Sesaat kemudian kami berdua telah berdiri di hadapan pak Daeng, beliau kemudian

melepas kacamatanya sambil melipat Koran yang baru selesai beliau baca, tampak halamn
terakhir yang beliau baca dalah halaman berita sepak bola. Ehm,, beliau berdehem memulai
obrolan.
Bapak hari ini nggak masuk kelas dulu, ada murid bapak yang sudah sukses yang ingin
presentasi di kelas kalian Jelasnya
Presentasi apa pak? Tanyaku
Presentasi tentang tempat kuliahnya, promosi gitu Pak Daeng menjelaskan
Kalau tentang perkuliahan, kami ini kan masih kelas satu seharusnya kan presentasi di
kelas dua atau kelas tiga yang utama Protes Iffa
Yah memang benar, tapi murid bapak ini meminta presentasi ke kelas satu, lagian ini
juga ada hubungannya dengan subbab pelajaran bahasa indonesia kita tentang informasi
kebencanaan Pak Daeng menjelaskan lebih lanjut.
Kok kuliah dan kebencanaan? Tanyaku heran
Liat saja entar, biar kalian penasaran Pak daeng tersenyum
Ah bapak,,, pakai rahasia-rahasiaan segala Gerutu Iffa
Ini menyenangkan buat bapak Jawab Pak Daeng santai
Terserah bapak sajalaah Iffa pasrah
Aku hanya mengangguk pelan
Kalau kalian sudah mengerti, tolong disampaikan ke teman-teman kelas kalian, terus
tolong dipersiapkan semuanya, mungkin murid bapak ini butuh proyektor tukas pak Daeng
okelah pak, kami pamit ke kelas jawabku kalem.
Aku dan Iffa bergegas keluar dari ruang guru menuju ruang kelas kami di sebelah timur
sekolah, siswa kelas satu memang di tempatkan di area timur sekolah, area paling terbelakang di
bagian sekolah unggulan ini. Yang terkandang banjir saat hujan deras, dan dihiasi rerumputan
tinggi di belakang kelas, bisa dibilang kelas satu dapat kelas yang kualitas rendah, tapi jadi
tempat parak naymuk berpesta.
Jam pelajaran matematika ibu Fatma telah usai, ditutup dengan pekerjaan rumah yang
sangat banyak, yang sangat menyita waktu menurut beberapa teman, atau mungkin bisa bikin
kepala senat-senut atau mungkin saja muntah-muntah darah, tapi tidak bagiku, matematika itu

sederhana, hanya penambahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian, tampak rumit tapi selalu
ada solusi yang pasti dan logis untuk setiap permasalahannya. Aku teringat akan kalimat Albert
Eisntein yang pernah kubaca dalam sebuah buku. Tidak semua yang dapat dihitung,
diperhitungkan. Dan tidak semua yang diperhitungkan, dapat dihitung