendidikan
di Indonesia. Salah satu yang menjadi prioritas adalah meneliti variabel-variabel
yang berkaitan dengan prestasi akademik dengan berbagai alat ukurnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh metakognisi dalam pencapaian
prestasi akademik 115 mahasiswa Fakultas Psikologi tingkat I Universitas
Gunadarma Depok. Berdasarkan hasil analisis regresi linear yang dilakukan,
ditemukan adanya pengaruh metakognisi secara signifikan terhadap prestasi
akademik mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma (sig .026,
p<0,05). Meski demikian, nilai kontribusi metakognisi dalam memengaruhi
prestasi akademik termasuk kecil (4,3%). Kemudian, dari hasil analisis tambahan
turut ditemukan pula pengaruh yang signifikan dari jenis kelamin terhadap
prestasi akademik mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma dengan
nilai kontribusinya sebesar 13,9%. Dengan demikian, ada 82 % faktor lain yang
turut memengaruhi pencapaian prestasi akademik pada mahasiswa Fakultas
Psikologi Universitas Gunadarma yang tidak termasuk dalam analisis. Misalnya
faktor internal lainnya seperti: kecerdasan, mastery goals, jenjang pendidikan;
serta faktor eksternal seperti: sistem SKS, metode pengajaran dosen, dan
kebijakan pihak kampus dalam menetapkan IPK minimum sebagai syarat lulus.

Kata kunci : Metakognisi, Prestasi Akademik, Mahasiswa, Psikologi.

paling bawah. Indikator rendahnya

PENDAHULUAN
Kualitas

pendidikan

kualitas pendidikan di Indonesia

di

Indonesia dapat dikatakan sangat

berdasarkan

memprihatinkan.

dapat

terletak pada keterampilan kognitif,

dilihat dari hasil studi global oleh

serta angka lulusan perguruan tinggi

Pearson (2012), bahwa dari 40

yang

negara yang diuji, mutu pendidikan

berdasarkan prestasi akademik pada

di Indonesia berada pada urutan

level universitas, tidak ada satupun

Hal

ini

masih

penelitian

rendah.

tersebut

Kemudian,

universitas di Indonesia yang masuk

self-efficacy, konsep diri, dan cara

ke dalam peringkat 500 besar dunia;

pembelajaran sangat berpengaruh

Universitas Indonesia yang pada

terhadap

tahun 2010 menempati urutan 1463

Indonesia di kancah dunia.

dunia, pada tahun 2014 turun 32


level menjadi peringkat 1495 dunia
diikuti universitas lain di Indonesia
(URAP,

2013).

Demikian

pula

berdasarkan banyaknya pemenang


nobel, publikasi internasional, dan
pencapaian

prestasi

akademik

mahasiswanya, tidak ada satupun


universitas di Indonesia yang masuk
dalam kriteria 500 besar (ARWU,
2013).
Berbagai

penelitian

telah

dilakukan oleh para ahli pendidikan


untuk menemukan berbagai faktor
dan teori yang dapat meningkatkan
mutu pendidikan di Indonesia. Salah

posisi

Sejalan
tersebut,

prestasi

dengan

pelajar

penelitian

Bandura

(1989),

menyebutkan bahwa pengetahuan


membutuhkan

faktor

personal

seperti pengembangan kompetensi,


self-beliefs

atau

keyakinan-

keyakinan

pribadi,

efficacy

to

exercise control atau keyakinan


terhadap kemampuan diri dalam
melakukan

kontrol

diri,

kemampuan-kemampuan
meregulasi

proses

belajar

dan
dalam
atau

disebut juga self-regulated learning,


yang merupakan pengembangan dari
istilah metakognisi dan komponenkomponennya yang telah hadir terlebih

satu yang menjadi prioritas adalah

dahulu pada tahun 1970 an (Pintrich,

meneliti

Wolter, & Baxter, 2012).

variabel-variabel

yang

berkaitan dengan prestasi akademik.

Istilah metakognisi pertama kali

Meskipun Johnstone dan Jiyono

dikemukakan

(1983), menemukan bahwa faktor

1977), yang didefinisikannya sebagai

karakteristik individu dan sikap para

ones knowledge concerning ones

pelajar

own cognitive processes and products

di

berpengaruh

Indonesia
secara

tidak

signifikan

terhadap prestasi, penelitian dari


PISA (OECD, 2004), menyebutkan
bahwa aspek-aspek dari sikap seperti

oleh

Flavell (Brown,

or anything related to them atau


pengetahuan seseorang mengenai proses
dan hasil pemikirannya sendiri, serta
knowledge

and

cognitive

phenomena,

cognition

about
atau

pengetahuan

mengenai

fenomena

belajar yang ditetapkannya sendiri,

berpikir diri sendiri (Flavell, 1979).

kemudian memonitor tujuan dan

Metakognisi berbeda dengan kognisi,

mengevaluasi keefektivan strategi

dimana jika kognisi diperlukan untuk

belajarnya,

melakukan suatu tugas, metakognisi


sangat dibutuhkan untuk memahami,
dan mengevaluasi bagaimana seseorang
dapat menghasilkan suatu tugas tertentu

meningkatkan
motivasi

Tidak dapat dinafikan bahwa


metakognisi merupakan hal yang

karena

pembelajaran,

memungkinkan

kepuasan

diri;

pada

dan

akhirnya

menjadikan mereka tidak hanya

mampu memandang masa depan


secara optimis (Zimmerman, 2002).
Beberapa

sangat penting dalam pencapaian


suatu

dapat

sukses secara akademik, namun juga

(Garner, dalam Schraw, 1998).

keberhasilan

sehingga

individu

peneliti

yang

menganut teori dari Schraw dan


Dennison

(1994),

mencoba

untuk menjadi lebih baik dalam

menganalisis pengaruh metakognisi

mengelola

berpikir,

terhadap prestasi akademik pada

serta mampu mengenali kelemahan

mahasiwa. Penelitian Hrbackova,

cara berpikir diri sendiri sehingga

Hladik, & Varvova (2012) misalnya,

bisa diperbaiki dengan cara berpikir

menemukan

yang baru (Schraw, 1998). Siswa

merupakan faktor yang sangat kuat

yang

dalam

keterampilan

menyadari

kemampuan

bahwa

metakognisi

memengaruhi

pencapaian

metakognisinya, lebih berprestasi

prestasi

dibandingkan

sebesar 79% (sig 0,00, p<0,05).

siswa

yang

tidak

menyadarinya (Pressley & Ghattala


dalam Schraw & Dennison, 1994).
Hal ini karena seseorang

akademik

mahasiswa

Namun, dalam analisisnya,


didapatkan

bahwa

memengaruhi

metakognisi

prestasi

akademik

yang menyadari dan meregulasi

dengan signifikan hanya apabila

kemampuan

metakognisinya

mahasiswa

merupakan pembelajar yang proaktif

pencapaian

karena menyadari kelemahan dan

berdasarkan faktor internal dalam

kelebihan mereka, diarahkan oleh

dirinya.

tujuan-tujuan,

memengaruhi

strategi-strategi

juga

mengatribusi
akademiknya

Metakognisi
prestasi

tidak
akademik

secara signifikan apabila mahasiswa

mahasiswa dari beberapa penelitian

mengatribusi

pencapaian

tersebut, ditambah belum adanya

akademiknya

sebagai

prestasi

hasil

dari

faktor eksternal.

penelitian

regresi

mengenai

pengaruh metakognisi pada prestasi

Demikian

pula

hasil

dan

Phillips

Indonesia yang terindeks di google,

(2006), yang menemukan bahwa

menarik peneliti untuk meneliti lebih

kesadaran

lanjut

penelitian

pada

Rahman

terhadap

mahasiswa

peningkatan

metakognisi
memengaruhi

prestasi

akademik

dengan kontribusi yang kuat sebesar


72,25%, (sig 0,004, p<0,05).

akademik

pada

mahasiswa

mengenai

metakognisi

terhadap

di

pengaruh
prestasi

akademik pada mahasiswa Fakultas


Psikologi Universitas Gunadarma.
Berdasarkan latar belakang

Sebaliknya, penelitian dari

di atas, maka penulis bermaksud

Ozgan,

(2010),

meneliti apakah terdapat pengaruh

menunjukkan hasil penelitian yang

dari metakognisi terhadap prestasi

berbeda, dimana meskipun pengaruh

akademik pada mahasiswa psikologi

metakognisi

terhadap

Universitas Gunadarma.

akademik

signifikan

Tok,

&

Doz

prestasi
(Sig

0,005690847, p<0.06), namun nilai


kontribusi

metakognisi

terhadap

prestasi akademik termasuk kecil


(9%).

Coutinho

(2007),

dengan

menggunakan alat ukur metakognisi


dan prestasi akademik yang sama
yaitu MAI dan GPA (IPK), juga
menemukan kontribusi metakognisi
terhadap prestasi akademik yang
kecil (4%, .sig 0,004811, p<0,05).
Adanya gap yang besar pada
nilai

kontribusi

metakognisi

terhadap prestasi akademik pada

TINJAUAN PUSTAKA
Metakognisi terdiri dari dua
kata yaitu meta dan kognisi. Istilah
meta berasal dari bahasa Yunani
yang berarti lebih tinggi, lebih di
atas (Heru Basuki, 2008). Sementara
istilah kognisi berasal dari bahasa
latin cognare yang berarti to know
atau untuk mengetahui (Balota &
Marsh, 2004). Secara etimologis,
metakognisi adalah sesuatu yang
lebih tinggi, lebih di atas dari
kognisi dan pengetahuan tentang

kognisi itu sendiri (Heru Basuki,

menunjukkan prestasi atau kemajuan

2008).

belajar

Brown

(1982),

mahasiswa

dalam

satu

mendefinisikan metakognisi sebagai

semester. Dengan adanya indeks

pengetahuan
domain

dan

kognisi.

metakognisi
(2012),

kontrol

atas

prestasi, dapat diketahui kemampuan

Sementara

itu,

akademik mahasiswa dalam satu

menurut

adalah

Ormrod

kesadaran

semester (Sudarman, 2004).

dan

Ukuran prestasi akademik

pemahaman terhadap proses berpikir

standar pada mahasiswa menurut

dan belajar, juga pengaturan dari

Richardson, Bond, dan Abraham

proses-proses

untuk

(2012), adalah: GPA atau nilai IPK

dan

(Indeks prestasi Kumulatif), SAT

tersebut

meningkatkan

pembelajaran

daya ingat mereka sendiri.

dan ACT (tes prestasi akademik

Brown (1982), mengonsepkan


metakognisi

secara

jelas

dengan

membaginya menjadi dua komponen,


yaitu

knowledge

(pengetahuan

of

cognition

tentang

kognisi),

merupakan apa yang orang ketahui


mengenai

proses

kognitifnya;

dan

regulation of cognition, merupakan


bagaimana

seseorang

pengetahuannya

menggunakan

tersebut

(Schraw & Moshman, 1995).

Belanda

yaitu

dari

prestatie,

bahasa
yang

kemudian di dalam bahasa Indonesia


dikenal sebagai prestasi atau hasil
usaha. Pada level perguruan tinggi,
dikenal istilah indeks prestasi, yang
merupakan

nilai

angka

perkuliahan).
HIPOTESIS
Ada pengaruh metakognisi
terhadap prestasi akademik pada
mahasiswa

psikologi

Universitas

Gunadarma.
METODE PENELITIAN
Identifikasi Variabel

Menurut Arifin (1990), kata


berasal

mahasiswa untuk menjalani kegiatan

untuk

mengontrol proses kognitifnya sendiri

prestasi

yang menunjukkan kesiapan calon

yang

Variabel

yang

digunakan

dalam penelitian ini terdiri dari


variabel bebas dan terikat. Adapun
kedua jenis variabel tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Variabel bebas (X) : Metakognisi.
Metakognisi dalam penelitian ini
diukur melalui skala MAI yang

diadaptasi

dari

Schraw

Dennison

(1994),

&

Psikologi

Tingkat

Universitas

berdasarkan

Gunadarma Depok, yang terdiri dari

dua komponen yaitu Knowledge

29 mahasiswa dan 86 mahasiswi.

of

Teknik sampling yang digunakan

cognition

kognisi),

dan

(pengetahuan
Regulation

of

adalah teknik purposive sampling,

Cognition yang diukur melalui

Teknik purposive sampling menurut

planning

(Tahyudin, 2012), merupakan teknik

(merencanakan,

penetapan

tujuan),

monitoring

sampling

yang

pengambilan

(memonitor, pengukuran strategi

sampelnya ditentukan oleh peneliti

belajar),

evaluation

(evaluasi,

berdasarkan

analisis

performa),

ditambah

kebijaksanaan.

information

management

strategies

(pengorganisasian

informasi,

elaborating,

pertimbangan

Ketentuannya,

dan

hanya

mahasiswa psikologi tingkat I yang


dijadikan

sampel

penelitian.

merangkum, perhatian selektif),

Pertimbangan tersebut didasari pada

dan

jumlah SKS yang terpaut sangat

debugging

(koreksi

kesalahan).

jauh antara kelas I, II, III, dan IV,

2. Variabel terikat (Y) :

Prestasi

Akademik.
Prestasi

sehingga nilai IPK yang dihasilkan


tidak dapat disejajarkan. Kemudian,

akademik

dalam

pertimbangan lain adalah, untuk

diukur

mencegah perbedaan hasil akhir IPK

menggunakan

akibat pengulangan dan UM yang

skala interval berdasarkan data

biasanya dilakukan oleh mahasiswa

penilaian

pada tingkat II ke atas.

penelitian

ini

menggunakan

sumatif

hasil
berupa

tes

prestasi

nilai

indeks

prestasi kumulatif (IPK) semester


satu.
Responden Penelitian

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data
dalam
kuesioner

penelitian
untuk

ini

berupa
mengukur

Responden dalam penelitian

metakognisi, dan data sekunder

ini adalah 115 mahasiswa Fakultas

untuk mengukur prestasi akademik.

Teknik kuesioner dipilih karena

Sementara

itu,

95,7%

sisanya

kelebihannya yang bersifat praktis,

berasal dari faktor-faktor lain yang

hemat waktu, tenaga dan biaya

tidak termasuk dalam analisis pada

(Sudjana, 2005).

uji hipotesis.
Kemudian, dari hasil analisis

Metode Analisis Data

tambahan

Metode analisis data yang


digunakan

dalam

penelitian

ini

adalah metode statistik. Pengujian


hipotesis

mengenai

pengaruh

variabel metakognisi dan variabel


prestasi

akademik

menggunakan

uji

menggunakan

fasilitas

akan

regresi

linear

komputer

program SPSS 16 for Windows.

kelamin terhadap prestasi akademik,


didapatkan bahwa jenis kelamin
turut berkontribusi secara signifikan
(Sig 0,00, p<0,05) sebesar 13,9 %
terhadap

pencapaian

prestasi

akademik

mahasiswa

Fakultas

Psikologi Universitas Gunadarma.


Dengan demikian, masih ada 82 %

HASIL DAN PEMBAHASAN

untuk

ini

bertujuan
metakognisi

terhadap

prestasi

akademik

mahasiswa

psikologi

Universitas

Berdasarkan

hasil

penelitian diketahui bahwa hipotesis


penelitian

diterima,

hal

ini

terhadap
mahasiswa

yang

signifikan

prestasi

akademik

Fakultas

Psikologi

Universitas Gunadarma (sig. 0,026


(p<0,05)), dengan nilai kontribusi
metakognisi

sebesar

4,3%.

yang

berkontribusi

pencapaian

prestasi

akademik yang tidak terangkum


dalam analisis ini. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa

metakognisi

secara

berpengaruh

signifikan

terhadap

peningkatan

prestasi

namun

nilai

akademik,

kontribusinya kecil (4,3%).

menunjukkan bahwa ada pengaruh


metakognisi

lain

terhadap

mengetahui

Gunadarma.

menguji

kemungkinan pengaruh dari jenis

faktor
Penelitian

dengan

82% faktor-faktor lain yang


kemungkinan
terhadap

turut

berkontribusi

pencapaian

prestasi

akademik pada mahasiswa Fakultas


Psikologi Universitas Gunadarma
adalah

faktor

internal

lainnya

seperti: kecerdasan, mastery goals,

dan jenjang pendidikan. Selebihnya

Tinggi yang menekankan kepada

faktor eksternal seperti: sistem SKS,

proses berpikir tingkat tinggi seperti

metode

dan

analisis,

dalam

evaluasi.

pengajaran

kebijakan

pihak

dosen,

kampus

menetapkan IPK minimum sebagai


syarat lulus

aplikasi,

sintesis,

Kemudian,

dan

pengukuran

yang tidak dapat

metakognisi berdasarkan self report

membuat para

saat tes boleh jadi tidak seaktual skill

mahasiswa berusaha meningkatkan

metakognisi yang digunakan sehari-

IPK nya dengan mengulang kelas

hari sampel sehingga pengaruhnya

pada semester di tingkat berikutnya.

secara

dipungkiri turut

Hasil penelitian regresi di


Indonesia

ini

sejalan

kausal

terhadap

prestasi

akademik perlu diteliti lebih dalam

dengan

dengan

dukungan

penelitian regresi di luar negeri yang

Brown

(1982),

di lakukan oleh Tok, Ozgan, dan

penggunaan non verbal report untuk

Doz (2010), serta Coutinho (2007),

melihat

dimana

pelajar dengan usia muda karena

dengan

sampel

menggunakan

mahasiswa

kontribusi

tingkat

metakognisi

memengaruhi

prestasi

I,

dalam
akademik

termasuk kecil, yakni 9% dan 4%.


Hal

ini

karena

pada

skill

menyarankan

metakognisi

kecenderungan
kesulitan

eksperimen.

mereka

dalam

pada

untuk

membayangkan

proses belajar yang tidak sedang


mereka lakukan pada saat self-report
dilakukan.

Sehingga

dapat

penelitian-penelitian tersebut, para

disimpulkan bahwa pada sampel

mahasiswa yang dijadikan sampel

mahasiswa

hanya mahasiswa tingkat I saja yang

Psikologi Universitas Gunadarma,

skill

tingginya

regulasi

metakognisi

tingkat

kesadaran

Fakultas

terhadap

kemungkinan belum berkembang

kemampuan

sempurna karena masih dalam fase

tentu mencerminkan tinggi pula

adaptasi

masa

implementasi

yang

dalam kegiatan belajar sehari-hari

pembelajaran

peralihan
SMA

metakognisi

skill

menekankan kepada pemahaman, ke

sehingga

situasi pembelajaran di Perguruan

prestasi akademik kecil.

belum

metakognisi

pengaruhnya

terhadap

Hasil

yang

berbeda

menyatakan

bahwa

sumbangan

kemungkinan besar akan didapatkan

metakognisi

terhadap

pencapaian

apabila

prestasi

sampel

yang

digunakan

akademik

pada

adalah mahasiswa psikologi tingkat

mahasiswa

III ke atas yang telah mendapatkan

mahasiswa program master adalah

mata

sangat besar (79%). Demikian pula

kuliah

psikologi

kognitif

tingkat

sampel

III

dengan metakognisi sebagai salah

pada

satu bahan ajarnya.

kontribusi

metakognisi

terhadap

pencapaian

prestasi

akademik

Analisis

tersebut

sejalan

mahasiswa

dan

tingkat

II,

dengan pendapat Schraw (1998),

termasuk besar, yakni 72% (Rahman

bahwa semakin tinggi tingkatan

& Phillips, 2006).

seorang

semakin

Kemudian, berdasarkan hasil

meningkat pula kemungkinan untuk

penelitian didapatkan rerata empirik

terbangunnya

metakognisi

metakognisi sebesar 164,765, yang

berbagai

berarti bahwa mahasiswa Fakultas

yang

Psikologi Universitas Gunadarma

tidak

dalam

dalam

pelajar,

maka

skill

menyelesaikan

bentuk

tugas.

tingkatannya
hanya

Pelajar

sudah

maju

semakin

pengetahuan
namun

menyadari

penelitian

kesadaran

terhadap

memiliki

kemampuan

metakognisinya,

metakognisi yang tinggi. Sedangkan

mampu

perhitungan mean empirik prestasi

juga

memanfaatkannya

secara

lebih

akademik

sebesar

fleksibel terutama ke dalam berbagai

menunjukkan

area pembelajaran yang baru. Hasil


dari

pembelajaran

membutuhkan

ini

efektif

berbagai

yang
proses

2,996

yang

bahwa

rata-rata

mahasiswa

Fakultas

Psikologi

Universitas

Gunadarma

dalam

penelitian ini memiliki pencapaian

kognitif tingkat tinggi inilah yang

prestasi

menentukan

memuaskan. Hal ini sesuai dengan

besarnya

prestasi

akademik mahasiswa.

penelitian

akademik

yang

Ndidiamaka

sangat

(2010),

Pendapat ini dibuktikan oleh

dimana mahasiswa yang memiliki

hasil penelitian dari Hrbackova,

strategi dan tujuan untuk berprestasi,

Hladik, & Varvova (2012), yang

cenderung

memiliki

kemampuan

10

metakognisi

yang

superior.

kelas dapat diketahui bahwa rerata

Metakognisi

yang

superior

metakognisi tertinggi diraih oleh

mengarah pada peningkatan nilai

kelas 1pa04 sebesar 174,625, yang

akademik.

kemudian diikuti rerata pada kelas

Berdasarakan
tambahan

analisis

1pa02 (167,588), 1pa08 (165,080),

sampel

1pa09 dengan rerata 158,928, dan

deskripsi

penelitian, didapatkan bahwa rata-

terakhir

rata

158,619.

metakognisi

psikologi

mahasiswa

berjenis

1pa10

dengan

rerata

kelamin

Berdasarkan hasil deskriptif

perempuan lebih tinggi (165,279)

berdasarkan kelas, secara garis besar

dibandingkan

dapat

metakognisi

disimpulkan

bahwa

mahasiswa berjenis kelamin laki-

fakultas

laki

Gunadarma, para mahasiswa telah

(163,241).

Penyebab

yang

psikologi

pada

Universitas

paling mungkin dari rata-rata skor

dikelompokkan

metakognisi dan prestasi akademik

secara

berdasarkan gender pada penelitian

prestasinya

ini adalah selisih yang besar antara

dimana pada penelitian ini, kelas

jumlah

yang

laki-laki

(N=29)

dan

kelas

berurutan
saat

paling

per

kelas

berdasarkan
ujian

banyak

diisi

oleh

perempuan (N=86) yang menjadi

mahasiswa

sampel dalam penelitian ini.

akademik yang nilai rata-rata IPK-

Berdasarkan

deskriptif

nya tinggi, berada pada kelas 1pa02,

sampel penelitian yakni kelas, dapat

diikuti kelas 1pa04, kelas 1pa08,

diketahui bahwa prestasi akademik

1pa09

sampel kelas 1pa02 memiliki rerata

Pengelompokan berdasarkan prestasi

(3,265) tertinggi, diikuti kelas 1pa04

ini penting karena dalam sistem

dengan rerata 3,022, 1pa08 dengan

penilaian di Universitas, variasi

rerata 3,015, kemudian rerata pada

prestasi yang terlalu banyak dalam

sampel yang kelas 1pa09 (3,001),

suatu kelas dapat menyebabkan

dan terakhir 1pa10 dengan rerata

banyaknya

outlier

2,719.

mengacaukan

sistem

Selanjutnya

berdasarkan

deskriptif sampel penelitian yakni

dengan

masuk,

baru

kelas

berdasarkan rerata kelas.

prestasi

1pa10.

yang
penilaian

11

KESIMPULAN DAN SARAN

prestasi akademik pada mahasiswa

Kesimpulan

Fakultas

Berdasarkan hasil penelitian,


diketahui

bahwa

hipotesis

yang

Psikologi

Gunadarma.
analisis

Universitas

Berdasarkan

tambahan,
jenis

hasil

didapatkan

diajukan peneliti diterima, artinya

bahwa

ada pengaruh metakognisi yang

berkontribusi secara signifikan (Sig

signifikan

terhadap

prestasi

0,00,

akademik

mahasiswa

psikologi

p<0,05)

kelamin

sebesar

turut

13,9

terhadap

pencapaian

prestasi

Universitas Gunadarma (sig. 0,026,

akademik

mahasiswa.

Dengan

p<0,05). Namun, berdasarkan R

demikian, masih ada 82 % faktor

square, diketahui bahwa sumbangan

lain yang berkontribusi terhadap

metakognisi
prestasi

dalam

memengaruhi

pencapaian

prestasi

akademik

akademik

menunjukkan

mahasiswa

Fakultas

Psikologi

pengaruh yang kecil (4,3%). Hal ini

Universitas Gunadarma yang tidak

disebabkan

oleh

termasuk dalam analisis. Misalnya

kemungkinan,

seperti

beberapa
pemilihan

faktor

internal

lainnya

sampel yang terbatas (mahasiswa

kecerdasan,

tingkat I yang belum berkembang

jenjang

skill

faktor eksternal seperti: sistem SKS,

metakognisinya),

survey

yang

mencerminkan
metakognisi
secara

metode

belum

tentu

beberapa

skill

yang

berlangsung

unconscious,

keterbatasan
memeriksa

uji

dan

regresi

pendidikan.

metode

pengajaran

kebijakan

pihak

dan

Selebihnya

dosen,

kampus

dan
dalam

menetapkan IPK minimum sebagai


syarat lulus.

dalam

Berdasarkan deskripsi subjek


didapatkan

bahwa

secara kausalitas terhadap prestasi

mahasiswa

psikologi

berjenis

akademik.

kelamin

perempuan

mempunyai

kontribusi

rerata dan prosentase kemampuan

metakognisi yang kecil juga dapat

metakognisi dan prestasi akademik

disebabkan oleh dominasi faktor-

yang

faktor

rerata dan prosentase metakognisi

lain

itu,

metakognisi

goals,

penelitian

Selain

dampak

mastery

seperti:

yang

memengaruhi

lebih

tinggi

dibandingkan

12

dan

prestasi

pengajar

meningkat.

laki-laki.

metakognisi terhadap prestasi

hasil

akademik sebesar 4,3%, dapat

deskriptif berdasarkan kelas, secara

berarti bahwa skill metakognisi

garis besar dapat disimpulkan bahwa

seperti SRL pada mahasiswa

pada Fakultas Psikologi Universitas

tingkat

Gunadarma, para mahasiswa telah

Universitas Gunadarma belum

dikelompokkan

kelas

berkembang dengan sempurna,

berdasarkan

sehingga dosen dan mahasiswa

berjenis

akademik
kelamin

Kemudian

secara

berdasarkan

kelas

berurutan

prestasinya

saat

per

ujian

masuk,

dimana pada penelitian ini, kelas


yang

paling

banyak

mahasiswa

diisi

dengan

oleh

prestasi

akademik yang nilai rata-rata IPKnya tinggi, berada pada kelas 1pa02,
diikuti kelas 1pa04, kelas 1pa08,
1pa09 baru kelas 1pa10.

Berdasarkan hasil penelitian ini


dapat diajukan saran-saran sebagai
berikut :
1. Bagi

Fakultas

Pikologi

2. Bagi peneliti selanjutnya


Bagi

peneliti

selanjutnya,

sebaiknya sampel lebih luas lagi


bukan hanya spesifik terhadap
mahasiswa psikologi tingkat I,
serta

melibatkan

faktor

metakognisi

lain

misalnya

kecerdasan, mastery goals, minat


pada

kajian

psikologi,

dan

jenjang pendidikan; serta faktor


eksternal seperti: sistem SKS,

mahasiswa

dan

dosen

metode pengajaran dosen, dan

Fakultas Psikologi Universitas

kebijakan

Gunadarma

menetapkan

Mahasiswa disarankan agar


tidak hanya menyadari namun
juga

pengaruh

perlu mengembangkannya.

selain

Saran

Dengan

mengimplementasikan

kemampuan

metakognitifnya

kampus
IPK

dalam
minimum

sebagai syarat kelulusan.


Kemudian, apabila hendak
menggunakan
sampel

yang

karakteristik
sama

dengan

agar prestasi akademik yang

penelitian ini, disarankan untuk

dimilikinya

menggunakan desain eksperimen

juga

semakin

13

guna mendukung uji regresi.


Sehingga dapat dilihat dampak
metakognisi
terhadap

secara

kausal

perubahan

prestasi

akademik sebelum dan setelah


pelatihan

dan

pengembangan

skill metakognisi.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,

Z.
(1990).
Evaluasi
instruksional: Prinsip-teknikprosedur. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

ARWU. (2013). Academic Ranking


of World Universities.
Retrieved October 20, 2013
from
http://www.shanghairanking.
com/ARWU2013.html.
Balota, D. A., & Marsh, E. J. (2004).
Cognitive psychology.
NY:Taylor & Francis, Inc.
Bandura, A. (1989). Social cognitive
theory. Stanford: Stanford
University. Available online
at
www.uky.edu/~eushe2/Bandu
ra/Bandura1989ACD.pdf,
retrieved September 05,
2013.
Brown, A. L. (1977). Knowing
when, where, and how to
remember: a problem of
metacognition. MA: Bolt
Beranek and Newman Inc.
Brown, A. L. (1982). Metacognition,
executive
control,
self-

regulation, and other even


more
mysterious
mechanisms. Published in A.
L. Brown, J. D. Bransford,
R. A. Ferrara, & J. C.
Campione, (ed.). Learning,
remembering,
and
understanding, 85-137. MA:
Bolt Beranek and Newman
Inc.
Coutinho, S. A. (2007). The
relationship between goals,
metacognition, and academic
success. Educate, Vol 7 (1),
39-47.
Flavell, J. H. (1979). Metacognition
and cognitive monitoring: A
new area of cognitivedevelopmental
inquiry.
American Psychologist, 34
(10) , 906-911.
Gunadarma. (2014). Indeks Prestasi
Kumulatif. Retrieved June
11, 2014 from:
http://internal.akademik.guna
darma.ac.id/jurusan/akademi
kk.aspx.
Heru Basuki, A. M. (2008).
Psikologi umum. Jakarta:
Gunadarma.
Hrbackova, K., Hladik, J., &
Vavrova, S. (2012). The
relationship between locus of
control, metacognition, and
academic success. Social and
Behavior Science, 69, 18051811.

14

Ndidiamaka,
U.
(2010).
Metacognition
and
achievement
goals
as
correlates
as
academic
success.
Continental
J.
Education Research, 3, 1-6.
OECD.

(2004). Learning from


tomorrow's world - First
result from PISA 2003. Paris:
OECD Publishing.

Ormrod, J. E. (2012). Human


Learning. 6th Edition. NY:
Pearson.
Pearson. (2012, November 27). New
global education research
from Pearson identifies key
lessons for education reform.
Retrieved June 03, 2013,
from Pearson launches the
learning
curve:
http://www.pearson.com/new
s/2012/november/pearsonlaunches-the-learningcurve.html.
Pintrich, P., R., Wolters, C., A., &
Baxter, G., P. (2012).
Accessing metacognition and
self
regulated learning.
Published in issues in the
measurement
of
metacognition, ed. Gregory
Schraw & James C. Impara
(Lincoln, NE: Buros Institute
of Mental Measurements,
2000).
Rahman, S., & Phillips, J. A. (2006).
Hubungan antara kesedaran
metakognisi, motivasi, dan
pencapaian
akademik

pelajar universiti. Jurnal


Pendidikan, 31, 21-39.
Richardson, M., Bond, R., &
Abraham,
C.
(2012).
Psychological correlates of
university students' academic
performance: a systematic
review and meta-analysis.
Psychological Bulletin, 138
(2),353-387.
Schraw, G., & Dennison, R. S.
(1994).
Assessing
metacognitive
awareness.
Contemporary Educational
Psychology, 19 , 460-475.
Schraw, G., & Moshman, D. (1995).
Metacognitive
theories.
Educational
Psychology
Review, 7 (4), 351-371.
Schraw, G. (1998). Promoting
general
metacognitive
awareness.
Instructional
science, 26, 113-125.
Sudarman, P. (2004). Belajar efektif
di perguruan tinggi.
Bandung: Simbiosa
Rekatama Media.
Sudjana, N. (2005). Penilaian hasil
proses belajar mengajar.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya.
Tahyudin, I. (2012). Statistika
dasar: Teori dan praktek.
Purwokerto: Zahara Media
Publisher.

15

Tok, H., Ozgan, H., & Dos B.


(2010).
Assessing
metacognitive awareness and
learning strategies as positive
predictors for success in
distance
learning
class.
Journal of Social Science
Institute. 7 (12), 123-134.

Young, A., & Fry, J. D. (2008).


Metacognitive awareness and
academic achievement in
college student. Journal Of
The Scholarship Of Teaching
And Learning, 8 (2),1-10.
Zimmerman, B. J. (2002). Becoming
self regulated learner. Theory

URAP. (2013). World university


ranking. Retrieved March
23, 2014, from University
Ranking
by
Academic
Performance.
http://www.urapcenter.org/2
013/country.php?ccode=ID&
rank=all.

into practice, 14 (2), 64-70.

Вам также может понравиться