Вы находитесь на странице: 1из 16

Praktikum Kimia "MENGUJI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN"

MENGUJI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN


Laporan Praktikum
Oleh :
Ike Karunia Safitri

(21)

Kelas : X MIA 5

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 1 TALUN
JANUARI 2014

MENGUJI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN


Laporan Praktikum

Laporan Praktikum ini dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Kimia yang dibimbing oleh Tri
Wartomo,S.pd

Oleh :
Ike Karunia Safitri

(21)

Kelas : X MIA 5

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 1 TALUN
JANUARI 2014

Daftar Isi
Halaman Judul.................................................................................................
Kata Pengantar................................................................................................ i
Daftar isi.......................................................................................................... ii
Judul Praktikum................................................................................................ 1
Praktikan......................................................................................................... 1
Rumusan masalah............................................................................................ 1
Tujuan Praktikum............................................................................................. 1

Dasar Teori...................................................................................................... 1
Alat dan Bahan................................................................................................ 9
Prosedur Percobaan......................................................................................... 10
Data pengamatan............................................................................................. 11
Pembahasan.................................................................................................... 12
Jawaban Pertanyaan........................................................................................ 14
Kesimpulan...................................................................................................... 16
Daftar Pustaka................................................................................................. 18

I.

Judul Praktikum
Menguji Daya Hantar Listrik Larutan

II.

III.

Praktikan
Nama Praktikan

No. Absen

NIS

Kelas

Tanggal Pelaksanaan Praktikum

Ike Karunia Safitri

21

11922

X MIA 5

21 Januari 2014

Rumusan Masalah
Bagaimanakah gejala-gejala hantaran listrik melalui larutan?
Apa yang memedakan larutan elektrolit dan non elektrolit?
Apa saja peredaan larutan elektrolit lemah dan larutan elektrolit kuat?

IV.

Tujuan Praktikum
Dapat mengamati gejala-gejala hantaran listrik melalui larutan.
Dapat membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit.

Dapat membedakan larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah.


V.

Dasar Teori
1.

Ikatan
Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi gaya tarik

menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik ataupoliatomik menjadi
stabil. Penjelasan mengenai gaya tarik menarik ini sangatlah rumit dan dijelaskan oleh elektrodinamika
kuantum. Dalam prakteknya, para kimiawan biasanya bergantung pada teori kuantum atau penjelasan
kualitatif yang kurang kaku (namun lebih mudah untuk dijelaskan) dalam menjelaskan ikatan kimia. Secara
umum, ikatan kimia yang kuat diasosiasikan dengan transfer elektron antara dua atom yang berpartisipasi.
Ikatan kimia menjaga molekul-molekul, kristal, dan gas-gas diatomik untuk tetap bersama. Selain itu ikatan
kimia juga menentukan struktur suatu zat.
Kekuatan ikatan-ikatan kimia sangatlah bervariasi. Pada umumnya, ikatan kovalen danikatan
ion dianggap sebagai ikatan "kuat", sedangkan ikatan hidrogen dan ikatan van der Waalsdianggap sebagai
ikatan "lemah". Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa ikatan "lemah" yang paling kuat dapat lebih kuat
daripada ikatan "kuat" yang paling lemah.
Ikatan ion
Ikatan ion atau ikatan elektrokovalen adalah jenis ikatan kimia yang dapat terbentuk antara ionion logam dengan non-logam (atau ion poliatomik seperti amonium) melalui gaya tarik-menarik
elektrostatik. Dengan kata lain, ikatan ion terbentuk dari gaya tarik-menarik antara dua ion yang berbeda
muatan.
Misalnya pada garam meja (natrium klorida). Ketika natrium (Na) dan klor (Cl) bergabung, atom-atom
natrium kehilangan elektron, membentuk kation (Na +), sedangkan atom-atom klor menerima elektron untuk
membentuk anion (Cl-). Ion-ion ini kemudian saling tarik-menarik untuk membentuk natrium klorida.
1.1.1 Pembentukan Ikatan Ion

Telah diketahui sebelumnya bahwa ikatan antara natrium dan klorin dalam narium klorida terjadi
karena adanya serah terima elektron. Natrium merupakan logam dengan reaktivitas tinggi karena mudah
melepas elektron dengan energi ionisasi rendah sedangkan klorin merupakan nonlogam dengan afinitas
atau daya penagkapan elektron yang tinggi. Apabila terjadi reaksi antara natrium dan klorin maka atom
klorin akan menarik satu elektron natrium. Akibatnya natrium menjadi ion positif dan klorin menjadi ion
negatif. Adanya ion positif dan negatif memungkinkan terjadinya gaya tarik antara atom sehingga terbentuk
natrium klorida.
Ikatan ion hanya dapat tebentuk apabila unsur-unsur yang bereaksi mempunyai perbedaan
daya tarik electron (keeelektronegatifan) cukup besar. Perbedaan keelektronegati-fan yang besar ini
memungkinkan terjadinya serah-terima elektron. Senyawa biner logam alkali dengan golongan
halogen semuanya bersifat ionik. Senyawa logam alkali tanah juga bersifat ionik, kecuali untuk beberapa
senyawa yang terbentuk dari berilium.
1.1.2 Susunan Senyawa Ion
Aturan oktet menjelaskan bahwa dalam pembentukan natrium klorida, natrium akan melepas satu
elektron sedangkan klorin akan menangkap satu elektron. Sehingga terlihat bahwa satu atom klorin
membutuhkan satu atom natrium. Dalam struktur senyawa ion natrium klorida, ion positif natrium
(Na+) tidak hanya berikatan dengan satu ion negatif klorin (Cl -) tetapi satu ion Na+ dikelilingi oleh 6 ion
Cl- demikian juga sebaliknya. Struktur tiga dimensi natrium klorida dapat digunakan untuk menjelaskan
susunan senyawa ion.
Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah sejenis ikatan kimia yang dikarakterisasikan oleh pasangan elektron yang
saling terbagi (kongsi elektron) di antara atom-atom yang berikatan. Singkatnya, stabilitas tarikan dan
tolakan yang terbentuk di antara atom-atom ketika mereka berbagi elektron dikenal sebagai ikatan kovalen.
Ikatan kovalen terjadi karena adanya pemakaian bersama elektron dari atom-atom yang
membentuk ikatan kimia. Atom yang memiliki nilai elektronegativitasnya sama atau mirip, jika berinteraksi

akan terjadi pemakaian electron secara bersama-sama oleh atom-atom yang berikatan. Pada umumnya
ikatan kovalen terjadi antara atom-atom bukan logam.
Hampir semua senyawa kovalen terbentuk dari atom-atom non-logam. Dua atom nonlogam saling
menyumbangkan elektron sehingga tersedia satu atau lebih pasangan elektron yang dijadikan milik
bersama. Senyawa yang berikatan kovalen juga disebut senyawa kovalen.
Pengukuran dilaboratorium menunjukkan bahwa pada umumnya ikatan yang nyata tidak
sepenuhnya kovalen tetapi memiliki campuran sifat ionic dan kovalen. Ikatan yang dicirikan oleh
perpindahan muatan secara parsial disebut kovalen polar. Pada umumnya semakin besar
perbedaan kelektronegarifan maka semakin polar senyawanya.
1.2.1 Ikatan Kovalen Polar
Jika dua atom non logam berbeda kelektronegatifannya berikatan, maka pasangan
electron ikatan akan lebih tertarik ke atom yang lebih elektronegatif. Hal ini terjadi karena beda
keelektronegatifan kedua atomnya. Elektron persekutuan akan bergeser ke arah atom yang lebih
elektronegatif akibatnya terjadi pemisahan kutub positif dan negatif.
Dalam senyawa HCl ini, Cl mempunyai keelektronegatifan yang lebih besar dari H. sehingga
pasangan elektron lebih tertarik ke arah Cl, akibatnya H relatif lebih elektropositif sedangkan Cl relatif
menjadi elektronegatif. Gambar senyawa HCl dapat diklik disini
Pada umumnya jika ikatan kovalennya polar dan bentuk molekul asimetris maka senyawanya polar.
Contoh: HCl. HBr, NH3, H2O, PCl3, CH3COOH, C2H5OH
1.2.2 Ikatan Kovalen Non Polar
Ikatan kovalen non polar memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.

bentuk molekul yang terjadi simetris

b.

beda keelektronegatifan antaratom yang berikatan sangat kecil dan mendekati nol

c.

tidak terdapat pasangan elektron bebas di sekitar atom pusat.


contoh molekul yang berikatan kovalen murni dan bersifat nonpolar adalah CH 4. CO2, BeCl3, BeCl4,

C2H6
Pada umumnya bila suatu unsure non logam bersenyawa dengan unsure logam lain, masing-masing
atom akan menyumbangkan electron untuk digunakan bersama membentuk ikatan kovalen. Pada
dasarnya untuk menggambarkan ikatan kovalen polar maupun non polar yaitu dengan menggunakan
struktur lewis. Struktur lewis adalah lambing atom yang dikelilingi sejumlah electron valensi yang akan
disumbangkan dari setiap atom yang akan berikatan, electron yang akan disumbangkan adalah electron
yang belum berpasangan.

2.

Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit


Larutan Elektrolit
Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion dan

selanjutnyalarutan menjadi konduktor elektrik, ion-ion merupakan atom-atom bermuatan elektrik. Elektrolit
bisa berupa air, asam, basa atau berupa senyawa kimia lainnya. Elektrolit umumnya
berbentukasam, basa atau garam. Beberapa gas tertentu dapat berfungsi sebagai elektrolit pada kondisi
tertentu misalnya pada suhu tinggi atau tekanan rendah. Elektrolit kuat identik dengan asam,basa,
dan garam kuat. Elektrolit merupakan senyawa yang berikatan ion dan kovalen polar. Sebagian besar
senyawa yang berikatan ion merupakan elektrolit sebagai contoh ikatan ion NaCl yang merupakan salah
satu jenis garam yakni garam dapur. NaCl dapat menjadi elektrolit dalm bentuk larutan dan lelehan. atau
bentuk liquid dan aqueous. sedangkan dalam bentuk solid atau padatan senyawa ion tidak dapat berfungsi
sebagai elektrolit.
2.1.1Larutan Elektrolit Kuat
Lrutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal ini
disebabkan karena zat terlarut akan terurai sempurna menjadi ion-ion ehingga dalam larutan tersebut

banyak mengandung ion-ion. Sebagai contoh larutan NaCl. Jika padatan NaCl dilarutkan dalam air maka
NaCl akan terurai sempurna menjadi ion Na + dan Cl-. Perhatikan reaksi berikut.
2.1.2 Larutan Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat memberikan nyala redup ataupun tidak menyala,
tetapi masih terdapat gelembung gas pada elektrodanya. Hal ini disebabkan tidak semua terurai menjadi
ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat
menghantarkan arus listrik. Dalam persamaan reaksi, ionisasi elektrolit lemah ditandai dengan panah dua
arah (bolak-balik).
Larutan Non Elektrolit
larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dan tidak
menimbulkan gelembung gas. Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam
larutan, sehingga tidak ada ion yang bermuatanyang dapat menghantarkan arus listrik.
No

3.

Persamaan dan Perbedaan


Elektrolit Kuat

Elektrolit Lemah

Terionisasi sempurna

Terionisasi sebagian

Menghantarkan arus listrik

Menghantarkan arus listrik

Lampu menyala terang

Lampu menyala redup

Terdapat gelembung gas

Terdapat gelembung gas

Ionisasi
Ionisasi adalah proses fisika dari pengubahan atom atau molekul menjadi sebuah ion dengan

menambahkan atau menyingkirkan partikel bermuatan seperti elektron. Proses ionisasi berlangsung
secara berbeda bergantung pada produk yang akan dihasilkannya, ion yang bermuatan positif atau ion
yang bermuatan negatif.

Ion yang bermuatan positif dihasilkan ketika sebuah elektron yang terikat pada atom (atau molekul)
menyerap cukup energi untuk lepas dari potensi listrik yang mengikatnya. Energi ini menyebabkan elektron
terlepas dari ikatan atom dan menjadi elektron bebas. Energi yang dibutuhkan untuk proses ini disebut
energi ionisasi atau potensial ionisasi.
Ion bermuatan negatif dihasilkan ketika elektron bebas bertumbukan dengan atom. Kemudian,
elektron ini terperangkap dalam lapisan potensial listrik atom tertentu dan melepas kelebihan energi akibat
proses tumbukan.
Secara umum, ionisasi dapat dibagi menjadi dua tipe: ionisasi sekuensial dan ionisasi nonsekuensial. Ionisasi sekuensial pada dasarnya mendeskripsikan bahwa bilangan muatan ion hanya
didapatkan dari bilangan muatan terdekatnya saja sebanyak satu bilangan. Seperti contoh, ion bermuatan
+2 hanya bisa didapatkan dari ion bermuatan +1 atau +3 saja.
3.1 Energi Ionisasi
Seperti telah dibahas, energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron
dari kulit paling luar suatu atom. Kemudian, ternyata ada tingkatan-tingkatan dalam energi ionisasi.
Energi ionisasi pertama adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron terluar (elektron
yang paling mudah dilepaskan) dari atom dalam wujud gas untuk menghasilkan ion gas yang bermuatan
1+.
Energi ionisasi dinyatakan dalam kJ/mol (kilojoule per mol). Nilainya bervariasi dari 381 kJ/mol (yang
sangat rendah) hingga 2370 kJ/mol (yang sangat tinggi). Semua unsur mempunyai energi
ionisasi pertama. Helium (E.I pertama = 2370 kJ/mol) secara alami tidak dapat membentuk ion positif
karena energi ionisasinya sangat besar.
Energi ionisasi kedua adalah energi yang dibutuhkan untuk melepas satu lagi elektron terluar dari
atom dalam wujud gas setelah elektron pertama berhasil dilepaskan untuk membentuk ion gas yang

bermuatan 2+. Energi ionisasi kedua suatu unsur biasanya selalu lebih besar daripada ionisasi
pertamanya.
3.2 Faktor yang Mempengaruhi Energi Ionisasi
Energi ionisasi menunjukkan seberapa besar energi yang dibutuhkan untuk melepaskan elektron
dari tarikan inti. Energi ionisasi yang tinggi menunjukkan tarikan inti terhadap elektron sangat kuat.
Sehingga semakin kuat tarikan inti, energi ionisasinya akan semakin tinggi. Besarnya tarikan inti
dipengaruhi oleh:
3.2.1

Muatan inti, semakin banyak proton dalam inti maka muatan intinya akan semakin positif

sehingga tarikan inti terhadap elektron semakin kuat.


3.2.2

Jarak elektron dari inti. Tarikan inti terhadap elektron berbanding terbalik dengan jaraknya.

Elektron yang lebih dekat dengan inti akan ditarik lebih kuat dibandingkan dengan elektron yang berada
pada lapisan terluar atom.
VI.

Alat dan Bahan


Alat

Sumber arus DC
Kabel
Gelas kimia
Bola lmpu
Elektroda
Saklar

Bahan :
Larutan garam dapur (NaCl) secukupnya
Larutan asam cuka (CH3COOH)secukupnya

Larutan asam klorida (HCL) secukupnya


Larutan natrium hidroksida (NaOH) secukupnya
Larutan asam sulfat (H2SO4) secukupnya
Larutan gula (C12H22O11) secukupnya
Larutan urea (CO(NH2)2) secukupnya
Larutan ammonia (NH4OH) secukupnya
Alkohol (C2H5OH) secukupnya
Air sumur / kran (H2O) secukupnya
VII.

Prosedur Percobaan
1. Kita harus menyiapkan 10 gelas kimia 100 mL dan kemudian memberi label 1 sampai 10, selanjutnya didisi
dengan larutan NaCl, CH3COOH, HCL, NaOH, H2SO4, C12H22O11, NH4OH, C2H5OH, H2O secara berurutan.
2. Langkah kedua merangkai lampu kecil, kabel, baterai, dan elektroda karbon yang telah disediakan menjadi
rangkaian listrik. Kemudian dicek hingga lampu benar-benar menyala jika electrode dihubungkan.
3. Selanjutnya, mengambil satu buah gelas kimia dan kemudian diisi dengan larutn NaCl hingga 75 mL.
Celupkan kedua electrode karbon ke dalam larutan. Amati apa yang terjadi pada lampu dan elektroda,
mencatat hasil pengamatan dan memasukkan ke dalam tabel pengamatan sesuai dengan larutan di atas.
4. Mengulangi percobaan seperti langkah no. 3 untuk larutan lainnya, volume larutan dan kedalaman
electrode harus sama.
Perhatian

: kedua elektroda harus dicuci bersih dan dikeringkan dengan tisu sebelum dicelupkan ke

dalam larutan yang akan diuji.


VIII.

Data Pengamatan

No

Larutan

Larutan garam dapur (NaCl)

Nyala Lampu

gelembung Udara

(Terang, redup, tidak

(ada, tidak, banyak,

menyala.)

sedikit)

Terang

Banyak

Larutan asam cuka

(CH3COOH)

Larutan asam klorida (HCL)


Larutan natrium hidroksida

IX.

(NaOH)

Tidak menyala

Sedikit

Terang

Banyak

Terang

Banyak

Larutan asam sulfat (H2SO4)

Terang

Banyak

Larutan gula (C12H22O11)

Tidak menyala

Tidak ada

Larutan urea (CO(NH2)2)

Tidak menyala

Tidak ada

Larutan ammonia (NH4OH)

Tidak menyala

Ada, sedikit

Alkohol (C2H5OH)

Tidak menyala

Tidak ada

10

Air sumur / kran (H2O)

Tidak menyala

Ada, sedikit

Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan untuk menguji daya hantar listrik pada larutan. Kami
mendapatkan data yang dapat kita lihat di Tabel Pengamatan. Berikut merupakan penjelasan dari data
tersebut :
1.

Larutan garam dapur (NaCl)

Larutan NaCl dapat menghantarkan arus listrik karena semua molekul NaCl dapat terurai menjadi ion
Na+ dan Cl- (terionisasi secara sempurna). Akibatnya gelombang udara sangat banyak dan nyala lampu
cukup terang. Sehingga larutan NaCl dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit kuat.
2.

Larutan asam cuka (CH3COOH)

Larutan CH3COOH dapat menghantarkan arus listrik karena sebagian molekul CH3COOH dapat terurai
menjadi ion H+ dan CH3COO- (terionisasi tidak sempurna). Akibatnya gelombang udara sedikit dan lampu
tidak menyala. Sehingga larutan NaCl dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit lemah.

3.

Larutan asam klorida (HCl)

Larutan HCl dapat menghantarkan arus listrik karena semua molekul NaCl dapat terurai menjadi ion H + dan
Cl- (terionisasi secara sempurna). Akibatnya gelombang udara sangat banyak dan nyala lampu cukup
terang. Sehingga larutan HCl dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit kuat.
4.

Larutan natrium hidroksida (NaOH)

Larutan NaOH dapat menghantarkan arus listrik karena semua molekul NaOH dapat terurai menjadi ion
Na+ dan OH- (terionisasi secara sempurna). Akibatnya gelombang udara sangat banyak dan nyala lampu
cukup terang. Sehingga larutan NaOH dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit kuat.
5.

Larutan Asam Sulfat (H2SO4)

Cara

kerja

larutan H2SO4 hingga

dapat menyalakan lampu

adalah sebagai

berikut,

senyawa

H2SO4 akan terionisasi sehingga menjadi ion positif (H +) dan negatif (SO42-) yang bergerak bebas.
Selanjutnya ion H+ akan menuju elektroda negatif (katoda) dan ion SO42- akan menuju elektroda positif
(anoda) sehingga terjadi aliran elektron yang menghantarkan listrik. Lampu akan mati ketika tidak ada lagi
yang dapat terionisasi. Persamaan reaksi ionisasi larutan asam sulfat digambarkan dengan:
H2SO4 ---> H+ + SO426.

Larutan gula (C12H22O11)

Larutan gula dikelompokkan menjadi larutan nonelektrolit karena larutan gula tidak dapat menghantarkan
arus listrik. Hal ini ditandai dengan keadaan lampu yang tidak menyala saat elektroda dicelupkan ke dalam
larutan gula.
Larutan gula merupakan larutan non elektrolit karena pada larutan ini tidak terjadi proses ionisasi,
melainkan hanya proses pelarutan biasa.
C12H22O11(s) ---> C12H22O11 (aq)
7

Larutan urea

Urea (CO(NH2)2) merupakan non elektrolit, karena saat larutan diuji menggunakan rangkaian uji elektrolit,
lampu mati dan tidak terdapat gelembung gas. Dalam Larutan non elektrolit molekulnya tidak mengalami
ionisasi atau tidak teruai menjadi ion-ion positif maupun negatif.
8

Larutan amonia (NH3)

Larutan NH3 dapat menghantarkan arus listrik karena sebagian molekul NH 3 dapat terurai menjadi ion
H2+2 dan O2-(terionisasi tidak sempurna). Akibatnya gelombang udara sedikit dan lampu tidak menyala.
Sehingga larutan NH3 dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit lemah.
9.

Alkohol

Larutan Alkohol (C2H5OH) tidak termasuk larutan elektrolit, karena lampu tidak menyala dan juga tidak
menghasilkan gelembung pada kedua elektroda.
10

Air sumur (H2O)

Larutan H2O dapat menghantarkan arus listrik karena sebagian molekul H 2O dapat terurai menjadi ion
H2+2 dan O2-(terionisasi tidak sempurna). Akibatnya gelombang udara sedikit dan lampu tidak menyala.
Sehingga larutan H2O dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit lemah.

X.

Jawaban Pertanyaan

1.Gejala apakah yang menandai hantaran listrik melalui larutan?


Jawab :
Yang menandai terjadinya hantaran melalui larutan pada praktik ini adalah menyalanya lampu dan adanya
gelembung udara yang dihasilkan oleh larutan.
2. Kelompokkan bahan-bahan yang diuji ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit!
Jawab :
No

Larutan Elektrolit

No

Larutan Non Elektrolit

Larutan garam dapur (NaCl)

Larutan gula (C12H22O11)

Larutan asam

Alkohol

cuka (CH3COOH)
3

Larutan asam klorida (HCl)

Larutan natrium

Urea

hidroksida(NaOH)
5

Air sumur (H2O)

Larutan Amonia / NH3

Larutan asam sulfat (H2SO4)

3. Kelompokkan bahan-bahan yang diuji ke dalam elektrolit kuat (lampu menyala) dan elektrolit lemah
(lampu tidak menyala)!
Jawab :

No

Larutan Elektrolit Kuat

No

Larutan Elektrolit Lemah

Larutan garam dapur (NaCl)

Larutan asam cuka (CH3COOH)

Larutan asam klorida (HCl)

Air sumur / karena (H2O)

Larutan natrium hidroksida(NaOH) 3

Larutan Amonia / NH3

Larutan asam sulfat (H2SO4)


4

4. Di antara larutan elektrolit itu, larutan manakah yg zat terlarutnya tergolong :


a. Senyawa ion
b. Senyawa kovalen
Jawab :
No

Senyawa Ion

No

Senyawa Kovalen

Larutan garam dapur (NaCl)

Larutan asam klorida (HCl)

Larutan natrium hidroksida (NaOH)

Larutan asam sulfat (H2SO4)

Larutan asam cuka (CH3COOH)

Air sumur (H2O)

Larutan Amonia / NH3

5. Apakah penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik?


Jawab :
Karena telah terjadi reaksi ionisasi pada larutan elektrolit, yaitu pembentukan ion + dan ion dari suatu zat
elektrolit dalam air. Sehingga larutan elektrolit tersebut dapat menghantarkan arus listrik.

XI.

Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan, maka kami menyimpulkan sebagai berikut.
1.

Larutan yang dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit adalah larutan yang apabila kita aliri

dengan arus listrik maka larutan tersebut dapat menyalakan bohlam dan/atau terjadi gelembung udara
pada larutan.
2.

Larutan yang digolongkan sebagai larutan non elektrolit apabila larutan yang dialiri listrik tidak

menyebabkan lampu menyala dan tdak memilki gelembung udara.


3.

Larutan elektrolit dibedakan lagi menjadi 2 berdasarkan terang atau redup nyala lampunya dan

berdasarkan banyak atau sedikitnya gelembung udaranya. Larutan yang memiliki nyala lampu terang dan
bergelembung uadara banyak dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit kuat sedangkan yang memiliki
nyala redup atau tidak menyala dan bergelembung udara sedikit saat dialiri listrik digolongkan sebagai
larutan elektrolit lemah.

Вам также может понравиться