Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
20090310202
PRESENTASI
KASUS
Anamnesis
IDENTITAS
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Pekerjaan
Status
: Tn.A
: 42 tahun
: Laki-laki
: Islam
: Wiraswasta
: Menikah
KELUHAN UTAMA
Mulut mencong kesebelah kanan
KELUHAN TAMBAHAN
Keluar air mata terus-menerus, kelopak mata kiri tidak dapat menutup,
wajah sebelah kiri terasa tebal, pengecapan berkurang.
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran
GCS
: Compos mentis
: 15 E4M6V5
Kepala
Mata
anemis,
: Simetris, mesosefal
: Konjungtiva tidak
N VII ( Facialis )
dx
sx
Mengerutkan dahi
+ menurun
Menutup mata
+ menurun
Menahan rangsang
membuka mata
+ menurun
Menyeringai
Mencucu/bersiul
+ menurun
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Medikamentosa
NSAID (methyl-prednisolon) 16 mg
2x1
Mecobalamin 500 mcg 3x1
Neurotropik (vit B1, B6, B12) 2x1
Non medikamentosa
Konsul ke ahli RM untuk fisioterapi
dan menjalankannya secara rutin
(Infra red dan Massage)
Latihan otot wajah
Monitor
Perbaikan gejala dan tanda
Edukasi
menjelaskan kepada pasien dan
keluarga tentang penyakitnya
dianjurkan untuk banyak istirahat dan
minum obat teratur
kontrol ke dokter secara rutin
menghindari faktor resiko (penggunaan
kipas angin yang langsung mengenai
wajah, memakai helm ketika
berkendara)
Devinisi
Bells palsy didefinisikan sebagai suatu
keadaan paresis atau kelumpuhan yang
akut dan idiopatik akibat disfungsi nervus
facialis perifer.
Etiologi
a.
b.
c.
d.
Patofisiologi
Lokasi anatomis
Gambaran anatomis secara sederhana sbb:
N. VII perifer keluar dari pons pada cerebellopontin masuk ke dalam os petrosus melalui
meatus acusticus internus
Dalam os petrosus : bercabang
saraf otonom eferent ke gl.lacrimalis dan gl. Salivarius
Menerima aferent sensorik dari 2/3 anterior lidah.
Inervasi m. stapedius di telinga tengah
Gambaran Klinis
Timbul mendadak, disadari penderita/perlahan < 4 hari
Umumnya mengenai 1 sisi, tapi bisa 2 sisi
Sisi wajah yang terkena :
1. Hilangnya semua gerak volunter (lumpuh total)
2. Lipatan nasolabialis hilang, sudut mulut turun,
kelopak mata tak dapat dipejamkan, kerut
dahi hilang ekspresi wajah tidak ada.
3. Tanda Bell (+) : bila penderita diminta
memejamkan mata, terlihat : lagoftalmus &
bola mata berputar ke atas (dorsotarsi )
Penegakan Diagnosis
Anamnesis:
1. Nyeri postauricular.
2. Aliran air mata.
3. Perubahan rasa.
4. Mata kering.
5. Hyperacusis
Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan laboratorium (tidak spesifik).
Pemeriksaan radiologi.
Tatalaksana
Idiopatik Bells palsy :
Kortikosteroid : mengurangi lama dan derajat
kelumpuhan, mengurangi kemungkinan kelumpuhan
permanen. Diberikan : prednison / metil prednisolon
saat onset akut hingga 1-3 minggu.
Acyclovir : digunakan kombinasi dengan steroid
memperbesar angka perbaikan komplit dibandingkan
steroid saja. Dosis 2000 mg/hari selama 10 hari.
Mecobalamin, golongan vitamin B
Terapi bedah : dekompresi, terutama pada kasus yang
disebabkan tumor / trauma.
Komplikasi
Regenerasi motor inkomplit yaitu regenerasi
suboptimal yang menyebabkan paresis seluruh
atau beberapa muskulus fasialis.
Regenerasi sensorik inkomplit yang
menyebabkan disgeusia (gangguan
pengecapan), ageusia (hilang pengecapan),
dan disestesia (gangguan sensasi atau sensasi
yang tidak sama dengan stimuli normal).
Reinervasi yang salah dari saraf fasialis.
Prognosis
Penderita Bells palsy dapat sembuh total atau
meninggalkan gejala sisa. Faktor resiko yang
memperburuk prognosis Bells palsy adalah:
1. Usia di atas 60 tahun.
2. Paralisis komplit.
3. Menurunnya fungsi pengecapan atau aliran
saliva pada sisi yang lumpuh.
4. Nyeri pada bagian belakang telinga.
5. Berkurangnya air mata.
TERIMAKASIH