Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan
di sektor dunia
usaha tidak
menutup
kemungkinan
(market share) produk peralatan rumah tangga adalah kaum perempuan dari
segala kalangan.
Pada penjualan ini juga tergantung pada loyalitas konsumen sebagai
contoh misalnya sesorang telah merasa puas dengan produk tersebut dia akan
melakukan pembelian berulang bahkan rutin ini menguntungkan bagi penjualan
produk karena terjadi volume penjualan meningkat. Dalam kegiatan pemasaran
penjualan ini adalah bagian dari kegiatan pemasaran karena disinilah tercipta
pertukaran barang dan jasa antara penjual dan pembeli.
Suatu perusahaan memasarkan produknya berpengaruh juga pada
loyalitas konsumen terhadap atribut dari produk tersebut. Tindakan sesudah
pembelian yang dilakukan oleh konsumen terhadap produk Tupperware juga
mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap produk ini. Produk-produk Tupperware
dapat digunakan dalam waktu yang relatif lama serta tidak ketinggalan zaman. Selain itu
kepuasan konsumen terhadap produk Tupperware baik dilihat dari kualitas, manfaat
maupun bentuk-bentuk dan variasi-variasi produk yang sangat menarik serta dapat
digunakan oleh berbagai kalangan dan usia, sangat mempengaruhi loyalitas konsumen
terhadap produk ini.
Pada setiap usaha baik itu perusahaan yang baru berdiri, yang sedang
berkembang maupun yang sudah mapan, kondisi perekonomian yang labil,
menjadi faktor penentu bagi perkembangan perusahaan, maka tidak dapat
dihindari apa yang dinamakan persaingan dalam mempertahankan dan merebut
bagian pasar, setiap perusahaan mempunyai kewajiban untuk menyusun strategi
agar perusahaannya mampu bertahan dalam kancah bisnis. Selain salah satu cara
ini adalah dilakukannya Multi Level Marketing (MLM).
MLM adalah sebuah bisnis pemasaran atas suatu produk yang dilakukan
melalui banyak tingkatan atau level, yang sering disebut dengan up-line (tingkat
atas) dan down-line (tingkat bawah). Sistem pemasaran dan penjualan atas suatu
produk dengan menggunakan sistem jaringan atau networking. Up-line diharuskan
untuk mencari down-line sebanyak-banyaknya agar mendapatkan bonus yang
berlipat. Banyak keuntungan yang didapat sebuah perusahaan MLM dengan
menggunakan sistem online.
Dengan adanya sistem online member dapat mengakses dari manapun, dan
juga member yang bergabung tidak hanya berasal dari perusahaan MLM itu
berada. Tetapi member dari berbagai daerah juga dapat bergabung disini. Antara
member
upline dan downline juga belum tentu pernah bertatap muka. Hal
Tabel 1.1
Volume Penjualan Produk Tupperware Berdasarkan Produk terlaris pada
kurun waktu 2010-2011
No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Square Kepper
Cereal Bowl
Hangout Set
Jumlah
2011
2.303
1.577
1473
1.182
1.173
1.015
861
138
665
450
405
100
88
92
91
11.063
2.210
1.550
1.482
1.385
1.256
1.150
1.097
927
596
447
128
101
98
80
14.810
Keterangan
mempengaruhi
konsumen
dalam
memutuskan
pembelian
produk
Tupperware tersebut.
Target pasar utama Tupperware adalah kalangan ibu - ibu rumah
tangga,produk ini diminati oleh ibu rumah tangga karena atribut yang ada produk
Tupperware adalah memberikan garansi seumur hidup, anti basi, tahan panas,
warna yang beragam), tetapi yang menjadi persoalan harganya yang relatif mahal
karena sebagian besar pandangan ibu rumah tangga menganggap produk
Tuppeware hanya mengandalkan brand yang sudah mendunia seperti kalangan
menengah ke atas yang banyak menggunakan produk Tuppeware karena harganya
yang relatif mahal untuk sebuah wadah plastik.
Selain itu brand produk rumah tangga lainnya sekarang mulai banyak
menyaingi produk Tupperware, Pesaing terdekat tupperware adalah Twin
Tulipware
bakteri) selain itu bahannya lebih tebal sehingga tidak mudah pecah dan warna
pun berwarna warni hal ini menjadi pesaing terdekat tupperware.
Selain itu Tulipware menganut sistem online pada setiap pembelanjaan
sehingga data penjualananya langsung tersistem dari pusat hal ini memudahkan
konsumen yang ingin berbelanja di stokis manapun jadi tidak terpaku pada
distributor tempat mendaftar karena disemua stokis di indonesia bisa berbelanja.
Dalam hal ini Tulipware mulai berkembang khususnya di kota jambi
walaupun data untuk penjualannya tidak bisa di akses. Kini produk tulipware
mulai di kenal masyarakat jambi hal ini merupakan perkembangan bagi produk
Tulipware sendiri. Dan melihat latar belakang di atas hal itulah yang menarik bagi
penulis untuk meneliti secara mendalam bagaimana loyalitas konsumen terhadap
atribut produk Tupperware(Anti basi, tahan panas, garansi seumur hidup seta
warna yang beragam atau kemasan pada produk tersebut) di sini penulis ingin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teoritis
2.1.1. Defenisi-Defenisi
Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantararanya adalah :
A. Pemasaran
a. Menurut Tjiptono (2006) pemasaran memiliki definisi suatu proses sosial dan
manajerial dimana individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran segala
sesuatu yang bernilai dengan orang atau kelompok lain.
b. Handoko (2000) bahwa pemasaran memiliki pengertian sebagai suatu
sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditunjukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan
barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang
ada maupun pembeli potensial.
B. Perilaku Konsumen
Mowen at al (2001 : 6) Perilaku konsumen adalah studi tentang unit
pembelian (buying units)dan proses pertukaran (exchange process) yang
melibatkan perolehan konsumsi pembuangan barang dan jasa,pengalaman serta
ide - ide.
Engel et al (2001) menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan
langsung untuk mendapatkan,mengkonsumsi,dan menghabiskan produk dan jasa
termasuk proses keputusan.
C. Loyalitas Konsumen
Loyalitas Konsumen
Menurut Setiadi (2003) loyalitas konsumen merupakan perilaku
pengulangan pembelian oleh konsumen terhadap suatu produk maupun jasa
sehingga konsumen tidak mempertimbangkan lagi merek-merek lain dalam
pembelian suatu produk.
Menurut Griffin (2002) mengungkapkan loyalitas adalah mengacu
kepada perilaku dari unit unit pengambilan keputusan konsumen untuk
melakukan pembelian secara terus menerus terhadap barang / jasa suatu
perusahaan yang dipilih.
Menurut Kotler dan Armstong (2007) mendefinisikan bahwa loyalitas
berasal dari pemenuhan harapan atau harapan konsumen, sedangkan
ekspektasi sendiri berasal dari pengalaman pembelian terdahulu oleh
konsumen, opini dari teman dan kerabat, janji atau informasi dari pemasar
atau pesaing.
Menurut Kotler (2000) mengatakan dalam hal ini dapat disimpulkan
bahwa konsumen yang loyal tidak diukur dari berapa banyak dia membeli,
tapi dari berapa sering dia melakukan pembelian ulang, termasuk disini
merekomendasikan orang lain untuk membeli.
Menurut Wahyu Nugroho (2005) loyalitas konsumen didefinisikan sebagai
suatu ukuran kesetiaan dari pelanggan dalam menggunakan suatu merek
produk atau merek jasa pada kurun waktu tertentu pada situasi dimana banyak
10
perusahaan
untuk
menimbulkan
kepuasan
tersebut
dengan
pelanggan
serta
rekomendasi
dari
mulut
ke
mulut
yang
menguntungkan perusahaan.
11
12
13
kerengka waktu tertentu dan melakukan pembelian ulang sejak pembelian yang
pertama.
Dalam mengukur kesetiaan, diperlukan beberapa attribut yaitu :
1.
2.
3.
4.
14
Intensi membeli ulang sangat kuat dan memiliki keterlibatan tinggi yang
merupakan dorongan motivasi.
4. Loyalitas Tindakan
Menghubungkan penambahan yang baik untuk tindakan serta keinginan untuk
mengatasi kesulitan seperti pada tindakan kesetiaan.
Tjiptono (2002:85) mengemukakan enam indikator yang bisa digunakan untuk
mengukur loyalitas konsumen yaitu :
1.Pembelian ulang
2.Kebiasaan mengkonsumsi merek tersebut
3.Selalu menyukai merek tersebut
4.Tetap memilih merek tersebut
5.Yakin bahwa merek tersebut yang terbaik
6.Merekomendasikan merek tersebut pada orang lain. .
2.1.2.1 Atribut Produk
Menurut Kotler & Armstrong (2001:354) beberapa atribut yang menyertai dan
melengkapi produk (karakteristik atribut produk) adalah :
a. Merek (branding)
Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau
kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi
produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk
pesaing. Pemberian merek merupakan masalah pokok dalam strategi produk.
Pemberian merek itu mahal dan memakan waktu, serta dapat membuat produk itu
berhasil atau gagal. Nama merek yang baik dapat menambah keberhasilan yang
besar pada produk (Kotler & Armstrong, 2001:360
15
b. Pengemasan (packing)
(packing) adalah kegiatan merancang dan membuat wadah
Pengemasan
melaksanakan
ketepatan
lainnya.
fungsinya
kemudahan operasi
Untuk
menerapkan
daya
dan perbaikan,
meningkatkan
program Total
meliputi,
kualitas
Quality
tahan
serta
produk
keandalan,
atribut
bernilai
perusahaan
Manajemen (TQM)".
dapat
Selain
disekitar
tingkat
produk
inti.
kualitas,
Karakteristik
nama
dari
merek,
produk
aktual
kemasan
yang
16
Fandy
adalah sabun, minuman dan makanan ringan, kapur tulis, gula dan
garam.
b. Barang Tahan Lama (Durable Goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan
lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal
adalah satu tahun atau lebih). Contohnya antara lain TV, lemari es, mobil dan
komputer.
Selain
berdasarkan
daya
tahannya,
goods)
dan
barang
industri (industrial's
17
konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan
bisnis.
jenis yaitu:
a. Convinience Goods
Convinience goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki
frekuensi pembelian tinggi (sering beli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan
hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan
dan pembeliannya. Contohnya sabun, pasta gigi, baterai, makanan, minuman,
majalah, surat kabar, payung dan jas hujan.
b. Shopping Goods
Shopping goods adalah barang-barang dalam proses
pemilihan dan
18
Fitur produk (Product Features) adalah alat untuk bersaing yang membedakan
produk suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya (ciri-ciri yang memberikan
tambahan manfaat suatu produk). Pada umumnya, ciri-ciri yang melekat pada
suatu produk merupakan hasil dari pengembangan dan penyempurnaan secara
terus-menerus.Untuk dapat mengetahui apa yang sedang digemari dan dibutuhkan
pelanggan, perusahaan hendaknya melakukan survey secara periodik dengan
19
Cara lain untuk menambah nilai bagi pelanggan adalah melalui rancangan produk
yang berbeda. Rancangan memiliki konsep yang lebih luas dibandingkan gaya
(Style). Gaya lebih menonjolkan pada aspek penampilan tanpa melihat kinerja
produk. Gaya belum tentu menambah kenyamanan bahkan tidak jarang dengan
model mutakhir menggangu kenyamanan penggunaan utama suatu produk.
Desain mempertimbangkan faktor-faktor selain penampilan yang menarik. Desain
dapat meningkatkan kinerja suatu produk. Desain yang baik dapat menarik
perhatian konsumen, memperbaiki kinerja produk, mengurangi biaya produksi,
dan menambah keunggulan bersaing.
2.1.2.3 Loyalitas Konsumen
Menurut Setiadi (2003) loyalitas
konsumen
merupakan
perilaku
20
b.Prospect
Adalah orang orang yang memilki kebutuhan akan produk tertentu dan
mempunyai kemampuan untuk membelinya. Para prospect ini meskipun mereka
belum melakukan pembelian tetapi mereka telah mengetahui keberadaan
perusahaan atau barang tersebut karena seseorang telah merekomendasikannya
barang tersebut kepadanya.
c.Disqualifled Prospects
Yaitu prospect yang telah mengetahui keberadaan barang tersebut tetapi tidak
mempunyai kebutuhan akan barang tersebut dan tidak mempunyai kemampuan
untuk membeli barang tersebut.
d.First Time Customer
Yaitu pelanggan yang membeli untuk pertama kalinya mereka masih menjadi
pelanggan yang baru.
e. Repeat Customers
Yaitu pelanggan yang telah melakukan pembelian suatu produk sebanyak dua kali
atau lebih dan membeli dua macam produk yang berbeda dalam kesempatan yang
berbeda pula.
f.Clients
Clients membeli semua barang maupun jasa yang ditawarkan dan mereka
butuhkan mereka membeli secara teratur hubungan pelanggan ini sangat kuat dan
berlangsung lama dam tidak terpengaruh pleh produk pesaing.
g. Advocates
21
membentuk
produk, sehingga produk tersebut mempunyai nilai tambah untuk dijual dan
dinikmati oleh konsumen.
- Hubungan nilai dengan harga
Merupakan hubungan antara harga dan nilai produk yang ditentukan oleh
perbedaan antara nilai yang diterima oleh konsumen dengan harga yang di bayar
oleh konsumen terhadap suatu produk yang di inginkan.
- Bentuk produk
Bentuk produk merupakan komponen-komponen fisik dari suatu produk yang
menghasilkan suatu mamfaat.
- Keandalan
Merupakan kemampuan dari suatu perusahaan untuk menghasilkan suatu produk
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen.
2. Faktor Pelayanan
- Jaminan
22
23
tidak
berhubungan
khawatir
dengan
perusahaan
perusahaan,
dalam
karena
melakukan
pelangga
transaksi
merasa
dan
perusahaan
24
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, karena
penelitian ini akan mengungkapkan keadaan lapangan/subjek pada saat penelitian
dilakukan.Hal ini sesuai dengan pendapat Sutja,dkk(2005 :32) yang menyatakan
bahwa:
penelitian
deskriptif
merupakan
penelitian
yang
berusaha
26
5.750
= 1 5.750(0.1) 2
sekunder
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
berupa
studi
27
Tabel 1.1
Definisi Operasionalisasi variabel
No
1.
Dimensi
Nilai Kualitas
INDIKATOR
1.Nilai Kualitas
SKALA
Likert
2.
Nilai Emosional
2.Nilai Emosional
Likert
28
3.
Nilai Fungsional
3.Nilai Fungsional
Likert
Tupperware.
29
Menurut sugiono (2009) dalam analisis deskriptif dan kualitatif yang dilakukan
sampai pada scoring dan indeks dimana skor merupakan jumlah dari hasil
perkalian setiap bobot nilai ( 1 sampai 5 ) dengan frekuensi. Kemudian indeks
dihitung dengan metode mean, yaitu membagi skor dengan jumlah responden.
Alat analisis yang digunakan adalah tabulasi data dan pengukuran nilai
rata rata (mean) tabulasi data disusun berdasarkan banyaknya pertanyaan
pernyataan dalam kuesioner pengukuran nilai rata rata dilakukan pada masingmasing atribut berdasarkan hasil jawabans
Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini menggunakan
skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,
2008:132). Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan
diuji, pada setiap jawaban akan diberi skor Pembagiannya. Pengisian kuisioner
diukur dengan menggunakan skala likert yang terdiri atas : Sangat
Setuju,Setuju,Kurang setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Kelima penilaian
tersebut di beri bobot sebagai berikut :
1. Jawaban sangat loyal diberi bobot : 5
2. Jawaban loyal dibei bobot: 4
3. Jawaban netral diberi bobot : 3
4. Jawaban tidak loyal diberi bobot : 2
5. Jawaban sangat tidak loyal diberi bobot 1
Skala likert kemudian menskala individu yang bersangkutan dengan
menambahkan bobot dari jawaban yang dipilih. Nilai rata-rata dari masing -
30
masing responden dapat dikelompokkan dalam kelas interval dengan jumlah kelas
5 (lima).
Intervalnya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Interval =
Interval =
Interval = 0,8 (nol koma delapan)
Skala distribusi terhadap jawaban responden adalah :
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
31
32
USA inilah produk plastik dengan merk Tupper Plastic mulai dijual tahun 1946
melalui toko dan katalog. Namun penjualan kurang sukses karena keistimewaan
produk Tupperware yaitu SEAL atau tutupnya yang kedap udara dan kedap
cairan ini tidak diketahui konsumen karena tidak ada penjelasan tentang itu.
Hingga datanglah Brownie Wise. Earl Tupper kemudian mengangkatnya sebagai
tenaga penjual di perusahaannya. Dia sangat bersemangat dengan mangkukmangkuk buatan Tupper dan dia menemukan cara bagaimana menjualnya
yaitudengan pesta rumah / party Tupperware.
Wise berpendapat bahwa kebrilianan Tupperware haruslah dijelaskan pada
kaum wanita, didemonstrasikan bagaimana mangkuk itu memelihara kesegaran
makanan, bagaimana mangkuk itu ber -burb (bunyi khas ketika lidah
penutupnya terkunci dengan baik) dan mangkuk - mangkuk itu sendiri tidak dapat
berbicara. Wise melakukan bisnis yang hebat dengan cara menjual Tupperware
secara langsung untuk Stanley Home Products dan dia berhasil meyakinkan
Tupper untuk memindahkan penjualannya ke pesta - pesta beranda rumah.
Walaupun mereka tidak sependapat, Wise menjadi kepala bagian penjualan
rumahan pada 1951 dan mulai membangun armada wanita penjual Tupperware.
Penjualan langsung adalah jawabannya.
Pada 1954, dan penjualan Tupperware telah mencapai 25 juta dolar AS dan
ada 20.000 penjual Tupperware di AS. Sukses dalam menjual membuatnya
dipercaya untuk memegang pimpinan tertinggi di bidang marketing di kantor
pusat Tupper. Wise menjadi terkenal dan wajahnya terpampang di halaman depan
33
34
35
Filosofi tupperware
Tupperware telah sukses lebih dari 70 tahun dengan filosofi yang sangat
sederhana, kita percaya bahwa yangmenjadi dasar untuk sukses tergantung pada :
1. People (Orang)
2. Product (Produk)
3. Plan (Rencana)
36
2.
37
STRUKTUR ORGANISASI
PT. NAZILA JAMBI NUGRAHA TUPPERWARE
KOMISARIS
DIREKSI
KARYAWAN
BAGIAN
BAGIAN
BAGIAN
BAGIAN
GUDANG
KOMPUTER
ADMINISTRASI
PAJAK
bagaimana cara penjualan yang baik dan benar serta membantu para dealer
baru yang ingin party.
3. Karyawan bertugas menjalankan pekerjaan setiap hari yang mana tugas ini
diberikan oleh direktur utama sesuai dengan tugas yang diberikan masingmasing.
4. Tugas dan wewenang bagian gudang :
Tugas :
a. Mencatat barang yang masuk dan keluar serta menyusun barang, baik
dari gudang besar maupun gudang kecil
b. Mengakulasikan barang
c. Mencatat peminjaman barang dan pengemabalian barang oleh para
manager
d. Mengecek jumlah setiap barang yang dikirim oleh kantor pusat
Wewenang :
a. Berwenang memberikan hadiah kepada para konsumen
b. Berwenang untuk memindahkan barang dari gudang besar ke gudang
kecil
c. Berwenang mengclaim barang detektif kekurangan barang pada saat
pengiriman barang.
5. Tugas dan wewenang bagian computer :
Tugas :
a. membuat laporan keuangan penjualan barang dagangan perminggu
b. sebagai accaounting perusahaan
39
40
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
5.1.1
Karakteristik Responden
Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan
Tabel Karakterisrik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No.
Pekerjaan
Frekuensi
Persentase
1.
68
68 %
2.
PNS
21
21 %
3.
Bidan
2%
4.
Perawat
4%
5.
Guru
5%
100
100 %
Total
Sumber : (Data diolah,2013)
41
Kategori
Frekuensi
Persentase
1.
Pembelian 2 kali
22
22 %
2.
78
78 %
100
100 %
Total
Sumber : (Data diolah,2013)
Penggunaan
Tupperware
Frekuensi
Persentase
1.
Digunakan untuk
dirumah saja
33
33 %
2.
Digunakan untuk
berpergian saja
7 %
3.
60
60 %
100
100 %
Total
Sumber : (Data diolah,2013)
42
kuesioner yang
Pernyataan
STS
F %
Jawaban Responden
TS
KS
S
F %
F
%
F
%
SS
F
26
26
51
51
17
17
24
24
54
54
14
14
43
87
87
Pernyataan
Merasa puas pada produk
Tupperware
Selalu menggunakan merek
Tupperware sebagai wadah
makanan dan minuman
Ibu yakin bahwa pilihannya
terhadap
Tupperware
merupakan pilihan yang tepat
Ibu selalu merekomendasikan
produk Tupperware kepada
orang lain
STS
F %
Jawaban Responden
TS
KS
S
F %
F
%
F
%
13
13
77
77
10
10
11
11
58
58
23
23
10
10
59
59
22
22
23
23
37
37
35
35
44
SS
dan minuman, 59% yakin bahwa pilihannya terhadap produk Tupperware adalah
pilihan yang tepat, 37% responden selalu merekomendasikan produk Tupperware
kepada orang lain. Dengan demikian, sebanyak 77,5% responden Tupperware
menyatakan nilai emosional terhadap produk.
Tabel 5.2.3 Nilai Fungsional Hasil penelitian Jawaban dari Responden
No
1
Jawaban Responden
TS
KS
S
F %
F
%
F
%
11
11
85
85
25
25
19
19
47
47
15
15
16
16
49
49
17
17
58
58
36
36
Pernyataan
Produk Tupperware sangat
aman digunakan terutama
dalam
menyimpan
makanan dan minuman
Ibu
memilih
produk
Tupperware
karena
atributnya yaitu tahan
panas dan anti basi
Tupperware terbuat dari
bahan plastik yang kedap
air dan udara sehingga
makanan tetap higienis
Konsumen
memilih
produk Tupperware karena
atribut Tupperware yaitu
garansi seumur hidup dan
warnanya beragam
STS
45
SS
F
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Statistic
Statistic
Statistic
Mean
Statistic
Std. Error
Std. Deviation
Variance
Statistic
Statistic
NilaiKualitas
100
2.33
4.67
3.8260
.04852
.48518
.235
NilaiEmosional
100
2.25
4.75
3.9775
.06495
.64949
.422
NilaiFungsional
100
2.00
4.75
3.7920
.05052
.50516
.255
Valid N (listwise)
100
46
Statistics
NilaiKualitas
N
Valid
NilaiEmosional
NilaiFungsional
100
100
100
Mean
3.8260
3.9775
3.7920
.04852
.06495
.05052
Median
4.0000
4.2500
3.7500
Std. Deviation
.48518
.64949
.50516
Minimum
2.33
2.25
2.00
Maximum
4.67
4.75
4.75
25
3.3300
3.7500
3.5000
50
4.0000
4.2500
3.7500
75
4.0000
4.2500
4.0000
Missing
Percentiles
Analisis :
-
fungsional (0,50)
Nilai minimum (nilai terendah) pada nilai kualitas (2,33) nilai
47
5.1.8
tiga dimensi nilai dalam penelitian ini yaitu nilai kualitas, nilai Emosional, dan
Nilai Fungsional dari hasil penyebaran kuesioner menunjukan hal yang positif
terhadap produk Tupperware, hal ini dapat dilihat bahwa loyalitas konsumen bisa
diukur pada frekuensi pembelian sebagaimana teori yang diungkapkan oleh Kotler
(2000) adalah bahwa konsumen yang cenderung loyal dimana mereka akan
membeli ulang produk yang sama dari produsen yang sama. Hal ini dapat dilihat
dari hasil penelitian responden di kota Jambi jumlah responden yang melakukan
pembelian berulang atau lebih dari dua kali pembelian cukup tinggi dibandingkan
responden yang melakukan pembelian dua kali saja, ini dapat diartikan bahwa
konsumen merasa loyal karena sering melakukan pembelian produk Tupperware.
Dimensi nilai yang paling tertinggi terhadap loyalitas konsumen adalah nilai
emosional yaitu dengan nilai 3,97 karena hasil dari kuesioner yang di sebarkan
ternyata responden merasa puas terhadap produk Tupperware ini dan selalu
menggunakan merek Tupperware sebagai wadah makanan dan minuman serta
merekomendasikan produk Tupperware kepada orang lain.
Tupperware memberikan yang terbaik kepada konsumennya yang
loyal,selanjutnya nilai rata-rata untuk indikator nilai kualitas berdasarkan
pehitungan secara descriptive statistica yaitu adalah 3,83 artinya nilai ini positif
berarti jawaban dari konsumen tentang nilai kualitas pada produk Tupperware
adalah positif selanjutnya pada nilai emosional yaitu 3,98 artinya jawaban dari
responden postif berikutnya pada nilai fungsional adalah 3,79 artinya responden
mennyatakan positif terhadap nilai fungsional.
48
C.Nilai Fungsional
49
50
Tupperware Party
Bentuk program ini dinamakan Tupperware Party ini merupakan
demo produk Tupperware dari rumah ke rumah, yang diprakarsai oleh
mereka yang telah resmi menjadi rekanan Tupperware. Bentuk pemasaran
ini bersifat fun, santai dan menyenangkan, karena dilakukan dalam suasana
santai
dan
'seru'.
Demo
Tupperware
ini
sendiri
pada
mulanya
51
pada produk sejenis pesaingnya ini. Selain dijual dan dipasarkan di toko,
mereka yang ingin memesan Tupperware dapat memesannya melalui sebuah
Tupperware Party. Pesta ini sendiri diorganisir oleh seorang rekanan
Tupperware, bisa diadakan di kediaman sang nyonya rumah, atau di kantor.
Di Indonesia, produk-produk Tupperware ini juga biasa dipasarkan melalui
demo dalam pameran yang kerap berlangsung di sejumlah gedung
perkantoran. Sebagai penghargaan kepada nyonya rumah yang sukses
menyelenggarakan Tupperware Party, mereka biasanya berkesempatan
mendapatkan hadiah menarik. Hadiah ini sendiri berdasarkan pada
penjualan dan tamu yang bersedia mengorganisir Tupperware Party yang
sama.
2.
3.
Pengenalan Produk
Langkah ini merupakan tahap peragaan yang merupakan into dari
Tupperware Party ini sendiri. Nyonya rumah biasanya akan memiliki dan
memperagakan sedikitnya 3 produk Tupperware, dengan menonjolkan jenis
produk yang sesuai dengan tema pesta. Bagi mereka yang ingin mencermati
52
konsumen yang ada, dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsumen
loyal terhadap produk Tupperware dan melakukan pembelian berulang
terlihat dari jumlah frekuensi pembelian pada hasil penelitian ini.
BAB VI
53
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah penulis lakukan di PT. Nazila
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah penulis lakukan di PT. Nazila
produk
54
PT.
Nazila
Jambi
Nugraha
Tupperware
sebaiknya
Kepada konsumen pada saat membeli suatu produk agar lebih teliti dan
tidak mudah terpengaruh oleh iklan-iklan yang menjanjikan.
DAFTAR PUSTAKA
55
http://www.My.tupperware.com.2013/2/15.20:30)
www.apli.or.id.2013/2/15.20:50
Kottler, F.2001. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Salemba
56
57