Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PERATURAN DAERAH
BERDASARKAN UNDANGUNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011
VIRNASARI
DIREKTORAT FASILITASI PERANCANGAN PERATURAN
DAERAH
DIREKTORAT JENDERAL PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan
tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat
secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh
lembaga negara atau pejabat yang berwenang
melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan
Perundang-undangan.
(Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011)
Kejelasan tujuan;
Kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat;
Kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi
muatan;
Dapat dilaksanakan;
Kedayagunaan dan kehasilgunaan;
Kejelasan rumusan;dan
Keterbukaan.
(Ps. 5 Undang-Undang No. 12 Tahun 2011)
a.
b.
c.
d.
e.
Lanjutan:
Penyusunan
Lanjutan:
Penyusunan Prolegda Provinsi atau Kabupaten/Kota
antara DPRD
Provinsi atau Kabupaten/Kota dan Pemerintah Daerah Provinsi
atau
Kabupaten/Kota dikoordinasikan oleh DPRD Provinsi,
Kabupaten/Kota melalui alat kelengkapan DPRD Provinsi atau
Kabupaten/Kota yang khusus menangani bidang legislasi.
Penyusunan Prolegda Provinsi atau Kabupaten/Kota di lingkungan
DPRD Provinsi atau Kabupaten/Kota dikoordinasikan oleh alat
kelengkapan DPRD Provinsi atau Kabupaten/Kota yang khusus menangani
bidang legislasi.
Penyusunan Prolegda Provinsi
Kabupaten/Kota di lingkungan
Pemerintah Daerah Provinsi atau Kabupaten/Kota dikoordinasikan
oleh biro hukum dan dapat mengikutsertakan instansi vertikal terkait.
(Yang dimaksud dengan instansi vertikal adalah Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM)
LANJUTAN
Hasil
penyusunan
Prolegda
Provinsi,
Kabupaten/Kota
antara
DPRD
Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Pemerintah Daerah Provinsi,
Kabupaten/Kota disepakati menjadi Prolegda
Provinsi atau Kabupaten/Kota dan ditetapkan
dalam Rapat Paripurna DPRD Provinsi atau
Kabupaten/Kota.
Prolegda Provinsi atau Kabupaten/Kota ditetapkan
dengan Keputusan DPRD Provinsi atau
Kabupaten/Kota.
Lanjutan:
Dalam Prolegda dapat dimuat daftar kumulatif terbuka yang terdiri
atas:
Dalam keadaan tertentu, DPRD atau Kepala daerah dapat mengajukan Rancangan
Peraturan Daerah Provinsi, Kab/Kota di luar Prolegda Provinsi, Kab/Kota:
Lanjutan:
Pasal 41 UU No. 12 Tahun 2011
Dalam Prolegda Kabupaten/kota dapat dimuat daftar
Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
Bab IIKajian Teoretis Dan Praktik Empiris
Bab III Evaluasi Dan Analisis Peraturan Perundangundangan
Terkait
Bab IV Landasan Filosofis, Sosiologis, Dan Yuridis
Bab V Jangkauan, Arah Pengaturan, Dan Ruang Lingkup Materi
Muatan Peraturan Daerah.
Bab VI Penutup
Daftar Pustaka
Lampiran: Rancangan Peraturan Perundang-undangan
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan memuat latar belakang, sasaran yang akan diwujudkan,
identifikasi masalah, tujuan dan kegunaan, serta metode penelitian.
Latar Belakang
LANDASAN FILOSOFIS
Landasan filosofis merupakan pertimbangan atau alasan yang
menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk mempertimbangkan
pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum yang meliputi suasana
kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari
Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
B. LANDASAN SOSIOLOGIS
Landasan sosiologis merupakan pertimbangan atau alasan yang
menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek.
Landasan sosiologis sesungguhnya menyangkut fakta empiris
mengenai perkembangan masalah dan kebutuhan masyarakat dan
negara.
C. Landasan Yuridis
Landasan yuridis merupakan pertimbangan atau alasan yang
menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk mengatasi
permasalahan hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan
mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah, atau yang
akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan
masyarakat.
Landasan yuridis menyangkut persoalan hukum yang berkaitan dengan
substansi atau materi yang diatur sehingga perlu dibentuk Peraturan
Perundang-Undangan yang baru. Beberapa persoalan hukum itu, antara
lain, peraturan yang sudah ketinggalan, peraturan yang tidak harmonis
atau tumpang tindih, jenis peraturan yang lebih
rendah dari Undang-Undang sehingga daya berlakunya lemah,
peraturannya sudah ada tetapi tidak memadai, atau
peraturannya memang sama sekali belum ada.
6. BAB VI PENUTUP
Bab penutup terdiri atas subbab simpulan dan saran.
A. Simpulan
Simpulan memuat rangkuman pokok pikiran yang
berkaitan dengan praktik penyelenggaraan, pokok elaborasi teori,
dan asas yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya.
B. Saran
Saran memuat antara lain:
1. Perlunya pemilahan substansi Naskah Akademik dalam suatu Peraturan
Perundang-undangan atau Peraturan Perundang-undangan di
bawahnya.
2. Rekomendasi tentang skala prioritas penyusunan Rancangan Peraturan
Daerah dalam Program Legislasi Daerah.
3. Kegiatan lain yang diperlukan untuk mendukung penyempurnaan
penyusunan Naskah Akademik lebih lanjut.
7.DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka memuat buku, Peraturan Perundangundangan, dan jurnal yang menjadi sumber bahan
penyusunan Naskah Akademik.
8. LAMPIRAN
naskah akademik.
Apabila Rancangan Peraturan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota
mengatur mengenai:
Lanjutan:
Lanjutan:
Apabila dalam satu masa sidang DPRD Provinsi dan Gubernur
TEKNIK PENYUSUNAN
Mengacu pada Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-
Judul
Pembukaan
Batang Tubuh
Penjelasan (Jika Diperlukan)
Lampiran (Jika Diperlukan)
JUDUL
Judul harus singkat, jelas, tetapi mencerminkan norma
yang diatur.
Judul memuat keterangan mengenai jenis, nomor, tahun
penetapan, dan nama Peraturan Daerah
Nama Peraturan Daerah dibuat secara singkat dengan
hanya menggunakan 1 (satu) kata atau frasa tetapi secara
esensial mempunyai makna dan mencerminkan isi
Peraturan Daerah.
Judul ditulis dengan huruf kapital yang diletakkan di
tengah marjin tanpa diakhiri tanda baca
Judul tidak boleh ditambah dengan singkatan atau akronim
PEMBUKAAN
KONSIDERANS
Konstatasi fakta mengenai urgensinya dibuat suatu
DASAR HUKUM
Memuat dasar kewenangan pembuatan peraturan perundangundangan dan peraturan peraturan perundang-undangan yang
memerintahkan pembuatan peraturan perundang-undangan.
Peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai dasar hukum
hanya peraturan perundang-undangan yang tingkatannya lebih tinggi
atau sama.
Peraturan perundang-undangan yang akan dicabut dengan peraturan
perundangan yang dibentuk atau belum resmi berlaku tidak boleh
dijadikan dasar hukum.
Apabila lebih dari satu, urutan pencantuman perlu memperhatikan
tata urutan peraturan perundang-undangan dan jika tingkatannya
sama disusun secara kronologis berdasarkan saat pengundangan atau
penetapannya.
Diikuti dengan penyebutan Lembaran Negara Republik Indonesia dan
Tanbahan Negara Republik Indonesia.
Setiap frasa diakhiri dengan tanda baca titik koma(;)
Walaupun untuk akhir frasa huruf terakhir.
DIKTUM
Kata memutuskan; kata
Kata menetapkan;
Jenis dan nama peraturan Perundang-undangan.
BATANG TUBUH
Batang tubuh suatu perda memuat substansi perda yang dirumuskan
1. Ketentuan Umum;
2. Materi pokok (pokok-pokok materi) yang diatur;
3. Ketentuan Pidana (jika diperlukan);
4. Ketentuan Peralihan (jika diperlukan);
5. Ketentuan Penutup.
KETENTUAN UMUM
a.
b.
c.
KETENTUAN PIDANA
Peraturan Daerah boleh memuat ketentuan pidana (berdasarkan ketentuan Pasal 143
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentan Pemerintahan Daerah) tetap dibatasi
sebagai berikut :
Banyaknya denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
Dalam hal ketentuan pidana berlaku untuk siapa saja, maka untuk subyek
ditulis setiap orang.
Bila ketentuan pidana hanya berlaku untuk subyek tertentu, maka harus
secara tegas disebut subyek tersebut, misalnya Pegawai Negeri Sipil,
Pengemudi dan lain-lain.
Dalam
KETENTUAN PERALIHAN
KETENTUAN PENUTUP
Memuat ketentuan mengenai :
a.
Penunjukan organ atau alat perlengkapan yang melaksanakan
peraturan perundang-undangan;
b.
Nama singkat;
c.
Status peraturan perundang-undangan;
d.
Saat mulai berlaku peraturan perundang-undangan.
LANJUTAN:
Penutup merupakan bagian akhir dari suatu perda
Lanjutan:
Rancangan Peraturan Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
KESIMPULAN
Penyusunan PROLEGDA Provinsi atau Kabupaten/kota
SEKIAN
TERIMA KASIH