Вы находитесь на странице: 1из 36

BAB IV

PELAKSANAAN

4.1

TINJAUAN UMUM
Pelaksanaan pekerjaan pada setiap proyek konstruksi memiliki metode

yang berbeda-beda dan segalanya bertujuan untuk mendapatkan hasil bangunan


yang maksimal dengan waktu yang efisien serta harga yang ekonomis.
Pelaksanaan pekerjaan dalam suatu proyek harus disesuaikan dengan aturan yang
berlaku serta mengikuti ketentuan, rencana kerja dan syarat. Untuk memudahkan
segala pelaksanaan pekerjaan, maka kontraktor pelaksana biasanya memiliki
rencana kerja dan metode yang telah direncanakan terlebih dahulu. Rencana kerja
(network planning diagram) disusun berdasarkan kelompok pekerjaan pada
proyek sehingga akan mempermudah pengawasan terhadap kualitas dan kuantitas
pekerjaan yang dilaksanakan.
Proses pengawasan oleh MK (Manajemen Konstruksi) dilakukan dengan
cermat untuk menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi
pada saat pelaksanaan sehingga proses pekerjaan dapat terlaksana sesuai jadwal
rencana (time schedule).
Kelancaran pelaksanaan pekerjaan juga ditunjang dengan bahan dan peralatan
yang sesuai kebutuhan pelaksanaan serta tenaga kerja yang terampil pada bidang
pekerjaannya.
Untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan yang direncanakan, maka
dibutuhkan suatu organisasi yang baik. Oleh karena itu, di dalam sebuah proyek
diperlukan :
1. Rencana Kerja dan Syarat (RKS), merupakan dokumen yang berisi
sekumpulan persyaratan baik persyaratan administratif maupun persyaratan
teknis yang diberlakukan pada perencanaan bangunan tertentu. RKS
Administratif terdiri dari persyaratan administrasi dan umum. Sedangkan RKS
Teknis terdiri dari RKS Arsitektural, RKS Struktural, dan RKS Mekanikal
Elektrikal (ME). Susunan daftar isi dalam sebuah dokumen RKS pada
umumnya terdiri atas pasal - pasal. Setiap pasal menjelaskan tentang definisi

60

maupun kriteria tertentu. Selain itu, di dalam dokumen RKS juga disebutkan
dan ditentukan SNI yang dipakai maupun standar persyaratan bahan.
2. Tenaga kerja yang menguasai dan berpengalaman di bidang pekerjaan.
3. Cara kerja yang sesuai dengan ketentuan, yaitu berdasarkan rencana kerja
berupa kurva s dan syarat-syarat yang telah ditentukan.
4. Gambar rencana.

4.2

RENCANA CARA PELAKSANAAN


Rencana cara pelaksanaan atau construction method merupakan gambaran

secara jelas dan detail mengenai pekerjaanpekerjaan yang akan dilaksanakan


baik itu pekerjaan struktur, arsitektur, maupun pekerjaan penunjang lainnya yang
dilaksanakan pada suatu pekerjaan konstruksi. Dengan adanya rencana cara
pelaksanaan didapatkan perkiraan waktu untuk diselesaikan suatu item pekerjaan.
Dari perkiraan waktu tersebut maka pelaksana proyek dapat menyusun suatu
rencana kerja yang pasti dan runtut.

4.3

RENCANA KERJA
Rencana kerja (Time Schedule) adalah suatu pembagian waktu terperinci

yang disediakan untuk masing-masing bagian pekerjaan mulai dari bagian


pekerjaan permulaan sampai bagian-bagian pekerjaan akhir pada proyek ini
digunakan kurva S Curve.
S Curve menggambarkan grafik hubungan antara kemajuan pelaksanaan
pekerkaan dalam prosentase pada sumbu ordinat dan waktu pelaksanaan pekerjaan
pada sumbu absis.

4.4

RENCANA LAPANGAN
Rencana lapangan adalah suatu rencana perletakan bangunan-bangunan

pembantu atau darurat yang diperlukan sebagai sarana pendukung untuk


pelaksanaan pekerjaan. Secara garis besar tujuan pokok dari rencana lapangan
adalah mengatur letak bangunan pembantu sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat

61

berjalan dengan efisien, lancar, aman dan dapat diselesaikan sesuai dengan
rencana kerja yang telah disusun.
1. Efisien
Perletakan dari bangunan-bangunan pembantu perlu diatur menurut kebutuhan
sehingga diperoleh efisiensi kerja. Efisiensi kerja adalah pencapaian
perbandingan yang terbalik antara sumber tenaga atau daya dengan hasil
pelaksanaan. Untuk itu letak bangunan pembantu satu dengan yang lain
diusahakan jangan sampai mengganggu baik mengenai jarak antara maupun
dari ukuran masing-masing bangunan. Demikian pula letak dari alat-alat dan
bahan-bahan bangunan sangat mempengaruhi dari efisiensi kerja.
2. Lancar
Kelancaran bergerak, baik alat maupun tenaga kerja dilapangan. Perlu
dihindarkan bangunan pembantu yang menghalangi kelancaran gerak alat dan
bahan.
3. Aman
Yang dimaksud dengan keamanan ialah untuk menghindarkan gangguan
pencurian, kehilangan dan kerusakan bahan-bahan banguanan serta peralatan.
Oleh sebab itu di sekeliling lokasi proyek di buat pagar dari seng untuk
menjaga keamanan.

Bangunan utama sendiri adalah gedung Fakultas MIPA UII yang


pelaksanaanya akan dijelaskan lebih lanjut pada sub bab selanjutnya. Pada
pembangunan gedung Fakultas MIPA UII, pekerjaan yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Pekerjaan struktur bawah
2. Pekerjaan struktur atas
3. Pekerjaan landscape

Namun pada pelaksanaan pekerjaan yang diamati selama dalam masa


Praktek Kerja di proyek pembangunan Gedung Fakultas MIPA Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta adalah sebagai berikut ini :

62

1. Pekerjaan struktur atas, meliputi :


a. Pekerjaan balok.
b. Pekerjaan plat.
c. Pekerjaan kolom.
2. Pekerjaan tangga.
3. Pekerjaan pasangan batu kali.

4.5

PELAKSANAAN DILAPANGAN

4.5.1

Pekerjaan Struktur Atas


Pekerjaan struktur atas merupakan pekerjaan struktur pada elemen-elemen

yang berada di atas permukaan tanah. Pekerjaan struktur atas merupakan


pekerjaan yang sebagian besar adalah pekerjaan berulang/typical. Pelaksanaan
proyek ini menggunakan sistem struktur beton cor di tempat. Jadi komponenkomponen struktur dibangun mulai dari perakitan tulangan, pemasangan bekisting
kemudian dicor dengan beton ready mix.
Pelaksanaan struktur atas terdiri dari pekerjaan balok, pekerjaan plat dan
pekerjaan kolom. Balok juga merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang.
Balok merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan
pengikat kolom lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal
bangunan akan beban-beban.
Pelat beton bertulang merupakan sebuah bidang datar yang lebar, biasanya
mempunyai arah horizontal dengan permukaan bawah dan atasnya sejajar atau
mendekati sejajar. Pelat beton bertulang direncanakan untuk memikul beban yang
merata yang bekerja pada seluruh luas permukaannya.
Kolom merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Kolom beton
(tiang beton) adalah beton bertulang yang diletakkan dengan posisi vertikal.
Kolom berfungsi sebagai pengikat pasangan dindng bata dan penerus beban dari
atas menuju sloof yang kemudian diterima oleh pondasi.

63

1.

Pekerjaan Kolom
Pekerjaan kolom yang dimaksud adalah pembuatan atau pencetakan kolomkolom yang nantinya akan digunakan sebagai struktur utama pada Gedung
Fakultas MIPA UII, Yogyakarta ini. Tahapan pekerjaan kolom akan
dijelaskan sebagai berikut ini.
a. Persiapan (Menentukan Marka dan As As kolom)
Proses dalam pembuatan marka kolom meliputi beberapa tahap yaitu:
1) Pembuatan marka dilakukan oleh surveyor.
2) Mengukur titik dimana derajat posisi as kolom merupakan langkah
awal.
3) Titik-titik as kolom diperoleh dari hasil pekerjaan tim survei yang
melakukan pengukuran dan pematokan, yaitu marking berupa titiktitik atau garis yang digunakan sebagai dasar penentuan letak
bekisting dan tulangan kolom. Marking tersebut berupa benang yang
digunakan sebagai tanda. Penentuan as kolom tersebut menggunakan
alat theodolite.
4) Posisi as kolom atas ditentukan berdasarkan as kolom pada lantai
sebelumnya yaitu basement yang diteruskan ke lantai diatasnya.
5) Proses pemindahan titik as (axis) kolom dari lantai bawah ke lantai
atas berikutnya dengan pembuatan lubang-lubang kecil seukuran tahu
beton pada pelat lantai. Pada saat sebelum pengecoran lantai pertama
di buat lubang dengan memasukkan pipa kecil pada plat. Sehingga
pada waktu pengecoran plat, lubang tersebut tidak tertutupi oleh cor
beton karena lubang tersebut digunakan sebagai patokan as untuk
kolom selanjutnya. Kemudian dari lubang pipa tersebut yang akan
dilihat pada lantai berikutya apakah sudah pas atau belum.
6) Lubang-lubang tersebut nantinya ditutup kembali setelah pemindahan
titik as kolom selesai.
7) Posisi as kolom harus sentris kedudukannya terhadap as pada lantai
sebelumnya,

untuk

itu

dilakukan

menggunakan benang dan unting-unting.

64

juga

pengecekan

dengan

8) Dengan bantuan titik-titik acuan bangunan yang sentris disetiap


lantainya, maka dapat ditentukan letak as kolom dan kemudian dibuat
as-as yang lain dengan mengikuti jarak yang telah disyaratkan dalam
perencanaan awal.
9) Pengecekan as kolom dilakukan dengan menempatkan alat theodolite
pada marking tersebut dan kemudian mengecek kelurusan marking
kolom.

b. Penulangan kolom
Adapun tahapan pekerjaan penulangan pada kolom langkah-langkahnya
adalah meliputi:
1) Baja tulangan yang ingin digunakan untuk pemasangan kolom terlebih
dahulu di ukur dimensinya sesuai rencana. Untuk pemotongan baja
tulangan itu sendiri menggunakan alat Bar Cutter, baja tulangan
diletakkan diantara baja penahan dan pisau baja pemotong. Alat ini
digerakkan

oleh

tenaga

mesin

gerak

yang

kemudian

akan

menggerakkan pisau baja pemotong turun sampai baja tulangan


terpotong. Seperti pada Gambar 4.1 di bawah ini.

Gambar 4.1 Pemotongan Baja Tulangan Dengan Menggunakan Bar


Cutter

65

2) Di lokasi pekerjaan penulangan, tulangan tersebut disusun sesuai


gambar rencana yang telah dibuat. Misal pemasangan kolom dengan
tulangan (8D19), maka hal pertama yang dilakukan adalah mendirikan
tulangan (8D19). Pemasangan kolom ini dilakukan pada saat sebelum
pengecoran pelat lantai. Jadi pemasangan pada kolom lantai pertama
bisa dilakukan dengan cara menerus, namun mengingat keterbatasan
ukuran panjang baja adalah 12 meter sehingga pada proyek ini
tulangan diteruskan sampai kolom lantai kedua karena jika dipasang
terlalu menerus ke atas tulangan akan rubuh sehingga cukup sekiranya
untuk dua lantai, untuk tulangan kolom pada lantai selanjutnya bisa di
lakukan penyambungan setelah pelat dan balok di cor.
3) Selanjutnya pada saat pelat lantai telah di cor diteruskan dengan
pemasangan tulangan sengkang (D10-150). Sebelum pemasangan
tulangan sengkang, sengkang dibuat dengan sesuai dimensi yang telah
direncanakan. Dalam proyek ini pembuatan sengkang masih dilakukan
secara konvensional, yaitu menggunakan alat bengkok baja tulangan
atau bar bender yang digerakkan dengan tenaga manusia (manual).
Bar bender terdiri dari dua buah angkur dan beberapa paku yang
ditanamkan pada balok kayu dengan posisi yang sudah diatur
sedemikian rupa. Angkur tersebut berfungsi sebagai penjepit tulangan
dan pusat tulangan untuk berputar sedangkan paku sebagai tanda
ukuran dimensi sengkang. Jadi baja tulangan dibengkokan terlebih
dahulu pada bagian ujungnya kemudian di sangkutkan pada angkur,
hal tersebut digunakan agar angkur tidak ikut berputar saat
dibengkokkan. Kemudian ditarik kearah paku (sesuai ukuran dimensi
sengkang), tulangan yang akan dibengkokkan dijepit dengan angker
tadi kemudian dibengkokkan dengan tangan, hal tersebut dilakukan
secara berulang-ulang sampai tulangan sengkang jadi. Seperti pada
Gambar 4.2 dan 4.3 dibawah ini.

66

Gambar 4.2 Pembuatan Tulangan Sengkang 1

Gambar 4.3 Pembuatan Tulangan Sengkang 2

4) Pengukuran jarak antar sengkang dilakukan dengan cara memberi


tanda pada setiap jarak yang sudah diukur. Sengkang dipasang sesuai
jarak yang sudah diukur yaitu 15 cm atau setara dengan 150 mm,
kemudian diikatkan pada tulangan pokok dengan menggunakan kawat
bendrat pada simpul-simpul pertemuan agar susunannya tidak
berubah. Bisa dilihat seperti pada Gambar 4.4.

67

Gambar 4.4 Penulangan Kolom

5) Penulangan kolom ini pada bagian kedua ujungnya disisakan tulangan


pokok sepanjang 40D, agar pada saat pemasangan tulangan balok dan
kolom pada lantai berikutnya dapat menyatu sehingga lebih monolit.
Jika tulangan pokok lantai sebelumnya yang terputus, disambung
dengan tulangan pokok lantai berikutnya yang diikat dengan kawat
bendrat.
6) Setelah penulangan selesai dipasangkan balok-balok tahu pada kolom,
dengan cara mengaitkan bendrat yang ada pada beton tahu ke sisi
tulangan kolom terluar.

c. Pemasangan Bekisting Kolom


Bekisting kolom terbuat dari rakitan antara multipleks dan kayu. Bekisting
kolom didesain sebagaimana sehingga dapat dengan mudah dipasang dan
dilepas sehingga dapat digunakan tidak hanya satu kali, namun dapat
digunakan berulang kali. Dibawah ini adalah metode pelaksanaan
pemasangan bekisting kolom.
1) Bekisting kolom dipasang setelah tulangan kolom dirakit.

68

2) Buat frame atau cetakan bekisting sesuai ukuran kolom tersebut.


3) Pemasangan bekisting kolom dimulai dengan mendirikan bekisting
kolom melingkar menutupi tulangan kolom. Bisa dilihat pada Gambar
4.5 dan 4.6.

Gambar 4.5 Pemasangan Frame dari Triplek dari Satu Sisi

Gambar 4.6 Pemasangan Frame dari Triplek Semua Sisi

69

4) Selanjutnya dilakukan pemasangan sabuk. Biasanya sabuk tersebut


terbuat dari kayu berukuran 6/10 atau 6/12. Pemasangan sabuk
dipasang pada ke empat sisi bekisting kolom dengan jarak yang sudah
disesuaikan dengan tinggi kolom tersebut.

Gambar 4.7 Pemasangan Sabuk Kayu dan Terot (Pipa Klem)

5) Bekisting kolom diikat dengan pipa klem (terot) dengan bekisting pada
sisi yang berlawanan.
6) Bekisting diperkuat dengan suport yang dikaitkan dengan angkur pada
pelat lantai yang telah dibuat saat sebelum pengecoran lantai agar
bekisting cukup kuat menahan beton yang masih basah.

70

Gambar 4.8 Pemasangan Pipa Support

7) Mengecek simetris kolom berdiri vertikal, dipasangkan 2 unting-unting


yang disangkutkan pada bekisting kolom. Apabila jarak dari bekisting
memiliki selisih yang sama terhadap unting-unting tersebut maka
ukuran kolom pas.

Gambar 4.9 Unting-unting yang Dipasang pada Bekisting

71

50

Baut Klem
Kaso 2 x 5/7

Kaso 5/7
Multiplek

Pipe Support 4 Sisi

Lubang Pembersih Kotoran

Angkur

Gambar 4.10 Pemasangan Bekisting Kolom

d.

Pengecoran Kolom
Dibawah ini adalah metode pelaksanaan pengecoran kolom:
1) Setelah

bekisting

sambungan

kolom

bekisting,

pengecoran.

72

terpasang

ikatan

secara

tulangan,

kuat,

periksa

sebelum

proses

2) Pelaksanaan pengecoran pada kolom dilaksanakan dengan


menggunakan cor manual beton dengan mutu beton adalah 30
MPa.
3) Pada lantai kedua dan seterusnya cor beton di tarik ke atas dengan
menggunakan alat bantu lift barang sementara. Kemudian sampai
di atas sudah ditunggu oleh 2 3 pekerja untuk memasukkannya
ke gerobak dorong dengan cara diseluncurkannya pada papan
yang mempunyai beda tinggi. Seperti pada Gambar 4.11 dibawah
ini.

Gambar 4.11 Proses Pengambilan Cor Beton untuk Kolom

73

Yang kemudian di tunggu oleh pekerja lainya dengan gerobak


dorong, lihat Gambar 4.12.

Gambar 4.12 Proses Penuangan Cor Beton Pada Gerobak

4) Beton manual tersebut dituang ke gerobak dorong menggunakan


tenaga manusia kemudian dituangkan ke dalam bekisting kolom
melalui sisi atas kolom.
5) Pada pengecoran kolom di proyek FMIPA UII ini masih
tergolong konvensional dimana pada saat menuangkan cor beton
kedalam bekisting menggunakan tenaga manusia. Untuk satu
pekerjaan cor-coran beton terdapat 5 6 pekerja. Diantaranya
bertugas sebagai tukang ambil cor beton, tukang yang bertugas
menuangakan cor beton kedalam bak (tempat perletakan beton

74

biasanya disamping kolom yang dicor), tukang bertugas


memasukkan cor beton tersebut kedalam ember, kemudian ada
yang menyambut nya diatas, dan adapula yang bertugas menusuknusukan bambu. Hal tersebut dilakukan berulang-ulang sampai
pengecoran kolom yang diinginkan selesai.
6) Untuk mencegah pori-pori maka beton dipadatkan menggunakan
tongkat bambu 5 m dan Vibrator, selain itu dalam proses
pemasukan cor beton kedalam bekisting menggunakan bantuan
seng agar beton tidak langsung jatuh dari ketinggian 3 meter. Hal
ini bertujuan untuk mencegah terjadinya segregasi.
7) Pengecoran kolom dilakukan sampai bekisting kolom terisi
penuh.

Gambar 4.13 Pengecoran Kolom

e. Pembongkaran Bekisting Kolom


Pembongkaran bekisting dapat dilakukan setelah beton sudah mengeras
dan mencapai kekuatan minimal untuk memikul berat sendiri dan beban
diatasnya, sehingga beton yang dicetak tidak mengalami kerusakan saat

75

pembongkaran. Pelaksanaan pembongkaran bekisting harus dilakukan


secara hati-hati agar permukaan beton tidak rusak. Terjadinya
kerusakan pada saat pembongkaran bekisting haruslah cepat-cepat
diperbaiki dengan menambahkan adukan beton yang mutunya sama ke
tempat-tempat yang rusak dan diratakan sesuai dengan permukaan
aslinya.
Pembongkaran dilakukan dengan mencabut paku yang dipergunakan
sebagai alat sambung rangka bekisting dengan bantuan alat pengungkit
untuk mempercepat lepasnya sambungan. Pembongkaran dilakukan
secara hati-hati bisa menjadikan sebagian besar kayu-kayu yang telah
terpakai dapat dipergunakan kembali dua sampai tiga kali. Untuk
pembongkaran bekisting pada kolom minimal setelah 24 jam.

f. Perawatan Beton Pada Kolom


Pada saat pembongkaran bekisting selesai, maka langsung dilakukan
perawatan beton (curing) yaitu dengan membasahi permukaan kolom
dengan menggunakan roll secara merata (naik turun). Proses ini
dilakukan sebanyak 4 kali.
Tujuan utama dari perawatan beton ialah untuk menghindari:
1) Kehilangan zat cair yang banyak pada proses awal pengerasan
beton yang akan mempengaruhi proses pengikatan awal beton.
2) Penguapan air dari beton pada saat pengerasan beton pada hari
pertama.
3) Perbedaan temperatur dalam beton, yang akan mengakibatkan
retak-retak pada beton.

2. Pekerjaan Balok
Pekerjaan balok yang dimaksud adalah pembuatan atau pencetakan balokbalok yang nantinya akan digunakan sebagai struktur utama pada Gedung
Fakultas MIPA UII, Yogyakarta. Tahapan pekerjaan balok akan dijelaskan
sebagai berikut :

76

a. Persiapan
1) Baja tulangan yang diangkut tersebut dipilih dan dikelompokan lagi
menurut kebutuhan pekerjaan, pengelompokan tersebut terdiri dari
kelompok tulangan yang akan dipotong terlebih dahulu dan
kelompok tulangan yang akan dibelokan. Pada kelompok tulangan
yang di potong menggunakan alat Bar Cutter ,baja tulangan
diletakkan diantara baja penahan dan pisau baja pemotong. Alat ini
digerakkan oleh tenaga mesin gerak yang kemudian akan
menggerakkan pisau baja pemotong turun sampai baja tulangan
terpotong. Pemotongan baja tulangan untuk balok sama seperti
pada Gambar 4.1. Sedangkan untuk pembuatan tulangan sengkang
pada balok juga sama prosesnya seperti pembuatan sengkang pada
kolom dimana menggunakan alat Bar Bender. Cara pemakaiannya
adalah dua buah angkur dan beberapa paku yang ditanamkan pada
balok kayu dengan posisi yang sudah diatur sedemikian rupa.
Angkur tersebut berfungsi sebagai penjepit tulangan dan pusat
tulangan untuk berputar sedangkan paku sebagai tanda ukuran
dimensi sengkang. Jadi baja tulangan dibengkokan terlebih dahulu
pada bagian ujungnya kemudian di sangkutkan pada angkur, hal
tersebut digunakan agar angkur tidak ikut berputar saat
dibengkokkan. Kemudian ditarik kearah paku (sesuai ukuran
dimensi sengkang), tulangan yang akan dibengkokkan dijepit
dengan angker tadi kemudian dibengkokkan dengan tangan, hal
tersebut

dilakukan

secara

berulang-ulang

sampai

tulangan

sengkang jadi. Tidak berbeda dengan pembuatan sengkang pada


kolom, bisa dilihat pada Gambar 4.2 dan 4.3.
2) Setelah tulangan dibentuk maka tulangan tersebut ditempat
diperakitan. Kemudian tulangan siap untuk dipasang sesuai dengan
gambar rencana pelaksanaan.

77

b. Penulangan Balok
Adapun tahapan pekerjaan dalam melakukan penulangan pada balok
adalah meliputi:
1) Sebelum masuk pada penulangan balok maka dibuatlah bekisting
bagian bawah pada balok, pada pembuatan bekisting balok di
didirikan beberapa skapolding (untuk lantai kedua dan seterusnya)
sampai dengan ketinggian balok. Ketinggian skapolding dengan
menambahkan ledder frame 90 jika ketinggian dari main frame
kurang untuk menjangkau ketinggian dari balok. Banyak nya
skapolding itu bisa menyesuaikan dengan panjang balok. Fungsi
dari skapolding disini sebagai penahan (penyangga) pekerjaan di
atasnya. Setelah itu di bentangkan balok kayu (8/12) di tempat
yang telah direncanakan sebagai balok. Kayu tersebut di buat
seperti bentuk rel kereta, kemudian disiapkan juga lembar papan
kayu berupa multipleks setebal 12 mm kemudian dibersihkan dan
dipotong seragam lalu disusun sejajar sisi panjangnya balok
sebagai lantai kerja. Seperti pada Gambar 4.13.

Gambar 4.13 Pemasangan Bekisting Balok Bagian Bawah

78

2) Setelah bagian bawah sudah dibuat siapkan baja tulangan yang


telah disusun berdasarkan dimensi tulangan yang direncanakan
dibawa ke lokasi pekerjaan penulangan.
3) Di lokasi pekerjaan penulangan, tulangan tersebut disusun sesuai
gambar rencana yang telah dibuat. Penyusunan didahului dengan
tulangan pokok menerus yang berada pada permukaan lantai kerja
(namun untuk di lantai kedua dan seterusnya penyusunan didahului
oleh tulangan pokok yang berada pada bekisting bagian bawah),
selanjutnya diteruskan dengan pemasangan tulangan pada bagian
atas balok (tulangan susut), lalu dirangkaikan dengan tulangan
sengkang. Kemudian tulangan sengkang di geser-geser berdasarkan
jarak yang telah ditentukan sesuai rencana. Pada setiap penyusunan
tulangan, tulangan diikat dengan kawat pengikat atau yang sering
disebut dengan bendrat agar susunannya tidak berubah-ubah.
Penulangan bisa dilihat pada Gambar 4.14 di bawah ini.

Gambar 4.14 Pemasangan Penulangan Balok

79

c. Pemasangan Bekisting Balok


Cara pemasangan bekisting balok adalah meliputi:
1) Menyiapkan papan multipleks dan kayu sebagai bahan untuk
bekisting. Bekisting yang akan di buat disesuaikan terlebih dahulu
dengan ukuran balok yang telah direncanakan.
2) Disiapkan lembar papan kayu berupa multipleks setebal 12 mm
kemudian dibersihkan dan dipotong seragam lalu disusun sejajar
sisi panjangnya sama dengan tinggi sisi balok.
3) Pasang dinding dikedua sisi multiplek yang terbuat dari kayu sesuai
tinggi balok yang direncanakan.

Gambar 4.15 Pemasangan Bekisting Balok Gedung Fakultas MIPA

4) Pada pemasangan bekisting balok, bekisting bagian bawah


dilakukan terlebih dahulu kemudian setelah pemasangan tulangan
balok maka disusul dengan pemasangan bekisting pada sisi kanan
dan kiri balok. Cara menjaga agar jarak tulangan dengan bekisting

80

tetap terjaga maka digunakan tahu beton (decking block) yang


dipasang pada tulangan terluar.
Penulangan dan pemasangan bekisting balok dapat diperlihatkan pada
Gambar 4.16 di bawah ini.

Rangka & Penahan Bekisting Kayu 5/7

Balok Kayu 8/12


Schafolding

Gambar 4.16 Sketsa Pemasangan Bekisting Balok


d. Pengecoran Balok
Pelaksanaan

pengecoran

pada

balok

dilaksanakan

dengan

menggunakan beton ready mix yang langsung dituang dari mixer truck
dengan mutu beton 30 MPa. Beton ready mix tersebut langsung
dituang ke dalam bekisting balok. Untuk mencegah pori-pori maka
beton dipadatkan menggunakan vibrator. Penggunaan vibrator itu
sendiri dengan menggerakkanya kearah bagian balok yang sedang di
cor. Penuangan beton ready mix jarak jatuh dari pipa mobil mixer truck
tidak boleh terlalu tinggi, yaitu kurang dari 1,5 meter. Hal ini bertujuan
untuk mencegah terjadinya segregasi. Segregasi adalah pemisahan
agregat kasar dari adukannya akibat campuran yang kurang lecak.
Pengecoran balok dilakukan bersamaan dengan pengecoran pelat
lantai.

81

Gambar 4.17 Pemadatan Cor Beton dengan Vibrator


e. Pembongkaran Bekisting Balok
Pembongkaran bekisting dapat dilakukan setelah beton sudah
mengeras dan mencapai kekuatan minimal untuk memikul berat sendiri
dan beban diatasnya, sehingga beton yang dicetak tidak mengalami
kerusakan saat pembongkaran. Pelaksanaan pembongkaran bekisting
harus dilakukan secara hati-hati agar permukaan beton tidak rusak.
Terjadinya kerusakan pada saat pembongkaran bekisting haruslah
cepat-cepat diperbaiki dengan menambahkan adukan beton yang
mutunya sama ke tempat-tempat yang rusak dan diratakan sesuai
dengan permukaan aslinya.
Pembongkaran dilakukan dengan mencabut paku yang dipergunakan
sebagai alat sambung rangka bekisting dengan bantuan alat pengungkit
untuk mempercepat lepasnya sambungan. Pembongkaran dilakukan
secara hati-hati bisa menjadikan sebagian besar kayu-kayu yang telah
terpakai dapat dipergunakan kembali dua sampai tiga kali. Pada
pembongkaran bekisting balok dan pelat lantai itu minimal dua minggu
setelah pengecoran.

82

f. Perawatan Beton Pada Balok


Setelah pelaksanaan pengecoran selesai, beton perlu dirawat. Hal
tersebut dilakukan agar mutu beton tidak berubah atau berkurang.
Perawatan beton dilakukan untuk mencegah pengerasan bidang-bidang
beton secara mendadak akibat panas matahari. Pengerasan secara
mendadak dapat menimbulkan retak-retak pada permukaan beton,
karena beton belum mengikat secara sempurna. Pada perawatan balok
dilakukan dengan cara mengguyurkan air diatas permukaan agar
senantiasa

lembab.

Hal

yang

perlu

diperhatikan

pada

saat

penyemptotan adalah tekanan air harus kecil karena jika tekanan


penyemprotan air besar akan mengakibatkan beton belum cukup keras
karena umurnya yang masih muda sehingga akan meninggalkan bekas
pada permukaan beton menjadi jelek. Maka setiap kali beton sudah
nampak kering harus segera dibasahi atau diguyur dengan air. Proses
tersebut dilakukan selama 7 hari.

3. Pekerjaan Pelat Lantai


Pelaksanaan struktur pada proyek gedung Fakultas MIPA UII ini
digunakan metode cast in place. Pekerjaan cast in place plat yang
dimaksud adalah pembuat an atau pencetakan plat-plat pada struktur utama
pada gedung Fakultas MIPA UII ini. Pekerjaan cast in place pelat lantai
adalah sebagai berikut ini.
a.

Persiapan
Besi tulangan yang dipilih dan dikelompokan lagi menurut kebutuhan
pekerjaan, pengelompokan tersebut terdiri dari kelompok tulangan
pokok dan tulangan bagi. Selain itu juga terlebih dahulu pada
pekerjaan pelat dilakukan pembuatan bekisting, karena posisi tulangan
nanti akan berada di atas bekisting tersebut. Nantinya pada
pemasangan penulangan akan dipasang secara memanjang sehingga
tidak di potong sepanjang pelat karena nanti akan boros. Kalaupun
dilapangan tulangan harus dipotong pemotongan tulangan tersebut
menggunakan Bar Cutter.

83

b.

Pemasangan Bekisting Pelat Lantai


Cara pemasangan bekisting plat lantai adalah meliputi:
1) Menentukan ukuran plat lantai sesuai dengan perancangan.
2) Pada pemasangan bekisting langkah awal yang dilakukan adalah
mendirikan beberapa

skapolding (untuk lantai kedua dan

seterusnya) sampai dengan ketinggian pelat lantai. Ketinggian


skapolding dengan menambahkan ledder frame 90 dan juga jeck
head yang dapat diatur jika ketinggian dari main frame kurang
untuk menjangkau ketinggian dari balok. Banyak nya skapolding
itu bisa menyesuaikan dengan luasan pelat lantai. Fungsi dari
skapolding disini sebagai penahan (penyangga) pekerjaan di
atasnya. Setelah itu di bentangkan balok kayu (8/12) melintang dan
memanjang di tempat yang telah direncanakan sebagai pelat lantai.
3) Pasangan balok kayu 8/12 dibuat dengan jarak kira-kira 40 cm
sebagai penahan beban diatasnya untuk sementara karena kayu
disini berfungsi sebagai bekisting.
4) Disiapkan lembar papan kayu berupa multipleks setebal 8 mm
kemudian dibersihkan dan dipotong seragam lalu disusun sejajar
sisi panjangnya sama dengan tinggi sisi plat dengan menggunakan
gergaji. Kemudian papan tersebut dipasang diatas pasangan kayu,
di rekatkan dengan paku agar tidak bergeser.
5) Pasang dinding dikedua sisi multiplek yang terbuat dari kayu sesuai
tinggi plat yang direncanakan.
6) Tulangan yang sudah dirakit nantinya dipasang diatas bekisting,
cara menjaga agar jarak tulangan dengan bekisting tetap terjaga
maka digunakan tahu beton (decking block) yang dipasang pada
tulangan terluar.
7) Untuk penyangga menggunakan perkuatan balok dan skafolding.
Gambar 4.18 dibawah ini memperlihatkan gambar pada saat
pemasangan bekisting plat.

84

Gambar 4.18 Persiapan Bekisting Pelat Lantai

Gambar 4.19 Penulangan dan Bekisting Lantai


c.

Penulangan Pelat Lantai


Adapun tahapan pekerjaan dalam melakukan penulangan pada pelat
lantai adalah meliputi:
1) Baja tulangan yang telah dipersiapkan sesuai dengan gambar
rencana dibawa ke lokasi pekerjaan penulangan, tulangan yang

85

diperlukan pada pekerjaan pelat ini antara lain tulangan pokok dan
tulangan susut.
2) Di lokasi pekerjaan penulangan, maka dilakukan pengukuran
bentang panjang (Ly) dan bentang pendek (Lx) pada pelat. Setelah
itu di ukur seperempat bntang pendek dari Lx dan juga Ly.
Kemudian ukur kembali seperlima bentang pendek dari arah Lx
dan juga Ly. Ukuran-ukuran tersebut yang nantinya akan dipakai
sebagai penentuan letak tulangan lapangan dan juga tumpuan.
Tulangan tersebut nantinya disusun sesuai gambar rencana yang
telah dibuat. Penyusunan didahului dengan tulangan pokok
lapangan (bentang pendek) yang berada pada permukaan bekisting
pelat lantai, tulangan pokok dipasang memanjang menerus pelat
lantai yang kemudian diberi tekukan pada bagian tumpuannya,
selanjutnya diteruskan dengan pemasangan tulangan bagi pada
jarak tertentu setelah tulangan pokok sesuai dengan rencana
perhitungan. Setiap penyusunan tulangan, tulangan diikat dengan
kawat bendrat agar susunannya tidak berubah-ubah dan kokoh.
Diberi Tanda
Terlebih Dahulu

Gambar 4.20 Penulangan Pelat Lantai Dipasang Menerus dan Jika


Diputus

86

Gambar 4.21 Penulangan Pelat Lantai


3) Setelah proses penulangan selesai, maka dipasang tahu beton yang
telah dibuat sebelumnya. Tebal dari tahu beton disesuaikan dengan
selimut beton yang akan digunakan pada plat lantai tersebut. Tahu
beton tersebut dipasang dibagian terluar tulangan, yang diikat
dengan kawat bendrat. Beton tahu tersebut sebagai penjaga jarak
antara tulangan dengan bekisting pada saat pengecoran.

Gambar 4.22 Pemasangan Beton Tahu Pada Pelat Lantai

87

d.

Pengecoran Pelat Lantai


Pada saat sebelum pengecoran dimulai, dilakukan pembersihan pada
tulangan pelat dan juga pada bekisting pelat. Pembersihan dilakukan
untuk menghilangkan berbagai jenis kotoran seperti daun-daun yang
gugur jatuh dan mengotori pelat lantai, atau barang-barang setelah
pengerjaan. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan air yang di
semprotkan mulai dari pelat lantai, tulangannya sampai pada bagian
dalam balok. Pengecoran pelat lantai dilakukan bersamaan dengan
balok. Pelaksanaan pengecoran pada pelat lantai dilaksanakan dengan
menggunakan beton ready mix yang langsung dituang dari mixer truck
dengan mutu beton 30 MPa. Beton ready mix tersebut langsung
dituang ke dalam bekisting pelat. Untuk mencegah pori-pori maka
beton dipadatkan menggunakan vibrator. Untuk menuangkan beton
ready mix jarak jatuh dari pump concrete tidak boleh terlalu tinggi,
yaitu kurang dari 1,5 meter. Pengecoran pelat lantai tidak di lakukan
secara keseluruhan dalam satu waktu seperti yang dilakukan pada
kolom, tapi menyesuaikan kapasitas molen yang ada mengingat juga
volume plat yang begitu besar dan pemberhentiannya harus pada
bentang dimana punya momen terkecil. Pada saat merekatkan antara
beton yang sudah kering dengan beton yang masih basah maka
diberikan Sikabond NV pada beton yang masih kering sebelum
pengecoran dimulai.

88

Gambar 4.23 Pembersihan Pelat dan Balok Sebelum Pengecoran

Gambar 4.24 Pengecoran Pelat


89

e.

Pembongkaran Bekisting Pelat Lantai


Pembongkaran bekisting dapat dilakukan setelah beton sudah
mengeras dan mencapai kekuatan minimal untuk memikul berat
sendiri dan beban diatasnya, sehingga beton yang dicetak tidak
mengalami

kerusakan

saat

pembongkaran.

Pelaksanaan

pembongkaran bekisting harus dilakukan secara hati-hati agar


permukaan beton tidak rusak. Terjadinya kerusakan pada saat
pembongkaran bekisting haruslah cepat-cepat diperbaiki dengan
menambahkan adukan beton yang mutunya sama ke tempat-tempat
yang rusak dan diratakan sesuai dengan permukaan aslinya.
Pembongkaran dilakukan dengan mencabut paku yang dipergunakan
sebagai alat sambung rangka bekisting dengan bantuan alat
pengungkit untuk mempercepat lepasnya sambungan. Pembongkaran
dilakukan secara hati-hati bisa menjadikan sebagian besar kayu-kayu
yang telah terpakai dapat dipergunakan kembali dua sampai tiga kali.
Pembongkaran bekisting pelat dan balok dilakukan secara bersamasama. Pada pembongkaran bekisting balok dan pelat lantai itu minimal
dua minggu setelah pengecoran.

Gambar 4.25 Pembongkaran Bekisting Pelat Lantai dan Balok

90

f.

Perawatan Beton Pada Pelat


Setelah pelaksanaan pengecoran selesai, beton perlu dirawat. Hal
tersebut dilakukan agar mutu beton tidak berubah atau berkurang.
Perawatan beton dilakukan untuk mencegah pengerasan bidangbidang beton secara mendadak akibat panas matahari. Pengerasan
secara mendadak dapat menimbulkan retak-retak pada permukaan
beton, karena beton belum mengikat secara sempurna. Salah satu cara
perawatan beton ialah dengan merendamnya pada air, namun dalam
proyek kali ini perawatan pelat lantai dilakukan dengan membendung
air di atas plat lantai tersebut. Hal ini dilakukan secara berkala dan
terus menerus selama 7 hari dari pekerjaan pengecoran dilaksanakan.
Usaha tersebut dilakukan agar beton baru tidak cepat kering akibat
penguapan air dan penyusutan akibat pengerasan mendadak pada
bagian luar yang menimbulkan retak-retak pada beton baru.

4. Pekerjaan Tangga
Tangga merupakan bagian dari struktur yang berfungsi sebagai
penghubung antar lantai satu dengan lantai lainnya. Bagian bagian
struktur tangga antara lain, plat tangga, step tangga, bordes tangga, dan
balok bordes tangga. Pada pembangunan gedung Fakultas MIPA UII,
Yogyakarta. Pekerjaan tangga sendiri meliputi sebagai berikut ini.
a.

Persiapan
Besi tulangan yang diangkut tersebut dipilih dan dikelompokan lagi
menurut kebutuhan pekerjaan, pengelompokan tersebut terdiri dari
kelompok tulangan yang akan dipotong terlebih dahulu dan kelompok
tulangan yang akan dibelokan.
Pemotongan tulangan menggunakan mesin pemotong atau Bar Cutter,
baik

tulangan

yang

berdiameter besar maupun

yang kecil.

Pemotongan berdasarkan gambar rencana. Pada pembengkokan

91

tulangan menggunakan alat pembengkok atau Bar Bender seperti yang


telah dijelaskan di awal.
b.

Bekisting Tangga
Dirikan skapolding yang digunakan sebagai perancah untuk menahan
beban

diatasnya

sementara.

Skapolding

dipasang

dengan

menyesuaikan tinggi tangga tersebut. Untuk Menghindari terjadinya


lendutan di tangga pada waktu pengecoran, maka dipasang balokbalok kayu 8/12 pada jarak kurang lebih 40 cm. Bekisting pada tangga
menggunakan Multiplek yang diletakkan pada bagian sisi kanan dan
kiri juga bagian bawah tangga sesuai dengan dimensi yang sudah
direncanakan.

Gambar 4.26 Bekisting Tangga


c.

Penulangan Tangga
Cara pemasangan tulangan pada tangga adalah meliputi:
Setelah bekisting tangga selesai kemudian dilakukan pemasangan
tulangan dimana pemasangan dimulai dari tulangan pokok memanjang
kemudian disusul dengan tulangan bagi arah memendek. Setelah itu
dipasang lagi tulangan pokok pada bagian atas, tulangan tersebut

92

dipasang pada jarak jarak sesuai dengan gambar rencana. Setelah


tulangan selesai maka di bagian atas dibuat lagi kayu dengan jarak
yang telah disesuaikan dimana kayu tersebut nantinya akan berfungsi
sebagai anak tangga.

Gambar 4.27 Penulangan Tangga


d. Pengecoran Tangga
Pelaksanaan

pengecoran

pada

tangga

dilaksanakan

dengan

menggunakan Ready Mix yang langsung dituang dari mobil Mixer


Truck dengan memakai beton dengan mutu 30 MPa beton cair tersebut
dituang pada bekisting tangga. Untuk mencegah pori-pori maka
dipadatkan menggunakan Vibrator. Untuk menuangkan Ready Mix
dituangkan secara manual dengan gerobak dorong. Pada pengecoran
tangga dilakukan dari atas ke bawah dengan 3 sampai 5 orang pekerja
menghaluskan hasil cor beton tersebut hingga menjadi anak tangga.

e. Pembongkaran Bekisting Tangga


Pembongkaran bekisting dapat dilakukan setelah beton sudah
mengeras dan mencapai kekuatan minimal untuk memikul berat sendiri
dan beban diatasnya, sehingga beton yang dicetak tidak mengalami

93

kerusakan saat pembongkaran. Pelaksanaan pembongkaran bekisting


harus dilakukan secara hati-hati agar permukaan beton tidak rusak.
Terjadinya kerusakan pada saat pembongkaran bekisting haruslah
cepat-cepat diperbaiki dengan menambahkan adukan beton yang
mutunya sama ke tempat-tempat yang rusak dan diratakan sesuai
dengan permukaan aslinya.
Pembongkaran dilakukan dengan mencabut paku yang dipergunakan
sebagai alat sambung rangka bekisting dengan bantuan alat
pengungkit untuk mempercepat lepasnya sambungan. Pembongkaran
dilakukan secara hati-hati bisa menjadikan sebagian besar kayu-kayu
yang telah terpakai dapat dipergunakan kembali dua sampai tiga kali.
Bekisting tangga bagian pinggir boleh di bongkar setelah minimal 24
jam sedang bagian bawah yang di sanggah oleh skapolding itu sama
seperti plat dan balok boleh dibongkar minimal 2 minggu setelah
pengecoran.

g. Perawatan Beton Pada Tangga


Setelah pelaksanaan pengecoran selesai, beton perlu dirawat. Hal
tersebut dilakukan agar mutu beton tidak berubah atau berkurang.
Perawatan beton dilakukan untuk mencegah pengerasan bidang-bidang
beton secara mendadak akibat panas matahari. Pengerasan secara
mendadak dapat menimbulkan retak-retak pada permukaan beton,
karena beton belum mengikat secara sempurna. Pada perawatan tangga
dilakukan dengan cara mengguyurkan air diatas permukaan agar
senantiasa lembab sama seperti yang dilakukan pada balok dan pelat.
Hal yang perlu diperhatikan pada saat penyemptotan adalah tekanan air
harus kecil karena jika tekanan penyemprotan air besar akan
mengakibatkan beton belum cukup keras karena umurnya yang masih
muda sehingga akan meninggalkan bekas pada permukaan beton
menjadi jelek. Maka setiap kali beton sudah nampak kering harus
segera dibasahi atau diguyur dengan air. Proses tersebut dilakukan

94

sekurang-kurangnya selama 3 hari namun untuk hasil yang baik


dilakukan selama 7 hari.

5. Pekerjaan Pasangan Batu Kali


Pasangan batu kali di kerjakan pada turap dinding penahan tanah jalan
turun ke basement satu (sisi utara dan timur). Pasangan batu harus dibuat
dengan perbandingan campuran 1 : 5, yaitu 1 semen dan 5 pasir untuk
pemasangan

batu

kali.

Pengadukan

pasangan

dilakukan

dengan

menggunakan molen dimana dengan memasukkan pasir terlebih dahulu


kemudian disusul dengan semen dan air secara bertahap sampai rata benar
dan mempunyai kandungan (konsentrasi bahan) yang sama hingga dapat
berfungsi secara maksimal. Gambar 4.28 menunjukkan pekerjaan pasngan
batu kali.

Gambar 4.28 Pemasangan Batu Kali

95

Вам также может понравиться