Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
43
zat-zat gizi dalam jumlah yang relatif besar. Khususnya untuk masa balita
merupakan masa perkembangan ( nonfisik ) dimana sedang dibina untuk
mandiri, berperilaku menyesuaikan dengan lingkungan, peningkatan berbagai
kemampuan, dan berbagai perkembangan lain yang membutuhkan fisik yang
sehat. Maka kesehatan yang baik ditunjang oleh keadaan gizi yang baik,
merupakan hal yang utama untuk tumbuh kembang yang optimal bagi
seorang anak. Kondisi ini hanya dapat dicapai melalui proses pendidikan dan
pembiasaan serta penyediaan kebutuhan yang sesuai khususnya melalui
makanan sehari-hari bagi seorang anak. Maka dari itu pengaruh orang tua
sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak secara normal.
Untuk mendapatkan anak yang tumbuh dengan baik juga tidak lepas dari
tingkat perilaku ibu terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Setelah
bayi lahir sampai usia lima tahun merupakan masa dimana seorang anak akan
tumbuh dan berkembang secara pesat.
Pertumbuhan yang baik biasanya juga disertai dengan status gizi anak
yang baik. Status gizi balita merupakan hal yang penting yang harus diketahui
oleh setiap orang tua, perlunya perhatian lebih dalam masa tumbuh kembang
di usia balita didasarkan fakta bahwa kekurangan gizi yang terjadi pada masa
masa balita, atau masa emas ini bersifat irreversible atau tidak dapat pulih.
Keadaan tersebut dapat dibedakan dengan status gizi kurang, baik, dan lebih
(Almatsier, 2005).
Riskesdas 2010 merupakan Millenium Development Goals (MDGs)
dengan representasi tingkat provinsi di seluruh Indonesia yang berbasis
masyarakat. Riskesdas 2010 akan memberikan informasi khusus mengenai
pencapaian MDGs kesehatan sesuai komitmen upaya kesehatan tingkat global
dan nasional. Selain itu, juga sebagai sarana untuk mengevaluasi
perkembangan beberapa status kesehatan masyarakat Indonesia di tingkat
nasional dan provinsi, perubahan masalah kesehatan di tingkat nasional dan
provinsi, dan perkembangan upaya pembangunan kesehatan di tingkat
nasional dan provinsi dalam tiga tahun terakhir. Beberapa indikator MDGs
44
Rowosari,2013)
Beberapa faktor risiko yang dapat mempengaruhi Status Gizi Balita
antara lain adalah faktor perilaku. Faktor perilaku meliputi pengetahuan,
sikap dan praktek berkaitan dengan Status Gizi Balita. Untuk mengetahui
gambaran beberapa faktor ibu yang berkaitan dengan status gizi balita dapat
dilakukan penelitian dengan rapid survey. Rapid survey adalah satu metode
survei yang cepat dan murah untuk mengevaluasi suatu program kesehatan.
Metode ini menerapkan rancangan sampel klaster dua tahap dengan
pemilihan klaster pada tahap pertama secara probability proportionate to size.
Pemilihan sampel pada tahap kedua, yaitu pemilihan sampel rumah tangga
dilakukan dengan cara acak sederhana (simple random sampling) atau dengan
menerapkan sistem rumah terdekat. Metode ini sudah banyak digunakan di
Indonesia dan berdasarkan uji coba dapat disimpulkan bahwa metode ini
layak untuk diterapkan sebagai metode pengumpulan informasi pada
masyarakat.
Tujuan Penelitan
1. Tujuan Umum
Menganalisis
(pengetahuan, sikap, dan praktek ibu) dengan status gizi balita di Wilayah
Kerja Puskesmas Rowosari Kecamatan Tembalang Tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan variabel bebas perilaku ibu yang terdiri dari
pengetahuan ibu, sikap ibu dan praktik ibu
b. Mendeskripsikan variabel terikat yaitu status gizi balita.
45
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan
metode rapid survey yang memaparkan gambaran beberapa karakteristik
penduduk yang berkaitan dengan status gizi balita di Kelurahan Meteseh
dengan desain cross sectional study yaitu subjek hanya diobservasi sekali atau
pada saat penelitian saja.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi target dalam survei ini adalah penduduk yang berada di wilayah
Kelurahan Meteseh sebanyak 14.252 jiwa.
2.
Sampel
a. Unit sampling dalam survei ini adalah setiap Kepala Keluarga yang
terpilih dengan sistem acak, unit sampling ada 210 responden di
wilayah Kelurahan Meteseh.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menerapkan rancang
sampel kluster 2 tahap.
1) Tahap I: Dilakukan dengan probability proportionate to size (PPS)
untuk penilaian RT (kluster) dengan sistem ukuran proporsional.
2) Tahap II
: Pemilihan sampel pada setiap RT (cluster) yang
terpilih dilakukan dengan cara random.
b. Besar Sampel
46
47
48
No
1
2.
3.
4.
Variabel
Pengetahuan Ibu
Rendah
Tinggi
Sikap Ibu
Tidak Baik
Baik
Praktik Ibu
Tidak Baik
Baik
Status Gizi Balita
Tidak Baik
Baik
CI 95%
Deff
ROH
4.8%
95.2%
1.875- 7.649%
92.351- 98.125%
1.005
0.00083
46.7%
53.3 %
39.903%- 53.430%
46.570%- 60.097%
1.005
0.00083
32.4%
67.6%
26.037%-38.725%
61.275%-73.963%
1.005
0.00083
21.0%
79.0%
15.435%- 26.470%
73.530%- 84.565%
1.005
0.00083
C. Analisis Bivariat
Tabel 4.12 Ringkasan Hasil perhitungan proporsi CI dan ROH Analisis bivariat
dengan status gizi balita di Kelurahan Meteseh
Status Gizi Balita
Variabel
Kriteria
Praktik Ibu
Baik
CI 95%
CI 95%
30
1.529%-58.471%
70
41.529%-98.471%
20.5
14.892%-26.108%
79.5
73.892%-85.108%
Kurang Baik
Baik
20.408
12.410%-28.407%
79.592
71.593%-87.590%
21.429
13.811%-29.046%
78.571
70.954%-86.189%
Kurang Baik
Baik
19.118
9.749%-28.486%
80.882
71.514%-90.251%
21.831
15.020%-28.643%
78.169
71.358%-84.980%
Tidak Baik
49
Sesuai dengan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa pada tingkat kepercayaan
95%, rata-rata range confident interval berada pada interval 6-10 menunjukan
bahwa penelitian dapat disimpulkan cukup akurat pada variabel pengetahuan ibu,
sikap ibu, praktek ibu dengan status gizi balita.
Nilai ROH untuk Pengetahuan Ibu, Sikap Ibu, Praktek Ibu, dengan Status
Gizi balita adalah sebesar 0,00083 (mendekati 0) yang berarti distribusi Ibu
menurut pengetahuan ibu, sikap ibu, praktik ibu, dengan Status gizi
penyebarannya merata antar klaster tetapi tidak menyebar merata di dalam klaster.
50
BAB V
PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat
1. Pengetahuan Ibu
Pengetahuan merupakan variabel bebas yang merupakan bagian
dari perilaku. Berdasarkan penelitian, perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih baik daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Rogers menyatakan
perilaku baru, didalam diri orang tersebut harus terjadi proses yang
berurutan
yaitu
awareness
(sadar),
interest
(tertarik),
evaluation
Pada
51
52
53
gizi balita baik penyebarannya merata antar klaster. Jadi, distribusi ibu
yang memiliki pengetahuan tinggi dan status gizi balita baik menyebar
merata antar klaster tetapi tidak menyebar merata di dalam klaster.
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis bivariat menggunakan
Chi Square diketahui tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik
antara pengetahuan ibu terhadap status gizi balita (p-value = 0,47), dimana
p-value > 0,05.
2. Kaitan Sikap Ibu dengan Status Gizi Balita
Perilaku dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, sikap dan praktik.
Pengetahuan merupakan domain penting dalam pembentukan tindakan dan
sebelum tindakan (Bloom) terjadi proses diantaranya, kesadaran, tertatik,
menimbang dan terbentuk perilaku (Rogers). Semakin tinggi pengetahuan
ibu tentang Status Gizi Balita maka semakin kecil timbul Status Gizi
Balita Tidak Baik.
14.
54
antara sikap ibu terhadap status gizi balita (p-value = 0,85), dimana pvalue >0,05.
3. Kaitan Praktik Ibu dengan Status Gizi Balita
Praktek yang diberikan oleh seorang ibu terhadap gizi balita
dipengaruhi secara langsung dengan pengetahuan dan sikap yang dimiliki.
Semakin tinggi atau banyak pengetahuan maka semakin tepat dan cepat
praktik yang akan dilakukan. 14
Dari hasil survey diketahui bahwa persentase ibu dengan praktik
baik dan status gizi balita baik sebesar 78.169% berada pada batas
minimum (LCL) sebesar
Hal ini
55
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil rapid survey Gambaran Faktor Perilaku Ibu dengan
Status Gizi Balita di Kelurahan Meteseh Tahun 2014 dapat disimpulkan
bahwa :
a. Presentase ibu dengan pengetahuan yang tinggi sebesar 95,2%.
b. Presentase ibu dengan sikap yang baik sebesar 53.3%.
c. Presentase ibu dengan praktik yang baik sebesar 67.6%.
d. Presentase Status Gizi Balita Baik sebesar 79.0%.
e. Kaitan Pengetahuan Ibu yang tinggi dan Status Gizi Balita Baik berada
pada CI 73.892%-85.108% dengan ROH sebesar 0,00083.
f. Kaitan sikap ibu yang baik dan status gizi balita baik berada pada CI
70.954%-86.189% dengan ROH sebesar 0,00083.
g. Kaitan praktik ibu yang baik KK dan status gizi balita baik berada pada
CI 71.358%-84.980% dengan ROH sebesar 0,00083.
B. Saran
1. Bagi Puskesmas di wilayah Tembalang
Perlu meningkatkan kembali upaya- upaya dalam meningkatkan
program gizi balita baik melalui peningkatan pengetahuan ibu yang dapat
dilakukan antara lain dengan penyuluhan dan konsultasi. Penyuluhan dan
konsultasi dapat diberikan melalui kegiatan posyandu rutin setiap bulan.
Dengan pengetahuan ibu yang tinggi, sikap dan perilaku ibu terhadap gizi
balita akan menjadi lebih baik. Melalui penyuluhan, petugas penyuluhan
dan kader masyarakat harus
lebih mendorong
ibu- ibu
untuk
3. Bagi Peneliti
Peneliti perlu lebih melakukan studi pustaka dan studi lapangan
agar dapat mengantisipasi kejadian yang kurang diinginkan ketika berada
dilapangan seperti kendala dalam pencarian klaster yang dikarenakan tidak
ada informasi yang valid untuk mencapai klaster tujuan.
57