Вы находитесь на странице: 1из 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertambangan di negeri yang memiliki kekayaan alam seperti negeri kita


tercinta Indonesia ini sudah pasti menjadi lahan yang sangat ingin diberdaya
gunakan oleh bermacam-macam pihak dalam maupun luar negeri, dan salah
satunya yang marak untuk beberapa dekade terakhir ini adalah batu bara, yang
mulai digemari dan dicari banyak industri besar untuk menjadi energi alternatif
seiring maraknya isu menipisnya persediaan minyak dan perbandingan harga
diantara keduanya yang cukup signifikan.
Keadaan seperti ini dibaca cukup jeli oleh masyarakat lokal yang juga ingin
merasakan manfaat dari tanah tempat mereka berpijak, satu per satu
perusahaan lokal mulai berdiri dan mulai melayani permintaan dari dalam
maupun luar negeri.
Namun seperti yang diketahui bersama bahwa setiap usaha memiliki
tingkat kesulitan tersendiri begitu pula dengan jenis usaha ini, ketepatan
(presisi) perhitungan waktu untuk setiap kegiatan

yang

perusahaan

pengangkutan pertambangan lakukan sangatlah penting guna menghindari


keterlambatan beruntun yang sama dengan kerugian beruntun bagi perusahaan.

Juga karena bentuk produk batu bara yang oleh sebagian besar perusahaan
penggalinya tidak diberi kemasan membuat batu bara memiliki banyak
kerentanan dalam proses pengirimannya, baik itu penurunan kwalitas karena
basah atau terbakar (saat terjadi penimbunan terlalu lama di stockpile) maupun
terbuangnya sisa-sisa pengerukan dikarenakan terbatasnya waktu yang dimiliki
karena imbas keterlambatan dari kegiatan-kegiatan sebelumnya yang tidak
berjalan sesuai rencana awal.
Tidak berhenti sampai disana saja, perusahaan pengangkutan pertambangan
pun memerlukan waktu untuk mengurus dokumen dengan pihak pemerintah
atau pun pihak terkait lainnya, terlebih dengan pihak masyarakat baik itu
penyedia produk (batu bara) maupun warga sekitar yang menjadi tuan tanah
(stockpile), apalagi jika mereka belum memenuhi persyaratan seperti
kelengkapan ijin, kurangnya jumlah batu bara yang dipesan dan akan diperiksa,
sampai dengan belum lunasnya pembayaran, sehingga perencanaan kegiatan
yang sangat matang dengan bisa memperhitungkan segala kemungkinan yang
bisa terjadi menjadi salah 1 faktor terpenting dalam usaha ini.
Adalah PT. Karunia Persada Kalimantan (PT. KPK) Perusahaan jasa yang
bergerak di bidang Pengangkutan khususnya batu bara sebagai baik itu
bertindak sebagai Supplier (pihak pemasok barang ke penjual), Seller
(pihak penjual yang berhubungan langsung dengan pembeli), Eksportir
(pihak yang mengumpulkan batu bara sendiri dan menjualnya langsung kepada
pembeli), mau pun sebagai Shipper (pihak pelaksana jasa pengangkutan saja
yang tidak terkait dengan proses pengumpulan batu bara) yang mengantongi

ijin usaha pertambangan khusus pengangkutan dan penjualan dari Menteri


Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang hanya diberikan kepada
sebagian kecil perusahaan tambang di Indonesia.
PT.KPK berusaha untuk memberikan jasa pelayanan terbaik kepada setiap
pengguna jasanya, namun seperti yang telah ketahui, dalam bidang
pengangkutan ini masalah presisi waktu menjadi hal yang menjadikan para
pelakunya juga pengguna jasanya acapkali mengelus dada bahkan tak sedikit
diantaranya sampai harus gulung tikar bahkan sampai harus mencari tambahan
uang untuk menutupi kerugian yang dihitung per hari + per unit (jika 1 proses
terlambat maka berpotensi berdampak kepada proses selanjutnya).
Juga perlu diketahui bahwa jika PT.KPK menggunakan stockpile (tempat
pengumpulan batu bara setelah diambil dari tambangnya, dan disinilah
dilakukan proses crushing) yang merupakan tempat yang disewakan untuk
umum, PT.KPK harus mengambil nomor antrian dan bergantian dengan pihak
lain yang hendak menggunakan stockpile tersebut (jika stockpile juga sedang
digunakan oleh pihak lain), bisa dibayangkan jika 2 hari saja terlambat
mengangkut dari tempat asal, ketika durasi waktu yang dibutuhkan untuk
mengumpulkan 30 ribu ton batu batu adalah 15 hari maka ini akan berdampak
pada proses penghancuran batu (crushing) yang akan berdampak ke proses
selanjutnya yaitu pencampuran batu bara untuk mencapai kwalitas kandungan
mineral batu bara yang diinginkan oleh sang konsumen (Blending), sampai
disini selesai sudah fase di stockpile (dengan hanya denda yang relatif ringan

diawal sebesar Rp 500,00 per ton per hari x 30.000 ton = Rp 15.000.000 per
hari).
Setelah itu pengangkutan batu bara ke pelabuhan menggunakan truk
(Trucking to the port) walau memang tidak dikenakan denda untuk
keterlambatannya karena tolak ukur waktu pengangkutan pada proses ini
adalah banyaknya kemampuan truk untuk pulang pergi membawa batu bara
(per rit, satuan siklus angkutan) sesuai kesepakatan awal dengan pihak
penyedia jasa angkutan truk, namun keterlambatan dalam proses akan akan
berpotensi sangat besar untuk memberi rentetan keterlambatan di proses
selanjutnya.
Sesampainya di pelabuhan, batu bara tersebut dimasukkan ke dalam
tongkang (Loading Barge) disini jika terlambat kita dikenai 25% dari
keseluruhan muatan yang jika dengan hitungan 30.000 ton PT.KPK bisa kenai
denda sekitar 1 Milyar per harinya oleh pihak pelabuhan + upah buruh sebesar
50% per hari walau mereka tidak bekerja (karena PT. KPK menjalin kontrak
dengan BKBM outsourcing yang menyediakan buruh untuk memindahkan batu
bara dari truk ke tongkang juga nantinya dari tongkang ke vessel) + tongkang
yang sudah siap digunakan di pelabuhan namun belum bisa berangkat karena
belum bermuatan dan ini dapat dipastikan merembet ke proses selanjutnya
yaitu pengiriman dari kapal tongkang ke kapal vessel (Transhipment).
Kemudian bongkar muatnya dari tongkang ke vessel (Loading Vessel).
Denda kapal tongkang adalah sekitar 25 jutaan per unit untuk per harinya,
untuk pesanan sebesar 30.000 ton kita membutuhkan sekitar 4-5 kapal

tongkang (per tongkang kapasitasnya 7500-8000ton) 4 x 25 juta = 100 juta per


hari dan untuk kapal Mother Vessel 100 juta per harinya, jadi total perhitungan
kotor keterlambatan selama 2 hari adalah 2.630.000.000 + 2 x 50% upah
buruh, jadi bisa anda bayangkan berapa keuntungan yang PT.KPK bisa
dapatkan jika mereka bisa tepat waktu atau bahkan lebih cepat dari perkiraan
(menghemat biaya sewa semua unit dan biaya) dan berapa kerugian yang
mereka tanggung jika mereka meleset dalam memperhitungkannya.
Berdasarkan latar belakang inilah, penulis tertarik dengan presisi jadwal
pengangkutan mereka serta sistem perhitungan mereka akan jadwal tersebut.
Maka penulis memilih judul Analisis Pengangkutan Batu Bara pada PT.
Karunia Persada Kalimantan.

1.2 Identifikasi Masalah


1. Bagaimanakah kondisi pengangkutan batu bara di PT. KPK selama ini ?
2. Apa saja kendala yang dihadapi dalam proses pengangkutan batu bara ?
3. Apa saja usaha yang perlu dilakukan PT. KPK untuk meningkatkan kualitas
pengangkutannya ?

1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengidentifikasi kondisi pengangkutan batu bara di PT. KPK .
2. Untuk menganalisis kendala-kendala pengangkutan batu bara di PT. KPK.

3. Untuk

memberikan

usulan

perbaikan

bagi

peningkatan

kualitas

Sebagai bahan masukkan bagi perusahaan agar dapat mengetahui


sistem penjadwalan yang baik dan dapat mengoptimalkan

kinerja

pengangkutan batu bara di PT. KPK.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Pihak Perusahaan

perusahaannya.
Agar Perusahaan dapat menekan biaya yang seharusnya
tidak terjadi (menghindari kerugian dari keterlambatan).
Sebagai acuan untuk membuat keputusan perusahaan pada periode selanjutnya.
2. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan tentang teori ketepatan pengangkutan.


Mengaplikasikan teori yang pernah diperoleh dengan menerapkan
dalam penelitian secara langsung.
3. Bagi Pihak lain

Menambah informasi tentang pengetahuan dalam perencanaan pengangkutan.


Memberi referensi bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan
manajemen proyek.

Mengidentifikasi Kondisi Pengangkutan Batu Bara


Proses Pengangkutan Batu Bara

Gambar 1.1 Alur Proses Pengangkutan Batu Bara PT. KPK


Sumber: PT. Karunia Persada Kalimantan

1. MINING SITE (PRODUCER) / Furchasing

Dalam tahap ini PT. KPK mengumpulkan (membeli) batu bara yang masih
berupa batuan dari beberapa tambang

yang sesuai harga serta kandungan

mineralnya.
(Biasanya PT. KPK mendapat permintaan kurang lebih 40.000 sd 50.000
matriks ton untuk tiap-tiap proyeknya).
*Metrik ton (M/T) adalah satuan massa yang sama dengan 1000 Kilogram.
2. HAULING TO STOCKPILE
Batu bara yang sudah dibeli dengan harga yang disepakati dan melalui
proses analisa after free sampling lalu diantarkan ke tempat pengumpulan dan
penumpukan yang sekaligus tempat proses penghancuran / penggilingan
batubara (Stockpile).
3. STOCKING & CRUSHING

Setelah selesai dikumpulkan di tempat yang sudah ditentukan lalu


kemudian batu bara mulai dimasukkan ke dalam mesin penghancur (crusher)
agar menjadi butiran halus dan dapat diteruskan ke proses selanjutnya.
(Biasanya mesin crusher sanggup beroperasi selama 16 jam yang berarti 1
mesinnya mampu mengolah sebanyak 3000 s/d 4000 MT /hari).

4. BLENDING & ANALIZING

Dalam proses ini batu bara yang telah dilebur kemudian dicampur dengan
batu bara yang memiliki kadar mineral yang berbeda guna mendapat kadar
yang diinginkan oleh pihak konsumen (biasanya batu bara berkadar mineral
tinggi dicampur dengan batu bara berkadar mineral rendah), lalu kemudian
hasil proses Blending tadi diambil sampelnya dan diberikan kepada surveyor
independen badan usaha yang bertugas sebagai badan yang memastikan

kandungan mineral dan mengeluarkan sertifikat yang menjaminkan keabsahan


produk batu bara milik PT.KPK (analisa Prashipment).
5. TRUCKING TO PORT
Setelah sesuai kandungan mineral hasil dari proses sebelumnya dan telah
dikeluarkan sertifikatnya oleh lembaga surveyor independent yang ditunjuk
oleh PT. KPK, proses berikutnya adalah pengangkutan semua batu bara tadi ke
pelabuhan yang diangkut oleh truk yang berkapasitas secara berkala
menempuh jarak yang kurang lebih 33 km perjalanan.
6. LOADING TO BARGE
Setelah sampai di pelabuhan, batu bara-batu bara tadi langsung
dikumpulkan pada satu alat yang akan dengan otomatis memuat batu baranya
pada kapal tongkang yang telah tersedia (mesin conveyor belt).
7. TRANSHIPMENT
Setelah memenuhi kapasitas tiap-tiap tongkang yang berjumlah kurang
lebih 7500 Metrik Ton dan berlayar mengarungi sungai menuju muara laut lalu
menuju lokasi tempat dimana kapal Mother Vessel (kapal besar yang akan
membawa keseluruhan batu bara tersebut sekaligus dalam 1 waktu menuju
tempat yang telah ditetapkan).
8. LOADING TO MOTHER VESSEL
Setelah kapal sampai di tempat lokasi dimana Kapal Mother Vessel
menunggu (biasanya lepas pantai), maka proses selanjutnya adalah merapatkan
kapal tongkang dan melakukan pemindahan batu bara ke kapal Mother Vessel
menggunakan alat berat yang telah tersedia crap dan crane dibantu loader
exapator dan bulldozer.
9. DOCUMENT

10

Setelah selesai semua proses pemindahan maka proses akhir adalah


mengurus semua kelengkapan dokumen yang diperlukan oleh kedua belah
pihak (PT.KPK & Pembeli) dengan semua pihak yang terkait selama proses
pengangkutan dari awal agar kapal bisa segera berlayar menuju tempat tujuan.
Untuk menghemat waktu proses ini bisa dimulai sebelum proses loading to
mother vessel selesai sepenuhnya.
10. CLEARENCE OUT / SAILING
Biaya yang dibutuhkan untuk proses pengangkutan batu bara

Gambar 1.2 Tarif Dasar Proses Pengangkutan Batu Bara di PT. KPK
Sumber : PT. Karunia Persada Kalimantan.

1. MINING SITE (PRODUCE)


Jika kita ambil saja rata-rata pemesanan di PT.KPK yang berkisar kurang
lebih 50.000 ton maka PT. KPK akan membeli dari beberapa tambang, yang
pada akhirnya PT.KPK akan membuat perjanjian dengan pihak pembeli bahwa

11

barang yang akan dikirimkan kurang atau lebih 10% dari jumlah yang diminta
(jika 50.000 optimisnya adalah 55.000 ton, pesimisnya adalah 45.000 ton,
biasanya yang terpenuhi adalah angka dibawah 55.000 ton dan diatas 45.000
ton) jika diatas 55.000 ton yang PT.KPK setorkan ke vessel maka pihak
pembeli akan tetap membayar seharga 55.000 ton dan jika dibawah 45.000
yang disetorkan maka PT.KPK akan dikenai denda, membeli lebih banyak
daripada jumlah yang dipesan oleh pembeli dilakukan untuk menangguli susut
(berkurangnya) jumlah batu bara saat proses pengangkutan yang akan
berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya (karena batu bara tidak berada
dalam suatu kemasan).
Dan harga pembelian dari para produsen awal batu bara diatas sudah
termasuk biaya antarnya ke stockpile yang telah PT.KPK sediakan. Harga ratarata per ton batu bara adalah Rp 340.000 sampai dengan Rp 530.000
(tergantung kwalitas).

55.000 (ton) x Rp 390.000 (harga dari transaksi terakhir PT.KPK)

= Rp 21.450.000.000 / Dua puluh satu empat ratus lima puluh juta rupiah.
2. STOCKING & CRUSHING
Biaya Crushing adalah Rp 30.000/MT.
55.000 (ton) x Rp 30.000
= Rp 1.650.000.000 / Satu milyar enam ratus lima puluh juta rupiah.
3. BLENDING & ANALIZING
Biaya Blending & Analizing tergabung dalam 1 paket, yaitu Rp 5.000/MT.

55.000 (ton) x Rp 5.000

12

= Rp 275.000.000 / Dua ratus tujuh puluh lima juta rupiah.


4. TRUCKING TO PORT
Biaya pengangkutan batu bara dari stockpile menuju pelabuhan adalah
sebesar Rp 30.000/MT.
55.000 (ton) x Rp 30.000
= Rp 1.650.000.000 / Satu milyar enam ratus lima puluh juta rupiah.
5. LOADING TO BARGE
Setelah sampai pelabuhan lalu batu bara langsung dimuat ke kapal
tongkang yang masing-masing berkapasitas 7000 - 8000 ton, biaya yang
dibutuhkan untuk tiap kapal tongkangnya adalah Rp 125.000/MT-nya (untuk
jasa sewa slot di pelabuhan, Tenaga kerja bongkar muat khusus di pelabuhan,
alat-alat berat pendukung pemindahan batu bara ke tongkang,dll).
55.000 (ton) x Rp 125.000
= Rp 6.875.000.000 / Enam milyar delapan ratus tujuh puluh lima juta rupiah.

6. TRANSHIPMENT
Biaya pelayaran dari pelabuhan menuju kapal Mother Vessel pun dikenai
biaya karena kita melewati jalur tol yang disebut dengan Channel fee , disini
biaya yang perlu dibayarkan adalah 58.000/MT-nya (termasuk untuk jasa
penyewaan tongkang & tenaga bongkar muatnya).
55.000 (ton) x Rp 58.000
= Rp 3.190.000.000 / Tiga milyar seratus sembilan puluh juta rupiah.
7. LOADING TO MOTHER VESSEL
Pada tahap pemindahan batu bara dari kapal tongkang ke kapal Mother
Vessel tidak dikenai biaya karena sudah termasuk pada biaya awal pemakaian
kapal tongkang tersebut termasuk biaya bongkar muat oleh tenaga kerja
bongkar muat yang telah disewa yang termasuk dari biaya proses transhipment.

13

8. EXPORT DOCUMENT
Biaya yang dikenakan untuk proses pengurusan dokumen ekspornya
adalah 5.000/MT
55.000 (ton) x Rp 5.000
= Rp 275.000.000 / Dua ratus tujuh puluh lima juta rupiah.
9. CLEARENCE OUT & SAILING
Setelah pemindahan batubara dari tongkang selesai & semua dokumen
perijinan lengkap maka kapal Mother Vessel bisa segera berlayar menuju
tempat tujuan.

Waktu yang dibutuhkan untuk proses pengangkutan batu bara


Disini PT. KPK telah memberikan data dari waktu ideal yang ingin dicapai
dan waktu realisasinya saat di lapangan, berikut data-datanya :
<>

Waktu Ideal

<> Waktu Realisasi

Tabel 1.1 Waktu Ideal dan Waktu Realisasi Pengangkutan Batu Bara di PT. KPK
CONTRACT

2 Hari

CONTRACT

2 Hari

PREPARATION

14
Hari

PREPARATION

Hari

PAYMENT / FUNDING

20
Hari

PAYMENT / FUNDING

29
Hari

CONTRACT
MINER

WITH

12

3 Hari

CONTRACT WITH MINER

5 Hari

CONTRACT STOCKPILE

3 Hari

CONTRACT STOCKPILE

4 Hari

CONTRACT HAULING

3 Hari

CONTRACT HAULING

3 Hari

14

(TRUCKING)
CONTRACT
(SLOT)

(TRUCKING)
PORT

CONTRACT BARGE
( TRANSHIPMENT)

3 Hari

CONTRACT PORT (SLOT)

6 Hari

3 Hari

CONTRACT BARGE
( TRANSHIPMENT)

3 Hari

COAL COLLECTING

19
Hari

COAL COLLECTING

13
Hari

CRUSHING

10
Hari

CRUSHING

10
Hari

TRUCKING

8 Hari

TRUCKING

14
Hari

LOADING BARGE

5 Hari

LOADING BARGE

15
Hari

TRANSHIPMENT

9 Hari

TRANSHIPMENT

24
Hari

LOADING VESSEL

6 Hari

LOADING VESSEL

21
Hari

DOCUMENT

30
Hari

DOCUMENT

11
Hari

Sumber: PT. Karunia Persada Kalimantan

Dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk pengangkutan batu bara

Untuk proses di Stockpile :


o
o
o
o

Free Sampling Analysis


Warehouse Raport
Pernyataan Jaminan
Penyerahan Batubara

Untuk proses saat di Barge :


o Kontrak Transhipment

15

o Schudule & Nominasi


o Shipping Intruction

Untuk proses saat Loading Port


o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

Konfirmasi Slot
Izin Hauling
Surat Kirim
Rekomendasi Dis Tam Ben
SKAB
Berita Acara Serah Terima Dokumen
Tongkang Sandar
Draf Inisial
Loading Cargo to Barge
Final Draf
COA COW
DSR
B/L
Cargo Manifes

Untuk proses saat Transhipment :


o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

Shipping Intruction
Laporan Survey
Draf Inisial
Statement of Fact (SOF)
Final Draf
COA
COW
COO
DSR
B/L
Cargo Deglaration
Commercial Invoice

16

Analisa Kendala Pengangkutan Batubara

Kendala Biaya

Karena cashflow Perusahaan yang perputarannya belum lancar.


Karena modal yang dibutuhkan relatif besar (tak terhingga).
Keterlambatan yang menyebabkan biaya tak terduga yang relatif besar.
*Keterlambatan yang disebabkan oleh segala peristiwa yang masih dibawah
tanggung jawab PT. KPK (adapun semua denda keterlambatan akan ditagihkan
kepada PT. KPK karena semua kontrak diatas namakan dengan pihak PT. KPK
namun jika itu bukan disebabkan kesalahan PT. KPK maka akan ditanggung
oleh pihak pembeli).
Dan kenaikan bbm tidak menjadi kendala yang berarti karena dari awal
perusahaan telah menggunakan solar industri non subsidi.

Kendala Ketepatan Waktu

Force Merger (cuaca ekstrim, gelombang, gempa bumi).


Kesiapan barang setelah diolah dulu (harus melalui tahapan proses sebelum
dijual kembali)

17

Kendala Kelengkapan Dokumen

Ada ijin yang mati / belum lengkap


Hasil analisis belum selesai
Kepabeanan
*Rata-rata semua kepengurusan dokumen membutuhkan waktu pengurusan
antara 3 7 hari.

Pendekatan dengan menggunakan metoda Statistik Deskriptif.

Вам также может понравиться