Вы находитесь на странице: 1из 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

1. Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan

: Gizi seimbang untuk balita


: 1.
Pengertian pemenuhan gizi pada balita
2.

Karakteristik balita

3.

Kebutuhan gizi balita

4.

Faktor faktor yang menyebabkan masalah gizi

5.

Akibat gizi seimbang untuk balita tidak seimbang

6.

Menu seimbang untuk balita

2. Waktu
: 60 menit
3. Tujuan
a. Umum : Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan kader mengetahui tentang gizi
seimbang untuk balita
b. Khusus:
1) Kader mampu menjelaskan pengertian pemenuhan gizi pada balita
2) Kader mampu menjelaskan karakteristik balita
3) Kader mengetahui kebutuhan gizi balita
4) Kader mengetahui faktor faktor yang menyebabkan masalah gizi
5) Kader mengetahui Akibat gizi seimbang untuk balita tidak seimbang
6) Kader mengetahui menu seimbang untuk balita

4. Kegiatan Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran :
Terlampir
b. Metode Pembelajaran :
1) Ceramah
2) Tanya jawab
3) Praktek dengan alat (food model)

c. Langkah kegiatan dan Estimasi Waktu


1) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
No

Waktu

Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan Peserta

10 menit

Pembukaan
a. Mengucapkan salam dan terima kasih

atas kedatangan para peserta.


b. Memperkenalkan diri dan apersepsi.
40 menit Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan

Menjawab salam,
mendengarkan dengan
seksama
Mendengarkan dan
memperhatikan

a. Menyampaikan materi tentang


pemenuhan gizi pada balita
b. Menyampaikan karakteristik balita
c. Menjelaskan kebutuhan gizi balita
d. Menjelaskan faktor-faktor yang
menyebabkan masalah gizi
e. Menjelaskan akibat gizi yang tidak
seimbang .
f. Menjelaskan menu makanan balita
3

10 menit Penutup
a. Memberikan kesempatan pada peserta
untuk bertanya jika terdapat hal-hal

Peserta memperhatikan
danmemberikan pertanyaan
jika ada yang belum jelas

yang belum jelas.


b. Menyimpulkan atau merangkum hasil

serta menjawab pertanyaan

penyuluhan
c. Mengevaluasi hasil kegiatan dan

peserta saat evaluasi.

meminta salah satu dari peserta


untuk mengulangi cara meminum
tablet zat besi yang benar.
d. Memberi salam dan meminta maaf
bila ada kesalahan

2) Estimasi Waktu
60 menit
d. Media dan Alat Bantu pembelajaran
1) Media
a) Leaflet
b) Power Point
c) Laptop
d) LCD

yang diberikan kepada

e) Alat Praktek (Food model)


5. Evaluasi
Pertanyaan lisan :
a. Apa yang dimaksud pengertian pemenuhan gizi pada balita ?
b. Bagaimana karakteristik balita ?
c. Apa saja kebutuhan gizi balita ?
d. Apa saja mengetahui faktor faktor yang menyebabkan masalah gizi ?
e. Bagaimana akibat gizi seimbang untuk balita tidak seimbang ?
f. Bagaimana menu seimbang untuk balita ?
DAFTAR PUSTAKA
Santosa,

Sugeng.

Syamsuri,

2004.

Istamar.

2004.

Kesehatan
Biologi

dan
SMA

Gizi.

Jakarta:

kelas

XI.

PT.Rieneka
Jakarta:

Cipta.

Erlangga.

Sudiyanto. Dalam membina anak dalam mencapai cita-citanya. Tumbuh kembang anak,
Fakultas Kedokteran UI.

Lampiran

Gizi Seimbang Pada Balita


A. Pemenuhan Gizi Pada Balita
Secara harfiah, balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari
lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam
golongan ini. Namun, karena faal (kerja alat tubuh semestinya) bayi usia di bawah
satu tahun berbeda dengan anak usia diatas satu tahun, banyak ilmuwan yang
membedakannya. Utamanya, makanan bayi berbentuk cair, yaitu air susu ibu
(ASI), sedangkan umumnya anak usia lebih dari satu tahun mulai menerima
makanan padat seperti orang dewasa.Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan
mulai disapih atau selepas menyusu sampai dengan prasekolah. Sesuai dengan
pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasannya, faal tubuhnya juga
mengalami perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya pun
harus disesuaikan dengan keadaannya. Menurut Persagi (1992), berdasarkan
karakteristiknya, balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak
usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan batita dan
anak usia lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal dengan usia

prasekolah. Batita sering disebut konsumen pasif, sedangkan usia prasekolah


lebih dikenal sebagai konsumen aktif.

B. Karakteristik Balita
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan
dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita
diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita
lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang
relatif lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah
makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak
yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi
kecil dengan frekuensi sering.

C. Kebutuhan Gizi Balita


Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk
memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi
ditentukan

oleh

usia,

dantinggi badan. Antara asupan

jenis
zat

kelamin,
gizi

dan

aktivitas,

berat

pengeluarannya

badan,

harus

ada

keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat
dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu
Menuju Sehat (KMS).
1. Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang
dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat.
Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia.
2. Kebutuhan zat pembangun
Secara

fisiologis, balita

sedang dalam masa

pertumbuhan

sehingga

kebutuhannya relatif lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika


dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya
relatif lebih kecil.
3. Kebutuhan zat pengatur

Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan
bertambahnya usia.
4. Beberapa Hal Yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi
Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan gizi,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung
gangguan gizi, khususnya gangguan gizi pada bayi dan anak usia dibawah lima
tahun (balita) adalah tidak sesuainya jumlah gizi yang mereka peroleh dari
makanan dengan kebutuhan tubuh mereka.
D. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Gangguan Gizi
Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi
terutama pada anak Balita antara lain sebagai berikut:
a. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang
sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan
seadanya saja. Dengan demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya
ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada
keluarga yang berpenghasilan relatif baik (cukup). Keadaan ini menunjukkan
bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh mempunyai
sebab buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya makanan anak balita.
b. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu
Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak
digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang
tidak baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu
dianggap dapae menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti genjer, daun
turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein
dibeberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang dapat menurunkan
harkat keluarga.
c. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut
sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh
semua zat gizi yang diperlukan.
d. Jarak kelahiran yang terlalu rapat
Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang menderita
gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang baru
telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara baik.
e. Sosial Ekonomi

Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang


disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut
menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas
maupun jumlah makanan.
f. Penyakit infeksi
Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan.
Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya
dipakai untuk pertumbuhan. Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan
makanan.Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah:
diare, infeksi saluran pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk rejan,
malaria kronis, cacingan. ( Dr. Harsono, 1999).
E. Akibat Gizi yang Tidak Seimbang
1. Kekurangan Energi dan Protein (KEP)
Kekurangan energi dan protein mengakibatkan

pertumbuhan

dan

perkembangan balita terganggu.Gangguan asupan gizi yang bersifat akut


menyebabkan anak kurus kering yang disebut dengan wasting. Wasting, yaitu
berat badan anak tidak sebanding dengan tinggi badannya. Jika kekurangna ini
bersifat menahun ( kronik), artinya sedikit demi sedikit, tetapi dalam jangka
waktu yang lama maka akan terjadi kedaan stunting. Stunting , yaitu anak
menjadi pendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya walaupun secara
sekilas anak tidak kurus
2. Obesitas
Timbulnya Obesitas dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor keturunan
dan lingkungan. Tentu saja, faktor utama adalah asupan energi yang tidak
sesuai dengan penggunaan. Menurut Aven-Hen (1992),
F. Menu Makanan Balita
Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan
anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan sejak
dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan variasi makanan dan
memebrikan makanan selingan.

Вам также может понравиться