Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DI SUSUN
OLEH :
SUBHAN
NIM 010030170 B
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
HERNIA INGUINALIS LATERALIS INKASERATA
RUANG BEDAH G RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA
PERIODE TANGGAL15 APRIL 2002 S/D 19 APRIL 2002
Subhan
NIM. 010030170 B
Pembimbing Ruangan
Pembimbing Akademik
SKp
NIP.
NIP.
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN HERNIA INGUINALIS LATERALIS INKASERATA
A.
Pengertian
Hernia adalah prostrusi dari organ melalui lubang defektif yang didapat atau
kongenital pada dinding rongga yang secara normal berisi organ.
Istilah hernia berasal dari bahasa Yunani ERNOS yang berarti penonjolan.
B.
Hernia eksterna.
Hernia yang tonjolannya tampak dari luar yaitu hernia inguinalis lateralis
(indirek), hernia inguinalis medialias (direk), hernia femoralis, hernia
umbilikalis, hernia supra umbilikalis, hernia sikatrikalis, dan lain lain.
2.
Hernia interna
Hernia yang tonjolannya tidak tampak dari luar, yaitu hernia obturatorika,
hernia diafragmatika, hernia foramen Winslowi dan hernia ligamen treitz.
Hernia inguinalis lateralis inakserata merupakan hernia yang sering atau paling
banyak didapat terutama pada laki laki, dengan bentuknya bulat lonjong.
Disebut inkaserata karena hernia yang isi kantongnya tidak dapat kembali ke
dalam rongga perut disertai gangguan passage dan atau vaskularisasi.
C.
Penyebab.
Penyebab terjadinya hernia ada dua yaitu :
1.
Kongenital
Terjadi sejak lahir.
2.
Didapat (acquired)
Terjadi setelah dewasa atau pada usia lanjut. Disebabkan adanya tekanan
intraabdominal yang meningkat dan dalam waktu yang lama misalnya batuk
kronis, konstipasi kronis, gangguan proses kencing (hipertropi prostat, striktur
uretra), ascites dan sebagainya.
D.
Patologi anatomi
Hernia terdiri dari 3 unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari
peritoneum, isi hernia yang biasanya terdiri dari usus, omentum, kadang berisi
organ intraperitoneal lain atau organ ekstraperitoneal seperti ovarium, apendiks
divertikel dan buli buli. Unsur terakhir adalah struktur yang menutupi kantong
hernia yang dapat berupa kulit (skrotum) umbilikus atau organ - organ lain
misalnya paru dan sebagainya.
Pada hernia inguinal lateralis (indirek) lengkung usus keluar melalui
kanalis inguinalis dan mengikuti kora spermatikus (pria) atau ligamen sekitar
(wanita). Ini diakibatkan gagalnya prosesus vaginalis untuk menutup testis turun
ke dalam skrotum atau fiksasi ovarium.
Pada pertumbuhan janin (+ 3 minggu) testis yang mula mula terletak di
atas mengalami penurunan (desensus) menuju ke skrotum. Pada waktu testis
turun melewati inguinal sampai skrotum prossesus vaginalis peritoneal yang
terbuka dan berhubungan dengan rongga peritoneum mengalami obliterasi dan
setelah testis sampai pada skrotum, prossesus vaginalis peritoneal seluruhnya
tertutup (obliterasi). Bila ada gangguan obliterasi maka seluruh prossesus
vaginalis peritoneal terbuka, terjadilah hernia inguinalis lateralis.
Hernia
inguinalis lateralis lebih sering didapatkan dibagian kanan (+ 60 %). Hal ini
disebabkan karena proses desensus dan testis kanan lebih lambat dibandingkan
dengan yang kiri.
E.
F.
Penatalaksanaan.
1.
Manajemen medis
Setiap penderita hernia inguinalis lateralis selalu harus diobati dengan jalan
pembedahan. Pembedahan secepat mungkin setelah diagnosa ditegakkan.
Adapun prinsip pembedahan hernia inguinalis lateralis adalah :
a.
b.
istirahat (malam).
2.
Manajemen keperawatan
a.
Pre operasi :
Pengkajian : ditujukan pada nyeri, ada tonjolan (pembengkakan) di daerah
inguinal, cemas, tingkat pengetahuan pasien tentang hernia dan
penanganannya. Pengkajian juga ditujukan pada riwayat.
Diagnosa keperawatan : masalah keperawatan yang bisa muncul adalah
gangguan kenyamanan, kecemasan, kurang pengetahuan dan resiko
tinggi terjadi reinkarserata.
Intervensi keperawatan (secara umum) ; beri posisi kepala tempat tidur
ditinggikan, bila hernia turun/menonjol dimasukan kembali secara
manual, anjurkan menggunakan sabuk hernia, beri analgesik sesuai
advis,
hindari
manuever
yang
bisa
meningkatkan
tekanan
Post operasi :
Dihubungkan dengan pembedahan umum lainnya seperti masalah resiko
tinggi infeksi, masalah gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan luka
operasi, dan pendidikan pasien untuk perencanaan pulang.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito,J,L (1999). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan Edisi 2
D.D.Ignatavicius dan M.V.Bayne (1991), Medical Surgical Nursing, A Nursing
Process Approach, W. B. Saunders Company, Philadelphia
Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2 nd
ed ). Philadelpia, F.A. Davis Company.
Engrand, Barbara (1999), Keperawatan Medikal Bedah, volume 4, Jakarta, EGC
Goodner, Brenda & Roth, S.L. (1995), Panduan Tindakan Keperawatan Klinik
Praktis, alih bahasa Ni Luh G. Yasmin Asih, EGC, Jakarta
Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical Nursing : A Nursing
Process Approach St. Louis. Cv. Mosby Company.
Senat Mahasiswa FK Unair (1996) Diktat Kuliah Ilmu Bedah 1, Surabaya
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN TN. SUWITO
DENGAN HERNIA INGUINALIS LATERALIS SINISTRA
DI RUANG BEDAH G RSDS SURABAYA
Tgl. MRS :
No. Register :
Tempat/tanggal pengkajian : Bedah G,
PENGKAJIAN
I.
Biodata
A.
B.
Identitas pasien
1.
2.
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
3.
Agama : Islam
4.
5.
Pendidikan/pekerjaan : SD/swasta.
6.
7.
8.
Pasien sendiri bertanggung jawab atas perawatannya dan dijaga oleh anak
sulungnya yang tinggal bersama dengan pasien.
II.
Alasan dirawat :
Pasien menderita nyeri hebat pada jam 11.00 tanggal 08 10 2001, hernia
yang menonjol tidak bisa masuk.
B.
Keluhan utama :
Pasien dan keluarga belum memahami mengenai penyakit yang diderita, dan
penanganannya. Pasien mengatakan apabila terjadi penurunan hernia maka
yang dilakukan hanyalah mendorongnya masuk kembali. Terjadi bila pasien
bekerja keras seperti mengangkat beban berat, saat BAB mengedan terlalu
kuat. Pasein mengatakan nyeri yang dirasakan biasanya di daerah perineum
dan menjalar ke belakang. Pasien dan keluarga menanyakan bagaimana
penyakit ini bisa timbul dan selain penanganan yang sudah dilakukan,
tindakan lain apa yang harus dilakukan.
III.
Riwayat kesehatan
A.
B.
C.
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Tinggal serumah
: pasien
IV.
Informasi khusus
A.
Masa balita
1.
2.
Klien wanita
Tidak dikaji
V.
Makan
minum
1. Nutrisi
Pre masuk RS
Di rumah sakit
dan
Pasien makan tiga kali Pasien makan 3 kali/hari, saat ini
sehari, tidak ada makanan pasien puasa untuk pemeriksaan
pantangan
gula darah, sebelumnya diet lunak.
2. Minum
B.
Eliminasi
1. BAB
2. BAK
3. Keringat
C.
Istirahat dan
tidur
Tidak tentu
1. Istirahat
Malam hari jam 21.00
2. Tidur
05.00.
Tidak
ada
kesulitan dalam tidur.
D.
Aktivitas
Pasien sekarang tidak
bekerja lagi (di rumah
saja).
E.
Kebersihan
diri
F.
Rekreasi
VI.
Psikososial
A.
Psikologsi
1.
ini.
2.
Konsep diri :
Pasien mengatakan bahwa perannya sebagai orang tua terganggu namun
beliau menyatakan bahwa anak anaknya sudah dewasa dan sudah biasa
mandiri bila ayahnya tidak ada.
3.
Keadaan emosi :
Pasien pasrah saja terhadap apa yang dialaminya.
4.
Kemampuan adaptasi :
Pasien mampu beradaptasi terhadap apa yang dialaminya sekarang.
5.
B.
Sosial
Hubungan pasien dengan keluarga dan keluarga lain harmonis, dimana anak
anak dan isterinya secara bergantian menunggu dan membantu pasien dalam
memenuhi kebutuhannya. Saat berinteraksi dengan perawat, pasien kontak
mata terus dan sangat memperhatikan apa yang dijelaskan. Kegemaran/hoby
adalah membaca dan merawat bunga.
C.
Spiritual
Pelaksanaan ibadah : pasien beribadah 5 waktu namun sejak masuk rumah
sakit pasien hanya berdoa dalam hati. Keyakinan tentang kesehatannya
menurut pasien karena pekerjaan yang keras dan tidak disadari bahwa hal
tersebut merupakan pencetus terjadi sakitnya..
Keadaan umum :
Nampak tenang dan lemah, kesadaran baik, tampak sakit sedang. Tingkat
kesadaran compos mentis, GCS : 4 5 6. Ciri tubuh kulit sawo matang,
rambut air dan agak kurus. Tanda vital : nadi 140 X/menit, RR 20 X/menit,
suhu 3670C, tekanan darah 120/70 mmHg.
B.
Head to toe
1.
Kepala
Bentuk kepala bulat, posisi kepala datar tanpa bantal, tidak ada luka atau
cedera kepala dan kulit kepala tidak ada kotoran atau bersih.
2.
Rambut
Rambut lurus, warna hitam dan agak panjang. Nampak bersih, tidak ada
ketombe.
10
3.
Mata (penglihatan).
Visus/ketajaman penglihatan dapat melihat dengan baik, sklera putih,
konjungtiva tidak anemis, kedua pupil (kanan dan kiri) isokor, refleks
cahaya positif, posisi bola mata tengah, dan menggunakan alat bantu yaitu
kaca mata.
4.
Hidung (penciuman).
Bentuk normal, tidak ada kelainan seperti deviasi septum, mempunyai dua
lubang, sekret tidak ada, epistaksi dam rhinorrhea, peradangan mukosa
dan polip tidak ada, sedangkan fungsi penciuman normal.
5.
Telinga (pendengaran).
Ketajaman pendengaran baik, bentuk normal : simetris kiri dan kanan,
fungsi pendengaran baik, tidak ada serumen dan cairan, demikian juga
dengan perdarahan dan otorrhoe serta alat bantu tidak ada.
6.
7.
Leher
Kelenjar getah bening, kelenjar tiroid dan tekanan vena jugularis tak ada
kelainan (tidak mengalami pembesaran), tidak ada kaku kuduk : dimana
pergerakan memutar dan menoleh dalam batas normal.
8.
9.
Abdomen
Inspeksi : tidak ada massa, abdomen simetris, tidak ada jaringan parut,
dilatasi vena ataupun kemerahan. Palpasi : tidak ada spasme abdomen,
tidak ada nyeri tekanan lepas. Perkusi : tidak ada distensi kandung kemih,
ataupun lambung/saluran cerna. Auskultasi : bising usus normal (17
X/menit).
10.
11
ada benjolan bulat lonjong di daerah inguinal. Palpasi : tes Zieman ada
dorongan pada jari kedua dari tangan kanan. Pada tes finger ada dorngan
atau tekanan pada ujung jari telunjuk dan pada tes Thumb tidak ada
tonjolan pada waktu pasien mengedan. Tidak ada nyeri tekan.
11.
Ekstremitas
Tidak ada luka pada tangan kiri dan kanan. Kekuatan cukup, dimana
mampu membolak balikan tangan dan menggerakan kakinya.
12.
Integumen
Secara umum kulit kelihatan bersih, tidak ada penyakit kulit. Teraba
hangat di dahi dan daerah thoraks. Turgor kulit normal. Rambut di daerah
kemaluan dicukur habis.
Laboratorium :
Tanggal 10 10 2001 : pemeriksaan WBC 7,4 X 100 ; RBC 5,17 X 10 5 ; Hb
14,3 g/dl ; PCV (Hct) 42,3 % ; MCV 81,8 fl ; MCH 27,7 pg ; Trombosit
299 X 1000 ; Eosinofil -- ; basofil -- ; stab -- ; segmen 85 ; limfosit 15 ;
monosit -- ; LED 32 mm/jam ; BUN 22 mg/dl ; creatinin 0,9 mg/dl ;
SGOT 18 u/l ; SGPT 14 u/l ; gula darah puasa 72 mm/dl dan gula darah
2 jam PP 144 mg/dl.
B.
Radiologi
Ada x ray dada : interpretasi tidak ada kelainan.
C.
EKG/USG/IVP
Tidak ada
D.
Endoskopi
Tidak ada
12
2.
Data subyektif
Pasien dan keluarga
mengatakan
tidak
memahami
proses
penyakit, perawatan/
penanganannya, pasien
mengatakan
baru
pertama kali masuk
rumah sakit
Pasien
mengatakan
hernianya
hilang
timbul
Data Obyekif
Tidak bisa menjawab pengertian,
penyebab, proses penyakit, hanya
menyebutkan cara penanganan
bila hernia timbul, dan tidak
prosedur pembedahan : persiapan,
pendidikan SD,
Masalah
Pengetahuan
Etiologi
Informasi
yang kurang
Resiko
tinggi terjadi
hernia yang
isi
kantongnya
tidak dapat
kembali
Meningkatnya
tekanan
intrabdominal
dan lemahnya
otot diinding
perut.
Diagnosa keperawatan 1.
Tujuan : pengetahuan pasien dan keluarga tentang proses penyakit dan
penanganannya meningkat setelah 3 kali pertemuan.
Kriteria : -
Intervensi :
a. Kaji tingkat pengetahuan pasien
Rasional : tingkat pengetahuan membantu menentukan metoda dalam
memberikan pendidikan kepada pasien
Diagnosa keperawatan 2.
Tujuan : selama menunggu jadwal pembedahan tidak terjadi tanda dan gejala
reinkarserata.
Kriteria : -
Intervensi :
a. Berikan penjelasan dan monitor tanda tanda terjadinya reinkarserata
Rasional : indikasi pembedahan elektif atau pembedahan emergensi.
b. Observasi tanda vital
Rasional : mengetahui perubahan dan perkembangan tanda vital pasien
sehingga tepat dalam menentukan tindakan selanjutnya.
c. Anjurkan pasien untuk tidur dengan kepala tempat tidur ditinggikan.
Rasional : posisi kaki lebih tinggi dari kepala tempat tidur memungkinkan
penurunan/penonjolan isi hernia berkurang.
d. Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas harian tanpa memerlukan energi
yang tinggi.
Rasional : aktivitas yang berlebihan meningkatkan tekanan intraabdominal
sehingga memudahkan penurunan/penonjolan isi hernia.
e. Anjurkan pasien untuk menggunakan celana hernia (truss)
Rasional : celana hernia membantu mencegah turunnya isi hernia ke lipat
paha.
14
3.
Diagnosa keperawatan 3.
Tujuan : setelah diberi tindakan keperawatan selama 3 jam pasien merasa nyaman
(tidak merasa nyeri).
Kriteria : -
pasien rileks
tenang
tanda vital dalam batas normal : Tensi 120/80, Nadi 100 x/menit,
pernapasan 12 kali/menit dan suhu 373oC.
Intervensi :
a. Kaji tingkat nyeri pasien
Rasional : pnentuan tindak selanjutnya
b. Anjurkan teknik relaksasi
Rasional : teknik relaksasi membantu mengurangi peningkatan tekanan
intrabdominal
c. Kolaborasi pemberian analgesik
Rasional : membantu mengurangi atau menghilangkan nyeri
d. Dorong secara manual isi hernia agar kembali ke atas.
Rasional : mencegah terjadinya strangulasi yang bisa menambah nyeri yang
dialami pasien
e. Pertahankan sikap yang kalem
Rasional : sikap yang kalem dan lingkungan tenang membantu pasien
mengontrol nyeri dan mengurangi kecemasan pasien.
15
Dx.
kep
1
1
Hari/tgl
Selasa, 910
2001
18.00
18.30
Implementasi
20.00
20.30
Evaluasi
Jam 20.45
S :
pasien dan keluarga mengatakan memahami
proses penyakit tetapi penganan terutama
pembedahan belum memahami
O : mampu menyebutkan kembali pengertian, belum
mampu menyebutkan proses penyakit secara
keseluruhan, mampu menyebutkan kembali
aktivitas yang perlu dihindari dan belum mampu
menyebutkan tujuan dari pembedahan
A : pengetahuan pasien dan keluarga bertambah
P : intervensi dipertahankan terutama penjelasan
tentang pembedahan.
S : Pasien mengatakan sekarang tidak ada penurunan
isi hernia
O : tidak ada pembengkakan, nyeri tidak ada, mual
muntah tidak ada, pasien rileks
A : tidak ada tanda/gejala reinkarserata
P : intervensi dipertahankan
No
Dx.
kep
2
1
Hari/tgl
Rabu, 10 10 2001
08.00
12.30
3.
Implementasi
07.30
07.45
07.15
Evaluasi
Jam 13.30
S :
pasien dan keluarga mengatakan memahami
pembedahan yang akan dihadapi pasien
O : mampu menyebutkan kembali pengertian, mampu
menyebutkan proses penyakit secara keseluruhan,
mampu menyebutkan kembali aktivitas yang perlu
dihindari dan belum mampu menyebutkan tujuan
dari pembedahan
A : pengetahuan pasien dan keluarga meningkat
P : intervensi dihentikan.
08.20
No
Dx.
kep
2
2
Hari/tgl
Kamis, 11 102001
08.00
12.30
3.
Implementasi
07.15
08.20
Evaluasi
Jam 13.30
S : Pasien mengatakan tidak ada penurunan isi hernia
O : tidak ada pembengkakan, nyeri, mual muntah
tidak ada, pasien tidak tegang
A : ada tanda/gejala reinkarserata
P : intervensi dipertahankan
S : Pasien mengatakan nyeri pada 1 dari skala 5, tidak
merambat sampai ke pinggul
O : tidak ada pembengkakan, pasien rileks, tensi
120/70 mmHg, nadi 100 x/menit, pernapasan 16
x/menit, suhu 37oC
A : gangguan rasa nyaman nyeri tidak terjadi
P : intervensi dihnetikan