Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh :
Aldi Maswihardo C
NIM. G1D008086
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR KLINIK TERHADAP TINGKAT
KECEMASAN MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS DI RSUD
PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
Oleh:
Aldi Maswihardo Chrismansyah
G1D008086
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana
Keperawatan pada Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu
Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
SKRIPSI
Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji
Pada tanggal, 22 November 2013
Penguji I,
Wastu Adi M, S.Kep., M.Kep.
NIP. 197304232006041002
()
Pembimbing I,
Made Sumarwati, S.Kp., MN.
NIP. 196812021993032001
()
Pembimbing II,
Sulistiani, S.Kep., Ns.
NIP. 19690121198903200
()
ii
: Aldi Maswihardo C
NIM
: G1D008086
Aldi Maswihardo C
G1D008086
iii
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada :
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat hidayah serta anugrah yang tak
terhingga semoga Dia meridhoi hasil karya ini, Amin
Kedua orang tuaku
(Bapak R. Adjar Priambodo dan Ibu Endah Chrismawati)
Yang telah memberikan doa, semangat, dan kasih sayangnya yang begitu besar
tanpa henti-hentinya
Teruntuk adik ku Ayu Claudita Putri
Terima kasih atas doa dan dukunganya.
Ibu Made (pembimbing 1), Ibu Sulistiani (pembimbing 2), dan Pak Wastu
(penguji) yang senantiasa ikhlas dan baik hati mencurahkan tenaga perhatian dan
kasih sayang serta pengarahan dalam penyusunan skripsi saya semoga
mendapatkat berkah, rahmat, kesehatan, dan selalu dalam lindungan-Nya.
Seluruh dosen, staf dan karyawan keperawatan unsoed
Keluarga besar (Bapak R. Adjar Priambodo dan Ibu Endah Chrismawati)
yang tidak dapat disebutkan satu-persatu terima kasih atas doanya
Untuk semua pihak yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan karya
yang indah ini, teruntuk sahabat-sahabat tercinta yang senantiasa medampingi,
memotivasi dan mendukung disetiap langkah dan hari-hariku
Sahabat angkatan 2008 jurusan Keperawatan khususnya A2
(Adit, Agus, Anggun, Hasan, Estho, Lika, Nisa, Arif, Hanung, Tera, Mia, Putri,
Dwi, Shella, Umi, Eva , Ayu, Teddy, Fajar, Teten, Sule, Ori, Oktri, Tisna, Tiska,
Liya, Dessy, Ipha, Tanti, Sunu, Guido, Titis, Furyanto, Oncho, Anda, Fitri, Septri,
Indri, Titi, Taufik, Ikhsan, Tiwi, Yulia, Dea, Hervi, Widi, Neny, Tio, Nana, Opi). I
love you no coment (long live my family).
Spesial buat :
Terra, Esto, Fajar, Dodo (S.Kep yg sedang mengejar Ns)
Teten, Dwi, Putri, (yang sedang mengejar S.kep, Ns)
Ikhsan dan tofik (yang sedang menyelesaikan akademik)
Untuk teman-teman SD, SMP, SMA
Teman-teman main
iv
MOTTO
Kesehatan memang bukan segalanya, tapi segalanya tidak akan berarti
tanpa kesehatan
Bukan seberapa hebat atau seberapa besar yang kamu raih, tapi
seberapa yang sudah kamu beri
Belajar tidaklah selalu untuk mengejar atau membuktikan sesuatu,
namun belajar itu sendiri adalah perayaan dan penghargaan pada diri
sendiri (Andrea Hirata)
Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil, tapi berusahalah untuk
menjadi manusia yang berguna (Einstein)
Nama
Alamat
: Laki-laki
Agama
: Islam
No. Telp/Hp
: 081393788767
Riwayat Pendidikan :
1. TK Saraswati Surabaya
2. 1996-2002 SD N Barata Jaya II no 203 Surabaya
3. 2002-2005 SMP GIKI III Surabaya
4. 2005-2006 SMA GIKI II Surabaya
5. 2006-2008 SMA Sultan Agung I Semarang
6. 2008-sekarang Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu
Kesehatan Universitas jenderal Soedirman
vi
PRAKATA
vii
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bantuan
moral maupun material dalam penulisan usulan penelitan ini.
8. Almamaterku, Universitas Jenderal Soedirman.
Penulis menyadari masih banyak ketidaksempurnaan dalam penyusunan
usulan penelitian ilmiah ini, oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi hasil yang lebih baik, semoga penelitian ini mendapat
ridho dari Allah SWT dan bermanfaat bagi semua. Amin.
Penulis
viii
Jurusan Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman
2013
Aldi Maswihardo Chrismansyah1), Made Sumarwati2), Sulistiani 3)
HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR KLINIK TERHADAP TINGKAT
KECEMASAN MAHASISWAPROGRAM PROFESI NERS DI RSUD PROF.
DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
ABSTRAK
Latar Belakang: Pendidikan klinik adalah bagian dasar dari pendidikan
keperawatan dan termasuk sebagian dari kurikulum keperawatan. Dalam
pendidikan
klinik,
kesempatan
diberikan
kepada
mahasiswa
untuk
mempersiapkan diri mereka dalam menghadapi masa depan mereka dalam bekerja
di rumah sakit maupun instansi kesehatan lainnya.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan lingkungan belajar klinik terhadap tingkat
kecemasan pada pembelajaran klinik mahasiswa program Ners di RSUD Prof. dr.
Margono Soekarjo Purwokerto.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
secara observasi analitik dengan menggunakan desain cross sectional yang
merupakan suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi dengan cara
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Sampel penelitian ini berjumlah 65
responden dengan metode cross sectional, Analisis untuk sebelum dan sesudah
perlakuan digunakan uji Chi Square dan di gunakan uji Fisher Exact Test.
Hasil Penelitian: Pengolahan data hasil penelitian dimulai dengan menyusun
dalam skala-skala. Data berbentuk kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka
atau bilangan-bilangan. Selanjutnya data yang bersifat kuantitatif, yang berwujud
angka-angka hasil perhitungan dari jawaban mahasiswa di deskripsikan dalam
ix
Nursing Departement
Faculty of Medicine and Health Sciences
Jenderal Soedirman University
2013
ABSTRACT
Background: Educational clinics are part of basic nursing education and includes
a portion of the nursing curriculum. In a clinical study, the opportunity given to
the students to prepare themselves for their future work in hospitals and other
health institutions.
Objective: To determine the relationship of clinical learning environment to the
level of anxiety in the clinical learning student nurses in Prof. dr. Margono
Soekarjo Purwokerto hospitals.
Methods: This type of research used in this study is observational analytic studies
using cross-sectional design, which is a research to study the dynamics of
correlation with the data collected at the same time at some point. Sample size
was 65 respondents with a cross sectional analysis before and after treatment to be
used in the chi-square test and Fisher's Exact Test using test.
Results: Data processing begins by compiling the results of research in the scales
. Form of quantitative data , ie data in the form of numbers or numbers .
Furthermore, the data that are quantitative , tangible figures on the calculation of
the student response is described in terms of percentage . Respondents aged 20-45
with Retara / mean age 25 years , standard deviation and variance 5.063 20.09 % ,
xi
of the respondents that the male sex as much as 30 respondents ( 46.2 % ) , while
female respondents were 35 respondents ( 53 , 8 % ) , Fisher's Exact test results
that the p value = 0.361 ( p value < 0.05 ) , which means there is no significant
relationship between basic science to the level of anxiety in student professional
nurses , Fisher's Exact test results show that the value of p value = 0.023 ( p value
< 0.05 ) . This shows there is a significant association between social atmosphere
with the level of anxiety in student professional nurses , Fisher's Exact test results
showed that the p value = 0.020 ( p value > 0.05 ), which means there is a
significant relationship between training programs and workshops with levels of
anxiety in student professional nurses , Fisher's Exact test results showed that p
value = 1.000 ( p value > 0.05 ) , which means there is no significant relationship
between the level of anxiety in supervision with student nurses profession ,
Fisher's Exact test results show that the p value = 0.761 ( p value > 0.05 ) , which
means there is no significant relationship between workload with the level of
anxiety in student professional nurses.
Conclusion: Overview of clinical learning environments in Prof. dr. Margono
Soekarjo hospitals, brikut Navan can be summarized as: student learning include
environmental conditions, social atmosphere, training programs and workshops,
supervision and workload. The condition of learning environment in Prof. dr.
Margono Soekarjo hospitals. Navan in good shape, the social atmosphere in Prof.
dr. Margono Soekarjo hospitals in good shape, training programs and workshops
in good condition in the majority, supervision received by the majority of good
students, practice workload in good shape. Most students experiencing mild
anxiety or anxiety.
Keywords: anxiety, clinical learning environment.
Reference: 40 (1959-2011)
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..
HALAMAN PENGESAHAN ...
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ..
HALAMAN PERSEMBAHAN .
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..
PRAKATA .....
ABSTRAK ..
DAFTAR ISI ..
DAFTAR TABLE ..
DAFTAR GAMBAR ..
DAFTAR LAMPIRAN ..
BAB I
PENDAHULUAN .
A. Latar Belakang ..
B. Perumusan Masalah ..
C. Tujuan Penelitian ..
D. Manfaat Penelitian
E. Keaslian Penelitian ...
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ...
A. Landasan Teori .
B. Kerangka Teori .
C. Kerangka Konsep ..
D. Hipotesis ...
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ..
B. Populasi dan Sampel .
C. Variabel Penelitian
D. Definisi Operasional Variabel ..
E. Instrumen Penelitian .
F. Validitas dan Realibilitas Instrumen ....
G. Teknik Pengumpulan Data
H. Jalannya Penelitian ...
I. Pengolahan dan Analisis Data ..
J. Etika Penelitian .
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN ....
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan .
C. Keterbatasan Penelitian ..
xiii
i
ii
iii
iv
vi
vii
ix
xiii
xv
xvi
xvii
1
1
6
6
7
9
11
11
20
21
22
23
23
23
26
27
28
30
33
35
36
39
42
42
51
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ..
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
59
59
60
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1
27
Tabel 3.2
31
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
Kerangka Teori ..
20
Gambar 2.2
Kerangka Konsep .
21
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lembar Kuesioner
Lampiran 3
Lembar SPSS
Lampiran 4
Surat Penelitian
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan klinik adalah bagian dasar dari pendidikan keperawatan dan
termasuk sebagian dari kurikulum keperawatan. Dalam pendidikan klinik,
kesempatan diberikan kepada mahasiswa untuk mempersiapkan diri mereka
dalam menghadapi masa depan mereka dalam bekerja di rumah sakit maupun
instansi kesehatan lainnya (Rahmani, et al, 2011).
Menurut Reilly dan Oermann (2002) pendidikan keperawatan terbagi
menjadi dua disiplin yaitu disiplin akademik dan disiplin profesional.
Program pendidikan profesi adakalanya disebut juga sebagai proses
pembelajaran klinik. Istilah ini muncul terkait dengan pelaksanaan pendidikan
profesi yang sepenuhnya dilaksanakan di lahan praktik seperti rumah sakit,
puskesmas, klinik bersalin, panti wherda, dan keluarga serta masyarakat atau
komunitas. Menurut Nursalam (2008) pada program pendidikan Ners, peserta
didik dimungkinkan untuk memperoleh kesempatan praktik klinik sebanyak
mungkin dan mengenal area klinik diawal pembelajaran. Program profesi
Ners pada dasarnya
Rumah sakit merupakan fasilitas yang mutlak yang harus ada karena
menjadi tempat mengembangkan pengalaman belajar klinik. Lingkungan
belajar klinik di rumah sakit merupakan konteks sosial yang unik dengan
kondisi khusus untuk pembelajaran kegiatan dan sumber belajar kesempatan
untuk praktik dan aplikasi pengetahuan dan evaluasi (Emilia, 2008). Hal
serupa diungkapkan oleh Reilly dan Oermann (2002) pada lingkungan klinik,
peserta didik belajar untuk menerapkan teori tindakan ke dalam masalah
klinis yang nyata, mempelajari cara belajar, mengembangkan keterampilan
dalam mengatasi ambiguitas, dan bersosialisasi ke dalam profesi. Lingkungan
belajar sangatlah penting karena mempengaruhi pendekatan belajar yang
diambil oleh mahasiswa dan akhirnya akan mempengaruhi pencapaian
kompetensi mahasiswa (Emilia, 2008).
Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang menstimulasi rasa
ingin tahu dan kebutuhan untuk mengerti, bukan menstimulasi kegelisahan
dan kompetisi (Emilia, 2008). Menurut Reilly dan Oermann (2002)
lingkungan klinik kaya akan pengalaman belajar, tetapi lingkungan yang
kurang mendukung akan mematahkan semangat belajar peserta didik untuk
mencari pengalaman dan akibatnya banyak kesempatan untuk maju hilang.
Persepsi mahasiswa terhadap lingkungan belajar dianggap mempunyai
pengaruh yang penting pada kualitas hasil belajar mahasiswa. Selain itu,
persepsi mahasiswa terhadap lingkungan belajar berubah setiap mereka
berpindah ke bagian lain.
satu-satunya
sumber
kecemasan
terbesar
bagi
kalangan
maupun yang buruk sebagai kesempatan untuk belajar, baik tugas yang
menakutkan maupun yang tidak, seharusnya mahasiswa memerlukan
imajinasi dan kreatifitas sehingga timbul potensi kesempatan belajar yang
baik di lingkungan klinik, sehingga kecemasan pada mahasiswa akan sedikit
menurun.
Mahasiswa yang memiliki kemampuan beradaptasi dengan baik, maka ia
akan mampu mengatasi rasa cemasnya. Bagi yang penyesuaiannya kurang
baik, maka cemas merupakan bagian terbesar dalam kehidupannya, sehingga
kecemasan dapat menghambat kegiatan sehari-harinya. Bagi seseorang yang
mengalami cemas belum tentu cemas bagi yang lain. Biasanya orang yang
sedang mengalami kecemasan akan susah berkonsentrasi dan bersosialisasi
sehingga menjadi kendala dalam menjalankan fungsi sosial, pekerjaan, dan
perannya (Moscariloto, 2009).
Berdasarkan studi awal yang dilakukan peneliti terhadap 10 mahasiswa
program profesi Ners FKIK Universitas Jenderal Soedirman, sebanyak 6
diantaranya mengatakan bahwa mereka merasa cemas jika mereka harus
menghadapi lingkungan baru (misalnya ketika pindah stase), merasa cemas
jika mereka salah dalam melakukan tindakan keperawatan, serta tekanantekanan yang datang dari perawat (seperti ditegur dengan keras jika
melakukan kesalahan). Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian Hubungan Lingkungan Belajar Klinik
Terhadap Tingkat Kecemasan Mahasiswa Program Profesi Ners di RSUD
Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
B. Perumusan Masalah
Pendidikan
klinik
termasuk
pendidikan
dasar
dari
pendidkan
C. Tujuan Penelitian
1. TujuanUmum
Untuk mengetahui hubungan lingkungan belajar klinik terhadap
tingkat kecemasan pada pembelajaran klinik mahasiswa program Ners di
RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk:
a. Mengidentifikasi gambaran kondisi lingkungan belajar klinik di RSUD
Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
b. Mengidentifikasi tingkat kecemasan pada mahasiswa program Ners di
RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
c. Menganalisis hubungan ilmu pengetahuan dasar terhadap tingkat
kecemasan pada pembelajaran klinik mahasiswa program Ners di
RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
d. Menganalisis hubungan atmosfer sosial terhadap tingkat kecemasan
pada pembelajaran klinik mahasiswa program Ners di RSUD Prof. dr.
Margono Soekarjo Purwokerto.
e. Menganalisis hubungan program pelatihan dan workshop terhadap
tingkat kecemasan pada pembelajaran klinik mahasiswa program Ners
di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
f. Menganalisis hubungan supervisi terhadap tingkat kecemasan pada
pembelajaran klinik mahasiswa program Ners di RSUD Prof. dr.
Margono Soekarjo Purwokerto.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat yaitu:
1. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian yang berjudul Hubungan Lingkungan Belajar Klinik
terhadap Tingkat Kecemasan Mahasiswa Program Profesi di RSUD Prof.
dr. Margono Soekarjo Purwokerto ini diharapkan memberikan manfaat
bagi Pendidikan Keperawatan yaitu dapat dijadikan bahan masukan dan
strategi dalam pembelajaran klinik sehingga mahasiswa lulusan akademik
bersangkutan dapat menghasilkan perawat professional yang terampil
dalam praktik klinik, serta dapat memberikan suatu gambaran lingkungan
belajar klinik dan hubungannya terhadap kecemasan dalam menjalankan
program profesi Ners di Rumah Sakit.
2. Bagi Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian yang berjudul Hubungan Lingkungan Belajar Klinik
terhadap Tingkat Kecemasan Mahasiswa Program Profesi Ners di RSUD
Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto ini diharapkan memberikan
manfaat bagi Ilmu Keperawatan yaitu dapat dijadikan bahan masukan dan
informasi dalam peningkatan mutu pendidikan dalam ilmu keperawatan.
dr.
Margono
memeberikan
Soekarjo
manfaat
Purwokerto
yaitu
dapat
ini
dijadikan
diharapkan
dapat
informasi
dalam
E. Keaslian Penelitian
Penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian mengenai
pembimbing klinik sekarang ini sesuai dengan hasil penelusuran penulis
antara lain yang dilakukan oleh:
1.
bahwa
banyak
ketidaksesuaian
laboratorium
dengan
kenyataannya
di
klinik.
antara
teori
atau
Mahasiswa
juga
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1.
11
12
workshop.
Sebagai
suatu
institusi
yang
memiliki
visi
pemberian
sumber-sumber
yang
dibutuhkan
untuk
13
e. Beban kerja
Rotem (1996) menjabarkan bahwa beban kerja merupakan
tuntutan pekerjaan pada suatu unit yang memaksa keseimbangan
antara pelayanan dan pengembangan profesi. Beban kerja setiap
perawat ditiap ruang perawatan sangat berbeda. Ketika berada dalam
beban puncak, maka tingkat stress perawat dapat menjadi tinggi.
Diharapkan, pendidikan klinik menerapkan pendidikan orang dewasa
(androgogy), yang berbeda dengan pendidikan anak-anak (paedagogy).
Pendidikan anak-anak lebih banyak berlangsung dalam bentuk asimilasi,
identifikasi, dan peniruan. Sementara, pendidikan orang dewasa lebih
menitikberatkan kepada pemberian keterampilan dan kemampuan untuk
memecahkan masalah (Pannen dan Sadjati, 2001). Oleh sebab itu, model
pendidikan klinik yang menerapkan model magang secara murni
(apprenticeship model) telah bergeser kepada model yang menekankan
pengetahuan ilmiah dan keterampilan yang sesuai dengan bukti (evidence
based) dan konteks (competencies), yang disebut dengan professional
clinical-technical competence model (Emilia, 2008).
Lingkungan pembelajaran, menurut Hutchinson (2003), ditentukan
oleh dua faktor utama, yaitu kurikulum dan staf pengajar. Peran
pembimbing di sini adalah memberikan ruang kepada mahasiswa dalam
merawat pasien. Sementara itu, pemberian pengawasan dan umpan balik
merupakan fungsi penting lainnya dari dosen pembimbing klinik. Menurut
Kilminster et al (2007), supervisi yang baik seharusnya menghargai
14
kurikulum
menggunakan sistem
berbasis
backward
kompetensi
dirancang
dengan
15
dibandingkan
mahasiswa
yang menggunakan
sistem
SKS.
16
yang biasa pada saat ini, karena itu disepanjang perjalanan hidup manusia,
mulai lahir sampai menjelang kematian, rasa cemas sering kali ada.
Kecemasan merupakan reaksi terhadap suatu pengalaman yang bagi
individu dirasakan sebagai ancaman. Rasa cemas adalah perasaan tidak
menentu, panik, takut, tanpa mengetahui apa yang ditakutkan dan tidak
dapat menghilangkan perasaan gelisah dan rasa cemas tersebut.
Tjakrawerdaya (1987) mengemukakan bahwa kecemasan adalah efek
atau perasaan yang tidak menyenangkan berupa ketegangan, rasa tidak
aman dan ketakutan yang timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang
mengecewakan tetapi sumbernya sebagian besar tidak disadari oleh yang
bersangkutan. Apabila kecemasan timbul, maka akan mendorong orang
untuk melakukan suatu usaha untuk mengurangi kecemasan itu atau
mencegah impuls-impuls yang berbahaya.
Penyebab terjadinya disebabkan oleh adanya sifat subyekif dari
kecemasan, yaitu: Bahwa kejadian yang sama belum tentu dirasakan sama
pula oleh setiap orang. Dengan kata lain suatu rangsangan atau kejadian
dengan kualitas dan kuantitas yang sama dapat diinterprestasikan secara
berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya.
Teori kognitif menyatakan bahwa reaksi kecemasan timbul karena
kesalahan
mental.
Kesalahan
mental
ini
karena
kesalahan
17
percaya bahwa mereka tidak dapat mengatasi dari situasi yang secara
potensial mengancam bagi mereka.
Sedangkan berdasarkan sumber timbulnya kecemasan menurut Freud
membedakan kecemasan menjadi 3 macam, yaitu : a. Kecemasan Neurotik
(Neurotic Anxiety), yaitu kecemasan yang berhubungan erat dengan
mekanisme pembelaan diri, dan juga disebabkan oleh perasaan bersalah
atau berdosa, konflik-konflik emosional yang serius, frustasi, serta
ketegangan-ketegangan batin; Kecemasan Moral (Anxiety of moral
conscience/super ego), yaitu rasa takut akan suara hati, di masa lampau
pribadi pernah melanggar norma moral dan bisa di hukum lagi, misalnya
takut untuk melakukan perbuatan yang melanggar ajaran agama;
Kecemasan Realistik (Realistic Anxiety), yaitu rasa takut akan bahayabahaya nyata di dunia luar, misalnya takut pada ular berbisa (Calvin, 1993).
Menurut Maramis (1985), kecemasan akan timbul jika individu tidak
mampu menghadapi suatu keadaan stress, dimana stress dapat mengancam
perasaan, kemampuan hidupnya. Sumber-sumber kecemasan adalah
frustasi, konflik, tekanan, dan krisis. Frustasi akan timbul bila adanya
hambatan atau halangan antara individu dengan tujuan dan maksudnya.
Konfliknya terjadi bilamana individu tidak dapat memilih antara dua atau
lebih kebutuhan atau tujuannya. Tekanan walaupun kecil tetapi bila
bertumpuk-tumpuk dapat menjadi stress. Dan krisis adalah suatu keadaan
yang mendadak yang menimpa individu dan dapat menimbulkan
kecemasan yang hebat.
18
menaksir
secara
berlebihan
suatu
peristiwa
yang
19
B. Kerangka Teori
Berdasarkan landasan teori diatas, maka dibentuk kerangka teori penelitian
yang dapat dijelaskan melalui gambar sebagai berikut:
Lingkungan Belajar
Klinik (Clinical
Learning
Environment)
1. Ilmu pengetahuan
dasar
2. Atmosfer social
3. Program pelatihan
dan workshop
4. Supervisi
5. Beban kerja
Kecemasan (Anxiety)
20
C. Kerangka Konsep
Berdasarkan landasan teori diatas maka dibentuk kerangka konsep
penelitian yang dapat dijelaskan melalui gambar sebagai berikut:
Variabel Independen
Lingkungan Belajar Klinik
Ilmu Pengetahuan Dasar
Variabel Dependen
Atmosfer Sosial
Tingkat Kecemasan
Mahasiswa
Variabel Pengganggu
Faktor yang
mempengaruhi:
1. Mekanisme Koping
2. Kemandirian
3. Kejelasan Peran
Gambar 2.2. Kerangka Konsep
Keterangan
: Diteliti
: Tidak diteliti
: Hubungan yang diteliti
: Hubungan yang tidak diteliti
21
D. Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau
pertanyaan penelitian (Nursalam, 2002). Hipotesis sebagai kesimpulan
penelitian yang belum sempurna, sehingga perlu di sempurnakan dengan
membuktikan kebenaran hipotesis melalui penelitian (Bungin, 2006).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ada hubungan antara ilmu pengetahuan dasar terhadap tingkat kecemasan
pada pembelajaran klinik mahasiswa program Ners di RSUD Prof. dr.
Margono Soekarjo Purwokerto.
2. Ada hubungan antara atmosfer sosial terhadap tingkat kecemasan pada
pembelajaran klinik mahasiswa program Ners di RSUD Prof. dr. Margono
Soekarjo Purwokerto.
3. Ada hubungan antara program pelatihan dan workshop terhadap tingkat
kecemasan pada pembelajaran klinik mahasiswa program Ners di RSUD
Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
4. Ada hubungan antara supervisi terhadap tingkat kecemasan pada
pembelajaran klinik mahasiswa program Ners di RSUD Prof. dr. Margono
Soekarjo Purwokerto.
5. Ada hubungan antara beban kerja terhadap tingkat kecemasan pada
pembelajaran klinik mahasiswa program Ners di RSUD Prof. dr. Margono
Soekarjo Purwokerto.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
secara observasi analitik dengan menggunakan desain cross sectional yang
merupakan suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi dengan cara
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat.
23
1+
Keterangan:
n
: ukuran sampel
: populasi
140
1 + 140.0,1
24
25
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat,
dan ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang
sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2005). Variabel dalam
penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat
1. Variabel bebas (Independent Variable) adalah variabel yang menjadi sebab
timbulnya atau berubahnya dependent variable atau yang mempengaruhi
stimulus, input (Sugiyono, 2005). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu
ilmu pengetahuan dasar, atmosfer sosial, program pelatihan dan workshop,
supervisi, dan beban kerja.
2. Variabel terikat (Dependent Variable) adalah variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, dan variabel ini
sering disebut variabel respon, output (Sugiyono, 2005). Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan pada mahasiswa program
profesi NERS di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
3. Variabel pengganggu (Confounding Variable) adalah variabel yang
mengganggu terhadap hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat. Variabel pengganggu ini ada apabila terdapat faktor atau variabel
ketiga pengganggu yang berkaitan dengan faktor resiko dan faktor akibat
(Notoatmodjo, 2005). Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah
mekanisme koping, kemandirian, kejelasan peran.
26
Atmosfer
Sosial
Program
pelatihan dan
workshop
Supervisi
Alat Ukur
Hasil Ukur
Kuesioner dengan
item pertanyaan
sebanyak 5
pertanyaan,
menggunakan
skala Likert yaitu
SS untuk
Sangat setuju, S
untuk setuju,
TS untuk tidak
setuju, STS
untuk sangat tidak
setuju.
Kuesioner dengan
item pertanyaan
sebanyak 5
pertanyaan,
menggunakan
skala Likert yaitu
SS untuk
Sangat setuju, S
untuk setuju,
TS untuk tidak
setuju, STS
untuk sangat tidak
setuju.
Kuesioner dengan
item pertanyaan
sebanyak 5
pertanyaan,
menggunakan
skala Likert yaitu
SS untuk
Sangat setuju, S
untuk setuju,
TS untuk tidak
setuju, STS
untuk sangat tidak
setuju.
Kuesioner dengan
item pertanyaan
sebanyak 5
pertanyaan,
menggunakan
skala Likert yaitu
SS untuk
Sangat setuju, S
untuk setuju,
TS untuk tidak
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
27
Skala
Beban kerja
Variabel Dependent
Kecemasan
Suatu ketegangan, rasa tidak
aman, kekhawatiran, yang
timbul karena dirasakan
akan mengalami kejadian
yang tidak menyenangkan
yang terjadi karena pengaruh
lingkungan sekitarnya yang
mungkin dapat
menyebabkan perasaan yang
tidak nyaman.
setuju, STS
untuk sangat tidak
setuju.
Kuesioner dengan
item pertanyaan
sebanyak 5
pertanyaan,
menggunakan
skala Likert yaitu
SS untuk
Sangat setuju, S
untuk setuju,
TS untuk tidak
setuju, STS
untuk sangat tidak
setuju.
Menggunakan
skala HARS yang
terdiri dari 14
item pernyataan.
Ordinal
1. Skor < 17 :
Tidak ada
kecemasan
2. Skor 18-24:
kecemasan ringan
3. Skor 25-30:
kecemasan
sedang
4. Skor > 30:
kecemasan berat
Ordinal
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar
kuesioner yang terdiri dari tiga macam kuesioner yakni: kuesioner data
pribadi, kuesioner lingkungan belajar klinik, dan kuesioner kecemasan.
1. Kuesioner data pribadi
Kuesioner data pribadi ini dibuat sendiri oleh peneliti, kuesioner ini
berisi pertanyaan tentang data pribadi responden seperti nama/inisial,
jenis kelamin, umur, ruangan atau stase yang sedang dilakukan praktek
oleh mahasiswa, dan tanggal masuk ruangan atau stase tersebut.
28
29
30
Keterangan :
) ( ) ( )
( ) ][
( ) ]
: koefisien korelasi
: jumlah responden
Kriteria pengujian:
Jika r > r tabel, berarti item pernyataan adalah valid
Jika r < r tabel, berarti item pernyataan adalah tidak valid
Uji validitas dalam penelitian ini akan dilakukan pada 20 orang mahasiswa.
Kuesioner dikatakan valid jika r hitung lebih besar dari r tabel, r tabel
disini diperoleh dari nilai df yakni df = n-2, maka df = 20-2 = 18, jika df 18,
maka nilai r tabel adalah 0,444. Kuesioner valid jika r hitung > 0,444.
Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan di tempat penelitian yakni
RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo dengan responden sebanyak 20 responden
yang dilakukan pada tanggal 25-27 Juli 2013 diperoleh hasil bahwa semua
pernyataan variabel baik variabel ilmu pengetahuan dasar, atmosfer sosial,
program pelatihan dan workshop, supervisi dan beban kerja dinyatakan valid.
Tabel 3.2. Validitas Instrumen
No
Variabel
1
2
3
4
5
Jumlah Item
Awal
5
5
5
5
5
31
Rentang
Validitas
0,584-0,874
0,496-0,765
0,550-0,861
0,657-0,935
0,534-0,831
Item valid
5
5
5
5
5
Keterangan :
r11
= Reliabilitas instrumen
a2b
a2t
= Varians total
Kriteria pengujian:
Jika r xx > r tabel, berarti kuesioner reliabel
Jika r xx r tabel, berarti kuesioner tidak reliable
Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilakukan hanya untuk
kuesioner lingkungan belajar klinik. Setelah diuji validitas dan reliabilitas
maka kuesioner lingkungan belajar klinik akan layak digunakan dalam
penelitian, sedangkan kuesioner data pribadi dan kuesioner kecemasan tidak
diuji validitas dan reliabilitas karena kuesioner data pribadi hanya berisi
pertanyaan seputar data pribadi responden seperti nama, jenis kelamin, umur
32
Variabel
Ilmu pengetahuan dasar
Atmosfer sosial
Program pelatihan dan workshop
Supervisi
Beban kerja
Nilai reliabilitas
0,874
0,814
0,853
0,923
0,833
33
34
2. Data Sekunder
Data sekunder digunakan untuk melengkapi dan mendukung data
primer. Data responden diperoleh dari data RSUD Prof. dr. Margono
Soekarjo Purwokerto, dan apabila lembar kuesioner tentang identitas
responden belum diisi dengan lengkap, maka peneliti bisa menanyakan
kepada pihak Rumah Sakit.
H. Jalannya Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu:
1. Tahap persiapan yaitu tahap menyiapkan proposal penelitian, survey
pendahuluan untuk memperoleh data yang diperlukan, membuat kuesioner
untuk diuji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu, dan studi dokumentasi
serta literatur yang berhubungan dengan masalah penelitian.
2. Pelaksanaan penelitian yang dimulai dengan uji validitas dan reliabilitas
kuesioner. Responden mahasiswa profesi Ners akan diberikan kuesioner
setelah mendapat pengarahan dari peneliti mengenai tujuan penelitian dan
tata cara pengisisn kuesioner kemudian diberi waktu untuk mengisi
kuesioner.
3. Tahap pengumpulan dan penelitian, meliputi kegiatan menemui sumber
data atau responden untuk memperoleh data dengan menggunakan
kuesioner. Sebelumnya telah dilakukan permohonan perijinan sesuai
aturan yang berlaku di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri.
35
I.
36
Keterangan:
100%
: Jumlah populasi
Dalam
analisis
univariat
penelitian
ini,
peneliti
akan
37
( )
Keterangan:
: Penjumlahan
X2 : Chi Square
O
38
J.
Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya
rekomendasi dari pihak institusi dengan mengajukan permohonan izin kepada
instansi tempat penelitian dalam hal ini diajukan kepada Kepala Rumah Sakit
atupun Kepala Ruangan yang bersangkutan. Setelah mendapat persetujuan
barulah dilakukannya penelitian.
Suatu penelitian harus berpedoman pada norma dan etika. Menurut
Nursalam (2003) dalam penelitian yang subjeknya manusia, maka ada tiga
prinsip penelitian yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Prinsip Manfaat
a. Bebas dari penderitaan
Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan
kepada subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan kuisioner
sehingga tidak mengakibatkan penderitaan bagi responden.
b. Bebas dari eksploitasi
Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari
keadaan yang tidak menguntungkan. Mahasiswa diyakinkan bahwa
39
40
Peneliti
merahasiakan
informasi
(confidentially)
yang
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pengolahan data hasil penelitian dimulai dengan menyusun dalam skalaskala. Data berbentuk kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka atau
bilangan-bilangan. Selanjutnya data yang bersifat kuantitatif, yang berwujud
angka-angka hasil perhitungan dari jawaban mahasiswa di deskripsikan dalam
bentuk persentase.
Persentase dilakukan dengan membandingkan hasil penjumlahan data
yang valid dan dibandingkan dengan jumlah skor total kali 100 %. Hasil
perhitungan ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat deskriptif. Hal ini
dimaksudkan untuk mempermudah dalam memahami hasil akhir dalam
mengkualifikasikan hasil penelitian tersebut.Berikut ini disajikan data secara
keseluruhan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
1. Hasil analisis univariat
a. Karakteristik responden
1) Karakteristik responden berdasarkan umur
Dilihat dari rentan usia responden ini 20-45 dengan Retara/mean
usia 25 tahun, standart deviasi 5,063 dan varians 20,09%
42
Frequency
30
35
65
Percent(%)
46,2
53,8
100
Variabel
Ilmu Pengetahuan Dasar
Kurang
Baik
Sangat Baik
Total
43
Frequency
Percent (%)
17
35
13
65
26,2
53,8
20,0
100
Variabel
Atmosfer Sosial
Kurang
Baik
Sangat Baik
Total
Sumber: Data primer terolah
Frequency
Percent (%)
14
35
16
65
21,5
53,8
24,6
100
Variabel
Program Pelatihan dan Workshop
Kurang
Baik
Sangat Baik
Total
Sumber: Data primer terolah
Frequency
Percent (%)
21
33
11
65
32,3
50,8
16,9
100
program
Variabel
Supervisi
Kurang
Baik
Sangat Baik
Total
Sumber: Data primer terolah
Frequency
Percent (%)
9
39
17
65
13,8
60,0
26,2
100
Variabel
Beban Kerja
Kurang
Baik
Sangat Baik
Total
Sumber: Data primer terolah
Frequency
Percent (%)
15
36
14
65
23,1
55,4
21,5
100
45
Variabel
Tingkat Kecemasan
Tidak ada kecemasan
Kecemasan ringan
Kecemasan sedang
Kecemasan berat
Total
Sumber: Data primer terolah
Frequency
Percent (%)
21
26
18
0
65
32,3
40,0
27,7
0
100
sebagian
besar
responden
mempunyai
tingkat
46
No
1.
2.
Ilmu
Pengetahuan
Dasar
Kurang
Baik
Total
Tingkat Kecemasan
Ringan
Berat
Total
n
%
n
%
n
%
10 58,8
7
42,2 17
100
35 72,9 13 27,1 48
100
45 69,2 20 30,8 65
100
Tabel
menunjukkan
4.8
mahasiswa
yang
p value
0,361
memiliki
atau
47
Tabel 4.9.
No
1.
2.
Atmosfer
Sosial
Kurang
Baik
Total
p value
0.023
No
1.
2.
Program
Pelatihan dan
Workshop
Kurang
Baik
Total
Tingkat Kecemasan
Ringan
Berat
Total
N
%
n
%
n
%
10 47,6 11 52.4 21
100
35 79.5
9
20.5 44
100
45 100 20
100
65
100
48
p value
0.020
No
1.
2.
Supervisi
Kurang
Baik
Total
Tingkat Kecemasan
Ringan
Berat
Total
n
%
N
%
n
%
6
66.7
3
33.3
9
100
39 69.9 17 30.4 56
100
45
100
20
100
65
100
p value
1.000
49
No
1.
2.
Beban Kerja
Kurang
Baik
Total
Tingkat Kecemasan
Ringan
Berat
Total
n
%
n
%
n
%
11 73.3
4
26.7 15
100
34 68.0 16 32.0 50
100
45
100
20
100
65
100
p value
0.761
50
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
a. Karakteristik Responden berdasarkan Umur
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa
responden dengan umur terbanyak adalah 23 tahun sebanyak 24
responden (36,9%). Umur yang termuda adalah 20 tahun sebanyak 1
responden (1,5%), dan umur yang tertua adalah 42 tahun sebanyak 1
responden (1,5%).
Responden dengan umur yang jauh lebih tua, akan cenderung
memiliki pengalaman yang lebih dalam menghadapi masalah kecemasan.
Umumnya umur yang lebih tua akan lebih baik dalam menangani
masalah kecemasan, mekanisme koping yang baik akan mempermudah
mengatasi masalah kecemasan.
b. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa jenis kelamin
yang terbanyak adalah responden dengan jenis kelamin perempuan
sebanyak 35 responden (60%), sedangkan responden dengan jenis
kelamin laki-laki sebanyak 30 responden (46,2%).
Dunia keperawatan sangat didominasi oleh kaum wanita, karena
dari peminatnya juga kebanyakan kaum wanita dibanding dengan lakilaki, selain itu profesi keperawatan dianggap identik dengan rasa keibuan
seorang wanita. Perawat perempuan pada umumnya mempunyai
kelebihan dibandingkan dengan perawat laki-laki yang terletak pada
51
dan
menyesuaikan
antara
keterampilan
dan
pengetahuan
52
kerja yang tinggi. Rumah sakit dengan pengetahuan kerja yang tinggi akan
sangat berdampak pada pembentukan iklim pada lingkungan belajar klinik
karena dengan pengetahuan yang tinggi perawat mempunyai pandangan
lebih obyektif terhadap iklim organisasi yang ada di dalam rumah sakit,
begitu juga sebaliknya, perawat yang memiliki pengetahuan kerja yang
minimal, cenderung subjektif dalam menilai sesuatu yang ada di
lingkungannya.
3. Hubungan antara Atmosfer Sosial dengan Tingkat Kecemasan
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa ada hubungan antara
faktor atmosfer sosial dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa program
profesi ners di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo dengan p value = 0,023.
Menurut Foley et al (2002), penelitiannya yang berfokus pada
pengaruh persepsi sebagai role model dan bagaimana efek dari kegiatan
sosialisasi dari mahasiswa ke dalam kegiatan profesi keperawatan.
Menyatakan bahwa mahasiswa harus mempunyai hubungan sosial yang
baik kepada CI, perawat klinik, staf maupun kepada pasien yang sedang
menjalai rawat inap. Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh
Siu et al (2005) yang menemukan bahwa struktur lingkungan belajar yang
kuat dan didukung oleh atmosfer sosial yang baik, akan meningkatkan
motivasi, kepercayaan dan meningkatkan arah pembelajaran diri mahasiswa
profesi ke arah yang lebih baik.
Teori diatas mendukung hasil penelitian ini, dari penelitian yang
dilakukan oleh peneliti, didapatkan hasil bahwa responden yang terbanyak
53
adalah responden dengan atmosfer sosial yang baik dan tidak mengalami
kecemasan yakni sebanyak 13 responden (61,9%). Hal ini sejalan dengan
pernyataan responden yang menyetujui bahwa CI, perawat maupun pasien
bisa bekerja sama dengan mahasiswa profesi keperawatan. Jika ada
hubungan kerja sama dan hubungan sosial yang baik, maka tingkat
kecemasan pada mahasiswa program profesi akan berkurang.
4. Hubungan antara Program Pelatihan dan Workshop dengan Tingkat
Kecemasan
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa ada hubungan antara
faktor program pelatihan dan workshop dengan tingkat kecemasan pada
mahasiswa program profesi ners di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo
dengan p value = 0,020.
Menurut Lee (1997), menyatakan bahwa mahasiswa keperawatan
dalam menjalani profesi keperawatan lebih dipengaruhi oleh pengalaman
yang didapat dari program-program pelatihan, dan bukan dari pengalaman
educational yang didapatnya selama perkuliahan di kelas. Dalam
mempersiapkan tenaga keperawatan yang professional, program pelatihan
keperawatan seharusnya digolongkan ke dalam model pembelajaran.
Kesuksesan
pelatihan
dalam
program
pelatihan
pendidikan
54
terintegrasi baik secara praktek maupun teori. Tujuan dari program pelatihan
seharusnya dikemukakan secara terbuka, sehingga mahasiswa keperawatan
dapat mempelajari secara keseluruhan isi dan tujuan dari program pelatihan
tersebut selama pelatihan berlangsung (French, 1994).
Teori diatas mendukung hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa
responden yang terbanyak adalah responden dengan program pelatihan dan
workshop yang baik dan tidak terjadi kecemasan yakni sebanyak 15
responden (71,4%). Hal ini bisa disebabkan karena dengan adanya program
pelatihan yang diterapkan pada mahasiswa, mahasiswa akan mendapatkan
pengalaman yang lebih jika dibandingkan dengan hanya belajar dari teori di
kelas, sehingga dengan adanya pengalaman itulah bisa meminimalisir
kesalahan-kesalahan dalam praktik klinik di lapangan
yang bisa
menyebabkan kecemasan.
5. Hubungan antara Supervisi dengan Tingkat Kecemasan
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa tidak ada hubungan
antara faktor supervisi dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa program
profesi ners di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo dengan p value = 0,568
dan 1,000.
Menurut Kilminster et al (2007),supervisi yang baik seharusnya
menghargai pengalaman dan perasaan mahasiswa profesi, dengan tujuan
akhir pengelolaan pasien yang lebih baik. Sehingga, supervisi yang efektif
meliputi beberapa aspek, yang meliputi: sesuai konteks, pengamatan
langsung,
pemberian
umpan
balik,
55
multi
aspek,
serta
hubungan
56
57
C. Keterbatasan Penelitian
1. Sampel yang diambil dalam penelitian ini terlalu sedikit, sehingga hasil
penelitian ini tidak bisa digeneralisasikan. Harapannya, penelitian
selanjutnya menggunakan jumlah sampel yang lebih besar.
2. Instrument penelitian dalam penelitian ini masih kurang spesifik, terlalu
sedikit untuk setiap variable dan harus dilengkapi dengan observasi,
sehingga data yang di peroleh masih jauh dari akurat.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
Gambaran lingkungan belajar klinik di RSUD. Prof. dr. Margono
Soekarjo Purwokerto dapat disimpulkan sebagai brikut : meliputi kondisi
lingkungan belajar mahasiswa, atmosfer sosial, program pelatihan dan
workshop, supervisi dan beban kerja. Kondisi lingkungan belajar di RSUD.
Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto dalam kondisi yang baik, atmosfer
sosial di RSUD Prof. dr. margono soekarjo dalam kondisi yang baik,
program pelatihan dan workshop dalam kondisi dalam mayoritas baik,
supervisi yang di terima oleh mahasiswa mayoritas baik, beban kerja yang
praktik dalam kondisi yang baik. Sebagian mahasiswa mengalami
kecemasan yang ringan atau tidak mengalami kecemasan.
Atmosfer sosial dan program pelatihan dan workshop meliki
hubungan yang bermakna dengan program. Variable Ilmu pngetahuan dasar
dan beban kerja mahasiswa tidak memiliki hubungan yang bermakna.
59
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Mahasiswa harus dibekali dengan kemampuan untuk menciptakan
atmosfer yang positif melalui menumbuhkan rasa percaya diri dan
mempersiapkan pelajaran dengan baik. Kemudian mahasiswa juga perlu
dilibatkan pelatihan dan workshop yang berkaitan dengan praktik-praktik
klinik yang diselenggarakan oleh rumah sakit.
2. Bagi Lahan Praktik
Para CI di anjurkan dilatih dengan pelatihan pendidikan agar dapat
memahami
beban
psikologis
mahasiswa
selama
praktik,
60
DAFTAR PUSTAKA
Papp, I., Markkanen, M. & von Bonsdorff, M., (2003). Clinical environment as
learning environment: student nurses perceptions concerning clinical
learning experiences. Nurse Education Today, 2, p. 262-268.
Rahmani, A., Zamanzadeh, V., Abdullah-zadeh, F., Lotfi, M., Bani, S.,
&Hassanpour, S. (2011). Clinical learning environment in viewpoints of
nursing students in Tabriz University of Medical Sciences.IJNMR, 14(3),
253-256
Reilly,&Oerman. (2002). Nursing: Human science and human care. National
Language for Nursing. New York
Resnayati, Y. (2007). Faktor determinan pengalaman belajar klinik keperawata
nmedikal bedah.31-39.
Rotem, A., L. Bloomfield, et al. (1996). The clinical learning environment.Israel
Journal Of Medical Sciences, 32(9), 705-710
Saryono, (2008), Metodologi Penelitian Kesehatan, Jogjakarta: Mitra Cendikia
Press
Sharif, F., &Masoumi, S. (2005). A qualitative study of nursing student
experiences of clinical practice. BMC Nursing, 4(6).
Siu, H. M., Laschinger, H. K. S., &Vingilis, E. (2005).The effect of problem
based learning on nursing students' perceptions of empowerment.Journalof
Nursing Education, 44, 459.
Sugiyono.(2006). Statistik untuk penelitian. Alfabeta: Bandung
Tang, F., Chou, S., & Chiang, H. (2005). Students' perceptions of effective and
ineffective clinical instructors.Journal of Nursing Education, 44, 187-192
Tjakrawerdaya, D. 1987. Rasa bersalah sebagai motif mekanisme difensi pada
gangguan cemas secara menyeluruh. Majalah Psikiatri Jiwa. Jakarta:
Yayasan Kesehatan Jiwa Dharmawangsa Suryabrata
Williams, C. (2010). Understanding the essential elements of work-based learning
andits relevance to everyday clinical practice.Journal of Nursing
Management. 18, 624-632.
Umur
JenisKelamin
PendidikanTerakhir
Pekerjaan
Alamat
berjudul
HUBUNGAN
KLINIKTERHADAP
PROGRAM
PROFESI
TINGKAT
NERSDI
LINGKUNGAN
KECEMASAN
RSUD
PROF.
BELAJAR
MAHASISWA
DR.
MARGONO
SOEKARDJO PURWOKERTO
Demikian surat persetujuan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Purwokerto, .. 2013
Peneliti
AldiMaswihardo C
Responden
Kode:
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR KLINIK
TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA
PROGRAM PROFESI NERS
FKIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN DI
RSUD DR. MARGONO SOEKARDJO
PURWOKERTO
A. Data Pribadi
JenisKelamin
: L/P*
Usia
Ruang
Stase
Pertanyaan
2
3
4
5
SS
Jawaban
S
TS
STS
2. AtmosferSosial
No
Pertanyaan
2
3
4
SS
Jawaban
S
TS
STS
SS
Jawaban
S
TS
STS
SS
Jawaban
S
TS
STS
Pertanyaan
2
3
4
5
4. Supervisi
No
Pertanyaan
2
3
5. BebanKerja
No
Pertanyaan
3
4
5
SS
Jawaban
S
TS
STS
C. KuesionerKecemasan
Berikantandachek () padakolombagian yang sudahdisediakan yang
sesuaidengananda.
0
: Tidakadagejalasamasekali
1
: Satudarigejala yang ada
2
: Separuhdarigejala yang ada
3
: Lebihdariseparuhgejala yang ada
4
: Semuagejalaada
No
1.
2.
Pernyataan
Perasaancemas:
a. Kecemasan
b. Firasat buruk,
c. Takut akan pikiran sendiri,
d. Mudah tensinggung.
Ketegangan:
a. Merasa tegang,
b. Lesu,
Jawaban
1
2
3
ANALISIS UNIVARIAT
Frequencies
Statistics
JenisKelamin
N
Valid
AS
PPW
BK
65
65
65
65
65
65
-.158
.077
-.039
.211
-.090
.018
.081
.297
.297
.297
.297
.297
.297
.297
-2.039
-.788
-.799
-.852
-.407
-.721
-1.333
.586
.586
.586
.586
.586
.586
.586
Skewness
Std. Error of Skewness
JenisKelamin
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Laki-laki
30
46.2
46.2
46.2
Perempuan
35
53.8
53.8
100.0
Total
65
100.0
100.0
Kecemasan
65
Missing
Kurtosis
IPD
Percent
Valid Percent
Percent
Kurang
17
26.2
26.2
26.2
Baik
35
53.8
53.8
80.0
Sangat Baik
13
20.0
20.0
100.0
Total
65
100.0
100.0
Atmosfer Sosial
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Kurang
14
21.5
21.5
21.5
Baik
35
53.8
53.8
75.4
Sangat Baik
16
24.6
24.6
100.0
Total
65
100.0
100.0
Percent
Valid Percent
Percent
Kurang
21
32.3
32.3
32.3
Baik
33
50.8
50.8
83.1
Sangat Baik
11
16.9
16.9
100.0
Total
65
100.0
100.0
Supervisi
Cumulative
Frequency
Valid
Kurang
Percent
Valid Percent
Percent
13.8
13.8
13.8
Baik
39
60.0
60.0
73.8
Sangat Baik
17
26.2
26.2
100.0
Total
65
100.0
100.0
Beban Kerja
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Kurang
15
23.1
23.1
23.1
Baik
36
55.4
55.4
78.5
Sangat Baik
14
21.5
21.5
100.0
Total
65
100.0
100.0
Kecemasan
Cumulative
Frequency
Valid
Valid Percent
Percent
21
32.3
32.3
32.3
Kecemasan ringan
26
40.0
40.0
72.3
Kecemasan sedang
18
27.7
27.7
100.0
Total
65
100.0
100.0
Statistics
umur
N
Percent
Valid
Missing
Mean
Std. Error of Mean
65
0
25.20
.628
Median
23.00
Std. Deviation
5.063
Variance
25.631
Minimum
20
Maximum
42
umur
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
20
1.5
1.5
1.5
21
1.5
1.5
3.1
22
10
15.4
15.4
18.5
23
24
36.9
36.9
55.4
24
13
20.0
20.0
75.4
25
7.7
7.7
83.1
26
1.5
1.5
84.6
30
3.1
3.1
87.7
34
3.1
3.1
90.8
38
6.2
6.2
96.9
40
1.5
1.5
98.5
42
1.5
1.5
100.0
65
100.0
100.0
Total
ANALISIS BIVARIAT
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
IPD * Kecemasan
Missing
Percent
65
Total
Percent
100.0%
Percent
.0%
65
100.0%
IPD
Kurang
Count
ringan
berat
Total
7
17
11.8
5.2
17.0
% within IPD
58.8%
41.2%
100.0%
% within Kecemasan
22.2%
35.0%
26.2%
35
13
48
33.2
14.8
48.0
% within IPD
72.9%
27.1%
100.0%
% within Kecemasan
77.8%
65.0%
73.8%
45
20
65
45.0
20.0
65.0
69.2%
30.8%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
Count
Expected Count
Total
Kecemasan
10
Expected Count
Baik
kecemasan
Count
Expected Count
% within IPD
% within Kecemasan
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
sided)
sided)
sided)
df
a
.279
.602
.438
1.134
.287
1.171
b
.361
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
1.153
.217
.283
65
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.23.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Asymp. Std.
Value
Error
Approx. T
Approx. Sig.
Interval by Interval
Pearson's R
-.134
.129
-1.075
.287
Ordinal by Ordinal
Spearman Correlation
-.134
.129
-1.075
.287
N of Valid Cases
65
Missing
Percent
65
100.0%
Total
Percent
0
.0%
Percent
65
100.0%
AS * Kecemasan Crosstabulation
Kecemasan
AS
Kurang
kecemasan
Kecemasan
ringan
berat
Count
14
9.7
4.3
14.0
% within AS
42.9%
57.1%
100.0%
% within Kecemasan
13.3%
40.0%
21.5%
39
12
51
35.3
15.7
51.0
% within AS
76.5%
23.5%
100.0%
% within Kecemasan
86.7%
60.0%
78.5%
45
20
65
45.0
20.0
65.0
69.2%
30.8%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
Expected Count
Baik
Count
Expected Count
Total
Total
Count
Expected Count
% within AS
% within Kecemasan
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
df
Likelihood Ratio
sided)
sided)
sided)
.016
4.355
.037
5.469
.019
5.826
b
.023
5.737
.017
65
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.31.
.021
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
sided)
sided)
sided)
df
a
.016
4.355
.037
5.469
.019
5.826
b
.023
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
5.737
.021
.017
65
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.31.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Asymp. Std.
Value
Error
Approx. T
Approx. Sig.
Interval by Interval
Pearson's R
-.299
.130
-2.491
.015
Ordinal by Ordinal
Spearman Correlation
-.299
.130
-2.491
.015
N of Valid Cases
65
Missing
Percent
65
100.0%
Total
Percent
0
.0%
Percent
65
100.0%
PPW
Kurang
kecemasan
Kecemasan
ringan
berat
Count
10
11
21
14.5
6.5
21.0
% within PPW
47.6%
52.4%
100.0%
% within Kecemasan
22.2%
55.0%
32.3%
35
44
30.5
13.5
44.0
% within PPW
79.5%
20.5%
100.0%
% within Kecemasan
77.8%
45.0%
67.7%
45
20
65
45.0
20.0
65.0
69.2%
30.8%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
Expected Count
Baik
Count
Expected Count
Total
Total
Count
Expected Count
% within PPW
% within Kecemasan
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
df
Likelihood Ratio
sided)
sided)
sided)
.009
5.386
.020
6.593
.010
6.802
b
.020
6.697
.010
65
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.46.
b. Computed only for a 2x2 table
.011
Symmetric Measures
Asymp. Std.
Value
Error
Approx. T
Approx. Sig.
Interval by Interval
Pearson's R
-.323
.125
-2.714
.009
Ordinal by Ordinal
Spearman Correlation
-.323
.125
-2.714
.009
N of Valid Cases
65
Missing
Percent
65
100.0%
Total
Percent
0
.0%
Percent
65
100.0%
S Kecemasan Crosstabulation
Kecemasan
Kurang
kecemasan
Kecemasan
ringan
berat
Count
6.2
2.8
9.0
% within S
66.7%
33.3%
100.0%
% within Kecemasan
13.3%
15.0%
13.8%
39
17
56
38.8
17.2
56.0
% within S
69.6%
30.4%
100.0%
% within Kecemasan
86.7%
85.0%
86.2%
45
20
65
45.0
20.0
65.0
69.2%
30.8%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
Expected Count
Baik
Count
Expected Count
Total
Total
Count
Expected Count
% within S
% within Kecemasan
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
df
Likelihood Ratio
sided)
sided)
sided)
.857
.000
1.000
.032
.858
.032
b
1.000
.032
.859
65
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.77.
b. Computed only for a 2x2 table
.568
Symmetric Measures
Asymp. Std.
Value
Error
Approx. T
Approx. Sig.
Interval by Interval
Pearson's R
-.022
.126
-.177
.860
Ordinal by Ordinal
Spearman Correlation
-.022
.126
-.177
.860
N of Valid Cases
65
Missing
Percent
65
100.0%
Total
Percent
0
.0%
Percent
65
100.0%
BK Kecemasan Crosstabulation
Kecemasan
BK
Kurang
kecemasan
Kecemasan
ringan
berat
Count
11
15
10.4
4.6
15.0
% within BK
73.3%
26.7%
100.0%
% within Kecemasan
24.4%
20.0%
23.1%
34
16
50
34.6
15.4
50.0
% within BK
68.0%
32.0%
100.0%
% within Kecemasan
75.6%
80.0%
76.9%
45
20
65
45.0
20.0
65.0
69.2%
30.8%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
Expected Count
Baik
Count
Expected Count
Total
Total
Count
Expected Count
% within BK
% within Kecemasan
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
df
Likelihood Ratio
sided)
sided)
sided)
.695
.005
.941
.157
.692
.154
b
.761
.152
.697
65
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.62.
b. Computed only for a 2x2 table
.480
Symmetric Measures
Asymp. Std.
Value
Error
Approx. T
Approx. Sig.
Interval by Interval
Pearson's R
.049
.120
.387
.700
Ordinal by Ordinal
Spearman Correlation
.049
.120
.387
.700
N of Valid Cases
65