Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
usahanya,
pada
tahun
2003
PT. Kimia
Farma
(Persero)
mengembangkan anak perusahaan yaitu PT. Kimia Farma Apotek dan PT. Kimia
Farma Trading & Distribution.
PT. Kimia Farma (Persero), Tbk. memiliki unit-unit produksi seperti di
Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Medan. Hingga saat ini PT. Kimia
Farma Apotek memiliki 34 unit bisnis dan lebih kurang memiliki 370 apotek,
sedangkan PT. Kimia Farma Trading & Distribution memiliki 2 wilayah pasar dan
41 cabang Pedagang Besar Farmasi (PBF).
PT. Kimia Farma Apotek dipimpin oleh seorang direktur utama yang
membawahi dua direktur yaitu direktur operasional dan direktur pegembangan.
PT. Kimia Farma Apotek membawahi apotek-apotek Kimia Farma yang wilayah
usahanya terbagi menjadi 34 wilayah bisnis yang membawahi lebih dari 370
apotek kimia farma di seluruh Indonesia. Tiap-tiap unit bisnis (Business Manager)
membawahi sejumlah Apotek pelayanan yang berada di wilayah usahanya. Untuk
unit bisnis Bandung meliputi wilayah kotamadya Bandung, Tasikmalaya, dan
Garut.
BM Bandung merupakan puast koordinasi kegiatan administrasi,
keuangan, pelaporan serta kegiatan yang bersifat strategis di seluruh Apotek
Kimia Farma Bandung dan sekitarnya. Adapun tanggung jawab BM adalah
sebagai berikut :
24
25
a. Merencanakan,
mengelola,
mengkoordinasikan,
mengendalikan
dan
26
B. Misi
Misi PT. Kimia Farma (Persero), Tbk adalah :
1. Memberikan jasa layanan prima atas ritel farmasi dan jasa terkait
serta memberikan solusi jasa layanan kefarmasian bagi pelanggan
2. Meningkatkan nilai perusahaan untuk pemegang saham dan
pihak-pihak yang berkepentingan.
3. Mengembangkan kompentensi dan komitmen sumber daya
manusia yang lebih profesional untuk meningkatkan nilai
perusahaan dan kesejahteraan sumber daya manusia.
3.2 Tinjauan Apotek Kimia Farma 51 Bandung
3.2.1 Lokasi dan Tata Ruang
Apotek Kimia Farma 51 Bandung terletak di tempat yang strategis, yaitu
di jalan Ir. H. Juanda No. 69 Bandung. Bangunan apotek ini cukup besar yang
dilengkapi dengan tempat praktek dokter, optik, swalayan farmasi, poliklinik dan
laboratorium klinik serta memiliki tempat parkir yang cukup luas.
Ruangan-ruangan yang terdapat di Apotek Kimia Farma 51, yaitu : ruang
Apoteker Pengelola Apotek (APA), ruang administrasi, ruang peracikan, tempat
penyimpanan resep, tempat penyerahan obat, kasir, rak penyimpanan obat yang
ditempatkan berdasarkan bentuk sediaan (tablet, sirup, sediaan solid, tetes mata
dan tetes telinga) dan berdasarkan fungsi farmakologi, ruang tempat penyimpanan
barang milik karyawan, ruang makan untuk karyawan, ruang tunggu untuk
pembeli, swalayan farmasi (menjual obat-obat bebas, kosmetika, produk
kesehatan serta suplemen makanan, multivitamin dan obat tradisional serta
makanan dan minuman ringan), tempat penjualan alat kesehatan, optik, musholla,
ruang praktek dokter, ruang tunggu pasien dokter dan kamar mandi.
3.2.2
PT. Kimia Farma Apotek yang berada dibawah unit bisnis manajer Bandung, Jawa
Barat. Apotek Kimaia Farma 51 dalam kegiatan operasionalnya dipimpin oleh
seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA), yang bertindak sebagai penanggung
jawab teknik kefarmasian dan sebagai manajer di apotek (Manajer Apotek
Pelayanan / MAP). Secara langsung membawahi 2 orang apoteker Pelayanan
27
Informasi Obat (PIO), 13 orang Asisten Apoteker (AA), 3 orang Supervisor dan 6
orang Juru Resep.
Adapun tugas dan tanggung jawab setiap personil adalah sebagai berikut :
1. Manajer Apotek Pelayanan (MAP)
Manajer Apotek Pelayanan merupakan Apoteker Pengelola Apotek (APA)
yang bertanggung jawab terhadap kinerja apotek keseluruhan. MAP bertugas
untuk merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengawasi
kegiatan operasional apotek
2. Apoteker Pelayanan Informasi Obat (Apoteker PIO)
Apoteker PIO bertugas membantu kelancaran pelayanan kefarmasian di
apotek melalui pelayanan informasi obat kepada pasien yang membutuhkan
informasi. Tugas Apoteker PIO pada dasarnya berpedoman pada KepMenKes
RI No.1027/MenKes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek adalah :
a. Melakukan skrining resep untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya drug
related problems.
28
29
3.2.3
Pelayanan
Apotek Kimia Farma 51 Bandung merupakan one stop health care
solution yang memiliki jam operasional kerja 24 jam setiap hari dalam seminggu,
yang setiap harinya terbagi kedalam 3 shift pembagian kerja, yaitu pagi, siang dan
malam yang menandakan bahwa Apotek Kimia Farma 51 sangat mengutamakan
pelayanan yang optimal bagi pelanggannya. Kegiatan di Apotek Kimia Farma 51
diarahkan kepada pelayanan permintaan obat-obatan, baik obat bebas, resep
dokter dan UPDS (Upaya Pengobatan Diri Sendiri). Hal ini bisa dilihat dari
banyaknya resep, membuktikan bahwa Apotek Kimia Farma 51 tetap menjadi
pilihan utama pelanggan. Sedangkan kegiatan administrasi seperti pembelian
barang dan pembayaran hutang dilakukan oleh Bisnis Manajer (BM) Bandung.
Penyaluran perbekalan farmasi di apotek Kimia Farma 51 dilakukan melalui
pelayanan atas resep dokter dan pelayanan obat tanpa resep.
Apotek Kimia Farma 51 dan menerima pembayaran baik secara tunai
maupun kredit. Pembayaran secara kredit hanya berlaku untuk perusahaanperusahaan yang melakukan kerjasama dengan pihak Kimia Farma. Pembayaran
secara kredit dilakukan oleh instansi yang bersangkutan pada waktu yang telah
ditentukan sesuai dengan kesepakatan.
30
3.3
pemesanan,
penyimpanan,
Pengelolaan Apotek
A. Pengelolaan Perbekalan Farmasi
Pengelolaan perbekalan farmasi
pengadaan,
pembayaran,
penerimaan
meliputi
barang,
perencanaan
penyimpanan,
31
sehingga
perlu
dilakukan
prioritas
dalam
32
dilakukan
dengan
cara
yang
sama,
tetapi
33
konsinyasi
dilakukan
dengan
cara
34
akan datang sesuai dengan yang tertera pada faktur maka petugas
akan membubuhkan stempel Kimia Farma disertai paraf dan
nomor urut permintaa faktur. Selain itu barang tersebut harus
diperiksa tanggal daluarsanya, minimal satu tahun. Tetapi jika
barang yang diterima tidak sesuai pesanan atau terdapat
kerusakan fisik maka bagian pembelian atau membuat nota
pengembalian barang (retur) dan mengembalikan barang tersebtut
ke distributor yang bersangkutan untuk kemudian ditukar dengan
barang yang sesuai.
3. Penyimpanan Barang
Perbekalan farmasi yang telah diterima kemudian disimpan
dalam rak-rak yang tersedia secara alfabetis dan menuliskan
tanggal pemasukan obat, nomor urut penerimaan sesuai yang
tertera di faktur dan jumlah obat pada kartu stok. Penyimpanan
obat disusun sesuai alfabetis dan berdasarkan penggolongan
berikut :
a. Berdasarkan bentuk sediaan, meliputi tablet atau kapsul,
sirup, obat tetes, inhaler, sediaan semi solid (salep, krim dan
gel) dan obat suntik. Untuk bahan baku dibedakan menjadi
bentuk padat dan bentuk cair.
b. Berdasarkan masa perputaran barang, yaitu :
1) Golongan fast moving, yaitu obat-obat yag paling cepat
terjua dan frekuensi perputarannya cepat.
2) Golongan slow moving, yaitu obat-obat yang frekuensi
perputarannya lambat.
3) Golongan obat tidak laku, yaitu obat-obat yang dalam
jangka waktu enam bulan tidak mengalami perputaran
(penjualan atau pembelian).
c. Berdasarkan jenis obat, yaitu :
1) Golongan obat generik berlogo, yang diletakkan di rak
tersendiri untuk memudahkan pengambilan.
2) Golongan obat bebas terbatas, penyimpanannya sebagian
lagi diletakkan di rak obat dalam.
35
di
rak
tersendiri
untuk
memudahkan
pengambilan.
e. Berdasarkan kestabilan obat atau golongan obat-obat
termolabil, tempat penyimpanannya dalam lemari pendingin
dan suhu lemari pendingin harus selalu dicek.
f. Untuk obat-obat bebas dan alat-alat kesehatan disimpan
berdasarkan kegunaanya di tempat penjualan (swalayan
farmasi) yang berada di dekat kasir dan ditata secara rapi,
serta menarik.
Setiap obat memiliki kartu stok yang berguna untuk
mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran obat sehingga
mempermudah pengawasan terhadap persediaan obat dan
kebutuhan masing-masing obat. Jika jumlah obat cukup banyak
dan tidak seluruhnya disimpan dalam lemari stok obat karena di
Apotek Kimia Farma 51 tidak terdapat gudang penyimpanan stok
obat.
36
4. Pendistribusian barang
Pendistribusian produk menggunakan system First In First
Out, yaitu produk yang diterima merupakan produk yang pertama
dijual. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya produk yang
daluarsa belum terjual. Penjualan produk dapat dilakukan secara
tunai maupun kredit. Seperti halnya pembelian, penjualan juga
harus dicatat. Pencatatan dapat dilakukan secara manual melalui
kartu stok dan secara komputerisasi.
B. Pelayanan Obat dan Perbekalan Farmasi Lainnya
Penjualan yang dilakukan di Apotek Kimia Farma 51 meliputi
penjualan tunai dan kredit. Penjualan tunai meliputi pelayanan
berdasarkan resep dokter baik dari dokter yang melakukan praktek di
Apotek Kimia Farma 51 maupun dokter praktek luar apotek, serta
pelayanan non-resep yang terdiri dari pelayanan obat bebas, UPDS
(Upaya Pengobata Diri Sendiri), alat kesehatan dan swalayan farmasi.
Penjualan kredit meliputi pelayanan resep yang diberikan dari pasien
yang merupakan anggota atau karyawan dari instansi yang membuat
kesepakatan kerja sama dengan Apotek Kimia Farma 51.
Berikutnya adalah jenis penjualan di Apotek Kimia Farma 51
diantaranya :
1. Penjualan Bebas (Hand Verkoop HV) dan Pelayanan Swalayan
Farmasi
Penjualan bebas dan pelayanan swalayan farmasi meliputi
penjualan obat bebas, obat bebas terbatas, perlengkapan bayi,
kosmetik, alat kesehatan, suplemen, vitamin, susu, perawatan
kulit, perawatan rambut, kosmetik, herbal health care, alat
kontrasepsi, perlengkapan laboratorium dan perbekalan farmasi
lainnya yang dapat dibeli tanpa resep dokter.
Prosedur penjualan bebas adalah sebagai berikut :
a. Petugas penjualan bebas menanyakan obat dan perbekalan
farmasi lainnya yang diperlukan oleh pelanggan.
37
ke
dalam
komputer
dan
mencetak
struk
persediaan
dan
menginformasikannya
pada
pasien.
2) Setelah mendapat persetujuan dari pasien, resep diberi
penomoran dan diberi harga, kemudian pasien membayar
obat di kasir. Pasien diberi nomor tunggu untuk
mengambil obat (sesuai dengan nomor urut resep).
Kemudian resep tersebut diserahkan kepada asisten
apoteker di ruang peracikan. Untuk resep racikan
dipisahkan sesuai dengan jenis racikan yang dibutuhkan,
baik itu sesame racikan atau dengan resep non racikan
yang masih dalam lembar resep yang sama.
3) Obat disiapkan berdasarkan resep kemudian diberi etiket
sesuai dengan resep tersebut, lalu dikemas dalam
kantong plastik dan diserahkan oleh Apoteker Pelayanan
Informasi Obat (PIO). Petugas yang memberi etiket,
mengemas dan menyerahkan masing-masing dengan
38
sebagian
atau
sebagian
obat
tidak
ada
obat
informasi
tentang
cara
pemakaian
dan
tetapi
kepagawaian
cukup
kepada
administrasinya.
Untuk
menunjukan
kartu
identitas
petugas
apotek
dan
memenuhi
resep
kredit
diberikan
bukti
39
40
menggunakan
surat
pesanan
narkotika
yang
obat.
Sedangkan
untuk
pemesanan
obat
golongan
41
laporan
sediaan
baku
narkotika
dan
laporan
42
43
berkas
resep
serta
membantu
apoteker
44
45
jumlahnya
tetap.
Sedangkan
pengeluaran
untuk