Вы находитесь на странице: 1из 25

PENDAHULUAN

Pada prinsipnya proses identifikasi pada


korban bencana massal adalah suatu hal
yang sulit, ini dikarenakan :
Banyaknya jumlah korban
Kondisi korban dan kondisi lapangan yang
buruk (sulit)
Sumber daya pelaksana yang belum memadai
Dana yang besar.
Memerlukan penanganan / koordinasi yang
baik melalui lintas sektoral yang ada.

BENCANA MASSAL DI INDONESIA


Indonesia merupakan Negara kepulauan yang
terdiri dari 13.667 pulau dengan batas luasnya
sebesar 2.027.087 km2, mempunyai kurang lebih
129 gunung berapi, secara geologis Indonesia
terletak di pertemuan diantara 4 plat lempengan
dunia yang masih bergerak aktif, disertai 2
rangkaian gunung berapi dunia (Circum Pasific
dan Eurosian).
Hal ini memberikan petunjuk bahwa Indonesia
berisiko tinggi sebagai Negara yang rawan dari
bencana alam seperti terjadinya gempa bumi,
tsunami, longsor, banjir maupun kecelakaan baik
darat, laut, maupun udara.

Bencana massal didefenisikan sebagai suatu


peristiwa yang disebabkan oleh alam atau
karena ulah manusia, yang dapat terjadi
secara tiba-tiba atau perlahan-lahan, yang
menyebabkan hilangnya jiwa manusia,
kerusakan harta benda dan lingkungan, serta
melampaui kemampuan dan sumber daya
masyarakat untuk menanggulanginya.

Terorisme

Natural

Man Made

PERKEMBANGAN IDENTIFIKASI
Pengetahuan identifikasi secara ilmiah
diperkenalkan perama kali oleh dokter Perancis
bernama Alfonsus Bertillon, pada tahun 18531914 dengan memanfaatkan ciri umum seseorang
seperti ukuran antropometri, warna rambut, mata
dan lain-lain.
Sidik jari (daktiloskopi) awalnya diperkenalkan
oleh Nehemiah Grew tahun 1614-1712, kemudian
oleh Mercello Malphigi tahun 1628-1694 dan
dikembangkan secara ilmiah oleh Henry Fauld
tahun 1880 dan Francis Dalton tahun 1892,
keduanya berasal dari Inggris.

Manfaat identifikasi semula hanya untuk


kepentingan dalam bidang kriminal (mengenal
korban atau pelaku kejahatan), dansekarang
telah berkembang untuk kepentingan non
kriminal seperti asuransi, penentuan keturunan,
ahli waris dan menelusuri sebab dan akibat
kecelakaan, bahkan identifikasi dapat
dimanfaatkan untuk pencegahan cedera atau
kematian akibat kecelakaan.
.
Metode identifikasi dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu metode sederhana dan metode ilmiah.

METODE SEDERHANA

Visual
Pemilikan
Dokumentasi.

METODE ILMIAH
Metode ini terbagi atas sidik jari, medik
(serologi), odontologi, anthropologi, biologi,
dll.
Metode ilmiah saat ini yang paling mutakhir
adalah DNA Profiling (sidik jari DNA).
Cara ini banyak mempunyai keunggulan
tetapi memerlukan pengetahuan dan sarana
yang canggih dan mahal.

BEBERAPA METODE IDENTIFIKASI

Metode Eksklusi
Metode Visual
Pemeriksaan Sidik Jari
Pemeriksaan Dokumen
Pemeriksaan Pakaian dan Perhiasan
Identifikasi Medik
Pemeriksaan Gigi
Pemeriksaan Serologik
Teknik Khusus

DVI DI INDONESIA KINERJA


DAN
PERKEMBANGANNYA
DVi atau Disaster Victim Identification adalah
suatu defenisi yang diberikan sebagai sebuah
prosedur untuk mengidentifikasikan korban mati
akibat bencana massal secara ilmiah yang dapat
dipertanggungjawabkan dan mengacu kepada
standar baku Interpol.
DVI di Indonesia dipelopori dengan diadakannya
suatu pertemuan yaitu pada The 1st Interpol DVI
Pacific Rim Meeting tanggal 25 27 Januari 2000
di Makassar.

Pada tanggal 25-28 Juli 2003 diadakan The 2nd


Interpol DVI Pacific Rim Meeting di Denpasar,
yang pada kesempatan itu pula turut
ditandatangani Memorandum of Understanding
antara Departemen Kesehatan RI dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia tentang Identifikasi
Korban Mati pada Bencana Massal.
Pada tanggal 29 September 2004 dilakukan
Memorandum of Understanding yang kedua antara
Departemen Kesehatan RI dan Polri tentang
Pedoman Penatalaksanaan Indentifikasi Korban
Mati pada Bancana Massal yang juga disepakati
terbentuknya Tim DVI Indonesia Nasional serta
pembagian wilayah Regional DVI di Indonesia.

Pada tanggal 26 Maret 2007 Sekretariat Tim DVI


Indonesia diresmikan bersamaan dengan
Laboratorium DNA Polri (sebagai pusat rujukan
nasional Tim DVI Indonesia), oleh Kapolri
bersama Commissioner AFP.
Dalam perkembangannya hingga kini telah
dibentuk Tim DVI Indonesia di 8 propinsi, yaitu
NAD, Sumut, Riau, Sumsel, Bali, Kalteng, Sulut
dan Ambon.
seorang ketua Tim DVI Propinsi adalah Kepala
Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda yang di
dalam strukturnya dibantu oleh Dinas Kesehatan
setempat, Rumah Sakit Pemerintah, Unsur
Pemerintah Daerah dan unsur-unsur pendukung
lainnya.

PROSEDUR UMUM DVI

PRIMARY IDENTIFIERS
SECONDARY IDENTIFIERS

PENCATATAN DATA
Data data Ante mortem (AM) menggunakan
formulir kuning, dan data Post mortem (PM)
menggunakan formulir merah muda.
Dalam tiap pencatatan maka PENTING untuk
mencatat semua data yang mungkin diperoleh ke
dalam formulir karena tidak mungkin kita tahu
data apa saja yang pernah dikumpulkan dari
lokasi kejadian. Distribusikan informasi secara
terperinci dan tepat. Foto foto sangat
membantu tiap proses identifikasi. Untuk itu foto
korban, pakaian maupun perhiasan sebaiknya
dilampirkan.

DVI Nasional membagi dalam 4 regional :

Regional Barat I
yang berkedudukan di Medan, meliputi
wilayah provinsi NAD, Sumut, Sumbar, Riau,
Kepri, Jambi, Sumsel dan Babel.

Regional Barat II
Yang berkedudukan di Jakarta meliputi
wilayah provinsi Bengkulu, Lampung, DKI,
Jabar, Jateng, DIY, Kalbar dan Kalteng.

Regional Tengah
Yang berkedudukan di Surabaya, meliputi
wilayah provinsi Jatim, Bali, NTB, NTT, Kalsel
dan Kaltim.

Regional Timur
Yang berkedudukan di Makasar, meliputi
wilayah provinsi Sulsel, Sulteng, Sulut, Sutra,
Malut, Maluku dan Papua.

DASAR HUKUM

Pasal 120 (I) KUHP

Pasal 133 (I) KUHP


UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan.
UU No. 2 Tahun 2002 tentang kepolisian
Negara RI.
Kepres No. 111 Tahun 2001
KEPMENKES No. 979/Menkes/SK/IX/2001
Interpol Resolution No. AGN/05/RES/13,1996
Interpol Guide on Disaster Victim Identification
1997.
Dan lain lain.

Вам также может понравиться

  • Kontribusi Pengetahuan Ibu Terhadap Status Imunisasi Anak Di Tujuh Provinsi Di Indonesia
    Kontribusi Pengetahuan Ibu Terhadap Status Imunisasi Anak Di Tujuh Provinsi Di Indonesia
    Документ8 страниц
    Kontribusi Pengetahuan Ibu Terhadap Status Imunisasi Anak Di Tujuh Provinsi Di Indonesia
    Ayu Aliyah Rizal
    Оценок пока нет
  • Case Prematur Isi-4
    Case Prematur Isi-4
    Документ35 страниц
    Case Prematur Isi-4
    Ayu Aliyah Rizal
    Оценок пока нет
  • TUgas PPOK
    TUgas PPOK
    Документ1 страница
    TUgas PPOK
    Ayu Aliyah Rizal
    Оценок пока нет
  • Case Sirhep
    Case Sirhep
    Документ33 страницы
    Case Sirhep
    Ayu Aliyah Rizal
    Оценок пока нет
  • TUgas PPOK
    TUgas PPOK
    Документ1 страница
    TUgas PPOK
    Ayu Aliyah Rizal
    Оценок пока нет
  • Case Sirhep Eka Ayu
    Case Sirhep Eka Ayu
    Документ38 страниц
    Case Sirhep Eka Ayu
    Ayu Aliyah Rizal
    Оценок пока нет
  • MG SO4
    MG SO4
    Документ2 страницы
    MG SO4
    Ayu Aliyah Rizal
    Оценок пока нет
  • Jurnal Perubahan Fisiologis
    Jurnal Perubahan Fisiologis
    Документ11 страниц
    Jurnal Perubahan Fisiologis
    Ayu Aliyah Rizal
    Оценок пока нет
  • TUgas PPOK
    TUgas PPOK
    Документ1 страница
    TUgas PPOK
    Ayu Aliyah Rizal
    Оценок пока нет
  • TUgas PPOK
    TUgas PPOK
    Документ1 страница
    TUgas PPOK
    Ayu Aliyah Rizal
    Оценок пока нет
  • Case Sirhep Eka Ayu
    Case Sirhep Eka Ayu
    Документ38 страниц
    Case Sirhep Eka Ayu
    Ayu Aliyah Rizal
    Оценок пока нет
  • Case Hipokondrik
    Case Hipokondrik
    Документ49 страниц
    Case Hipokondrik
    Ayu Aliyah Rizal
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Mata
    Laporan Kasus Mata
    Документ10 страниц
    Laporan Kasus Mata
    Ayu Aliyah Rizal
    Оценок пока нет
  • TUgas PPOK
    TUgas PPOK
    Документ1 страница
    TUgas PPOK
    Ayu Aliyah Rizal
    Оценок пока нет
  • Case Hordeolum Internum
    Case Hordeolum Internum
    Документ5 страниц
    Case Hordeolum Internum
    uwie miauw
    Оценок пока нет
  • OPTIMALKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
    OPTIMALKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
    Документ131 страница
    OPTIMALKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
    TasyaBebyTiara
    Оценок пока нет
  • Cover Longcase Ulkus Kornea
    Cover Longcase Ulkus Kornea
    Документ2 страницы
    Cover Longcase Ulkus Kornea
    Ayu Aliyah Rizal
    Оценок пока нет
  • Referat Retinoblastoma
    Referat Retinoblastoma
    Документ21 страница
    Referat Retinoblastoma
    Ayu Aliyah Rizal
    Оценок пока нет
  • Case Corpal Kornea
    Case Corpal Kornea
    Документ5 страниц
    Case Corpal Kornea
    Ayu Aliyah Rizal
    Оценок пока нет
  • Cover Longcase Ulkus Kornea
    Cover Longcase Ulkus Kornea
    Документ2 страницы
    Cover Longcase Ulkus Kornea
    Ayu Aliyah Rizal
    Оценок пока нет
  • Case Ablasio Ayu Nanda
    Case Ablasio Ayu Nanda
    Документ17 страниц
    Case Ablasio Ayu Nanda
    Ayu Aliyah Rizal
    Оценок пока нет
  • Case Corpal Kornea
    Case Corpal Kornea
    Документ5 страниц
    Case Corpal Kornea
    Ayu Aliyah Rizal
    Оценок пока нет
  • Penatalaksanaan Skabies
    Penatalaksanaan Skabies
    Документ17 страниц
    Penatalaksanaan Skabies
    Ayu Aliyah Rizal
    Оценок пока нет
  • Case Pterigium
    Case Pterigium
    Документ15 страниц
    Case Pterigium
    Ayu Aliyah Rizal
    Оценок пока нет
  • Case Ablasio Ayu Nanda
    Case Ablasio Ayu Nanda
    Документ17 страниц
    Case Ablasio Ayu Nanda
    Ayu Aliyah Rizal
    Оценок пока нет
  • Refrat Kulit
    Refrat Kulit
    Документ7 страниц
    Refrat Kulit
    Ayu Aliyah Rizal
    Оценок пока нет
  • Case Glaukoma
    Case Glaukoma
    Документ13 страниц
    Case Glaukoma
    Ayu Aliyah Rizal
    Оценок пока нет
  • Absen Case Litmin
    Absen Case Litmin
    Документ1 страница
    Absen Case Litmin
    Ayu Aliyah Rizal
    Оценок пока нет
  • Buyung Ramadhan Mandala Putra 22010110130149 Bab1KTI
    Buyung Ramadhan Mandala Putra 22010110130149 Bab1KTI
    Документ5 страниц
    Buyung Ramadhan Mandala Putra 22010110130149 Bab1KTI
    Ayu Aliyah Rizal
    Оценок пока нет