Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
kepulauan terbesar di dunia, secara geografis berada pada batas dua samudra dan
terletak diantara 2 benua dan memiliki kurang lebih 18.110 pulau dengan garis
1982, Dengan potensi fisik sebesar ini, Indonesia dikaruniai pula dengan
sumberdaya perikanan dan kelautan yang besar. Dari sisi keanekaragaman hayati,
Dalam hal ekosistem terumbu karang (coral reefs) misalnya, Indonesia dikenal
sebagai salah satu penyumbang kekayaan hayati terumbu karang terbesar di dunia.
Menurut data World Resources Institute (2002), dengan luas total sebesar 50.875
erat dengan ketentuan – ketentuan hukum internasional. Oleh karena itu dalam
1
2
(united nations convention on law of the sea ) yang lebih dikenal dengan sebutan
nasional di dan lewat laut adalah satu, terjaminnya stabilitas keamanan di perairan
terjaminnya keamanan sumber hayati dan nonhayati serta SDA lainnya di laut
Posisi Geografis Indonesia yang strategis, antara dua benua dan dua
samudra, potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, susunan demografis,
sistem sosial politik mempengaruhi sikap dan cara pandang Indonesia dalam
halnya dengan kebanyakan Negara. Karena itu salah satu factor atau ciri utama
politik luar negeri Indonesia adalah sikap anti penjajahan atau anti kolonialisme
yang merupakan bagian dari rasa kebangsaan atau nasonalisme bangsa Indonesia.
1
Sebagai sebuah Negara yang mempunyai belasan ribu pulau dan wilayah
laut yang teramat luas, idealnya Indonesia mempunyai angkatan perang dengan
seperti itu, suatu Negara dapat di perhitungkan dalam suatu wilayah. Keberadaan
membutuhkan suatu armada pertahanan laut yang efektif, besar dan canggih dan
oleh karenanya menuntut pula penyediaan fasilitas pertahanan laut yang memadai.
Indonesia memiliki armada angkatan laut yang besar dan kuat untuk menguasai
1
Buku putih politik luar negeri Indonesia ( Badan pengkajian dan pengembangan
kebijakan departemen luar negeri Republik Indonesia, 2003 ), hlm.8
4
ditentukan oleh kekuatan lautnya, baik berupa kekuatan armada niaga dan
suatu conditio sine qua non. Dengan kata lain, tulang punggung pertahanan
nasional tidak lagi tertuju pada kekuatan angkatan darat (continental oriented),
namun lebih difokuskan pada kekuatan angkatan laut (maritime oriented) dan
udara. Dengan kata lain, orientasi utama pertahanan nasional harus diberikan
mengemuka tentang ancaman nyata dan potensial yang dihadapi oleh Negara,
kebutuhan yang tidak dapat dihindari. Kebutuhan tersebut semakin mendesak bila
dihadapkan dengan kondisi personil dan material TNI. Baik kualitas maupun
kedepan semakin berat dan kompleks. Demikian pula halnya dengan komponen
alam dan buatan, serta kondisi sosial termasuk kemampuan keuangan Negara.
Sumber daya laut sangat besar dimiliki oleh indonesia, sumber daya laut tersbut
5
kuantitas sangat besar, adapun keragaman sumberdaya laut untuk jenis ikan
diketahui terdapat 8.500 jenis ikan pada kolom perairan yang sama, 1.800 jenis
rumput laut dan 20.000 jenis moluska. Potensi perikanan tangkap diperkirakan
mencapai 6,26 juta ton per tahun dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan
sebesar 5,007 juta ton atau 80% dari MSY (Maximum Sustainable Yield). Hingga
saat ini jumlah tangkapan mencapai 3,5 juta ton sehingga tersisa peluang sebesar
disebut bahwa sektor perikanan merupakan raksasa yang sedang tidur (the
sleeping giant). Hasil riset Komisi Stok Ikan Nasional menyebutkan bahwa stok
sumberdaya perikanan nasional diperkirakan sebesar 6,7 juta ton per tahun. Hal
ini tentu estimasi kasar karena belum mencakup potensi ikan di perairan daratan
total produksi minyak dan gas (67 %), gas dan mineral laut lainnya, dan potensi
2
“Pusat data dan statistik departemen kelautan dan perikanan”., dalam
http://www.dkp.go.id/content.php?c=145., diakses 21 juni 2009.
6
triliunan rupiah. Total kontribusi sektor perikanan dan kelautan terhadap PDB
kelautan ini tidak semerta tanpa persoalan baik struktural maupun fungsional,
potensi yang ada tidak diimbangi dengan pemanfaatan optimal dengan tujuan
isu struktural sejak lama bagi pengelolaan (governance) sektor perikanan dan
kelautan. Pada saat yang sama, isu-isu rusaknya sumberdaya alam perikanan dan
kelautan pun telah lama diketahui. Studi yang dilakukan oleh Burke, et.al (2002)
kapal asing di wilayah indonesia oleh kapal-kapal pukat harimau dan jaring lebar
mengalami kerugian sebesar US $ 4,5 juta akibat kegiatan pencurian ikan. Angka
tahunnya sebesar US $ 2,2 juta. Selain itu, ditengarai pula sekitar 300 pabrik
menyatakan pada tahun 2007 kerugian negara dikarenakan pencurian ikan ini
3
Tridoyo Kusumastanto, revitalisasi perikanan dan kelautan secara berkelanjutan (Bogor:
institute pertanian bogor,2006),hlm2
4
ibid
5
Pusat data statistic dan informasi departemen kelautan dan perikanan
7
di lima daerah yaitu Batam, Pontianak, Medan, Jakarta dan Tual. Kerugian itu
terdiri atas penangkapan ikan di ZEEI dan ekspor yang tidak termonitor, sebesar
$ 574 juta. 6
sistem dan mekanisme perizinan untuk menangkap ikan. Ternyata dari sekitar
menangkap ikan di perairan ZEEI, sekitar 70% dimiliki oleh pihak asing seperti
menangkap ikan di wilayah laut Indonesia, dimana nelayan asing bebas untuk
turun ke darat untuk pendaftaran dan sidik jari, bebas dari keharusan memiliki
Izin Masuk dan Visa, sehingga orang asing bebas keluar masuk ke dan dari
wilayah laut Indonesia. Tidak heran apabila nelayan asing beranggapan bahwa
6
“illegal fishing”., http://mukhtar-api.blogspot.com/search/label/Illegal%20Fishing.,
diakses 23 juni 2009
7
Http://www.dkp.go.id/content.php?c=145 .,diakses 25 juni 2009
8
seperti TNI AL, Polair, KPLP dan Patroli DKP. Logikanya keamanan laut
di laut dari tahun ke tahun cenderung meningkat baik secara kualitas maupun
tidak serius menjamin keamanan perairan seperti yang diamanatkan oleh hukum
pemeriksaan oleh patrol badan-badan tersebut padahal objek yang diperiksa sama.
dunia yang sebagian besar dilaksanakan dengan sistem eksekutif badan tunggal
yakni terbentuknya coast guard atau bisa disebut penjaga laut dan pantai.
(LPND) yang independen langsung dibawah Presiden agar fokus pada tugasnya
Guard adalah semi militer yang dapat melaksanakan pembinaan dan penggunaan
angkatan laut yang berlaku universal dan ditetapkan dalam hukum laut
Guard dalam mengamankan laut Indonesia dari pelanggaran hukum dan ancaman
9
keamanan laut lainnya, di masa perang Coast Guard menjadi kekuatan pengganda
Dari permasalahan ini dapat kita lihat bahwa Kebijakan politik luar negeri
Indonesia cukup penting dalam penanganan illegal fishing, maka dalam hal ini
B. Identifikasi Masalah
1.Pembatasan Masalah
penelitian dengan menitik beratkan pada kebijakan – kebijakan luar negeri yang
dalam pertahanan dan keamanan dalam perbatasan laut. Dan implikasi terhadap
2.Perumusan Masalah
berikut:
1. Tujuan Penelitian
luar negeri Indonesia dalam bidang keamanaan perbatasan laut dan implikasinya
Indonesia.
fishing.
2. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini, diharapkan berguna bagi setiap orang yang tertarik
perbatasan laut dan implikasinya terhadap penanganan illegal fishing. Selain itu,
penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif. Adapun
1. Kerangka Teoritis
laut dan illegal fishing yang dimunculkan sesuai dengan obyek penelitian yang
fishing” .
8
Muchtar masoed, ilmu hubungan internasional : disiplin dan metodologi, LP3ES, 1995,
hlm 18.
13
Relevan dengan pernyataan dia atas KJ. Holsti mengemukakan tentang istilah
(order).”10
Salah satu kajan dari studi Hubungan Internasional yaitu politik luar
negeri, politik luar negeri merupakan strategi atau rencana tindakan yang dibentuk
oleh pembuat keputusan suatu Negara dalam menghadapi Negara lain atau unit
yang ingin dicapai oleh suatu Negara di luar batas Negaranya. Hal ini
9
KJ Holsti, Politik Internasional, Suatu Kerangka Analisa, Bina Cipta, Bandung, 1987
hal. 26-27.
10
Ade Priangani dan Oman Heryaman, kajian strategis dalam dinamika hubungan
internasional, centre for political and local autonomy studies,FISIP UNPAS Bandung 2003,hlm
11
14
negeri.
11
Mochtar Kusumaatmadja, Politik Luar Negeri dan Pelaksanaan Dewasa ini. (1983),
hlm. 152.
15
dilindungi dan dicapai dalam hubungan antar Negara satu sama lainnya.
Tujuan dari setiap kebijakan luar negeri pada dasarnya berkaitan dengan
apa yang ingin dicapai suatu Negara, dilindungi atau dimiliki dalam berhubungan
dengan Negara lain. Kebijakan eksternal dan internal diusahakan untuk dapat
mencapai sasaran yang bernilai guna bagi anggota masyarakat dalam suatu
Negara.
ditentukan oleh tradisi politik dan budaya dalam mana suatu Negara
kebijakan menurut Howard H.Lentneer adalah suatu aksi atau tindakan yang
meliputi:
implementasi politik luar negeri dapat di lihat tiga pola implementasi (Pattern of
12
howard H. Lentner, foreign policy analysis : Comparative and conceptual approach,
Columbus: Charles E. meril publishing company, 1974, hlm 17
17
diatas pundak setiap Negara oleh sistem Negara, mempunyai arti bahwa Negara-
negara diharuskan mempunyai kekuatan (power). Sudah barang tentu kekuatan ini
mungkin dapat disalah-gunakan tetapi hal khusus ini tidak berarti menghapuskan
internasional pasca Perang Dingin, tidak lagi diartikan secara sempit, karena:
perbatasan dapat di definisikan sebagai sesuatu hal yang membatasi sebuah zona
ekslusif yuridiksi, sehingga dalam hal ini penulis dapat membedakannya dengan
13
Simon Dalby, Security, Modernity, Ecology: The Dillemma of Post Cold War Security
Discourse, Alternative, vol.17(1992), hlm.102-103.
19
konsep frontiers, yang lebih di artikan sebagai sesuatu hal yang mendukung
keberadaan boundaries itu sendiri, atau boundaries adalah perbatasan yang di buat
maupun kondisi alam lainnya yang dapat secara alami memisahkan suatu wilayah
keamanan nasional yang meliputi berbagai bidang aktivitas seperti, dimensi laut
dari kebijakan luar negeri, dimensi laut tentang pertahanan wilayah dan
1. Adalah eksploitasi sumber daya alam suatu negara yang di lakukan oleh
kerusakan ekologis.
14
Prof. K.R. Singh, regional cooperation in the bay of Bengal: non-conventional threats
maritime dimensions strategic analysis: monthly journal of the ISDA, maret 2001. Vol xxiv, no12
hlm 11.
20
senjata.
kapal eks asing yang berbendera Indonesia yang seharusnya sesuai dengan
berbendera Indonesia yang kepemilikkannya masih milik orang asing dan mereka
Indonesia.
pengolahan ikan tapi tidak memiliki bahan baku. Untuk mendapatkan bahan baku,
hanya ada dua cara yang ditempuh negara itu, yaitu kerja sama atau mencuri. Di
golongan yaitu:
1. adanya Kapal Ikan Asing (KIA), kapal ini murni berbendera asing
perikanan Indonesia
2. adanya Kapal ikan berbendera Indonesia eks Kapal Ikan Asing yang
3. adanya Kapal Ikan Indonesia (KII) dengan dokumen asli tapi palsu,
palsu).
sama sekali, dengan arti bahwa kapal tersebut tidak memiliki Izin.
pemasarannya. Selain itu juga didukung dengan sistem penegak hukum di laut
masih lemah, terutama dilihat dari aspek legalnya maupun kemampuannya yang
tidak sebanding antara luas laut dan kekuatan yang ada, sehingga para pelanggar
wewenangnya dan juga upaya melindungi kegiatan Illegal Fishing demi kantong
sendiri. Bukan hanya itu, mental pengusaha Indonesia yang lebih senang sebagai
broker tanpa harus membangun kapasitas usahanya dan bekerja keras, mengingat
mengatur berbagai hal terkait dengan masalah laut dalam united nations
convention on the law of the sea 1982 (UNCLOS 1982), sebagai salah satu isu
2. HIPOTESIS
menurun.
23
Tabel 1
1. Tingkat Analisis
2. Metode Penelitian
mendefinisikan fenomena yang ada dan membahas realita yang ada serta
berkembang dewasa ini kendati yang setuju pada pencarian alternatif untuk
beberapa kejadian dalam masalah yang bersifat aktual di tengah realita yang
yakni cara pemecahan suatu masalah dengan cara pengumpulan data dan
hubungannya dengan masa kini sebagai rangkaian yang tidak terputus dan
saling berhubungan satu sama lain. Metode penelitian ini digunakan untuk
terjadi pada saat ini serta juga dapat dijadikan dasar untuk melakukan
1. lokasi penelitian
2. Lama Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dalam kurun waktu enam bulan terhitung
dari bulan Juni sampai dengan bulan Desember 2009. Adapun tahapannya yang
Bab 1 : PENDAHULUAN
penelitian yang terdiri dari teknik pengumpulan data, lokasi dan lama
Indonesia.
Bab 5 : KESIMPULAN
yang di ambil.