Вы находитесь на странице: 1из 5

MULTIVIBRATOR ASTABIL

1.1

TUJUAN

Setelah melaksanakan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu :


1.
2.
1.2

Menjelaskan prinsip kerja rangkaian multivibrator sebagai pembangkit clock


Membuat rangkaian clock oscillator
DASAR TEORI

Dalam sistim digital, pewaktuan adalah hal yang sangat diperhatikan. Multivibrator adalah
rangkaian yang dapat menghasilkan sinyal kontinyu, yang digunakan sebagai pewaktu dari
rangkaian-rangkaian digital sekuensial. Dengan input clock yang dihasilkan oleh sebuah
multivibrator, rangkaian seperti counter, shift register maupun memory dapat menjalankan
fungsinya dengan benar.
Berdasarkan bentuk sinyal output yang dihasilkan, ada 3 macam multivibrator :
1. Multivibrator bistable : ditrigger oleh sebuah sumber dari luar (external source) pada
salah satu dari dua state digital. Ciri khas dari multivibrator ini adalah state-nya tetap
bertahan pada nilai tertentu, sampai ada trigger kembali yang mengubah ke nilai yang
berlawanan. SR Flip-flop adalah contoh multivibrator bistable.
2. Multivibrator astable : adalah oscillator free running yang bergerak di dua level
digital pada frekuensi tertentu dan duty cycle tertentu.
3. Multivibrator monostable : disebut juga multivibrator one-shoot, menghasilkan pulsa
output tunggal pada waktu pengamatan tertentu saat mendapat trigger dari luar.
Multivibrator Astable dapat dibuat dari IC timer multiguna 555. Dinamakan 555 karena di
dalam chip IC-nya terdapat tiga buah resistor yang masing-masing bernilai 5 k terpasang
dari VCC hingga Ground. Fungsi dari ketiga resistor ini adalah sebagai pembagi tegangan.
Apabila IC 555 tersebut digunakan sebagai multivibrator astable, maka rangkaian yang dibuat
adalah seperti gambar 1.

Gambar 1 Rangkaian astabil multivibrator menggunakan 555

Ada dua buah resistor Ra dan Rb serta satu kapasitor eksternal C yang diperlukan. Prinsipnya
rangkaian astable dibuat agar memicu dirinya sendiri berulang-ulang sehingga rangkaian ini
dapat menghasilkan sinyal osilasi pada keluarannya. Pada saat power supply rangkaian ini di
hidupkan, kapasitor C mulai terisi melalui resistor Ra dan Rb sampai mencapai tegangan 2/3
VCC. Pada saat tegangan ini tercapai, dapat dimengerti komparator A dari IC 555 mulai
bekerja mereset flip-flop dan seterusnya membuat transistor Q1 ON. Ketika transisor ON,
resitor Rb seolah dihubung singkat ke ground sehingga kapasitor C membuang muatannya
(discharging) melalui resistor Rb. Pada saat ini keluaran pin 3 menjadi 0 (GND). Ketika
discharging, tegangan pada pin 2 terus turun sampai mencapai 1/3 VCC. Ketika tegangan ini
tercapai, bisa dipahami giliran komparator B yang bekerja dan kembali memicu transistor Q1
menjadi OFF. Ini menyebabkan keluaran pin 3 kembali menjadi high (VCC). Demikian
seterusnya berulang-ulang sehingga terbentuk sinyal osilasi pada keluaran pin3. Terlihat di
sini sinyal pemicu (trigger) kedua komparator tersebut bekerja bergantian pada tegangan
antara 1/3 VCC dan 2/3 VCC. Inilah batasan untuk mengetahui lebar pulsa dan periode
osilasi yang dihasilkan. Misal diasumsikan t1 adalah waktu proses pengisian kapasitor yang
di isi melalui resistor Ra dan Rb dari 1/3 VCC sampai 2/3 VCC. Diasumsikan juga t2 adalah
waktu discharging kapasitor melalui resistor Rb dari tegangan 2/3 VCC menjadi 1/3 VCC.

Dengan perhitungan eksponensial dengan batasan 1/3 VCC dan 2/3 VCC maka dapat
diperoleh :

Periode osilator adalah dapat diketahui dengan menghitung T = t1 + t2. Persentasi duty cycle
dari sinyal osilasi yang dihasilkan dihitung dari rumus t1/T. Jadi jika diinginkan duty cycle
osilator sebesar (mendekati) 50%, maka dapat digunakan resistor Ra yang relatif jauh lebih
kecil dari resistor Rb.

1.3

1.4

PERALATAN
1.

Power Supply

2.

Oscilloscope

3.

Breadboard

KOMPONEN YANG DIGUNAKAN :

1.

IC : 555 (1 buah)

2.

Resistor : 4.7 k, 1 k, 20 k, 10 k, 390, 470

3.

Kapasitor : 47 nF, 27 nF, 0.01 nF

1.5

RANGKAIAN PERCOBAAN

1.6

PROSEDUR PERCOBAAN

1. Siapkan lebih dulu Power Supply, Oscilloscope dan breadboard. Pada breadboard, buatlah
rangkaian seperti rangkaian percobaan.
2. Berikan nilai komponen pada rangkaian sesuai dengan nilai komponen pada tabel.
3. Amati bentuk gelombang yang terjadi dan gambarkan.
4. Berapa nilai tHI dan tLO yang ditunjukkan pada Oscilloscope ? isikan pada tabel
5. Dari hasil tHI dan tLO di atas, berapa duty cycle dan frekuensi yang dihasilkan ? isikan
pada tabel
6. Bandingkan hasil yang didapat di oscilloscope dengan perhitungan menggunakan
persamaan-persamaan di atas. Berapa prosentase kesalahan pengukuran dibandingkan
penghitungan ?

VCC = 5Volt, C2 = 0.01uF, RL = 2.2kOhm


Komponen

Teori

R1

R2

C1

4.7

10

47nF

10

4.7

47nF

20

47nF

20

47nF

390

470

27nF

470

390

27nF

t1

t2

Praktik
frekuensi

t1

t2

frekuensi

Вам также может понравиться