Вы находитесь на странице: 1из 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Polimer merupakan ilmu yang paling banyak digunakan
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan klasifikasi
sumber polimer terdiri dari polimer alam, polimer semi sintetik,
dan polimer sistetis, polimer berdasarkan sifat termal yaitu
termoplastik, termoset[1]
Thermoset adalah polimer yang mempunyai struktur ikat
silang yang rapat. Ikatan silang inilah yang membuat thermoset
tidak meleleh saat dipanaskan. Pada pembuatan thermoset dari
resin pun, ada perbedaan mendasar dengan pembuatan
termoplastik.
Sedangkan Termoplastik merupakan polimer yang mampu
melunak saat dipanaskan sehingga akan melemahkan tenaga antar
molekul yang kemudian mudah untuk dicetak. Dibandingkan
dengan polimer lain termoplastik yang telah dicetak bisa
dipanaskan kembali untuk dicetak ulang. Polimer ini terdiri dari
mekromolekul dengan rantai linear yang bercabang yang menyatu
bersama dalam ikatan antar molekul.
Pratikum kali ini bertujuan utuk mengetahui perbedaan
antara termoplastik dengan termoset dengan dilakukan uji
kekerasan dan sifat termal
1.2 Permasalahan
Dari latar belakang di atas dapat permasalahan yang ingin
diselesaikan melalui praktikum ini adalah :
a. Apa itu bahan polimer?
b. Bagaimana sifat-sifat polimer termoplastik dan thermoset?
c. Apa perbedaan antara polimer termoplastik dan thermoset?
1.3 Tujuan
Tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah sebagai
berikut :
a. mengetahui tentang bahan polimer
1

2
b. mengetahui sifat-sifat polimer termoplastik dan thermoset
c. mengetahui perbedaan antara polimer termoplastik dan
thermoset
1.4 Sistematika Laporan
Dalam laporan praktikum kali ini terdiri atas lima Bab
dengan beberapa sub bab pada setiap babnya, berikut ini
sistematika laporan pada praktikum kali ini.
a. BAB I PENDAHULUAN : dalam bab ini berisikan
tentang latar belakang diadakannya praktikum kali ini,
selain itu berisikan juga permasalahan yang ingin
diselesaikan dalam pelaksanaan praktikum kali ini serta
tujuan tujuan diadakannya praktikum kali ini
b. BAB II DASAR TEORI : dalam bab ini berisikan tentang
teori-teori yang dijadikan sebagai acuan dalam
pelaksanaan praktikum kali ini
c. BAB III METODOLOGI PERCOBAAN : dalam bab ini
berisikan tentang alat dan bahan yang digunakan dalam
praktikum kali ini
d. BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN : dalam bab
ini berisikan tentang analisa dari hasil praktikum yang
telah dilakukan serta pembahasan dari praktikum
e. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN : dalam bab ini
berisikan tentang kesimpulan yang dapat diambil dari
pelaksanaan praktikum kali ini serta saran untuk
pelaksanaan praktikum untuk kedepannya.

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Polimer
Polimer merupakan suatu molekul raksasa (makromolekul)
yang terbentuk dari susunan ulang molekul kecil yang terikat
melalui ikatan kimia. Suatu polimer akan terbentuk bila seratus
atau seribu unit molekul kecil disebut monomer yang saling
berkaitan dengan satu rantai.Sifat-sifat khas bahan polimer pada
umumnya adalah sebagai berikut: kemampuan cetaknya baik;
produk ringan dan kuat; banyak diantara polimer bersifat isolasi
listrik yang baik; baik sekali ketahanannya terhadap air dan zat
kimia; produk-produk dengan sifat yang cukup berbeda dapat
dibuat tergantung pada cara pembuatannya; harga lebih murah;
kurang tahan terhadap panas sehingga perlu cukup diperhatikan
pada penggunaanya; kekerasan permukaan yang sangat kurang;
kurang tahan terhadap pelarut; mudah termuati listrik secara
elektrostatis; beberapa bahan tahan abrasi atau mempunyai
koefisien gesek yang kecil, (Bilmeyer W., 1994).
Dibandingkan dengan bahan bahan jenis lain, polimer
memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia karena dapat
difabrikasi dengan cetakan menjadi bentuk-bentuk yang rumit,
umumnya tanpa proses pengerjaan lanjutan. Sangat kompetitif
dalam hal harga dibandingkan logam. Umumnya membutuhkan
energi proses yang lebih sedikit dibandingkan logam.Polimer juga
memiliki kekurangan seperti kekuatan yang relatif lebih rendah
daripada logam dan keramik. Kekakuan yang rendah. Temperatur
penggunaan terbatasi hanya beberapa ratus derajat oC saja.
Perilaku viskoelastis, merupakan keterbatasan khusus dalam
aplikasi struktur penanggung beban.Beberapa jenis polimer
mengalami degradasi ketika di-ekspos dalam cahaya matahari dan
radiasi lainnya.
2.2 Jenis jenis Polimer
Polimer biasanya diklasifikasikan menjadi beberapa
kelompok atas dasar asal (sumber), reaksi pembentukannya,
11

12
struktur, sifat termal, dan kristalinitas. Berdasarkan
asal/sumbernya, polimer terdiri atas polimer alami dan polimer
sintetis. Polimer alami contohnya kapas, karet, wol, sutera, damar,
dan lain-lain. Polimer sintetis contohnya hasil kondensasi fenol,
karet sintetik dari striena. Berdasarkan reaksi pembentukannya,
polimer dibagi menjadi dua yaitu polimer kondensasi dan polimer
adisi. Pada polimer kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus
fungsi pada monomer yang sama atau monomer berbeda.
Sedangkan pada polimer adisi terbentuk dari reaksi polimerisasi
yang disertai dengan reaksi pemutusan ikatan rangkap diikuti oleh
adisi dari monomer monomernya. Berdasarkan susunan
molekulnya polimer dibagi menjadi tiga jenis yaitu plastomer,
elastomer dan duromer.
Berdasarkan sifat termalnya, polimer terdiri atas polimer
termoset dan termoplastik.
2.2.1 Termoset
Termoset terbentuk dari molekul molekul bentuk jaring
yang besar. Jika bahan ini dipanaskan, maka molekul
molekul masih akan bergerak dalam lingkungan
keseimbangan, akan tetapi tidak keluar dari lingkungannya
sehingga tidak menjadi lembek.Tidak dapat menerima siklus
pemanasan-pendinginan seperti termoplastik: Ketika
dipanaskan pada tahap awal, termoset melunak dan mampu
mengalir di dalam cetakan. Tapi pada temperatur yang tinggi,
terjadi reaksi kimia yang mengeraskan material sehingga
akhirnya menjadi padatan yang tidak mampu lebur kembali
(infusible solid). Jika dipanaskan ulang, tidak mampu
melunak kembali melainkan akan terdegradasi menghasilkan
arang.Contoh: phenolics, epoxies, dan beberapa jenis
polyesters.
2.2.2

Termoplastik

13
Termoplastik dibentuk dari molekul molekul panjang.
Jika termoplastik kita panaskan, maka molekul molekul
panjang akan lebih berjarak dalam lingkungan keseimbangan
dan bahan tersebut akan menjadi lembek.Polimer
termoplastik ini berupa material padatan pada temperature
ruang tetapi berubah menjadi cairan kental ketika dipanaskan
pada temperatur beberapa ratus derajat saja. Karakteristik ini
menyebabkan termoplastik mudah dan ekonomis difabrikasi
menjadi beragam bentuk. Dapat diberikan siklus pemanasanpendinginan berulang kali tanpa degradasi berarti. Contoh:
Polyethylene (PE), polyvinylchloride (PVC), polypropylene
(PP), polystyrene (PS), dan nylon.

14
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Pada percobaan kali ini dilakukan percobaan dengan
menggunakan polimer sintetis. Polimer yang digunakan di sini
adalah resin dari polyester.
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan percobaan
tentang polimer, antara lain sebagai berikut :
a. hotplate/kompor listrik
b. thermometer digital
c. wadah untuk mencampur
d. pengaduk
e. plastisin untuk mencetak
f. panci
g. resin polyester
h. hardener
i. lem tembak
3.2 Langkah Percobaan
Langkah percobaan yang dilakukan dalam percobaan tentang
polimer, antara lain sebagai berikut :
a. alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu
b. polimer dari bahan resin polyester dibuat sebyak 3 buah
dengan divariasikan banyaknya hardener yang diteteskan,
yakni 2, 4 dan 6 tetes lalu dicampurkan dengan resin
c. hasil campuran resin dan hardener dituangkan dalam
cetakan dan ditunggu hingga mengeras.

15

(Halaman ini sengaja dikosongkan

BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Data
Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan data
hasil pengamatan sebagai berikut :
Tabel 4.1 data hasil pengamatan uji bakar polimer A
Suhu Resin dengan jumlah tetesan (dalam C)
N
keterang
Keterang
Keterang
o
4
5
6
an
an
an
1 98
96
72
10
2
110
80
9
10
3
90
86
8
12
4
105
83
5
13
5
95
90
3
13
10
6
144
5
0
13
10
7
140
1
1
14
10
8
150
4
2
14
11
9
155
9
0
1 15
11
145
0
0
3
1 15
11
150
1
0
5
1 15
12
160
2
9
0
1 16
160
12
9

2
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2

2
16
0
17
0
17
0
17
5
17
6
18
3
18
2
18
3
19
0

162
170
180
185
180
192
187
192
200

4
12
5
13
0
13
0
13
2
13
5
13
2
13
6
14
0
14
9

10
2
3
2
4
2
5

18
5
19
0
19
2

2
6

19
7

2
7
2
8
2
9
3
0
3
1
3
2
3
3
3
4
3
5
3
6
3
7
3
8
3
9

19
8
19
9
19
9
19
2
19
5
20
0
21
0
20
0
20
9
21
0
21
0
21
7
21
0

Meleleh

13
2
14
0
14
5

190
195
200
200
209
210

Meleleh

215
210
205
218
220
220
210
225
218
222
216

Menguni
ng

13
5
15
0
15
0
16
0
17
0
18
5
16
2
16
0
15
8
16
0
16
0
16
0
16
6
17
0

tepi
menguni
ng

Melelh

2
4
0
4
1
4
2
4
3
4
4
4
5
4
6
4
7
4
8

21
4
22
4
22
7
22
7
22
0
21
8
22
0
21
7
22
0

238

Kemerah
an

230
230
230
235
232
225
225
Kekuning
an

230

Kuning
jingga

17
0
16
6
17
0
17
3
17
0
16
7
17
5
17
5
18
0

11
40

>200

Warna coklat

Warna coklat

Warna
menghitam

Gambar 4.1 resin dengan 4-6 tetes hardener

Grafik 4.1 resin dengan 4-6 tetes hardener


Tabel 4.2 data pengamatan uji bakar polimer Lem Tembak

N
o.

Suhu
(C)

Keadaan /
perubahan

145

Samping
meleleh

4
2
3
4
5
6
7
8
9

150
155
160
170
177
182
179
183

10
11
12
13
14

166
169
176
177
180

Ukuran Kecil

Warna
kemerahan
Cair Seluruhnya

Kemerahan

12
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43

183
184
190
186
192
195
192
186
188
190
200
199
189
206
202
194
213
216
203
202
201
206
232
206
208
203
207
210
211

Ada gelembung

berubah coklat

Menghitam

44
45
46

204
199
198

terbentuk arang

Grafik 4.2 Data dengan percobaan lem tembak


Berdasarkan sifat-sifat beberapa jenis polimer yang telah
dipelajari, dari data pengamatan kedua jenis polimer tersebut
diketahui bahwa polimer B yang termasuk dalam polimer
termoplastik dan polimer A yang termasuk dalam polimer
termoset.
4.2 Pembahasan
Praktikum P3 Rekayasa Bahan bertujuan untuk
mengetahui sifat-sifat dari polimer, apakah polimer tersebut
termasuk dalam kategori termoset atau termoplastik.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan
hasil praktikum seperti yang tertulis dalam tabel 4.1. Data
tersebut adalah hasil pengamatan uji bakar polimer A
(Resin+Hardener) dengan variasi jumlah hardener yaitu 4
tetes, 5 tetes dan 6 tetes. Dari data tersebut dapat dilihat
bahwa polimer A tidak banyak mengalami perubahan bentuk

atau perubahan fasa. Pada menit ke-10 rata pada ketiga


sampel polimer A mengalami sedikit pelelehan pada tepi
permukaannya saja. Setelah pada menit ke-40 telah terlihat
perubahan warna dari ketiga sampel polimer A tersebut.
Untuk tabel 4.2 didapatkan data pengamatan uji bakar
polimer B (PVC/Lem tembak). Data tersebut menunjukkan
polimer B lebih cepat meleleh bila dibandingkan dengan
polimer A. Polimer B telah meleleh seluruhnya pada suhu
169C. Jika dilakukan analisis berdasarkan sifat polimer
termoset yang tidak dapat meleleh ketika dipanaskan, maka
dari hasil uji bakar polimer A/Resin+hardener dapat
digolongkan sebagai polimer termoset. Sebaliknya untuk
polimer B, polimer B/PVC digolongkan sebagai polimer
termoplastik karena sifatnya yang dapat meleleh ketika
dipanaskan.

LAMPIRAN
Manfaat dari praktikum P3.
Manfaat dari praktikum p3 ini adalah agar praktikan
dapat mengetahui cara-cara untuk mengenali bahan suatu
polimer dan klasifikasinya apakah bahan tersebut termasuk
bersifat termoset atau termoplas. Kemampuan untuk
mengklasifikasi suatu bahan ini akan berguna untuk
mengaplikasikan suatu bahan berdasarkan sifatnya. Selain itu
praktikum ini juga bertujuan agar praktikan dapat
membedakan ciri-ciri bahan termoset maupun termoplas, jika
termoplas maka akan berubah bentuk jika terjadi perubahan
suhu. Namun jika termoset adalah polymer yang tahan
terhadap panas namun jika sudah melewati suhu lelehnya
maka tidak akan bisa kembali kebentuk semula (hangus).
Perbedaan silica rubber dan resin.
Resin adalah suatu campuran yang kompleks dari ekstret
tumbuh-tumbuhan dan insekta, biasanya berbentuk padat dan
amorfdan merupakan hasil terakhir dari metabolisme dan
dibentuk diruang-ruang skizogen dan skizolisigen. Secara
fisis resin bersifat keras, transparan dan pada pemanasan
bersifat lembek atau leleh.

Вам также может понравиться