Вы находитесь на странице: 1из 2

Bendungan Urugan Tanah (earthfill dam)

Bendungan atau dam adalah sebuah struktur konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air
atau sungai bawah tanah yang pada umumnya akan menjadi waduk atau danau artificial.
Bendungan pada umumnya memiliki tujuan utama untuk menahan air tetapi juga memiliki
bagian yang disebut pintu air atau tanggul yang digunakan untuk mengelola, mencegah atau
membuang aliran air ke daerah lain, secara bertahap atau berkelanjutan. Seringkali juga
bendungan digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air atau
PLTA. Pada umumnya, bendungan dapat diklasifikasikan dari bentuk strukturnya, ukuran
mereka (tingginya) ataupun dari tujuan dibangunnya bendungan itu. Struktur Jika dilihat
berdasarkan struktur dan bahan yang digunakan, bendungan diklasifikasikan sebagai dam
kayu, bendungan lengkungan-gravitasi (arch-gravity dam), bendungan tanggul/urugan
(embankment dam) atau masonry dam, yang memiliki beberapa subtype. Ukuran Dari standarstandar yang diterima sedunia dan juga yang di akui oleh International Comissions on Large
Dams, bendungan bisa dibagi jadi dua, yaitu large dams dan major dams. Large dams adalah
bendungan yang memiliki tinggi lebih dari 15 meter, sedangkan major dams adalah bendungan
yang memiliki tinggi lebih dari 150 meter. Tujuan Banyak struktur bendungan yang memiliki
tujuan tersendiri dan tidak bisa di klasifikasikan dalam bentuk struktur ataupun dari segi ukuran.
Contohnya adalah check dam dan wing dam, dimana check dam digunakan untuk mengurangi
kecepatan aliran air dan mengontrol erosi tanah, sedangkan wing dam adalah untuk
mempercepat aliran air. Contoh bendungan lainnya adalah bendungan bawah tanah, weir,
bendungan pengalihan (diversion dam), dry dam ataupun tailings dam.
Bendungan Urugan (embankment dams) Terdapat 2 jenis tipe bendungan urugan yang umum
digunakan, yaitu timbunan tanah (earth-fill dam) dan timbunan batu (rock-fill dam), tergantung
dari material dominan yang menyusun bendungan tersebut. Bendungan Tanah (earth dams)
Bendungan tanah adalah bendungan yang dibangun dengan material inti tanah yang telah
dipadatkan dan telah memenuhi persyaratan bendungan. Bendungan ini diklasifikasikan
sebagai jenis bendungan urugan (embankment dams) karena mereka dibangun dalam bentuk
sebuah tanggul atau wedge yang berfungsi untuk memblokir jalur air. Salah satu keuntungan
untuk membangun bendungan tanah adalah karena tidak akan memakan biaya yang banyak
dibandingkan biaya yang diperlukan untuk membangun sebuah bendungan beton. Karena
sebagian besar dari bendungan tanah terbuat dari tanah yang telah dipadatkan (dan juga
campuran batu, krikil, pasir dan lain lain) mereka dapat dibuat dengan mudah dengan bahanbahan lokal yang pasti tersedia, sehingga mengurangi biaya dalam membawa bahan luar ke

lokasi pembangunan. Untuk mencegah terjadinya structural failure pada sebuah bendungan
tanah, sebuah bendungan yang sedang dibangun harus memenuhi persyaratan teknis
keamanan berikut:
1. Badan bendungan dan pondasi harus stabil terhadap berbagai beban, statis maupun dinamis
2. Spillway dan kapasitas outlet harus mampu mencegah overtopping air yang mungkin terjadi
melewati timbunan bendungan.
3. Freeboard yang tersedia harus mampu mencegah overtopping air melewati bendungan
termasuk settlement dari pondasi dan timbunan.
4. Gaya tak terduga seperti seepage yang terjadi di bawah pondasi dan timbunan harus
dikontrol untuk memastikan keamanan saat bendungan beroperasi. Desain kemiringan dari
sebuah bendungan biasanya ditentukan oleh karateristik material timbunan yang tersedia,
rencana ketinggian dari yang ingin membuat bendungan tersebut dan juga kondisi tanah dasar.
Kepadatan tanah yang diizinkan dari setiap lapisan tanah bendungan adalah berkisar atara 92%
hingga 97%. Untuk mengatasi seepage, biasanya akan ditambahkan selimut kedap air di
bagian hulu (upstream) atau akan ditambah drainase horizontal di bagian hilir (downstream).
Inspeksi rutin dan pemeliharaan agar bendungan dalam kondisi baik adalah cara yang pasti
untuk mengurangi resiko terjadinya structural failure atau bencana kegagalan pada bendungan.
Inspeksi rutin akan mengidentifikasikan setiap masalah yang ada pada tahap awal, sehingga
dapat diatasi sebelum bendungan gagal. Jika itu terjadi, pasti akan menyebabkan hilangnya
nyawa dan kerugian keuangan dari masyarakat yang tinggal di kawasan bendungan. Jika
dibangun dengan benar dan dipelihara terus-menerus, sebuah bendungan tanah akan tetap
beroperasi selam

Вам также может понравиться