Вы находитесь на странице: 1из 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan industri yang pesat di Indonesia mengakibatkan kemajuan teknologi
industri baik secara secara tradisional maupun modern, sector industri yang berskala kecil,
menengah maupun berskala besar termasuk didalamnya industri kecil , telah memberikan
kesejahteraan bagi sebagian masyarakat dengan dengan menampung tenaga ataupun devisa.
Sektor industri ini dalam proses produksinya akan menghasilkan produk yang bermanfaat
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Salah satu pengembangan industri kecil yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai
bahan baku utama kedelai adalah industri kecil tahu. Hasil kegiatan tersebut memberikan
dampak positif dan negatif bagi lingkungan setempat. Dampak positifnya antara lain dalam
hal penyediaan lapangan kerja dan peningkatan taraf hidup masyarakat serta dampak
negatifnya berupa pencemaran lingkungan, terutama disebabkan oleh limbah cair yang
mengandung bahan organic tinggi yang akan memberikan efek samping dari limbah tersebut
dapat membahayakan kesehatan karena dapat sebagai pembawa penyakit, dapat merusak atau
membunuh kehidupan yang ada didalam air seperti ikan atau binatang peliharaan lainya,
dapat merusak estetika disebabkan bau busuk dan pemandangan yang tidak sedap. Khususnya
pada industri kecil tahu yang memiliki tingkat ekonomi yang rendah, pengolahan limbah
cair menjadi beban yang cukup berat bagi industri kecil tahu, sehingga langsung membuang
limbah cair

tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu yang akan mengakibatkan

pencemaran.
Limbah cair industri kecil tahu mempunyai kandungan bahan organik yang tinggi, pH
yang rendah, zat padat tersuspensi dan BOD yang tinggi, berwarna keruh serta berbusa putih

sehingga bila dibiarkan dalam beberapa lama warna akan manjadi hitam dan berbau.
Mengingat dampak yang ditimbulkan oleh limbah pada badan air, maka perlu dilakukan
pengolahan terhadap limbah cair sebelum dibuang kebadan air penerima. Tujuan pengolahan
terhadap limbah

cair

adalah untuk menurunkan zat- zat yang terkandung didalam air

buangan sampai memenuhi standart baku mutu limbah cair BOD, COD, dan TSS yaitu Kep
Gub DIY No 214/KPTS/1991.
Besarnya kosentrasi polutan yang terkandung dalam limbah cair industri kecil tahu
sebelum pengolahan untuk parameter COD = 6415,72 mg/l , TSS = 722 mg/l, dan pH = 4
( data primer, 2005 ).
Berdasarkan pertimbangan diatas, perlu kiranya diperhatikan efek samping yang akan
ditimbulkan oleh adanya suatu industri kecil tahu sebelum industri tersebut mulai beroperasi.
Oleh karena itu perlu dicarikan jalan keluar sehingga industri kecil tahu tetap berjalan dan
juga lingkungan dapat diselamatkan dengan disediakan bangunan pengolahan air limbah
serta teknik yang dipergunakan dalam pengolahan.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil rumusan adalah :
a. Proses pengolahan anaerobik kandungan COD, TSS dan pH masih lebih besar,
sehingga diharapkan pada proses pengolahan anaerobik dengan media lekat botol
bekas sebagai inovasi pengolahan anaerobik yang dapat menurunkan kandungan
COD, TSS dan pH lebih kecil dari sistem pengolahan anaerobik yang lain.
b. Apakah proses anaerobik dengan media lekat botol bekas dengan variasi pada jarak (4
cm, 2 cm) dengan ketebalan botol (7 cm, 15 cm, 30 cm) mampu mengolah air limbah
sehingga kadar parameter COD, TSS dan pH air limbah industri kecil tahu sesuai
baku mutu lingkungan Kep Gub No : 214/KPTS/1991.

1.3 Batasan Masalah.


a. Parameter yang diteliti yaitu COD, TSS, dan pH.
b. Proses pengolahan anaerobik dengan media lekat botol bekas jarak (4 cm, 2 cm)
dengan ketebalan botol (7 cm, 15 cm, 30 cm) Instalasi pengolahan air limbah skala
Laboratorium.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Menurunkan kadar COD dan TSS dengan proses anaerobik dengan media lekat botol
bekas dengan jarak (4 cm, 2 cm) dengan ketebalan botol (7 cm, 15 cm, 30 cm) hingga
sesuai baku mutu air buangan.
2. Untuk mendapatkan alternatif pengolahan secara anaerobik dengan media lekat botol
bekas sebagai Inovasi pengolahan limbah cair industri kecil tahu yang tepat guna dan
murah.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat :
a. Memberikan informasi bagi industri kecil tahu mengenai alat pengolahan air limbah
industri tahu secara anaerobik dengan media lekat botol bekas sebagai inovasi pengolahan
limbah cair industri kecil tahu yang tepat guna dan murah.
b. Menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan bagi peneliti tentang pengolahan air
buangan dan menerapkan di masyarakat.
c. Memberikan masukan pada PEMDA Yogyakarta ada alternatif pengolahan secara
anaerobik dengan media lekat botol bekas.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum.
Pemanfaatan sumber daya alam dan hasil pertanian sebagian besar harus diolah
terlebih dahulu sebelum dinikmati hasilnya. Kegiatan yang bersifat merubah bentuk fisik dan
kimia dari sumber daya agar dapat dinikmati oleh manusia disebut kegiatan industri.
Kegiatan industri ini mencakup pengolahan dasar agar dapat di konsumsi manusia dan
kegiatan lain yang menghasilkan barang sehingga menjadi bahan baku atau alat produksi bagi
kegiatan lainnya (Sugiharto, 1987).
Kegiatan industri sudah bukan merupakan hal yang baru bagi Indonesia mulai dari
industri kecil sampai dengan industri besar. Pengembangan sektor industri ini tidak dapat
dipisahkan dari pengembangan ekonomi yang merupakan titik tolak untuk pembangunan
masa mendatang. Industri merupakan kesatuan unit produksi dan organisasi atau terdiri
dari beberapa pabrik dengan organisasi industri yang tergabung dalam kegiatan yang
sama. Kegiatan industri sering diartikan sebagai manufaktur atau kegiatan primernya
meliputi kegiatan pertanian, pertambangan, sedangkan kegiatan tersiernya adalah
kegiatan yang merupakan kegiatan penyediaan atau pelayanan jasa (Jenie dan Rahayu,
1993).
Dengan demikian bahwa kegiatan industri adalah suatu usaha merubah susunan atau
bentuk fisik dan kimia dari sumber daya menjadi bahan lain yang mempunyai nilai manfaat
yang lebih tinggi untuk dinikmati manusia baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Dengan demikian kegiatan industri selalu terbatas input dan out put ( Djajadiningrat,1992).

2.1 Landasan Teori.


Air limbah tahu mengandung bahan organik maka termasuk limbah yang
biodegradable yaitu bahan yang dapat dirusak atau didegradasi oleh mikroba. Apabila
aktifitas mikroba (assimilative capacity) yang ada tidak dapat mengatasi atau self purifikasi
badan air (perairan) terlampaui sehingga tidak mampu menerima beban bahan organik yang
besar yang terkandung didalamnya maka akan timbul pencemaran air.

Kandungan protein dan karbohidrat yang tinggi, BOD, COD dan padatan tersuspensi
tinggi serta dapat diuraikan dengan proses dekomposisi cepat pada air buangan dari
pengolahan limbah cair tahu. Proses yang disesuaikan dalam mengolah air buangan dari
industri kecil tahu, air buangan yang dihasilkan mengandung bahan organik dan padatan
tersuspensi tinggi. Pada pengolahan ini, untuk pengolahan secara fisik yaitu dengan bak
netralisasi. Sedangkan pengolahan secara biologi yaitu dengan menggunakan reactor hybrid
secara anaerobik. Reaktor hybrid yang dimaksud dalam pengolahan ini adalah suatu alat
pengolah dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme sebagai degradable yang dipacu
dengan aktifitas tertentu. Disamping itu dalam reactor tersebut dilengkapi dengan media pipa
PVC sebagai tempat berkembangbiaknya mikroorganisme/bakteri sekaligus sebagai host dari
degradable yang ada. Prinsip teknik reactor hybrid merupakan pronsip pengolahan biologis
yang memberikan kontak antara air limbah dengan media aktif biologis yang mengandung
nutrient organik dan anorganik yang cukup untuk pertumbuhan mikroorganisme. Pada proses
didalam rekrir hybrid filtrasi akan dikelilingi oleh lapisan biologis basah tempat terjadinya
transfer massa pertumbuhan mikroorganisme. Pembenihan atau seeding dilakukan untuk
memulai aktivitas biologi dalam reactor serta untuk mendapatkan kultur mikroorganisme
yang heterogen. Kultur heterogen akan terbentuk didalam media penyaring jika media
penyaring jika media tersebut dibenihi secara alami.
Pada pengolahan ini mengunakan sistem kombinasi yaitu pertumbuhan melekat dan
pertumbuhan tersuspensi. Pengolahan biologi dengan pertumbuhan melekat ( Attached
Growth System ) merupakan proses pengolahan secara biologik, dengan mikrobia mengubah
bahan organik dalam limbah cair menjadi gas dan sel baru yang tetap melekat pada media
pendukung (Benefield and Randall,1980 ) sedangkan pengolahan biologi dengan sistem
pertumbuhan tersuspensi ( suspended Growth System ) merupakan proses pengolahan secara

biologi yang mikrobia mengubah bahan bahan organik dalam limbah cair menjadi gas dan
sel baru yang tetap terpelihara dalam keadaan tersuspensi

(Tchobanoglous, 1979).

Proses anaerobik dengan pertumbuhan melekat merupakan proses penyaringan


anearobik yang digunakan untuk mengolah limbah organik. Filter anerobik terdiri dari kolom
yang diisikan padatan khusus untuk mengolah limbah yang banyak mengandung karbon.
Media yang diisikan dalam pengolahan limbah tahu ini adalah pipa paralon yang diikat
sampai memenuhi diameter bak anaerobik. Semakin banyak bakteri yang tinggal didalam
reaktor akan semakin baik pula kualitas effluent yang dihasilkan.
Sehingga diharapkan setelah melalui berbagai proses pengolahan yaitu pengolahan
anaerobik dengan media lekat botol bekas kandungan COD dan TSS pada limbah cair pada
industri kecil tahu dapat diturunkan dan juga sebagai terobosan pengolahan limbah yang lebih
murah dan mudah didapatkan.

2.2 Hipotesis.
Berdasarkan dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan landasan
teori maka dapat dikemukakan hipotesis bahwa media lekat botol bekas sebagai media lekat
bakteri dalam teknologi tepat guna pengolahan limbah cair industri kecil tahu secara anaerob
berpengaruh terhadap penurunan kandungan COD, TSS dan pH.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.

Lokasi Penelitian.
Lokasi penelitaian dan pemeriksaan sampel dilakukan di STTL YLH Yogyakarta,

sedangkan pengambilan sampel limbah cair dilaksanakan di industri kecil tahu Wonocatur ,
Bantul, Yogyakarta.

3.2.

Objek penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah beban pencemar yang terdapat pada

limbah cair industri kecil tahu yang berasal dari proses pembuatan tahu dengan parameter
COD, pH dan TSS yang terdapat pada bak pencampur.

3.3.

Waktu Penelitian.
Waktu penelitian dimulai dari pembuatan proposal penelitian, pembuatan alat pengolahan,

pelaksanaan penelitian, pemeriksaan sampel sebelum dan sesuadah proses pengolahan di


laboratorium, pada bulan Mei 2005 sampai dengan selesai.

3.4.

Variabel Penelitian.
Dalam penelitian tentang penurunan COD, TSS dan pH pengolahan limbah cair tahu

dengan proses anaerob menggunakan media lekat sebagai pertumbuhan tersuspensi


digunakan dua variable, yaitu:
1.

Variabel bebas yaitu variabel yang berpengaruh atau menyebabkan berubahnya


variabel terikat. Variabel yang berpengaruh yaitu luas permukaaan media lekat

berdasarkan jumlah media botol bekas Yakult (4 cm dan 2 cm) dan ketebalan media botol
bekas Yakult (7 cm, 15 cm, 30 cm).
2.

Variabel terikat yaitu variabel yang diduga nilainya akan berubah karena adanya
pengaruh dari variabel bebas yaitu COD, TSS dan pH.

3.5.

Alat dan Bahan Penelitian.


Penelitian ini, untuk kepentingan pengambilan sampel air baku,dan sampel air hasil

pengolahan maupun komponen pengolahan anaerobik.


1. Alat alat yang dipergunakan adalah

Jerigen plastik

Botol bekas Yakult

Bahan Akrilik

Selang Infus

Lem pipa

TBA

Pengatur debit

Prop karet

Beaker glass 500 ml

Stop watch

pH meter

2. Bahan bahan
Bahan yang digunakan :

Air limbah tahu.

3.6.

Arang aktif.

Lumpur Pengendapan Pengolahan Limbah tahu

Batasan operasional Alat.


Penelitian dilakukan secara anaerob dengan media lekat botol bekas skala laboratorium

dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dari alat tersebut dalam menurunkan kadar COD
dan TSS.
Bak netralisasi yang pertama dengan untuk menetralkan pH air limbah tahu sebelum
masuk ke bak anaerobik, kemudian mengalir ke bak anaerobik dengan jarak (4 cm, 2 cm)
dengan ketebalan botol (7 cm, 15 cm, 30 cm) Setelah terjadi penguraian senyawa-senyawa
organik di bak anaerobik, air limbah mengalir ke bak adsorbsi.

3.7. Pelaksanaan Penelitian.


3.7.1

Persiapan.

a. Pembuatan Alat.

Membuat bak netralisasi dengan bahan akrilik dengan panjang 60 cm, lebar 30
cm.

Membuat bak adsorbsi dengan bahan akrilik dengan panjang 60 cm, lebar 30
cm.

Membuat bak anaerobik dengan bahan pipa PVC yang diameter 20 cm.
Memasang selang infuse dan prop karet pada tangki anaerob
Memasang slang anaerobik pada prop karet.
Memasang pengatur debit pada bagian atas dan pipa bawah

Memasang bak adsorbsi, dengan melubangi bagian bawah bak dengan


memasang dengan selang anaerobik dan menyambungkan dengan bak
anaerobik.

Menyatukan tiga unit antara tangki netralisasi, bak anaerobik dan bak
Adsorbsi.
b. Pengambilan sampel.
Pengambilan sample air limbah dilakukan dengan mengunakan jerigen
plastik yang telah dibilas dengan aquades. Kemudian jerigen dibilas dengan air
limbah tahu yang akan diperiksa sebanyak 3 kali. Setelah itu sample air limbah
tahu dapat dimasukkan kadalam jerigen. Pengisian ini harus penuh dan tertutup
rapat.
Pengambilan sampel untuk pengukuran kualitas air, diambil pada sebelum
perlakuan dan sesudah perlakuan.

3.7.2

Tahapan Penelitian

Cara kerja.
Aklimatisasi media lekat botol bekas Yakult dengan penambahan bahan inokulan (lumpur
hasil pengendapan limbah sejenis) dengan perbandingan 1:3 dan penambahan limbah tahu
1 kali dalam 3 hari selama 3 minggu sampai mikroorganisme berkembang biak dengan
baik.
Pembibitan mikroorganisme di bak anaerobik yaitu penambahan bahan inokulan dengan
perbandingan 1:3 dan diamkan selama 2 minggu untuk pembibitan mikroorganisme.
Setelah masa pembibitan serta pertumbuhan mikroorganisme sudah mencapai optimum,
setelah itu proses berjalan.

Memasukkan media lekat botol bekas kedalam bak anaerobik secara bergantian dengan
variasi botol bekas jarak (4 cm, 2 cm) dengan ketebalan botol (7 cm, 15 cm, 30 cm)
Penetapan aliran air limbah kedalam reaktor dengan debit 12 ml/detik.
Penentuan waktu kontak untuk bak anaerobik dimana waktu tinggal 1 hari.
Pengambilan sampel tiap hari.
Sampel diambil setelah perlakuan.
Uji kualitas air limbah dari hasil pengolahan di laboratorium.
Selama proses pengolahan berjalan, setelah terjadi pertumbuhan yang optimal pada media
lekat jarak (4 cm, 2 cm) dengan ketebalan botol (7 cm, 15 cm, 30 cm), sample dibawa ke
laboratorium, untuk diuji penurunan parameter-parameter yang diteliti khususnya COD,
TSS, pH
3.7.3 Gambar Rangkaian Alat Percobaan.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai alat percobaan untuk menurunkan
kandungan parameter-parameter COD, TSS, pH dari air limbah industri kecil tahu dapat
dilihat pada gambar diagram alir berikut :
Limbah cair

Bak Adsorbsi

B
Bak Netralisasi
Bak anaerobik media lekat
botol bekas

Gambar diagram alir.


3.7.5 Analisis Data.

Analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian menggunakan analisa data
komperatif . Dari data data yang dipeoleh baik COD, dan TSS dibandingkan dengan
baku mutu air limbah.
Untuk mengetahui efektifitas penurunan COD, TSS dan dapat menggunakan rumus :
P

100 %

Keterangan :
P = Efektifitas penurunan
A = Kosentarasi awal
B = Kosentrasi akhir
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dikelompokkan dalam bentuk table sesuai
dengan parameter yang diteliti. Untuk mengetahui perbedaan control perlakuan
digunakan sAnalisa Variasi ( ANAVA ) RCBD ( Randomized Completely Block Design ).
Prosedur menghitung ANAVA RCBD adalah sebagai berikut :
1. Dirumuskan hipotesa:
Ho : u1 = u2 = ut
HA : u1 u2 ut
2. Ditentukan jumlah replikasi ( blok ) dan jumlah perlakuan :
r = jumlah blok
t = jumlah perlakuan
n = total pengamatan
3. Dihitung SSt, SSB, SSP, SSE, MSB, MSP, dan MSE
4. Dibuat table ANAVA dan hitung nilai F
5. Dicari harga F pada table, yaitu F antar perlakuan dan F antar blok, level signifikan a
dengan degree of freedom f1 dan f2 . Seperti sebelumnya f1 adalah degree of freedom

dari mean squere yang tersebar dan f2 adalah Degree of freedom dari mean square
yang terkecil dari MSP dan MSE dan MSB dengan MSE.
6. Ditentukan daerah penolakan hipotesa :
Tolak Ho, terima HA jika F perlakuan F a ; df = f1.f2
Terima Ho, tolak HA jika F perlakuan < F a ; df = f1.f2
7. Ditarik kesimpulan.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengolahan air limbah industri kecil tahu dengan proses netralisasi, proses anaerobik
media lekat botol bekas dan proses adsorbsi mampu menurunkan kosentrasi parameter
COD dan TSS.
2. Variasi media lekat botol bekas mempunyai kemampuan yang berbeda untuk
memperbaiki parameter COD dan TSS. Kadar minimum dicapai pada jarak 2 cm
ketebalan botol 30 cm dengan efisiensi COD sebesar 85.8%, TSS sebesar 88.8 %mg/l,
serta pH sebesar 100 %.
3. Berdasarkan Statistik ANOVA RCBD terdapat perbedaan yang signifikan
7.2. Saran
1. Bagi pihak pabrik, sistem pengolahan dengan menggunakan proses Anaerobik media
lekat botol bekas Yakult diharapkan dapat menjadi alternatif untuk membantu

mengurangi beban pencemar yang terkandung di dalam limbah cair Industri kecil tahu
di Wonocatur.
2. Perlu adanya pengolahan lanjutan, karena sistem pengolahan air limbah secara
anaerobik apabila dilanjutkan dengan proses aerobik akan menghasilkan kualitas
efluen yang lebih baik.

Вам также может понравиться