Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama dan Etika Islam
Disusun oleh :
Yanrizha Ihsan
(S3113005)
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya saya mampu menyelesaikan
tugas makalah ini guna memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam. Ucapan
terima kasih juga saya ucapkan kepada Dosen Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
atas tugas yang telah diberikan sehingga menambah pemahaman saya tentang Akhlak
dalam Makalah yang saya buat.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini tidak sedikit hambatan yang saya hadapi.
Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penulisan dan penyusunan makalah ini
tidak lain berkat Allah SWT sehingga kendala-kendala yang saya hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama
Islam juga disusun untuk memperluas ilmu tentang Akhlak dalam Agama Islam, yang
saya dapatkan dari berbagai macam sumber informasi dan referensi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para Mahasiswa Institut Teknologi
Sumatera. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu kepada Dosen Mata Kuliah saya meminta masukannya demi
perbaikan pembuatan makalah saya dimasa yang akan datang dan mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Tim Penulis
Daftar Isi
Latar Belakang...................................................................................
Rumusan Masalah .............................................................................
Tujuan dan Manfaat ...........................................................................
Ruang Lingkup Kajian ......................................................................
Metode dan Teknik Pengumpulan Data ............................................
1.5.1 Metode ...................................................................................
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data ....................................................
Sistematika Pembahasan ...................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
manusia dari sudut norma-norma atau dari sudut baik dan buruk. Oleh karena itu,
yang menjadi pusat penelitiannya bukan hanya prinsip-prinsip dan patokan-patokan
moral semata, tetapi manusialah yang menjadi inti penelitiannya. Tetapi apakah
yang menjadi dasar dalam meneliti manusia tersebut? Norma menjadi pegangan di
dalam menilai tingkah laku ataupun moral dari manusia tersebut. Norma menjadi
tolak ukur bagi setiap pengambilan keputusan etis. Norma-norma yang dibentuk
oleh masyarakat menjadi pembimbing bagi para pengikutnya untuk menjalankan
kehidupan mereka dengan baik. Dan memang seringkali norma yang ada dibentuk
dengan tujuan untuk mengatur kehidupan para anggota komunitasnya agar dapat
berinteraksi dengan baik. Norma itu jugalah yang mengatur kehidupan moral di
dalam mana masyarakat itu tinggal dan menetap.
Etika bukanlah merupakan ilmu yang statis saja yang hanya berdiri sebagai satusatunya ilmu yang meneliti tingkah laku atau sifat dari manusia. Dalam memahami
ataupun meneliti suatu tingkah laku atau kebiaasaan di dalam masyarakat, etika juga
membutuhkan dialog dengan disiplin ilmu yang lain demi memfokuskan diri
terhadap penelitiannya tersebut. Begitu juga dengan apa yang seharusnya dilakukan
di dalam etika sendiri.
Akan tetapi, penulis melihat bahwa di dalam masyarakat sering terdapat
kelompok-kelompok yang cenderung fanatik terhadap hukum-hukum yang ada pada
mereka sehingga membentuk sikap moral yang tertutup. Norma-norma yang ada
pada mereka tidak dapat diganggu-gugat dan jika sampai dikritisi maka akan
mendapatkan sangsi yang berat. Norma-norma yang dibentuk oleh kelompok
tersebut seakan-akan menjadi lebih tinggi derajatnya daripada manusia-manusia
yang membentuknya. Terlalu mengagungkan norma-norma yang ada di dalam
masyarakat membuat suatu komunitas itu menjadi tertutup. Hal inilah yang menjadi
perhatian dari penulis mengapa bisa terjadi hal yang demikian. Penulis melihat hal
ini di berbagai daerah di Indonesia tidak jarang ditemukan kelompok-kelompok
dengan moral tertutup. Biasanya kelompok-kelompok dengan moral yang tertutup
ini banyak terdapat pada kelompok-kelompok agama yang terkadang mengancam
keutuhan umat beragama lain untuk berelasi dengan saudara-saudaranya yang
berbeda keyakinan dengan mereka.
adalah mengembangkan bangunan standar moral yang kita rasa masuk akal untuk
dianut.
Etika merupakan studi standar moral yang tujuan eksplisitnya adalah
menentukan standar yang benar atau yang didukung oleh penalaran yang baik, dan
dengan demikian etika mencoba mencapai kesimpulan tentang moral yang benar
benar dan salah, dan moral yang baik dan jahat.
1.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
1.5.1 Metode
Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah metode deskriptif, yaitu
mendeskripsikan isi makalah dari sumber atau literatur yang dapat dipercaya.
1.5.2
BAB 2
PENGERTIAN ETIKA DALAM ISLAM
secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa
yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000). Etika
merupakan suatu ilmu yang membahas perbuatan baik dan buruk manusia sejauh
yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.
2.2 Sumber Hukum Terkait tentang Etika
Dalil mengenai etika terhadap manusia banyak diatur dalam al-Quran,
diantaranya :
a. Memenuhi janji (al Isra : 34, an Nahl : 91, Al Maidah : 1, As Shaff : 2-3)
b. Menghubungkan tali persaudaraan (An Nisa : 36)
c. Dari Anas ra. bahwa Rasulullah bersabda: Siapa yang ingin dilapangkan
untuknya rizkinya dan diakhirkan untuknya dalam ajalnya maka hendaklah
menyambung tali silaturahimnya. (HR.Bukhari-Muslim)
d. Dari Aisyah ra. dia berkata Rahim itu digantung diatas Arsy, dia berkata:
Siapa yang menyambungku maka Allah akan menyambungnya dan siapa
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
BAB 3
MACAM-MACAM ETIKA
Di dalam sebuah hadis yang kerap kali kita dengar, Rasulullah SAW pernah
ditanya:
'Kemudian apa lagi?' Baginda menjawab: 'Berbakti kepada kedua orang tua.'
Aku bertanya: 'Kemudian apa lagi?' Baginda menjawab: 'Berjihad fi
sabilillah.'(Riwayat al-Bukhari dan Muslim)
agama Islam ini mementingkan etika, hak serta tanggungjawab kita untuk
hormat dan berbakti kepada kedua ibu bapak. Bahkan kita juga dilarang untuk
menderhara kepada mereka karena ia termasuk di antara dosa-dosa besar.
Hargailah ibu bapakmu sementara mereka masih ada di dunia ini karena mereka
merupakan di antara landasanmu ke syurga. Wallahu alam.
3.2 Etika Kepada Diri Sendiri
Orang muslim meyakini bahwa kebahagiaannya di dunia dan akhirat sangatlah
ditentukan oleh sejauh mana pembinaan, perbaikan dan penyucian terhadap
dirinya. Selain itu, ia meyakini bahwa celakanya dirinya sangatlah ditentukan
oleh sejauh mana kerusakan dirinya, pengotorannya dan keburukan
perbuatannya. Allah Taala berfirman:
Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (Asy-Syams: 9-10)
Orang muslim meyakini bahwa sesuatu yang bisa membersihkan dirinya dan
menyucikannya ialah iman yang benar dan amal shalih. Ia juga meyakini bahwa
sesuatu yang dapat mengotori dirinya dan merusaknya ialah kekafiran,
keburukan dan kemaksiatan.
Firman Allah Taala:
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu
menutup hati mereka. (Al-Muthaffifin: 14)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya jika seorang
mukmin melakukan dosa, maka ada noda hitam di hatinya. Jika ia bertaubat,
berhenti (dari dosa tersebut) dan beristighfar, maka hatinya bersih. Jika dosanya
bertambah, maka bertambah pula noda hitamnya sehingga menutupi hatinya.
(Diriwayatkan An-Nasai dan At-Tirmidzi. At-Tirmidzi berkata bahwa hadits ini
hasan shahih).
Noda hitam tersebut tidak lain adalah tutupan hati yang disebutkan Allah Taala
dalam surat Al-Muthaffifin di atas.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:Bertakwalah kepada Allah di
mana saja engkau berada dan tindaklanjutilah kesalahan dengan kebaikan,
Nya.
Inilah yang dimaksudkan dengan Islamisasi wajah dalam firman Allah
Taala:
"Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan,
dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim
menjadi kesayangan-Nya." (An-Nisaa: 125)
"Dan barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia
orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada
buhul tali yang kokoh." (Luqman: 22)
Itulah intisari seruan Allah Taala dalam firman-Nya:"Dan ketahuilah
bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah
kepada-Nya." (Al-Baqarah: 235)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:Sembahlah Allah seperti
engkau melihatnya. Jika engkau tidak bisa melihat-Nya, maka sesungguhnya
Dia melihatmu. (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Muhasabah
Karena orang muslim bekerja siang malam untuk kebahagiaannya di akhirat,
maka ia harus melihat ibadah-ibadah wajib seperti penglihatan seorang
pedagang kepada modal bisnisnya, ia melihat ibadah-ibadah sunnah seperti
penglihatan seorang pedagang terhadap keuntungan bisnisnya, dan melihat
kemaksiatan atau dosa sebagai kerugian daalm bisnisnya.
Kemudian ia berduaan dengan dirinya sendiri sesaaat di akhir harinya untuk
melakukan muhasabah (evaluasi) terhadap dirinya atas amal perbuatannya
sepanjang siang harinya. Jika ia melihat dirinya kurang mengerjakan ibadahibadah wajib, maka ia mencela dirinya dan memarahinya, kemudian
memaksa dirinya untuk melaksanakan ibadah-ibadah wajib tersebut saat itu
juga apabila ibadah-ibadah wajib tersebut termasuk yang harus ditunaikan
saat itu juga, dan jika ibadah-ibadah wajib tersebut tidak termasuk yang
harus ditunaikan saat itu juga maka ia memperbanyak mengerjakan ibadahibadah sunnah. Jika ia melihat dirinya kurang dalam mengerjakan ibadah-
betisnya bengkak karena saking lamanya qiyamul lail. Demi Allah, pada
suatu kesempatan, saya berdiri di belakangnya ketika ia berdiri qiyamul lail,
kemudian aku menangis karena iba terhadapnya.
Dikisahkan bahwa salah seorang istri dari para salafush shalih yang bernama
Ajrah yang telah buta berdoa dengan suara yang memilukan jika waktu
sahur telah tiba, Ya Allah, kepada-Mu orang-orang ahli ibadah mengarungi
kegelapan malam untuk berlomba kepada rahmat-Mu dan karunia ampunanMu. Ya Allah, dengan-Mu, aku meminta kepada-Mu, dan tidak kepada
selain-Mu, agar Engkau menjadikanku orang terdepan di rombongan orangorang as-Sabiqun (orang-orang yang cepat kepada kebaikan), mengangkatku
di sisi-Mu di Illiyyin pada derajat makhluk-makhluk yang didekatkan
kepada-Mu, dan menyusulkanku kepada hamba-hamba-Mu yang shalih.
Engkau Dzat yang paling penyayang, Dzat yang paling agung, dan Dzat
yang paling mulia, wahai Dzat yang paling mulia. Usai berdoa seperti itu,
ia sujud. Ia tidak henti-hentinya berdoa dan menangis hingga waktu shalat
shubuh tiba.
3.3 Etika Kepada Nonmuslim
Sebagai muslim, etika kita kepada nonmuslim antara lain:
1. Berbuat adil terhadapnya, dan berbuat baik kepadanya.
2. Menyayanginya dengan kasih sayang umum dengan memberinya makan jika
ia lapar, memberinya minum jika ia kehausan, mengobatinya jika ia sakit,
menyelamatkannya dan kebinasaan, dan menjauhkan gangguan daripadanya,
karena dalil-dalil berikut:
Sabda Rasulullah saw.,Sayangilah orang yang ada di bumi niscaya engkau
disayangi siapa yang ada di langit. (Diriwayatkan Ath-Thabrani dan AlHakim. Hadits ini shahih).
Pada setiap orang yang mempunyai hati yang basah terdapat pahala.
(Diriwayatkan Ahmad dan Ibnu Majah. Hadits ini shahih).
3. Tidak mengganggu harta, darah, dan kehormatannya, jika ia bukan termasuk
orang yang wajib diperangi, karena dalil-dalil berikut:
Sabda Rasulullah saw.,Allah Taala berfirman, Hai hamba-hamba-Ku,
sesungguhnya Aku haramkan kezhaliman atas Diri-Ku, dan Aku
mengharamkannya terhadap kalian. Oleh karena itu, kalian jangan saling
kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi itu masih lebih baik dari pada
menyentuh wanita yang tidak halal baginya. (HR. Thabrani dalam Mujam
Kabir 20/174/386 dan Rauyani dalam musnadnya 1283 dengan sanad hasan,
lihat Ash-Shohihah 1/447/226).
Berkata Syaikh Al-Albani rahimahullah : Dalam hadits ini terdapat
ancaman keras terhadap orang-orang yang menyentuh wanita yang tidak
halal baginya. (Ash-Shohihah 1/448).
Rasulullah SAW tidak pernah menyentuh wanita meskipun dalam saat-saat
penting seperti membaiat dan lain-lain. Dari Aisyah berkata : Demi Allah,
tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali
meskipun saat membaiat. (HR. Bukhari 4891).
Inilah sebagian etika pergaulan laki-laki dengan wanita selain mahram, yang
mana apabila seseorang melanggar semuanya atau sebagiannya saja akan
menjadi dosa zina baginya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW : Dari Abu
Hurairah RA dari Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya Allah
menetapkan untuk anak adam bagiannya dari zina, yang pasti akan
mengenainya. zina mata dengan memandang, zina lisan dengan berbicara,
sedangkan jiwa berkeinginan serta berangan-angan, lalu farji yang akan
membenarkan atau mendustakan semuanya. (HR. Bukhari 4/170, Muslim
8.52, Abu Dawud 2152).
Padahal Allah taala telah melarang perbuatan zina dan segala sesuatu yang
bisa mendekati perzinaan (Lihat Hirosatul Fadhilah oleh Syaikh Bakr Abu
Zaid, Hal. 94-98) sebagaimana firmanNya : Dan janganlah kamu mendekati
zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan
yang buruk. (QS. Al-Isra : 32).
3.5 Etika Berumah Tangga (Munakahat)
Di bawah naungan rumah tangga yang bersahaja di situlah tinggal sang istri,
pahlawan di balik layar pembawa ketenangan dan kesejukan. Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam bersabda,Dunia itu penuh dengan kenikmatan. Dan
sebaik-baik kenikmatan dunia adalah istri yang shalihah. (Lihat Shahih Jami
Shaghir karya Al-Albani).
Di antara keelokan budi pekerti Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan
keharmonisan rumah tangga beliau ialah memanggil Aisyah radhiyallahu anha
seorang Nabi yang mulia, pemimpin yang selalu berjaya, keturunan terhormat
suku Quraisy dan Bani Hasyim. Pada saat-saat kejayaan, beliau kembali dari
sebuah peperangan dengan membawa kemenangan bersama rombongan pasukan
besar. Meskipun demikian, beliau tetap seorang yang penuh kasih sayang dan
rendah hati terhadap istri-istri beliau para Ummahaatul Mukiminin radhiyallah
anhun. Kedudukan beliau sebagai pemimpin pasukan, perjalanan panjang yang
ditempuh, serta kemenangan demi kemenangan yang diraih di medan
pertempuran, tidak membuat beliau lupa bahwa beliau didampingi para istri-istri
kaum hawa yang lemah yang sangat membutuhkan sentuhan lembut dan bisikan
manja. Agar dapat menghapus beban berat perjalanan yang sangat meletihkan.
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari bahwa ketika Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam kembali dari peperangan Khaibar, beliau menikahi Shafiyyah binti
Huyaiy radhiyallahu anha. Beliau shallallahu alaihi wasallam mengulurkan
tirai di dekat unta yang akan ditunggangi untuk melindungi Shafiyyah
radhiyallah anha dari pandangan orang. Kemudian beliau duduk bertumpu pada
lutut di sisi unta tersebut, beliau persilakan Shafiyyah radhiyallah anha untuk
naik ke atas unta dengan bertumpu pada lutut beliau.
Pemandangan seperti ini memberikan kesan begitu mendalam yang
menunjukkan ketawadhuan beliau. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
selaku pemimpin yang berjaya dan seorang Nabi yang diutus- memberikan
teladan kepada umatnya bahwa bersikap tawadhu kepada istri, mempersilakan
lutut beliau sebagai tumpuan, membantu pekerjaan rumah, membahagiakan istri,
sama sekali tidak mengurangi derajat dan kedudukan beliau.
BAB 4
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Maka dari makalah yang telah kami buat didapatkanlah kesimpulan
bahwasannya etika pada islam sangatlah luas dalam artian kita sebagai umat
muslim harus mematuhi segala perintah-perintah agama yang telah ada pada alQuran dan dapat disimpulkan pula bahwa pengertian etika itu sendiri dapat
disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk
dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui
oleh akal pikiran.
4.2 Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya karena terbatasnya pengetahuan kami dan kurangnya referensi
yang ada.
Kami berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan pembelajaran untuk penulisan
makalah di lain kesempatan.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya, dan juga para
pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber: Sehari di Kediaman Rasulullaahi Shalallaahu alaihi wasalam, Abdul Malik AlQasim
Artikel www.KisahMuslim.com
http://blog.alhazmonline.com/2013/01/etika-dan-adab-terhadap-kedua-ibu-bapa.html?
m=1 (Sabtu,14 Februari 2014 pukul 20.00 WIB)
https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20130208184536AARkyKa
(Sabtu,14 Februari 2014 pukul 20.00 WIB)
https://m2.facebook.com/permalink.php?
id=109578559191965&story_fbid=192637530868550&refsrc=http%3A%2F
%2Fwww.google.com%2F&_rdr (Sabtu,14 Februari 2014 pukul 20.00 WIB)
(Dikutip dengan sedikit diringkas, dari kitab Minhajul Muslim, karya Syaikh Abu Bakar
Jabir Al-Jazairi, ahli tafsir dan penasehat di Masjid Nabawi Madinah yang mengajarkan
tafsir Al-Quran di Masjid Nabawi Madinah)
Artikel facebook al-Akh Abu Muhammad Herman
http://www.facebook.com/notes/abu-muhammad-herman/etika-terhadap-dirisendiri/10150162058020175 (Sabtu,14 Februari 2014 pukul 20.00 WIB)