Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Segala puji hanya milik Allah Azza wa Jalla, Dzat yang tlah menciptakan seluruh alam semesta beserta
makhluk-makhluk-Nya karena Allah adalah Maha Pencipta. Kemudian Dia pulalah yang senantiasa
memberikan rezeki kepada mereka karena Allah adalah Yang Maha Kaya dan Maha Pemberi rezeki;
juga mengawasi dan memelihara mereka karena Allah adalah Yang Maha Mengawasi, Maha Mengatur
dan Maha Memelihara. Setelah menciptakan dan menghidupkan mereka, maka Allah Yang Maha
Menghidupkan dan Maha Mematikan menetapkan pula ajal mereka. Hingga akhirnya seluruh alam
semesta beserta makhluk-makhluk-Nya akan dihancurkan kembali oleh-Nya. Allohu Akbar !
Kemudian bergantilah alam dunia menjadi alam mahsyar dan alam akhirat, tempat Allah akan
membangkitkan kembali manusia sebagai sebaik-baik makhluk untuk mendapatkan balasan atas segala
perbuatan mereka selama hidup di dunia ini.
Sungguh tiada yang berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Kita
bersholawat dan bersalam kepada beliau dengan penuh penghormatan atas segala jasa dan
pengorbanannya sehingga kita dan seluruh ummat akhir jaman ini mendapatkan hidayah dan taufik dari
Allah SWT ke jalan yang diridhoi-Nya.
Iman kepada Allah dan seluruh rukun iman lainnya merupakan urusan yang paling penting dari sekian
banyak urusan yang ada dalam kehidupan manusia di muka bumi ini. Bahwa hanya dengan mengikuti
amalan yang dicontohkan Rasulullah SAW kita akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Seutama-utama amalan yang akan menjadi bekal menuju kampung akhirat adalah sholat, yaitu qiyam,
ruku dan sujud di hadapan-Nya dengan memusatkan segala perhatian baik di hati maupun pikiran
dengan penuh rasa kerendahan sesuai contoh Rasulullah saw.
Semakin kita menuruti perintah-perintah Allah pada setiap waktu dan keadaan dengan senantiasa
menghadirkan keagungan-Nya ke dalam hati sesuai cara yang dicontohkan Rasulullah saw, maka
semakin kita menunaikan hak-hak sesama muslim demi memuliakan saudara sendiri sebagaiama
akhlak Rasulullah saw.
Tidak lupa kita senantiasa membetulkan niat setiap amalan, ikhlas karena Allah SWT.
Agama Islam sebagai agama yang diridhoi oleh Allah SWT dan sebagai agama yang telah sempurna,
tidak akan mampu diamalkan secara sempurna baik oleh diri kita, keluarga kita, maupun oleh seluruh
ummat Islam lainnya, tanpa adanya usaha untuk menyempurnakan seluruh sendi-sendi dan agama
Islam tersebut melalui pengorbanan harta dan diri kita sendiri di jalan Allah.
Inilah yang sepatutnya sedang kita lakukan pada saat ini, kembali kepada jalan yang telah ditempuh
oleh para shahabat r.hum dahulu, ketika mereka berjuang mati-matian untuk mendapatkan iman yang
sempurna, bukan iman yang hanya sekedar di lisan saja, tapi iman yang tertanam di dalam hati, yang
mampu menyelamatkan diri kita dan keluarga ( ummat ) kita dari siksa api neraka.
Marilah para pembaca/ netter yang budiman, kita hidupkan kembali hati kita dengan cahaya hidayah
dari Allah SWT, dengan cara menyeru manusia kepada Allah SWT agar berbuat kebaikan dan
meninggalkan keburukan, serta kita berdoa kehadlirat-Nya agar Dia menolong kita, baik di dunia
maupun di akhirat.
Melalui terjemahan Kitab Hayatush Shahabat On line ini, para pembaca/ netter diharapkan dapat
menghayati bagaimana para shahabat r.hum dahulu mengikuti perjalanan hidup Rasulullah saw hingga
mereka diridhoi Allah SWT dan mereka pun ridho kepada-Nya.
Dengan segala kerendahan hati di hadapan para pembaca/ netter yang budiman, kami hadirkan
Terjemaan Kitab Hayatush Shahabat edisi Online ini, yang berisi berbagai kisah para shahabat r.hum
( Radhiyallohu anhum ), agar rumah-rumah kita pun dapat dihiasi dengan amalan-amalan ahli jannah.
Amin.
Semoga bermanfaat.
Kata Pengantar ini sebagian besar disadur dari Terjemahan Kitab Hayatush Shahabat
seruannya, mereka segera berlindung diri dari serangan pasukan musuh itu dan berjalan sehingga
mereka selamat. Tetapi ada sebagian orang yang mendustakan seruan itu, mereka tetap berada di
tempatnya. Akhirnya mereka semua diserang oleh pasukan musuh itu sehingga semuanya binasa.
Demikianlah perumpamaan orang yang taat kepadaku dan yang mengikuti apa-apa yang aku
sampaikan. Juga perumpamaan orang-orang yang ingkar kepadaku serta mendustakan apa-apa yang
aku bawa, yaitu agama yang benar ( Islam ). ( HR Bukhari dan Muslim )
5. Dari Abdullah bin Amr r.huma berkata, Rasulullah saw bersabda, Sungguh akan terjadi atas
ummatku, seperti apa yang telah terjadi terhadap Bani Israel, keduanya akan sama persis bagaikan
sandal dengan sandal. Sehingga jika dahulu di kalangan Bani Israel ada orang yang berzina dengan
ibunya sendiri secara terang-terangan, niscaya akan ada di kalangan ummatku yang juga berbuat
demikian. Dan sesungguhnya Bani Israel telah terpecah menjadi 72 golongan, sedangkan ummatku
akan terpecah menjadi 73 golongan. Semuanya akan masuk ke dalam neraka kecuali 1 golongan. Para
shahabat bertanya, Wahai Rasulullah, siapakah golongan yang satu itu? Rasulullah saw bersabda,
Yaitu golongan yang di dalamnya terdapat aku dan shahabat-shahabatku. ( HR Tirmidzi ).
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemuah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Rabb
semesta alam. Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya
kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah mohon pertolongan. Tunjukkilah
kami jalan yang lurus. Yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka,
bukan jalannya orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalannya orang-orang yang sesat ( QS Al
Fatihah 1-7 )
Katakanlah ! Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Rabbku kepada jalan yang lurus, ( yaitu ) agama
yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik.
Katakanlah ! Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb
semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah yang telah diperintahkan kepadaku dan aku
adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri ( kepada Allah ). ( QS Al Anaam 161-163 )
Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus.
( QS Ali Imran : 51 )
Katakanlah ! Hai Manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah
yang mempunyai kerajaan langit dan bumi. Tidak ada Tuhan ( yang berhak disembah ) selain Dia, Yang
Menghidupkan dan Mematikan. Maka berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya. Nabi yang ummi yang
beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya ( Kitab-kitab-Nya ) dan ikutilah dia, supaya
kamu mendapatkan petunjuk. ( QS Al Araaf 158 )
Dan tidaklah Kami mengutus seorang Rasul, melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah.
Sesungguhnya, jikalau mereka ketika menganiaya dirinya, datang kepadamu lalu memohon ampun
kepada Allah dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka akan mendapati
Allah Maha Penerima taubat lai Maha Penyayang. ( QS An Nisaa 64 )
Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berpaling
dari-Nya sedangkan kamu mendengar perintah-perintah-Nya. ( QS Al Anfaal : 20 )
Dan taatilah Allah dan Rasul supaya kamu diberi rahmat. ( QS Ali Imran 132 )
Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu
menjadi gentar dan hilang kekuatanmu, dan bersabarlah. Sesunggnya Allah beserta orang-orang yang
sabar. ( QS Al Anfaal : 46 )
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan pemimpin di antara kamu.
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan
Rasul-Nya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama bagimu dan lebih baik akibatnya. ( QS An Nisaa : 59 )
Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin apabila mereka diseru kepada Allah SWT dan RasulNya agar Rasul menghukum ( mengadili ) di antara mereka, ialah ucapan, kami mendengar dan kami
patuh. Dan mereka itulah orango-orang yang beruntung. Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan
Rasul-nya, dan takut kepada Allah dan bertaqwa kepada-Nya, maka mereka itulah orang-orang yang
mendapatkan kemenangan. ( QS An Nuur 51-52 )
Katakanlah! Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul. Dan jika kamu berpaling, maka
sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu
sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya ( Rasul ),
niscya kamu akan mendapatkan petunjuk. Dan tiadalah kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan
( amanat Allah ) dengan terang. Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara
kamu dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka
berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhoi-Nya untuk
mereka, dan Dia benar-benar akan menukar ( keadaan ) mereka, sesudah mereka dalam keadaan
ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu
apaun dengan Aku. Dan barangsiapa yang tetap kafir sesudah janji itu, maka mereka itlah orang-orang
yang fasik. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul supaya kamu diberi
rahmat. ( QS An Nuur: 54-56 )
yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian rezeqi yang Kami anugerahkan kepada
mereka. Mereka itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh
beberapa derajat ketinggian di sisi Rabb mereka dan ampunan serta rezeqi ( nikmat ) yang mulia. ( QS
Al Anfaal 1-4 )
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka ( adalah ) menjadi penolong
bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh ( mengerjakan ) yang maruf, mencegah dari yang munkar,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan
diberi nikmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. ( QS At Taubah :
71 )
Katakanlah ! Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintai
kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( QS
Ali Imran : 31 )
Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang
yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat, dan dia banyak menyebut Allah. ( QS
Al Ahzab: 21 )
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia, dan apa yang dilarangnya bagimu, maka
tinggalkanlah. ( QS Al Hasyr : 7 )
Sebagian dari mereka ada yang celaka dan sebagian lainnya ada yang selamat. ( QS Hud [ 11 ] :
105 )
Ibnu Abbas r.huma berkata, Sesungguhnya Rasulullah saw sangat ingin supaya semua orang beriman
kepada Allah swt dan berbaiat atas hidayah ( petunjuk Rasulullah saw ). Melihat keinginan Rasulullah
saw ini, maka Allah swt memberitahukan kepada beliau bahwa orang-orang yang akan mendapatkan
kebahagiaan (beriman ) hanyalah orang-orang yang telah tertulis di dalam Lauhil Mahfudz, begitu pula
orang-orang yang akan tersesat hanyalah orang-orang yang tertulis di Lauhil Mahfudz. Kemudian Allah
swt berfirman kepada Rasulullah saw:
Boleh jadi kamu ( Muhammad ) akan membinasakan dirimu karena mereka tidak beriman. Jika Kami
kehendaki, niscaya Kami menurunkan kepada mereka mukjizat dari langit, maka senantiasa kudukkuduk mereka tunduk kepadanya. ( QS Asy Syuara: 3-4 ).
Ibnu Abbas r.a berkata, Ketika Abu Thalib sedang sakit, serombongan pemuka Quraisy datang ke
rumahnya. Di antara mereka adalah Abu Jahal. Mereka berkata kepada Abu Thalib, Sesungguhnya
keponakanmu itu telah mencaci maki tuhan-tuhan kami, dia mengatakan serta melakukan begini dan
begitu, karena itu suruhlah orang untuk memanggilnya, supaya kami bisa mencegahnya !
Setelah Rasulullah saw dipanggil, beliau pun datang menemui pamannya. Ketika itu di sebelah Abu
Thalib terdapat tempat yang kosong, tapi Abu Jahal segera menempati tempat itu dengan tujuan agar
Nabi saw tidak duduk di dekat pamannya itu ( Abu Thalib ), karena apabila Nabi saw berada di dekat
pamannya, Abu Thalib, pasti Abu Thalib akan merasa kasihan kepadanya. Abu Thalib berkata, Wahai
keponakanku, orang-orang dari kaummu telah mengadu kepadaku mengenai dirimu. Mereka
mengatakan bahwa engkau telah mencaci maki tuhan-tuhan mereka dan telah mengatakan begini dan
begitu.
Ibnu Abbas r.a. lalu melanjutkan kisahnya: Mendengar hal ini semua orang yang hadir di situ mulai
ribut berbicara. Rasulullah saw pun mulai berbicara, Wahai pamanku, sesungguhnya aku
menginginkan mereka supaya mengucapkan satu kalimat saja, yang apabila mereka mengucapkannya,
niscaya seluruh Bangsa Arab akan tunduk kepadanya dan seluruh orang asing ( non Arab ) pun akan
membayar jizyah ( upeti ) kepada mereka.
Mendengar ucapan Nabi saw ini, semua orang yang hadir pun kaget. Lalu mereka berkata, Baiklah,
sumpah demi bapakmu, sepuluh kalimat kalau bisa. Mereka pun lalu bertanya, Apakah satu kalimat
itu? Abu Thalib pun ikut menimpali, Apakah satu kalimat yang kamu inginkan itu wahai
keponakanku?
Rasulullah saw menjawab, Laa ilaaha illallahu.
Mendengar jawaban Nabi saw ini, mereka semua langsung bangkit berdiri sambil menepiskan ujung
pakaian mereka dan berkata, Apakah dia ( Muhammad saw ) akan menjadikan satu tuhan saja?
Sungguh ini adalah suatu hal yang mengherankan.
( Kata Ibnu Abbas r.huma ). Karena peristiwa ini, maka turunlah firman Allah swt salam Surah Shaad
ayat 5-8:
Mengapa ia ( Muhammad saw ) menjadikan ilah-ilah ( tuhan-tuhan ) itu Ilah ( Tuhan ) Yang Satu
saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan. Dan pergilah pemimpinpemimpin mereka ( pemuka-pemuka Quraisy ) seraya berkata ( kepada kaumnya ), Pergilah kamu dan
tetaplah ( menyembah ) ilah-ilahmu ( tuhan-tuhanmu ), sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang
dikehendaki. Kami ( orang-orang Arab Quraisy ) tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang
terakhir ( Nasrani ) . Ini ( maksudnya meng-Esa-kan Allah ), tidak lain hanyalah ( dusta ) yang diadaadakan ( oleh Muhammad ). Mengapa Al Quran itu diturunkan kepadanya ( Muhammad saw ) di
antara kita? Sebenarnya mereka ragu-ragu terhadap Al Quran-Ku, dan sebenarnya mereka belum
merasakan azab-Ku.
( Hadits Riwayat Thabrani, Imam Ahmad, Nasai, Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Jarir meriwayatkannya
seperti ini pula dalam kitab mereka masing-masing. Dalam Tafsir Ibnu Katsir jilid IV halaman 28
diceritakan bahwa Imam Tirmidzi berkata, Derajat hadits ini adalah hasan. Kisah demikian ini juga
telah diriwayatkan oleh Imam Bayhaqi dalam kitabnya jilid IX hal 188 dan oleh Al Hakim dalam
kitabnya jilid II hal 432 dengan sanad shahih. Adz Dzahabi juga berpendapat bahwa hadits ini shahih. )
Baiat Orang Tua, Anak-anak, Kaum Laki-laki dan Kaum Wanita serta Persaksian Mereka pada Hari
Futuh Makkah
Diriwayatkan oleh Ahmad dari Abdullah bin Utsman bin ( Khaitsam ), bahwasanya Muhammad bin
Aswad bin Khalaf telah menceritakan kepadanya bahwa ayahnya yaitu Aswad r.a pernah melihat
Rasulullah saw membaiat orang-orang pada hari penaklukan Kota Makkah. Beliau saw duduk di atas
bukit Shafa sambil menghadap kepada orang banyak yang sedang berbaiat. Mereka berbaiat atas
Islam dan syahadat.
Aku ( perawi ) berkata: Aku bertanya kepada guruku, Abdullah bin Utsman, Apa maksudnya berbaiat
kepada syahadat? Dia menjawab, Muhammad bin Aswad bin Khalaf telah menceritakan kepadaku
bahwa Rasulullah saw membaiat mereka atas keimanan kepada Allah dan kepada kalimat syahadat,
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya. Pada waktu itu
semua orang, baik laki-laki maupun perempuan, orang tua, maupun anak-anak, semuanya ikut berbaiat
kepada Islam dan kalimat syahadat.
( Kitab Al Bidayah jilid IV hal 313 )
Baiat Mujasyi dan Saudaranya Atas Islam dan Jihad
Dari Mujasyi bin Masud, dia berkata: Aku bersama saudaraku pergi menemui Rasulullah saw, lalu
aku meminta baiat kepada beliau saw untuk berhijrah. Beliau menjawab, Masa hijrah sekarang sudah
habis.
Aku bertanya, Ya Rasulullah ! Kalau begitu kepada apakah sekarang engkau membaiat kami?
Rasulullah saw menjawab, Aku membaiat kalian kepada Islam dan berjihad.
( HR Bukhari dan Muslim. Demikian disebutkan oleh Aini dalam kitabnya jilid VII hal 16.
Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Syaibah dengan tambahan: Aku pernah bertemu dengan saudara lakilaki Mujasyi, lalu aku bertanya padanya tentang hal itu. Maka jawabnya, Benar Mujasyi. Demikian
disebutkan dalam Kanzul Ummal jilid I hal 26 dan 82 ).
BAB 3 SABAR
Bagaimana Nabi saw dan para shahabatnya tabah dan bersabar dalam menghadapi kesulitan, kelaparan,
kehausan demi menegakkan agama Allah dan bagaimana kerelaan mereka dalam mengorbankan jiwa
demi meninggikan kalimah Allah.
Dari Jubair bin Nufair dari ayahnya, dia menceritakan: Pada suatu hari kami sedang duduk-duduk
bersama Miqdad bin Aswad. Tiba-tiba ada seseorang datang dan berkata, Sungguh beruntung dua
mata yang pernah melihat wajah Rasulullah saw. Demi Allah ! Kami ingin sekali melihat wajah beliau
sebagaimana engkau telah melihatnya, dan menyaksikan apa yang telah engkau saksikan.
Miqdad berkata: Mendengar ucapan orang itu aku menjadi marah. Kata Nufair, Aku heran dengan
sikap Miqdad, kenapa dia marah dengan kata-kata orang itu, padahal yang dikatakan orang itu memang
benar.
Kemudian Miqdad mendekati orang itu dan berkata, Apakah yang menyebabkan seseorang beranganangan untuk menyaksikan suatu masa yang telah berlalu yang telah dilenyapkan oleh Allah swt,
padahal dia tidak mengetahui bagaimana keadaan pada waktu itu? Demi Allah, banyak orang yang
melihat Rasulullah saw ketika masih hidup tetapi Allah melemparkan mereka ke dalam neraka
Jahannam karena mereka tidak mau menerima ajakan beliau dan tidak membenarkannya. Tidakkah
kamu sekarang memuji ( bersyukur ) kepada Allah, karena Allah swt telah mengeluarkan kamu dari
kemusyrikan sehingga kamu hanya beriman kepada Allah dan membenarkan ajaran yang dibawa oleh
Nabimu saw, serta menyelamatkanmu dari bencana seperti yang ditimpakan kepada mereka? Demi
Allah, sesungguhnya Nabi saw diutus di suatu ( tempat dan zaman ) yang keadaannya jauh lebih rusak
daripada yang pernah dialami oleh para Nabi sebelumnya. Yaitu pada masa fatrah ( terhentinya
wahyu ), yakni jaman jahiliyyah yang pada masa itu tidak ada agama yang dipandang lebih mulia oleh
mereka daripada menyembah berhala. Kemudian datanglah Nabi saw membawa Al Furqan untuk
memisahkan antara yang haq dan batil, memisahkan antara ayah dengan anaknya. Sehingga seseorang
mengira bahwa ayahnya, anaknya, atau saudaranya telah murtad ( dari agama nenek moyang ), padahal
yang sebenarnya adalah Allah swt telah membukakan pematri hatinya dengan cahaya iman. Dengan
cahaya iman itulah dia mengetahui bahwa sesungguhnya binasalah orang yang masuk neraka. Maka
matanya tidak pernah merasa sejuk karena dia mengetahui bahwa sanak familinya berada di dalam
neraka. Sesungguhnya inilah yang difirmankan oleh Allah swt dalam Al Quran:
Ya Tuhan kami, jadikanlah istri-istri kami dan anak cucu kami sebagai penyejuk mata kami. ( QS Al
Furqan: 74 )
( Hadits Riwayat Abu Nuaim dalam Kitab Al Hilyah jilid 1 hal 175. Thabrani meriwayatkan yang
matannya semakna dengan di atas dengan sanad yang banyak. Salah seorang sanadnya bernama Yahya
bin Shalih yang menurut Adz Dzahabi, Yahya adalah orang yang tsiqat. Tetapi para ulama hadits
memperbincangkan mengenainya. Sedangkan sanad-sanad lainnya adalah shahih seperti yang
dikatakan oleh Al Haitsami dalam Kitab Al Majma jilid VI hal 17 ).
Perkataan Hudzaifah Berkaitan Dengan Bab Ini
Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dari Muhammad bin Kaab Al Qurazhi, dia menceritakan: Seorang lelaki
dari Kuffah berkata kepada Hudzaifah bin Yaman, Wahai Abu Abdullah! Engkau adalah seorang yang
pernah melihat Rasulullah saw dan bersahabat dengan beliau.
Ahli Hadits ).
Hadits Umar r.a. Berkaitan dengan Bab Ini dan Pendapat Umar Tentang Kaum Anshar
Umar r.a. berkata, Setiap musim haji Rasulullah saw selalu mendatangi seluruh kabilah Arab satu
persatu, tetapi tidak ada satu kabilah pun yang mau mengikuti ajakannya. Sehingga tiba suatu masa di
mana Allah swt membawa Nabi saw kepada kabilah Anshar karena kemuliaan dan penghormatan ini
telah ditetapkan oleh Allah swt bagi mereka. Maka mereka memberikan tempat bernaung kepada Nabi
saw dan menolong beliau, sehingga Allah swt memberikan balasan yang terbaik kepada mereka.
( Hasits Riwayat Al Bazzar dalam Kanzul Ummal jilid VII hal 134 )
Dalam Kitab Jamiul Fawaid disebutkan pula hadits dari Umar ini, bahwa Umar r.a. berkata, Dulu aku
telah berjanji kepada kaum Anshar dan kami telah memenuhi janji kami. Kami pernah berjanji kepada
mereka, Kami yang akan menjadi pemimpin dan kamu kaum Anshar yang akan menjadi mentrinya.
Seandainya aku masih hidup pada akhir tahun ini, maka sebagai gubernur, akan aku angkat dari kaum
Anshar. ( Jamiul Fawaid jilid II hal 30 ).
Sebagian kaum Anshar menjawab, Ya Rasululah! Kami tidak akan berkata seperti Bani Israel kepada
Musa a.s., Wahai Musa! Pergilah kamu bersama Rabb kamu dan berjuanglah ! Sedangkan kami akan
tetap duduk di sini. Tetapi kami akan berkata, Demi Dzat yang telah mengutus engkau dengan
membawa kebenaran. Seandainya engkau berjalan hingga ke Barkhil Ghimad ( Yaman ), niscaya kami
akan mengikuti engkau.
( Hadits Riwayat Ahmad dalam Kitab Al Bidayah jilid III hal 263 ).
Anas bin Malik r.a. menceritakan: Ketika Rasulullah saw mendengar kabar bahwa rombongan dagang
Abu Sufyan kembali dari negeri Syam, maka beliau saw bermusyawarah dengan para shahabat r.hum.
Abu Bakar r.a memberikan usulannya, tetapi beliau memalingkan muka darinya. Kemudian Umar r.a.
juga memberikan usulannya, namun beliau juga memalingkan muka darinya.
Lalu Saad bin Ubadah berkata, Mungkin Nabi saw mengharapkan usulan dari kita. Demi Dzat yang
jiwaku berada dalam genggaman-Nya! Seandainya beliau memerintahkan kepada kami untuk
mengarungi lautan, niscaya kami akan mengarungi lautan. Dan seandainya kami diperintahkan untuk
pergi berjalan sampai Barkil Ghimad, pastilah kami akan melakukannya.
Mendengar hal ini, Nabi saw. merasa gembira, lalu beliau memerintahkan orang-orang supaya
menghadang rombongan dagang Quraisy itu.
( Hadits Riwayat Ahmad dalam Kitab Al Bidayah jilid III hal 263 ).