Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Tekanan terhadap organisasi sektor publik, khususnya organisasi
pemerintahan baik pusat dan daerah, serta perusahaan milik pemerintah, dan
organisasi sektor publik lainnya untuk memperbaiki kinerjanya medorong
dibangunnya sistem manajemen organisasi publik berbasis kinerja. Fokusnya
adalah pengukuran kinerja organisasi sektor publik yang berorientasi pada
pengukuran hasil dan bukan lagi pengukuran pada input atau output saja.
Pemerintah selama beberapa dekade telah bergulat dengan pengukuran
input dan output, bukan outcome. Pembahasan antara eksekutif dan legislatif
hanya berkutat pada anggaran dan realisasi anggaran. Pengukuran demikian hanya
berfokus pada penjelasan bagaimana sibuknya pemerintah, namun tidak
menjelaskan mengenai dampak nyata aktivitas pemerintah terhadap masyarakat.
Padahal bagi masyarakat yang terpenting adalah hasilnya. Hal itu tidak berarti
pengukuran input tidak penting bagi pemerintah. Namun jika pengukuran kinerja
hanya berfokus pada input dan output saja, akibatnya organisasi sektor publik
tidak akan mampu melihat keberadaannya sendiri bahwa ia ada untuk melayani
masyarakat.
II. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep pengukuran kinerja organisasi sektor publik?
BAB II
PEMBAHASAN
I. Kinerja
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi
organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. Kinerja
merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah :
1. Faktor personal, meliputi
pengatahuan, ketrampilan, kemampuan,
kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki setiap individu.
2. Faktor kepemimpinan, meliputi kualitas dalam memberikan dorongan,
semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan manajer dan team leader.
3. Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh
rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesame anggota tim, kekompakan
dan keeratan anggota tim.
4. Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang
diberikan oleh organisasi, proses organisasi, dan kultur kinerja dalam
organisasi.
5. Faktor kontekstual, meliputi tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan
internal.
II. Pengukuran Kinerja
1. Pengertian
Pengukuran kinerja adalah suatu metode atau alat yang digunakan untuk
mencatat dan menilai pencapaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan,
sasaran dan strategi sehingga dapat diketahui kemajuan organisasi serta
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas.
2. Elemen Pokok Pengukuran Kinerja
a. Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi
b.
c.
d.
3.
a.
Pengukuran
kinerja
digunakan
untuk
mereview
pendistribusian
dan
sarana
pembelajaran
untuk
yang bisa membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi baik
melalui alat ukur finansial maupun non finansial.
Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi
melalui alat ukur finansial dan non finansial. Sistem pengukuran kinerja dapat
dijadikan alat pengendalian organisasi, karena pengukuran kinerja diperkuat
dengan menetapkan reward and punishment systems.
Hasil pengukuran kinerja dijadikan umpan balik (feedback) untuk tahun
berikutnya baik dalam perencanaan maupun implementasti. Jadi pengukuran
kinerja ini dimaksudkan untuk memperbaiki kinerja pemerintah, dasar
pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan, dan untuk mewujudkan
pertanggungjawaban publik serta memperbaiki komunikasi kelembagaan.
III.Value For Money
1. Pengertian Value For Money
Value for money merupakan konsep penting dalam organisasi sektor
publik. Konsep value for money, terdiri atas tiga elemen utama, yaitu ekonomis,
efisiensi dan efektivitas.
a. Ekonomis
Konsep ekonomis sangat terkait dengan konsep biaya untuk memperoleh unit
input. Ekonomis memiliki pengertian bahwa sumber daya input hendaknya
diperoleh dengan harga lebih rendah. Secara matematis, ekonomis meruapan
perbandingan antara input dengan nilai rupiah untuk memperoleh input
tersebut.
Ekonomis
Input
Harga Input
Untuk memenuhi prinsip ekonomis, dapat dilakukan survey harga pasar untuk
mengetahui perbandingan harga sehingga organisasi bisa menentukan harga
terendah suatu input dengan kualitas tertentu. Ekonomis merupakan konsep
yang sifatnya relative karena faktor lokasi dan waktu. Harga pasar untuk input
yang sama bisa berbeda karena lokasi dan waktunya yang berbeda.
b. Efisiensi
Efisiensi terkait dengan hubungan antara output berupa barang atau pelayanan
yang dihasilkan dengan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan
output tersebut. Secara matematis, efisiensi merupakan perbandingan antara
output dengan input.
Efisiensi
Output
Input
Outcome
Output
Karena output yang dihasilkan organisasi sektor publik lebih banyak bersifat
tidak berwujud (intangible), yang tidak mudah untuk dikuantifikasi, maka
pengukuran
efektivitas
sering
menghadapi
kesulitan.
Hal
tersebut
d. Dapat dikontrol
Indikator kinerja yang dikembangkan harus dapat digunakan oleh manajemen
untuk alat pengendalian.
e. Kontinjensi
Indikator kinerja yang dikembangkan harus dapat mengikuti berbagai
perubahan lingkungan yang mungkin terjadi. Jadi indikator harus luwes,
fleksibel, dan tidak bersifat mutlak dan kaku.
f. Komprehensif
Indikator kinerja harus dapat merefleksikan semua aspke yang akan diukur.
Indikator kinerja hendaknya tidak parsial, karena indikator yang tidak
komprehensif hanya mampu mengukur kinerja secara parsial dan tidak
mampu merefleksikan semua aspek yang diukur.
g. Fokus
Indikator kinerja harus fokus pada sesuatu yang diukur. Untuk menghasilkan
indikator kinerja yang fokus perlu dibuat Indikator Kinerja Kunci (Key
Performance Indicator) yaitu indikator level tinggi yang memberikan
gambaran komprehensif mengenai kinerja suatu program, aktivitas, atau
organisasi.
h. Relevan
Indikator kinerja harus relevan, maksudnya adalah indikator kinerja harus
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada dalam organisasi.
i. Realistis
Target yang ditetapkan harus didasarkan pada harapan realistis sehingga
memungkinkan untuk dicapai. Target realistis harus diikuti dengan indikator
kinerja yang realistis.
V. Balance Scorecard (BSC)
1. Konsep dan Perkembangan BSC
Pada awalnya BSC dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David
P.Norton sebagai alat pengukuran kinerja yang digunakan untuk perusahaanperusahaan bisnis komersial. Namun pada perkembangannya BSC tidak hanya
kepuasan
pelanggan
organisasi
sektor
publik
harus
BAB III
SIMPULAN