Вы находитесь на странице: 1из 17

KUNCI JAWABAN BAHASA INDONESIA KELAS X KURIKULUM 2013

EVALUASI BAB 1
I.

II.

PILIHAN GANDA
1. A
2. D
3. D
4. B
5. A
6. D
7. E
8. C
9. D
10. C
ESAI
1. Sesuai dengan pemahaman siswa (pertanyaan ini berkaitan dengan pemenuhan
kompetensi dasar yang diharapkan melalui pembelajaran aanekdot, yakni KD 1.1, 1.2, dan
2.1 (lihat halaman ix pada buku)).
2. Anekdot memilki karakteristik sebagai berikut.
a. Struktur
Struktur anekdot berupa cerita ataupun percakapan singkat. Oleh karena itu, di
dalamnya terdapat tokoh, latar, dan rangkaian peristiwa (alur). Tokoh merupakan
pemegang peran dalam sebuah cerita, roman, ataupun drama. Latar adalah keterangan
mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra. Adapun
rangkaian peristiwa (alur) adalah rangkaian peristiwa yang membangun sebuah cerita.
b. Kaidah
Kaidah anekdot berupa lelucon atau humor yang di dalamya mengandung unsur
kebenaran, pelajaran, maupun nasihat. Bertujuan untuk menyindir atau mengingatkan
seseorang tentang suatu kebenaran.
3. Perbedaan:
a. Anekdot-Narasi
Teks narasi pada umunya hanya berupa cerita, deskripsi suatu kejadian atau peristiwa,
ataupun kisahan. Dengan demikian, dapat kita temukan perbedaan antara anekdot dan
narasi, yaitu bahwa teks narasi pada umunya tidak mengharuskan unsur humor yang
mengandung kebenaran di dalamnya sedangkan anekdot harus memiliki unsur humor
yang mengandung kebenaran di dalamnya.
b. Anekdot-Cerpen
Dilihat secara struktural anekdot dan cerpen memiliki kesamaan. Namun, apabila dilihat
secara kaidah kedua teks ini berbeda. Jika anekdot mengharuskan adanya unsur humor,
tidak demikian dengan cerpen. Oleh karena itu, perbedaan antara anekdot dan cerpen
ada pada kaidah anekdot yakni unsur humor.
c. Anekdot-Artikel
Di dalam sebuah artikel banyak sekali kebenaran yang dapat dipelajari maupun diikuti.
Dalam aspek tersebut, artikel memiliki kesamaan dengan anekdot. Akan tetapi, teks
artikel tidak dapat dikategorikan ke daalam anekdot karena teks tersebut tidak berbentuk
cerita dan tidak mengandung unsur humor.

d. Anekdot-Teks Dialog

Anekdot juga ada yang berbentuk teks dialog. Namun, tidak semua teks dialog memiliki
kaidah yang sama dengan anekdot. Oleh sebab itu, perbedaan antara anekdot dan teks
dialog ada pada kaidah kebenaran, nasihat, atau pengingat yang disampaikan melalui
humor.
4. Hal-hal yang harus dianalisis dalam sebuah teks anekdot adalah sebagai berikut.
a. Struktur
1) Penokohan
Siapa saja tokoh dalam anekdot tersebut?
Bagaimana perwatakannya?
2) Latar
Kapan peristiwa dalam cerita itu terjadi (waktu)?
Di mana peristiwa dalam cerita itu terjadi (ruang)?
Bagaimana suasana cerita tersebut?
3) Alur
Seperti apakah rangkaian peristiwa dalam cerita tersebut? Beralur maju atau
mundur?
b. Kaidah
1) Unsur humor
Adakah unsur humor di dalam cerita anekdot tersebut?
2) Unsur kebenaran
Di dalam unsur humornya, adakah unsur kebenaran (sindiran) atau nasihat?
5. Mengevaluasi Anekdot
a. Hal-hal yang harus dievaluasi dalam teks anekdot.
1) Struktur dan kaidah.
2) Kebahasaan (keefektifan kalimat, pemilihan kata, ataupun penggunaan ejaan dan
tanda bacanya).
b. Fungsi kegiatan evaluasi teks anekdot.
1) Memperbaiki
bagian-bagian yang dianggap lemah, misalnya pada
struktur/kaidah/kebahasaannya.
2) Jika anekdot yang dievalusi sudah dianggap baik, anekdot dapat dipublikasikan,
seperti diceritakan di depan publik, dibukukan, atau dijadikan contoh dalam
pembuatan anekdot-anekdot selanjutnya.
EVALUASI BAB 2
I.

PILIHAN GANDA
1. D
2. B
3. B
4. D
5. A
6. E
7. A
8. B
9. E
10. A

II.

ESAI
1. Pada umumnya anekdot merupakan sindiran atau kritik yang disampaikan melalui humor.
Sindiran dan kritik tersebut seringkali dinyatakan secara tersirat di dalamnya. Oleh karena
itu, untuk dapat memahami maksudnya yang disampaikan secara tidak langsung tersebut
kita harus mampu memahami anekdot dengan cara menginterpretasikannya.
2. Langkah-langkah membuat anekdot dan hal-hal yang harus diperhatikan.
a. Menetukan tema.
b. Pilihlah tema yang menarik dan bermanfaat bagi pembaca.
c. Membuat kerangka karangan.
d. Mengembangkan kerangka karangan.
e. Memasukkan unsur humor.
f. Memasukkan pesan secara tersirat.
g. Memilih kata dan merangkainya ke dalam kalimat yangmemiliki emosi ketika
dibabaca oleh pembaca.
3. Hal-hal yang harus dilakukan ketika menyunting anekdot adalah sebagaiberikut.
a. Membaca dengan saksama teks anekdot yang akan disunting.
b. Perhatikan strukturnya, jika belum baik perbikilah.
c. Perhatikan kaidahnya, jika belum baik perbaikilah.
d. Perhatikan kebahasaanya (keefektifan kalimat, pilihan kata, ejaan, tanda baca), jika
belum baik perbaikilah.
4. Langkah-langkah mengabstraksi adalah sebgaai berikut.
a. Bacalah anekdot yang akan diabstraksikan dengan saksama. Identifikasikan gagasan
utama yang ada dalam anekdot tersebut.
b. Garisbawahi gagasan utama dalam anekdot itu. Kemudian inventarisasikan sesuai
dengan kepentingan.
c. Susun gagasan-gagasan utama yang telah didapat secara sistematis.
d. Susunlah gagasan tersebut menjadi kalimat baru.
e. Rangkaikan menjadi sebuah paragraf yang padu.
f. Abstraksi harus menggambarkan isi dari karangan asli.
5. Langkah-langkah mengonversi anekdot ke dalam teks drama adalah dengan cara
melengkapi hal-hal yang belum ada pada teks anekdot dan harus ada pada teks drama.
a. Prolog
b. Dialog
Tokoh
Wawancang
Kramagung
c. Epilog

EVALUASI BAB 3
I.

PILIHAN GANDA
1. B
2. E
3. C
4. C
5. D

II.

6. B
7. A
8. B
9. C
10. A
ESAI
1. Enam pertanyaan dalam sebuah berita:
a. Apa? Persitiwa apa yang diberitakan.
b. Siapa? Orang yang diberitakan.
c. Di mana? Tempat/letak peristiwa yang diberitakan terjadi.
d. Kapan? Waktu kejadian peristiwa yang diberitakan.
e. Mengapa? Alasan/penyebab kejadian yang diberitakan terjadi.
f. Bagaimana? Proses peristiwa serta akibat yang dibuatnya.
2. Ciri-ciri yang harus diperhatikan ketika melakukan perbandingan teks eksposisi denga teks
lainnya adalah sebagai berikut.
a. Kalimat pendapat. Dalam teks eksposisi tidak boleh terlalu banyak menggunakan
kalimat-kalimat yang menunjukkan pendapat penulis.
b. Kalimat perintah atau kata kerja imperatif. Dalam tek eksposisi juga tidak boleh terlalu
banyak menggunakan kata kerja imperatif.
3. Pola pengembangan teks eksposisi:
a. Pola definisi luas, yaitu usaha penulis untuk memberikan keterangan atau arti terhadap
sebuah kata atau suatu hal.
b. Pola proses, yaitu suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk
menciptakan atau menghasilakn sesuatu atau perurutan dari suatu kejadian atau
peristiwa.
c. Pola ilustrasi, sebuah gagasan umum memerlukan ilustrasi konkret untuk membuktikan
suatu pendapat yang dapat menjelaskan maksud penulis.
d. Pola pertentangan atau perbandingan digunakan ketika membahas dua hal atau dua
objek berdasarkan persamaan dan perbedaan-perbedaannya.
e. Pola pengklasifikasian, yaitu proses untuk mengelompokkan hal, peristiwa, atau benda
yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu.
4. Faktor yang menetukan kejelasan teks eksposisi adalah sebagai berikut.
a. Kelengkapan fakta-faktanya. Jika teks tersebut berupa berita, kelengkapan faktanya itu
ditentukan oleh kehadiran keenam unsur berita itu yang terumus dalam pola 5W + 1H
atau ADIKSIMBA.
b. Keefektifan kalimat-kalimatnya. Kalimat itu tidak berbelit-belit; fokus pada maksud
utamanya.
c. Kelugasan kata-katanya; tidak menimbulkan makna ganda.
5. Contoh sikap santun dan peduli ketika mendalami teks eksposisi.
a. Sikap santun dapat Anda tunjukkan dengan mengacungkan jari ketika ingin bertanya.
Selain itu, sikap santun dapat Anda terapkan ketika berbicara kepada guru, teman, juga
orang yang lebih tua.
b. Berbahasa Indonesia yang santun dengan memilih kata-kata yang baik ketika berbicara
dengan orang lain.

c. Sikap peduli dalam berbahasa Indonesia dapat Anda tunjukkan dengan berbahasa
Indonesia yang baik dan benar.
EVALUASI BAB 4
I.

PILIHAN GANDA
1. D
2. E
3. E
4. E
5. B
6. B
7. B
8. D
9. A
10. D
II. ESAI
1. Arti penting dan fungsi teks eksposisi adalah sebagai berikut.
a. Penyebaran informasi.
b. Pembacanya menjadi bertambah wawasan dan ilmu pengetahuannya.
c. Semakin kritis dalam memahami persoalan-persoalan di sekitar.
d. Memperluas cakrawala berpikir kita sebagai pembacanya.
e. Kita bisa berbagi pengalaman, informasi, wawasan, dan ilmu pengetahuan dengan orang
lain.
2. Pola pengembangan teks eksposisi antara lain dengan cara deduktif dan induktif.
a. Deduktif
Diawali oleh gagasan utama (bersifat umum) kemudian diikuti oleh gagasan penjelas
atau perincian (bersifat khusus).
b. Induktif
Diawali oleh perincian-perincian atau gagasan penjelas (bersifat khusus) kemudian
diakhiri dengan gagasan utama (bersifat umum).
3. Cara-cara yang biasa dilakukan ketika mencari gagasan utama adalah sebagai berikut.
a. Membaca secara intensif isi paragraf.
b. Menentukan kalimat utama paragraf.
c. Menentukan unsur inti kalimat utama.
d. Unsur inti kalimat utama adalah gagasan utama.
4. Aspek yang perlu dilakukan dalam menyunting teks eksposisi.
a. Tema teks. Tema teks haruslah yang menarik untuk dibaca dan bermanfaat bagi
pembaca.
b. Isi. Isi teks berkaitan dengan kebahasaan, yakni pemilihan kata, keefektifan kalimat,
ejaan, dan tanda baca.
5. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam penyuntingan sebuah teks eksposisi.
a. Untuk menyempurnakan bagian isi, sebaiknya kita berkonsultasi kepada pakarnya.
Misalnya, tulisan itu berkenaan dengan masalah komputer. Kita perlu mencari bantuan
kepada orang yang ahli dalam urusan komputer. Begitu pun apabila tulisan itu
berkenaan dengan masalah sastra, kita dapat meminta masukan-masukan dari

sastrawan ataupun guru sastra. Namun, apabila hal itu tidak dapat dilakukan, kita dapat
berkonsultasi pada buku-buku yang sesuai.
b. Untuk persoalan-persoalan bekenaan dengan masalah kebahasaan kita bisa melengkapi
diri dengan buku tata bahasa, kamus umum, dan buku EYD. Dari sumber-sumber itu, kita
bisa mengetahui benar-salahnya struktur kalimat, penggunaan kata, ataupun penulisan
huruf kapital dan tanda baca. Namun, akan lebih baik apabila kita tidak bergantung
terus-menerus pada sumber-sumber itu. Pada kegiatan penyuntingan selanjutnya,
diharapkan kita bisa memahami persoalan-persoalan kebahasaan dengan baik.
6. Langkah-langkah mengabstraksi teks anekdot.
Suatu abstraksi atau ringkasan dapat kita susun berdasarkan pokok-pokok yang ada pada
teks asal. Adapun keberadaan pokokpokok suatu teks berbeda-beda, bergantung pada
jenisnya.
a. Teks yang berbentuk berita, pokok-pokoknya terletak pada bagian kepala berita (lead).
Sebagaimana yang telah Anda ketahui bahwapokok-pokok berita terangkum dalam
rumus ADIK SIMBA (5W + 1H).
b. Teks yang berbentuk artikel, pokok-pokoknya berupa gagasan utama yang letaknya bisa
di awal atau di bagian akhir paragraf. Apabila paragraf itu berbentuk deduktif, gagasan
utamanya terletak pada bagian awal. Paragraf yang berbentuk induktif, gagasan
utamanya terletak di bagian akhir. Meskipun demikian, tidak tertutup kemungkinan ada
paragraf yang gagasan utamanya di tengah atau tersebar pada seluruh kalimatnya.
c. Berdasarkan gagasan-gagasan utamanya itulah, kita susun abstraksi sebuah teks
sehingga menjadi karangan baru yang lebih ringkas.
7. Pokok-pokok berita sering kita sebut dalam rumus sw + 1H atau dalam bahasa Indonesia
disebut dengan rumus ADIK SIMBA Rumus sw + 1H atau ADIK SIMBA tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Apa?
b. Dimana?
c. Kapan?
d. Siapa?
e. Mengapa?
f. Bagaimana?
8. Sikap-sikap yang dapat dikembangkan dari teks eksposisi adalah sebagai berikut.
a. Seorang penulis teks eksposisi harus memiliki sikap yang jujur karena sebuah teks
eksposisi tidak hanya sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga fakta-fakta. Faktafakta tersebut terkandung di dalam informasi yang diberikan dalam teks eksposisi.
Fakta-fakta tersebut dapat berupa hasil penelitian, maupun data-data yang aktual dan
faktual. Terlebih, jika teks eksposisi tersebut berupa berita. Berita memiliki peran
penting dalam penyebaran informasi. Pembaca berita akan bertambah wawasannya dan
semakin kritis dalam memahami persoalan-persoalan di sekitarnya. Lalu apa jadinya jika
Anda menyampaikan berita/informasi melalui teks eksposisi dengan materi yang tidak
sesuai dengan fakta? Tentu hal tersebut akan berakibat fatal bagi pembaca, pelaku dan
objek yang dibahas, bahkan terhadap diri Anda sendiri.
b. Dari kejujuran di atas akan lahir juga perilaku tanggung jawab. Seorang penulis
bertanggung jawab terhadap tulisan yang dibuatnya karena sebuah informasi akan
berdampak pada pola berpikir atau tindakan yang dilakukan oleh pembacanya. Oleh

sebab itu, melalui sikap inilah Anda dituntut untuk membuat sebuah tulisan melalui halhal yang berupa fakta, khususnya jika tulisan Anda tersebut berupa informasi-informasi
penting.
9. Peristiwa-peristiwa yang dapat dijadikan tema adalah mengenai kesehatan, pendidikan,
perilaku sosial, flora dan fauna, cara-cara membuat sesuatu, dan sebagainya.
10. Unsur-unsur yang harus ada dalam sebuah teks eksposisi:
Jika teks tersebut berupa teks berita, unsur-unsur yang harus ada di dalamnya adalah unsur
ADIK SIMBA
a. Apa? Persitiwa apa yang diberitakan.
b. Siapa? Orang yang diberitakan.
c. Di mana? Tempat/letak peristiwa yang diberitakan terjadi.
d. Kapan? Waktu kejadian peristiwa yang diberitakan.
e. Mengapa? Alasan/penyebab kejadian yang diberitakan terjadi.
f. Bagaimana? Proses peristiwa serta akibat yang dibuatnya.

EVALUASI BAB 5
I.

II.

PILIHAN GANDA
1. A
2. D
3. B
4. E
5. B
6. C
7. A
8. B
9. D
10. C
ESAI
1. Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa struktur dan kaidah laporan
observasi adalah sebagai berikut.
a. Struktur laporan observasi dapat disajikan secara populer dan ilmiah. Keduanya
berbeda pada pilihan katanya. Laporan yang bersifat populer tampak pada kata-katanya
yang subjektif dan banyak kata konotatif di dalamnya. Adapun laporan observasi yang
bersifat ilmiah tampak pada kata-katanya yang lugas dan baku. Laporan ilmiah
mengutamakan kejelasan dan keakuratan fakta. Oleh karena itu, laporan tersebut
sering dilengkapi dengan gambar-gambar grafis, seperti tabel, grafik, dan bagan.
b. Kaidah laporan observasi mengutamakan ketakutan fakta. Pernyataan-pernyataan yang
ada di dalamnya harus berdasarkan fakta, bukan rekayasa atapun imajinasi. Oleh
karena itu, laporan tersebut selalu diawali oleh kegiatan pengamatan terhadap objek
tertentu.
2. Sesuai kreativitas siswa.
3. Dari segi keragaman, grafik memiliki bentuk yang beragam, yakni sebagai berikut.

a. Grafik garis termasuk grafik dua skala atau dua proses yang dinyatakan dalam garis
vertikal dan garis horizontal yang saling bertemu.
b. Grafik batang bermanfaat untuk membandingkan suatu objek atau peristiwa yang sama
dalam waktu yang berbeda atau menggambarkan berbagai objek yang berbeda tentang
sesuatu yang sama.
c. Grafik lingkaran digunakan untuk menggambarkan bagianbagian dari suatu keseluruhan
serta perbandingan bagian-bagian tersebut. Penggambaran bagian tersebut dilakukan
dengan pecahan atau persentase.
d. Grafik gambar menggunakan simbol-simbol gambar untuk menggambarkan data
kuantitatif sehingga mudah dibaca.
4. Salah satu contohnya adalah mebandingkan teks laporan observasi dengan cerita rakyat. Hal
yang dapat dilakukan tentu saja membaca kedua teks tersebut secara intensif. Berikut ini
contoh perbandingannya.
a. Isi teks adalah cerita rakyat yang bersifat imajinatif. Hal itu berbeda dengan laporan
observasi berangkat dari fakta, sesuatu yang benar-benar nyata. Keberadaannya harus
dapat dipertanggungjawabkan.
b. Susunan teks itu berisi cerita atau rangkaian peristiwa. Secara umum, rangkaian cerita
rakyat terdiri atas (a) pengenalan situasi cerita, (b) pengungkapan peristiwa, (c) menuju
pada adanya konflik, (d) puncak konflik, (e) penyelesaian. Rangkaian cerita rakyat
dinyatakan dengan perilaku atau gerak-gerik tokoh. Di dalamnya ada pula dialog.
Adapun dalam suatu laporan observasi, peristiwa atau keadaan-keadaan itu tidak
dinyatakan dalam bentuk cerita, melainkan di dalam pernyataan-pernyataan lugas dan
gambar-gambar grafis. Laporan observasi tidak dibagi ke dalam lima tahapan itu,
melainkan terbagi ke dalam pola pendahuluan, pembahasan, dan kesimpulan.
c. Bahasa dalam cerita rakyat menggunakan kata-kata sehari-hari. Di dalamnya ada yang
lugas dan konotatif, baku dan populer, yang penggunaannya disesuaikan dengan isi
cerita. Akan tetapi, di dalam laporan observasi, pilihan katanya harus terjaga secara
konsisten sehingga bisa memberikan pemahaman yang jelas kepada pembacanya.
5. Persamaan:
a. Esai dan laporan observasi sama-sama menjelaskan suatu tema, permasalahan, atau
kondisi tertentu.
b. Esai dan laporan observasi sama-sama memerlukan fakta yang diperkuat atau diperjelas
dengan angka, peta, grafik, diagram, gambar, dan lain-lain.
c. Esai dan laporan observasi sama-sama memerlukan analisis dan sintesis dalam
pembahasannya.
d. Esai dan laporan observasi sama-sama memerlukan pengamatan, sikap, dan keyakinan.
Perbedaan:
a. Tujuan laporan observasi hanya menjelaskan dan menerangkan sehingga pembaca
memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya. Esai pada umumnya bertujuan untuk
memengaruhi pembaca sehingga pembaca menyetujui bahwa pendapat, sikap, dan
keyakinan penulis itu benar.
b. Laporan observasi menggunakan contoh, grafik, dan lain-lainnya untuk menjelaskan
sesuatu yang kita kemukakan. Esai memberi contoh, grafik, dan lain-lainnya itu untuk
membuktikan bahwa sesuatu yang kita kemukakan itu benar.

c. Penutup pada akhir laporan observasi biasanya menegaskan lagi dari sesuatu yang telah
diuraikan sebelumnya. Penutup pada akhir esai biasanya berupa kesimpulan atas
sesuatu yang telah diuraikan sebelumnya.
6. Berikut ini merupakan hal-hal maupun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
menganalisis laporan hasil observasi.
a. Membaca secara saksama laporan hasil observasi yang akan disunting.
b. Menganalisis aspek-aspek dalam laporan observasi, yakni sebagai berikut.
Stuktur laporan observasi dapat disajikan secara populer dan ilmiah. Adapun
struktur bakunya terdiri atas pembukaan, pembahasan, dan kesimpulan.
Kaidah laporan observasi mengutamakan keakuratan fakta. Untuk itu, fakta
diperoleh melalui langkah-langkah kegiatan observasi ataupun pengamatan
terhadap objek tertentu. Hasil observasi itu kemudian dituangkan secara jelas,
dengan menggunakan bahasa yang lugas (apa adanya).
7. Tahap-tahap mengevaluasi laporan hasil observasi adalah sebagai berikut.
a. Membaca secara intensif laporan hasil observasi yang akan dievaluasi.
b. Melihat kelemahan dan kelebihan dari segala aspek: struktur, kaidah dan kebahasaan.
c. Melakukan perbaikan di setiap aspek yang memiliki kelemahan.
8. Hal-hal yang perlu dievaluasi dalam laporan observasi.
a. Isi laporan: struktur, kaidah, kebenaran, dan kelengkapan.
b. Bahasa laporan: penggunaan kalimat, pilihan kata, ejaan, dan tanda baca.
9. Dalam penulisannya laporan memiliki tujuan. Tujuan sebuah laporan observasi adalah
sebagai berikut.
a. Mengatasi suatu masalah.
b. Mengambil suatu keputusan yang lebih efektif.
c. Mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu masalah.
d. Mengadakan pengawasan dan perbaikan.
e. Menemukan teknik-teknik baru.
10. Hal-hal yang harus ada dalam laporan observasi.
a. Kejelasan, oleh karena itu laporan observasi sering dilengkapi oleh grafik, tabel, bagan,
dan gambar grafis lainnya.
b. Mengutamakan keakuratan fakta, oleh karena itu laporan observasi selalu di awali
kegiatan pengamatan.
EVALUASI BAB 6
I.

PILIHAN GANDA
1. B
2. A
3. C
4. A
5. A
6. B
7. B
8. A
9. D

II.

10. C
ESAI
1. Sesuai kreativitas dan pengetahuan siswa.
2. Laporan adalah segala sesuatu yang dilaporkan. Jika laporan tersebut merupakan
laporan observasi, isinya berupa kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama
observasi terhadap objek tertentu beserta hasil-hasilnya.
3. Macam-macam laporan:
a. laporan kegiatan,
b. laporan perjalanan,
c. laporan observasi,
d. laporan penelitian, dan sebagainya.
4. Fungsi laporan adalah untuk memberikan informasi secara mendalam dengan faktafakta akurat mengenai suatu hal yang sudah diketahui maupun yang belum diketahui
pembaca.
5. Kegiatan yang dilakukan dalam membuat sebuah laporan observasi adalah sebagai
berikut.
a. Menentukan objek yang akan diobservasi lebih dulu.
b. Mengumpulkan sejumlah fakta dan informasi berkenaan dengan objek yang telah
ditentukan dengan cara-cara berikut:
mengadakan pengamatan lapangan;
melakukan wawancara dengan narasumber yang relevan;
membaca buku-buku, majalah, surat kabar, maupun internet.
c. Mengembangkan kerangka menjadi suatu laporan yang lengkap.
6. Manfaat laporan observasi untuk pembaca adalah memahami informasi yang belum
diketahuinya atau mengetahui informasi lebih dalam sesuatu yang sudah diketahuinya.
7. Sesuai kreativitas dan pengetahuan siswa.
8. Gagasan Utama
Gagasan utama adalah gagasan yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf.
Keberadaan gagasan utama tersebut dapat dinyatakan secara eksplisit atau implisit.
Gagasan utama yang eksplisit dijumpai dalam jenis paragraf deduktif, induktif, atau
paragraf campuran. Dalam jenis paragraf ini, gagasan utama diwakilkan pada sebuah
kalimat utama yang letaknya bisa di awal, di akhir, atau di awal dan di akhir paragraf.
Sementara itu gagasan utama yang implisit umumnya dijumpai dalam paragraf deskriptif
dan naratif. Dalam jenis paragraf ini, gagasan utama tersebut pada seluruh kalimat
dalam paragraf itu. Ciri gagasan utama, kalimat-kalimat yang terdapat dalam suatu
paragraf hanya terfokus pada isi dari topik paragraf. Kalimat utamanya pun tersebar pun
mendominasi paragraf
Gagasan Penjelas
Gagasan penjelas adalah gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan utama. Gagasan
penjelas umumnya dinyatakan oleh lebih dari satu kalimat. Kalimat yang mengandung
gagasan penjelas disebut kalimat penjelas. Ciri gagasan penjelas, kalimat-kalimat yang
terdapat dalam suatu paragraf yang berisi penjelasan dari topik utama yang dibahas di
paragraf gagasan utama.
9. Hal-hal yang perlu dilakukan ketika menyunting.
a. Perhatikanlah isi laporan.

Apakah fakta-faktanya sudah jelas dan dapat dipertanggungjawabkan?


Apakah tabel, grafik, dan gambar-gambar grafis yang disajikannya sudah sesuai?
b. Perhatikan susunannya.
Apakah bagian-bagiannya itu sudah lengkap?
Apakah hubungan antarbagiannya sudah logis?
c. Perhatikan penggunaan bahasanya.
Apakah penulisan huruf-hurufnya sudah sesuai dengan ejaan?
Apakah penggunaan kata-katanya sudah baku?
Apakah kalimat-kalimatnya sudah efektif?
10. Dalam KBBI istilah konversi memiliki makna sebagai berikut.
konversi /konvrsi/ n 1 perubahan dari satu sistem pengetahuan ke sistem yang lain; 2
perubahan pemilikan atas suatu benda, tanah, dsb; 3 perubahan dari satu bentuk (rupa,
dsb) ke bentuk (rupa, dsb) yang lain;
mengonversikan v mengubah atau menukar
EVALUASI KOMPETENSI 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

A
C
D
A
B
E
D
A
A
D

11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

A
A
E
C
B
A
E
B
A
B

21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.

A
A
C
D
D
A
E
B
D
C

EVALUASI BAB 7
I.

II.

PILIHAN GANDA
1. B
2. D
3. A
4. A
5. B
6. A
7. D
8. D
9. B
10. E
ESAI
1. Struktur teks prosedur kompleks:
a. Pendahuluan berupa pengantar tentang hal-hal yang akan disampaikan pada bagian
isi.
b. Isi berupa langkah-langkah yang harus dilakukan berkenaan dengan topik utama.

2.

3.

4.

5.

c. Penutup berupa saran akhir atas serangkaian langkah yang dikemukakan penulis
pada bagian isi.
Kaidah teks prosedur kompleks:
a. Terdiri atas sejumlah petunjuk, yang dinyatakan dengan banyaknya kalimat perintah.
b. Banyak menggunakan kata kerja imperatif, seperti harus, jangan, tidak boleh,
sebaiknya, bacalah, coba.
c. Banyak menggunakan kata penghubung yang menyatakan urutan kegiatan, seperti
lalu, kemudian, setelah itu, dan.
d. Banyak menggunakan kata-kata yang menyatakan keterangan waktu, seperti
sesudah, sebelum, pada waktu, terlebih dahulu.
Kalimat-kalimat menggunakan kata kerja imperatif.
a. Pelembab rambut ini harus digunakan secara rutin.
b. Jangan menggunakan pemutih wajah yang memilki efek iritasi.
c. Membaca tidak boleh dilakukan di tempat yang pencahayaannya kurang baik.
d. Anda sebaiknya tidak menggunakan barang-barang yang akan menyebabkan efek
rumah kaca.
e. Bacalah terlebih dahulu petunjuknya secara saksama agar tidak terjadi hal-hal yang
dapat merugikan.
f. Cobalah menggunakan buah tomat, niscaya peradangan di wajah akan berangsur
membaik.
g. Anda harus mencari hal-hal yang akan membuat diri merasa lebih baik.
h. Jangan terlalu memaksakan diri hingga akhirnya membuat tertekan.
i. Bacalah pedoman penulisannya denganbaik dan benar.
j. Cobalah merenungi diri sendiri dengan mengenali kekurangan yang ada pada diri.
Kalimat ambigu adalah kalimat yang mempunyai lebih dari satu makna. Terjadinya
kalimat ambigu umumnya terjadi karena hubungan antara kata-katanya tidak jelas.
Contohnya:
Yang sedang belajar di sebelah kiri kakak ayah.
Kalimat tersebut memiliki dua pengertian:
(1) yang duduk di sebelah kiri itu adalah kakak ayah atau paman, dan
(2) yang duduk di sebelah kiri kakak itu adalah ayah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan perbandingan antara teks
prosedur kompleks dengan teks lainnya.
a. Struktur
b. Kaidah
Sebuah teks dapat dikatakan teks prosedur kompleks, jika memenuhi struktur dan
kaidah yang diinginkan, yakni:
a. Pendahuluan berupa pengantar tentang hal-hal yang akan disampaikan pada bagian
isi.
b. Isi berupa langkah-langkah yang harus dilakukan berkenaan dengan topik utama.
c. Penutup berupa saran akhir atas serangkaian langkah yang dikemukakan penulis
pada bagian isi.
Kaidah teks prosedur kompleks:
a. Terdiri atas sejumlah petunjuk, yang dinyatakan dengan banyaknya kalimat perintah.

b. Banyak menggunakan kata kerja imperatif, seperti harus, jangan, tidak boleh,
sebaiknya, bacalah, coba.
c. Banyak menggunakan kata penghubung yang menyatakan urutan kegiatan, seperti
lalu, kemudian, setelah itu, dan.
d. Banyak menggunakan kata-kata yang menyatakan keterangan waktu, seperti
sesudah, sebelum, pada waktu, terlebih dahulu.
EVALUASI BAB 8
I.

II.

PILIHAN GANDA
1. A
2. E
3. A
4. C
5. A
6. A
7. A
8. A
9. A
10. E
ESAI
1. Teks prosedur kompleks sangat penting keberadaannya. Dengan teks tersebut, kita
dapat menggunakan suatu alat dengan benar, tanpa membahayakan dan merusak
alatnya itu sendiri.
2. Sumber-sumber yang harus dibaca dalam mebuat teks prosedur kompleks bertema
kenakalan remaja:
a. pengertian kaenkalan remaja,
b. macam-macam kenakalan remaja,
c. penyebab kenakalan remaja,
d. cara mengantisipasi, dan
e. cara menaggulangi.
3. Langkah-langkah dalam membuat teks prosedur kompleks adalah sebagai berikut.
a. Menentukan topik. Pilihlah topik yang menarik dan bermanfaat untuk pembaca.
b. Mencari informasi dari sumber-sumber, serti buku, majalah, dan internet.
c. Buat kerangka karangan.
d. Kembangkan kerangka karangan.
4. Ciri-ciri teks prosedur kompleks:
a. Pendahuluan berupa pengantar tentang hal-hal yang akan disampaikan pada bagian
isi.
b. Isi berupa langkah-langkah yang harus dilakukan berkenaan dengan topik utama.
c. Penutup berupa saran akhir atas serangkaian langkah yang dikemukakan penulis
pada bagian isi.
d. Terdiri atas sejumlah petunjuk, yang dinyatakan dengan banyaknya kalimat perintah.
e. Banyak menggunakan kata kerja imperatif, seperti harus, jangan, tidak boleh,
sebaiknya, bacalah, coba.

f.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Banyak menggunakan kata penghubung yang menyatakan urutan kegiatan, seperti


lalu, kemudian, setelah itu, dan.
g. Banyak menggunakan kata-kata yang menyatakan keterangan waktu, seperti
sesudah, sebelum, pada waktu, terlebih dahulu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyunting teks prosedur kompleks.
a. Struktur
b. Kaidah
c. Kebahasaan
Cara mengabstraksi teks prosedur kompleks.
a. Terlebih dahulu temukan dan catat gagasan-gagasan utama.
b. Padukan gagasan-gagasan tersebut menjadi sebuag paragraf yang koheren.
Kalimat sederhana adalah kalimat yang dibentuk oleh fungsi-fungsi pokok, yakni terdiri
atas subjek,predikat, dan objek/pelengkap. Setiap fungsi dari kalimat itu pun belum
mengalami perluasan, baik itu yang berupa perluasan subjek, predikat, ataupun
objek/pelengkap. Oleh karena itu, kalimat sederhana selalu dibentuk oleh satu klausa.
Kalimat sederhana sering pula disebut kalimat inti.
Contoh:
a. Badannya langsing.
b. Mereka sedang berdandan.
c. Hani membeli kosmetik.
d. Risa bertanya pada ahli kecantikan itu.
e. Kucing itu keluar dari salon kecantikan.
Perbedaan fungsi adalah dan merupakan:
a. Kata adalah berguna dalam menyambungkan bagian-bagian kalimat yang berupa
subjek dan predikat.
b. Kata lain yang semakna dengan adalah adalah kata merupakan. Dalam
penggunaannya, kata adalah dan merupakan sering digunakan dalam pendefinisian
suatu kata atau istilah.
c. Meskipun demikian, kata merupakan dan adalah tidak selalu dapat saling
menggantikan. Dalam kalimat-kalimat tertentu, kedua kata tersebut memiliki fungsi
yang berbeda.
Aspek yang harus diperhatikan dalam menyunting:
a. Apakah topik yang dikemukakan dalam teks itu sudah menarik atau bermanfaat
untuk pembaca?
b. Apakah sistematika penulisannya sudah benar atau perlu perbaikan? Uraian yang
bolak-balik dan banyaknya pengulangan tentunya akan menjadikan karangan itu
tidak menarik.
c. Apakah teks itu bertele-tele atau terlalu simpel? Karangan yang bertele-tele,
haruslah disederhanakan. Namun, sebaliknya apabila karangan itu terlalu simpel,
perlulah dikembangkan lagi.
d. Apakah penggunaan bahasanya cukup baik atau tidak? Perhatikan keefektifan
kalimat dan pilihan kata yang digunakannya!
e. Apakah ejaan dan tanda bacanya sudah tepat atau tidak?
Sesuai dengan kreativitas dan pengetahuan siswa.

EVALUASI BAB 9
I.

II.

PILIHAN GANDA
1. B
2. E
3. D
4. C
5. C
6. A
7. D
8. D
9. B
10. E
ESAI
1. Sesuai kreativitas dan pemahaman siswa.
2. Struktur negosasi:
a. Negosiator 1 menyampaikan maksud bernegosiasi.
b. Negosiator 2 menyampaikan penolakan ataupun sanggahan dengan alasan-alasan.
c. Negosiator 1 mengemukakan argumentasi atapun fakta yang memperkuat
maksudnya itu agar disetujui oleh negosiator 2.
d. Negosiator 2 kembali mengemukakan penolakan dengan sejumlah argumentasi dan
fakta.
e. Terjadinya kesepakatan/ketidaksepakatan.
Kaidah negosiasi:
a. Negosiasi selalu melibatkan dua pihak atau lebih, baik secara perorangan, kelompok,
perwakilan organisasi, ataupun perusahaan.
b. Negosiasi merupakan kegiatan komunikasi langsung atau komunikasi lisan.
c. Negosiasi terjadi karena terdapat perbedaan kepentingan.
d. Negosiasi diselesaikan melalui tawar-menawar atau tukar-menukar kepentingan.
e. Negosiasi menyangkut suatu rencana yang belum terjadi.
f. Negosiasi bermuara pada dua hal: sepakat atau tidak sepakat.
3. Hal yang harus dianalisis dalam teks negosiasi adalah struktur dan kaidahnya.
4. Perbandingan antara teks negosiasi, teks anekdot dan teks laporan hasil observasi:
Teks negosisasi tersaji dalam bentuk ragam bahasa lisan. Sementara itu, anekdot,
laporan hasil observasi, dan prosedur kompleks lebih banyak tersaji dalam ragam
bahasa tertulis.
Teks negosiasi selalu berbentuk percakapan atau dialog. Sementara itu, ketiga jenis
teks lainnya tersaji dalam bentuk prosa. Oleh karena itu, ketentuan-ketentuan ejaan
dan tanda baca yang berlaku dalam penulisan teks percakapan haruslah
diperhatikan.
5. Mengevaluasi teks negosiasi berarti menilai kelebihan dan kekurangan yang ada pada
suatu teks yang berisi tentang negosiasi. Penilaian tersebut didasarkan aspek-aspek
tertentu, misalnya tentang kaidah dan strukturnya. Dapat pula pengevaluasian itu

berdasarkan aspek-aspek yang lain, misalnya tentang kesantunan bahasanya,


keefektifan kalimatnya, ataupun masalah penggunaan ejaan dan tanda bacanya.
EVALUASI BAB 10
I.

II.

PILIHAN GANDA
1. E
2. D
3. D
4. E
5. B
6. E
7. A
8. A
9. E
10. B
ESAI
1. Empat arti penting negosiasi dalam dunia kerja:
a. Sarana untuk memenangkan persaingan.
b. Sarana untuk meraih berbagai kepentingan.
c. Sarana untuk menyelesaikan masalah.
d. Sarana untuk meraih berbagai kepentingan.
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis negosiasi.
Struktur
a. penyampaian maksud oleh negosiator 1;
b. penolakan ataupun sanggahan oleh negosiator 2;
c. penyampaian argumentasi atau fakta untuk memperkuat penyampaian maksud oleh
negosiator 1;
d. penyampaian penolakan kembali dengan argumentasi/fakta oleh negosiator 2;
e. pencapaian kesepakatan atau ketidaksepakatan antara dua belah pihak.
Kaidah
a. selalu melibatkan dua pihak atau lebih;
b. merupakan kegiatan komunikasi langsung atau komunikasi lisan;
c. terjadi karena terdapat perbedaan kepentingan;
d. diselesaikan melalui tawar-menawar atau tukar-menukar kepentingan;
e. menyangkut suatu rencana yang belum terjadi;
f. bermuara pada dua hal: sepakat atau tidak sepakat.
3. Penyuntingan bertujuan untuk memperoleh kesempurnaan dari suatu teks (negosiasi),
baik dalam hal isi, struktur, dan bahasanya.
a. Isi berkaitan dengan kejelasan kepentingan yang diungkapkan para negosiator,
termasuk kelogisan argumentasi dan fakta-fakta yang dikemukakannya.
b. Struktur berkaitan dengan susunan dan kelengkapan bagianbagian dari proses
negosiasi.
c. Bahasa berkaitan dengan keefektifan kalimat, ketepatan pilihan kata, dan
ketepatan ejaan dan tanda bacanya. Terkait dengan masalah kebahasaan,
penguasaan tata bahasa dan ejaan sangatlah penting. Begitu pun dengan kamus

bahasa Indonesia, keberadaannya sangatlah diperlukan ketika melakukan


penyuntingan.
4. Cara mengabstraksi:
a. Membaca teks dengan saksama.
b. Mencatat bagian-bagian penting.
c. Memadukan catatan-catatan tersebut menjadi sebuah paragraf yang padu.
5. Dalam mengonversi teks negosiasi ke dalam teks drama tidak sulit. Kita tinggal
menambahkan hal-hal yang harus ada dalam drama, di antaranya adalah prolog, dialog,
dan epilog.
a. Prolog, merupakan pembukaan atas peristiwa dalam drama. Dalam sebuah prolog
dapat pula dikemukakan penjelasan tentang karakter setiap tokoh, gambaran
setting, dan unsur-unsur lainnya.
b. Dialog, merupakan media kisahan yang melibatkan tokoh-tokoh drama yang
diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak setiap tokoh beserta
konflik-konflik yang dihadapinya.
c. Epilog, adalah bagian terakhir dari sebuah drama; fungsinya untuk menyampaikan
intisari atau maksud cerita.
EVALUASI KOMPETENSI 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

D
D
B
C
E
A
A
A
B
E

11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

D
E
C
E
C
A
D
D
E

21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.

B
C
D
A
E
E
A
A
A
E

Вам также может понравиться