Вы находитесь на странице: 1из 29

Skenario 3

Anda bekerja sebagai dokter di IGD sebuah rumah


sakit. Pada suatu sore hari datang seorang laki-laki
berusaia 45 tahun membawa anak perempuannya
yang berusia 14 tahun menyatakan bahwa anaknya
tersebut baru saja pulang dibawa lari oleh teman
laki-laki yang berusia 18 tahun selama 3 hari keluar
kota.
Sang ayah takut apabila terjadi sesuatu pada diri
putrinya. Ia juga bimbang apa yang akan
diperbuatnya bila sang anak telah disetubuhi lakilaki tersebut dan akan merasa senang apabila anda
dapat menjelaskan berbagai hal tentang aspek
medikolegal dan hukum kasus anaknya.

Rumusan Masalah
Anak perempuan usia 14 tahun
dicurigai telah disetubuhi oleh teman
prianya berusia 18 tahun.

Hipotesis
Anak perempuan 14 tahun telah
terbukti disetubuhi oleh teman prianya
dengan adanya tindak kekerasan.

Aspek Hukum Tentang Perlindungan


Anak
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan /
ancaman kekerasan memaksa anak melakukan
persetubuhan dengannya / dengan orang lain, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 15 th dan paling singkat
UU No
3 th dan denda paling banyak 300 juta dan paling sedikit
23/2002
60 juta.

Dengan kekerasan atau ancaman memaksa anak


( belum 18 th ) bersetubuh dengannya / orang lain
Pasal 81
dipidana maksimum 3 hingga 15 th dan denda Rp 60
UU
juta hingga Rp 300 juta.
23/2002
Dengan kekerasan atau ancaman tipuan,
kebohongan, bujukan, terhadap anak ( belum 18 th )
berbuat cabul dengannya / orang lain, dipidana
Pasal 82
UU
maksimum 3 hingga 15 th dan denda Rp 60 juta
23/2002
hingga Rp 300 juta.

Pasal yang Terkait dengan


Kejahatan Terhadap Kesusilaan
Pasal 284
Pasal 287
Pasal 289
KUHP
KUHP
KUHP
Pasal 285
Pasal 288
Pasal 290
KUHP
KUHP
KUHP
Pasal 291
Pasal 351
KUHP
KUHP
Pasal 295
Pasal 352
KUHP
KUHP

Kejahatan Terhadap Kesusilaan


Pasal 281 KUHP
Diancam dengan pidana penjara paling lama 2 th 8 bln atau pidana denda
paling banyak Rp. 4.500,00
1. barang siapa dengan sengaja dan terbuka melanggar kesusilaan;
2. barang siapa dengan sengaja dan di depan orang lain yang ada di situ
bertentangan dengan kehendaknya, melanggar kesusilaan.
Pasal 285 KUHP
Barang siapa dengan kekerasan / ancaman memaksa seorang wanita
bersetubuh dengan dia di luar perkawinan, diancam karena melakukan
perkosaan, dengan pidana penjara paling lama 12 th.
Pasal 287 KUHP
(1) Barang siapa bersetubuh dengan seorang wanita di luar perkawinan,
padahal diketahui atau sepatutnya harus diduga, bahwa umurnya belum 15 th,
atau kalau umurnya tidak ternyata, belum mampu kawin, diancam dengan
pidana penjara paling lama 9 th.
(2) Penuntutan hanya dilakukan atas pengaduan, kecuali jika umurnya wanita
belum sampai 12 th atau jika ada salah suatu hal tersebut pasal 291 dan
pasal 294.

Pasal 351 KUHP


Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling
lama 2th 8 bln atau pidana denda empat ribu lima
ratus rupiah.
Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang
bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama
5 th.
Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana
penjara paling lama 7 th.
Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak
kesehatan.
Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak
dipidana.

Prosedur Medikolegal
Tatacara atau prosedur penatalaksanaan dan
berbagai aspek yang berkaitan pelayanan
kedokteran untuk kepentingan hukum.
Ruang lingkup medikolegal :
1.
2.
3.

4.
5.

Pengadaan visum et repertum


Pemeriksaan kedokteran terhadap tersangka
Pemberian keterangan ahli pada masa sebelum
persidangan dan pemberian keterangan ahli di dalam
persidangan
Kaitan visum et repertum dengan rahasia kedokteran
Penerbitan Surat Keterangan Kematian dan Surat
Keterangan Medik

Aspek medikolegal
Sebagai ahli klinik dan ahli forensik
Kewajiban membantu peradilan
Pasal 133, 134, 179, KUHAP
Hak menolak menjadi saksi/ahli
Pasal 120 KUHAP
Bentuk bantuan dokter bagi peradilan dan
manfaatnya
Pasal 65, 184, 186, 187 KUHAP
Sangsi bagi pelanggar kewajiban dokter
Pasal 216, 222, 224, 522 KUHP

Pemeriksaan Medis
Dilakukan untuk melihat apakah terdapat
tanda-tanda kekerasan, tanda persetubuhan
dan juga untuk melihat apakah terdapat
trace evidence pada korban.

Anamnesis umum
Identitas pasien seperti nama, umur, tanggal lahir dan
tempat lahir, status perkawinan, dll
Siklus haid
Penyakit lain terutama penyakit kandungan dan
penyakit kelamin
Riwayat persetubuhan meliputi pernah bersetubuh
atau tidak, persetubuhan yang terakhir dan apakah
menggunakan kondom.
.

Anamnesis khusus
Waktu kejadian : tanggal dan jam apabila
selang waktu kejadian and waktu pelaporan
beberapa hari/minggu, dapat diperkirakan bahwa
peristiwa itu bukan peristiwa perkosaan.
Ditanyakan tempat kejadian : sebagai petunjuk
pencarian trace evidence.
Ditanyakan apakah korban melawan.
Ditanyakan apakah korban pingsan.
Ditanyakan apakah terjadi penetrasi dan
ejakulasi, apakah setelah kejadian korban
mencuci, mandi dan mengganti pakaian

Pemeriksaan Luar
Pemeriksaan pada Korban
Pakaian
Pakaian ditentukan helai demi helai, dilihat
apakah terdapat robekan lama atau baru
sepanjang jahitan atau melintang pada
pakaian, kancing terputus akibat tarikan,
bercak darah, air mani, lumpur dll yang
mungkin berasal dari tempat kejadian.

Pemeriksaan Tubuh
Dilihat adanya atau tidak tanda-tanda kekerasan,
memar atau luka lecet pada daerah mulut, leher,
pergelangan tangan, lengan, paha bagian dalam
dan pinggang.
Dilihat juga apakah terdapat trace evidence yang
melekat pada tubuh korban dan sekiranya ada,
diambil dan diperlakukan seperti bahan bukti.

Pemeriksaan Khusus (Bagian Genitalia)


Rambut kemaluan
Cari bercak air mani sekitar alat kelamin, kerok
dengan sisi tumpul skapel atau swab dengan
kapas lidi dibasahi garam fisiologis
Vulva
Selaput dara
Frenulum labiorum pudenda dan commisura
labiorum posterior diperiksa untuk melihat utuh
atau tidak.
Perlu juga dilakukan pemeriksaan untuk melihat
apakah ada atau tidak penyakit kelamin.

Pemeriksaan pada Pria Tersangka


Pemeriksaan yang dapat dilakukan meliputi:
Pakaian
Rambut kemaluan
Bercak semen
Darah
Tanda bekas kekerasan
Pemeriksaan sel epitel vagina pada glans penis
Dilakukan pemeriksaan sekret urethra untuk
menetukan apakah ada atau tidak penyakit
kelamin.

Pemeriksaan Laboratorium

Lakukan pengambilan bahan untuk pemeriksaan


laboratorium. Pemeriksaan cairan mani dan sel
mani dalam lendir vagina, dilakukan dengan
mengambil lendir vagina menggunakan pipet
pasteur atau diambil dengan ose batang gelas,
atau swab. Bahan diambil dari forniks posterior,
bila mungkin dengan spekulum.
Pada anak-anak atau bila selaput dara utuh,
pengambilan bahan sebaiknya dibatasi dari
vestibulum saja.

Pemeriksaan Pria Tersangka


Pakaian, catat adanya bercak semen, darah dan
sebagainya.
Bercak
semen
tidak
perlu
dilakukan, karena tidak mempunyai arti.
Darah mempunyai nilai karena kemungkinan
berasal dari darah deflorasi. Penentuan golongan
darah penting untuk dilakukan. Mungkin dapat
ditemukan tanda kekerasan akibat perlawanan
oleh korban. Untuk mengetahui apakah seorang
pria baru melakukan persetubuhan, dilakukan
pemeriksaan ada tidaknya epitel vagina pada
glans penis.

Pemeriksaan Cairan Mani


1. Tanpa pewarnaan
Untuk melihat motilitas spermatozoa. Pemeriksaan ini
paling bermakna untuk memperkirakan saat
terjadinya persetubuhan
Hasil :
Umumnya disepakati dalam 2 3 jam setelah
persetubuhan masih dapat ditemukan spermatozoa
yang bergerak dalam vagina.
Berdasarkan beberapa penelitian, dapat disimpulkan
bahwa spermatozoa masih dapat ditemukan 3 hari,
kadang- kadang sampai 6 hari pasca persetubuhan.

2. Dengan Pewarnaan
Dibuat sediaan apus dan difikasi dengan melewatkan
gelas sediaan apus tersebut pada nyala api. Pulas
dengan HE, Methylene Blue atau Malachite Green.
Hasil :
Keuntungan dengan pulasan ini adalah inti sel
epitel dan leukosit tidak terdiferensiasi, sel
epitel berwarna merah muda merata dan
leukosit tidak terwarnai. Bila persetubuhan tidak
ditemukan, belum tentu dalam vagina tidak ada
ejakulat karena kemungkinan azoosperma atau
pascavasektomi. Bila hal ini terjadi, maka perlu
dilakukan penentuan cairan mani dalam cairan vagina.

Interpretasi Hasil
Keadaan umum korban baik, sadar penuh dengan tanda-tanda vital dalam batas
normal.
Saat diajak berbicara, korban dapat berkomunikasi dengan baik, meskipun sedikit
terlihat malu, stress dan juga sedih. Namun diperlukan pemeriksaan lanjutan
mengenai status psikis korban.
Robekan selaput dara baru pada arah jam 9, dengan laserasi dan tanda-tanda
peradangan disekitar pukul 9 sampai 6 arah jarum jam.
Pada pemeriksaan vagina dan cervix dengan speculum tampak adanya lecet pada
daerah labia mayor.
Pada pemeriksaan dalam / colok dubur tidak ditemukan rahim yang membesar.

Ditemukan dua buah luka memar bewarna ungu kemerahan dengan ukuran 3 x 0,4cm
pada leher sebelah kiri dan ukuran 2 x 0,4cm pada leher sebelah kanan. Selainitu juga
ditemukan luka memar bewarna merah gelap dengan ukuran 5 x 0,5cm pada
payudara kanan dengan jarak 3 cm dari puting susu.

Ditemukan juga empat buah luka memar pada paha


kiri bagian dalam dengan ukuran 2 x 0.5 cm, 4 x
0.4cm, 6 x 0.5cm, dan 1 x 0,6 cm. Warna memar yang
ditemukan ungu kemerahan.
Ditemukan spermatozoa pada pemeriksaan swab
vagina.
Tidak ditemukan adanya tanda-tanda penyakit seksual
menular.
Tidak didapatkan reaksi penggunaan narkotika
maupun alkohol dari pemeriksaan urine dan darah
korban.

Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan pula :


Spermatozoa sudah tidak bergerak, menandakan
persetubuhan telah terjadi lebih dari 5 jam.
Bercak semen dan cairan mani pada celana dalam
menandakan terjadinya ejakulasi oleh pelaku.
Korban aman dari kehamilan setelah tes kehamilan
menunjukkan hasil negatif.
Ditemukan adanya barbiturat dalam darah dengan
menggunakan metode penentuan titik cair dan
kromatografi gas cair (Gas Liquid Chromatography)
Kesimpulan hasil pemeriksaan pada anak usia 14
tahun tersebut telah terjadi persetubuhan dengan
tindak kekerasan pada korban.

Aspek Psikososial
Psisikososial : Setiap perubahan dalam kehidupan
individu, baik yang bersifat psikologik maupun sosial
yang mempunyai pengaruh timbal balik.
Kekerasan seksual : suatu tindakan yang dilakukan
oleh sekelompok orang terhadap orang lain dalam
lingkup msyarakat dengan menggunakan anggota
tubuhnya / alat bantu lainnya/benda yang berakibat
penderitaan secara fisik,seksual atau psikologis
bahkan kematian.
Dampak psikologis bagi korban sangat besar,
korban depresi dan juga bisa berakhir bunuh
diri akibat beban mental yang dialami.

Penyebab :
Determinan sosial
Frustasi
Provokasi langsung dari orang lain
Terpapar dengan bentuk-bentuk kekerasan yang
dipertontonkan oleh media masa

Laki-laki pelaku kekerasan :


mungkin berasal dari keluarga yang penuh
kekerasan
keperibadiannya imatur, tidak mandiri, tidak
asertif dan memiliki perasaan tidak adekuat yang
kuat

Peran Lembaga Swadaya


Mayarakat (LSM)
LSM : sebuahorganisasiyang didirikan oleh
perorangan ataupun sekelompok orang
yang secara sukarela yang memberikan
pelayanan kepadamasyarakatumum tanpa
bertujuan untuk memperoleh keuntungan
dari kegiatannya.

Organisasi tersebut bukan menjadi bagian


daripemerintah,birokrasi ataupunnegara.

Peran LSM dalam penanganan masalah kejahatan seksual


Dibentuk berdasarkan amanat Kepres No.77 Tahun 2003
pasal 74 tentang perlindungan anak.
Pada pasal 75 UU perlindungan anak dicantumkan bahwa
tugas pokok Komisi Perlindungan Anak Indonesia ada dua
yaitu:
Melakukan sosialisasi seluruh ketentuan peraturan
perundang-undangan
yang
berkaitan
dengan
anak,
mengumpulkan
data
dan
informasi,
menerima pengaduan masyarakat, melakukan
evaluasi dan pengawasan terhadap pelanggaran
perlindungan anak.
Memberikan
laporan,
saran,
masukan
dan
pertimbangan kepada Presiden

Kesimpulan
Hipotesis diterima
Dari hasil pemeriksaan korban dapat
dipastikan bahwa korban disetubuhi oleh
teman prianya dengan adanya tindak
kekerasan yang dapat dilakukan melalui
pemeriksaan yang telah dilakukan.

Вам также может понравиться