Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
keluarga, pendidikan ibu dan gizi keluarga. Sehingga Angka Kematian Bayi juga
dapat diapakai sebagai tolak ukur pembangunan sosial ekonomi masyarakat secara
menyeluruh. Merujuk pada hasil laporan KIA UPTD Yankes Kecamatan Nagreg
selama tahun 2014 tercatat angka kematian bayi sebesar 1,14 kematian bayi dari
875 jumlah kelahiran hidup ( 1,14 per 1000 kelahiran hidup).
Tabel 3.1
NO
KLASIFIKASI PENYAKIT
1
Ispa
2
Tukak lambung
3
Influenza
4
Hypertensi primer
5
Myalgia
6
Peny. Pulpa & Jr. periapikal
7
Gangguan lain pada kulit
8
Diare & gastroenteritis
9
Artritis lainnya
10 Penyakit Lain-lainnya
Sumber : UPTD Yankes Nagreg 2014
JUMLAH
13825
9491
5893
5978
2906
2631
2089
2131
2041
17591
2. Penyakit Menular
2.1 Penyakit Menular Bersumber Binatang
2.1.1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Berdasarkan data program Surveilans UPTD Yankes Nagreg tahun 2014 terjadi 4
kasus Demam Berdarah Dengue yang ditangani dan ditinjaklanjuti dengan
pemberantasan nyamuk dewasa melalui fogging. Sedangkan kasus kematian
akibat DBD tidak ditemukan.
2.1.2. Rabies
Tidak ada data
2.1.3. Chikungunya
Tidak ada data
2.1.4. Filariasis
Penyakit filariasis masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Jumlah
penemuan kasus filariasis di Kabupaten Bandung yang dilaporkan pada tahun
2012 sebanyak 36 orang yang tersebar di 14 kecamatan. Untuk wilayah kerja
UPTD Yankes Nagreg sampai dengan tahun 2014 tidak ditemukan kasus filariasis.
Tahun 2014 merupakan tahun berakhirnya program POMP Filariasis di Kabupaten
Bandung. Untuk mengetahui keberhasilan POMP Filariasis yang telah dilakukan
selama 5 tahun berturut turut salahsatunya diadakan TAS (Transmision Assesment
Survey). Kegiatan ini mempunyai arti yang sangat penting karena akan
menentukan Nilai Ambang Batas (Critical Cut Off) yang akan menentukan apakah
wilayah Kabupaten Bandung terbebas dari Filariasis (Eliminasi Filariasis) atau
tidak. Kegiatan TAS di wilayah UPTD Yankes Nagreg dengan sasaran anak SD
kelas 1 dan 2. Dari hasil TAS yang dilakukan untuk wilayah UPTD Yankes
Nagreg hasilnya negatif.
Grafik 3.2
2131
1152
892
813
265
2.2.1
TB Paru BTA +
Grafik 3.3
81
67
56
40
30
56
56
78 (+)
78
BTA
114 KONVERSI
114
67 (+)
67 BARU 65
BTA
65
KESEMBUHAN
2014 angka kesembuhannya belum 100 % hal ini karena masih ada yang belum
tuntas dalam program pengobatannya.
Hal ini menggambarkan bahwa Angka Case Holding atau penanganan
penderita di unit pelayanan kesehatan/Puskesmas sudah baik meskipun Angka
Case finding atau penemuan kasus masih kurang.
2.2.2
Pneumonia
Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) khususnya Pneumonia
masih merupakan penyakit utama, penyebab kesakitan dan kematian bayi dan
balita. Keadaan ini berkaitan erat dengan berbagai kondisi yang melatar belakangi
seperti manultrisi, kondisi lingkungan juga polusi di dalam rumah seperti asap,
debu, dan sebagainya. Penyakit pneumonia
HIV /AIDS
Kusta
Tetanus Neonatorum
2.3.2
Difteria
Penyakit Difteria merupakan penyakit menular akut pada tonsil, pharynk
dan hidung, kadang kadang pada selaput mukosa dan pada kulit. Kuman
penyebab penyakit difteria adalah Corynebcterium diptheriae. Infeksi kuman
biasanya tidak infasive tetapi kuman dapat mengeluarkan toxin yaitu exotoxin.
Toxin ini mempunyai efek patologik menyebabkan orang menjadi sakit bahkan
menimbulkan kematian (CFR berkisar antara 10-16%).
Penduduk yang paling sring terkena penyakit ini pada umur 1-5 tahun
terutama yang belum pernah mendapatkan vaksinasi atau penduduk yang pernah
kontak dengan strain difteri yang tidak mempunyai respon antibodi atau penduduk
yang tidak pernah sakit difteria yang tidak kebal. Sumber penularannya yaitu pada
manusia yang sakit ataupun karier, sedangkan cara penularannya berupa kontak
langsung dengan penderita/karier, pernafasan, droplet infeksi, benda mati dan
melalui tangan. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan pemberantasan penyakit
difteri, apabila ditemukan 1 (satu) kasus Difteri maka dinyatakan sebagai
Kejadian Luar Biasa (KLB). Berdasarkan data yang ada di UPTD Yankes Nagreg,
Pada periode 2010 - 2014 Untuk wilayah kerja UPTD Yankes Nagreg tidak
ditemukan kasus Difteria.
2.3.3 Pertusis
Tidak ada data.
2.3.4 Hepatitis
Tidak ada data.
2.3.5 Campak
Campak merupakan virus yang ditandai oleh lesi pada kulit dan mukosa
atau selaput berdasarkan data yang ada pada tahun 2014 diwilayah kerja UPTD
Yankes Nagreg tidak ditemukan kasus.
2.3.6
penyakit poliomyelitis, yaitu anak berusia kurang dari 15 tahun. Surveilans AFP
adalah pengamatan yang dilakukan terhadap semua kasus kelumpuhan yang
sifatnya seperti kelumpuhan pada poliomyelitis dan terjadi pada anak usia kurang
15 tahun dalam upaya menemukan adanya transmisi virus polio liar.
Pada periode 2010-2014 di wilayah kerja UPTD Yankes Nagreg tidak ditemukan
kasus AFP.
C. GANGGUAN GIZI
Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi masalah gizi antara lain
Program Upaya Perbaikan Gizi keluarga (UPGK). Program perbaikan gizi
bertujuan meningkatkan mutu konsumsi pangan sehingga berdampak pada
keaadaan atau status gizi masyarakat.
Masalah utama gizi masih diwarnai dengan masalah Kurang Energi
Protein (KEP), Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), Anemia Gizi Besi
(AGB) dan Kurang Vitamin A (KVA), utamanya pada kelompok penduduk
tertentu seperti anak anak dan wanita.
Keadaan status gizi di wilayah UPTD Yankes Kecamatan Nagreg pada
tahun 2014 berdasarkan hasil bulan penimbangan balita adalah balita dengan gizi
Normal 83 %, gemuk 9.5 %, gizi kurus 0.4 %, dan bayi sangat kurus sebanyak
0,1 % dari jumlah balita yang ditimbang sebanyak 4972 orang.
Grafik 3.4
83
GEMUK
NORMAL
KURUS
SANGAT KURUS
9.5
0.4
0.1
Permasalahan gizi buruk pada anak balita selalu didampingi penyakit, baik
itu penyakit infeksi maupun non infeksi. Penyakit bisa berdampak pada gizi
buruk, atau gizi buruk akan berdampak pada timbulnya beberapa penyakit,
terutama penyakit infeksi. Penyebab utama Gizi buruk karena kurang asupan gizi
pada anak, bisa karena faktor kemiskinan, pengetahuan yang kurang, pola asuh
yang salah, biasanya, keadaan ekonomi keluarga mampu, penyebab gizi buruk
pada anak balita ini oleh karena pola asuh yang salah hingga menyebabkan
malnutrisi.