Вы находитесь на странице: 1из 10

Cara-cara Pemberian Obat

Dr. Hairrudin, M.Kes

Klasifikasi

Per oral (po)


Secara suntikan (parenteral)
Melalui paru-paru (inhalasi)
Topikal

Per oral
Cara pemberian obat yang paling umum
dilakukan
Keuntungan: mudah, aman dan murah.
Kerugian :

bioavaibilitasnya banyak dipengaruhi oleh


beberapa faktor
iritasi pada saluran cerna
perlu kerjasama dengan penderita (tidak bisa
diberikan pada penderita koma).

Parenteral
Keuntungan :
efek timbul lebih cepat dan teratur
dapat diberikan pada penderita yang tidak
kooperatif, tidak sadar, atau muntah-muntah
sangat berguna dalam keadaan darurat.

Kerugian : dibutuhkan kondisi asepsis,

menimbulkan rasa nyeri, tidak ekonomis,


membutuhkan tenaga medis.
Meliputi: intravena (iv), intramuscular (im),
subcutan (sc) dan intrathecal.

iv
Tidak mengalami tahap absorpsi.
Obat langsung dimasukkan ke pembuluh

darah sehingga kadar obat di dalam darah


diperoleh dengan cepat, tepat dan dapat
disesuaikan langsung dengan respons
penderita.
Kerugiannya :obat yang sudah diberikan tidak
dapat ditarik kembali, sehingga efek toksik
lebih mudah terjadi. Jika penderitanya alergi
terhadap obat, reaksi alergi akan lebih terjadi.
Pemberian iv harus dilakukan perlahan-lahan
sambil mengawasi respons penderita.

im
Kelarutan obat dalam air menentukan

kecepatan dan kelengkapan absorpsi.


Obat yang sukar larut seperti dizepam dan
penitoin akan mengendap di tempat
suntikan sehingga absorpsinya berjalan
lambat, tidak lengkap dan tidak teratur.
Obat yang larut dalam air lebih cepat
diabsorpsi
Tempat suntikan yang sering dipilih adalah
gluteus maksimus dan deltoid.

sc
Hanya boleh dilakukan untuk obat yang

tidak iritatif terhadap jaringan.


Absorpsi biasanya berjalan lambat dan
konstan, sehingga efeknya bertahan lebih
lama.
Absorpsi menjadi lebih lambat jika diberikan
dalam bentuk padat yang ditanamkan
dibawah kulit atau dalam bentuk suspensi.
Pemberian obat bersama dengan
vasokonstriktor juga dapat memperlambat
absorpsinya.

intrathecal
obat langsung dimasukkan ke dalam
ruang subaraknoid spinal, dilakukan
bila diinginkan efek obat yang cepat
dan setempat pada selaput otak
atau sumbu cerebrospinal seperti
pada anestesia spinal atau
pengobatan infeksi SSP yang akut.

Melalui paru-paru (inhalasi)

hanya dapat dilakukan untuk obat yang


berbentuk gas atau cairan yang mudah menguap
misalnya anestesi umum dan obat lain yang
dapat diberikan dalam bentuk aerosol.
Absorpsi terjadi melalui epitel paru dan mukosa
saluran nafas.
Absorpsi terjadi secar cepat karena permukaan
absorpsinya luas, tidak mengalami metabolisme
lintas pertama di hati.
Metode ini lebih sulit dilakukan, memerlukan alat
dan metode khusus, sukar mengatur dosis dan
sering mengiritasi paru.

Topikal
Terutama pada kulit dan mata.
Pemberian topikal pada kulit terbatas pada

obat-obat tertentu karena tidak banyak obat


yang dapat menembus kulit yang utuh.
Jumlah obat yang diserap tergantung pada
luas permukaan kulit yang kontak dengan
obat serta kalarutan obat dalam lemak.
Pemberian topikal pada mata dimaksudkan
untuk mendapatkan efek lokal pada mata,
yang biasanya memerlukan absorpsi obat
melalui kornea.

Вам также может понравиться