Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
pencemaran.
Limbah cair industri kecil tahu mempunyai kandungan bahan organik yang tinggi, pH
yang rendah, zat padat tersuspensi dan BOD yang tinggi, berwarna keruh serta berbusa putih
sehingga bila dibiarkan dalam beberapa lama warna akan manjadi hitam dan berbau.
Mengingat dampak yang ditimbulkan oleh limbah pada badan air, maka perlu dilakukan
pengolahan terhadap limbah cair sebelum dibuang kebadan air penerima. Tujuan pengolahan
terhadap limbah
cair
buangan sampai memenuhi standart baku mutu limbah cair BOD, COD, dan TSS yaitu Kep
Gub DIY No 214/KPTS/1991.
Besarnya kosentrasi polutan yang terkandung dalam limbah cair industri kecil tahu
sebelum pengolahan untuk parameter COD = 6415,72 mg/l , TSS = 722 mg/l, dan pH = 4
( data primer, 2005 ).
Berdasarkan pertimbangan diatas, perlu kiranya diperhatikan efek samping yang akan
ditimbulkan oleh adanya suatu industri kecil tahu sebelum industri tersebut mulai beroperasi.
Oleh karena itu perlu dicarikan jalan keluar sehingga industri kecil tahu tetap berjalan dan
juga lingkungan dapat diselamatkan dengan disediakan bangunan pengolahan air limbah
serta teknik yang dipergunakan dalam pengolahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum.
Pemanfaatan sumber daya alam dan hasil pertanian sebagian besar harus diolah
terlebih dahulu sebelum dinikmati hasilnya. Kegiatan yang bersifat merubah bentuk fisik dan
kimia dari sumber daya agar dapat dinikmati oleh manusia disebut kegiatan industri.
Kegiatan industri ini mencakup pengolahan dasar agar dapat di konsumsi manusia dan
kegiatan lain yang menghasilkan barang sehingga menjadi bahan baku atau alat produksi bagi
kegiatan lainnya (Sugiharto, 1987).
Kegiatan industri sudah bukan merupakan hal yang baru bagi Indonesia mulai dari
industri kecil sampai dengan industri besar. Pengembangan sektor industri ini tidak dapat
dipisahkan dari pengembangan ekonomi yang merupakan titik tolak untuk pembangunan
masa mendatang. Industri merupakan kesatuan unit produksi dan organisasi atau terdiri
dari beberapa pabrik dengan organisasi industri yang tergabung dalam kegiatan yang
sama. Kegiatan industri sering diartikan sebagai manufaktur atau kegiatan primernya
meliputi kegiatan pertanian, pertambangan, sedangkan kegiatan tersiernya adalah
kegiatan yang merupakan kegiatan penyediaan atau pelayanan jasa (Jenie dan Rahayu,
1993).
Dengan demikian bahwa kegiatan industri adalah suatu usaha merubah susunan atau
bentuk fisik dan kimia dari sumber daya menjadi bahan lain yang mempunyai nilai manfaat
yang lebih tinggi untuk dinikmati manusia baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Dengan demikian kegiatan industri selalu terbatas input dan out put ( Djajadiningrat,1992).
Kandungan protein dan karbohidrat yang tinggi, BOD, COD dan padatan tersuspensi
tinggi serta dapat diuraikan dengan proses dekomposisi cepat pada air buangan dari
pengolahan limbah cair tahu. Proses yang disesuaikan dalam mengolah air buangan dari
industri kecil tahu, air buangan yang dihasilkan mengandung bahan organik dan padatan
tersuspensi tinggi. Pada pengolahan ini, untuk pengolahan secara fisik yaitu dengan bak
netralisasi. Sedangkan pengolahan secara biologi yaitu dengan menggunakan reactor hybrid
secara anaerobik. Reaktor hybrid yang dimaksud dalam pengolahan ini adalah suatu alat
pengolah dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme sebagai degradable yang dipacu
dengan aktifitas tertentu. Disamping itu dalam reactor tersebut dilengkapi dengan media pipa
PVC sebagai tempat berkembangbiaknya mikroorganisme/bakteri sekaligus sebagai host dari
degradable yang ada. Prinsip teknik reactor hybrid merupakan pronsip pengolahan biologis
yang memberikan kontak antara air limbah dengan media aktif biologis yang mengandung
nutrient organik dan anorganik yang cukup untuk pertumbuhan mikroorganisme. Pada proses
didalam rekrir hybrid filtrasi akan dikelilingi oleh lapisan biologis basah tempat terjadinya
transfer massa pertumbuhan mikroorganisme. Pembenihan atau seeding dilakukan untuk
memulai aktivitas biologi dalam reactor serta untuk mendapatkan kultur mikroorganisme
yang heterogen. Kultur heterogen akan terbentuk didalam media penyaring jika media
penyaring jika media tersebut dibenihi secara alami.
Pada pengolahan ini mengunakan sistem kombinasi yaitu pertumbuhan melekat dan
pertumbuhan tersuspensi. Pengolahan biologi dengan pertumbuhan melekat ( Attached
Growth System ) merupakan proses pengolahan secara biologik, dengan mikrobia mengubah
bahan organik dalam limbah cair menjadi gas dan sel baru yang tetap melekat pada media
pendukung (Benefield and Randall,1980 ) sedangkan pengolahan biologi dengan sistem
pertumbuhan tersuspensi ( suspended Growth System ) merupakan proses pengolahan secara
biologi yang mikrobia mengubah bahan bahan organik dalam limbah cair menjadi gas dan
sel baru yang tetap terpelihara dalam keadaan tersuspensi
(Tchobanoglous, 1979).
2.2 Hipotesis.
Berdasarkan dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan landasan
teori maka dapat dikemukakan hipotesis bahwa media lekat botol bekas sebagai media lekat
bakteri dalam teknologi tepat guna pengolahan limbah cair industri kecil tahu secara anaerob
berpengaruh terhadap penurunan kandungan COD, TSS dan pH.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Lokasi Penelitian.
Lokasi penelitaian dan pemeriksaan sampel dilakukan di STTL YLH Yogyakarta,
sedangkan pengambilan sampel limbah cair dilaksanakan di industri kecil tahu Wonocatur ,
Bantul, Yogyakarta.
3.2.
Objek penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah beban pencemar yang terdapat pada
limbah cair industri kecil tahu yang berasal dari proses pembuatan tahu dengan parameter
COD, pH dan TSS yang terdapat pada bak pencampur.
3.3.
Waktu Penelitian.
Waktu penelitian dimulai dari pembuatan proposal penelitian, pembuatan alat pengolahan,
3.4.
Variabel Penelitian.
Dalam penelitian tentang penurunan COD, TSS dan pH pengolahan limbah cair tahu
berdasarkan jumlah media botol bekas Yakult (4 cm dan 2 cm) dan ketebalan media botol
bekas Yakult (7 cm, 15 cm, 30 cm).
2.
Variabel terikat yaitu variabel yang diduga nilainya akan berubah karena adanya
pengaruh dari variabel bebas yaitu COD, TSS dan pH.
3.5.
Jerigen plastik
Bahan Akrilik
Selang Infus
Lem pipa
TBA
Pengatur debit
Prop karet
Stop watch
pH meter
2. Bahan bahan
Bahan yang digunakan :
3.6.
Arang aktif.
dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dari alat tersebut dalam menurunkan kadar COD
dan TSS.
Bak netralisasi yang pertama dengan untuk menetralkan pH air limbah tahu sebelum
masuk ke bak anaerobik, kemudian mengalir ke bak anaerobik dengan jarak (4 cm, 2 cm)
dengan ketebalan botol (7 cm, 15 cm, 30 cm) Setelah terjadi penguraian senyawa-senyawa
organik di bak anaerobik, air limbah mengalir ke bak adsorbsi.
Persiapan.
a. Pembuatan Alat.
Membuat bak netralisasi dengan bahan akrilik dengan panjang 60 cm, lebar 30
cm.
Membuat bak adsorbsi dengan bahan akrilik dengan panjang 60 cm, lebar 30
cm.
Membuat bak anaerobik dengan bahan pipa PVC yang diameter 20 cm.
Memasang selang infuse dan prop karet pada tangki anaerob
Memasang slang anaerobik pada prop karet.
Memasang pengatur debit pada bagian atas dan pipa bawah
Menyatukan tiga unit antara tangki netralisasi, bak anaerobik dan bak
Adsorbsi.
b. Pengambilan sampel.
Pengambilan sample air limbah dilakukan dengan mengunakan jerigen
plastik yang telah dibilas dengan aquades. Kemudian jerigen dibilas dengan air
limbah tahu yang akan diperiksa sebanyak 3 kali. Setelah itu sample air limbah
tahu dapat dimasukkan kadalam jerigen. Pengisian ini harus penuh dan tertutup
rapat.
Pengambilan sampel untuk pengukuran kualitas air, diambil pada sebelum
perlakuan dan sesudah perlakuan.
3.7.2
Tahapan Penelitian
Cara kerja.
Aklimatisasi media lekat botol bekas Yakult dengan penambahan bahan inokulan (lumpur
hasil pengendapan limbah sejenis) dengan perbandingan 1:3 dan penambahan limbah tahu
1 kali dalam 3 hari selama 3 minggu sampai mikroorganisme berkembang biak dengan
baik.
Pembibitan mikroorganisme di bak anaerobik yaitu penambahan bahan inokulan dengan
perbandingan 1:3 dan diamkan selama 2 minggu untuk pembibitan mikroorganisme.
Setelah masa pembibitan serta pertumbuhan mikroorganisme sudah mencapai optimum,
setelah itu proses berjalan.
Memasukkan media lekat botol bekas kedalam bak anaerobik secara bergantian dengan
variasi botol bekas jarak (4 cm, 2 cm) dengan ketebalan botol (7 cm, 15 cm, 30 cm)
Penetapan aliran air limbah kedalam reaktor dengan debit 12 ml/detik.
Penentuan waktu kontak untuk bak anaerobik dimana waktu tinggal 1 hari.
Pengambilan sampel tiap hari.
Sampel diambil setelah perlakuan.
Uji kualitas air limbah dari hasil pengolahan di laboratorium.
Selama proses pengolahan berjalan, setelah terjadi pertumbuhan yang optimal pada media
lekat jarak (4 cm, 2 cm) dengan ketebalan botol (7 cm, 15 cm, 30 cm), sample dibawa ke
laboratorium, untuk diuji penurunan parameter-parameter yang diteliti khususnya COD,
TSS, pH
3.7.3 Gambar Rangkaian Alat Percobaan.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai alat percobaan untuk menurunkan
kandungan parameter-parameter COD, TSS, pH dari air limbah industri kecil tahu dapat
dilihat pada gambar diagram alir berikut :
Limbah cair
Bak Adsorbsi
B
Bak Netralisasi
Bak anaerobik media lekat
botol bekas
Analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian menggunakan analisa data
komperatif . Dari data data yang dipeoleh baik COD, dan TSS dibandingkan dengan
baku mutu air limbah.
Untuk mengetahui efektifitas penurunan COD, TSS dan dapat menggunakan rumus :
P
100 %
Keterangan :
P = Efektifitas penurunan
A = Kosentarasi awal
B = Kosentrasi akhir
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dikelompokkan dalam bentuk table sesuai
dengan parameter yang diteliti. Untuk mengetahui perbedaan control perlakuan
digunakan sAnalisa Variasi ( ANAVA ) RCBD ( Randomized Completely Block Design ).
Prosedur menghitung ANAVA RCBD adalah sebagai berikut :
1. Dirumuskan hipotesa:
Ho : u1 = u2 = ut
HA : u1 u2 ut
2. Ditentukan jumlah replikasi ( blok ) dan jumlah perlakuan :
r = jumlah blok
t = jumlah perlakuan
n = total pengamatan
3. Dihitung SSt, SSB, SSP, SSE, MSB, MSP, dan MSE
4. Dibuat table ANAVA dan hitung nilai F
5. Dicari harga F pada table, yaitu F antar perlakuan dan F antar blok, level signifikan a
dengan degree of freedom f1 dan f2 . Seperti sebelumnya f1 adalah degree of freedom
dari mean squere yang tersebar dan f2 adalah Degree of freedom dari mean square
yang terkecil dari MSP dan MSE dan MSB dengan MSE.
6. Ditentukan daerah penolakan hipotesa :
Tolak Ho, terima HA jika F perlakuan F a ; df = f1.f2
Terima Ho, tolak HA jika F perlakuan < F a ; df = f1.f2
7. Ditarik kesimpulan.
BAB IV
mengurangi beban pencemar yang terkandung di dalam limbah cair Industri kecil tahu
di Wonocatur.
2. Perlu adanya pengolahan lanjutan, karena sistem pengolahan air limbah secara
anaerobik apabila dilanjutkan dengan proses aerobik akan menghasilkan kualitas
efluen yang lebih baik.