Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SIFA FAUZIAH
NPM. 220112140024
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PROFESI KEPERAWATAN ANAK ANGKATAN XXVIII
BANDUNG
2014/2015
KONSEP
A. Definisi
Hidrosefalus merupakan akumulasi cairan serebrospinal (CSS) berlebihan didalam
ruang ventrikular otak dan paling sering menyerang neonatus. Pada bayi hidrosefalus
menyebabkan pembesaran kepala dan kompresi yang diakibatkan hidrosefalus bisa
merusak jaringan otak. disebabkan baik oleh produksi yang berlebihan maupun
gangguan absorpsi, dengan atau pernah disertai tekanan intrakanial yang meninggi
sehingga terjadi pelebaran ruangan-ruangan tempat aliran cairan serebrospinalis.
B. Jenis Hidrosefalus ada dua
1. Hidrosefalus nonkomunikans
Terjadi kibat obstruksi aliran CSS didalam sistem ventrikel. Hidrosefalus jenis ini
dapat terjadi pada tumor atau akibat iregularitas kongenital pada saluran ventrikel
2. Hidrosefalus komunikans
Terjadi akibat sumbatan pada absorpsi CSS. Penyebab hidrosefalus ini adalah
pembesaran jaringan (biasanya neoplasma) atau darah diruang subaraknoid.
Cedera kepala dapat menyebabkan hidrosefalus komunikans
C. Etiologi
1. Kelainan bawaan
a. Stenosis akuaduktus sylvii
b. Spina bivida dan cranium bivida
c. Sindrom dandy walker
d. Kista araknoid
e. Anomali pembuluh darah
2.
Infeksi
3.
Neoplasma
4.
Pendarahan
D. PATOFISILOGI
Dikarenakan kondisi CSS yang tidak normal hidrosefalus secara teoritis terjadi
sebagai akibat dari tiga mekanisme yaitu: Produksi likuor yang berlebihan,
peningkatan resistensi aliran likuor, Peningkatan tekanan sinus venosa.
Konsekuensi
tiga
mekanisme
di
atas
adalah
peningkatan
tekanan
Perubahan
mekanis
dari
otak.
Efek
tekanan
denyut
likuor
2.
2.
Transimulasi
3.
Lingkaran kepala
4.
Ventrikulografi
5.
Ultrasonografi
6.
CT Scan kepala
7.
G. PENATALAKSANAAN
1. Mengurangi produksi cairan serebrospinal dengan merusak pleksus koroidalis
dengan tindakan reseksi atau pembedahan, atau dengan obat azetasolamid
(diamox) yang menghambat pembentukan cairan serebrospinal.
2. Memperbaiki hubungan antara tempat produksi caira serebrospinal dengan
tempat absorbsi, yaitu menghubungkan ventrikel dengan subarachnoid
3. Pengeluaran cairan serebrospinal ke dalam organ ekstrakranial, yakni:
a. Drainase ventrikule-peritoneal
b. Drainase Lombo-Peritoneal
c. Drainase ventrikulo-Pleural
d. Drainase ventrikule-Uretrostomi
e. Drainase ke dalam anterium mastoid
4. Mengalirkan cairan serebrospinal ke dalam vena jugularis dan jantung melalui
kateter yang berventil (Holter Valve/katup Holter) yang memungkinkan
pengaliran cairan serebrospinal ke satu arah. Cara ini merupakan cara yang
dianggap terbaik namun, kateter harus diganti sesuai dengan pertumbuhan
5.
ASUHAN KEPERAWATAN
A.PENGKAJIAN
1.
PENGKAJIAN
a. Biodata : Terjadi pada bayi dan anak
b. Riwayat Kesehatan
c. Pemeriksaan Fsik
Masa bayi :
kepala membesar , Fontanel Anterior menonjol,
Vena pada kulit kepala dilatasi dan terlihat jelas pada
saat bayi menangis, terdapat bunyi Cracked- Pot ( tanda
macewe),Mata melihat kebawah (tanda setting sun ) ,
mudah terstimulasi, lemah, kemampuan makan kurang,
perubahan kesadaran, opistotonus dan spatik pada
ekstremitas bawah.pada bayi dengan malformasi ArnoldChiari, bayi mengalami kesulitan menelan, bunyi nafas
stridor, kesulitan bernafas, Apnea, Aspirasi dan tidak
reflek muntah.
Masa Kanak-Kanak
Sakit kepala, muntah, papil edema, strabismus,
ataxsia mudah terstimulasi , Letargy Apatis, Bingung,
Bicara inkoheren.
d. Pemeriksaan Diagnostik
Lingkar Kepala pada masa bayi
Translumiasi kepala bayi, tampak pengumpulan cairan
serebrospinalis yang abnormal
Perkusi pada tengkorak bayi menghasilkan "suara khas"
Opthalmoscopi menunjukan papil edema
CT Scan
Foto Kepala menunjukan pelebaran pada fontanel dan
sutura serta erosi tulang intra cranial
Ventriculografi ( jarang dipakai ) : Hal- hal yang Abnormal
dapat
terlihat
di
dalam
system
sub arakhnoid.
ventrikular
atau
B. Diagnosa keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan meningkatnya
volume cairan serebrospinal, meningkatnya tekanan intra karnial.
2. Resiko tinggi terjadinya kerusakn intregasi kulit sehubungan dengan
penekanan dan ketidakmampuan untuk menggerakan kepala.
3. Kurangnya pengetahuan keluarga sehubungan dengan kurang informasi
dalam keadaan krisis.
C. Perencanaan
1. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan meningkatnya
volume cairan serebrospinal, meningkatnya tekanan intra karnial.
Tujuan : perfusi jaringan serebral adequat.
Intervensi :
a. Observasi TTV
b. Kaji data dasar neurologi
c. Hindari
pemasangan
infuse
pada
vena
kepala
jika
terjadi
pembedahan.
d. Tentukan posisi anak :
tempatkan pada posisi terlentang
tinggikan kepala
e. Hindari penggunaan obat obat penenang