Вы находитесь на странице: 1из 14

Category Archives: SOP Pengambilan

Sampel
SOP Pengambilan Sample di Tambang atau Singkapan
12 Sep
1.

TUJUAN

Prosedur Operasional Standar (SOP) ini bertujuan untuk:


1.1 mencegah dan atau menghilangkan kecelakaan kerja selama kegiatan pengambilan sampel di
tambang/singkapan;
1.2 serta mengatur tahapan dan mengendalikan proses kegiatan pengambilan sampel di
tambang/singkapan sesuai standar.

2.

RUANG LINGKUP

SOP ini menerangkan proses teknis pengambilan sampel di tambang/singkapan, SOP ini berlaku
untuk karyawan PT AE dan Kontraktornya.

3.

TANGGUNG JAWAB

3.1 Mine Planner/Geologist bertanggung jawab untuk:


a. memastikan kegiatan pengambilan sampel di tambang/singkapan berjalan sesuai SOP.
3.2 Quality Controller/Assiten Geologist bertanggung jawab untuk:
b. mengambil sampel di tambang/singkapan sesuai prosedur kerja standar yang telah ditetapkan.

4.

DEFINISI

4.1 Tambang adalah tempat batubara yang sudah diekspos sebagai akibat kegiatan penambangan

4.2 Singkapan adalah tempat batubara yang sudah terekspos akibat kejadian alam seperti
longsor, gerusan sungai dll atau akibat ulah manusia namun bukan sebagai akibat kegiatan
penambangan.
4.3 Sampel adalah bagian kecil dari sejumlah produksi atau lapangan batubara yang diambil
dengan cara tertentu/baku (diakui secara ilmiah dan resmi), dikemas dan kemudian dianalisis di
laboratorium untuk mengetahui jenis, kualitas, komposisi dan sifat-sifatnya.
4.4 Palu geologi adalah palu berujung pahat yang digunakan dalam memecahkan batubara.
4.5 Plastik sampel adalah plastik anti air/udara tempat menyimpan sampel sebelum dibawa ke
laboratorium.
4.6 Buku sampel adalah buku catatan khusus sampel-sampel yang akan dianalisis dan catatan
hasil analisis sampel.
4.7 Seam adalah lapisan batubara yang berada di antara dua batuan lainnya.
4.8 Roof atau batuan di atas batubara adalah semua lapisan batuan di atas batubara.
4.9 Floor atau batuan di bawah batubara adalah semua lapisan batuan di bawah batubara.
4.10
Ash content atau kandungan abu adalah jumlah kandungan sisa-sisa residu
anorganik sebagai akibat proses pembakaran batubara.
4.11
Moisture atau kelembaban di batubara adalah air di dalam dan pada batubara yang
diuji sesuai metode uji standar. Semua batubara memiliki pori-pori yang mengandung air
(inherent moisture) yang terbentuk oleh pembusukan termal dari bahan-bahan organik. Ketika
batubara ditambang/tersingkap air dapat hadir dan menjadi bagian dari batubara (surface
moisture).
4.12
Mineral partings atau parting-parting mineraladalah lapisan tersendiri dari mineral
atau sedimen kaya akan mineral yang terlapiskan dengan batubara.

5.

REFERENSI

5.1 ASTM D 121 01a about Standard Terminology of Coal and Coke.
5.2 ASTM D 2234/D 2234 M 03 about Standard Practice for Collection of a Gross Sample of
Coal.
5.3 ASTM D 388 99 about Standard Clasification of Coals by Rank.

5.4 ASTM D 4596 99 about Standard Practice for Collection Channel Samples of Coal in
Mine.
5.5 Muchjidin. 2006. Pengendalian Mutu dalam Industri Batubara. Bandung: Penerbit ITB.

6.

URAIAN

6.1 Di setiap tempat pengambilan sampel, tinjau kondisi permukaan batubara dan batuan di atas
batubara (jika terekspos). Hati-hati terhadap batuan di atas batubara yang dapat longsor.
6.2 Dengan palu geologi, hilangkan batubara yang melapuk dari permukaan batubara yang akan
di ambil sampelnya sedalam 3 cm.
6.3 Uraikan dan catat pengamatan ciri-ciri lapisan di seam batubara seluas paritan yang akan
dibuat.
6.4 Bersihkan dan haluskan daerah sampel yang dekat dengan batuan atas dan batuan bawah
batubara.
6.5 Tandai sisi-sisi paritan dengan kapur tulis dan tandai parting-parting mineral atau bagianbagian lain dari seam batubara yang akan dibuang.
6.6 Ukuran paritan dapat diperbesar untuk meminimalisir efek variabilitas ukuran paritan seperti
ketika karakteristik batubara seperti ash content sangat berubah dari lapisan ke lapisan batubara
atau ketika batubara mengalami patahan yang tidak merata.
6.7 Buat sebuah paritan di seam batubara dengan palu geologi dari atas ke bawah atau dari
sebaliknya. Potong paritan dengan rapi sehingga lebar dan kedalamannya seragam membentuk
persegi panjang. Ukuran paritan setidaknya sedalam 8 cm dan selebar 10 cm. Sementara
panjangnya menyesuaikan sehingga dapat menghasilkan berat dan pengambilan sampel per
bungkusnya sesuai tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Jumlah dan berat pengambilan sampel di tambang atau di singkapan.


Ukuran Terbesar
Batubara Bersih
Jumlah minimum pengambilan sampel
Berat minimum pengambilan sampel
Batubara Kotor
Jumlah minimum pengambilan sampel
Berat minimum pengambilan sampel

16 mm

50 mm

150 mm

15
1

15
3

15
7

35
1

35
3

35
7

Apabila masih terdapat batubara yang berukuran lebih dari 150 mm maka hancurkan sehingga
ukurannya 150 mm atau sesuai kebutuhan/kesepakan semua pihak yang terkait/memiliki minat
dengan hasil analisis sampel tersebut.
6.8 Pastikan semua batubara kecuali parting-parting mineral masuk ke dalam plastik sampel
secepatnya. Semua batuan atas dan bawah (roof dan floor), mineral parting dengan ketebalan
lebih dari 1 cm, lensa-lensa atau perwujudan mineral (misalnya bola sulfur) dengan ketebalan
lebih dari 1 cm dan lebar 5 cm akan dikeluarkan dari sampel dan jangan dimasukkan ke dalam
plastik sampel.
6.9 Setelah sampel dimasukkan ke dalam plastik sampel, lindungi sampel tersebut dari
kontaminasi kehilangan/penambahan kelembaban (moisture) sebagai hasil dari hujan, panas,
angin, kontak dengan material penyerap atau suhu ekstrim. Segera tempatkan di tempat yang
teduh dan segera disegel dengan isolasi. Setiap sampel harus diidentifikasi dengan jelas. Tuliskan
kode sampel dan tempelkan di plastik sampel. Catat orang yang mengambil sampel, kode
sampel, tanggal/waktu, cuaca, tempat, nama seam dan kemudian masukkan di buku sampel.

7.

DOKUMEN TERKAIT

Tidak ada.

8.

LAMPIRAN

Tidak ada.

Leave a comment
Posted by aphiin on September 12, 2012 in SOP Pengambilan Sampel

Tags: antara dua, batuan, kecelakaan kerja, kejadian alam

SOP Pengambilan Sample di atas Ponton


12 Sep

1.

TUJUAN

Prosedur Operasional Standar (SOP) ini bertujuan untuk:


1.1 mencegah dan atau menghilangkan kecelakaan kerja selama kegiatan pengambilan sampel di
atas ponton;
1.2 serta mengatur tahapan dan mengendalikan proses kegiatan pengambilan sampel di atas
ponton sesuai standar.
2.

RUANG LINGKUP

SOP ini menerangkan proses teknis pengambilan sampel di atas ponton, SOP ini berlaku untuk
karyawan PT AE dan Kontraktornya.
3.

TANGGUNG JAWAB

3.1 Mine Planner bertanggung jawab untuk:


1. memastikan kegiatan pengambilan sampel di atas ponton berjalan sesuai SOP.
3.2 Quality Controller bertanggung jawab untuk:
1. mengambil sampel di atas ponton sesuai prosedur kerja standar yang telah ditetapkan.
4.

DEFINISI

4.1 Ponton adalah kapal pengangkut batubara yang biasanya memiliki kapasitas muatan tertentu.
4.2 Sampel adalah bagian kecil dari sejumlah produksi atau lapangan batubara yang diambil
dengan cara tertentu/baku (diakui secara ilmiah dan resmi), dikemas dan kemudian dianalisis di
laboratorium untuk mengetahui jenis, kualitas, komposisi dan sifat-sifatnya
4.3 Sekop sampel adalah alat pengambil sampel berbentuk sekop dengan ketinggian dinding sisi
samping 10 cm dan lebar mulut sekop 2 kali ukuran batubara terbesar yang akan diambil
dan tidak kurang dari 30 mm.
4.4 Plastik sampel adalah plastik anti air/udara tempat menyimpan sampel sebelum dibawa ke
laboratorium.
4.5 Buku sampel adalah buku catatan khusus sampel-sampel yang akan dianalisis dan catatan
hasil analisis sampel.
4.6 Moisture atau kelembaban di batubara adalah air di dalam dan pada batubara yang diuji
sesuai metode uji standar. Semua batubara memiliki pori-pori yang mengandung air (inherent

moisture) yang terbentuk oleh pembusukan termal dari bahan-bahan organik. Ketika batubara
ditambang/tersingkap air dapat hadir dan menjadi bagian dari batubara (surface moisture).
5.

REFERENSI

5.1 ASTM D 121 01a about Standard Terminology of Coal and Coke.
5.2 ASTM D 2234/D 2234 M 03 about Standard Practice for Collection of a Gross Sample of
Coal.
5.3 ASTM D 6883 03 about Standard Practice for Manual Sampling of Stationary Coal from
Railroad cars, Barges, Trucks, or Stockpiles.
5.4 ASTM D 6315 98 about Standard Practice for Manually Sampling of Coal from Tops of
Barges.
5.5 Muchjidin. 2006. Pengendalian Mutu dalam Industri Batubara. Bandung: Penerbit ITB.
6.

URAIAN

6.1 Semua pihak yang memiliki minat yang sama dari hasil pengujian sampel ini dalam hal ini
adalah pembeli dan penjual sudah harus menyetujui detail-detail proses berikut. Yaitu ukuran
batubara terbesar, jumlah dan berat sampel; ukuran, bentuk alat pengambil sampel (sekop
sampel); lokasi pengambilan sampel; keadaan dimana sampel tidak boleh diambil dan tindakan
pencegahan atas bahaya yang dapat terjadi.
6.2 Sebelum sampel diambil, lakukan pengamatan secara visual mengenai distribusi ukuran dan
kemungkinan pemisahan ukuran di stockpile yang akan diambil sampelnya.
6.3 Apabila ada perubahan distribusi ukuran dan pemisahan ukuran, catat hal tersebut guna
mempermudah memahami perbedaan hasil tes analisis atau dalam hal mengidentifikasi
perubahan karakter penumpukan.
6.4 Untuk tujuan keseragaman, gunakan Tabel 1 di bawah ini guna mementukan berat minimum
sampel yang diambil.
Tabel 1. Berat minimum sampel dalam pengambilan sampel di stockpile.
Ukuran Terbesar

16 mm

50 mm

150 mm

Berat minimum

1 kg

3 kg

7 kg

1. Untuk tumpukan batubara kurang dari 1000 ton, jumlah minimum sampel yang diambil
tidak boleh lebih dari 35 kali pengambilan dalam satu bungkus sampel.
2. Untuk tumpukan batubara lebih dari 1000 ton, gunakan rumus di bawah ini untuk
menentukan jumlah minimum sampel yang diambil (N).
Apabila sampel yang diambil terdiri dari lebih dari satu ponton, maka jumlah minimum
pengambilan sampel dalam satu bungkus ditentukan dengan membagi jumlah minimum sampel
yang diambil (N) dengan jumlah ponton (hasil pembagian dibulatkan ke atas). Contoh 1.
Misalnya terdapat dua ponton yang setiap pontonnya menampung 5057 ton (5500 MT) dengan
ukuran batubara terbesar adalah 50 mm, membutuhkan 87 kali pengambilan dalam satu bungkus
sampel. Karena ada dua ponton maka setiap ponton masing-masing harus diambil 43,07 atau 44
kali pengambilan kemudian dikumpulkan menjadi satu bungkus sampel (min. 3 kg). Sehingga
setiap pengambilan minimal membutuhkan 69,6 gram atau 70 gram untuk mencapai berat 3 kg
per bungkus
6.5 Apabila masih terdapat ukuran batubara yang terlalu besar, catat dan laporkan hal tersebut ke
Divisi Produksi agar diambil tindakan untuk memecahnya ke ukuran yang sesuai kesepakatan.
6.6 Sampel diambil dari lubang atau paritan dengan kedalaman 46 cm. Sudut sisi lubang atau
paritan harus kurang dari sudut diamnya yang akan dibutuhkan dalam menyingkirkan runtuhan
batubara dari atas tumpukan. Jauhkan batubara yang akan diambil dalam penggalian agar tidak
tercampur dengan batubara yang akan diambil sampelnya. Masukkan sekop sampel ke bagian
bawah lubang atau paritan yang sudah digali di kemudian ambil sampelnya.
6.7 Dalam menentukan pola tempat pengambilan sampel gunakan ilustrasi dari gambar 1 di
bawah ini berdasarkan Contoh 1 yang telas dijelaskan di atas.
Dari Contoh 1 disimpulkan bahwa harus diambil sampel sebanyak 44 kali pengambilan dalam
satu ponton per bungkusnya. Bagi ponton menjadi 4 x 11 grid seperti gambar berikut.

Gambar 1. Ilustrasi pola pengambilan sampel.


6.8 Setelah sampel dimasukkan ke dalam plastik sampel, lindungi sampel tersebut dari
kontaminasi kehilangan/penambahan kelembaban (moisture) sebagai hasil dari hujan, panas,
angin, kontak dengan material penyerap atau suhu ekstrim. Segera tempatkan di tempat yang
teduh dan segera disegel dengan isolasi. Setiap sampel harus diidentifikasi dengan jelas. Tuliskan
kode sampel dan tempelkan di plastik sampel. Catat orang yang mengambil sampel, kode
sampel, tanggal/waktu, cuaca, tempat, nama seam dan kemudian masukkan di buku sampel.
7.

DOKUMEN TERKAIT

Tidak ada.

8.

LAMPIRAN

Tidak ada.

Leave a comment
Posted by aphiin on September 12, 2012 in SOP Pengambilan Sampel

Tags: batubara, kecelakaan kerja, pori pori, quality controller

SOP Pengambilan Sample di Stockpile


12 Sep
1.

TUJUAN

Prosedur Operasional Standar (SOP) ini bertujuan untuk:


1.1 mencegah dan atau menghilangkan kecelakaan kerja selama kegiatan pengambilan sampel di
stockpile;
1.2 serta mengatur tahapan dan mengendalikan proses kegiatan pengambilan sampel di stockpile
sesuai standar.

2.

RUANG LINGKUP

SOP ini menerangkan proses teknis pengambilan sampel di stockpile, SOP ini berlaku untuk
karyawan PT AE dan Kontraktornya.

3.

TANGGUNG JAWAB

3.1 Mine Planner bertanggung jawab untuk:


a. memastikan kegiatan pengambilan sampel di stockpile berjalan sesuai SOP.
3.2 Quality Controller bertanggung jawab untuk:

a. mengambil sampel sesuai prosedur kerja standar yang telah ditetapkan.

4.

DEFINISI

4.1 Stockpile adalah batubara yang disimpan atau dicadangkan dalam bentuk
timbunan/tumpukan.
4.2 Sampel adalah bagian kecil dari sejumlah produksi atau lapangan batubara yang diambil
dengan cara tertentu/baku (diakui secara ilmiah dan resmi), dikemas dan kemudian dianalisis di
laboratorium untuk mengetahui jenis, kualitas, komposisi dan sifat-sifatnya.
4.3 Sekop sampel adalah alat pengambil sampel berbentuk sekop dengan ketinggian dinding sisi
samping 10 cm dan lebar mulut sekop 2 kali ukuran batubara terbesar yang akan diambil
dan tidak kurang dari 30 mm.
4.4 Plastik sampel adalah plastik anti air/udara tempat menyimpan sampel sebelum dibawa ke
laboratorium.
4.5 Seam adalah lapisan batubara yang berada di antara dua batuan lainnya.
4.6 Buku sampel adalah buku catatan khusus sampel-sampel yang akan dianalisis dan catatan
hasil analisis sampel.
4.7 Moisture atau kelembaban di batubara adalah air di dalam dan pada batubara yang diuji
sesuai metode uji standar. Semua batubara memiliki pori-pori yang mengandung air (inherent
moisture) yang terbentuk oleh pembusukan termal dari bahan-bahan organik. Ketika batubara di
tambang/tersingkap, air dapat menempel dan menjadi bagian dari batubara (surface moisture).

5.

REFERENSI

5.1 ASTM D 121 01a about Standard Terminology of Coal and Coke.
5.2 ASTM D 2234/D 2234 M 03 about Standard Practice for Collection of a Gross Sample of
Coal.
5.3 ASTM D 6883 03 about Standard Practice for Manual Sampling of Stationary Coal from
Railroad cars, Barges, Trucks, or Stockpiles.
5.4 ASTM D 6610 01a about Standard Practice for Manually Sampling Coal from Surface of
Stockpile.
5.5 Muchjidin. 2006. Pengendalian Mutu dalam Industri Batubara. Bandung: Penerbit ITB.

6.

URAIAN

6.1 Semua pihak dalam hal ini adalah pembeli dan penjual sudah harus menyetujui ukuran
batubara yang akan diperdagangkan sebelum dilakukan pengambilan sampel.
6.2 Sebelum sampel diambil, lakukan pengamatan secara visual mengenai distribusi ukuran dan
kemungkinan pemisahan ukuran di stockpile yang akan diambil sampelnya.
6.3 Apabila ada perubahan distribusi ukuran dan pemisahan ukuran, catat hal tersebut guna
mempermudah memahami perbedaan hasil tes analisis atau dalam hal mengidentifikasi
perubahan karakter penumpukan.
6.4 Untuk tujuan keseragaman, gunakan Tabel 1 di bawah ini guna mementukan berat minimum
sampel yang diambil.

Tabel 1. Berat minimum sampel dalam pengambilan sampel di stockpile.


Ukuran Terbesar

16 mm

50 mm

150 mm

Berat minimum

1 kg

3 kg

7 kg

1. Untuk tumpukan batubara kurang dari 1000 ton, jumlah sampel yang diambil tidak boleh
lebih dari 35 kali pengambilan dalam satu bungkus sampel.
2. Untuk tumpukan batubara lebih dari 1000 ton, gunakan rumus di bawah ini untuk
menentukan jumlah minimum sampel yang diambil (N).
6.5 Apabila masih terdapat ukuran batubara yang terlalu besar, catat dan laporkan hal tersebut ke
Divisi Produksi agar diambil tindakan untuk memecahnya ke ukuran yang sesuai kesepakatan
6.6 Ambil sampel di bawah permukaan stockpile di berbagai tempat mengelilingi stockpile
kemudian segera dimasukkan ke dalam plastik sampel. Ada lima hal yang harus diperhatikan
dalam mengambil sampel sebagai berikut.
1. Lokasi sampel.

Pola penempatan lokasi pengambilan sampel harus direncanakan terlebih dahulu sebelum
pengambilan sampel dimulai. Koordinasikan dengan Divisi Produksi mengenai asal tumpukan
batubara tersebut demikian pula dengan seam-nya. Bila tumpukan tersebut berasal dari tempat
yang berbeda dan atau seam yang berbeda, catat hal tersebut. Setiap sampel harus diambil di
sekitar tengah (antara puncak dan dasar) tumpukan
1. Persiapan permukaan stockpile.
Gali permukaan stockpile sedalam kurang lebih 46 cm. Sudut sisi lubang harus kurang dari sudut
diamnya stockpile yang akan dibutuhkan dalam menyingkirkan runtuhan batubara dari atas
tumpukan. Perhatikan runtuhan bongkahan batubara yang besar agar tidak menimpa pengambil
sampel. Jauhkan batubara yang akan diambil dalam penggalian agar tidak tercampur dengan
batubara yang akan diambil sampelnya.
1. Alat pengambil sampel (sekop sampel).
Jenis dan dimensi alat berupa sekop kotak dengan dinding setinggi 10 cm. Lebar minimal sekop
setidaknya 2 kali ukuran batubara terbesar yang diambil dan tidak kurang dari 30 mm.
Pastikan sekop sampel mudah dan aman untuk diakses guna inspeksi, pembersihan dan
perbaikan.
1. Pengambilan sampel.
Masukkan sekop sampel ke bagian bawah lubang yang sudah digali di permukaan stockpile
kemudian ambil sampelnya. Sekop sampel harus penuh dan batubara yang besar tidak
diperbolehkan tumpah dari sekop sampel. Perhatikan bahwa lubang di permukaan stockpile tidak
mengandung batubara yang berukuran besar sehingga mungkin dapat tumpah dari sekop. Atur
jarak pengambilan sampel di permukaan stockpile (perhatikan jumlah minimum pengambilan
sampel dalam setiap bungkusnya) sehingga setiap pengambilan sampel mewakili daerah dengan
ukuran berat dan jarak yang sama. Tempatkan sampel secepatnya ke dalam bungkus plastik.
1. Penjagaan dan penandaan plastik sampel.
Setelah sampel dimasukkan ke dalam plastik sampel, lindungi sampel tersebut dari kontaminasi
kehilangan/penambahan kelembaban (moisture) sebagai hasil dari hujan, panas, angin, kontak
dengan material penyerap atau suhu ekstrim. Segera tempatkan di tempat yang teduh dan segera
disegel dengan isolasi. Setiap sampel harus diidentifikasi dengan jelas. Tuliskan kode sampel dan
tempelkan di plastik sampel. Catat orang yang mengambil sampel, kode sampel, tanggal/waktu,
cuaca, tempat, nama seam dan kemudian masukkan di buku sampel.

7.

DOKUMEN TERKAIT

Tidak ada.

8.

LAMPIRAN

Tidak ada.

Leave a comment
Posted by aphiin on September 12, 2012 in SOP Pengambilan Sampel

Tags: antara dua, batubara, kecelakaan kerja, pori pori

SOP Pengisian Buku Sampel


12 Sep
1. TUJUAN
Prosedur Operasional Standar (SOP) ini bertujuan untuk:
1.1 mencegah dan atau menghilangkan kecelakaan kerja selama kegiatan pengisian buku
sampel;
1.2 serta mengatur tahapan dan mengendalikan proses kegiatan pengisian buku sampel sesuai
standar.
2. RUANG LINGKUP
SOP ini menerangkan proses teknis pengisian buku sampel, SOP ini berlaku untuk karyawan PT
AE dan Kontraktornya.
3. TANGGUNG JAWAB
3.1 Mine Planner/Geologist bertanggung jawab untuk:
4.1 memastikan kegiatan pengisian buku sampel berjalan sesuai SOP.
3.2 Quality Controller/Assiten Geologist bertanggung jawab untuk:
4.2 mengisi buku sampel sesuai prosedur kerja standar yang telah ditetapkan.

4. DEFINISI
4.1 Sampel adalah bagian kecil dari sejumlah produksi atau lapangan batubara yang diambil
dengan cara tertentu/baku (diakui secara ilmiah dan resmi), dikemas dan kemudian dianalisis di
laboratorium untuk mengetahui jenis, kualitas, komposisi dan sifat-sifatnya.
4.2 Buku sampel adalah buku catatan khusus sampel-sampel yang akan dianalisis dan catatan
hasil analisis sampel.
4.3 Seam adalah lapisan batubara yang berada di antara dua batuan lainnya.
4.4 Laboratorium adalah tempat dimana sampel dianalisis oleh pihak ketiga.
4.5 Kode sampel adalah seri kode sampel yang akan dikirim ke laboratorium (gunakan aturan
penamaan sesuai seri berikut 001/SMP/99/2011, 002/SMP/99/2011, 003/SMP/99/2011 dst.).
4.6 Tempat pengambilan sampel adalah tempat diambilnya sampel, misalnya di stockpile, di
ponton atau di tambang. Apabila di stockpile catat lokasi stockpile-nya, apabila di ponton catat
nama pontonnya dan apabila di tambang catat nama IUP-nya.
4.7 Stockpile adalah batubara yang disimpan atau dicadangkan dalam bentuk
timbunan/tumpukan.
4.8 Ponton adalah kapal pengangkut batubara yang biasanya memiliki kapasitas muatan tertentu.
4.9 Nama IUP (Ijin Usaha Pertambangan) adalah nama perusahaan yang memiliki IUP yang
telah disahkan oleh pejabat yang berwenang.
5. REFERENSI
5.1 ASTM D 121 01a about Standard Terminology of Coal and Coke.
5.2 Muchjidin. 2006. Pengendalian Mutu dalam Industri Batubara. Bandung: Penerbit ITB.
6. URAIAN
6.1 Buku sampel terdiri dari dua bagian yaitu di bagian kiri adalah daftar sampel-sampel yang
keluar untuk dianalisis oleh laboratorium dan di bagian kanan adalah daftar hasil analisis yang
masuk.
6.2 Di bagian kiri terdiri dari nomor, kode sampel, tempat pengambilan sampel, waktu
pengambilan sampel (meliputi hari, tanggal dan jam), cuaca ketika pengambilan sampel, tempat
pengambilan sampel, nama seam dan keterangan tambahan. Sedangkan di bagian kanan terdiri
dari nomor, hari/tanggal hasil analisis diterima, kode sampel yang masuk dan keterangan
tambahan.

6.3 Setelah kegiatan pengambilan sampel dilakukan; catat segera nomor, kode sampel, tempat
pengambilan sampel, waktu pengambilan sampel (meliputi hari, tanggal dan jam), cuaca ketika
pengambilan sampel, tempat pengambilan sampel, nama seam dan keterangan tambahan bila
ada.
6.4 Apabila hasil analisis sampel tersebut telah ada; catat segera nomor, hari/tanggal hasil
analisis diterima, kode sampel yang masuk dan keterangan tambahan bila ada.
7. DOKUMEN TERKAIT
7.1 SOP Pengambilan Sample di Tambang atau Singkapan.
7.2 SOP Pengambilan Sample di atas Ponton.
7.3 SOP Pengambilan Sample di Stockpile.
Sumber : http://geofisika-unmul.blogspot.com/search/label/Mine%20Plan
Leave a comment
Posted by aphiin on September 12, 2012 in SOP Pengambilan Sampel

Tags: antara dua

Вам также может понравиться