Вы находитесь на странице: 1из 31

Kanker Payudara

Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara seseorang.
Bila sudah sampai stadium lanjut, pengangkatan payudara kadang-kadang dilakukan untuk
keselamatan pasien. Hal ini tentu menjadi sesuatu yang menakutkan bagi seorang wanita.
Hampir semua jenis kanker memiliki penyebab spesifik. Misalnya sebagian besar kasus
kanker kulit disebabkan oleh sinar ultraviolet matahari. Sedangkan kanker paru-paru
disebabkan karena rokok. Namun tidak ada penyebab tunggal yang pasti untuk kanker
payudara.
Beberapa faktor bisa menjadi penyebab kanker payudara. Misalnya faktor genetika,
lingkungan, dan hormon kemungkinan turut berperan dalam kanker payudara. Wanita yang
rentan terhadap faktor-faktor tadi bisa jadi memiliki risiko yang lebih tinggi.
Faktor Risiko Kanker Payudara
Tidak ada yang tahu pasti apa penyebab kanker payudara. Berdasarkan hasil statistik,
kebanyakan penderita kanker payudara adalah wanita dengan usia diatas 50 tahun. Ini berarti
semakin tua seseorang, maka peluang terkena penyakit ini semakin besar. Faktor lain yang
mempengaruhi adalah riwayat keluarga. Bila ada keluarga yang menderita penyakit ini
seperti ibu atau saudara kandung maka peluangnya akan semakin besar. Kanker payudara
juga bisa disebabkan karena sebelumnya menderita kanker di organ tubuh lainnya sehingga
menyebar ke bagian payudara. Atau bila sebelumnya ada riwayat menderita kanker pada
organ tubuh lainnya.
Hal lain yang dapat memicu kanker adalah gaya hidup. Sering mengkonsumsi makanan yang
mengandung bahan kimia atau bersifat karsinogen, alkohol, atau merokok.
Mencegah Kanker Payudara
Salah satu pencegahan kanker payudara adalah pola makan yang sehat. Diperkirakan satu
dari tiga kasus kanker payudara karena faktor pola makan. Pola makan yang baik yang akan
membantu mempertahankan sistem kekebalan tubuh Anda dan ini merupakan pencegahan
penyakit yang paling ampuh. Meskipun belum diketahui adanya makanan yang dapat
menyembuhkan kanker, memakan makanan tertentu dan mengurangi makanan tertentu
lainnya dapat menjadi tindakan pencegahan.
Makanan yang kaya serat, dapat membantu menurunkan kadar prolaktin dan estrogen,
kemungkinan dengan mengikatkan diri pada hormon-hormon ini lalu membuangnya ke luar
tubuh. Ini dapat menekan fase lanjut dari karsinogenesis (pembentukan kanker). Selain itu,
mengurangi makanan berlemak jenuh dapat menurunkan risiko. Kacang kedelai dan produk
kedelai tanpa difermentasi dapat menghambat pertumbuhan tumor.
Sayur-sayuran yang kaya vitamin A, seperti wortel, labu siam, ubi jalar, dan sayur-sayuran
berdaun hijau tua seperti bayam, kangkung dan sawi hijau, mungkin dapat membantu.
Vitamin A mencegah pembentukan mutasi penyebab kanker. Sedangkan buah-buahan dan
sayuran yang kaya akan vitamin C menurunkan risiko kanker payudara.
Deteksi Dini Kanker Payudara
Timbulnya benjolan pada daerah payudara dapat merupakan indikasi kemungkinan adanya
jenis kanker payudara. Tetapi belum tentu semua benjolan berarti kanker karena harus

diperiksa lebih lanjut untuk kepastiannya di rumah sakit atau dokter.


Kunci untuk bertahan hidup adalah mendeteksi kanker payudara sedini mungkin, sebelum ia
memiliki kesempatan untuk menyebar.
Indikasi lain dari penyakit ini adalah benjolan pada bagian ketiak, rasa nyeri pada payudara,
perubahan warna atau tekstur pada payudara, puting tertarik ke dalam, areola (daerah di
sekitar putting susu yang berwarna coklat), atau pada puting susu. Pada beberapa kasus,
kanker payudara dideteksi dari keluarnya cairan dari puting susu yang berwarna kekuningan,
kehijauan atau bernanah.
Kunci untuk bertahan hidup adalah mendeteksi kanker payudara sedini mungkin, sebelum ia
memiliki kesempatan untuk menyebar. Salah satu penyebab kematian yang tinggi akibat
penyakit ini disebabkan karena kurangnya kesadaran untuk mendeteksi gejala-gejala yang
ada. Umumnya setelah sampai pada keluhan-keluhan yang berat, penderita baru berkonsultasi
ke dokter yang sering kali berarti kanker sudah dalam stadium lanjut. Sehingga apabila
penyakit ini sudah sampai stadium lanjut, maka akan sulit untuk disembuhkan.
Periksa Payudara Sendiri
Agar masyarakat, khususnya wanita dapat melakukan pemeriksaan pada payudara secara
teratur, maka dibuat gerakan yang dinamakan Sadari atau Sarari yang merupakan singkatan
dari Periksa Payudara Sendiri. Dianjurkan agar pemeriksaan dilakukan 1 bulan sekali
setelah menstruasi kira-kira 4-7 hari setelah menstruasi.
Pada pemeriksaan ini, hal yang dilakukan adalah:
Berdiri di depan cermin dengan posisi bahu lurus dan kedua tangan di pinggang. Perhatikan
apakah ada perubaan fisik payudara Anda, misalnya perubahan bentuk, ukuran atau warna
payudara.
Angkat kedua tangan ke atas dan perhatikan kembali apakah ada perubahan fisik payudara
yang tampak.
Tekan puting susu dan lihat apakah ada cairan yang keluar dari puting susu.
Berbaring dan raba payudara bagian kanan dengan tangan kiri dan sebagainya. Buat pola
memutar dan rasakan apakah pada payudara terdapat benjolan dan lainnya.
Saat duduk atau berdiri coba pijat payudara untuk menemukan apakah ada benjolan yang
mencurigakan. Raba daerah ketiak sampai perut untuk memeriksanya.
Gerakan Sadari dapat dilakukan oleh pasangan hidup kepada istrinya. Atau para suami dapat
mengingatkan istrinya agar melakukan pemeriksaan Sadari secara teratur. Peranan keluarga
tentu dapat memudahkan terdeteksinya penyakit ini.
Jika Anda Terkena Kanker Payudara
Saat seseorang dinyatakan menderita kanker payudara, kebanyakan penderita akan langsung
terpukul secara emosi. Mereka merasa mendapat vonis mati, walaupun sebenarnya bisa saja
penderita disembuhkan terlebih lagi bila masih dalam stadium dini. Pada tahap lanjut,
dampak emosi dan psikologis dapat menyebabkan seorang penderita kanker mengalami
depresi. Hal ini dapat memperburuk keadaannya. Untuk itu, perlu adanya dukungan dari
pihak keluarga atau teman.

Penderita kanker payudara sebaiknya memberitahu keluarga atau teman mereka karena
penderita membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekat akibat dampak emosi yang
dialaminya. Adalah hal yang wajar apabila penderita tidak mau memberitahu keluarga atau
temannya tentang penyakit mereka. Alasannya karena mereka tidak mau merepotkan atau
membuat orang yang mendengarnya menjadi sedih atau khawatir. Tetapi, bayangkanlah
keadaan sebaliknya, bila Anda yang tidak diberitahu oleh keluarga atau teman dekat Anda
bahwa ternyata dia menderita kanker, tentu Anda akan semakin sedih karena Anda tidak tahu
dan mungkin tidak memberikan bantuan yang dibutuhkan.
Teman hidup adalah seseorang yang paling dekat dan bisa Anda ajak bicara untuk
menemukan pengobatan terbaik dan dampak yang mungkin harus dialami. Penderita kanker
payudara mungkin merasa minder dengan keadaannya sehingga mempengaruhi saat
melakukan hubungan suami istri. Sebaiknya, hal ini juga dibicarakan dengan suami Anda
agar dapat dimengerti dan dapat memberi bantuan dengan memberikan pelukan atau
ungkapan sayang lainnya.
Anak-anak yang masih kecil mungkin tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Tetapi, bila
anak Anda sudah dapat diajak bicara, Anda dapat menceritakan dengan bahasa yang
sederhana apa yang dimaksud dengan kanker payudara dan efek yang mungkin akan terjadi
pada fisik Anda seperti kebotakan akibat kemoterapi atau perubahan pada payudara. Hal ini
penting agar anak-anak yang masih lugu tidak mendapatkan informasi yang salah dari orang
yang tidak bertanggung jawab yang dapat membuat mereka mennjadi takut atau benci kepada
Anda atau merasa bahwa apa yang Anda alami akibat kesalahan mereka.
Tidak semua teman atau keluarga yang tidak terlalu dekat perlu diberitahu apabila Anda
merasa tidak nyaman untuk menyampaikannya. Anda juga tidak perlu menanggapi seluruh
komentar yang diberikan oleh teman, keluarga atau orang lain yang mengetahui penyakit
Anda. Selalu ada komentar yang positif dan negatif. Jadi, hal itu tidak perlu dipikirkan secara
berlebihan yang dapat merusak ketahanan tubuh Anda.
Untuk menambah semangat, Anda dapat bergabung dengan kelompok sesama penderita
kanker payudara. Di Indonesia, Yayasan Kanker Indonesia dapat mengakomodasi kebutuhan
ini. Dalam kelompok ini, mereka dapat memberi semangat dan keyakinan agar Anda dapat
sembuh. Cerita-cerita dari penderita lain mungkin dapat membuat Anda merasakan keadaan
Anda masih lebih baik. Atau cerita dari penderita lain yang gigih untuk melawan penyakitnya
dan dapat memperoleh kesembuhan dapat membantu Anda memperoleh kekuatan untuk tidak
menyerah pada keadaan.
Jadi, tetaplah bersemangat untuk melawan penyakit Anda. Bila ada anggota keluarga atau
teman Anda yang menderita tumor atau kanker payudara, Anda dapat memberikan dukungan
yang diperlukan karena mengetahui penderitaan yang mereka alami. Dukungan tersebut dapat
membantu kesembuhan mereka.
Sumber: http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/260-mengatasikanker-payudara.html

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Kanker merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan

mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak
terkendali, serta mengancam nyawa individu penderitanya (Baradero, 2008). Menurut WHO
(2004), angka kematian akibat kanker diperkirakan mencapai 7 juta orang, dua kali lebih
banyak dari angka kematian yang disebabkan HIV/AIDS, bahkan UICC (Union
Internationale Contre Le Cancer) memperkirakan jumlah penderita kanker di negara
berkembang pada tahun 2020 bisa mencapai 10 juta orang, dengan 16 kasus baru tiap
tahunnya. Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering dijumpai pada
perempuan, yakni mencapai 18% dari semua kanker yang terjadi pada perempuan. Setiap
tahun terjadi 1 juta kasus baru kanker payudara di seluruh dunia. (McPherson et al., 2000).
Faktor-faktor risiko reproduksi untuk kanker payudara meliputi nuliparitas atau
tidak pernah melahirkan, kehamilan pertama aterm yang terlambat, menarke atau menstruasi
pertama pada usia dini, serta menopause terlambat (McPherson et al., 2000).
Kelahiran pertama atau memiliki anak pertama kali berhubungan dengan
peningkatan risiko kanker payudara selama 10 tahun setelah kelahiran. Namun setelah waktu
10 tahun tersebut, risiko kanker payudara yang berhubungan dengan kelahiran menurun
apabila kelahiran terjadi sebelum usia 32 tahun. Tetapi jika kelahiran pertama terjadi setelah
usia 32 tahun, penurunan risiko tersebut tidak terjadi dan perempuan tersebut akan memiliki
risiko sepanjang hidup yang lebih besar
memiliki anak (Kelsey et al., 1997).

dibandingkan dengan perempuan yang belum

Bukti-bukti lain yang menyatakan bahwa kanker payudara berhubungan dengan


faktor-faktor reproduksi adalah insidensi kanker payudara seratus kali lebih banyak terjadi
pada perempuan daripada laki-laki (Kubba, 2003).
Berdasarkan angka statistik, kanker payudara merupakan kanker dengan angka
kejadian tertinggi nomor 2 setelah kanker leher rahim pada wanita di Indonesia dan terdapat
kecenderungan peningkatan angka kejadian kanker payudara dari tahun ke tahun. di
Indonesia, berdasarkan Patological Based Registration atau berdasarkan pencatatan
pemeriksaan jaringan pada tahun 2005, kanker payudara diperkirakan di Indonesia
mempunyai angka kejadian minimal 20 ribu kasus baru pertahun, dengan kenyataan 50%
kasus baru ditemukan pada keadaan stadium lanjut.
1.2

Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, adapun permasalah yang akan dibahas

antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Jelaskan pengertian kanker payudara


Jelaskan mengenai gejala-gejala penyakit kanker payudara
Bagaimana perawatan medis yang harus dilalui oleh penderita kanker payudara ?
Bagaimana penanganan & pengobatan kanker payudara ?
Bagaimana Diagnosis yang harus ditegakkan untuk penyakit kanker payudara
Apa yang menyebabkan terjadinya kanker payudara pada seseorang
Jelaskan tentang tanda-tanda dan juga stadium-stadium pada kanker payudara
Bagaimana cara pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kanker payudara

1.3
Tujuan Penulisan
a. Untuk menjelaskan pengertian kanker payudara
b. Untuk memberikan informasi mengenai penyebab seseorang dapat mengidap kanker payu
dara
c. Mengetahui cara perawatan medis untuk penderita kanker payudara
d. Dapat memberi penanganan & pengobatan pada pasien yang menderita penyakit kanker
payudara
e. Mengetahui diagnosis yang harus ditegakkan untuk penyakit kanker payudara
f. Untuk menjelaskan mengenai tanda-tanda dan juga stadium-stadium pada penyakit kanker
payudara
g. Untuk membahas mengenai cara mencegah kemungkinan terjadinya kanker payudara

1.4
1.4.1

Manfaat Penulisan
Bagi Petugas Kesehatan
Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan pelayanan

kesehatan khususnya pemberian pelayanan dan informasi tentang penyakit kanker payudara
1.4.2

Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai referensi bagi pendidikan Kebidanan tentang pengetahuan penyakit kanker

payudara.
1.4.3

Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam menerapkan ilmu

yang didapat dari pendidikan Kebidanan khususnya tentang kanker payudara.


1.4.4

Bagi Peneliti Selanjutnya


Agar dapat menjadi acuan materi perbandingan dimasa yang akan datang. Secara

umum dapat memberikan pengertian kepada semua orang agar bisa memahami dan mengerti
tentang tanda-tanda ciri dan bahaya kanker payudara, khususnya bagi para remaja wanita.
Dalam bahasan ini diuraikan bagaimana tanda-tanda dari kemungkinan menderita kanker
payudara, dengan begitu kita dapat mengetahui sedini mungkin gejala kanker payudara dan
melakukan tindakan medis apabila diketahui adanya kemungkinan sel kanker pada payudara,
sehingga potensi perkembangan sel kanker tersebut tidak terus menjalar dan meningkat
menjadi stadium selanjutnya dan menjadi ganas yang dapat berakibat pada kemungkinan
paling buruk yaitu kematian. Kanker payudara terbagi dalam beberapa stadium, dengan
adanya penjelasan mengenai pengertian, gejala atau tanda-tanda, determinan dan frekwensi,
stadium kanker, dan juga cara pencegahan, maka akan sangat membantu dalam menekan
terjadinya kasus-kasus kanker payudara.

1.5

Metode Penulisan

Dalam penyelesaian karya tulis ini, penulis menggunakan satu metode yaitu metode
studi pustaka.
1.6

Sistematika Penulisan
Dalam menyusun karya tulis ini, penulis membagi beberapa bab dimana tiap-tiap
bab penulis membagi menjadi beberapa bagian. Adapun isi dari tiap-tiap bagian tersebut
adalah :
a. Bagian Formalitas, terdiri dari halaman judul, pengesahan, kata pengantar, motto dan
persembahan, dan daftar isi.
b. Bagian isi, terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi : Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan penulisan, Manfaat penulisan,
Metode penulisan dan Sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Meliputi : Pengertian kanker payudara, gejala dan tanda kanker payudara, faktor resiko
kanker payudara, stadium kanker payudara, type penyakit kanker payudara, cara penanganan
terhadap kanker payudara, penyebab terjadinya kanker payudara.
BAB III PEMBAHASAN
Meliputi : Penyebab kanker payudara, penjelasan tentang faktor yang menyebabkan
terjadinya kanker payudara, perawatan medis pada penderita kanker payudara, pembagian
tingkatan pada penyakit kanker payudara, penanganan dan pengobatan kanker payudara,
diagnosis untuk penyakit kanker payudara.
BAB IV PENUTUP
Meliputi : Kesimpulan dan saran.
Bagian akhir, berisi daftar pustaka yang digunakan penulis dalam resensi buku.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Pengertian Kanker Payudara


Kanker payudara payudara terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu),
saluran kelenjar (saluran air susu), dan jaringan penunjang payudara. Oleh Word Health
Organization (WHO) penyakit ini dimasukkan ke dalam International Classification of
Disease (ICD) dengan kode 174-175.15
Kanker payudara terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang mengatur
pertumbuhan dan diffrensiasi sehingga sel itu tumbuh dan berkembang biak tanpa dapat
dikendalikan. Penyebaran kanker payudara terjadi melalui pembuluh getah bening dan

tumbuh di kelenjar getah bening, sehingga kelenjar getah bening aksila ataupun
supraklavikula membesar. Kemudian melalui pembuluh darah kanker menyebar ke organ lain
seperti paru-paru, hati dan otak.
2.2.
2.2.1

Anatomi fisiologi
Anatomi payudara
Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus

laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih
75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral dan
medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis.
2.2.2 Fisiologi payudara
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama
ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke
klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang
diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan
timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar
hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum
menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang
nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang
dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu
itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu
menstruasi mulai, semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui.
Pada kehamilan payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus
berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior
memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian
dikeluarkan melalui duktus ke puting susu. (Samsuhidajat, 1997, hal : 534-535)

2.3.1

2.3
Epidemologi Kanker Payudara
Distribusi dan Frekuensi
Semua wanita memiliki risiko terkena kanker payudara. Kanker payudara juga bisa
menyerang pria dengan perbandingan 1 : 100 antara pria dengan wanita. Kanker payudara
ditemukan di seluruh dunia. Tahun 2003, insidens kanker payudara di Belanda 91 per
100.000 penduduk, Amerika 71,7 per 100.000 penduduk, Swiss 70 per 100.000 wanita,
Australia 83,2 per 100.000 penduduk, Kanada 84,7, Indonesia 26 per 100.000 wanita pada
tahun 2002 dan Jepang 16 per 100.000 penduduk. Kanker payudara lebih sering dijumpai
pada umur 40-49 tahun yaitu sebesar 30,35%. Menurut Sukardja yang dikutip oleh Arlinda
(2002) di Amerika frekuensi kanker payudara tertinggi ditemukan pada umur 40-50 tahun.21
Demikian juga di Jepang yaitu sebesar 40,6% kanker payudara ditemukan pada umur 40-49
tahun dan jarang pada umur kurang dari 30 tahun.

2.3.2

Determinan
Penyebab pasti kanker payudara sampai saat ini belum diketahui. Penyebab kanker
payudara termasuk multifaktorial yaitu banyak faktor yang terkait satu dengan yang lainnya.
Beberapa faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya kanker payudara adalah :

a. Usia
Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya usia. Berdasarkan penelitian
American Cancer Society tahun 2006 diketahui usia lebih dari 40 tahun mempunyai risiko
yang lebih besar untuk mendapatkan kanker payudara yakni 1 per 68 penduduk dan risiko ini
akan bertambah seiring dengan pertambahan usia yakni menjadi 1 per 37 penduduk usia 50
tahun, 1 per 26 penduduk usia 60 tahun dan 1 per 24 penduduk usia 70 tahun. Kanker
payudara juga ditemukan pada usia <40 tahun namun jumlahnya lebih sedikit yakni 1 per
1.985 penduduk usia 20 tahun dan 1 per 225 penduduk usia 30 tahun.22 Data American
Cancer Society (2007) melaporkan 70% perempuan didiagnosa menderita kanker payudara di
atas usia 55.
b. Jenis Kelamin

Kanker payudara lebih banyak ditemukan pada wanita. Pada pria juga dapat terjadi
kanker payudara, namun frekuensinya jarang hanya kira-kira 1% dari kanker payudara pada
wanita.
c. Riwayat Reproduksi
Riwayat reproduksi dihubungkan dengan banyak paritas, umur melahirkan anak
pertama dan riwayat menyusui anak. Wanita yang tidak mempunyai anak atau yang
melahirkan anak pertama di usia lebih dari 30 tahun berisik 2-4 kali lebih tinggi daripada
wanita yang melahirkan pertama di bawah usia 30 tahun. Wanita yang tidak menyusui
anaknya mempunyai risiko kanker payudara 2 kali lebih besar. Kehamilan dan menyusui
mengurangi risiko wanita untuk terpapar dengan hormon estrogen terus. Pada wanita
menyusui, kelenjar payudara dapat berfungsi secara normal dalam proses laktasi dan
menstimulir sekresi hormon progesteron yang bersifat melindungi wanita dari kanker
payudara.
d. Riwayat Kanker Individu
Penderita yang pernah mengalami infeksi atau operasi tumor jinak payudara berisiko
3-9 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara. Penderita tumor jinak payudara seperti
kelainan fibrokistik berisiko 11 kali dan penderita yang mengalami operasi tumor ovarium
mempunyai risiko 3-4 kali lebih besar.
e. Riwayat Kanker Keluarga
Secara genetik, sel-sel pada tubuh individu dengan riwayat keluarga menderita kanker
sudah memiliki sifat sebagai embrio terjadinya sel kanker. Menurut sutjipto (2000) yang
dikutip oleh Elisabet T, kemungkinan terkena kanker payudara lebih besar 2 hingga 4 kali
pada wanita yang ibu dan saudara perempuannya mengidap penyakit kanker payudara.
f. Menstruasi cepat dan Menopause lambat
Wanita yang mengalami menstruasi pertama (Menarche) pada usia kurang dari 12
tahun berisiko 1,7 hingga 3,4 kali lebih tinggi daripada wanita dengan menstruasi yang
datang pada usia normal atau lebih dari 12 tahun dan wanita yang mengalami masa

menopausenya terlambat lebih dari 55 tahun berisiko 2,5 hingga 5 kali lebih tinggi. Wanita
yang menstruasi pertama di usia kurang dari 12 tahun dan wanita yang mengalami masa
menopause terlambat akan mengalami siklus menstruasi lebih lama sepanjang mengakibatkan
keterpaparan lebih lama dengan hormon estrogen.
g. Pajanan Radiasi
Wanita yang terpapar penyinaran (radiasi) dengan dosis tinggi di dinding dada
berisiko 2 hingga 3 kali lebih tinggi.
h. Obesitas dan Konsumsi makanan lemak tinggi
Wanita yang mengalami kelebihan berat badan (obesitas) dan individu dengan
konsumsi tinggi lemak berisiko 2 kali lebih tinggi dari yang tidak obesitas dan yang tidak
sering mengkonsumsi makanan tinggi lemak. Risiko ini terjadi karena jumlah lemak yang
berlebihan dapat meningkatkan kadar estrogen dalam darah sehingga akan memicu
pertumbuhan sel-sel kanker
2.4

Gejala dan Tanda Kanker Payudara


Di Indonesia, kanker payudara masih menjadi masalah besar karena lebih dari 70%

pasien datang ke dokter pada stadium yang sudah lanjut dengan berbagai bentuk luka, antara
lain tumor melekat pada kulit dan jaringan dibawahnya serta penyebaran pada kelenjar getah
bening regional. Gejala lain yang mungkin timbul adalah batuk dan sesak nafas karena
metastasis tumor pada paru, sakit di punggung akibat metastasis pada tulang belakang, berat
badan semakin menurun dan anemia.
1. Fase awal kanker payudara asimtomatik (tanpa tanda dan gejala). Tanda dan gejala yang
paling umum adalah benjolan dan penebalan payudara. Kebanyakan kira-kira 90%
ditemukan oleh penderita sendiri. Kanker payudara pada stadium dini biasanya tidak
menimbulkan keluhan.
2. Fase lanjut :
Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya
Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau sudah diobati.

Eksim pada puting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh walau diobati.
Puting sakit, keluar darah, nanah atau cairan encer dari puting atau keluar air susu pada wanita
yang sedang hamil atau tidak menyusui.
Puting susu tertarik ke dalam.
Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (peud dorange).
3. Metastase luas, berupa :
a. Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal.
b. Hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura.
c. Peningkatan alkali fosfatase atau nyeri tulang berkaitan dengan penyebaran ke tulang.
d. Fungsi hati abnormal.

2.5

Stadium Kanker Payudara


Dibawah ini pembagian stadium klinis Portman yang disesuaikan dengan aplikasi

klinik :
Stadium I :
Tumor terbatas dalam payudara, jaringan infiltrasi sekitarnya, berkulit tidak dan
jaringan bebas dari klasifikas/ dibawahnya. Besar tumor 1-2 cm. KGB (Kelenjar Getah
Bening) regional belum teraba.
Stadium II :
Sama dengan stadium I, besar tumor 2-5 cm, sudah ada KGB aksila (+), tetapi masih
bebas dengan diameter kurang 2 cm.
Stadium IIIA :
Tumor berukuran 5-10 cm, tetapi masih bebas dari jaringan sekitarnya, KGB aksila
masih bebas satu sama lain.
Stadium IIIB :
Tumor meluas dalam jaringan payudara ukuran 5-10 cm, fiksasi pada kulit/ dinding
dada, kulit merah dan ada edema (lebih dari 1/3 permukaan kulit payudara), ulserasi, nodul

satelit, KGB aksila melekat satu sama lain atau ke jaringan sekitarnya dengan diameter 2-5
cm dan belum ada metastasis jauh.
Stadium IV :
Tumor seperti stadium I, II atau III tetapi sudah disertai dengan KGB aksila
supraklavikula dan metastasis jauh.
Selain itu, Bagian Patologi Anatomi FK UI membagi stadium klinik kanker payudara
atas stadium dini dan lanjut. Yang termasuk stadium dini adalah stadium I, stadium II dan
stadium IIIA, sedangkan yang termasuk stadium lanjut adalah stadium IIIB dan stadium IV.
2.6

Pencegahan Kanker Payudara


Pencegahan kanker payudara adalah pencegahan yang bertujuan menurunkan insidens

kanker payudara dan secara tidak langsung akan menurunkan angka kematian akibat kanker
payudara.
2.6.1. Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial yaitu upaya pencegahan yang ditujukan kepada orang sehat
yang belum memiliki faktor risiko. Upaya ini dimaksudkan dengan menciptakan kondisi pada
masyarakat yang memungkinkan kanker payudara tidak mendapat dukungan dasar dari
kebiasaan, gaya hidup dan faktor risiko lainnya. Pencegahan primordial dilakukan melalui
promosi kesehatan yang ditujukan pada orang sehat melalui upaya pola hidup sehat.
2.6.2. Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada kanker payudara dilakukan pada orang sehat yang sudah
memiliki faktor risiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan primer dilakukan melalui
upaya menghindarkan diri dari keterpaparan berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola
hidup sehat.
Konsep dasar dari pencegahan primer adalah menurunkan insidens kanker payudara
yang dapat dilakukan dengan :
a. Mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi.
b. Memperbanyak aktivitas fisik dengan berolah raga.
c. Menghindari terlalu banyak terkena sinar-x atau jenis radiasi lainnya.

d. Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak serat. Serat akan menyerap zat-zat yang
bersifat karsinogen dan lemak, yang kemudian membawanya keluar melalui feses.
e. Mengkonsumsi produk kedelai serta produk olahannya seperti tahu atau tempe. Kedelai
mengandung flonoid yang berguna untuk mencegah kanker dan genestein yang berfungsi
sebagai estrogen nabati (fitoestrogen). Estrogen nabati ini akan menempel pada reseptor
estrogen sel-sel epitel saluran kelenjar susu, sehingga akan menghalangi estrogen asli untuk
menempel pada saluran susu yang akan merangsang tumbuhnya sel kanker.
f. Memperbanyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran, terutama yang mengandung
vitamin C, zat antioksidan dan fitokimia seperti jeruk, wortel, tomat, labu, pepaya, mangga,
brokoli, lobak, kangkung, kacang-kacangan dan biji-bijian. Hampir setiap kanker payudara
ditemukan pertama kali oleh penderita sendiri daripada oleh dokter.
Karena itu, wanita harus mewaspadai setiap perubahan yang terjadi pada payudara.
Untuk mengetahui perubahan-perubahan tersebut dilakukan pemeriksaan sederhana yang
disebut pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). SADARI sebaiknya dilakukan setiap bulan
secara teratur. Cara ini sangat efektif di Indonesia karena tidak semua rumah sakit
menyediakan fasilitas pemeriksaan memadai. Kebiasaan ini memudahkan kita untuk
menemukan perubahan pada payudara dari bulan ke bulan. Pemeriksaan optimum dilakukan
pada sekitar 7- 14 hari setelah awal siklus menstruasi karena pada masa itu retensi cairan
minimal dan payudara dalam keadaan lembut dan tidak membengkak sehingga jika ada
pembengkakan akan lebih mudah ditemukan. Jika sudah menopause maka pilihlah satu hari
tertentu, misalnya hari pertama untuk mengingatkan melakukan SADARI setiap bulan.
SADARI dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Langkah 1 :
Berdirilah di depan cermin, pandanglah kedua payudara. Letakkan kedua tangan di
pinggang dan dorong siku ke depan agar otot-otot dada menegang. Perhatikan kemungkinan

adanya perubahan yang tidak biasa seperti cairan dari puting, pengerutan, penarikan atau
pengelupasan kulit.
Langkah 2 :
Lebih arahkan perhatian ke cermin, tangkupkan kedua tangan di belakang kepala dan
tekan tangan ke depan.
Langkah 3 :
Angkatlah lengan kanan. Pergunakan 3-4 jari tangan kiri untuk memeriksa payudara
kanan secara lembut, hati-hati dan secara menyeluruh. Dimulai dari bagian tepi sisi luar,
tekankan ujung jari tangan membentuk lingkaran-lingkaran kecil dan pindahkan lingkaran itu
secara lambat seputar payudara. Secara bertahap lakukan ke arah puting. Pastikan mencakup
seluruh payudara. Berikan perhatian khusus di daerah antara payudara dengan ketiak,
termasuk bagian ketiak sendiri. Rasakan untuk setiap ganjalan yang tidak biasa atau benjolan
di bawah kulit.
Langkah 4 :
Dengan lembut, pijit puting susu dan lihat jika ada cairan yang keluar. Tidak normal
apabila keluar darah atau adanya cairan yang spontan.
Langkah 5 :
Ulangi langkah (3) dan (4) dengan posisi berbaring. Berbaringlah di tempat dengan
permukaan rata. Berbaringlah dengan lengan kanan di belakang kepala dan bantal kecil atau
lipatan handuk diletakkan di bawah pundak. Posisi menyebabkan payudara menjadi rata dan
membuat pemeriksaan lebih mudah. Lakukan gerakan melingkar yang sama seperti pada
tahap (3) dan (4). Lakukan pula untuk payudara kiri.
2.6.3. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan untuk mengobati para penderita dan mengurangi
akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit kanker payudara melalui diagnosa dan deteksi
dini dan pemberian pengobatan.
1. Diagnosa Kanker Payudara
Diagnosa kanker payudara dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan yaitu :

A. Anamnesa
a. Anamnesa terhadap keluhan di payudara atau ketiak apakah ada benjolan, rasa sakit, edema
lengan atau kelainan kulit.
b. Anamnesa terhadap keluhan di tempat lain berhubungan dengan metastasis seperti nyeri
tulang vertebrata, sesak, batuk dan lain-lain.
c. Anamnesa terhadap faktor-faktor risiko (usia, riwayat keluarga, riwayat kanker individu dan
konsumsi lemak).
B. Pemeriksaan Fisik
Ketepatan mendiagnosa kanker payudara dengan pemeriksaan fisik sekitar 70%.
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap status lokalis payudara kanan atau kiri atau bilateral
dan penderita harus diperiksa dalam posisi duduk dan terlentang. Kemudian payudara
diperiksa sehubungan dengan perubahan kulit, perubahan puting susu, status kelenjar getah
bening dan pemeriksaan padalokasi metastasis jauh.
C. Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus
Pemeriksaan ini dilakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologi dicurigai ganas.
Biopsi jarum halus dilakukan dengan menusuk tumor dengan jarum halus dan disedot dengan
spuit 10 cc sampai jaringan tumor lepas dan masuk ke dalam jarum. Kemudian jaringan
tumor diperiksa di laboratorium oleh ahli Patologi Anatomi untuk mengetahui apakah
jaringan tersebut ganas (maligna) atau jinak (benigna).
D. Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan radiologik dilakukan dengan menggunakan Mammografi dan USG
pemeriksaan payudara dengan menggunakan sinar X berintensitas rendah. Tujuan
pemeriksaan ini adalah untuk melihat ada tidaknya benjolan pada (Ultrasonografi) payudara.
Mammografi merupakan tindakan payudara. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk
perempuan dengan keluhan perihal payudara, baik setelah ditemukan maupun sebelum
ditemukan adanya benjolan dan sebagai check up kanker payudara. American Cancer Society
dalam programnya menganjurkan sebagai berikut :

a. Untuk perempuan berumur 35-39 tahun, cukup dilakukan 1 kali mammografi dasar (Baseline
Mammogram).
b. Untuk perempuan berumur 40-50 tahun, mammografi silakukan 1 atau 2 tahun sekali.
c. Untuk perempuan berumur di atas 50 tahun, mammografi dilakukan setahun sekali. USG
sangat bermanfaat jika digunakan bersamaan dengan mammografi untuk tujuan diagnostik
untuk membantu membedakan kista berisi cairan atau solid. Untuk menentukan stadium
dapat menggunakan foto thoraks, USG abdomen, Bone Scanning (Scan tulang) dan CT Scan.

2.

Pengobatan
Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung
pada stadium klinis penyakit, yaitu :

A. Pembedahan (Operasi)
Operasi adalah terapi untuk membuang tumor, memperbaiki komplikasi dan
merekonstruksi efek yang ada melalui operasi. Namun tidak semua stadium kanker dapat
disembuhkan atau dihilangkan dengan cara ini. Semakin dini kanker payudara ditemukan
kemungkinan sembuh dengan operasi semakin besar. Jenis-jenis operasi yang dilakukan
untuk mengobati kanker payudara ada 2 yaitu :
1. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi yaitu :
a.

Modified Radycal Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan

payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan disekitar ketiak.
b. Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tanpa kelenjar
di ketiak.
c. Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut
Lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan
seluruh payudara. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya
kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.

2. Pengangkatan Kelenjar Getah Bening (KGB) Ketiak.


Pengangkatan KGB Ketiak dilakukan terhadap penderita kanker payudara yang menyebar
tetapi besar tumornya lebih dari 2,5 cm.
B. Terapi Radiasi
Radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan
menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih
tersisa di payudara setelah operasi. Efek pengobatan ini adalah tubuh menjadi lemah, nafsu
makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam serta Hb dan leukosit
cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
C. Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair
atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Obat obatan ini tidak
hanya membunuh sel kanker pada payudara , tetapi juga seluruh sel dalam tubuh
D. Terapi Hormon
Pemberian hormon dilakukan apabila penyakit telah sistemik berupa metastasis jauh.
Terapi hormonal biasanya diberikan secara paliatif sebelum kemoterapi.
2.6.4. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier bertujuan untuk mengurangi terjadinya komplikasi yang lebih berat dan
memberikan penanganan yang tepat pada penderita kanker payudara sesuai dengan
stadiumnya untuk mengurangi kecacatan dan memperpanjang hidup penderita. Pencegahan
tersier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita, meneruskan pengobatan
serta memberikan dukungan psikologis bagi penderita. Upaya rehabilitasi terhadap penderita
kanker payudara dilakukan dalam bentuk rehabilitasi medik serta rehabilitasi jiwa dan sosial.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1

Pemahaman Tentang Kanker Payudara


Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus

tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika
benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase)
pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe)

ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paruparu,

hati,

kulit,

dan

bawah

kulit.

(Erik

T,

2005,

hal

39-40)

Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang
berubah menjadi ganas. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-82005, sumber : Harianto, dkk)
3.2

Gejala-gejala Penyakit Kanker Payudara


Gejala-gejala kanker payudara antara lain, terdapat benjolan di payudara yang nyeri
maupun tidak nyeri, keluar cairan dari puting, ada perlengketan dan lekukan pada kulit dan
terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama, rasa tidak enak dan tegang,
retraksi putting, pembengkakan lokal. Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara
yang keras dan padat, benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm,
biasanya dalam stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar payudara. (Erik T,
2005, hal : 42)

3.3

Apa yang menyebabkan terjadinya kanker payudara pada seseorang


Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko
pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur
genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
Masa reproduksi yang relatif panjang.
Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.
Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)
Wanita yang belum mempunyai anak

Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang
sudah punya anak.

Kehamilan dan menyusui


Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.
Wanita gemuk
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.
Preparat hormon estrogen
Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.
Faktor genetic
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 3 x lebih besar pada wanita yang ibunya
atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. (Erik T, 2005, hal : 43-46)
3.4

Stadium-stadium pada kanker payudara


Stadium dalam kanker, adalah untuk menggambarkan kondisi kanker, yaitu letaknya,
sampai dimana penyebarannya, sejauh mana pengaruhnya terhadap organ tubuh yang lain.
Dokter menggunakan test-test untuk menentukan stadium dari kanker. Jadi stadium belum
bisa ditentukan apabila test-test itu belum komplit / selesai. Dengan mengetahui stadium, ini
adalah salah satu cara yang membantu dokter untuk menentukan pengobatan apa yang cocok
untuk pasien.
Salah satu cara yang dokter gunakan untuk menggambarkan stadium dari kanker adalah
system TNM. System ini menggunakan tiga criteria untuk menentukan stadium kanker. Yaitu :
1. Tumor itu sendiri. Seberapa besar ukuran tumornya dan dimana lokasinya ( T,
Tumor )
2. Kelenjar getah bening di sekitar tumor. Apakah tumor telah menyebar kekelenjar
getah bening disekitarnya? ( N, Node )
3. Kemungkinan tumor telah menjalar ke organ lain ( M, Metastasis ).(Zaviera
Pamungkas,2012, hal :72-121)


STADIUM 0 :
Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Noninvasive Cancer. Yaitu kanker tidak
menyebar keluar dari pembuluh / saluran payudara dan kelenjar-kelenjar (lobules) susu pada
payudara.

STADIUM I
Tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada titik pada pembuluh
getah bening. (Zaviera Pamungkas,2012, hal :72-121)

STADIUM IIa :
Pasien pada kondisi ini :

Diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah ditemukan pada titiktitik pada saluran getah bening di ketiak ( axillary limph nodes )

Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm. Belum menyebar ke
titik-titik pembuluh getah bening pada ketiak ( axillary limph nodes ).

Tidak ada tanda-tanda tumor pada payudara, tapi ditemukan pada titik-titik di
pembuluh getah bening ketiak. (Zaviera Pamungkas,2012, hal :72-121)

STADIUM IIB :
Pasien pada kondisi ini :
1. Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak melebihi 5 cm.
2. Telah menyebar pada titik-titik di pembuluh getah bening ketiak.
3. Diameter tumor lebih lebar dari 5 cm tapi belum menyebar. (Zaviera
Pamungkas,2012, hal :72-121)

STADIUM III A :
Pasien pada kondisi ini :

Diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh
getah bening ketiak.

Diameter tumor lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh
getah bening ketiak.(zaviera, 72-121)

STADIUM III B :
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga
luka bernanah di payudara. Atau didiagnosis sebagai Inflammatory Breast Cancer. Bisa sudah
atau bisa juga belum menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening di ketiak dan lengan
atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh. (Zaviera Pamungkas,2012, hal :72121)

STADIUM IIIC :
Sebagaimana stadium IIIB, tetapi telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah
bening dalam group N3 ( Kanker telah menyebar lebih dari 10 titik disaluran getah bening
dibawah tulang selangka ). (Zaviera Pamungkas,2012, hal :72-121)

STADIUM IV :
Ukuran tumor bisa berapa saja, tetapi telah menyebar ke lokasi yang jauh, yaitu :
Tulang, paru-paru,liver atau tulang rusuk. (Zaviera Pamungkas,2012, hal :72-121)

3.5

Mencegahan dan Mendeteksi Kemungkinan Terhadap Kanker Payudara


Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di

payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya pemeriksaan

dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak
sehingga menyulitkan pemeriksaan. (dr. Monty P Soemitro, 2012, hal: 32-37)

Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :


a. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara. Biasanya
kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang sama.
Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat
kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.
b. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.
c. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi.
d. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah bantal
di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah
ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan
pada ketiak kiri.
e. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba
dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor,
maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya).
Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini
penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna.
f. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan. (dr. Monty P Soemitro, 2012, hal:
32-37)

BAB IV
PENUTUP

4.1

KESIMPULAN

Di Indonesia, kanker payudara masih menjadi masalah besar karena lebih dari 70%
pasien datang ke dokter pada stadium yang sudah lanjut dengan berbagai bentuk luka, antara
lain tumor melekat pada kulit dan jaringan dibawahnya serta penyebaran pada kelenjar getah
bening regional. Gejala lain yang mungkin timbul adalah batuk dan sesak nafas karena
metastasis tumor pada paru, sakit di punggung akibat metastasis pada tulang belakang, berat
badan semakin menurun dan anemia.
Kanker payudara terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang mengatur
pertumbuhan dan diffrensiasi sehingga sel itu tumbuh dan berkembang biak tanpa dapat
dikendalikan. Penyebaran kanker payudara terjadi melalui pembuluh getah bening dan
tumbuh di kelenjar getah bening, sehingga kelenjar getah bening aksila ataupun
supraklavikula membesar. Kemudian melalui pembuluh darah kanker menyebar ke organ lain
seperti paru-paru, hati dan otak.
Kanker payudara terdiri dari beberapa stadium, stadium klinik kanker payudara terdiri
atas stadium dini dan lanjut. Yang termasuk stadium dini adalah stadium I, stadium II dan
stadium IIIA, sedangkan yang termasuk stadium lanjut adalah stadium IIIB dan stadium IV.
Stadium I : Tumor terbatas dalam payudara, jaringan infiltrasi sekitarnya, berkulit tidak dan
jaringan bebas dari klasifikas/ dibawahnya. Besar tumor 1-2 cm. KGB (Kelenjar Getah
Bening) regional belum teraba.
Stadium II : Sama dengan stadium I, besar tumor 2-5 cm, sudah ada KGB aksila (+), tetapi
masih bebas dengan diameter kurang 2 cm.
Stadium IIIA : Tumor berukuran 5-10 cm, tetapi masih bebas dari jaringan sekitarnya, KGB
aksila masih bebas satu sama lain.

Stadium IIIB : Tumor meluas dalam jaringan payudara ukuran 5-10 cm, fiksasi pada kulit/
dinding dada, kulit merah dan ada edema (lebih dari 1/3 permukaan kulit payudara), ulserasi,
nodul satelit, KGB aksila melekat satu sama lain atau ke jaringan sekitarnya dengan diameter
2-5 cm dan belum ada metastasis jauh.
Stadium IV : Tumor seperti stadium I, II atau III tetapi sudah disertai dengan KGB aksila
supraklavikula dan metastasis jauh.
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko
pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
Tinggi melebihi 170 cm
Masa reproduksi yang relatif panjang.
Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.
Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)
Wanita yang belum mempunyai anak

Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang
sudah punya anak.

Kehamilan dan menyusui


Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.
Wanita gemuk
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.

Preparat hormon estrogen


Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.
Faktor genetic

Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di


payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya pemeriksaan
dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak
sehingga menyulitkan pemeriksaan.
Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :
a. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara. Biasanya
kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang sama.
Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat
kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.
b. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.
c. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi.
d. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah bantal
di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah
ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan
pada ketiak kiri.
e. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba
dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor,
maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya).
Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini
penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna.

Pencegahan kanker payudara adalah pencegahan yang bertujuan menurunkan insidens


kanker payudara dan secara tidak langsung akan menurunkan angka kematian akibat kanker
payudara.
1. Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial yaitu upaya pencegahan yang ditujukan kepada orang sehat
yang belum memiliki faktor risiko.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan untuk mengobati para penderita dan mengurangi
akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit kanker payudara melalui diagnosa dan deteksi
dini dan pemberian pengobatan.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier bertujuan untuk mengurangi terjadinya komplikasi yang lebih
berat dan memberikan penanganan yang tepat pada penderita kanker payudara sesuai dengan
stadiumnya untuk mengurangi kecacatan dan memperpanjang hidup penderita.

4.2

SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Baradero, M. Dkk. (2008). Seri Asuhan Keperawatan pada Klien Kanker. Jakarta: EGC.

Bulechek, GM., Butcher, HK., & Dochterman, JM. (2008). Nursing Intervention Classification (NIC).
5th, ed. St Louis. Mosby Elsevier.
Daniele Gale., (1999), Rencana asuhan keperawatan onkologi (Onkologi Nursing Care Plans), Jakarta:
EGC.
Dongoes, Marylinn E., (2000), Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Penerbit Buku
Kedokteran, Jakarta: EGC
Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta: EGC
Mansjoer, dkk., (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta: EGC
Monty P Soemitro., (2012), Blak-blakan Kanker Payudara, Cetakan 1, Bandung: Mizan Pustaka
Sjamsuhidajat R., (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, Jakarta: EGC
Tapan., (2005), Kanker Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Jakarta: Elex Media Komputindo
Zaviera P., 2011, Deteksi Dini Kanker Payudara, Cetak 1, Jakarta: Buku Biru

Вам также может понравиться