Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
(21)
Kelas : X MIA 5
Laporan Praktikum ini dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Kimia yang dibimbing oleh Tri
Wartomo,S.pd
Oleh :
Ike Karunia Safitri
(21)
Kelas : X MIA 5
Daftar Isi
Halaman Judul.................................................................................................
Kata Pengantar................................................................................................ i
Daftar isi.......................................................................................................... ii
Judul Praktikum................................................................................................ 1
Praktikan......................................................................................................... 1
Rumusan masalah............................................................................................ 1
Tujuan Praktikum............................................................................................. 1
Dasar Teori...................................................................................................... 1
Alat dan Bahan................................................................................................ 9
Prosedur Percobaan......................................................................................... 10
Data pengamatan............................................................................................. 11
Pembahasan.................................................................................................... 12
Jawaban Pertanyaan........................................................................................ 14
Kesimpulan...................................................................................................... 16
Daftar Pustaka................................................................................................. 18
I.
Judul Praktikum
Menguji Daya Hantar Listrik Larutan
II.
III.
Praktikan
Nama Praktikan
No. Absen
NIS
Kelas
21
11922
X MIA 5
21 Januari 2014
Rumusan Masalah
Bagaimanakah gejala-gejala hantaran listrik melalui larutan?
Apa yang memedakan larutan elektrolit dan non elektrolit?
Apa saja peredaan larutan elektrolit lemah dan larutan elektrolit kuat?
IV.
Tujuan Praktikum
Dapat mengamati gejala-gejala hantaran listrik melalui larutan.
Dapat membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit.
Dasar Teori
1.
Ikatan
Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi gaya tarik
menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik ataupoliatomik menjadi
stabil. Penjelasan mengenai gaya tarik menarik ini sangatlah rumit dan dijelaskan oleh elektrodinamika
kuantum. Dalam prakteknya, para kimiawan biasanya bergantung pada teori kuantum atau penjelasan
kualitatif yang kurang kaku (namun lebih mudah untuk dijelaskan) dalam menjelaskan ikatan kimia. Secara
umum, ikatan kimia yang kuat diasosiasikan dengan transfer elektron antara dua atom yang berpartisipasi.
Ikatan kimia menjaga molekul-molekul, kristal, dan gas-gas diatomik untuk tetap bersama. Selain itu ikatan
kimia juga menentukan struktur suatu zat.
Kekuatan ikatan-ikatan kimia sangatlah bervariasi. Pada umumnya, ikatan kovalen danikatan
ion dianggap sebagai ikatan "kuat", sedangkan ikatan hidrogen dan ikatan van der Waalsdianggap sebagai
ikatan "lemah". Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa ikatan "lemah" yang paling kuat dapat lebih kuat
daripada ikatan "kuat" yang paling lemah.
Ikatan ion
Ikatan ion atau ikatan elektrokovalen adalah jenis ikatan kimia yang dapat terbentuk antara ionion logam dengan non-logam (atau ion poliatomik seperti amonium) melalui gaya tarik-menarik
elektrostatik. Dengan kata lain, ikatan ion terbentuk dari gaya tarik-menarik antara dua ion yang berbeda
muatan.
Misalnya pada garam meja (natrium klorida). Ketika natrium (Na) dan klor (Cl) bergabung, atom-atom
natrium kehilangan elektron, membentuk kation (Na +), sedangkan atom-atom klor menerima elektron untuk
membentuk anion (Cl-). Ion-ion ini kemudian saling tarik-menarik untuk membentuk natrium klorida.
1.1.1 Pembentukan Ikatan Ion
Telah diketahui sebelumnya bahwa ikatan antara natrium dan klorin dalam narium klorida terjadi
karena adanya serah terima elektron. Natrium merupakan logam dengan reaktivitas tinggi karena mudah
melepas elektron dengan energi ionisasi rendah sedangkan klorin merupakan nonlogam dengan afinitas
atau daya penagkapan elektron yang tinggi. Apabila terjadi reaksi antara natrium dan klorin maka atom
klorin akan menarik satu elektron natrium. Akibatnya natrium menjadi ion positif dan klorin menjadi ion
negatif. Adanya ion positif dan negatif memungkinkan terjadinya gaya tarik antara atom sehingga terbentuk
natrium klorida.
Ikatan ion hanya dapat tebentuk apabila unsur-unsur yang bereaksi mempunyai perbedaan
daya tarik electron (keeelektronegatifan) cukup besar. Perbedaan keelektronegati-fan yang besar ini
memungkinkan terjadinya serah-terima elektron. Senyawa biner logam alkali dengan golongan
halogen semuanya bersifat ionik. Senyawa logam alkali tanah juga bersifat ionik, kecuali untuk beberapa
senyawa yang terbentuk dari berilium.
1.1.2 Susunan Senyawa Ion
Aturan oktet menjelaskan bahwa dalam pembentukan natrium klorida, natrium akan melepas satu
elektron sedangkan klorin akan menangkap satu elektron. Sehingga terlihat bahwa satu atom klorin
membutuhkan satu atom natrium. Dalam struktur senyawa ion natrium klorida, ion positif natrium
(Na+) tidak hanya berikatan dengan satu ion negatif klorin (Cl -) tetapi satu ion Na+ dikelilingi oleh 6 ion
Cl- demikian juga sebaliknya. Struktur tiga dimensi natrium klorida dapat digunakan untuk menjelaskan
susunan senyawa ion.
Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah sejenis ikatan kimia yang dikarakterisasikan oleh pasangan elektron yang
saling terbagi (kongsi elektron) di antara atom-atom yang berikatan. Singkatnya, stabilitas tarikan dan
tolakan yang terbentuk di antara atom-atom ketika mereka berbagi elektron dikenal sebagai ikatan kovalen.
Ikatan kovalen terjadi karena adanya pemakaian bersama elektron dari atom-atom yang
membentuk ikatan kimia. Atom yang memiliki nilai elektronegativitasnya sama atau mirip, jika berinteraksi
akan terjadi pemakaian electron secara bersama-sama oleh atom-atom yang berikatan. Pada umumnya
ikatan kovalen terjadi antara atom-atom bukan logam.
Hampir semua senyawa kovalen terbentuk dari atom-atom non-logam. Dua atom nonlogam saling
menyumbangkan elektron sehingga tersedia satu atau lebih pasangan elektron yang dijadikan milik
bersama. Senyawa yang berikatan kovalen juga disebut senyawa kovalen.
Pengukuran dilaboratorium menunjukkan bahwa pada umumnya ikatan yang nyata tidak
sepenuhnya kovalen tetapi memiliki campuran sifat ionic dan kovalen. Ikatan yang dicirikan oleh
perpindahan muatan secara parsial disebut kovalen polar. Pada umumnya semakin besar
perbedaan kelektronegarifan maka semakin polar senyawanya.
1.2.1 Ikatan Kovalen Polar
Jika dua atom non logam berbeda kelektronegatifannya berikatan, maka pasangan
electron ikatan akan lebih tertarik ke atom yang lebih elektronegatif. Hal ini terjadi karena beda
keelektronegatifan kedua atomnya. Elektron persekutuan akan bergeser ke arah atom yang lebih
elektronegatif akibatnya terjadi pemisahan kutub positif dan negatif.
Dalam senyawa HCl ini, Cl mempunyai keelektronegatifan yang lebih besar dari H. sehingga
pasangan elektron lebih tertarik ke arah Cl, akibatnya H relatif lebih elektropositif sedangkan Cl relatif
menjadi elektronegatif. Gambar senyawa HCl dapat diklik disini
Pada umumnya jika ikatan kovalennya polar dan bentuk molekul asimetris maka senyawanya polar.
Contoh: HCl. HBr, NH3, H2O, PCl3, CH3COOH, C2H5OH
1.2.2 Ikatan Kovalen Non Polar
Ikatan kovalen non polar memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.
b.
beda keelektronegatifan antaratom yang berikatan sangat kecil dan mendekati nol
c.
C2H6
Pada umumnya bila suatu unsure non logam bersenyawa dengan unsure logam lain, masing-masing
atom akan menyumbangkan electron untuk digunakan bersama membentuk ikatan kovalen. Pada
dasarnya untuk menggambarkan ikatan kovalen polar maupun non polar yaitu dengan menggunakan
struktur lewis. Struktur lewis adalah lambing atom yang dikelilingi sejumlah electron valensi yang akan
disumbangkan dari setiap atom yang akan berikatan, electron yang akan disumbangkan adalah electron
yang belum berpasangan.
2.
selanjutnyalarutan menjadi konduktor elektrik, ion-ion merupakan atom-atom bermuatan elektrik. Elektrolit
bisa berupa air, asam, basa atau berupa senyawa kimia lainnya. Elektrolit umumnya
berbentukasam, basa atau garam. Beberapa gas tertentu dapat berfungsi sebagai elektrolit pada kondisi
tertentu misalnya pada suhu tinggi atau tekanan rendah. Elektrolit kuat identik dengan asam,basa,
dan garam kuat. Elektrolit merupakan senyawa yang berikatan ion dan kovalen polar. Sebagian besar
senyawa yang berikatan ion merupakan elektrolit sebagai contoh ikatan ion NaCl yang merupakan salah
satu jenis garam yakni garam dapur. NaCl dapat menjadi elektrolit dalm bentuk larutan dan lelehan. atau
bentuk liquid dan aqueous. sedangkan dalam bentuk solid atau padatan senyawa ion tidak dapat berfungsi
sebagai elektrolit.
2.1.1Larutan Elektrolit Kuat
Lrutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal ini
disebabkan karena zat terlarut akan terurai sempurna menjadi ion-ion ehingga dalam larutan tersebut
banyak mengandung ion-ion. Sebagai contoh larutan NaCl. Jika padatan NaCl dilarutkan dalam air maka
NaCl akan terurai sempurna menjadi ion Na + dan Cl-. Perhatikan reaksi berikut.
2.1.2 Larutan Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat memberikan nyala redup ataupun tidak menyala,
tetapi masih terdapat gelembung gas pada elektrodanya. Hal ini disebabkan tidak semua terurai menjadi
ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat
menghantarkan arus listrik. Dalam persamaan reaksi, ionisasi elektrolit lemah ditandai dengan panah dua
arah (bolak-balik).
Larutan Non Elektrolit
larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dan tidak
menimbulkan gelembung gas. Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam
larutan, sehingga tidak ada ion yang bermuatanyang dapat menghantarkan arus listrik.
No
3.
Elektrolit Lemah
Terionisasi sempurna
Terionisasi sebagian
Ionisasi
Ionisasi adalah proses fisika dari pengubahan atom atau molekul menjadi sebuah ion dengan
menambahkan atau menyingkirkan partikel bermuatan seperti elektron. Proses ionisasi berlangsung
secara berbeda bergantung pada produk yang akan dihasilkannya, ion yang bermuatan positif atau ion
yang bermuatan negatif.
Ion yang bermuatan positif dihasilkan ketika sebuah elektron yang terikat pada atom (atau molekul)
menyerap cukup energi untuk lepas dari potensi listrik yang mengikatnya. Energi ini menyebabkan elektron
terlepas dari ikatan atom dan menjadi elektron bebas. Energi yang dibutuhkan untuk proses ini disebut
energi ionisasi atau potensial ionisasi.
Ion bermuatan negatif dihasilkan ketika elektron bebas bertumbukan dengan atom. Kemudian,
elektron ini terperangkap dalam lapisan potensial listrik atom tertentu dan melepas kelebihan energi akibat
proses tumbukan.
Secara umum, ionisasi dapat dibagi menjadi dua tipe: ionisasi sekuensial dan ionisasi nonsekuensial. Ionisasi sekuensial pada dasarnya mendeskripsikan bahwa bilangan muatan ion hanya
didapatkan dari bilangan muatan terdekatnya saja sebanyak satu bilangan. Seperti contoh, ion bermuatan
+2 hanya bisa didapatkan dari ion bermuatan +1 atau +3 saja.
3.1 Energi Ionisasi
Seperti telah dibahas, energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron
dari kulit paling luar suatu atom. Kemudian, ternyata ada tingkatan-tingkatan dalam energi ionisasi.
Energi ionisasi pertama adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron terluar (elektron
yang paling mudah dilepaskan) dari atom dalam wujud gas untuk menghasilkan ion gas yang bermuatan
1+.
Energi ionisasi dinyatakan dalam kJ/mol (kilojoule per mol). Nilainya bervariasi dari 381 kJ/mol (yang
sangat rendah) hingga 2370 kJ/mol (yang sangat tinggi). Semua unsur mempunyai energi
ionisasi pertama. Helium (E.I pertama = 2370 kJ/mol) secara alami tidak dapat membentuk ion positif
karena energi ionisasinya sangat besar.
Energi ionisasi kedua adalah energi yang dibutuhkan untuk melepas satu lagi elektron terluar dari
atom dalam wujud gas setelah elektron pertama berhasil dilepaskan untuk membentuk ion gas yang
bermuatan 2+. Energi ionisasi kedua suatu unsur biasanya selalu lebih besar daripada ionisasi
pertamanya.
3.2 Faktor yang Mempengaruhi Energi Ionisasi
Energi ionisasi menunjukkan seberapa besar energi yang dibutuhkan untuk melepaskan elektron
dari tarikan inti. Energi ionisasi yang tinggi menunjukkan tarikan inti terhadap elektron sangat kuat.
Sehingga semakin kuat tarikan inti, energi ionisasinya akan semakin tinggi. Besarnya tarikan inti
dipengaruhi oleh:
3.2.1
Muatan inti, semakin banyak proton dalam inti maka muatan intinya akan semakin positif
Jarak elektron dari inti. Tarikan inti terhadap elektron berbanding terbalik dengan jaraknya.
Elektron yang lebih dekat dengan inti akan ditarik lebih kuat dibandingkan dengan elektron yang berada
pada lapisan terluar atom.
VI.
Sumber arus DC
Kabel
Gelas kimia
Bola lmpu
Elektroda
Saklar
Bahan :
Larutan garam dapur (NaCl) secukupnya
Larutan asam cuka (CH3COOH)secukupnya
Prosedur Percobaan
1. Kita harus menyiapkan 10 gelas kimia 100 mL dan kemudian memberi label 1 sampai 10, selanjutnya didisi
dengan larutan NaCl, CH3COOH, HCL, NaOH, H2SO4, C12H22O11, NH4OH, C2H5OH, H2O secara berurutan.
2. Langkah kedua merangkai lampu kecil, kabel, baterai, dan elektroda karbon yang telah disediakan menjadi
rangkaian listrik. Kemudian dicek hingga lampu benar-benar menyala jika electrode dihubungkan.
3. Selanjutnya, mengambil satu buah gelas kimia dan kemudian diisi dengan larutn NaCl hingga 75 mL.
Celupkan kedua electrode karbon ke dalam larutan. Amati apa yang terjadi pada lampu dan elektroda,
mencatat hasil pengamatan dan memasukkan ke dalam tabel pengamatan sesuai dengan larutan di atas.
4. Mengulangi percobaan seperti langkah no. 3 untuk larutan lainnya, volume larutan dan kedalaman
electrode harus sama.
Perhatian
: kedua elektroda harus dicuci bersih dan dikeringkan dengan tisu sebelum dicelupkan ke
Data Pengamatan
No
Larutan
Nyala Lampu
gelembung Udara
menyala.)
sedikit)
Terang
Banyak
(CH3COOH)
IX.
(NaOH)
Tidak menyala
Sedikit
Terang
Banyak
Terang
Banyak
Terang
Banyak
Tidak menyala
Tidak ada
Tidak menyala
Tidak ada
Tidak menyala
Ada, sedikit
Alkohol (C2H5OH)
Tidak menyala
Tidak ada
10
Tidak menyala
Ada, sedikit
Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan untuk menguji daya hantar listrik pada larutan. Kami
mendapatkan data yang dapat kita lihat di Tabel Pengamatan. Berikut merupakan penjelasan dari data
tersebut :
1.
Larutan NaCl dapat menghantarkan arus listrik karena semua molekul NaCl dapat terurai menjadi ion
Na+ dan Cl- (terionisasi secara sempurna). Akibatnya gelombang udara sangat banyak dan nyala lampu
cukup terang. Sehingga larutan NaCl dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit kuat.
2.
Larutan CH3COOH dapat menghantarkan arus listrik karena sebagian molekul CH3COOH dapat terurai
menjadi ion H+ dan CH3COO- (terionisasi tidak sempurna). Akibatnya gelombang udara sedikit dan lampu
tidak menyala. Sehingga larutan NaCl dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit lemah.
3.
Larutan HCl dapat menghantarkan arus listrik karena semua molekul NaCl dapat terurai menjadi ion H + dan
Cl- (terionisasi secara sempurna). Akibatnya gelombang udara sangat banyak dan nyala lampu cukup
terang. Sehingga larutan HCl dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit kuat.
4.
Larutan NaOH dapat menghantarkan arus listrik karena semua molekul NaOH dapat terurai menjadi ion
Na+ dan OH- (terionisasi secara sempurna). Akibatnya gelombang udara sangat banyak dan nyala lampu
cukup terang. Sehingga larutan NaOH dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit kuat.
5.
Cara
kerja
adalah sebagai
berikut,
senyawa
H2SO4 akan terionisasi sehingga menjadi ion positif (H +) dan negatif (SO42-) yang bergerak bebas.
Selanjutnya ion H+ akan menuju elektroda negatif (katoda) dan ion SO42- akan menuju elektroda positif
(anoda) sehingga terjadi aliran elektron yang menghantarkan listrik. Lampu akan mati ketika tidak ada lagi
yang dapat terionisasi. Persamaan reaksi ionisasi larutan asam sulfat digambarkan dengan:
H2SO4 ---> H+ + SO426.
Larutan gula dikelompokkan menjadi larutan nonelektrolit karena larutan gula tidak dapat menghantarkan
arus listrik. Hal ini ditandai dengan keadaan lampu yang tidak menyala saat elektroda dicelupkan ke dalam
larutan gula.
Larutan gula merupakan larutan non elektrolit karena pada larutan ini tidak terjadi proses ionisasi,
melainkan hanya proses pelarutan biasa.
C12H22O11(s) ---> C12H22O11 (aq)
7
Larutan urea
Urea (CO(NH2)2) merupakan non elektrolit, karena saat larutan diuji menggunakan rangkaian uji elektrolit,
lampu mati dan tidak terdapat gelembung gas. Dalam Larutan non elektrolit molekulnya tidak mengalami
ionisasi atau tidak teruai menjadi ion-ion positif maupun negatif.
8
Larutan NH3 dapat menghantarkan arus listrik karena sebagian molekul NH 3 dapat terurai menjadi ion
H2+2 dan O2-(terionisasi tidak sempurna). Akibatnya gelombang udara sedikit dan lampu tidak menyala.
Sehingga larutan NH3 dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit lemah.
9.
Alkohol
Larutan Alkohol (C2H5OH) tidak termasuk larutan elektrolit, karena lampu tidak menyala dan juga tidak
menghasilkan gelembung pada kedua elektroda.
10
Larutan H2O dapat menghantarkan arus listrik karena sebagian molekul H 2O dapat terurai menjadi ion
H2+2 dan O2-(terionisasi tidak sempurna). Akibatnya gelombang udara sedikit dan lampu tidak menyala.
Sehingga larutan H2O dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit lemah.
X.
Jawaban Pertanyaan
Larutan Elektrolit
No
Larutan asam
Alkohol
cuka (CH3COOH)
3
Larutan natrium
Urea
hidroksida(NaOH)
5
3. Kelompokkan bahan-bahan yang diuji ke dalam elektrolit kuat (lampu menyala) dan elektrolit lemah
(lampu tidak menyala)!
Jawab :
No
No
Senyawa Ion
No
Senyawa Kovalen
XI.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan, maka kami menyimpulkan sebagai berikut.
1.
Larutan yang dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit adalah larutan yang apabila kita aliri
dengan arus listrik maka larutan tersebut dapat menyalakan bohlam dan/atau terjadi gelembung udara
pada larutan.
2.
Larutan yang digolongkan sebagai larutan non elektrolit apabila larutan yang dialiri listrik tidak
Larutan elektrolit dibedakan lagi menjadi 2 berdasarkan terang atau redup nyala lampunya dan
berdasarkan banyak atau sedikitnya gelembung udaranya. Larutan yang memiliki nyala lampu terang dan
bergelembung uadara banyak dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit kuat sedangkan yang memiliki
nyala redup atau tidak menyala dan bergelembung udara sedikit saat dialiri listrik digolongkan sebagai
larutan elektrolit lemah.