Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Batu tbtuk pd tubuli ginjal kemudian brd di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan
bisa mengisi seluruh pelvis dan kaliks ginjal. Batu yg tdk trll besar akan didorong oleh
peristaltik otot2 sistem pelvikalises dan turun ke ureter mjd batu ureter. Batu ukuran kecil (<5
mm) dpt turun spontan
Epidemiologi
1. Masalah kesehatan yg menempati urutan ke3 di bidang urologi setelah penyakit ISK
dan kelainan prostat
2. Penyebaran geografi
merata diseluruh dunia, akan tetapi lebih utama pada daerah yang dikenal dengan
Stone belt atau lingkaran batu (sabuk batu), dan Indonesia termasuk dalam sabuk batu
ini. Angka prevalensi rata-rata di seluruh dunia adalah 1-12 %
3. Jenis kelamin
Perbandingan laki-laki dan wanita 3 :1
4. Usia
Dewasa dg gol social ekonomi menengah ke atas. Puncak insiden dari batu urin
dengan gejala adl pd dekade ke3 dan ke4 >> 35-45 tahun
5. Perbandingan antara batu urin bagian atas dengan batu urin bagian bawah adalah 9 : 1
Manifestasi klinik
Bergantung pada letak batu, ukuran batu, dan penyulit yg tjd. Pada banyak kasus, batu
ginjal tdk memperlihatkan gejala kecuali jika batu turun dan mengendap di ureter.
1. Nyeri pinggang
a. Nyeri kolik : pe peristaltik otot polos sistem pelvikalises atau ureter utk
mengeluarkan batu >> tek intraluminal mengkat >> peregangan terminal saraf >>
sensasi nyeri
b. Nyeri bkn kolik : distensi dari kapsul ginjal
2. Tjd pd malam atau dini hari (krn out put urin minimal dan konstriksi ureter pd dini
hari
3. Pasien menggeliat kesakitan, sering dengan usaha macam- macam untuk mengurangi
rasa sakit >> membedakan dengan pasien iritasi peritoneum dimana untuk
mengurangi rasa sakit pasien tidak berani bergerak
a. Batu pd kaliks ginjal : Memberikan rasa nyeri ringan sampai berat karena distensi
dari kapsul ginjal. Nyeri terasa dibagian pinggang dan berkurang pada daerah
panggul
b. Pelvis Renis : nyeri sedang sampai berat karena distensi dari kapsul ginjal. Batu
dengan diameter > 1 cm umumnya dapat menyebabkan obstruksi pada
ureteropelvic junction, dan menimbulkan nyeri yang hebat pada sudut
kostovertebra, dan juga dibawah iga 12
c. Ureter : Nyeri kolik hebat didaerah pinggul dan perut bagian bawah sampai testes
dan area vulva
4. Hematuria : akb trauma pd mukosa
5. Mual dan muntah
6. Tanda infeksi : demam, mengigil
7. Pemeriksaan Fisik
a. Nyeri ketok pada costovertebra angel
Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
untuk batu yang ukurannya < 5 mm, karena batu diharapkan dapat keluar spontan.
Tujuan : mengurangi nyeri, memperlancar aliran urine dengan pemberian diuretikum,
minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar
a. untuk batu kalsium :
a) Diuretik tiazid
b) diet rendah kalsium
c) diet rendah purin
d) diet rendah oksalat
e) diet rendah lemak dan kolestiramin
b. untuk batu infeksi : antibiotika
c. untuk batu urat :
a) urin alkali (Na bikarbonat)
b) alopurinol, diamok
c) diet rendah purin.
2. ESWL ( Extracorporeal Shockwave Lithotripsy )
3. Endourologi
a. PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy)
Memasukkan alat endoskopi ke sistem kalises mll insisi pd kulit
b. Litotripsi
Memecah batu VU dan uretra dg memasukkan litotripor ke VU. Pecahan batu di
keluarkan dg evakuator Ellik
c. Ureteroskopi atau uretero-renoskopi
Memasukkan alat ureteroskopi peruretram utk melihat ureter atau pelviokalises.
Dg memakai energi ttu batu dipecah dg tuntunan ureteroskopi atau ureterorenoskopi
d. Ekstraksi Dormia
4. Bedah laparoskopi
5. Bedah terbuka
a. Pielolitotomi atau nefrolitotomi : mengambil batu di pyelum ginjal melalui
pyelum atau parenkim
b. Ureterolitotomi : mengambil batu di ureter
Pencegahan
1.
2.
3.
4.
5.
Komplikasi
1. Kaliektasis
2. Hidronefrosis
3. Hidroureter
4. Pielonefrotis
5. Abses : ginjal, perinefrik, paranefrik
6. Urinary fistula formation
7. Ureteral scarring and stenosis
8. Ureteral perforation
9. Urosepsis
10. Gagal ginjal