Вы находитесь на странице: 1из 18

REFERAT

OKLUSI ARTERI RETINA


SENTRAL
Pembimbing :
dr. Donny
Disusun oleh :
Citra Anggraini
110.2009.066

RETINA
Retina merupakan suatu srtuktur yang
kompleks dimana terdiri dari 10
lapisan yang terpisah yang terdairi dari
bagian
fotoresertor,
neuron,
sel
ganglion maupun serabut saraf optik.
Retina bertanggung jawab dalam
proses pengubahan cahaya menjadi
sinyal listrik dan pengintegrasian awal
dari sinyal-sinyal tersebut.

RETINA
Lapisan-lapisan retina tersebut secara berurutan adalah: dan terdiri
atas lapisan:
1.Membran limitan interna
2.Lapis serabut saraf
3.Lapis sel ganglion
4.Lapis pleksiform dalam
5.Lapis nucleus dalam
6.Lapis pleksiform luar
7.Lapis nucleus luar
8.Membran limitan eksterna
9.Lapisan fotoreseptor :
a.
b.

Sel kerucut
Sel batang

10.Epitel Pigmen Retina (EPR)

RETINA

OKLUSI ARTERI RETINA


SENTRAL
definisi

Central Retinal Artery Occlusion (CRAO)


merupakan suatu penyumbatan pada
pembuluh arteri retina sentral yang
umumnya disebabkan oleh emboli.
Keadaan ini berlangsung secara akut
dan merupakan emergensi oftamologi
yang dapat menyebabkan kebutaan.

OKLUSI ARTERI RETINA


SENTRAL

epidemiologi

Data pada studi di Amerika, menunjukkan


bahwa CRAO ditemukan tiap 1:10.000.
Laki-laki lebih tinggi dari pada wanita.
Usia beraneka ragam dengan penyebab
yang berbeda.
Insidensi dijumpai meningkat pada
penderita hipertensi, diabetes, systemic
heart disease, penyakit kardiovaskular,
perokok, obesitas, dll.

OKLUSI ARTERI RETINA


SENTRAL
etiologi

Proses aterosklerosis dan trombosis.


Emboli yang berasal dari arteri karotis
atau proses lain di jantung.
Angiospasme.
Peningkatan tekanan intra okular yang
sangat tinggi.

OKLUSI ARTERI RETINA


SENTRAL

patofisiologi

Central Retinal Artery Occlusion (CRAO) akan


mengakibatkan kebutaan yang disebabkan
kurangnya asupan darah pada lapisan retina
bagian dalam. Secara akut, obstruksi, yang
diakibatkan emboli misalnya, akan membuat
terjadinya edema lapisan dalam retina dan
pyknosis sel ganglion nukleus. Iskemik yang
diikuti nekrosis akan terjadi, sehingga retina
memberikan gambaran opak dan warna putih
kekuningan. Opasitas akan bertambah pada
bagian posterior dikarenakan bertambahnya
ketebalan lapisannya, dan sebaliknya pada
fovea yang memberikan gambaran cherry-red
spot.

OKLUSI ARTERI RETINA


SENTRAL
klinis
Penurunan penglihatan yang terjadi
secara tiba-tiba, tanpa disertai rasa
nyeri dan menetap.
Amaurosis fugax
Riwayat penyakit tentang faktor
predisposisi pembentukan trombus

OKLUSI ARTERI RETINA


SENTRAL
pemeriksaan

Penilaian visus: menurun hingga


menghintung jari, lambaian tangan ataupun
tanpa persepsi cahaya.
Pemeriksaan reaksi pupil, menjadi lambat
atau menghilang dan dapat anisokor.
Permeriksaan defek pada pembuluh retina
dengan funduskopi, dapat memberikan
gambaran:
Seluruh retina menjadi pucat akibat edema dan
gangguan nutrisi.
Cherry-red spot pada makula lutea.

OKLUSI ARTERI RETINA


SENTRAL

pemeriksaan

Pemeriksaan EKG.
Proses pencitraan sangat membantu
dalam menentukan proses primer yang
menyebabkan CRAO. Ultrasoud pada
karotis dapat mendeteksi penyakit
atherosklerosis yang lebih sensitif dari
pemeriksaan Dopler yang hanya menilai
aliran. Pemeriksaan MRA dapat
memberikan gambaran yang lebih jelas
pada obstruksi yang terjadi.

OKLUSI ARTERI RETINA


SENTRAL

tatalaksana

Keadaan emergensi, penanganan yang segera untuk


mengembalikan
aliran
darah
pada
retina
kemungkinan akan sangat bermanfaat bila dilakukan
sedini mungkin. Penanganan awal sebagai tindakan
emergensi yang dapat dilakukan adalah:
Menurunkan tekanan intraokular : obat topikal
(tetes mata) golongan -blocker ataupun pemberian
acetazolamide secara intavena.
Ocular massage : gerakan berputar selama 10 detik
pada bola mata dan dilepas kemudian dilakukan
berulang-ulang.
Konsultasi urgensi pada opthamologist dengan
persiapan untuk dilakukannya tindakan penangan
yang lebih agresif jika diindikasikan, seperti
parasintesis camera okuli anterior (COA).

OKLUSI ARTERI RETINA


SENTRAL
tatalaksana
Tujuan dari pengobatan yang diberikan pada
kasus CRAO adalah untuk:
Menurunkan TIO dengan obat-obatan atau
dengan parasisntesis.
Menambah perfusi pada retina, diperoleh melalui
pemberian obat vasodilator, peningkatan pCO 2,
atau dengan pemberian agen trombolitik perifer
untuk memindahkan trombus.
Meningkatkan oxygen delivery pada daerah yang
hipoxia, dicapai dengan memberikan oxygen
konsentrasi tinggi maupun dengan Terapi Oxygen
Hiperbarik. Hal ini hanya dapat bermanfaat bila
diberikan dalam 2-12 jam setelah onset.

OKLUSI ARTERI RETINA


SENTRAL
prognosis

Umumnya pasien dengan CRAO akan


mengalami penurunan tajam penglihatan
hingga menghitung jari maupun lambaian
tangan.
Dari data didapati bahwa:
pasien dengan emboli yang terlihat pada
retinanya, baik menimbulkan obstruksi atau
tidak memiliki mortality rate sebesar 56%
dalam 9 tahun, dan 27% pada populasi seusia
yang tidak memiliki gambaran emboli pada
retinanya.

KESIMPULAN
Oklusi arteri retina sentral merupakan
sumbatan yang terjadi pada arteri retina
sentral. Kejadian pada pasien laki-laki lebih
banyak
daripada
perempuan,
dapat
dijumpai
pada
berbagai
usia,
dan
diperberat
oleh
beberapa
penyakit
misalnya hipertensi, diabetes, penyakit
kardivaskular, dll. Etiologi tersering adalah
emboli.
Gejala
klinis
CRAO
adalah
penurunan penglihatan yang terjadi tibatiba, tanpa rasa nyeri, dan menetap pada
mata.

KESIMPULAN
Pemeriksaan yang dilakukan adalah visus
sampai menghitung jari, lambai tangan,
atau cahaya, lalu reaksi pupil berkurang
atau menghilang, serta funduskopi yaitu
gambaran cherry red spot. Tatalaksana
pada kasus emergency CRAO adalah
menurunkan tekanan intraocular dengan
obat-obatan atau dengan parasintesis.
Prognosis pada CRAO penurunan tajam
penglihatan
yang
menetap
dan
memburuk
apabila
tidak
ditangani
dengan tepat.

DAFTAR PUSTAKA
1. James, B., Chew, Chris. and Bron Anthony. Lecture Note Oftamologi. 2006.
Jakarta: Erlangga. 7-8; 129-139.
2. Sowka, J.W., Gurwood, A.S., dan Kabar, A.G. Retinal Artery Occlusion.
Dalam: Handbook of Ocular Disease Management Eleventh Edition. Jobson
Publishing L.L.C. 2009;42-44
3. Graham, R.H. Central Retinal Artery Occlusion. Medscape Reference. 2009.
Diakses dari: http://emedicine.medscape.com/article/1223625-overview [
26 Oktober 2014]
4. Ilyas, S. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit - FKUI.
2002;9-10,198
5. Khurana, A.K. Comprehensive Ophthalmology Fourth Edition. New Delhi:
New Age International (P) Limited Publishers. 2007; 255-256
6. Lang, G.K. Retinal Arterial Occlusion. Dalam: Ophthalmology a Short
Textbook. New York: Thieme. 2000; 320-323
7. Olver, J. & Cassidi L. Sudden Painloss of Vision. Dalam: Ophtamology at a
Glance. USA: Blackwell Science Ltd. 2005;42-43
8. Knoop, K.J., Stack, L.B., et all. Central Retinal Artery Occlusion. Dalam: The
Atlas of Emergency Medicine Third Edition. Mc.Graw-Hill. 2010. 162-165

Вам также может понравиться