Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENYUSUNAN
DAN HPS
SPESIFIKASI DAN
Daftar Isi
DAFTAR ISI .............................................................................................. i
PENGANTAR ............................................................................................ v
0.1. Modul Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ...................................v
0.2. Modul Penyusunan Spesfikasi dan HPS .......................................................vi
0.3. Tujuan ....................................................................................................vii
BAB
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1
Sistematika Penulisan Modul .................................................................. 1
Pengertian Spesifikasi dan HPS ..............................................................3
Ketentuan Umum Spesifikasi dan HPS..................................................... 4
Hubungan Total Biaya Kepemilikan dengan HPS ......................................6
Pengadaan Internasional .......................................................................6
BAB
5.1.
5.2.
5.3.
ii
LKPP
Daftar Gambar
Gambar 0.1 Desain Modul Pelatihan PBJP .........................................................vi
Gambar 0.2 Posisi Modul Penyusunan Spesifikasi dan HPS .................................vi
Gambar 0.3 Ruang Lingkup Modul Penyusunan Spesifikasi dan HPS ...................vii
Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penyusunan HPS ..................................................... 1
Gambar 2.1 Teknik Peramalan Kebutuhan Barang .............................................. 26
Gambar 2.2 Gambar Contoh Tabel Kebutuhan Barang di Tahun 2012 .................. 27
Gambar 2.3 Moving Average Dengan Bobot ...................................................... 28
Gambar 2.4 Model Regresi Sederhana ..............................................................28
Gambar 2.5 Interaksi Antara Biaya Pesan dan Biaya Penyimpanan ...................... 29
Gambar 2.6 Rumus EOQ .................................................................................30
Gambar 2.7 Contoh Penerapan Rumus EOQ ..................................................... 31
Gambar 3.1 The Supply Positioning Model ........................................................ 40
Gambar 3.2 Klasifikasi ABC (konsep pareto) ...................................................... 41
Gambar 3.3 The Supply Positioning Model Klasifikasi ABC .................................. 46
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
4.1 Contoh Gambar Komponen Total Biaya Kepemilikan Alat Berat .........53
4.2 Ilustrasi Perhitungan Nilai Uang yang Akan Datang ......................... 55
4.3 Ilustrasi Perhitungan Nilai Sekarang dari Uang (PV) ......................... 56
4.4 Ilustrasi Nilai yang Akan Datang dari Anuitas .................................. 57
4.5 Ilustrasi Nilai Sekarang Anuitas ...................................................... 58
4.6 Rangkuman Rumus dan Simbol ..................................................... 59
4.7 Pendekatan NPV dalam Investasi ................................................... 60
4.8 Contoh Soal 1 .............................................................................. 60
4.9 Contoh Soal 2 .............................................................................. 61
iii
Daftar Tabel
Tabel 1.1 Kerangka Pikir Penyusunan HPS ......................................................... 2
Tabel 1.2 Ketentuan Umum Spesifikasi HPS....................................................... 4
Tabel 2.1 Contoh Membuat Spesifikasi dari Pekerjaan Konstruksi
Bendungan Kecil ............................................................................... 18
Tabel 2.2 Contoh sampel ............................................................................ 20
Tabel 2.3 Contoh Spesifikasi Teknis .................................................................. 22
Tabel 2.4 Contoh Spesifikasi Komposisi............................................................. 23
Tabel 2.5 Ringkasan Spesifikasi Barang ............................................................. 25
Tabel 2.6 Contoh Barang Lift ............................................................................ 34
Tabel 2.7 Contoh Spesifikasi Jasa Konstruksi ..................................................... 35
Tabel 2.8 Contoh Spesifikasi Jasa Konsultansi .................................................... 36
Tabel 2.9 Contoh Spesifikasi Jasa Lainnya ......................................................... 37
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
iv
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
4.1
4.2
4.3
4.4
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
LKPP
nahitModul
aleP lSpesifikasi
udoM ludDan
uJ HPS
PENGANTAR
1. Modul Pelatihan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
2. Modul
Penyusunan
Spesifikasi dan
HPS
3. Tujuan
PPKL
hatniremeP asaLKPP
J/gnaraB naadLembaga
agnePKebijakan
nakajibePengadaan
K agabmBarang/Jasa
eL
Pemerintah
8v88
1. Modul Pelatihan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
2. Modul
Penyusunan
Spesifiaksi dan
HPS
3. Tujuan
Modul ini terdiri dari 5 (lima) bab, dimulai dengan Pengantar yang
menjelaskan lingkup Modul Penyusunan Spesifikasi dan HPS, diikuti
dengan Pendahuluan, Menyusun Spesifikasi, Perencanaan Pasokan dan
Penyusunan Spesifikasi, Total Biaya Kepemilikan dan Menyusun HPS.
Ruang lingkup ini dapat dilihat pada Gambar 0.3.
888
vi
LKPP
LKPPLembaga
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
nahitModul
aleP lSpesifikasi
udoM ludDan
uJ HPS
1. Modul Pelatihan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
2. Modul
Penyusunan
Spesifiaksi dan
HPS
3. Tujuan
0.3. TUJUAN
Perumusan tujuan pelatihan mengacu kepada pencapaian minimal
kompetensi yang ditentukan, dan indikator kompetensi yaitu : Dalam
kondisi (K), mampu dan mau melakukan (X), sebanyak (Y) dengan kualitas
(Z) selesai dalam tempo (T). Tentang kondisi (K) yang diwarnai oleh
variabel-variabel tingkat produktivitas tenaga kerja dan latar belakang/
tingkat/mutu pendidikan formal serta pengalaman kerja, maka penetapan
waktu/lama dan metodologi pelatihan dapat disesuaikan dengan kondisi
peserta pelatihan dan tersedianya sarana pelaksanaan pelatihan.
a.
Tujuan Umum
PPKL
hatniremeP asaLKPP
J/gnaraB naadLembaga
agnePKebijakan
nakajibePengadaan
K agabmBarang/Jasa
eL
Pemerintah
8v8ii8
888
viii
LKPP
LKPPLembaga
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
31
BAB
nahitModul
aleP lSpesifikasi
udoM lud&uHPS
J
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Sistematika
Penulisan
Modul
1.3. Landasan
Hukum
Spesifikasi
dan HPS
banyak hal, spesifikasi dan HPS juga berperan penting dalam membantu
1.4. Hubungan
Total Biaya
Kepemilikan
dengan HPS
Atas dasar itu, penyusunan Spesifikasi dan HPS hendaknya akan mampu
1.5. Pengadaan
Internasional
pliance).
Perkembangan dunia bisnis akhir-akhir ini menunjukkan bahwa membeli
barang/jasa dengan berpedoman yang paling murah belum tentu efisien,
bila kemudian terbukti biaya operasi dan pemeliharaan barang/jasa
tersebut sangat tinggi. Atas dasar itu, dalam modul ini ditambahkan
pemahaman akan prinsip dasar Total Biaya Kepemilikan.
Penyusunan modul Spesifikasi dan HPS dilakukan melalui pendekatan
seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
PPKL
hatniremeP asaLKPP
J/gnaraB naadLembaga
agnePKebijakan
nakajibePengadaan
K agabmBarang/Jasa
eL
Pemerintah
8188
31
BAB
KERANGKA PIKIR
DESKRIPSI
ALAT
Tepat Jumlah
Tepat Mutu
Tepat Waktu
Tepat Lokasi
Incoterm
Wajar Sample
Analisis Pasar
Wajar Harga
888
2
LKPP
LKPPLembaga
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
31
BAB
nahitModul
aleP lSpesifikasi
udoM lud&uHPS
J
Alat analisa di atas yang dibahas dalam bab selanjutnya. Khusus untuk
ketentuan umum spesifikasi dan HPS, serta incoterm, dibahas langsung
pada bab satu.
1.1. Sistematika
Penulisan
Modul
1.2. Pengertian
Spesifikasi
dan HPS
1.3. Landasan
Hukum
Spesifikasi
dan HPS
1.4. Hubungan
Total Biaya
Kepemilikan
dengan HPS
1.5. Pengadaan
Internasional
PPKL
hatniremeP asaLKPP
J/gnaraB naadLembaga
agnePKebijakan
nakajibePengadaan
K agabmBarang/Jasa
eL
Pemerintah
8388
31
BAB
HASIL KEGIATAN
Pengguna
Anggaran (PA)
Rencana Umum
Pengadaan
Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK)
Rencana
Pelaksanaan
Pengadaan
Rencana Anggaran Spesifikasi
Biaya
HPS
Kerangka Acuan
Rancangan
Kerja (Spesifikasi)
Kontrak
PPK, ULP,
Tim Teknis
Kaji Ulang
1.1. Sistematika
Penulisan
Modul
1.2. Pengertian
Spesifikasi
dan HPS
1.3. Landasan
Hukum
Spesifikasi
dan HPS
1.4. Hubungan
Total Biaya
Kepemilikan
dengan HPS
1.5. Pengadaan
Internasional
Spesifikasi
HPS
Pemaketan
Pekerjaan
888
4
LKPP
LKPPLembaga
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
31
BAB
nahitModul
aleP lSpesifikasi
udoM lud&uHPS
J
Barang/Jasa; yang di dalamnya memuat Kerangka Acuan Kerja (KAK).
Di dalam KAK tersebut akan tertuang spesifikasi teknis barang/jasa yang akan diadakan
dan besarnya total perkiraan biaya pekerjaan termasuk kewajiban pajak yang harus
dibebankan pada kegiatan tersebut.
Rencana Pelaksanaan Pengadaaan Barang/Jasa
2)
Rancangan Kontrak.
Usulan Perubahan
3)
4)
TOPIK DISKUSI
Apakah perbedaan antara Biaya dari RUP dengan Biaya pada HPS ?
Peran Spesifikasi dan HPS dalam mencapai sasaran yang tertuang dalam Prinsip Dasar
Pengadaan.
Peran Spesifikasi dan HPS dalam meningkatkan promosi penggunaan produk dalam negeri.
2)
3)
4)
PPKL
hatniremeP asaLKPP
J/gnaraB naadLembaga
agnePKebijakan
nakajibePengadaan
K agabmBarang/Jasa
eL
Pemerintah
8588
31
BAB
1.1. Sistematika
Penulisan
Modul
1.2. Pengertian
Spesifikasi
dan HPS
1.3. Landasan
Hukum
Spesifikasi
dan HPS
1.4. Hubungan
Total Biaya
Kepemilikan
dengan HPS
1.5. Pengadaan
Internasional
TOPIK DISKUSI
TOPIK
DISKUSI
Apakah perbedaan antara biaya dari
RUP dengan
biaya pada HPS?
Jenis spesifikasi
pengadaandan
apaHPS
sajadalam
yang cocok
menggunakan
pendekatan
Peran
mencapai
sasaran yang
tertuang TBK
dalam Prinsip Dasar
Apakah Perpres 54 Tahun 2010 mengatur tentang hal ini ?
Pengadaan.
Peran spesifikasi dan HPS dalam meningkatkan promosi penggunaan produk dalam negeri.
888
6
LKPP
LKPPLembaga
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
31
BAB
nahitModul
aleP lSpesifikasi
udoM lud&uHPS
J
Pengadaan internasional sebenarnya telah banyak dilakukan, karena perdagangan
internasional yang telah berlangsung selama ini pada dasarnya telah dilaksanakan melalui
proses yang dikenal dengan cara International Competitive Bidding (ICB).
Pengadaan internasional digunakan pula untuk pengadaan barang dan jasa instansi
pemerintah yang sebagian atau keseluruhannya dibiayai dengan dana pinjaman/hibah
luar negeri seperti dana dari Bank Dunia (IBRD), Bank Pembangunan Asia (ADB) dan
sebagainya.
Pertimbangan yang umum digunakan sebagai dasar atau alasan mengapa mesti membeli
barang atau jasa dari luar negeri adalah karena faktor-faktor berikut :
Kualitas;
Ketepatan waktu;
Biaya;
Teknologi baru;
Globalisasi perdagangan;
Lembaga dan peraturan yang biasa muncul dalam perdagangan international adalah :
a.
b.
Terms). Incoterms terdiri dari berbagai bidang, yang paling dikenal adalah
PPKL
hatniremeP asaLKPP
J/gnaraB naadLembaga
agnePKebijakan
nakajibePengadaan
K agabmBarang/Jasa
eL
Pemerintah
8788
31
BAB
b.
Free Carrier (FCA), hampir sama dengan Ex Works hanya tempat penyerahan
barang di gudang pengangkut biaya yang harus diperhitungkan :
Harga barang;
Biaya bongkar muat mulai dari tempat yang disepakati, pengangkutan ke
pelabuhan, pengangkutan sampai ke gudang pembeli;
Biaya pengurusan administrasi pengeluaran barang dan shipping document
serta bea masuk atas barang (bila impor);
Premi asuransi.
c.
888
8
LKPP
LKPPLembaga
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
31
BAB
nahitModul
aleP lSpesifikasi
udoM lud&uHPS
J
PPKL
hatniremeP asaLKPP
J/gnaraB naadLembaga
agnePKebijakan
nakajibePengadaan
K agabmBarang/Jasa
eL
Pemerintah
8988
31
BAB
888
10
LKPP
LKPPLembaga
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
31
BAB
nahitModul
aleP lSpesifikasi
udoM lud&uHPS
J
Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pengadaan internasional :
a.
b.
c.
d.
Dokumen seperti Master List, Bill of Lading, dan Packing List hendaknya selaras.
e.
Mata uang yang digunakan : dolar untuk porsi asing dan rupiah untuk porsi
dalam negeri.
f.
Jika dilihat dari uraian di atas, ketentuan ketentuan pengadaan internasional akan sangat
berpengaruh pada penyusunan HPS. Misalnya, lokasi barang, aturan perpajakan, sistem
pengiriman, dan lain-lain.
PPKL
hatniremeP asaLKPP
J/gnaraB naadLembaga
agnePKebijakan
nakajibePengadaan
K agabmBarang/Jasa
eL
Pemerintah
811
88
31
BAB
888
12
LKPP
LKPPLembaga
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
32
BAB
nahitaModul
leP luSpesifikasi
doM lud&uHPS
J
BAB 2
MENYUSUN SPESIFIKASI
2.1. Umum
2.1. Umum
jasa
merupakan
PPKL
hatniremeP asaJLKPP
/gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
Pemerintah
813
88
32
BAB
2.1. Umum
2.2. Menyusun
Spesifikasi
jasa.
Tanpa penyusunan spesifikasi barang/jasa yang tepat, bisa terjadi penyedia
barang/jasa menyerahkan barang/jasa sesuai dengan kesepakatan yang
tertuang dalam kontrak tetapi tidak memenuhi kebutuhan pengguna
barang/jasa.
Pendekatan yang dianjurkan dalam menyusun spesifikasi adalah
menetapkan dulu kebutuhan (performance) pengguna barang/jasa, baru
kebutuhan tersebut diterjemahkan dalam aspek teknis (technical).
Dalam menyusun spesifikasi barang/jasa, terdapat 3 (tiga) hal pokok
(Elemen Spesifikasi) yang harus diperhatikan: Mutu Barang/Jasa, Jumlah
dan Waktu, dan Tingkat Pelayanan.
A. Mutu Barang/Jasa
Tingkat mutu untuk barang, misalnya, diterjemahkan ke dalam
fungsi, keandalan, kompatibilitas, dan sebagainya.
Tingkat mutu untuk jasa konsultansi misalnya diterjemahkan ke
dalam bidang gerak konsultan, pengalaman konsultan dalam bidang
tertentu, dan lain-lain. Untuk jasa konstruksi, termasuk dalam mutu
ada metode pelaksanaan pekerjaan.
888
14
LKPPLembaga
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
32
BAB
nahitaModul
leP luSpesifikasi
doM lud&uHPS
J
B.
C.
PPKL
hatniremeP asaJLKPP
/gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
Pemerintah
815
88
32
BAB
Merek
B.
Standarisasi
C.
Sampel
D.
Spesifikasi teknik
E.
Spesifikasi komposisi
F.
888
16
LKPPLembaga
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
32
BAB
nahitaModul
leP luSpesifikasi
doM lud&uHPS
J
JASA KONSTRUKSI
Mobil :
BMW, Toyota
Pembangunan Gedung :
PT Pembangunan
Perumahan
JASA LAINNYA
Transportasi :
Blue Bird
JASA
KONSULTANSI
Konsultan Perencana:
PT Perencana Jaya
B. Standarisasi
Pada saat menyusun spesifikasi, pejabat pembuat komitmen dapat
membuat
standar sendiri (standarisasi internal) atau mengacu pada standar yang sudah ada
(standar eksternal).
Beberapa standar eksternal adalah :
Standar Industri
Standar Nasional
Standar Regional
Standar Internasional
Dalam kategori standar industri, PPK bisa menyusun spesifikasi dengan mengacu
kepada SNI. Meskipun standar ini tidak cukup detil, namun masih mudah bagi
penyedia barang/jasa untuk memahami jenis barang/jasa yang dibutuhkan oleh
pengguna barang/jasa.
Contoh :
Untuk membuat spesifikasi dari pekerjaan konstruksi bendungan kecil yang
memerlukan spesifikasi beton kedap air, PPK dapat mengambil dari SNI DT-91008-2007, sehingga spesifikasi beton kedap air (secara sederhana) menjadi seperti
dibawah ini :
PPKL
hatniremeP asaJLKPP
/gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
Pemerintah
817
88
32
BAB
Bahan
Kebutuhan
PC
PB
KR (kerikil 2cm/3cm)
Tenaga Kerja
Strorox-100
Pekerja
Tukang batu
Kepala tukang
mandor
Satuan
Kg
M3
M3
Kg
OH
OH
OH
OH
Indeks
400,000
0,480
0,800
1,200
2,100
0,350
0,065
0,105
Tabel 2.1 Contoh membuat spesifikasi dari pekerjaan konstruksi bendungan kecil
Technical Requirement.
888
18
LKPPLembaga
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
32
BAB
nahitaModul
leP luSpesifikasi
doM lud&uHPS
J
Kekurangan menggunakan standar eksternal
Perencana atau perancang yang ada dalam unit kerja memutuskan untuk
mengembangkan desain dan spesifikasi ciptaan sendiri.
Standar internal sering tidak ada pada unit kerja yang memiliki cabang dengan
lokasi yang tersebar di berbagai pulau. Ketiadaan standar internal pada kasus
ini biasanya berdampak pada peningkatan biaya pengadaan barang/jasa.
Beberapa manfaat adanya standar internal adalah :
PPKL
hatniremeP asaJLKPP
/gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
Pemerintah
819
88
32
BAB
C. Sampel
Sampel sering digunakan bila spesifikasi agak sulit dijelaskan dalam kata-k a t a ,
misalnya warna yang spesifik. Sehingga penyedia barang/jasa sering juga diminta
memberikan sampel sebelum menyerahkan barang yang hendak dipasoknya.
Berdasarkan hal tersebut di atas, sampel sering dijadikan acuan untuk melakukan
pemeriksaan mutu atas barang yang datang dari penyedia barang/jasa.
Kelebihan Sampel :
Kekurangan Sampel :
Contoh:
BARANG
Kain :
Warna dan corak
kain seragam
JASA
KONSTRUKSI
-
JASA LAINNYA
-
JASA
KONSULTANSI
-
888
20
LKPPLembaga
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
32
BAB
nahitaModul
leP luSpesifikasi
doM lud&uHPS
J
D. Spesifikasi Teknis
Spesifikasi teknik umumnya meliputi :
Detil desain.
Toleransi.
Metode produksi/pelaksanaan.
Persyaratan pemeliharaan.
Persyaratan operasi.
PPK memiliki kemampuan untuk membuat desain yang lebih baik dan
rinci dari pada penyedia barang/jasa.
Spesifikasi teknis dianjurkan cukup detil dan jelas, sehingga tidak memerlukan
interpretasi tambahan dari penyedia barang/jasa.
Kelebihan menggunakan spesifikasi teknis :
Makin rinci dan spesifik spesifikasi teknis yang disusun, dapat berakibat
memerlukan barang yang dihasilkan akan menjadi barang pesanan yang
spesifik pula. Dan itu akan berdampak pada peningkatan biaya untuk
PPKL
hatniremeP asaJLKPP
/gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
Pemerintah
821
88
32
BAB
Makin rinci dan spesifik spesifikasi teknis yang disusun akan makin sedikit
penyedia barang/jasa yang mampu.
Contoh :
BARANG
Lift :
Travel Height
: Lihat Gambar dan
Spesifikasi
Total Height
: Lihat Gambar dan
Spesifikasi
Ukuran shaft
: 2300 x 2300
Pit Dept
: 2100 mm
Over Head
: Lihat Gambar dan
Spesifikasi
Operation Control
: Computerized
Control Group
Power Listrik
: Max 20 Kw/380
V/3 Ph/ 50 Hz
Automatic bypass (75% loading)
Oveload devices, safety door edge
Fire emergency return
Emergency Light
.dst
JASA KONSTRUKSI
Pekerjaan Pondasi
Persyaratan Bahan
Pondasi
1. Untuk tulangan
pondasi plat
setempat
digunakan
tulangan polos
diameter 12 mm
jarak 150 mm
2. Beton K 300
JASA LAINNYA
Pelatihan
Penyusunan HPS
Uraian Kegiatan
1. Melakukan analisis
kebutuhan
pelatihan
2. Menyusun sasaran
dan pokok bahasan
3. Menyusun bahan
pelatihan
4. Melaksanakan
pelatihan
5. Melakukan Pre Test
dan Post Test
Melaporkan
Pelaksanaan Pelatihan
JASA KONSULTANSI
Penyusunan Modul
Pelatihan :
Uraian Kegiatan
1) Melaksanakan
persiapan penyusunan
modul pelatihan
Penyusunan
Spesifikasi dan HPS
berbasis kompetensi
antara lain:
Melakukan review,
identifikasi, dan
analisa terhadap
modul pelatihan
pengadaan yang
sudah ada,
Mengkaji
peraturan
perundangundangan yang
berlaku, dan
metode yang
menunjang
penulisan modul
pelatihan berbasis
kompetensi.
Mempelajari
literatur/referensi
best practice
tentang
Penyusunan
Spesifikasi dan
HPS, baik di
lingkungan
pemerintah
maupun swasta.
2. Menyusun materimateri dalam modul
pelatihan.
3. Melaksanakan
koordinasi dengan
tenaga ahli lainnya
dalam penyusunan
modul pelatihan.
4. Melaksanakan rapat
pembahasan dan FGD
dengan Tim
Penyusunan Materi
Pelatihan LKPP.
5.
Menyusun laporan
kegiatan.
888
22
LKPPLembaga
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
32
BAB
nahitaModul
leP luSpesifikasi
doM lud&uHPS
J
E. Spesifikasi Komposisi
Spesifikasi komposisi merupakan bentuk spesifikasi yang menyatakan susunan
zat suatu barang dengan karakteristik masing-masing unsur pembentuknya.
Spesifikasi komposisi juga sering digunakan pada peralatan yang memerlukan
batasan peraturan lingkungan hidup. Misalnya kadar cat pada mainan anak-anak.
Spesifikasi komposisi sangat dianjurkan disusun oleh ahli yang kompeten di
bidangnya. Spesifikasi komposisi juga harus dites atau di verifikasi pada saat
barang diterima. Tes atau verifikasi harus dilakukan oleh pihak ketiga (ahlinya)
yang independen.
Kelebihan spesifikasi komposisi :
Contoh:
JASA KONSTRUKSI,
JASA LAINNYA,
JASA KONSULTANSI
BARANG
Obat untuk meredakan gejala flu
Setiap tablet minimal harus mengandung
mengandung :
Parasetamol 400 mg
Fenipropanolamin HCl 12,5 mg
Klofeniramin Maleat 1 mg
PPKL
hatniremeP asaJLKPP
/gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
Pemerintah
823
88
32
BAB
888
24
LKPPLembaga
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
32
BAB
nahitaModul
leP luSpesifikasi
doM lud&uHPS
J
Jenis Spesifikasi
Merek
Standar Industri
Sampel
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Komposisi
Spesifikasi Fungsi /
Kinerja
Penggunaan
Barang/jasa merek tersebut dikenal banyak orang
Bila mutu lebih penting dari biaya
Bila merek tersebut akan berdampak signifikan pada peningkatan mutu kerja
pengguna barang/jasa
Barang/jasa yang sederhana
MemudahkanPejabat Pengadaan untuk memilah penyedia barang/jasa
Sulit untuk menterjemahkan mutu kedalam kata / kalimat
Lebih mudah menunjukkan contoh dari pada menjelaskan dalam kata kata
Penyedia barang/jasa tidak memiliki kemampuan cukup untuk membuat desain
Pejabat Pengadaan ingin menggunakan desain yang dimiliki oleh pengguna
barang/jasa
Barang yang dibeli akan memerlukan interface (hubungan) yang kompleks
dengan peralatan yang sekarang terpasang
Pejabat pengadaan siap menanggung resiko jika disain yang dibuat
organisasinya tidak mencapai kinerja yang diharapkan
Untuk produk seperti material, komoditi, dan makanan
Bila pertimbangan K3 dan persyaratan lingkungan hidup menjadi hal yang
penting
Kinerja sangat bergantung kepada komposisi
Penyedia barang/jasa memiliki kemampuan lebih tinggi dari pengguna
barang/jasa
Innovasi penyedia barang/jasa dihargai
Teknologi yang berkaitan dengan barang yang dibeli berubah sangat cepat
PPKL
hatniremeP asaJLKPP
/gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
Pemerintah
825
88
32
BAB
Akan sangat sempurna bila Lembaga yang melakukan uji dan inspeksi tersebut
merupakan pihak ketiga yang independen dan kredibel.
2.2.2. Menentukan Spesifikasi Jumlah Barang/Jasa
Pengadaan barang harus mempertimbangkan pola konsumsi/penggunaan barang di masa
lalu dan memperkirakan kecenderungan kebutuhan barang tersebut di masa yang akan
datang.
Tipe Kebutuhan Barang
Terdapat 2 (dua) tipe kebutuhan barang :
a. Independent Demand, merupakan jenis barang yang jumlah kebutuhannya
tidak ditentukan oleh kebutuhan barang yang lain. Misalnya, pembelian kertas
tidak dipengaruhi oleh kebutuhan barang yang lain. Jenis barang ini yang akan
dapat diramalkan kebutuhannya dengan metode yang akan dijelaskan pada Teknik
Peramalan Kebutuhan Barang.
b. Dependent Demand, merupakan jenis barang yang jumlah kebutuhannya
ditentukan oleh kebutuhan barang yang lain. Pembelian ban mobil, misalnya,
dipengaruhi oleh jumlah mobil yang dimiliki oleh kantor yang bersangkutan.
Dengan demikian, kebutuhan barang jenis ini tidak memerlukan teknik peramalan,
tinggal dihitung seperti biasa.
Teknik Peramalan Kebutuhan Barang
Kebutuhan barang dapat diramalkan berdasarkan beberapa pendekatan berikut ini :
TEKNIK
PERAMALAN
KUANTITATIF
KUALITATIF
DELPHI
JUDGEMENT
TIME
SERIES
MOVING
AVERAGE
SEBAB
AKIBAT
REGRESI
SEDERHANA
888
26
LKPPLembaga
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
32
BAB
nahitaModul
leP luSpesifikasi
doM lud&uHPS
J
Pendekatan Delphi, merupakan pendekatan yang melibatkan sekelompok pakar di bidang
masing-masing untuk melakukan prediksi/ramalan atas kebutuhan sesuatu barang. Para
pakar ini bekerja secara independen dan tanpa saling tahu antar mereka. Biasanya
digunakan untuk meramalkan kebutuhan akan teknologi informasi masa depan, moda
transportasi masa depan, atau kebutuhan akan barang/jasa yang kompleks. Hasil
pendekatan ini sifatnya kualitatif, jadi tidak dapat digunakan dalam praktek, hanya diperlukan
untuk memberikan indikasi peningkatan atau penurunan kebutuhan suatu barang dimasa
yang akan datang.
Pendekatan Judgement, bisa berupa executive judgement (pendapat para eksekutif
pelaksana kegiatan) atau expert judgement (pendapat para pakar). Pendekatan ini
dipilih bila kebutuhan akan barang/jasa yang sering berubah dan perubahannya sangat
cepat sehingga tidak ditemukan data historis atau data historis tidak mampu mendukung
untuk meramalkan kebutuhan di masa yang akan datang. Misalnya kebutuhan akan
teknologi komunikasi yang bertumbuh sangat cepat akhir akhir ini. Sejalan dengan
pendekatan Delphi, hasil pendekatan ini sifatnya juga kualitatif, jadi tidak dapat digunakan
dalam praktek pengadaan sehari-hari, hanya diperlukan untuk memberikan indikasi
peningkatan atau penurunan kebutuhan suatu barang di masa yang akan datang.
Pendekatan Moving Average (rata-rata bergeser), merupakan pendekatan kuantitatif
yang paling mudah dan paling banyak digunakan dalam praktek.
KEBUTUHAN
(BUAH)
2006
125
2007
120
2008
128
2009
135
2010
139
2011
142
PPKL
hatniremeP asaJLKPP
/gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
Pemerintah
827
88
32
BAB
TOTAL KE BUTUHAN
10
12
13
16
19
23
26
30
28
18
16
{ ( 3 x 13 ) + ( 2 x 12 ) + 10 }
{ ( 3 x 16 ) + ( 2 x 13 ) + 12 }
{ ( 3 x 19 ) + ( 2 x 16 ) + 13 }
{ ( 3 x 23 ) + ( 2 x 19 ) + 16 }
{ ( 3 x 26 ) + ( 2 x 23 ) + 19 }
{ ( 3 x 30 ) + ( 2 x 26 ) + 23 }
{ ( 3 x 28 ) + ( 2 x 30 ) + 26 }
{ ( 3 x 18 ) + ( 2 x 28 ) + 30 }
{ ( 3 x 16 ) + ( 2 x 18 ) + 28 }
=
=
=
=
=
=
=
=
=
12 1/6
14 1/3
17
20 1/2
23 5/6
27 1/2
28 1/3
23 1/3
18 2/3
PERIOD
Bu lan lalu
Dua bulan lalu
Tiga bu lan lalu
JUML AH BOBOT
b =
= a + bx
=
=
Y
x
n xy - x y
n x 2 - ( x )2
Nilai
Tahun
( x)
Tah un
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Jumlah
Import
(y)
1
2
3
4
5
6
7
28
y
n
a =
4.100
2.000
5.700
2.500
7.300
9.200
6.300
37.100
- b
xy
x2
4.100
4.000
17.100
10.000
36.500
55.200
44.100
171.000
1
4
9
16
25
36
49
140
b=
n xy - x y
n x 2 - ( x )2
a =
y
n
(807,1) (28)
37.100
7
7
-b
x
n
x
n
= 807,1
= 2.071,6
Y = 2.071,6 + 807,1x
Forecast tahun 2012 x = 8, Y (93) = 2.071,6 + 807,1 (8) = 8.528
888
28
LKPPLembaga
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
32
BAB
nahitaModul
leP luSpesifikasi
doM lud&uHPS
J
Jumlah Order Yang Ekonomis
Biaya yang harus dikeluarkan untuk memesan, mendapatkan, menyimpan, dan
menggunakan suatu barang dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Biaya Pesan (Ordering Cost)
Merupakan biaya yang proporsional dengan frekwensi pemesanan barang tersebut.
Termasuk dalam biaya pesan adalah biaya administrasi, biaya bongkar muat,
biaya pemeriksaan, dan lain-lain.
b. Biaya Penyimpanan
Biaya yang proporsional dengan jumlah barang yang disimpan. Termasuk dalam
biaya ini adalah biaya gudang, biaya modal, biaya kerusakan akibat penyimpanan.
c. Biaya Barang
Biaya yang digunakan untuk membeli barang. Misalnya harga satuan barang
tersebut.
Interaksi antara biaya pesan dan biaya penyimpanan terlihat seperti gambar di bawah ini:
Biaya
Tahunan
TC
Biaya
Minimum
Biaya Penyimpanan
Biaya Pemesanan
EOQ
Jumlah pesanan
=Q
Dari gambar di atas terlihat bahwa makin besar jumlah barang yang dipesan pada tiap
kali pesanan akan berdampak pada menurunnya biaya pemesanan, tetapi akan berdampak
kepada meningkatnya biaya penyimpanan barang.
Kondisi sebaliknya, makin sedikit jumlah barang yang dipesan pada tiap kali pesanan
akan berdampak pada meningkatnya biaya pemesanan (karena dalam satu akan terpaksa
pesan beberapa kali untuk memenuhi kebutuhan akan barang tersebut) , tetapi akan
berdampak kepada menurunnya biaya penyimpanan barang.
PPKL
hatniremeP asaJLKPP
/gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
Pemerintah
829
88
32
BAB
Biaya Pemesanan
Biaya Penyimpanan
EOQ=
2BO
C
C = i.p
EOQ
B
O
C
i
p
=
=
=
=
=
=
888
30
LKPPLembaga
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
32
BAB
nahitaModul
leP luSpesifikasi
doM lud&uHPS
J
2BO
ip
EOQ =
2 (5000)(200.000)= 633
(0.25)(20.000)
5.000 unit/tahun
Rp. 20.000,-/ unit
Rp. 200.000,-/pemesanan
25% / tahun
Artinya :
Jumlah ORDNER setiap kali pesan = 633 unit
Frekuensi pesan = B / Q = 5000 / 633
= 7,89 8 kali pesan setahun
= pesan tiap 1,5 bulan
livery time and schedule), lokasi kedatangan barang (the points of delivery), metode
transportasi dan pengepakan (transportation method and packing).
PPKL
hatniremeP asaJLKPP
/gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
Pemerintah
831
88
32
BAB
spesifikasi
melalui
teknik
pengepakan yang disyaratkan. Terlebih lagi bila barang tersebut kecil, mahal, dan mudah
dibawa.
Beberapa special transport arrangement harus dinyatakan jelas dalam spesifikasi jika
barang tersebut bisa busuk, rusak, atau pecah. Misalnya, perlu refrigerator untuk makanan,
penahan pecah untuk kaca.
2.2.4. Menyusun Spesifikasi Tingkat Pelayanan Penyedia Barang/Jasa
Tingkat pelayanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kontrak dan berdampak biaya bagi penyedia barang/jasa, sehingga akan mempengaruhi besarnya nilai
penawaran. Untuk itu perlu dinyatakan dengan jelas, lengkap, dan rinci dalam spesifikasi.
888
32
LKPPLembaga
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
32
BAB
nahitaModul
leP luSpesifikasi
doM lud&uHPS
J
Tingkat Pelayanan Penyedia Barang/Jasa
Tuntutan terhadap tingkat pelayanan dari penyedia barang/jasa hendaknya dinyatakan
secara spesifik dan terukur, misalnya :
Penyedia barang/jasa hendaknya menetapkan seorang manager yang kompeten
dan didedikasikan khusus untuk melaksanakan pekerjaan ini.
Penyedia barang/jasa, selama masa trial operation hendaknya menyediakan
helpdesk service (jasa bantuan) yang siap selama 24 jam tiap hari.
Pelatihan dan Bantuan Teknik dari Penyedia Barang/Jasa
Untuk menjamin barang/jasa yang dibeli dapat digunakan dengan baik, dalam spesifikasi
hendaknya dicantumkan beberapa hal, seperti :
Petunjuk mengoperasikan barang/jasa tersebut, bilamana perlu dipersyaratkan
dalam bahasa Indonesia.
Pelatihan penggunaan dan cara memelihara, dan juga dinyatakan jumlah jam
yang harus dialokasikan penyedia barang/jasa dalam melakukan pelatihan.
Jenis jenis pelatihan yang harus dilakukan oleh penyedia barang/jasa.
Bantuan teknis selama waktu tertentu pada masa pengoperasian awal.
Jumlah dan jenis teknisi yang diperbantukan pada pengguna barang/jasa selama
waktu tertentu pada masa pengoperasian awal.
Pemeliharaan
Aspek maintenance dan repair harus dinyatakan dalam ruang lingkup spesifikasi dalam
barang/jasa memerlukan hal tersebut dan/atau tidak ada orang dalam unit kerja pengguna
barang/jasa yang mampu melakukannya.
Pernyataan dalam spesifikasi hendaknya rinci, misalnya :
Teknisi penyedia barang/jasa harus sudah berada di lapangan paling lambat 48
jam begitu mendapatkan pemberitahuan melalui e-mail dari pengguna barang/
jasa.
Spare part yang kritis, langka, dan mudah rusak
harus terdefinisikan dalam dokumen penawaran dan
tersedia di lokasi kerusakan paling lambat 24 jam
begitu mendapatkan pemberitahuan dari pengguna
barang/jasa
PPKL
hatniremeP asaJLKPP
/gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
Pemerintah
833
88
32
BAB
Spesifikasi Mutu
Barang
Contoh
Kapasitas
: 15 orang
Jumlah stop
: 9 stop/9 lantai
Door type
: Center Opening
Door open
: 900 mm
Tinggi pintu
: 2100 mm
Travel Height
: Lihat Gambar dan Spesifikasi
Total Height
: Lihat Gambar dan Spesifikasi
Ukuran shaft
: 2300 x 2300
Pit Dept
: 2100 mm
Over Head
: Lihat Gambar dan Spesifikasi
Operation Control
: Computerized Control Group
Power Listrik
: Max 20 Kw/380 V/3 Ph/ 50 Hz
Automatic bypass (75% loading)
Oveload devices, safety door edge
Fire emergency return
Emergency Light
dan seterusnya
Jumlah
Waktu
Tingkat Pelayanan
Ketentuan khusus
2 (dua) buah
Sudah dapat di operasikan paling lambat tanggal 15 Oktober 20xx
- Calon Penyedia Barang/Jasa wajib menyampaikan biaya pengoperasian
dan biaya pemeliiharaan sampai dengan 5 (lima) tahun
- Masa Pemeliharaan untuk lift ini adalah selama 1 tahun/365 hari
- Dll
- Jaminan Pelaksanaan muka sebesar 5% dari nilai kontrak dari Bank
Pemerintah dan bersifat unconditional dan irrecovable .
- Jaminan diserahkan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah tanggal
penandatanganan kontrak.
- Masa berlaku Jaminan pelaksanaan sampai dengan 2 (dua) bulan setelah
Berita Serah Terima I
- dan seterusnya
888
34
LKPPLembaga
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
32
BAB
nahitaModul
leP luSpesifikasi
doM lud&uHPS
J
Contoh Spesifikasi Jasa Konstruksi
Pekerjaan Pondasi
Item Spesifikasi
Lingkup Pekerjaan
Deskripsi
1. Pekerjaan pondasi yang akan dilaksanakan adalah pondasi plat setempat
untuk pondasi tangga
2. Ukuran, elevasi kedalaman, dan spesifikasi teknis yang tidak tertuang
disini dapat dilihat dalam gambar teknis terlampir
Persyaratan bahan
Pedoman Pelaksanaan
Tujuan Kegiatan
Uraian Kegiatan
Indikator Kinerja
Indikator Keluaran
Keluaran
Deskripsi
Maksud kegiatan jasa konsultansi ini adalah memperoleh materi pelatihan
barang/jasa yang berkualitas, dalam rangka meningkatkan mutu
penyelenggaraan pelatihan.
Adapun tujuan dari diselenggarakannya kegiatan ini adalah tersedianya modul
pelatihan Penyusunan Spesifikasi dan HP
1) Melaksanakan persiapan penyusunan modul pelatihan Penyusunan Spesifikasi
dan HPS berbasis kompetensi antara lain:
Melakukan review, identifikasi, dan analisa terhadap modul pelatihan
pengadaan yang sudah ada,
Mengkaji peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan metode yang
menunjang penulisan modul pelatihan berbasis kompetensi.
Mempelajari literatur/referensi best practice tentang Penyusunan
Spesifikasi dan HPS, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta.
2. Menyusun materi-materi dalam modul pelatihan.
3. Melaksanakan koordinasi dengan tenaga ahli lainnya dalam penyusunan
modul pelatihan.
4. Melaksanakan rapat pembahasan dan FGD dengan Tim Penyusunan Materi
Pelatihan LKPP.
5. Menyusun laporan kegiatan
6.
1) Tersedianya metodologi penyusunan modul
2) Terlaksananya rapat-rapat pembahasan kegiatan
3) Tersedianya modul pelatihan berbasis kompetensi
4) Tersedianya laporan kegiatan
Laporan Kegiatan
1) 1 Laporan Pendahuluan
2) 1 Laporan Antara
3) 1 Laporan Akhir.
PPKL
hatniremeP asaJLKPP
/gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
Pemerintah
835
88
32
BAB
Tahapan Kegiatan Alokasi waktu yang diberikan kepada Konsultan untuk melakukan kegiatan
untuk Konsultan
penyusunan modul pelatihan spesifikasi dan HPS adalah 3 bulan, yang mencakup
kegiatan-kegiatan antara lain:
Mengiventarisasi semua undang-undang, peraturan-peraturan pemerintah,
Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, Peraturan Menteri, Standar, dan
sebagainya yang mengatur tentang penyelenggaraan pelatihan.
Mengiventarisasi semua referensi best practices
kurikulum/sylabus
pelatihan-pelatihan yang terkait dengan materi Penyusunan Spesifikasi dan
HPS.
Melakukan kajian dan pembahasan dengan Tim Penyusunan Materi Pelatihan
tentang metode pelaksanaan penyusunan modul.
Menyusun modul pelatihan Penyusunan Spesifikasi dan HPS berbasis
kompetensi.
Melaksanakan rapat-rapat pembahasan dengan Tim Penyusunan Materi
Pelatihan.
Menyusun laporan kegiatan.
Pelaporan
Konsultan diwajibkan membuat dan menyerahkan Laporan yang mencakup:
Laporan Pendahuluan memuat latar belakang, maksud dan tujuan disusunnya
modul pelatihan, lingkup, tahapan dan metodologi pekerjaan penyusunan
modul pelatihan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 2 minggu sejak SPK
diterbitkan, sebanyak 3 buku laporan.
Laporan antara memuat draft final modul Pelatihan Penyusunan Spesifikasi
dan HPS.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 2 bulan sejak SPK diterbitkan,
sebanyak 3 buku laporan.
Laporan Akhir memuat hasil akhir dari seluruh kegiatan penyusunan modul
pelatihan, termasuk perbaikan dari revisi hasil pembahasan dengan Tenaga
Ahli lainnya.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya akhir bulan ketiga sejak SPK
diterbitkan sebanyak 3 buku laporan
Kualifikasi
a. Konsultan perorangan yang akan dilibatkan dalam kegiatan ini harus memiliki
Penyedia Jasa
pengalaman bekerja selama 10 tahun dan berpendidikan S-1 serta mempunyai
pengalaman kerja menyusun/mengajar/mengevaluasi Spesifikasi dan HPS
minimal sebanyak 3 kali sesuai dengan aturan yang berlaku.
b. Pada saat acara negosiasi dan klarifikasi, calon konsultan perorangan diminta
untuk mempresentasikan metode pelaksanaan yang terkait dengan kegiatan
yang diusulkan.
Jadwal Kegiatan
Waktu pelaksanaan kegiatan adalah selama 3 bulan, dilaksanakan mulai bulan
Agustus s.d. Desember (Intermiten).
888
36
LKPPLembaga
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
32
BAB
nahitaModul
leP luSpesifikasi
doM lud&uHPS
J
Contoh Spesifikasi Jasa Lainnya
Pelatihan Penyusunan HPS
Item Spesifikasi
Maksud Kegiatan
Deskripsi
Maksud kegiatan melaksanakan pelatihan Penyusunan Harga Perkiraan
Sendiri
Tujuan Kegiatan
Uraian Kegiatan
Indikator Kinerja
Indikator Keluaran
Keluaran
Kualifikasi Penyedia
Jasa
Jadwal Kegiatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
PPKL
hatniremeP asaJLKPP
/gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
Pemerintah
837
88
32
BAB
Dengan memberikan informasi yang jelas, lengkap, dan rinci tentang bagaimana
penyedia barang/jasa akan di evaluasi, akan memudahkan penyedia barang/jasa
mengajukan penawaran yang optimal.
d. Aspek legal yang perlu dipertimbangkan sudah menjadi tanggung jawab PPK
dan/ atau pejabat pengadaan untuk memberitahukan peraturan yang terkait dalam
pengadaan barang/jasa termaksud, sehingga akan lebih mudah jika peraturan
tersebut dimasukkan ke dalam spesifikasi.
Terdapat beberapa institusi yang dapat dihubungi untuk membantu mempermudah
melakukan indentifikasi peraturan yang terkait dengan pengadaan barang/jasa
tertentu :
a. Peraturan Perdagangan Internasional dapat dilihat pada World Trade Orga-
888
38
LKPPLembaga
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
33
BAB
nahitaModul
leP luSpesifikasi
doM lud&uHPS
J
BAB 3
HUBUNGAN PERENCANAAN
PENGADAAN DENGAN
PENYUSUNAN SPESIFIKASI
3.1. Umum
3.1. Umum
3.3. Implikasi
Fokus Utama
Sasaran
Pengadaaan
pada Tipe
Spesifikasi
PPKL
hatniremeP asaJLKPP
/gnaraB naadLembaga
agneP nKebijakan
akajibePengadaan
K agabmBarang/Jasa
eL
Pemerintah
839
88
33
BAB
3.1. Umum
3.2. Menentukan
Prioritas
Pengadaan
Barang/Jasa
3.3. Implikasi
Fokus Utama
Sasaran
Pengadaaan
pada Tipe
Spesifikasi
KLASIFIKASI ABC
NILAI TOTAL (EXPENDITURE)
888
40
LKPP Lembaga
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Pemerintah
LKPP
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Barang/Jasa
Pemerintah
33
BAB
nahitaModul
leP luSpesifikasi
doM lud&uHPS
J
Dari gambar di atas terlihat bahwa untuk melakukan prioritas perencanaan pengadaan,
ada 2 (dua) hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Nilai total (expenditure)
Yang dimaksud dengan nilai total adalah perkalian antara jumlah barang/jasa
yang dibeli dengan harga satuan barang/jasa yang dibeli.
Dari nilai total beberapa barang/jasa yang dibeli, dilakukan klasifikasi dengan
pendekatan klasifikasi ABC, dan konsep Pareto.
2. Dampak terhadap kinerja (impact)
Posisi pengadaan barang/jasa terhadap keberlangsungan hidup suatu organisasi
ditentukan oleh PIP (potential impact on performance) suatu barang/jasa
terhadap organisasi pengguna barang/jasa.
3.2.1. Menentukan Nilai Total Pengadaan Berdasarkan Pendekatan
Klasifikasi ABC dan Konsep Pareto
Klasifikasi ABC merupakan suatu pendekatan untuk melakukan klasifikasi terhadap barang/
jasa berdasarkan nilai total barang/jasa tersebut dalam satu periode waktu tertentu, yang
dalam kasus pengadaan barang/jasa biasanya diambil dalam waktu satu tahun. Hasil dari
klasifikasi ABC adalah pengelompokan barang/jasa ke dalam kelas A, B, dan C.
Manfaat utama klasifikasi ABC adalah untuk mempermudah PPK dalam melakukan klasifikasi
penanganan barang/jasa. Konsep Pareto, me-rupakan konsep membantu klasifikasi ABC
dalam menetapkan kelas, antara lain melalui ketentuan berikut :
a. Barang/jasa tergolong kelas A apabila nilai total barang tersebut termasuk dalam
golongan nilai total komulatif sampai dengan 80%.
b. Barang/jasa tergolong kelas B apabila nilai total barang tersebut termasuk dalam
golongan nilai total komulatif antara 80% sampai dengan 90%.
c. Barang/jasa tergolong kelas B apabila nilai total barang tersebut termasuk dalam
golongan nilai total komulatif antara 90% sampai dengan 100%.
PENGENDALIAN :
Ketat
Sedang
Longgar
J UMLA H IT E M
PPKL
hatniremeP asaJLKPP
/gnaraB naadLembaga
agneP nKebijakan
akajibePengadaan
K agabmBarang/Jasa
eL
Pemerintah
841
88
33
BAB
NO. PART
PENGGUNAAN
PER TAHUN
F.001
F.002
F.003
F.004
F.005
F.006
F.007
F.008
F.009
F.010
F.011
F.012
F.013
F.014
F.015
F.016
F.017
F.018
F.019
F.020
2.000
26.000
27.000
100
22.000
800
2.000
300
30.000
1.000
11.000
12.000
24.000
600
19.000
300
700
4.000
5.000
800
HARGA
PER UNIT
NILAI
PER TAHU N
120
290
90
840
120
270
90
440
30
80
10
180
20
390
50
420
130
170
110
260
240.000
7. 540.000
2. 430.000
84.000
2. 640.000
216.000
180.000
132.000
900.000
80.000
110.000
2. 160.000
480.000
234.000
950.000
126.000
91.000
680.000
550.000
208.000
888
42
LKPP Lembaga
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Pemerintah
LKPP
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Barang/Jasa
Pemerintah
33
BAB
nahitaModul
leP luSpesifikasi
doM lud&uHPS
J
Contoh Klasifikasi ABC (2)
RANKING NO. PART
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
F.002
F.005
F.003
F.012
F.015
F.009
F.018
F.019
F.013
F.001
F.014
F.006
F.020
F.007
F.008
F.016
F.011
F.017
F.004
F.010
NILAI
PER TAHUN
KUMULATIF
KLASIFIKASI
7.540.000
2.640.000
2.430.000
2.160.000
950.000
900.000
680.000
550.000
480.000
240.000
234.000
216.000
208.000
180.000
132.000
126.000
110.000
91.000
84.000
80.000
7.540.000
10.180.000
12.610.000
14.770.000
15.720.000
16.620.000
17.300.000
17.850.000
18.330.000
18.570.000
18.804.000
19.020.000
19.228.000
19.408.000
19.540.000
19.666.000
19.776.000
19.867.000
19.951.000
20.031.000
37,5
50,8
63,0
73,7
78,5
83,0
86,4
89,1
91,5
92,7
93,9
95,0
96,0
96,9
97,5
98,2
98,7
99,2
99,6
100
A
A
A
A
A
B
B
B
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
Rating
PIP
R
S
R
S
T
PPKL
hatniremeP asaJLKPP
/gnaraB naadLembaga
agneP nKebijakan
akajibePengadaan
K agabmBarang/Jasa
eL
Pemerintah
843
88
33
BAB
Sasaran
Pasokan
Part F002
Pasokan yang
Inovative
Ada alternatif
produk
Pasokan yang
tepat waktu
Harga
kompetitif
Mutu tinggi
R
Harga 95%
dibawah HPS
R
Keandalan
tinggi
Rating PIP keseluruhan
Berdasarkan gambar di atas dapat ditentukan bahwa Part F 002 memiliki dampak total
(Rating PIP Keseluruhan) T (tinggi) dengan alasan dalam suatu mata rantai, yang diambil
adalah yang terlemah.
Berikut ini merupakan beberapa contoh sasaran pasokan yang sering digunakan oleh
beberapa organisasi berikut landasan berfikir/kriteria mengapa menetapkan sasaran pasokan
tersebut menjadi bagian dari Tender Evaluation Criteria.
888
44
LKPP Lembaga
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Pemerintah
LKPP
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Barang/Jasa
Pemerintah
33
BAB
nahitaModul
leP luSpesifikasi
doM lud&uHPS
J
KRITERIA PENGGUNAAN SASARAN PASOKAN
SASARAN PASOKAN
Pemastian Mutu Barang/Jasa
KRITERIA
Barang/jasa yang dibeli sering harus diubah atau dirancang
ulang
Barang/jasa yang dibeli merupakan produk baru atau
berdampak pada kinerja Pengguna Barang/Jasa
Barang/jasa yang dibeli merupakan desain baru
Barang/jasa yang dibeli bersifat kompleks
prioritas yang
diperoleh dari hasil analisis Rating PIP. Artinya, barang/jasa yang memiliki nilai total
kelas A tidak selalu memiliki nilai dampak terhadap kinerja organisasi yang tertinggi pula.
Seperti terlihat pada gambar di bawah ini, ketiga part (F 002, F003, dan F005) memiliki
klasifikasi A, tetapi memiliki Rating PIP yang berbeda.
Untuk dapat melakukan prioritas yang melibatkan kedua kriteria,
PPKL
hatniremeP asaJLKPP
/gnaraB naadLembaga
agneP nKebijakan
akajibePengadaan
K agabmBarang/Jasa
eL
Pemerintah
845
88
33
BAB
KLASIFKASI ABC
A
A
A
RATING PIP
T
R
S
Berdasarkan Rating PIP keseluruhan dan Klasifikasi ABC disusun THE SUPPLY POSI-
PRIORITAS
I
TINGGI
TINGGI
II
SEDANG
SEDANG
TINGGI
SEDANG
SEDANG
TINGGI
TINGGI
RENDAH
SEDANG
RENDAH
RENDAH
TINGGI
RENDAH
SEDANG
RENDAH
RENDAH
II
TIDAK DI
PRIORITASKAN
Tabel 3.7 Tabel supply positioning model berdasarkan indikator PIP dan ABC
Hasil akhir dari analisa ini terlihat dalam gambar di bawah ini :
PIP
F 005
F 003
KLASIFIKASI ABC
888
46
LKPP Lembaga
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Pemerintah
LKPP
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Barang/Jasa
Pemerintah
33
BAB
nahitaModul
leP luSpesifikasi
doM lud&uHPS
J
Dengan demikian, berdasarkan THE SUPPLY POSITIONING
MODEL dapat disimpulkan bahwa :
PRIORITAS
PARTS
Pertama
F 002
Kedua
F 005
Ketiga
F 003
3.2. Menentukan
Prioritas
Pengadaan
Barang/Jasa
3.3. Implikasi
Fokus Utama
Sasaran
Pengadaaan
pada Tipe
Spesifikasi
Memastikan Ketersediaan
Memastikan ketersediaan pasokan yang
kontinu, menurunkan waktu tenggang (lead
time), dan mengamankan ketepatan waktu
kedatangan
g barang/jasa
g/j
yyang
g dibeli
Memastikan Dukungan Penyedia
Barang/Jasa
Memastikan Penyedia Barang/Jasa
memberikan dukungan teknik
PPKL
hatniremeP asaJLKPP
/gnaraB naadLembaga
agneP nKebijakan
akajibePengadaan
K agabmBarang/Jasa
eL
Pemerintah
847
88
33
BAB
p
Gunakan Value Analysis/Value Engineering
untuk solusi mendapatkan penurunan biaya
Gunakan spesifikasi kinerja untuk memacu
kreativitas dan inovasi Penyedia Barang/Jasa
dalam menurunkan biaya
Gunakan standar yang memungkinkan untuk
lebih rendah dari desain yang
khusus/pesanan
Hindari spesifikasi teknik yang menghalangi
timbulnya kompetisi antar Penyedia
Barang/Jasa
Hindari spesifikasi teknik yang menciptakan
proses pembuatan barang/jasa menjadi
tidak standar
Hindari merk terkenal yang sudah diketahui
secara umum memang lebih mahal
Tabel 3.9 Hubungan antara Fokus Utama Sasaran Pasokan dengan Metoda Spesifikasi
dan tipe spesifikasi
Tabel berikut ini berfungsi untuk melakukan kaji ulang terhadap spesifikasi yang sudah
disusun.
Tabel : Daftar Periksa
ASPEK
Mutu
Tingkat Pelayanan
Target Biaya
Informasi Kontak
Latar Belakang dan
Ruang Lingkup
Aspek Legal
Kebijakan
DESKRIPSI
Spesifikasi barang/jasa harus menyatakan dengan jelas gambar, desain
dan/ atau kinerja yang harus dicapai, serta keandalan yang diinginkan
Inspeksi dan testing untuk mengendalikan mutu barang/jasa, termasuk
didalamnya kebutuhan untuk melakukan kaji ulang atas dokumentasi,
khususnya yang berkaitan dengan pengiriman barang/jasa.
Jumlah yang diperlukan
Waktu dan tempat pengiriman barang/jasa, dan segala hambatan/peraturan
yang terkait dengan itu
Kebutuhan transportasi khusus dan metoda transportasi yang
dipersyaratkan
Persyaratan kemasan (packaging)
Rencana pelaksanaan agar barang/jasa datang tepat waktu di lokasi yang
ditetapkan, bersama dengan laporan kemajuan pelaksanaan rencana
tersebut
Tingkat pelayanan yang dipersyaratkan
Kebutuhan single point contact atau manager dari Penyedia Barang/Jasa
yang didedikasikan untuk melayani
Kebutuhan dukungan teknis
Kebutuhan pelatihan
Kebutuhan dukungan pemeliharaan dan suku cadang yang disediakan
Waktu tanggap (respon time) pada saat reparasi
Kebutuhan informasi manajemen
Maksimum target harga
Maksimum harga perolehan
Maksimum Total Biaya Kepemilikan
Nama, jabatan, beserta telepon, facs, dan e-mail beserta alamat Penyedia
Barang/Jasa yang bisa dihubungi dalam urusan barang/jasa tersebut
Informasi umum Pengguna Barang/Jasa, maksud dan tujuan pengadaan
barang/jasa
Batas batas tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa
Bila dikehendaki tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa bisa diperluas
meliputi mendapatkan lisensi, pembayaran bea/cukai, mengurus customs
clearance
Peraturan yang terkait dengan pengadaan barang/jasa tersebut
Kebijakan dari organisasi tempat Pengguna Barang/Jasa yang harus dipatuhi
oleh Penyedia Barang/Jasa
888
48
LKPP Lembaga
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Pemerintah
LKPP
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Barang/Jasa
Pemerintah
33
BAB
nahitaModul
leP luSpesifikasi
doM lud&uHPS
J
Contoh Penggunaan Tabel :
Contoh berikut ini untuk menunjukkan bagaimana menggunakan Daftar Periksa untuk
melakukan kaji ulang terhadap spesifikasi yang sudah jadi.
ASPEK
Mutu
Jumlah dan
Waktu
Kedatangan
Tingkat
Pelayanan
Target Biaya
Informasi
Kontak
Latar Belakang
dan Ruang
Lingkup
Aspek Legal
Kebijakan
DESKRIPSI
Travel Height
: Lihat Gambar
dan Spesifikasi
Total Height
: Lihat Gambar
dan Spesifikasi
Ukuran shaft
: 2300 x 2300
Pit Dept
: 2100 mm
Over Head
: Lihat Gambar
dan Spesifikasi
Operation Control
: Computerized
Control Group
Power Listrik
: Max 20 Kw/380
V/3 Ph/ 50 Hz
Automatic bypass (75% loading)
Oveload devices, safety door edge
Fire emergency return
Emergency Light
.dst
2 (dua) buah
Sudah dapat di operasikan paling
lambat tanggal 15 Oktober 20xx
- Calon Penyedia Barang/Jasa wajib
menyampaikan biaya pengoperasian
dan biaya pemeliiharaan sampai
dengan 5 (lima) tahun
- Masa Pemeliharaan untuk lift ini
adalah selama 1 tahun/365 hari
- Dll
Biaya total sebesar Rp 750 Juta
Nama, jabatan, beserta telepon, facs, dan
e-mail beserta alamat Penyedia
Barang/Jasa yang bisa dihubungi dalam
urusan Lift
-
KETERANGAN
Perlu dilengkapi dengan hal hal
yang memuat bagaimana
Inspeksi dan testing dilakukan
untuk mengendalikan mutu Lift
Cukup lengkap
Belum memuat :
Single point contact
Kebutuhan suku cadang
selama masa pemeliharaan
Waktu tanggap
Cukup
Cukup
Tabel 3.11 Daftar Periksa untuk melakukan kaji ulang terhadap spesifikasi yang sudah jadi
PPKL
hatniremeP asaJLKPP
/gnaraB naadLembaga
agneP nKebijakan
akajibePengadaan
K agabmBarang/Jasa
eL
Pemerintah
849
88
33
BAB
888
50
LKPP Lembaga
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Pemerintah
LKPP
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Barang/Jasa
Pemerintah
34
BAB
nahitaModul
leP luSpesifikasi
doM ludu&JHPS
BAB 4
TOTAL BIAYA KEPEMILIKAN
4.1. Umum
4.1. Umum
Dalam banyak kasus, membeli barang dengan harga murah tidak selalu
4.2. Komponen
Total Biaya
Kepemilikan
4.3. Menghitung
Nilai Waktu
dari Uang
yang terbaik, terutama bila dikaitkan dengan biaya yang harus dikeluarkan
untuk mengoperasikan dan memelihara barang tersebut.
Membeli software untuk sistem akuntansi misalnya, jika hanya berpedoman
harga termurah, maka pejabat pengadaan cenderung membeli yang
standar dan akan terjebak pada biaya yang mahal untuk membuat sistem
4.4. Pendekatan
NPV dalam
Investasi
4.5. Menghitung
NPV dengan
Microsoft
Excel
4.6. Menghitung
Total Biaya
Kepemilikan
dengan NPV
PPKL
hatniremeP asaLKPP
J/gnaraB naaLembaga
dagnePKebijakan
nakajibPengadaan
eK agabm
eL
Barang/Jasa
Pemerintah
85188
34
BAB
4.1. Umum
sempurna.
4.3. Menghitung
Nilai Waktu
dari Uang
4.4. Pendekatan
NPV dalam
Investasi
4.5. Menghitung
NPV dengan
Microsoft
Excel
4.6. Menghitung
Total Biaya
Kepemilikan
dengan NPV
888
52
LKPP
LKPP
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
34
BAB
nahitaModul
leP luSpesifikasi
doM ludu&JHPS
CONTOH KOMPONEN TOTAL BIAYA KEPEMILIKAN
ALAT BERAT
Depresiasi (Penyusutan)
BIAYA
PEMILIKAN
BIAYA PEMILIKAN
DAN OPERASI
BIAYA
OPERASI
Perbaikan / Reparasi
Upah Operator
Hal-hal Khusus
Gambar 4.1 Contoh Gambar Komponen Total Biaya Kepemilikan Alat Berat
LATIHAN SOAL
Latihan soal untuk mempermudah pemahaman mengenai komponen Total
Biaya Kepemilikan : menyusun komponen TBK untuk pengadaan IT
PPKL
hatniremeP asaLKPP
J/gnaraB naaLembaga
dagnePKebijakan
nakajibPengadaan
eK agabm
eL
Barang/Jasa
Pemerintah
85388
34
BAB
double decline method, unit produksi, dan straight line method (metoda
garis lurus).
Adapun besarnya biaya penyusutan tiap tahun, untuk mudahnya digunakan
pendekatan straight line methods, yang artinya besarnya sama sepanjang
tahun umur ekonomis alat.
4.1. Umum
Contoh :
Harga mobil on the road Rp. 200.000.000,Nilai jual lagi setelah sepuluh tahun Rp. 80.000.000,Nilai penyusutan per tahun adalah : Rp. (200.000.000 80.000.000)/10
4.2. Komponen
Total Biaya
Kepemilikan
4.4. Pendekatan
NPV dalam
Investasi
4.5. Menghitung
NPV dengan
Microsoft
Excel
4.6. Menghitung
Total Biaya
Kepemilikan
dengan NPV
888
54
LKPP
LKPP
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
34
BAB
nahitaModul
leP luSpesifikasi
doM ludu&JHPS
4.3.1 Nilai Uang yang Akan Datang
Nilai uang yang akan datang (future value-F) terhadap nilai sekarang (present
value-
= PV + PV x i
= PV (1 + i)
Arti dari rumus di atas adalah jumlah dana yang terkumpul pada akhir kurun waktu
tertentu sama dengan nilai sekarang (PV) dana pokok ditambah bunganya (PV)i.
Dengan menggunakan perhitungan bunga majemuk, maka rumusan di atas akan menjadii
sebagai berikut:
Tahun pertama
Tahun kedua
F,
F2
PV + PV x i
PV(1 + i)
F,(1 + i)
=
=
PV(1 + i)(1 + i)
PV(1 + i)2
PV(1+i)n
Tahun ke-n
Fn
Simbol
(F/PV i, n)
ILUSTRASI
Rp
Tahun ke 0
Tahun ke n
Contoh : Jika jumlah uang Anda sekarang adalah Rp. 100 Juta. Berapa jumlah uang
Anda (sebelum pajak) dalam 10 tahun yang akan datang, jika bunga bank tetap sebesar
6% per tahun selama 10 tahun.
Fn
PV(1+i)n
100 (1,781)
178,1 Juta
PPKL
hatniremeP asaLKPP
J/gnaraB naaLembaga
dagnePKebijakan
nakajibPengadaan
eK agabm
eL
Barang/Jasa
Pemerintah
85588
34
BAB
Dengan ilustrasi ini, menjadi jelas bahwa nilai uang menurun sejalan dengan berlalunya
waktu. Ini juga menjadi dasar yang jelas mengenai perlunya eskalasi harga pada kontrak
multi years.
4.3.2. Nilai Sekarang dari Uang
Nilai Sekarang dari uang yang diketahui jumlahnya di masa yang akan datang, sebagai
kelanjutan dari pembahasan di atas, adalah sebagai berikut:
Tahun ke-n :
Fn
PV
PV(1 +i)n
Fn
(1 +i)n
Simbol: (PV/F, i, n)
ILUSTRASI
Tahun ke 0
Rp
Tahun ke n
Contoh : Jika 10 tahun yang akan datang Anda ingin memiliki uang sebesar Rp. 100
juta. Berapa jumlah uang Anda yang harus Anda miliki sekarang (sebelum pajak), jika
bunga bank tetap sebesar 6% per tahun selama 10 tahun.
PV
Fn
(1 +i)n
55,84 Juta
Ilustrasi ini juga memperkuat penjelasan sebelumnya bahwa nilai uang menurun sejalan
dengan berlalunya waktu.
888
56
LKPP
LKPP
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
34
BAB
nahitaModul
leP luSpesifikasi
doM ludu&JHPS
4.3.3. Nilai Uang dari Anuitas
Anuitas adalah sejumlah nilai uang yang ditabungkan/diberikan dalam jumlah yang sama,
secara periodik, selama jangka waktu tertentu. Untuk memahami nilai sekarang dari
suatu anuitas, akan lebih mudah jika dimulai dari memahami nilai yang akan datang dari
anuitas.
Nilai yang Akan Datang dari Anuitas
Di atas telah dijabarkan nilai yang akan datang (F) dari suatu jumlah uang saat ini (PV).
Bentuk lain yang sering terjadi pada evaluasi proyek (investasi) adalah adanya pemasukan
atau pengeluaran yang berulang-ulang secara seri yang dikenal luas dengan sebutan
anuitas. Jadi, anuitas (A) adalah aliran kas yang terjadi berulang-ulang dengan jumlah
dan interval yang sama. Untuk menghitung jumlahnya dipakai rumus berikut:
Simbol
(F/A, i, n)
Tahun
Ke 0
Tahun
ke n
Contoh : Sejumlah uang ditabung sebesar Rp. 100 Juta tiap tahun selama 10 tahun.
Berapa nilai uang tersebut pada 10 tahun yang akan datang. Jika penabung menerima
bunga 6% per tahun.
F
1. 318,1 juta
Ilustrasi ini juga menjelaskan kenapa memberi barang dengan cara mengangsur menjadi
terasa lebih mahal.
PPKL
hatniremeP asaLKPP
J/gnaraB naaLembaga
dagnePKebijakan
nakajibPengadaan
eK agabm
eL
Barang/Jasa
Pemerintah
85788
34
BAB
Suatu dana yang terkumpul dengan jumlah yang sama dari tahun ke tahun, misalnya,
hasil tabungan dihitung pada akhir tahun yang bersangkutan adalah sebagai berikut:
(1 +i)n -1
PV
A
i(1 +i)n
Simbol: (PV/A, i, n)
Tahun
Ke 0
Tahun
ke n
Contoh : Sejumlah uang ditabung sebesar Rp. 100 juta tiap tahun selama 10 tahun.
Berapa nilai uang tersebut sekarang, jika penabung menerima bunga 6% per tahun.
(1 +i)n -1
PV
A
i(1 +i)n
736 Juta
888
58
LKPP
LKPP
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
34
BAB
nahitaModul
leP luSpesifikasi
doM ludu&JHPS
4.1. Umum
LATIHAN SOAL
Latihan soal untuk mempermudah pemahaman mengenai PV, F, A
dengan menggunakan Tabel Bunga.
PPKL
hatniremeP asaLKPP
J/gnaraB naaLembaga
dagnePKebijakan
nakajibPengadaan
eK agabm
eL
Barang/Jasa
Pemerintah
85988
34
BAB
Biaya Pembelian
ILUSTRASI
Nilai Sisa
Tahun
Ke 0
Tahun
ke n
Deskripsi
Harga Beli
Depresiasi
Operasi
Nilai sisa
Tahun
0
1,600,000.00
500,000.00
1,750,000.00
500,000.00
1,750,000.00
500,000.00
1,750,000.00
100,000.00
Nilai Sekarang
1,600,000.00
1,243,426.00
4,351,990.98
90,909.09
7,286,326.07
888
60
LKPP
LKPP
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
34
BAB
nahitaModul
leP luSpesifikasi
doM ludu&JHPS
CONTOH 2
Printer yang akan dibeli harganya Rp 1 900 000,- Adapun tinta printer
harganya Rp 250 000,- yang diperkirakan akan habis digunakan dalam 3 (tiga)
bulan.
Umur printer biasanya 3 (tiga) tahun dan sudah jadi kebiasaan akan dijual ke
karyawan seharga Rp 100 000,- Dengan tingkat bunga sebesar 10%, hitung
nilai sekarang dari pengadaan printer tersebut ?
Jawaban :
Biaya Operasi (tinta printer) dalam 1 (satu) tahun menjadi Rp 1 000 000,Biaya depresiasi menjadi Rp (1 900 000 100 000) / 3 = Rp 600 000
Dengan asumsi selama 3 (tiga) printer tidak akan rusak (biaya pemeliharaan
sama dengan nol), maka diagram kas masuk dan kas keluar terlihat dalam
gambar berikut ini :
1 900 000
1000 000 +600 000
1 600 000
1 600 000
100 000
4.1. Umum
Deskripsi
4.2. Komponen
Total Biaya
Kepemilikan
Harga Beli
Depresiasi
Operasi
Nilai sisa
Tahun
0
1,900,000.00
Nilai Sekarang
600,000.00
1,000,000.00
600,000.00
1,000,000.00
600,000.00
1,000,000.00
100,000.00
4.3. Menghitung
Nilai Waktu
dari Uang
1,900,000.00
1,492,111.19
2,486,851.99
90,909.09
5,969,872.28
4.5. Menghitung
NPV dengan
Microsoft
Excel
4.6. Menghitung
Total Biaya
Kepemilikan
dengan NPV
Dari ilustrasi kedua contoh di atas, terlihat bahwa membeli barang dengan
pertimbangan harga murah saja tidak cukup. Tetap harus
mempertimbangkan biaya yang keluar selama umur ekonomis alat
tersebut.
PPKL
hatniremeP asaLKPP
J/gnaraB naaLembaga
dagnePKebijakan
nakajibPengadaan
eK agabm
eL
Barang/Jasa
Pemerintah
86188
34
BAB
Tahun
0
150,000.00
15,000.00
15,000.00
15,000.00
15,000.00
6,000.00
1,000.00
6,000.00
2,000.00
6,000.00
3,000.00
6,000.00
4,000.00
Nilai Sekarang
5
15,000.00
(75,000.00)
6,000.00
5,000.00
TOTAL 0.00
b. Klik cell yang hendak kita hitung nilai sekarangnya, misalnya nilai sekarang
dari lajur depresiasi.
c. Klik Formula.
d. Klik Insert Function.
e. Pada Insert Function,
a.
b.
c.
b.
c.
Klik OK.
Tahun
0
150,000.00
15,000.00
15,000.00
15,000.00
15,000.00
6,000.00
1,000.00
6,000.00
2,000.00
6,000.00
3,000.00
6,000.00
4,000.00
Nilai Sekarang
5
15,000.00
(75,000.00)
6,000.00
5,000.00
56,861.80
TOTAL
Tahun
0
150,000.00
15,000.00
15,000.00
15,000.00
15,000.00
6,000.00
1,000.00
6,000.00
2,000.00
6,000.00
3,000.00
6,000.00
4,000.00
Nilai Sekarang
150,000.00
15,000.00
56,861.80
(75,000.00) (68,181.82)
6,000.00
22,744.72
10,652.59
5,000.00
TOTAL 172,077.29
888
62
LKPP
LKPP
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
34
BAB
nahitaModul
leP luSpesifikasi
doM ludu&JHPS
LATIHAN SOAL
Latihan soal untuk mempermudah pemahaman mengenai menghitung
NPV menggunakan Microsoft Excel.
4.1. Umum
4.2. Komponen
Total Biaya
Kepemilikan
4.3. Menghitung
Nilai Waktu
dari Uang
4.4. Pendekatan
NPV dalam
Investasi
4.5. Menghitung
NPV dengan
Microsoft
Excel
4.6. Menghitung
Total Biaya
Kepemilikan
dengan NPV
identifikasi biaya.
3. Menentukan tingkat bunga investasi (cost of capital ).
4. Menentukan besarnya nilai depresiasi, untuk mudahnya
digunakan straight line method (metode garis lurus).
5. Menentukan umur ekonomis dan nilai sisa (salvage value ) dari
barang/jasa.
6. Menghitung nilai sekarang dari masing-masing biaya tersebut.
CONTOH
Lembaga non departemen ingin menggunakan sistem pembayaran gaji
pegawai dengan sistem yang lebih canggih dari pada yang sudah ada
selama ini. Komponen biaya utama dari pada sistem yang baru ini adalah
hardware (berupa komputer, dan lain-lain), software (piranti lunak), initial training (pelatihan awal buat pengguna), other transision cost (biaya
lain yang ditimbulkan adanya sistem baru), subsequent upgrade software
(biaya upgrade software untuk penyesuaian dengan perubahan yang ada),
PPKL
hatniremeP asaLKPP
J/gnaraB naaLembaga
dagnePKebijakan
nakajibPengadaan
eK agabm
eL
Barang/Jasa
Pemerintah
86388
34
BAB
Pembelian hardware
Pembelian software
Initial training
Rp.
800 Juta
Adapun biaya biaya lain yang muncul pada tahun berikutnya adalah :
-
Rp.
Rp.
Jawaban :
TBK dari penggantian Sistem Pembayaran gaji Pegawai
dalam Rp.
p juta
Deskripsi
Discount Factor
Hardware
Subsequent Training
0
1
1,000.00
2,000.00
800.00
800.00
Tahun ke
1
2
0.9325
0.8109
400.00
1,000.00
200.00
500.00
1,000.00
200.00
600.00
3
0.7051
500.00
150.00
700.00
Total Biaya
PV Cost
1,000.00
2,000.00
800.00
1,173.00
2,095.95
454.45
1,446.36
8,969.76
888
64
LKPP
LKPP
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
34
BAB
nahitaModul
leP luSpesifikasi
doM ludu&JHPS
Contoh :
Suatu lembaga memiliki kebutuhan transportasi darat (mobil) bagi karyawannya. Jenis
kendaraan yang dibutuhkan adalah kendaraan berpenumpang paling banyak 6 orang.
Dengan menggunakan TBK, maka PPK dapat melakukan simulasi, apakah membeli atau
sewa.
Berikut adalah ilustrasi perhitungan untuk satu mobil :
Tahun
0
150,000.00
Nilai Sekarang
15,000.00
15,000.00
15,000.00
15,000.00
6,000.00
1,000.00
6,000.00
2,000.00
6,000.00
3,000.00
6,000.00
4,000.00
150,000.00
56,861.80
68,181.82
22,744.72
10,652.59
15,000.00
75,000.00
6,000.00
5,000.00
TOTAL 308,440.93
Dalam Rp 1 000,-
Tahun
0
Nilai Sekarang
91,000.00
-
104,000.00
-
117,000.00
-
130,000.00
-
143,000.00
TOTAL
*) Asumsi, dalam satu tahun 52 minggu dan dipakai hanya 5 hari per minggu
Tahun 3
Tahun 4
Tahun 1
Tahun 2
Tarif per hari
350
400
450
500
Tarif per tahun
91000
104000
117000
130000
0.00
0.00
0.00
434,165.02
0.00
434,165.02
Tahun 5
550
143000
Dengan simulasi diatas, maka PPK dapat melakukan simulasi berikutnya, untuk memilih
mobil baru atau mobil bekas.
Berikut ini adalah simulasi TBK untuk mobil bekas :
Tahun
0
100,000.00
15,000.00
15,000.00
15,000.00
15,000.00
6,000.00
5,000.00
6,000.00
6,000.00
6,000.00
7,000.00
6,000.00
8,000.00
Nilai Sekarang
15,000.00
25,000.00
6,000.00
9,000.00
100,000.00
56,861.80
22,727.27
22,744.72
25,815.74
TOTAL
228,149.53
PPKL
hatniremeP asaLKPP
J/gnaraB naaLembaga
dagnePKebijakan
nakajibPengadaan
eK agabm
eL
Barang/Jasa
Pemerintah
86588
34
BAB
Berdasarkan hasil simulasi di atas, maka bisa mulai dipikirkan untuk membeli mobil
bekas. Dengan membeli mobil bekas, terjadi penghematan Rp. 80.291.000,- atau sekitar
26% bila membeli mobil baru.
Dengan contoh di atas, maka pada saat menyusun/mengkaji ulang spesifikasi dan HPS,
PPK dianjurkan untuk memikirkan beberapa hal berikut ini :
1. Apakah barang/jasa tersebut memang sudah seharusnya dibeli atau cukup si
sewa saja ?
2. Bila diputuskan beli, bisa dipikirkan kembali, apakah harus beli baru atau bisa
membeli bekas barang/jasa tersebut.
3. Bila diputuskan membeli barang/jasa bekas, baru dipikirkan dampak membeli
barang/jasa bekas bagi unit kerja.
888
66
LKPP
LKPP
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
BAB
BAB 5
MENYUSUN HPS
5.1. Pendekatan Umum
Untuk dapat menyusun HPS dengan baik, diperlukan pemahaman atas
keseluruhan proses pengadaan barang/jasa sebelumnya.
5.1. Pendekatan
Umum
5.2. Karakteristik
Barang/Jasa
Item
Pekerjaan
Menyusun HPS
Barang Produksi
5.4. Metode
Perhitungan
5.5. Contoh
Perhitungan
HPS
Menyusun
Spesifikasi
Menyusun
HPS
Menyusun HPS
Barang Jadi
PPKL
Pemerintah
hatniremeP asaJ/LKPP
gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
888
67
BAB
5.1. Pendekatan
Umum
5.2. Karakteristik
Barang/Jasa
barang jadi.
Barang jadi adalah barang yang sudah tersedia di pasar dan bisa langsung
digunakan oleh pengguna barang/jasa. Contohnya : mobil, kertas, printer,
dan sebagainya
5.5. Contoh
Perhitungan
HPS
Barang produksi adalah barang yang untuk dapat digunakan oleh pengguna
barang/jasa harus diproses terlebih dahulu. Termasuk dalam barang
produksi adalah jasa konsultansi, jasa lainnya, dan jasa konstruksi. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Barang Jadi
Barang
Barang Produksi
Jasa Konstruksi
Jasa Lainnya
Jasa Konsultansi
Barang Proses
Barang
(Material)
Material +
Dari gambar di atas, menjadi jelas bahwa baik jasa konstruksi, jasa lainnya,
maupun jasa konsultansi pasti membutuhkan material, peralatan, dan
tenaga kerja.
Makin ke arah kiri, maka persentase komponen material makin membesar.
Sebaliknya, makin ke arah kanan, komponan tenaga kerja makin
membesar.
Jasa konsultansi, contohnya, tetap harus menyerahkan laporan (unsur
material) dan menggunakan peralatan (komputer) dalam melaksanakan
tugasnya. Tetapi unsur tenaga kerja menjadi dominan karena jasa
konsultansi merupakan jasa keahlian (brain otak) yang menjadi fokusnya.
888
68
LKPP Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
BAB
5.2. Karakteristik
Barang/Jasa
5.4. Metode
Perhitungan
5.5. Contoh
Perhitungan
HPS
dalamnya ada kertas A4, mengambil sampel harga untuk kertas A4 dari
pabrikan bukan merupakan langkah yang tepat, meskipun total pengadaan
ATK juga mencapai Rp. 2,5 Milyar. Contoh ini menunjukkan bahwa
memilih level penyedia pada saat mengambil sampel harga untuk HPS
memerlukan pertimbangan yang mendalam.
Contoh lain :
Pengadaan Jasa Lainnya untuk keperluan rapat Focus Group Discussion.
PPK memiliki dua alternatif : menggunakan jasa event organizer atau
swa kelola dengan bekerjasama dengan pihak hotel. Pada pilihan pertama,
menggunakan jasa event organizer, ada kemungkinan pengguna barang/
jasa terkena pajak, overhead, danprofit dua kali, masing-masing dari
pihak hotel dan jasa event organizer. Sedangkan jika dipilih swa kelola,
hanya terkena pajak, overhead, dan profit satu kali. Dengan demikian,
sampel harga yang diambil adalah hotel. Contoh ini sekaligus
menjelaskan bahwa kadang-kadang analisis HPS bisa merubah jenis
pemasok yang harus di survei harganya.
PPKL
Pemerintah
hatniremeP asaJ/LKPP
gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
888
69
BAB
Pabrikan
Distributor
+ Keuntungan
Sumber
Utama
Pengecer
+ Keuntungan
Pengguna Barang/Jasa
+ Keuntungan
Sumber Sekunder
Gambar di atas memperlihatkan rantai pasokan barang/jasa mulai dari pabrikan sampai
dengan pengecer. Tiap posisi, mulai dari pabrikan sampai dengan pengecer dinamakan
dengan level penyedia barang/jasa. Pada saat pengguna barang/jasa membeli barang/
jasa dari pengecer (Sumber Sekunder) maka akan dikenai 3 (tiga) kali pembebanan
keuntungan dan overhead :
888
70
LKPP Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
BAB
SEDIKIT
HANYA SATU
Persaingan
Sempurna
Oligopsoni
Monopsoni
SEDIKIT
HANYA
SATU
Oligopoli
Monopoli
Oligopoli /
Oligopsoni
Monopsoni
terbatas
Monopoli
terbatas
Monopoly /
Monopsony
PPKL
Pemerintah
hatniremeP asaJ/LKPP
gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
888
71
BAB
888
72
LKPP Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
BAB
tersebut ke pedalaman.
5.2. Karakteristik
Barang/Jasa
TOPIK DISKUSI
5.4. Metode
Perhitungan
5.5. Contoh
Perhitungan
HPS
PPKL
Pemerintah
hatniremeP asaJ/LKPP
gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
888
73
BAB
Konstruksi
Jasa Lainnya
Konsultansi
SUMBER
INFORMASI
Dari tabel di atas terlihat bahwa terdapat dua kelompok besar dalam menghitung HPS
barang/jasa : barang yang sudah tersedia di pasar dan barang/jasa hasil proses produksi.
5.4.1. Menghitung HPS Barang yang Sudah Tersedia di Pasar
Untuk menghitung HPS barang yang sudah tersedia di pasar, tersedia dua pilihan
pendekatan: Rumus dan Teknik Perkiraan Biaya. Pendekatan pertama merupakan
pendekatan yang dianjurkan karena lebih mendekati harga sebenarnya yang terjadi di
pasar bila sampel harga diperoleh paling lambat 28 hari sebelum pemasukan penawaran.
Pendekatan kedua boleh dipilih bila data yang tersedia untuk melakukan pendekatan
rumus tidak cukup tersedia
Pendekatan Rumus
Harga jual yang tertuang pada rumus di bawah ini merupakan harga yang tersedia di
pasar pada level penyedia dan tingkat persaingan pasar yang dapat diterima oleh PPK,
pada saat survey harga paling lambat 28 hari sebelum pemasukan harga penawaran.
Harga jual tersebut juga sudah merupakan harga yang telah dikurangi potongan harga
(discount) jika membeli banyak atau membeli pada suatu sesi/musim promosi tertentu.
Dalam hal sampel harga yang diperoleh dari berbagai sumber dengan spesifikasi yang
sama ternyata berbeda maka harga rata rata yang akan digunakan dalam perhitungan
HPS.
RUMUS
Harga Jual
Quantity/Jumlah
Sub Total - I
B
---------------------C=AxB
Transportasi
D (bila ada)
Asuransi
E (bila ada)
--------------------------------------------------------------------Sub Total - II
F = C+D+E
Total (termasuk PPN)
G = F+ (10% x F)
888
74
LKPP Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
BAB
Tidak mahal.
Mudah dirubah.
Sangat subyektif.
Penuh ketidakpastian.
PPKL
Pemerintah
hatniremeP asaJ/LKPP
gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
888
75
BAB
Contoh :
Pengadaan sistem pembayaran gaji untuk 5.000 orang dan 100 line rincian.
Lembaga lain sudah pernah melakukan untuk 100 line bagi 2000 orang seharga
Rp. 20 Milyar. Ahli IT di kantor mengatakan bahwa sistem yang akan dibangun
25% lebih rumit dibanding sistem di lembaga tersebut.
Jawaban :
Perkiraan biaya untuk sistem baru (dari sisi kerumitan) :
(125% x Rp. 20 Milyar) = Rp. 25 Milyar
Perkiraan biaya sistem baru (dari sisi jumlah pengguna 5000 orang) :
(5000/2000) x Rp. 25 Milyar = Rp. 62,5 Milyar
b. Metode Parametrik
Pendekatan yang dipakai dalam metode ini adalah mencoba hubungan
matematis antar dua variabel (independent variable dengan dependent vari-
able), yang intinya mengaitkan biaya dengan karakteristik tertentu dari objek
(volume, luas, berat, tenaga/watt, panjang, dan lain-lain), misalnya:
Contoh
Dinas Pendidikan akan membangun gedung laboratotium SLTA seluas 20
m2. Harga satuan Bangunan Gedung Negara yang dikeluarkan Pemda Kabupaten
A per meter2 adalah Rp. 4 Juta. Berapa perkiraan harga untuk pembangunan
gedung laboratorium tersebut ?
888
76
LKPP Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
BAB
= ax
= 1,15 x Rp. 4 Juta
= Rp. 4,6 Juta
PPKL
Pemerintah
hatniremeP asaJ/LKPP
gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
888
77
BAB
Harga saat B x
Indeks harga saat B
Contoh :
Harga pembelian sebuah kompresor multi guna adalah USD 1500 pada tahun
2006. Perkirakan harga barang tersebut pada tahun 2011, jika diketahui indeks
harga peralatan tersebut pada tahun 2006 adalah 790 dan indeks harga peralatan
sejenis pada tahun 2011 adalah 904.
Jawaban :
Harga kompresor multi guna pada tahun 2011 adalah :
=
1500 x (904/790)
USD 1716
Contoh lain :
KONSULTANSI PENELITIAN KEBUTUHAN PELATIHAN - HPS
No
I
Uraian
Volume
II
Harga Satuan
Perubahan Indeks
(Rp)
Tahun 1998
2004/1998
40,000.00 300/200
20,000.00 300/200
1
1
60,000.00
30,000.00
60,000.00
30,000.00
5,000.00 300/200
15,000.00
30,000.00
1,000.00 150/100
1,000.00 150/100
1,000.00 150/100
5
5
10
7,500.00
7,500.00
15,000.00
Total
37,500.00
37,500.00
150,000.00
345,000.00
888
78
LKPP Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
BAB
Gedung Negara
Pondasi
5% - 10%
Strukur
25% - 355
Lantai
5% - 10%
Dinding
7% - 10%
Plafond
6% - 8%
Atap
8% - 10%
Utilitas
5% - 8%
Finishing
10% - 15%
Bila dengan metode Parametrik diketahui bahwa harga total biaya pembangunan
gedung adalah Rp. 92.000.000,- maka komponen biaya nya adalah :
Estimate Harga ( Rp )
9,200,000.00
10%
32,200,000.00
35%
7,360,000.00
8%
7,360,000.00
8%
6,440,000.00
7%
9,200,000.00
10%
6,440,000.00
7%
13,800,000.00
15%
Total
92,000,000.00
PPKL
Pemerintah
hatniremeP asaJ/LKPP
gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
888
79
BAB
RUMUS
Harga Satuan
Quantity/Jumlah
Sub Total - I
B
---------------------C=AxB
Transportasi
D (bila ada)
Asuransi
E (bila ada)
--------------------------------------------------------------------Sub Total - II
F = C+D+E
Keuntungan dan Overhead (maks 15%) G = 15% F
--------------------------------------------------------------------Sub Total - III
H=F+G
Jasa Konstruksi
Biaya Peralatan
Biaya Material
Biaya Tenaga Kerja
Sub Total 1
Keuntungan dan Overhead
Jasa Lainnya
Sub Total 2
Total (Termasuk PPN)
Biaya Peralatan
Biaya Material
Biaya Tenaga Kerja
Sub Total 1
Keuntungan dan Overhead
Jasa Konsultansi
Sub Total 2
Total (Termasuk PPN)
Biaya Langsung Personil
Biaya Langsung Non Personil
Jumlah
Total (Termasuk PPN)
I = H+ (10% x H)
A
B
C
---------------D = (A+B+C)
E = 15% D
---------------F = (1+15%) E
G = F + (10%xF)
A
B
C
---------------D = (A+B+C)
E = 15% D
---------------F = (1+15%) E
G = F + (10%xF)
A
B
--------------C= A +B
D = C + (10% x C)
Pada perhitungan barang/jasa dari proses produksi, perlu dikenali beberapa istilah yang
sering digunakan sebagai jenis biaya suatu barang/jasa :
a) Biaya tetap dan biaya variabel.
b) Biaya langsung dan biaya tidak langsung.
c) Biaya overhead.
888
80
LKPP Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
BAB
Biaya Variable
Biaya Umum
Pabrik
Biaya Tenaga
Kerja Biaya
Peralatan
Biaya Material
Jasa
Konstruksi
Biaya Kantor
Pusat
Biaya Kantor
Pusat (bila ada)
Jasa
Konsultansi
Biaya Kantor
Pusat (bila ada)
Biaya Material
Biaya Peralatan
Biaya Tenaga
Kerja Langsung
Biaya Material
Biaya Peralatan
Biaya Tenaga
Kerja Langsung
Biaya Material
Biaya Peralatan
Biaya Tenaga
Kerja Langsung
Jasa Lainnya
Adapun yang dimaksud dengan biaya langsung adalah biaya yang langsung terkait dengan
proses pembuatan barang/jasa. Sedangkan biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak
langsung terkait dengan proses pembuatan barang/jasa.
Contoh :
Biaya Langsung
Biaya Tidak
Langsung
Barang
Biaya Material
Biaya tenaga kerja
langsung
Biaya Tenaga
Kerja Penyelia
keatas
Biaya Peralatan
Jasa Konstruksi
Biaya Material
Biaya Peralatan
Biaya Tenaga
Kerja Langsung
Biaya Kantor Pusat
Jasa Lainnya
Biaya Material
Biaya Peralatan
Biaya Tenaga
Kerja Langsung
Biaya Kantor Pusat
(bila ada)
Jasa Konsultansi
Biaya Personil
Biaya Overhead merupakan biaya yang tidak bisa langsung digolongkan dengan biaya
langsung dan biaya tidak langsung, ataupun biaya tetap dan biaya variabel. Contoh biaya
overhead adalah biaya untuk jasa akuntan perusahaan, biaya asuransi, biaya bunga,
biaya untuk aspek hukum dan perijinan, biaya untuk ATK, biaya telepon dan sebagainya.
Metode Analisa Harga Satuan
Dipilih bila volume total pekerjaan belum dapat ditentukan dengan pasti, tetapi biaya per
unitnya (per meter persegi, per meter kubik) telah dapat dihitung.
PPKL
Pemerintah
hatniremeP asaJ/LKPP
gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
888
81
BAB
Uraian
Satuan
Tenaga Kerja
1 Pekerja
2 Mandor
Bahan
Peralatan
Jam
Jam
1 Excavator
2 Dump Truck
3 Alat Bantu
Jam
Jam
Lump Sum
Kuantitas
Biaya Satuan
(Rp)
0.0669
3,265.00
0.0335
4,920.00
Jumlah Harga Tenaga
0.0335
0.1116
1
Jumlah
(Rp)
218.4285
164.82
383.25
250,036.00
95,491.00
150.00
8,376.21
10,656.80
150.00
19,183.00
19,566.25
1,956.63
Keuntungan 10%
Harga Satuan Pekerjaan Galian
21,522.88
888
82
LKPP Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
BAB
No Nomor Standar
1 SNI DT 91 - 0006 - 2007
2 SNI DT 91 - 0007 - 2007
3 SNI DT 91 - 0008 - 2007
4 SNI DT 91 - 0009 - 2007
5 SNI DT 91 - 0010 - 2007
6 SNI DT 91 - 0011 - 2007
7 SNI DT 91 - 0012 - 2007
8 SNI DT 91 - 0013 - 2007
9 SNI DT 91 - 0014 - 2007
Deskripsi Standar
Tata Cara Perhitungan Harga Satuan
Perumahan
Tata Cara Perhitungan Harga Satuan
dan Perumahan
Tata Cara Perhitungan Harga Satuan
Perumahan
Tata Cara Perhitungan Harga Satuan
dan Perumahan
Tata Cara Perhitungan Harga Satuan
dan Perumahan
Tata Cara Perhitungan Harga Satuan
Gedung dan Perumahan
Tata Cara Perhitungan Harga Satuan
Bangunan Gedung dan Perumahan
Tata Cara Perhitungan Harga Satuan
Bangunan Gedung dan Perumahan
Tata Cara Perhitungan Harga Satuan
Bangunan Gedung dan Perumahan
ContohAnalisa
o MODELBOW
UntukTanahBiasa(1M3)
0.75 Hari
0.025 hari
Pekerja
Mandor
Rp
Rp
JUMLAH
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
JUMLAH
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
JUMLAH
Rp
Rp
Rp
UntukTanahKeras(1M3)
2 Hari
0.033 hari
Pekerja
Mandor
1M3tanahdiangkatsejauh30M
0.33 Hari
0.01 hari
Pekerja
Mandor
PPKL
Pemerintah
hatniremeP asaJ/LKPP
gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
888
83
BAB
1M3 Pasangan Batu dari tras Muri a semen P, 1 semen Portland, 1tras dan 4
Pasir
1.2 M3
0.791 Tong
0.108 M3
0.429 M3
1.2 Hari
0.12 Hari
3.6 Hari
0.18 Hari
BatuBelah
SemenPC
trasMuria
Pasir
TukangBatu
KepalaTukang
Pekerja
Mando r
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
JUMLAH
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
1M3 Beton semen Portland, campuran 3 bagian batu pecah, 2 bagi an pasi r, 1
bagian PC
0.82 M3
0.54 M3
2,0 Tong
6 Hari
0.3 Hari
1 hari
0.1
BatuPecah
Pasir
SemenPC
Pekerja
Mando r
TukangBatu
TukangKepala
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
JUMLAH
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
1M2jalandengantebal:
0.13 M lapis Pertama dengan batu belah
0.04 M lapis kedua dengan keri kil kasar
0.03 M lapis ketiga dengan keri ki l hal us
0.60
0 .34
0 .40
4 .00
0 .25
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
JUMLAH
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Hari Tukang Kayu
Rp
har i Kepal a Tukang
har i Pekerja
Rp
har i Mandor
Rp
M2 upah menggergaji
Rp
JUMLAH
Rp
Rp
M3
M3
M3
Hari
Hari
Batukali
Kerikil
Pasir
Pekerja
Mandor
Rp
Rp
Rp
Rp
888
84
LKPP Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
BAB
PPKL
Pemerintah
hatniremeP asaJ/LKPP
gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
888
85
BAB
JKP:
-
888
86
LKPP Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
BAB
Dasar Pemungutan
Dasar pemungutan PPN dan PPnBM adalah jumlah pembayaran baik dalam
bentuk uang muka, pembayaran sebagian, atau pembayaran seluruhnya
yang dilakukan oleh pemungut PPN kepada PKP rekanan.
Dalam jumlah pembayaran oleh pemungut PPn tersebut, termasuk PPN dan PPnBM yang
terutang tanpa memerhatikan apakah dalam kontrak menyebutkan ketentuan pemungutan
PPN dan atau PPnBM maupun tidak.
Contoh 1:
Jumlah PPN yang dipungut 10/11/bagian dari jumlah pembayaran
Jumlah Pembayaran
: Rp11.000.000,00
: Rp10.000.000,00
Contoh 2:
Dalam hal BKP yang diserahkan oleh rekanan pemerintah termasuk golongan barang
mewah (misal PPnBM 20 %).
Jumlah Pembayaran
Rp130.000.000,00
Rp 10.000.000,00
Rp 20.000.000,00
Rp100.000.000,00
Contoh 3:
Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp1.000.000,00 dan tidak merupakan
pembayaran yang terpecah-pecah.
Harga Jual
PPN:
10% x Rp900.000,00
Rp900.000,00
Rp 90.000,00
Rp180.000,00
Rp1.170.000,00
Meskipun harga jual Rp900.000,00, tetapi karena pembayaran termasuk PPN dan PPnBM
berjumlah Rp1.170.000,00 (di atas Rp 1.000.000,00), maka PPN dan PPnBM yang terutang
harus dipungut sebesar Rp 270.000,00.
PPKL
Pemerintah
hatniremeP asaJ/LKPP
gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
888
87
BAB
Rp. 800.000,00
PPN:
10% x Rp800.000,00
Rp.
80.000,00
PPnBM:
10% x Rp800.000,00
Rp.
80.000,00
Rp. 960.000,00
Karena harga jual termasuk PPN dan PPnBM berjumlah Rp. 960.000,00
(di bawah Rp. 1.000.000,00), maka PPN dan PPnBM yang terutang tidak
dipungut oleh bendahara, tetapi akan disetor sendiri oleh PKP rekanan.
Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan
a. PKP rekanan wajib menerbitkan faktur PPN dan SSP ( khusus
SSP ditandatangani bendahara) pada saat menagih kepada
bendahara baik untuk sebagian maupun seluruh nilai kontrak/
SPK pada saat pembayaran. Apabila atas penyerahan BKP
terutang PPn-BM, PKP rekanan mencantumkan jumlahnya pada
faktur PPN.
b. PPN/PPn-BM yang dipungut oleh bendahara pemerintah harus
disetorkan ke bank persepsi/kantor pos dengan menggunakan
SSP yang telah diisi oleh dan atas nama rekanan serta
ditandatangani bendahara paling lambat tujuh hari setelah
5.1. Pendekatan
Umum
5.2. Karakteristik
Barang/Jasa
5.4. Metode
Perhitungan
5.5. Contoh
Perhitungan
HPS
888
88
LKPP Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
BAB
= Rp. (450+62,5)Juta
= Rp. 512,5 Juta.
Total biaya setelah PPN =Rp. 512,5 (1+10%) Juta =Rp. 563,75 Juta.
Untuk Barang Jadi dari Distributor/Agen/Toko
Suatu proyek (APBD/Rupiah murni) akan mengadakan pipa PVC sbb:
-
40.000,00/ m1
68.000,00/ m1
Merek B
-
32.180,00/ m1
68.000,00/ m1
PPKL
Pemerintah
hatniremeP asaJ/LKPP
gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
888
89
BAB
31.600,00/ m1
65.000,00/ m1
Merek D
2.
31.400,00/ m1
66.000,00/ m1
Ongkos angkut pipa dengan kapal laut (termasuk bongkar-muat dan asuransi) dari
Pekanbaru ke Bengkalis = Rp. 10.000,00/m3.
3.
4.
5.
3.750.000.000,00.
Pipa 110 mm
2)
Pipa 160 mm
3)
Pipa 200 mm
888
90
a) Harga pipa
= Rp 33.795,00/m1
= Rp 95,00/m1
LKPP Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
BAB
Rp.
34.004,00/m1
= Rp 66.750 / m1
= Rp
200 / m1
1) Volume 1 m1
= 0,02 m3
= Rp
200
= Rp
240 / m1
1) Volume 1 m1 = 0,02 m3
2) Biaya untuk = 0,02 30 Rp 400 = Rp 240
Rp. 67.190/m1
CATATAN : 1 m3 pipa 160 mm adalah :
3,14 (0,16)2 1 m = 0,02 m3
3.
= Rp. 113.500 / m1
= Rp
314 / m1
1) Volume 1 m1
= 0,0314 m3
= Rp
314
= Rp. 376,80 / m1
1) Volume 1 m1 = 0,0314 m3
PPKL
Pemerintah
hatniremeP asaJ/LKPP
gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
888
91
BAB
Rp.
114.190,80/m1
NO
URAIAN
PEKERJAAN
1.
2.
3.
VOLUME
17.352
11.982
11.680
SATUAN
M
M
M
HARGA
SATUAN
34.004,00
67.190
114.190,80
JUMLAH
HARGA
590.037.408
805.070.580
1.333.748.544
Rp.
PPN 10%
2.728.856.532
Rp.
272.885.563,2
Rp.
3.001.742.095,2
HPS = Rp 3.001.742.095,2
(Tiga miliar satu juta tujuh ratus empat puluh dua ribu sembilan puluh lima
rupiah dua puluh sen)
Contoh Perhitungan HPS Jasa Konstruksi
Pada bulan April tahun anggaran 200X suatu proyek di Bogor akan pembangunan pagar
pembatas (pagar tembok) bersebelahan dengan selokan (saluran pembuangan kompleks),
dengan perencanaan teknis dan spesifikasi sebagai berikut:
A. Data pekerjaan
1. Panjang tembok = 300 m1
2. Pondasi dari batu belah (batu kali/batu gunung).
3. Diatas pondasi dipasang slof beton 12 12 cm.
4. Setiap 2 m dipasang tiang beton 12 10 cm.
5. Di antara tiang beton dipasang dinding dari batu bata besar
6. Di atas dinding dipasang/dibuat cor beton 12 10 cm
7. Semua permukaan dinding dibuat plesteran dan pengecatan.
888
92
LKPP Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
BAB
: Rp
35.000,- BPS
30.000,- BPS
: Rp
27.500,- BPS
20.000,- BPS
35.000,- BPS
: Rp
6. 1 zak PC bervariasi di toko pengecer besar antara Rp 23.500,- s/d Rp 24.000,di pengecer kecil: Rp. 30.000,- BPS
7. Pasir cor dari gunung Galunggung (mutu terbaik) 1 m3 Rp. 115.000,Pasir sedotan (bersih dari lumpur) Rp. 100.000,Pasir tanpa pembersihan Sedotan (berlumpur) Rp. 95.000,- BPS
8. Pasir urug berkisar antara
9. Kerikil 1 m3 berkisar
: Rp. 140.000,-
: Rp. 150.000,-
: Rp. 145.000,-
: Rp.
90.000,-
Cat mutu kelas III berkisar antara Rp. 7500 s/d Rp. 8000,- BPS
12. Batu bata di toko pengecer besar berkisar Rp. 230 s/d Rp. 240 dan Pengecer
kecil Rp. 245 s/d Rp. 250 BPS
13. Besi beton 1 kg berkisar Rp. 4.500,- s/d Rp. 5.000,- di toko pengecer besar
BPS
14. Paku 1 kg berkisar di tokoPengecer besar Rp. 5.500,- s/d Rp. 6.000,- BPS
15. Kawat ikat Rp. 6.000,- BPS
16. Papan cor mutu kelas III Rp. 900.000,- mutu kelas II Rp.1.000.000,- mutu
kelas I Rp.1.100.000,- di toko pengecer besar
17. Biaya Gudang darurat seluas 9 m2 ditetapkan sebesar Rp. 500.000/m2
PPKL
Pemerintah
hatniremeP asaJ/LKPP
gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
888
93
BAB
Jenis pekerjaan
Pembersihan
Galian tanah pondasi
Urugan dibawah pondasi
Pasangan batu belah
Cor sloof, tiang ikat
tembok
Pasangan batu bata
Plesteran
Pengecatan
Penyelesaian akhir
Gudang darurat
Jumlah
Overhead & profit 10 %
Jumlah
Ppn 10 %
Volume
Satuan
600
240
36
96
M2
M3
M3
M3
Harga satuan
(Rp)
10.000
31.750
114.350
365.550
11,73
M3
1.332.250
15.627.292
56,40
1296
1296
30
9
M3
M2
M2
M1
M2
387.250
32.112
133.875
6.350
500.000
21.840.900
41.617.152
173.502.000
190.500
4.500.000
306.872.395
30.687.239
337.559.634
33.755.963
371.315.597
Nilai HPS
Harga (Rp)
6.000.000
4.385.151
4.116.600
35.092.800
Pembersihan 1 m2
0,5 Pekerja pelayanan
2.
@ Rp 20.0000
= Rp 10.000
@ Rp 20.000
= Rp 30.000
= Rp
1.750
Rp 31.750
3.
= Rp 105.000
= Rp
6.000
= Rp
350
@ Rp 20.000
Rp 111.350
4.
888
94
= Rp 150.000
3,26 Zak PC
= Rp
@ Rp 28.500
92.910
LKPP Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
BAB
@ Rp 115.000
= Rp
60.030
@ Rp 27.500
= Rp
33.000
= Rp
4.200
0,18 mandor
= Rp
6.300
@ Rp 35.000
Rp 346.440
5.
@ Rp 195
= Rp
97.500
3,3 zak PC
@ Rp 28.500
= Rp
94.050
0,38 m3 Pasir
@ Rp 115.000
= Rp
43.700
@ Rp 27.500
= Rp
41.250
= Rp
5.250
= Rp
90.000
= Rp
8.050
0,23 Mandor
@ Rp 20.000
@ Rp 35.000
Rp 379.350
6.
Penyelesaian akhir
0,3 Pekerjaan pelayanan
@ Rp 20.000
= Rp 6.000
0,01 Mandor
@ Rp 35.000
= Rp
350
Rp 6.350
PPKL
Pemerintah
hatniremeP asaJ/LKPP
gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
888
95
BAB
Tangga ( 2 buah)
l.
888
96
l.
LKPP Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
BAB
Lulusan SMA
Rp.
1,500,000
Lulusan SMP
Rp.
1,300,000
Rp.
43,000
Uraian
No
Volume
Harga satuan
Jumlah
Tenaga (SMA)
60
1,500,000
90,000,000
tenaga (SMP)
180
1,300,000
234,000,000
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
240
120
120
120
2
120
120
120
500
500
60
60
80
240
240
240
40
20
43,000
50,000
15,000
5,000
200,000
75,000
5,000
5,000
2,000
2,000
150,000
25,000
10,000
2,000
19,000
27,000
18,000
16,000
10,320,000
6,000,000
1,800,000
600,000
400,000
9,000,000
600,000
600,000
1,000,000
1,000,000
9,000,000
1,500,000
800,000
480,000
4,560,000
6,480,000
720,000
320,000
379,180,000
Keuntungan 15%
Jumlah
PPN 10%
56,877,000
436,057,000
43,605,700
Total
479,662,700
DATA-DATA:
a. Berdasarkan kerangka Acuan Kerja/Term of Reference (KAK/TOR) disimpulkan;
1) Pekerjaan
2) Jangka waktu
: 12 bulan pelaksanaan
PPKL
Pemerintah
hatniremeP asaJ/LKPP
gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
888
97
BAB
Jumlah
(orang)
Struktur
Arsitek
Teknik Pondasi
(Mekanika tanah)
Teknik penyehatan
Mesin/Listrik (mechanical)
1
1
Pengalaman
professional
yang diperlukan
(th)
8-13
6-10
6-10
1
1
6-10
5-9
12
4
No
1.
2.
3.
4.
5.
Masa
penugasan
(bln)
Ket
12
6
Merangkap
tim leader
4) Tenaga teknisi & tenaga pendukung: sesuai keperluan yang paling efisien
5) Data-data hasil penyelidikan tanah: telah tersedia
6) Yang mengikuti proses pengadaan adalah: Konsultansi Nasional dari Jakarta
7) Sumber dana : APBN Murni
b. Biaya Langsung Personil dan Biaya Langsung Non Personil
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Bulan
Uraian
888
98
10
11
12
Persiapan dan
pengesahan laporan
pendahuluan
X
X
Survey investigasi
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Penyusunan desain
termasuk pembahasan
dan pengesahan
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Penyusunan draft
lelang dokumen
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Penyusunan dan
pengesahan naskah
kontrak dan petunjuk
evaluasi
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Laporan bulanan
X
X
X
X
X
X
X
X
Laporan triwulan
Laporan teknis
X
X
10
Laporan akhir
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
LKPP Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
BAB
Posisi personil
Bulan
6 7 8
9 10
11
12
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
2.
3.
Xxxxxxxxxxxxxxxx
4.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
5.
Ahli Teknik
Penyehatan
Ahli Mesin/listrik
6.
Juru ukur1
Xxxxxxxxxxxxx
7.
Juru ukur2
8.
Juru gambar 1
9.
Juru gambar 2
10.
Juru gambar 3
11.
Kepala kantor
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
12.
Sekretaris
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
13.
Operator computer
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
14.
Pesuruh
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
15.
Penjaga malam
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Ket
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Xxxxxxxxxxx
Xxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
PPKL
Pemerintah
hatniremeP asaJ/LKPP
gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
888
99
BAB
Item
Biaya langsung personil (renumeriation) :
Jumlah (Total)
Rp. 292.600.000: 68,125 %
Tenaga ahli
Tenaga Teknisi
Tenaga penunjang (pendukung)
2.
Rp. 190.000.000
Rp. 42.000.000
Rp. 60.000.000
Rp. 136.600.000: 31,875 %
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
3.550.000
18.500.000
24.480.000
4.080.000
6.000.000
11.000.000
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
37.800.000
5.390.000
16.600.000
8.000.000
1.500.000
Jumlah :
Rp. 429.500.000
PPN 10 % :
Jumlah seluruhnya :
Rp. 42.950.000
Rp. 472.450.000
RINCIAN BIAYA
1. Biaya langsung personil (Renumeration)
1.1. Professional staff
No
1.
2.
3.
M.M
12
Biaya langsung
personil
Rp. 8.000.000
Biaya langsung
personil (total)
Rp 96.000.000
Rp. 7.000.000
Rp 42.000.000
Rp. 7.000.000
Rp 28.000.000
12
Rp. 4.200.000
Rp 50.000.000
Rp. 6.000.000
Rp 24.000.000
Pengalaman
professsional
10
Posisi
30
888
100
Rp 190.000.000
LKPP Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
BAB
Posisi
Juru ukur
M.M
(2 org x 3 bln)=6
Rate
Rp. 1.500.000
Total
Rp. 9.000.000
2.
Juru gambar
(1 org x 10 bln)
(1 org x 6 bln)
(1 org x 6 bln)= 28
Rp. 1.500.000
Rp. 33.000.000
Rp. 42.000.000
Posisi
Kepala kantor (Office
administrator)
M.M
(1 org x 12)= 12
Rate
Rp. 2.000.000
Total
Rp. 24.000.000
2.
Sekretaris
(1 org x 12)= 12
Rp. 1.500.000
Rp. 18.000.000
Operator Komputer
(1 org x 12)= 12
Rp.
750.000
Rp. 9.000.000
(2 org x 12)= 24
Rp.
400.000
Rp. 9.600.000
3.
4.
60
Rp. 60.600.000
Rp. 292.600.000
Uraian (item)
Vol (Quantity)
1.
Tiket pesawat
(Jkt-Semarang PP)
Harga satuan
(Rate)
Rp. 400.000
Rp. 3.200.000
Rp. 700.000
Rp.
Jumlah (total)
350.000
Rp. 3.550.000
Uraian
(item)
Tenaga ahli
FS 1 X 12 = 12 Bln
Harga
satuan
(Rate)
Rp. 1000.000
SS (6+4+12+4) = 26 Bln
Rp. 250.000
Vol (Quantity)
Jumlah (total)
Rp. 12.000.000
Rp. 6.500.000
Rp. 18.500.000
PPKL
Pemerintah
hatniremeP asaJ/LKPP
gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
888
101
BAB
2.4.
No
1
Uraian (item)
Sewa kantor
Vol (Quantity)
12 bln x 102 m2
Jumlah (total)
Rp. 24.480.000
Rp. 4.480.000
Vol (Quantity)
102 m2
Jumlah (total)
Rp. 4.080.000
Rp. 4.080.000
888
102
LKPP Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
BAB
BAB 6
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Spesifikasi tidak hanya berupa spesifikasi teknis, melainkan meliputi
berbagai aspek seperti : jumlah, metoda pelaksanaan, lokasi, dan lain-
6.1. Kesimpulan
lain.
Dalam melakukan evaluasi atas spesifikasi, prioritas evaluasi hendaknya
6.2. Saran
6.2. Saran
Agar dapat membuat spesifikasi dan harga perkiraan sendiri (HPS) yang
mampu menghasilkan pengadaan barang/jasa yang memenuhi Prinsipprinsip Dasar Pengadaan, para peserta dianjurkan untuk menguasai teknik
pemaketan pekerjaan lebih dulu.
Mengingat kegiatan penyusunan spesifikasi dan penyusunan harga
perkiraan sendiri merupakan salah satu kunci keberhasilan pengadaan
barang/jasa, maka perlu diterbitkan pedoman penyusunan spesifikasi
maupun pedoman penyusunan harga perkiraan sendiri.
PPKL
hatniremeP asaJ/LKPP
gnaraB naadaLembaga
gneP nKebijakan
akajibeKPengadaan
agabmeBarang/Jasa
L
Pemerintah
888
103
BAB
888
104
LKPP Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
LKPP