Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
rasa kebebasan.
b. Pemimpin
d. Pemimpin
eksistensi organisasi.
2. Tipe-tipe Kepemimpinan Pendidikan
Berdasarkan konsep, sifat, sikap dan cara-cara pemimpin tersebut
melakukan dan mengembangkan kegiatan kepemimpinan dalam lingkungan
Tipe otoriter
Tipe
kepemimpinan
otoriter
disebut
juga
tipe
kepemimpinan
Tipe "Laissez-faire"
Dalam
memberikan
tipe
kepemimpinan
kepemimpinannya,
dia
ini
sebenarnya
membiarkan
pemimpin
bawahannya
tidak
berbuat
Tipe Demokratis
Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya bukan
Tipe Pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga demokratis semu atau manipulasi diplomatik.
menunjukan
syarat-syarat
bahwa
kepemimpinan
kepemimpinan
seperti
bukan
diuraikan
hanya
di
atas
memerlukan
keterampilan
harus
menguasai
memimpin
supaya
cara-cara
dapat
kepemimpinan,
bertindak
sebagai
memiliki
seorang
pemimpin yang balk. Untuk hal itu antara lain is harus menguasai
bagaimana
caranya:
menyusun
rencana
bersama,
mengajak
anggota
yang biasa kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari: (1) hubungan fungsional
atau hubungan formal, yaitu hubungan karena tugas resmi atau pekerjaan resmi;
dan (2) hubungan pribadi atau hubungan informal atau hubungan personel, ialah
hubungan yang tidak didasarkan atas tugas resmi atau pekerjaan, tetapi lebih
bersifat kekeluargaan.
Yang menjadi inti dalam hubungan ini, apakah itu hubungan fugsional
atau hubungan personal, adalah sating menghargai. Bawahan menghargai
atasan dan sebaliknya atasanpun harus menghargai bawahan.
dan kesanggupan yang dimiliki oleh petugas-petugas secara efektif dan efisien.
Kegiatan
dalam
penempatan,
administrasi
penugasan,
personil
ialah
orientasi,
seleksi,
pengawasan,
pengangkatan,
bimbingan
dan
suatu kegiatan sudah dapat dilaksanakan atau sampai di mana suatu tujuan sudah
dicapai. Yang dinilai biasanya ialah ; hasil kerja, cara kerja dan orang yang
mengerjakannya.
Adapun teknik dan prosedur evaluasi ialah ; menentukan tujuan penilaian,
menetapkan norma/ukuran yang akan dinilai, mengumpulkan data-data yang
dapat diolah menurut kriteria yang ditentukan, pengolahan data, dan
menyimpulkan hasil penilaian.
Melalui evaluasi, guru dapat dibantu dalam menilai pekerjaannya sendiri,
mengetahui kekurangan dan kelebihannya. Selain guru, personil lainnyapun perlu
dievaluasi seperti petugas (karyawan) tata usaha, petugas BK, dan sebagainya,
untuk mengetahui kemajuan/ kekurangannya.
mengajak,
mendorong,
membimbing,
menggerakkan
dan
yang dipilih secara resmi menjadi pemimpin oleh anggota dimana dia bekerja.
Sedangkan kepemimpinan
yang
menjadi
seorang
pemimpin
yang
efektif.
Pemimpin
yang
baik
mengembangkan dirinya melalui proses tiada henti baik dalam belajar mandiri,
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. Pada hakikatnya semua orang sama dan
dapat menjadi pemimpin. Tiap-tiap orang mempunyai bakat untuk menjadi
pemimpin, hanya saja memiliki kesempatan atau tidak. Seperti yang ditulis
Hughes (2012:26) bahwa Bill Gates menjadi pemimpin karena merupakan orang
yang tepat, pada tempat yang tepat dan waktu yang tepat.
Kalau menurut teori sosial ini munculnya kepemimpinan pendidikan bisa
terjadi pada pemimpin resmi/status leader atau tidak resmi. Pemimpin resmi
misalnya seseorang dipilih sebagai pemimpin oleh atas atau kepala sekolah
ditunjuk oleh kepala dinas. Sedangkan pemimpin tidak resmi dengan teori sosial
ini misalnya seorang guru menghasilkan suatu karya yang dapat digunakan oleh
guru lain baik pada mata pelajaran yang sama ataupun brbeda.
3. Teori ekologis.
Ini merupakan gabungan teori genesis dan sosial untuk membentuk seorang
pemimpin diperlukan bakat dan bakat tersebut perlu dibina supaya berkembang.
Kemungkinan untuk mengembangkan bakat ini tergantung pada lingkungan,
waktu dan keadaan.
Teori ini timbul sebagai reaksi terhadap teori genetis dan teori kejiwaan/ sosial
yang pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi seorang
pemimpin yang baik apabila pada waktu lahir telah memiliki bakat
ditakdirkan
dan
teori
kejiwaan/
sosial
mengemukakan
bahwa
Teori ini berasumsi bahwa pemimpin yang efektif tergantung pada taraf
kematangan
pengikut
dan
kemampuan
pemimpin
untuk
menyesuaikan
orientasinya, baik orientasi tugas ataupun hubungan antar manusia. Makin matang
si pengikut, pemimpin harus mengurangi tingkat struktur tugas dan menambah
orientasi hubungannya. Pada saat seseorang atau kelompok/pengikut bergerak dan
mencapai tingkat rata-rata kematangan, pemimpin harus mengurangi baik
hubungannya maupun orientasi tugasnya. Keadaan ini berlangsung sampai
pengikut mencapai kematangan penuh, dimana mereka sudah dapat mandiri baik
dilihat dari kematangan kerjanya ataupun kematangan psikologinya. Jadi teori
situasional ini menekankan pada kesesuaian antara gaya kepemimpinan dengan
tingkat kematangan pengikut.
Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh situasi yang dihadapi dan
menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu memenuhi
tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah
kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntutan
situasi tertentu
Misalnya seperti yang dicontohkan oleh Hughes (2012:3) bahwa dalam sebuah
kecelakaan pesawat seorang laki-laki pemalu berinisiatif untuk menyelamatkan
kawan-kawan sesama korban pada kecelakaan itu. Dengan memutuskan mencari
jalan keluar dari pegunungan Andes dengan menelusuri sungai atau mendaki
daratan yang lebih tinggi dan juga memutuskan untuk memakan daging kawankawan yang sudah meninggal. Akhirnya dengan kesabaran, kekuatan dan
keteguhan hari akhirnya beberapa orang dapat diselamatkan.
Kalau menurut teori situasi ini munculnya kepemimpinan pendidikan bisa
terjadi pada pemimpin resmi/status leader atau tidak resmi. Misalnya pada suatu
situasi yang mendesak seorang guru dapat mengambil alih peran kepala sekolah
karena pada situasi itu kepala sekolah dan wakil sedang tidak berada di tempat.
Akhirnya dengan kebijaksaan dan situasi yang mendesak guru ini dapat
memutuskan keputusan yang dibutuhkan pada saat itu.
Semua teori di atas dapat digunakan dalam pemunculan seorang pemimpin,
tergantung pada situasi dan kondisi yang ada. Seseorang yang memang ditakdirkan
sebagai pemimpin pun, jika tidak bersedia mengembangkan diri dalam pelbagai
proses yang melengkapi dirinya, tidak akan bisa memimpin dengan baik. Tetapi
semua bakat pemimpin itu tidak ada gunanya jika ia tidak diberi kesempatan untuk
Technical Skill
Kemampuan menerapkan ilmunya kedalann pelaksanaan (opersional).
Melaksanakan
tindakan
yang
bersifat
operasaional.
Memikirkan
Conceptual Skill
Kemampuan di dalam melihat sesuatu secara .keseluruhan yang kemudian
yang
bersifat
operasional.
Lebih
banyak
merumuskan
konsepkonsep.
lengkung atau "curva linier" diantara perilaku tugas dan perilaku hubungan dan
kematangan. Teori ini mencoba menyiapkan pemimpin dengan beberapa pengertian
mengenai hubungan di antara gaya kepemimpinan yang efetif dan taraf kematangan
pengikutnya.
Meskipun variabel situasional (pemimpin, pengikut, atasan, organisasi,
tuntutan kerja dan waktu) yang terlibat dalam teori
kepemimpinan
tidak
resmi
bisa
dimiliki
oleh
mereka
yang
sehingga
kemampuan
guru-guru
meningkat
dalam
membimbing
pertumbuhan murid-muridnya.
Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah menghadapi tantangan
yang berat, untuk itu is harus memiliki persiapanyang memadai. Karena
banyaknya tanggungjawab maka kepala sekolah me m e r l u k a n p e mb a n t u .
Ia
h e n d a k n ya
belajar
bagaimana
mendelegasikan
wewenang dan
pemimpin
guru-guru
tugasnya
mampu
mengelola
pendidikan
ialah
berkesinambungan
dengan
dan
membimbing
sehingga
mereka
mampu
sebaik-baiknya
sesuai
dengan
sekolah
sarana
menstimulir
dan
sebagai
prasarana
pemimpin
pendidikan,
pendidikan,
pelayanan
melaksanakan
tugasnya.
Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala Sekolah bertanggungjawab atas
pertumbuhan guru-guru secara berkesinambungan, is harus mampu membantu guruguru mengenal kebutuhan masyarakat, membantu guru membina kurikulum sesuai
dengan minat, kebutuhan dan kernampuan peserta didik. Ia harus mampu
menstikulir guru-guru untuk mengembangkan metode dan prosedur pengajaran. Ia
harus mampu membantu guru-guru mengevaluasi program pendidikan dan hasil
belajar murid, is harus mampu juga menilai sifat dan kemampuan guru, sehingga
Kepala Sekolah dapat membantu meningkatkan kemampuan guru. Untuk dapat
melaksanakan tanggungjawab tersebut di atas, kepala sekolah harus memiliki
pendidikan dan pengalaman yang diperlukan bagi seorang pemimpin pendidikan.
Daftar Pustaka
Burns, R.J. (1978). Leadership. New York: Harper & Row.
Gibson, Ivancevich, Donnely. (1984). Organisasi dan Manajemen: Perilaku,
Struktur, Proses. Jakarta: Erlangga.
Lako, Andreas. (2004). Kepemimpinan dan Kinerja Organisasi (Isu, Teori, dan
Solusi). Yogyakarta : Amara Books.
Rumtini Ikhsan . Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah SLTP dan
Korelasinya dengan Manajemen Instruksional di Beberapa Sekolah di
Yogyakarta
[online].
Tersedia:
http://www.depdiknas.cio.id/
jurna1/38/kepemimpinan%20transformasional.htm.