Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Kegiatan ekonomi di perdesaan sebagian besar masih terkonsentrasi pada sektor
pertanian, sementara luas lahan pertanian
khususnya sawah tidak bertambah. Bahkan di
Jawa cenderung mengalami penyusutan. Maka
kebijakan perdesaan menjadi salah satu fokus
utama pembangunan saat ini yang diarahkan
pada pengembangan diversifikasi usaha ekonomi untuk menciptakan lapangan kerja non
pertanian, baik berupa industri yang mengolah
produk pertanian maupun jasa.
Program perdesaan yang telah berjalan pada umumnya untuk penanggulangan
kemiskinan, mendukung ekonomi rumah tangga dan peningkatan kapasitas kelembagaan
melalui pemberdayaan masyarakat. Sampai
tahun 2001, berbagai program-program perdesaan telah dilaksanakan pada sekitar 46.626
desa. Pada umumnya program tersebut diarahkan pada perbaikan pada infrastruktur perdesaan dengan tujuan akhirnya adalah peningkatan
ekonomi masyarakat. Perlu disadari bahwa keberhasilan program tidak mungkin berdiri sendiri hanya pada pembangunan fisik saja, tetapi
juga harus diikuti dengan pembangunan masyarakat.
Permasalahan uatama yang timbul dalam pengembangan dan penyediaan infrastruktur adalah tidak berlanjutnya pemeliharaan secara memadai sesudah masa konstruksi akibat
kurangnya keterlibatan masyarakat dan kurangnya perhatian dan pembinaan dari pemda.
Prasarana dan sarana yang dibangun umumnya merupakan stimulan dan pilot project yang
perlu dikembangkan agar pemanfaatannya lebih optimal.
PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS
PERDESAAN
Banyak permasalahan yang dihadapi
dalam pemberdayaan masyarakat perdesaan,
yaitu: (a) terbatasnya alternatif lapangan kerja
96
Arah Kebijakan
Strategi
97
(b) Adanya dukungan infrastruktur pada kawasan desa pusat pertumbuhan dan desa
sekitarnya, serta dalam mendorong pengembangan kawasan agropolitan (kota
kota sedang/kecil berbasis pertanian).
(d) mengembangkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman sumberdaya pangan, kelembagaan dan budaya
lokal.
Dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian, seperti:
Secara umum pemetaan program infrastruktur di lingkungan perdesaan dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu: (a) pengembangan kawasan yang meliputi: Desa Pusat
Pertumbuhan (DPP), Kawasan Terpilih Pusat
Pengembangan Desa (KPT2D), dan Pengembangan Kawasan Agropolitan dan (b) safeguard desa tertinggal, seperti Program Kompensasi Pengurangan Subsidi (PKPS) BBM-IP,
Pengembangan PSD Pulau-Pulau Kecil/Perbatasan dan Program Nasional Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
(PAMSIMAS). Berikut adalah penjelasan dari
masing-masing program tersebut.
Tabel 1. Kebutuhan Infrastruktur Perdesaan Berdasarkan Jenis Usaha Pertanian di Indonesia, 2006
Usaha pertanian
sebagian besar
penduduk
Padi/palawija
Hortikultura
Perkebunan
Perikanan darat
Perikanan laut
Peternakan
Kehutanan
Pertanian lainnya
Jumlah Desa
98
Tempat
sampah
40.856
1.360
9.861
789
1.678
172
734
1.043
56.493
Pasar
36.340
1.259
8.776
732
1.513
141
708
957
50.426
Jamban
Drainase
18.782
601
4.417
364
974
68
486
433
26.125
21.713
690
5.939
461
1.243
82
597
682
31.407
Prasarana Prasarana
air bersih air minum
15.777
912
4.977
383
498
82
450
557
23.636
13.459
859
4.002
374
507
83
415
504
20.203
Jalan
6.021
216
1.963
213
742
56
472
342
10.025
Jembatan Perumahan
1.759
54
837
47
87
11
52
72
2.919
1483
34
422
51
213
25
29
54
2.311
pembangunan prasarana dan sarana perdesaan yang sifatnya basic needs antara lain : air
bersih, MCK, sarana persampahan, sanitasi,
jalan setapak, jalan lingkungan, posyandu agar
ditangani melalui program lain atau oleh masyarakat.
99
100
Tabel 2. Program PKPS BBM Per Provinsi di Kawasan Barat Indonesia (KBI), 2005
No.
10
11
12
13
15
16
Jumlah Kab.
Sasaran
Total
KT
NKT
Jumlah
Kec.
Sasaran
Provinsi
Nanggroe
Aceh
Darussalam
13
12
103
260
5.736
65.000.000
2.738.022
67.738.022
Provinsi
Sumatera
Utara
25
19
188
586
5.379
146.500.000
5.558.822
152.058.822
Provinsi
Sumatera
Barat
19
10
119
386
875
96.500.000
3.825.366
100.325.366
Provinsi
Riau
11
96
285
1.373
71.250.000
2.829.580
74.079.580
27
95
252
23.750.000
1.192.480
24.942.480
Provinsi
Jambi
10
58
236
1.189
59.000.000
2.303.133
61.303.133
Provinsi
Sumatera
Selatan
14
116
533
2.707
133.250.000
4.473.020
137.723.020
Provinsi
Bangka
Belitung
34
146
317
36.500.000
1.503.553
38.003.553
Provinsi
Bengkulu
55
348
1.163
87.000.000
2.874.660
89.874.660
Provinsi
Lampung
10
105
348
2.128
87.000.000
3.237.080
90.237.080
Provinsi
DKI Jakarta
1.500.000
28.830
1.528.830
Provinsi
Jawa Barat
25
23
319
573
5.758
143.250.000
6.286.370
149.536.370
Provinsi
Banten
68
166
1479
41.500.000
1.814.545
43.314.545
Provinsi
Jawa
Tengah
35
32
335
810
8.555
202.500.000
7.956.530
210.456.530
DI
Yogyakarta
45
118
438
29.500.000
1.326.762
30.826.762
Kalimantan
Barat
12
120
536
1.439
134.000.000
4.563.281
138.563.281
208
68
136
1.790
5.432
38.794
1.358.000.000
52.512.043
1.410.512.034
Provinsi
Provinsi
Kepulauan
Riau
Total KBI
Jumlah Desa
Sasaran
Pembangunan
Fisik
Safeguarding
Total
Total
101
Tabel 3. Program PKPS BBM Per Provinsi di Kawasan Timur indonesia (KTI), 2005
No.
Provinsi
Jumlah Kab.
Sasaran
Total
KT
NKT
Jumlah
Kec.
Sasaran
Sasaran
Jumlah Desa
Total
Pembangunan Fisik
Safeguarding
Total
Provinsi
Jawa Timur
38
30
361
936
8.465
234.000.000
9.255.295
243.255.295
Provinsi
Kalimantan
Tengah
14
71
474
1.330
118.500.000
3.806.185
122.306.185
Provinsi
Kalimantan
Selatan
13
11
99
351
1.949
87.750.000
3.324.075
91.074.075
Provinsi
Kalimantan
Timur
13
10
82
344
1.299
86.000.000
3.144.540
89.144.540
Provinsi
Bali
49
166
686
41.500.000
1.811.845
43.311.845
Provinsi
Nusa
Tenggara
Barat
86
367
738
91.750.000
3.190.577
94.940.577
Provinsi
Nusa
Tenggara
Timur
16
15
175
888
2.550
222.000.000
7.055.781
229.055.781
Provinsi
Sulawesi
Utara
61
201
1196
50.250.000
2.125.680
52.375.680
Provinsi
Gorontalo
34
149
376
37.250.000
1.514.407
38.764.407
Provinsi
Sulawesi
Tengah
10
68
404
1440
101.000.000
3.625.335
104.625.335
11
Provinsi
Sulawesi
Barat
40
187
425
46.750.000
1.738.312
48.488.312
12
Provinsi
Sulawesi
Selatan
23
13
10
202
680
2.659
170.000.000
6.099.127
176.099.127
Provinsi
Sulawesi
Tenggara
10
75
366
1.564
91.500.000
3.274.730
94.774.730
5
6
9
10
13
14
Provinsi
Maluku
54
352
836
88.000.000
2.960.147
90.960.147
15
Provinsi
Maluku
Utara
44
302
741
75.500.000
2.680.002
78.180.002
Provinsi
Papua
20
19
118
884
2.436
221.000.000
7.933.569
228.933.569
118
884
1.071
87.750.000
3.058.645
90.808.645
219
123
96
1737
7935
29.761 1.850.500.000
66.598.252
1.917.098.252
16
17
Irian Jaya
Barat
Total KTI
102
Nasional
Propinsi
Kabupaten
Kawasan
FASE
SOSIALISASI
PROGRAM
AGROPOLITAN
Identifikasi Potensi
& Masalah (SDA,
SDM
Kelembagaan,
Iklim Usaha, PSD)
FASE
PENETAPAN
LOKASI
Usulan
Gubernur,
Bupati,
disetujui
DPRD
Jangka
Panjang
Menengah,
Pendek
FASE PENYUSUNAN
PROGRAM
Disusun
Pemda &
Masy.
Implementasi
Program &
Pembiayaan oleh
Masing-masing
Stakeholders
FASE
PELAKSANAAN
PROGRAM
FASE
EVALUASI
PENDAMPINGA
FASE
PENGEMBANGAN
103
104
1
0
Gambar 6. Sebaran Lokasi Kawasan Pengembangan PSD Pulau Kecil dan Perbatasan di Indonesia, 2006
= kawasan program Pamsimas
105
Tabel 4. Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) dalam Pembiayaan Infrastruktur Perdesaan di Indonesia,
2003-2005
Dana alokasi umum non-dana reboisasi, 2003-2005
2003
2004
2005
Jalan
845,50
893,05
945,00
Irigasi
338,50
357,20
384,50
Air Bersih
203,50
Total DAK non-DR bidang IP
1.181,00
1.196,25
1.533,00
Total DAK non-DR
2.269,00
2.839,00
4.104,00
% infrastruktur terhadap DAK non-DR
52,05
42,14
38,19
Sumber: KMK No. 544/2002, KMK No. 548/2003, KMK No. 505/2004.
Keterangan
106