Вы находитесь на странице: 1из 17

MAKALAH PENERAPAN KAIZEN DI UNPAM

Lean Manufacturing
Tugas Individu
Dosen: Yulizar Widiatama

Di susun oleh :

Ari Mustafa

2011080226

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt. Shalawat serta salam semoga tetap dilimpahkan
kepada Nabi Muhammad saw. Kepada keluarga, beserta para sahabatnya, dan umatnya
yang setia berpegang teguh kepada ajaran yang telah disampaikan oleh Beliau.
Alhamdulillah penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
walaupun dalam penyusunan makalah ini penyusun menghadapi berbagai kendala, baik
itu yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal.
Makalah yang berjudul Penerapan Kaizen di UNPAM ini disusun dengan
menggunakan kata-kata yang bersifat komunikatif agar pembaca dapat dengan mudah
memahami isi makalah ini dan tidak terjadi disconception dan misscomunication.
Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai sarana nilai tambah pengetahuan
bagi pembaca khususnya, yang nantinya akan menjadi seorang pendidik (guru).
Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan umumnya bagi para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

[ii]

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................3
1.3 Tujuan......................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................4
2.1 Sejarah Kaizen.........................................................................................................4
2.2 Pengertian Kaizen....................................................................................................5
2.3. Konsep Keizen........................................................................................................6
2.4. Prinsip-Prinsip Kaizen............................................................................................8
2.5 Penerapan Kaizen Di Unversitas Pamulang............................................................9
2.6 Hasil Penerapan Kaizen.........................................................................................10
Bab III PENUTUP.........................................................................................................14
3.1 Kesimpulan............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15

[iii]

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Setelah Perang Dunia II, Amerika membantu perekonomian Jepang agar bangkit
kembali dan terus maju. Para ahli industri didatangkan dari Amerika untuk
mengembangkan program pelatihan manajemen.Salah satu program dalam training
tersebut adalah perbaikan dalam 4 tahap atau yang kemudian disebut sebagai: Kaizen
yang berarti perbaikan mutu secara terus-menerus.
Kaizen atau continuous improvement adalah aktivitas perubahan yang dilakukan
secara terus menerus untuk meningkatkan apa yang telah dicapai ke arah yang
lebih baik. Kaizen merupakan suatu konsep dan filsafat yang berasal dari Negara
Jepang tetapi sangat diterima oleh Barat sehingga menciptakan budaya yang
berpengaruh. Budaya tersebut menggabungkan berbagai keunggulan dan manfaat
kerjasama tim dalam kaizen dengan kekuatan individual pada masyarakat Barat. Budaya
kaizen di kehidupan kita. Kitajuga mempunyai falsafah kaizen yang seharusnya kita
kembangkan sendiri,sebagai contoh; Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, besok
lebih baik dari hari ini. Bila hari ini sama dengan kemarin adalah merugi, bila hari ini
lebih buruk dari hari kemarin adalah celaka.
Falsafah kaizen: Tidak ada yang terbaik, yang ada adalah lebih baik. Jangan
tunda perubahan, mulailah dari diri kita, mulailah dari yang terkecil, dan mulailah dari
sekarang. Lingkungan Keizen memiliki ruang lingkup yang tidak terbatas mulai dari diri
kita sendiri, keluarga, tetangga, lingkungan masyarakat, perusahaan, bahkan lebih besar
lagi negara. Filsafat kaizen menganggap bahwa cara hidup kita seperti kehidupan kerja
atau kehidupan sosial maupun kehidupan rumah tangga hendaknya terfokus pada upaya
perbaikan terus menerus. Perbaikan dalam kaizen bersifat kecil dan beransur. Kebalikan
dari inovasi, yang dipakai dalam manajemen barat umumnya dan merupakan
perubahaan besar-besaran melalui terobosan teknologi, konsep manajemen, atau teknik
produksi mutakhir. Kaizen tidak bersifat dramatis dan proses kaizen diterapkan
berdasarkan akal sehat dan berbiaya rendah, menjamin kemajuan beransur yang

[1]

memberikan imbalan hasil dalam jangka panjang. Jadi kaizen merupakan pendekatan
dengan risiko rendah (Handayani, 2005: 5)
William Edwards Deming menjadi nama yang memiliki reputasi sangat tinggi di
Jepang. Kontribusinya sangat signifikan dalam kemajuan perekonomian Jepang. Dunia
industri dan bisnis di Jepang berhasil mendunia, karena ajaran Deming tentang control
kualitas secara total. Produk-produk yang dimanufaktur di Jepang menjadi lebih unggul
di dalam persaingan secara global. Akhirnya Kaisar Jepang di tahun 1960 memberikan
penghargaan kepada Deming. Di Amerika Serikat, Deming menjalankan bisnis
konsultan bagi banyak perusahaan multinasional. Kisahnya yang terkenal adalah ketika
Deming sukses mengantarkan Ford yang merugi menjadi perusahaan otomotif yang
paling menguntungkan mengalahkan GM dan Chrysler. Presiden Reagan dari AS
memberikan medali nasional kepada Deming di tahun 1987.
Tehnik-tehnik yang diajarkan Deming membawa banyak perusahaan semakin
produktif dan berkualitas, pangsa pasar meningkat sementara biaya menurun.
Perencanaan di dalam manajemen harus mencakup strategi jangka panjang yang
mengutamakan peningkatan kualitas dan pengurangan biaya serta limbah. Kaizen telah
menjadi kunci kesuksesan kompetitif Jepang dan sudah banyak diadaptasi dalam
beragam metode aplikasi. Salah satu perusahaan yang sukses dalam menerapkan kaizen
ini adalah Toyota. Selain dalam dunia bisnis, kaizen juga dapat diaplikasikan kepada
pengembangan diri seperti yang diajarkan oleh Anthony Robbins dengan istilah CANI
(Constant And Never-ending Improvement/ perbaikan yang berkelanjutan) serta Robert
Maurer sebagai prinsip perbaikan pribadi.
Elemen inti dari kaizen adalah kemauan untuk berubah, maju dan memprioritaskan
kualitas, selalu memberikan upaya yang konsisten, keterlibatan seluruh pegawai, dan
komunikasi. Kedisiplinan dan kerjasama tim adalah yang utama dalam meningkatkan
moral pekerja untuk menjalankan siklus mutu kaizen. Semua karyawan harus
memberikan saran demi perbaikan.

[2]

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kaizen?
2. Bagaimana sejarah kaizen?
3. Konsep apa saja yang ada dalam kaizen?
4. Apa saja Prinsip-prinsip kaizen?
5. Bagaimana penerapan kaizen di UNPAM?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kaizen.
2. Mengetahui bagaimana sejarah kaizen.
3. Memahami konsep-konsep didalam kaizen.
4. Mengetahui prinsip-prinsip pada kaizen.
5. Mengetahui penerapan kaizen di UNPAM.

[3]

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Kaizen


Setelah melalui sebuah fase sejarah spektakuler yang menciptakan nasionalisme
sektarian, Jepang merasa diri menjadi besar. Lalu, muncul ambisi untuk menguasai
dunia. Jepang mencanangkan diri sebagai penguasa Asia Timur Raya. Atas motif
provokasi, Jepang lalu menyerang Amerika. Di pagi hari, 8 Desember 1941, pesawat
dan kapal selam Jepang mengadakan serangan mengejutkan pada Amerika yang
kemudian dikenal sebagai Pertempuran Pearl Harbor.
Pemboman ini kemudian membawa Amerika ke kancah Perang Dunia II. Amerika
membalas dengan serangan telak, berupa pemboman dua kota penyangga ekonomi
Jepang: Hiroshima dan Nagasaki. Dua kota itu hancur, dan Jepang terhenyak lalu
mundur teratur. Kaisar Hirohito yang sangat dimuliakan rakyatnya memerintahkan agar
perang dihentikan. Bala tentara Dai Nippon yang bersemboyan Asia Timur Raya
akhirnya takluk tanpa syarat kepada Sekutu dalam PD II yang menelan korban jutaan
orang. Seluruh pasukan yang masih tersisa ditarik kembali.
Namun, akhirnya Jepang mampu bangkit lagi dari keterpurukan yang diciptakan
oleh perang. Pertanyaan yang pertama kali terlontar dari Kaisar Jepang ketika
mendengar kehancuran dua kota itu, bukanlah tentang jumlah panglima perang atau
amunisi yang tersisa. Justru adalah, berapa guru yang masih ada?. Jika dirunut ke
belakang, sebetulnya kebangkitan Jepang ini memang dipengaruhi satu faktor, yaitu
mereka menempatkan ilmu dan pengetahuan dalam posisi penting sejak zaman
Restorasi Meiji. Restorasi ini berkonsentrasi di bidang pendidikan, yaitu mengubah
sistem pendidikan dari tradisional menjadi modern. Programnya antara lain wajib
belajar, pengiriman mahasiswa Jepang untuk belajar ke luar negeri (ke Perancis dan
Jerman), dan meningkatkan anggaran sektor pendidikan secara drastis. Apa yang telah
dilakukan Kaisar Meiji ketika itu adalah suatu keberanian yang nampaknya belum
terpikirkan oleh para pemimpin kita saat ini.
Buktinya, anggaran pendidikan 20 % hanya berhenti di kertas konstitusi. Kembali
kepada kebangkitan setelah pemboman Hiroshima, Jepang segera menyusun langkah

[4]

kebangkitan. Seluruh waktunya lalu kembali digunakan untuk memperkuat basis


ekonomi. Selain bertumpu pada karakter bangsa Jepang yang ulet dan tekun bekerja,
faktor sentral kebangkitan itu karena konsentrasi Jepang yang hampir 100 persen di
bidang ekonomi, sehingga ia dijuluki sebagai bangsa asongan. Untuk sementara,
konflik politik Perang Dingin dan partisipasi dalam perdamaian dunia tak pernah diikuti
Jepang. Langkah ini menuntun pada bangkitnya Jepang. Kunci utamanya ternyata
adalah Jepang menerapkan prinsip Kaizen yang kemudian menjadi acuan bagi pola
manajemen modern, terutama dunia bisnis.

2.2 Pengertian Kaizen


Kaizen ()secara harafiah berasal dari kata Kai () yang artinya perubahan dan
Zen () yang artinya baik. Kaizen dapat diartikan secara singkat yaitu perbaikan atau
peningkatan.

Menurut

Imai

(1991:4),

kaizen

berarti

penyempurnaan

berkesinambungan yang melibatkan setiap orang baik manajer maupun karyawan.


Pada intinya kaizen adalah kesadaran bahwa manajemen harus memuaskan
pelanggan dan memenuhi kebutuhan pelanggan, jika perusahaan ingin tetap eksis,
memperoleh laba, dan berkembang. Kaizen memiliki tujuannya yaitu menyempurnakan
mutu, proses, sistem, biaya, dan penjadwalan demi kepuasan pelanggan. Metode yang
digunakan dalam Kaizen untuk mencapai hal tersebut adalah dengan pertama,
mengubah cara kerja karyawan sehingga karyawan bekerja lebih produktif, tidak terlalu
melelahkan, lebih efisien, dan aman; kedua, memperbaiki peralatan; ketiga,
memperbaiki prosedur.
Ciri kunci dari pendekatan kaizen terhadap manajemen adalah:
a. Memperhatikan proses dan bukan hasil
b. Manajemen fungsional silang
c. Menggunakan peningkatan yang terus menerus
Cane (1998:36) menyatakan, Dalam perusahaan yang ingin menggunakan prisnip
kaizen sudah menjadi tanggung jawab setiap orang untuk telibat dalam daur
peningkatan. Mereka harus diberi ilmu pengetahuan, keahlian-keahlian dan peralatan

[5]

agar sepenuhnya berpartisipasi bukan hanya berpartisipasi dalam tim mereka sendiri,
tetapi juga berpartispasi dalam tim fungsional silang dan di seluruh organisasi sebagai
satu kesatuan.
Istilah kaizen atau Just in Time ini kerap kali digunakan sebagai salah satu strategi
perbaikan dalam manajemen kualitas dan alternatif manajemen yang selama ini
didominasi oleh negara barat dan Amerika, namun dalam perkembangannya sistem
manajemen ini mendapat perhatian para analis manajemen setelah melihat
perkembangan yang pesat ekonomi Jepang yang kerap kali merepotkan hegemoni
Amerika dalam percaturan ekonomi global. Kaizen bukan jalan pintas melainkan proses
yang berjalan secara terus menerus untuk menciptakan hasil yang diinginkan. Kata
Kaizen (baca: kai-seng), secara harafiah Kai = merubah dan Zen = lebih baik. Secara
sederhana pengertian kaizen adalah usaha perbaikan berkelanjutan untuk menjadi lebih
baik dari kondisi sekarang. Ada juga orang yang menyebutnya dengan istilah Kaizen
Teian yang artinya: "Kaizen" berarti "perbaikan terus-menerus", sementara "teian"
artinya "sistem".
Jadi, Kaizen Teian artinya adalah suatu sistem perusahaan yang komprehensif yang
dilakukan dalam rangka perbaikan terus menerus untuk mencapai kondisi yang lebih
baik

dari

hari

ini,sehingga

bisa

membawa

napas

baru

dalam

setiap

perusahaan/organisasi. Sasaran utama dari Kaizen adalah menghilangkan pemborosanpemborosan yang tidak memberikan nilai tambah produk atau jasa dari perspektif para
konsumen. Pemborosan- pemborosan itu perlu dieliminir karena menimbulkan biayabiaya yang menyebabkan berkurangnya profit. Disamping itu konsumen tidak mau
menanggung biaya-biaya yang tidak perlu tersebut.

2.3. Konsep Keizen


konsep kaizen meliputi beberapa hal, yakni:
1. Konsep 3 M (Muda, Mura, dan Muri) nKonsep ini dibentuk untuk mengurangi
banyaknya proses kerja, meningkatkan mutu, mempersingkat waktu dan mengurangi
atau efisiensi.
a. Muda ()diartikan sebagai pengurangan pemborosan atau kesia-siaan.

[6]

b. Mura ()diartikan sebagai pengurangan perbedaan.


c. Muri () diartikan sebagai pengurangan ketegangan.
2. Gerakan 5 S (seiri, seiton, seiso, seiketsu dan shitsuke)
Konsep 5 S pada dasarnya merupakan proses perubahan sikap dengan menerapkan
penataan, kebersihan, dan kedisiplinan di tempat kerja. Konsep 5 S merupakan
budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar.
Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, tertib maka kemudahan bekerja perorangan
dapat diciptakan. Dengan kemudahan bekerja ini, empat bidang sasaran pokok
industri yang meliputi:
1. Efisiensi Kerja
2. Produktifitas Kerja
3. Kualitas Kerja, dan
4. Keselamatan Kerja dapat lebih mudah dipenuhi.
Berikut ini adalah penjelasan yang lebih detil mengenai bagian-bagian dari 5 S.
1. Konsep Seiri ( )
Seiri adalah memisahkan benda yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan,
kemudian menyingkirkan yang tidak diperlukan (ringkas). Sesungguhnya, terdapat
banyak barang yang tidak diperlukan di dalam setiap pabrik. Barang yang tidak
diperlukan artinya barang tersebut tidak dibutuhkan untuk kegiatan produksi saat ini
(Hirano, 2005: 13).Untuk mengetahui barang-barang yang perlu dibuang, barang harus
dipisahkan menjadi yang diperlukan dan yang tidak diperlukan. Hal ini disebut dengan
Seiri visual.
2. Konsep Seiton ( )
Konsep ini menyusun dengan rapi dan mengenali benda untuk mempermudah
penggunaan. Kata Jepang seiton ( ) secara harfiah berarti menyusun benda
dengan cara yang menarik (rapi). Dalam konteks 5 S. ini berarti mengatur barangbarang sehingga setiap orang dapat menemukannya dengan cepat. Untuk mencapai
langkah ini, pelat penunjuk digunakan untuk menetapkan nama tiap barang dan tempat
penyimpanannya (Yasuhiro,1995: 249). Seiton memungkinkan pekerja dengan mudah
mengenali dan mengambil kembali perkakas dan bahan, dan dengan mudah
mengembalikannya ke lokasi di dekat tempat penggunaan. Pelat penunjuk digunakan
untuk memudahkan penempatan dan pengambilan kembali bahan yang diperlukan.

[7]

3. Konsep Seiso ( )
Konsep ini selalu mengutamakan kebersihan dengan menjaga kerapihan dan kebersihan
(resik). lni adalah proses pembersihan dasar dimana suatu daerah disapu dan kemudian
dipel dengan kain pel. Karena lantai, jendela, maupun dinding harus dibersihkan, seiso
setara dengan aktifitas pembersihan berskala besar yang dilakukan setiap akhir tahun di
rumah tangga Jepang. Meskipun pembersihan besar-besaran di seluruh perusahaan
dilakukan beberapa kali dalam setahun, tiap tempat kerja perlu dibersihkan setiap hari.
Aktifitas itu cenderung mengurangi kerusakan mesin akibat tumpahan minyak, abu, dan
sampah. Contohnya, kalau ada pekerja yang mengeluh ada mesin yang rusak ini tidak
berarti mesin itu perlu penyetelan. Sebenarnya, yang diperlukan mungkin hanya
program pembersihan di tempat kerja (Yasuhiro,1995:249).
4. Konsep Seiketsu ()
Seiketsu yaitu usaha yang terus menerus untuk mempertahankan 3S tersebut diatas,
yakni Seiri,Seiton), dan Seiso. Pada prinsipnya mengusahakan agar tempat kerja yang
sudah menjadi baik dapat selalu terpelihara. Di tempat kerja yang rawat, kerawanan dan
penyimpangan dapat segera dikenali, sehingga berbagai masalah dapat dicegah sedini
mungkin (Kristianto, 1995: 47). Memelihara tempat kerja tetap bersih tanpa sampah
atau tetesan minyak adalah aktivitas Seiketsu. Antara seiso denganseiketsu sangat
berkaitan erat.
5. Konsep Shitsuke ( )
Shitsuke adalah metode yang digunakan untuk memotivasi pekerja agar terus menerus
melakukan dan ikut serta dalam kegiatan perawatan dan aktivitas perbaikan serta
membuat pekerja terbiasa mentaati aturan (rajin). Hal ini dianggap sebagai komponen
yang paling sukar dari 5 S. Untuk aktivitas ini, pekerja Jepang diharapkan melatih
pengandalian diri sendiri, bukan dikendalikan manajemen (Yasuhiro, 1995:266).
2.4. Prinsip-prinsip Kaizen
Prinsip Kaizen yang Mengandung Sepuluh Prinsip :
1. Berfokus pada pelanggan, fokus utama adalah kualitas produk yang bermuara
pada kepuasan pelanggan.
2. Mengadakan peningkatan secara terus menerus; Kualitas total merupakan sine
qua non untuk keberlangsungan.

[8]

3. Mengakui masalah secara terbuka; Membangun kultur yang tidak saling


menyalahkan.
4. Mempromosikan keterbukaan; Ilmu pengetahuan adalah untuk saling dibagikan
& hubungan-hubungan komunikasi yang mendukungnya merupakan sumber
efisiensi yang lebih besar.
5. Menciptakan tim kerja; pertama, pengaruh antar sesama teman (dan
kepemimpinan) bisa memelihara disiplin untuk memastikan bahwa tidak ada
seorangpun

dibiarkan

mengganggu

keseimbangan

didalam

tim

dan

keharmonisan antar tim, kedua, setiap orang diberi semangat untuk


memanfaatkan pendidikan dan pelatihan guna memastikan bahwa kontribusi
pribadi menambah nilai pada hasil hasil tim.
6. Memanajemeni proyek melalui tim fungsional silang; menggunakan sumber
daya antar departemen bahkan dari luar perusahaan.
7. Memelihara proses hubungan yang benar;Mendesain dan memastikan proses
hubungan antar manusianya.
8. Mengembangkan disiplin pribadi; Melalui pendidikan, agama, dan norma norma
sosial untuk menjaga keutuhan.
9. Memberikan informasi pada semua karyawan; Misi, nilai, produk, kinerja,
manusia dan rencana perusahaan dari tantangan perusahaan menjadi tantangan
pribadi.
10. Memberikan wewenang kepada setiap karyawan; Melalui pelatihan dalam
berbagai keahlian, dorongan semangat, tanggung jawab pengambilan keputusan,
akses pada sumber-sumber data dan anggaran, timbal balik, rotasi pekerjaan dan
penghargaan.
2.5 Penerapan Kaizen di Unversitas Pamulang
Dalam menerapkan Kaizen, para pemimpin perusahaan atau organisasi di Negara
Jepang berpegang pada dua prinsip, antara lain :
1. Memerlukan proses atau cara kerja yang baik untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. Dengan proses atau cara kerja demikian, kita bisa bekerja lebih cekatan
(bukan bekerja lebih berat). Untuk mendapatkan proses yang baik, para pemimpin
perusahaan perlu mengetahui sumber masalah-masalah, kemudian meminta
ide/gagasan/solusi dari semua karyawannya. Bagaimanapun juga, merekalah yang
menjalani pekerjaan sehari- hari/dekat dengan pekerjaannya. Biasanya, solusi terbaik
adalah solusi yang paling sederhana, logis, dan mudah dilaksanakan.

[9]

2. Memilih gagasan-gagasan yang sekiranya bisa atau memungkinkan untuk


dilaksanakan kemudian menrapkannya dan bersabar menunggu hasilnya. Ternyata,
satu perbaikan kecil yang dilakukan dalam perusahaan atau organisasi akan dapat
menghasilkan dampak yang besar, dimana waktu dan uang dapat dihemat. Para
karyawan pun semakin bersemangat kerja, karena mereka melihat ide-ide mereka
diterima dan dilaksanakan oleh perusahaan.
2.6 Hasil Penerapan Kaizen
1. Arah Pengembangan Pendidikan dan Pengajaran.
Misi UNPAM memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi untuk kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan penelitian
dan pengabdian masyarakat, Misi tersebut dijabarkan melalui tujuan peningkatan
reputasi nasional di bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, yang
mampu memberikan konstribusi riil dalam penyelesaian problem-problem yang
dihadapi masyarakat khusunya pada peningkatan ekonomi masyarakat melalui
UMKM. Arah pengembangan kegiatan akademik dilakukan mulai dariproses
peningkatan mutu kurikulum,peningkatan mutu dosen,peningkatan mutu penyusunan
SAP dan buku ajar,peningkatan mutu kegiatan kependidikan dan pembelajaran secara
berkelanjutan baik di dalam mau pun di luar kelas, secara formal mau pun informal.
a. Arah Pengembangan Kurikulum Program Studi Untuk mencapai visi, misi, tujuan,
dan sasaran diperlukan ketersediaan kurikulum yang mampu mengakomodasi
tuntutan dari kalangan profesi, pengguna lulusan maupun masyarakat umum
maupun stakeholders lainnya. Hal ini mengakibatkan adanya kebutuhan untuk
menetapkan Standar Ketaatan Kurikulum yang akan menjadi tolak ukur baik bagi
pimpinan fakultas, prodi, maupun dosen yang bertanggung jawab dalam perannya
sebagai

perancang,

penilai,

dan

pembaharu

atau

kurikulum.Visi,misi,tujuan dan sasaran UNPAM kemudian

pengembang

secara

vertikal

diterjemahkan oleh masing-masing unit dibawahnya, khususnya unit utama


yaitu fakultas dan program studi. Visi, misi, tujuan dan sasaran tersebut menjadi
rujukan pengembangan kurikulum dan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi
dengan mengkaji masukan dari stakeholders, pantauan perkembangan permintaan
pasar kerja (market signal) serta misi yang diemban oleh UNPAM yakni memberi
konstribusi nyata untukpeningkatan kesejahteraan masyarakat.

[10]

b. Arah Pengembangan Dosen


Arah Pengembangan dosen dilakukan dengan memperhatikan aspek relevansi dan
kualifikasi. Rekrutmen dan pengambangan Dosen harus memiliki latar belakang
pendidikan yang relevan dengan visi, misi, dan tujuan UNPAM. Tingkat
kualifikasi untuk tenaga dosen atau tenaga kependidikan lainnya juga menjadi
pertimbangan perekrutan. Untuk dosen di UNPAM minimal memiliki kualifikasi
jenjang S2. Selain itu, aspek relevansi dan kualifikasi dosen juga harus dapat
menjamin terselenggaranya proses pendidikan yang berkualitas, sehingga lulusan
UNPAM dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuannya serta
dapat bermanfaat bagi masyarakat.
c. Arah Pengembangan Kemahasiswaan
Pengembangan kemahasiswaan UNPAM diarahkan untuk mencetak lulusan yang
memiliki daya saing dan rasa cinta tanah air yang tinggi serta memiliki
kemampuan dalam kebermanfaatan di masyarakat dan kewirausahaan.
Kegiatan pembinaan kemahasiswaan UNPAM dilakukan berdasarkan pedoman dari
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kegiatan pembinaan kemahasiswaan yang
dilakukan meliputi :
a. Pembinaan sikap dan kegiatan mahasiswa.
1. Pembinaan sikap mental dan orientasi mahasiswa. Disamping itu penalaran
mahasiswa dikembangkan guna membentuk sikap dan orientasi ilmiah, serta insan
cendekiawan yang mantap dikelak kemudian hari, yaitu dengan jalan
menyelenggarakan seminar-seminar ilmiah, diskusi, panel, riset dan sebagainya
yang bertemakan masalah-masalah sosial, keagamaan maupun masalah bidang
studi baik yang dihadapi pada dewasa ini maupun yang akan datang. Pembinaan
kemahasiswaan itu juga untuk mempersiapkan sikap dan perilaku profesionalisme
yang ditekuni para mahasiswa khususnya yang dibidang yang berhubungan
dengan disiplin ilmunya. Melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa akan
memiliki daya tanggap dan kepekaan serta orientasi yang cukup tinggi terhadap
masalah-masalah keilmuan, kemasyarakatan dan keagamaan maupun dalam
berbagai bidang studi yang berkembang dewasa ini.
2. Pembinaan aspek sosio budaya ketrampilan mahasiswa. Pengembangan partisipasi
mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan generasi muda pada umumnya amat
diperlukan, baik pada peringkat lokal, nasional, regional maupun internasional.
3. Pembinaan kelembagaan kreatifitas mahasiswa. Kegiatan-kegiatan mahasiswa
diluar perkuliahan dan praktikum mutlak memerlukan dukungan, pembinaan dan

[11]

bimbingan. Kesemuanya itu disalurkan melalui lembaga-lembaga yang ada,


seperti Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi (BEMPT), dan unit-unit
aktivitas lainnya, sehingga kegiatan- kegiatan tersebut mampu memberi arti bagi
upaya pembinaan mahasiswa secara keseluruhan.
4. Pembinaan kegiatan penunjang, berupa pengembangan kegiatan karya inovatif
produktif, pameran karya ilmiah, pameran alat-alat peraga, pengembangan
prestasi dalam kegiatan olah raga dan seni budaya baik pada peringkat lokal
maupunnasional. Hal itu dimaksudkan agar kegiatan UNPAM lebih mendapatkan
pengakuan dimata masyarakat. Disamping itu mahasiswa UNPAM dapat
mengkomunikasikan, menampilkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang
meraka peroleh selama dibangku kuliah dalam kehidupan sehari-hari.
b. Pembinaan Kesejahteraan Mahasiswa.
1. Meningkatkan pelayanan kebutuhan dasar mahasiswa yang meliputi ruan kegiatan
mahasiswa, pemberian beasiswa bagi mahasiswa yang berprestasi dan sebagainya.
2. Meningkatkan pelayanan kebutuhan pengembangan pribadi mahasiswa yang telah
ditempuh lewat bimbingan dan konseling bagi mahasiswa, unit kegiatan
mahasiswa, olah raga, kesenian dan sebagainya.
3. Mengefektifkan pembinaan sarana penunjang kegiatan kesejahteraan dan
pelayanan mahasiswa. Pengembangan kegiatan yang bersifat keagamaan/
kerohanian seperti Unit Kerohanian Islam dan Unit kerohanian kristen. Demikian
pula kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial seperti bakti sosial.
2. Arah Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Informasi pada suatu perusahaan, lembaga maupun organisasi itu sangat dibutuhkan
oleh anggota, pimpinan maupun umum, maka dari itu UNPAM sebagai lembaga
pendidikan menyajikan informasi. Sebelum nama UNPAM besar seperti saat sekarang,
system informasi manajemen UNPAM hanya menggunakan informasi dari mulut ke
mulut dan brosur-brosur yang disebarkan oleh tim promosi. Setelah melalui proses
panjang dengan menerapkan system kaizen, UNPAM berhasil berkembang, dan saat ini
system informasi dapat kita ketahui melalui akses dimana saja dengan internet dengan
alamat www.unpam.ac.id. Itulah perkembangan system informasi UNPAM dengan
kaizen.

[12]

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
kaizen adalah kesadaran bahwa manajemen harus memuaskan pelanggan dan
memenuhi kebutuhan pelanggan, jika perusahaan ingin tetap eksis, memperoleh laba,
dan berkembang. Kaizen memiliki tujuannya yaitu menyempurnakan mutu, proses,
sistem, biaya, d konsep kaizen meliputi beberapa hal, yakni:
Konsep 3 M (Muda, Mura, dan Muri) nKonsep ini dibentuk untuk mengurangi
banyaknya proses kerja, meningkatkan mutu, mempersingkat waktu dan mengurangi
atau efisiensi.
a. Muda ()diartikan sebagai pengurangan pemborosan atau kesia-siaan.
b. Mura ()diartikan sebagai pengurangan perbedaan.
c. Muri () diartikan sebagai pengurangan ketegangan.
an penjadwalan demi kepuasan pelanggan
Prinsip Kaizen yang Mengandung Sepuluh Prinsip
1. Berfokus pada pelanggan,
2. Mengadakan peningkatan secara terus menerus.
3. Mengakui masalah secara terbuka.
4. Mempromosikan keterbukaan
5. Menciptakan tim kerja.
6. Memanajemeni proyek melalui tim fungsional silang.

[13]

7. Memelihara proses hubungan yang benar.


8. Mengembangkan disiplin pribadi.
9. Memberikan informasi pada semua karyawan.
10. Memberikan wewenang kepada setiap karyawan.

DAFTAR PUSTAKA
http://ichsanuddin98.blogspot.com/2009/04/perbaikan-berkesinambungankaizen.html
http://maimoonzirconesia.blogspot.com/2011/03/prinsip-kaizen-yg-mengandung
sepuluh.html
http://indokaizen.wordpress.com/2008/01/20/kaizen-usaha-tiada-henti-agarlebih-baik/

[14]

Вам также может понравиться