Вы находитесь на странице: 1из 10

PENGEMBANGAN HLT (HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY)

UNTUK KONSEP ALJABAR

Sherly Oktaviani
Program studi pendidikan Matematika FKIP UNSRI
email: Sherlyoktaviani488@yahoo.co.id
Abstrak: Proses pembelajaran Matematika tidak membutuhkan waktu yang singkat
sehingga dalam penyampaian Konsep Matematika dibutuhkan persiapan yang matang
sebelum kegiatan pembelajaran. Dengan menggunakan Desain Pemebelajaran HLT
diharapkan siswa dapat memahami Materi Ajar secara bermakna. Tujuan dari penilitian
ini yaitu (1) Untuk mengetahui perkembangan materi ajar aljabar melalui kegiatan dan
hasil belajar siswa dengan desain HLT. (2) Untuk mengetahui potensi siswa dari
kegiatan dan hasil pembelajaran dengan desain HLT. (3) Untuk membantu guru dalam
membangun dan mendesain hipotesis trayektori pembelajaran. Metode penelitian yang
digunakan yaitu dengan desain, penerapan hasil desain HLT, analisis. Data yang
digunakan yaitu data yang diperoleh dari observasi dan tes yang dilakukan pada
Mahasiswa S1 semester 2 Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2013 dalam
mata kuliah PMRI. Observasi dilihat dari proses kegiatan dan hasil pembelajaran siswa
yang menggunakan desain HLT. Adapun kesimpulan dari kegiatan penelitian ini yaitu
terdapatnya kemampuan berpikir yang kreatif dari siswa yaitu menjawab pemecahan
masalah sesuai penalaran masing masing dan telah mengetahui potensi siswa beserta
perkembangan dari bahan ajar dengan Desain HLT.
Kata kunci: HLT (Hypothetical Learning Trajectory), Aljabar, PMRI

Matematika erat kaitannya dengan kehidupan sehari hari, oleh karena itu
pembelajaran Matematika sangat penting bagi siswa. Namun kenyataannya sebagian
besar siswa takut dan tidak menyukai Pembelajaran Matematika, oleh karena itu
pentingnya akan penguasaan dalam konsep Matematika terhadap siswa. Penguasaan
konsep Matematika tidak lepas dari proses pembelajaran yang dialami siswa.
Dalam proses pembelajaran, terdapat kaitan yang erat antara guru, siswa,
kurikulum, sarana dan prasaranana. Guru mempunyai tugas untuk mendesain
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Namun adanya
kesulitan kesulitan dalam memahami materi Matematika sering ditemukan diantara
siswa, dan tentunya hal ini merupakan masalah dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran matematika bertujuan terbentuknya kemampuan bernalar pada
diri siswa yang terukur melalui kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis, dan
memiliki sifat objektif, jujur, disiplin dalam memecahkan suatu permasalahan baik
dalam bidang matematika, bidang lain, maupun kehidupan sehari-hari. Proses

pembelajaran Matematika tidak membutuhkan waktu yang singkat sehingga dalam


penyampaian Konsep Matematika dibutuhkan persiapan yang matang sebelum kegiatan
pembelajaran, agar pada kegiatan pembelajaran tidak membosankan dan kaku. Suatu
proses pembelajaran yang ideal tidak bisa dipisahkan dengan proses perencanaan dan
desain pembelajaran. Akan tetapi, pada kenyataannya suatu Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran hanya memuat hal-hal yang bersifat formalitas, yang hanya berupa
gambaran singkat tentang kegiatan pembukaan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Informasi selain ketiga tahap pembelajaran tersebut hanyalah sekedar ringkasan materi
yang akan disampaikan. Sangat jarang guru menyiapkan hipotesis alternatif strategi
pemecahan masalah yang digunakan siswa, adanya hipotesis alternatif strategi
pemecahan masalah yang digunakan siswa akan membantu guru dalam menentukan
strategi penanganan terhadap kemungkinan kesulitan yang dihadapi siswa.
Hadi,S (2005) mengemukakan bahwa salah satu upaya untuk mereformasi
pendidikan matematika di Indonesia adalah melalui pengembangan dan implementasi
Pendidikan Matematika Realistik (PMR). PMR adalah suatu teori pembelajaran
matematika yang telah dikembangkan di Belanda sejak awal 70-an, yang bertitik tolak
dari hal-hal yang real bagi siswa (Zulkardi, 2005). Penggagas PMR ini adalah Hans
Freudenthal dari Belanda yang menyatakan bahwa matematika merupakan kegiatan
manusia yang lebih menekankan aktivitas siswa mencari, menemukan, dan membangun
sendiri pengetahuan yang diperlukan sehingga pembelajaran menjadi terpusat pada
siswa. Pendekatan pendidikan Matematika Realistik menekankan pada dua hal penting
yaitu Hypothetical Learning Trajectory (HLT) siswa dan pengembangan Model.
Pentingnya Hypothetical Learning Trajectory bisa dianalogikan dengan perencanaan
lintasan atau rute perjalanan. Apabila kita memahami rute perjalanan menuju tujuan
maka kita dapat menetukan rute perjalanan yang baik.
Pengembangan HLT (Hypothetical Learning Trajectory) pada pengenalan
Konsep Aljabar merupakan salah satu cara menjabarkan aspek-aspek pedagogik dalam
pembelajaran matematika yang berorientasi pada pemahamaman konsep yang berfokus
pada Materi Aljabar. Hipotesis trayektori pembelajaran terdiri dari tujuan pembelajaran,
masalah-masalah matematika yang akan digunakan untuk mendukung pemahaman
siswa dan hipotesis mengenai proses pembelajaran siswa (Simon, 1995 dalam Simon &
Tzur, 2004). Menurut Bakker (2004), hipotesis trayektori pembelajaran merupakan
jembatan antara teori instruksional pembelajaran dan proses pembelajaran di kelas
sesungguhnya. Berdasarkan teori instruksional pembelajaran, dirumuskan berbagai ide
matematis yang menjadi fokus dalam tahap pembelajaran. Masalah-masalah kontekstual
yang bersesuaian dengan ide-ide matematis tersebut kemudian dikembangkan untuk
pembelajaran di kelas.

Menurut Simon (1995), ada tiga komponen utama dari learning trajectory, yaitu:
tujuan pembelajaran (learning goals), kegiatan pembelajaran (learning activities) dan
hipotesis proses belajar siswa (hypothetical learning process). Penentuan Tujuan
Pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran karena dapat sebagai penentu
arah dan strategi yang akan digunakan dalam pembelajaran. Berdasarkan tujuan
pelajaran maka kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan atau jalan mencapai tujuan
pembelajaran bisa dirancang. Komponen terakhir yaitu hipotesis proses belajar siswa
yang berguna untuk merancang cara atau startegi dalam mengatasi masalah yang
mungkin dihadapi oleh siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang
menggunakan HLT diharap dapat mengurangi masalah masalah dalam proses
pembelajaran. Dalam pembelajaran mengenai pengenalan konsep aljabar,
pengembangan hipotesis trayektori pembelajaran dimulai dari mengidentifikasi konsep
aljabar yang ingin dibangun dan merumuskan tujuan pembelajaran.
Setelah tujuan pembelajaran dan ide-ide matematis teridentifikasi, masalahmasalah kontekstual yang bersesuaian dengan tujuan pembelajaran didesain. Sesuai
dengan karakteristik matematika realistik, pemberian masalah-masalah kontekstual
bertujuan agar siswa dapat aktif mengkonstruksi pemahamannya sendiri dengan lebih
bermakna. Dengan menggunakan Desain Pembelajaran HLT berbasis PMRI diharapkan
siswa dapat memahami Materi Ajar secara bermakna yaitu tidak hanya terpaku dalam
satu jawaban, siswa dibebaskan dalam menyelesaikan masalah sesuai penalaran masing
masing siswa sehingga siswa tidak merasa terbebani dan bosan. Dalam proses
pembelajaran Matematika diperlukannya persiapan terutama dalam konsep Aljabar,
dimana persiapan ini berupa dugaan sementara respon yang akan muncul oleh siswa
terhadap pembelajaran yang diberikan terutama pada saat proses belajar mengajar
berlangsung. Dalam persiapan mengajar ini diperlukannya proses pendesain
pembelajaran yang kreatif, hal ini bertujuan agar siswa dapat memehami materi ajar
aljabar dengan semangat, tidak bosan, tidak takut dan termotivasi dalam belajar konsep
Matematika.
Konsep Matematika dianggap pelajaran yang menakutkan bagi siswa terutama
Materi Aljabar, yang kebanyakan mengandung simbol simbol seperti variabel x dan y.
Salah satu masalah mendasar dalam pendidikan di Indonesia adalah masih rendahnya
motivasi dan prestasi dalam belajar matematika (Zulkardi, 2005). Tentu saja hal ini
sangat jauh dari tujuan pembelajaran matematika yaitu pengelolaan pembelajaran
matematika di sekolah dapat bermakna dan dapat membuat siswa mampu menerapkan
pengetahuan matematikanya dalam kehidupan sehari-hari dan bidang lainnya, terampil
dalam menyelesaikan masalah baik dalam bidang matematika maupun bidang lain yang
terkait, serta mampu mengembangkan daya nalar siswa. Siswa yang takut sebelum
memulai pembelajaran akan tertancap langsung ketidakinginan dalam mempelajari
konsep Matematika, oleh karena itu pendesaianan pembelajaran yang kreatif sangat
diperlukan.
Penerapan desain Hypothetical Learning Trajectory ini melibatkan Mahasiswa
S1 semester 2 Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2013 dalam mata kuliah

PMRI, yang merupakan subyek dalam penilitian. Didalam penelitian penggunaan


Mahasiswa sebagai subyek penilitian disebabkan karena waktu yang tidak mendukung,
karena pada saat ingin menerapkan desain HLT yang telah disusun bertepatan dengan
Ujian Nasional. Dengan demikian kemungkinan untuk menggunakan Siswa sebagai
subyek tidak dapat dilakukan.
Tujuan pengembangan ini adalah untuk membantu guru dalam membangun dan
mendesain hipotesis trayektori pembelajaran, untuk mengetahui perkembangan materi
ajar aljabar melalui kegiatan dan hasil belajar siswa dengan desain HLT, untuk
mengetahui efek potensial dari desain HLT pada materi Aljabar terhadap hasil belajara
dan aktivitas siswa. Dari artikel ini, rumusan masalah yang diberikan yaitu mengenai:
(1) apa yang dimaksud dengan HLT, (2) bagaimana mengembangkan hipotesis
trayektori pembelajaran yang berbasis PMRI untuk memperluas pemahaman siswa
mengenai konsep Aljabar, (3) bagaiman potensi siswa dari kegiatan dan hasil
pembelajaran dengan desain HLT.

METODE PENELITIAN
a. Pengumpulan Data
Pengembangan hipotesis trayektori pembelajaran ini merupakan bagian dari
sebuah penelitian desain yang berjudul Pengembangan HLT (Hypothetical Learning
Trajectory untuk konsep Aljabar. Penerapan desain Hypothetical Learning Trajectory
ini melibatkan Mahasiswa S1 semester 2 Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya
2013 dalam mata kuliah PMRI, yang merupakan subyek dalam penilitian. Didalam
kegiatan penelitian ini, subyek bertindak sebagai siswa kelas X SMA. Metode yang
digunakan yaitu desain, penerapan hasil desain HLT, analisis. Dari Metode tersebut
dapat disusun dengan 3 tahap, yaitu (1) persiapan, (2) pembelajaran di kelas, dan (3)
analisis.
Data yang digunakan yaitu data yang diperoleh dari observasi dan tes, Observasi
dilihat dari proses kegiatan dan hasil pembelajaran siswa yang menggunakan desain
HLT. Dari kegiatan dan aktivitas siswa dalam memecahakan masalah masalah
kontekstual dan diskusi kelompok kemudian akan direkam untuk menguji hipotesis
trayektori pembelajaran yang telah dibuat, pengumpulan data juga dilakukan melalui
hasil kerja siswa. Proses pembelajaran dikelas dilakukan sebanyak satu kali pertemuan.
Transkrip data video dan hasil kerja siswa dianalisis secara kualitatif dan
retrospektif. Analisis secara retrospektif merujuk pada analisis data dengan
membandingkan hipotesis trayektori pembelajaran dengan pembelajaran di kelas.

Analisis secara retrospektif dilakukan tidak hanya setelah seluruh proses pembelajaran
di kelas selesai tetapi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Apabila hasil
analisis pembelajaran dalam suatu pertemuan terdapat perbedaan yang jauh terhadap
trayektori pembelajaran yang telah direncanakan maka dapat dilakukan perubahan
dalam hipotesis trayektori pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.
b. Desain Pembelajaran
HLT (Hypothetical Learning Trajectory) pada pengenalan konsep
Aljabar
Hipotesis trayektori pembelajaran yang didesain berdasarkan teori-teori di atas
dijabarkan dalam tabel di bawah ini:
Target Grup siswa Kelas X SMA
Activity
Menjalank
an operasi
hitung
aljabar

Math goals
Agar siswa mampu
memecahkan
masalahan
(penalaran) aljabar
dengan banyak
strategi.

Agar siswa mampu


menggunakan
operasi hitung
aljabar yang tepat.

Agar siswa mampu


menguasai materi
aljabar yang
diberikan.

Description of
activity
Guru membantu
(mendekati) siswa
saat mengerjakan
soal yang diberikan.
Guru menjelaskan
saat siswa bertanya
atau kesulitan pada
materi aljabar.
Guru melihat
kesamaan
pengetahuan aljabar
yang didapat dari
semua hasil jawaban
siswa.

Conjectures of
students thingking
Siswa akan
meyelesaikan soal
dengan menggunakan
operasi hitung aljabar.

Siswa akan mencari


nilai x pertama dengan
menggunakan nilai x
lainnya.
Siswa akan
menggunakan cara
substitusi (mengganti
salah satu nilai x yang
diketahui).
Siswa akan
menggunakan cara
untuk mencari nilai
titik potong.

Agar siswa mampu


mengaitkan materi
aljabar dalam
kehidupan seharihari, dari informal ke
formal.

Tabel 1. Hipotesis Trayektori Pembelajaran untuk Konsep Aljabar

Hipotesis trayektori pembelajaran juga terbangun atas hipotesis tentang proses


pembelajaran di kelas. Berikut ini desain hipotesis tentang proses pembelajaran sebagai
bagian dari hipotesis trayektori pembelajaran,

Gambar 1. Masalah Kontekstual Materi Aljabar

Gambar 2. Prediksi Strategi siswa

Gambar 3. Action of Teacher (Respon Guru)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini akan membahas tentang desain HLT dan akan melihat
keterpakaian desain HLT yang telah dibuat dengan menganalisa satu kelompok fokus.
Berdasarkan uraian sebelumnya, Pelaksanaan penelitian diawali dengan dengan
persiapan, persiapan yang dilakukan yaitu dengan mendesain HLT. Desain HLT yang
telah dibuat kemudian diuji cobakan didalam kelas, yaitu berupa penerapan HLT dalam
proses pembelajaran.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas, hipotesis trayektori
pembelajaran diuji dengan melihat kesesuaiannya dengan proses belajar siswa. Prediksi
yang telah dibuat mengenai strategi siswa maupun jawaban siswa tidak selalu tepat. Hal
tersebut merupakan hal yang wajar karena siswa memiliki pemahaman yang berbedabeda terhadap suatu konsep maupun dalam memandang solusi dari sebuah masalah.
Penelitian ini dimulai dengan memberikan masalah atau soal kepada subyek
berupa LKS yang terdiri dari beberapa soal. Dalam penelitian ini subyek telah dibagi
dalam beberapa kelompok yang masing masing kelompok telah diberi nama yaitu
kelompok Number, Algebra, Geometry kemudian kelompok Data dan Statistic. Disini
peneliti akan menganalisis jawaban dari subyek dengan memfokuskan kepada satu
kelompok. Pada Gambar 4 menunjukkan hasil kerja siswa dari kelompok yang
difokuskan yaitu dari kelompok data dan statsitik.

Gambar 4. Hasil Kerja Siswa


Setelah Subyek menyelesaikan Masalah Kontekstual, maka kegiatan selanjutnya
yaitu persentasi dari subyek yaitu menjelaskan alasan kenapa mereka menjawab
masalah tersebut dengan jawaban mereka masing masing, seperti pada gambar 5.
Kemudian Guru memberikan tindakan atau respon terhadap jawaban dari kelompok,
seperti pada gambar 6.

Gambar 5. Persentasi terhadap pemecahan dari masalah Kontekstual

Gambar 6. Respon Guru

Dari penelitian menunjukkan bahwa jawaban yang diberikan kelompok yang


difokuskan telah menunjukkan kesamaan dengan prediksi siswa yang dibuat yaitu
ditunjukkan dari hasil pemecahan masalah oleh kelompok tersebut hal ini dapat dilihat
dari jawaban yang mereka berikan. Untuk soal 1, cara yang digunakan yaitu dengan
melihat arah panah yang keluar dan masuk. Langkah yang dilakukan subyek ini yaitu
dengan menjumlahkan arus keluar dan kemudian mengurangkan arus masuk yang
diketahui, disini subyek mendahulukan nilai X3. Dari langkah tersebut subyek
menemukan nilai X3, setelah mendapatkan nilai X3 selanjutnya subyek mensubsitusikan
nilai tersebut untuk mencari nilai X1, X2 dan X4. Untuk soal 2, jawaban yang diperoleh
menggunakan cara eliminasi yang kemudian disubsitusikan. Dari kedua pemecahan
masalah tersebut dapat disimpulkan bahwa cara yang digunakan oleh kelompok yang
diteliti telah bersesuaian dengan desain HLT yaitu jawaban yang diberikan dalam soal1
dan 2 sudah termasuk dugaan atau prediksi strategi siswa dalam desain HLT yang telah
dibuat.
Dari hasil analisis terhadap jawaban kelompok data dan statistik tersebut cukup
bersesuaian terhadap hipotesis pembelajaran yang telah dibuat, hal ini dapat dilihat dari
adanya kesamaan antara hasil kerja siswa dengan prediksi siswa yang ada didesain HLT.
Kesesuaian tersebut ditunjukkan ketika kelompok yang diteliti menggunakan cara
subsitusi untuk jawaban soal 1 dan 2, dan cara subsitusi tersebut sudah termasuk dalam
prediksi pada desain HLT yang dibuat.

KESIMPULAN
Sebagai kesimpulan dalam kegiatan penelitian ini adalah dapat semakin
memperluas pemahaman terhadap suatu konsep Aljabar, Selama kegiatan berlangsung
Subjek yang dipilih yaitu Mahasiswa S1 semester 2 Pendidikan Matematika Universitas
Sriwijaya 2013 telah melakukan aktivitas mereka secara optimal. Hal ini menunjukkan
bahwa mereka antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan ini. Dari hasil
penelitian telah mengetahui bahwa HLT adalah hipotesis perencanaan yang berupa
dugaan atau prediksi dalam pembelajaran. Pengembangan HLT ini telah mampu
memfasilitasi siswa dalam belajar Aljabar. Dari hasil kerja siswa menunjukkan bahwa
setelah mengikuti pembelajaran yang menggunakan desain HLT, kemampuan siswa
terdapat pemahaman yang baik dalam konsep Aljabar. Dengan Desain HLT ini
diharapkan juga membantu guru dalam membangun dan mendesain hipotesis trayektori
pembelajaran.

SARAN

Berdasarkan Kesimpulan diatas, disarankan bagi Guru dapat mencobakannya di


kelas dalam proses pembelajaran Matematika. Sebagai kegiatan lanjutan disarankan
agar Guru dapat mengembangkan kembali Desain HLT yang telah dibuat pada
penelitian ini sehingga dapat mengurangi masalah masalah dalam proses pembelajaran
yang merupakan jalan menuju tercapainya proses pembelajaran yang ideal.

DAFTAR PUSTAKA
Bakker, A. (2004). Design Research in Statistics Education: On Symbolizing and
Computer Tools. Utrecht: CD- Press.
Hadi, S. (2005). Pendidikan Matematika Realistik dan Implementasinya. Banjarmasin:
Tulip.
Simon, M. & Tzur, R. (2004). Explicating the Role of Mathematical Tasks in
Conceptual Learning: An Elaboration of the Hypothetical Learning Trajectory.
Mathematical Thinking and Learning, 6, 91-104.
Zulkardi. 2005. Pendidikan Matematika di Indonesia: Beberapa Permasalahan dan
Upaya Penyelesaiannya. Pidato disampaikan dalam pengukuhan sebagai guru
besar tetap pada FKIP Unsri.

10

Вам также может понравиться