Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. TINJAUAN PENYAKIT HYPERTENSIVE PULMONARY
Hipertensi pulmonal adalah suatu penyakit yang jarang didapat namun progresif oleh
karena peningkatan resistensi vaskuler pulmonal yang menyebabkan menurunnya fungsi
ventrikel kanan oleh karena peningkatan afterload ventrikel kanan.
Hipertensi pulmonal primer sering didapatkan pada usia muda dan usia pertengahan,
lebih sering didapatkan pada perempuan dengan perbandingan 2:1, angka kejadian pertahun
sekitar 2-3 kasus per 1 juta penduduk, dengan mean survival dari awitan penyakit sampai
timbulnya gejala sekitar 2-3 tahun. Kriteria diagnosis untuk hipertensi pulmonal merujuk pada
National Institute of Health; bila tekanan sistolik arteri pulmonalis lebih dari 35 mmHg atau
mean tekanan arteri pulmonalis lebih dari 25 mmHg pada saat istirahat atau lebih 30 mmHg
pada aktifitas dan tidak didapatkan adanya kelainan valvular pada jantung kiri, penyakit
myokardium, penyakit jantung kongenital dan tidak adanya kelainan paru.
Hipertensi pulmonal adalah suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan
darah pada pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak nafas, pusing dan pingsan
pada saat melakukan aktivitas. Berdasar penyebabnya hipertensi pulmonal dapat menjadi
penyakit berat yang ditandai dengan penurunan toleransi dalam melakukan aktivitas dan gagal
jantung kanan. Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Dr Ernst von Romberg pada tahun
1891.
Hipertensi pulmonal terbagi atas hipertensi pulmonal primer dan sekunder. Hipertensi
pulmonal primer adalah hipertensi pulmonal yang tidak diketahui penyebabnya sedangkan
hipertensi pulmonal sekunder adalah hipertensi pulmonal yang disebabkan oleh kondisi medis
lain. Istilah ini saat ini menjadi kurang populer karena dapat menyebabkan kesalahan dalam
penanganannya sehingga istilah hipertensi pulmonal primer saat ini diganti menjadi Hipertensi
Arteri Pulmonal Idiopatik.
ETIOLOGI
Penyebab tersering dari hipertensi pulmonal adalah gagal jantung kiri. Hal ini disebabkan
karena gangguan pada bilik kiri jantung akibat gangguan katup jantung seperti regurgitasi
(aliran balik) dan stenosis (penyempitan) katup mitral. Manifestasi dari keadaan ini biasanya
adalah terjadinya edema paru (penumpukan cairan pada paru).
Penyebab lain hipertensi pulmonal antara lain adalah : HIV, penyakit autoimun, sirosis
hati, anemia sel sabit, penyakit bawaan dan penyakit tiroid. Penyakit pada paru yang dapat
menurunkan kadar oksigen juga dapat menjadi penyebab penyakit ini misalnya : Penyakit
Paru Obstruktif Kronik (PPOK), penyakit paru interstitial dan sleep apnea, yaitu henti nafas
sesaat pada saat tidur.
PATOFISIOLOGI PENYAKIT
Hipertensi pulmonal dapat menyebabkan pengerasan pembuluh darah pada dan di dalam
paru. Hal ini memperberat kerja jantung dalam memompa darah ke paru. Lama-kelamaan
pembuluh darah yang terkena akan menjadi kaku dan menebal hal ini akan menyebabkan
tekanan dalam pembuluh darah meningkat dan aliran darah juga terganggu. Hal ini akan
menyebabkan bilik jantung kanan membesar sehingga menyebabkan suplai darah dari
jantung ke paru berkurang sehigga terjadi suatu keadaan yang disebut dengan gagal jantung
kanan. Sejalan dengan hal tersebut maka aliran darah ke jantung kiri juga menurun sehingga
darah membawa kandungan oksigen yang kurang dari normal untuk mencukupi kebutuhan
tubuh terutama pada saat melakukan aktivitas.
Gejala dan Tanda
Gejala yang timbul biasanya berupa:
sesak nafas yang timbul secara bertahap
kelemahan
batuk tidak produktif
pingsan atau sinkop
edema perifer (pembengkakan pada tungkai terutama tumit dan kaki)
dan gejala yang jarang timbul adalah hemoptisis (batuk berdarah)
Hipertensi Arteri Pulmonal biasanya tidak disertai gejala orthopnea (sesak nafas akibat
perubahan posisi) atau Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (sesak nafas pada saat tidur). Gejalagejala tersebut biasanya timbul pada Hipertensi Vena Pulmonal.
Rasa nyeri akibat hipertensi pulmonal akut dirasakan ditengah-tengah dada seperti digencet
dan diperas dan seringdikacaukan dengan rasa nyeri akibat infark miokard. Bedanyaialah rasa
nyeri akibat hipertensi pulmonal akut tidak menjalar ke bahu, ke punggung dan ke bawah rahang.
Biasanyadirasakan retrosternal dalam dan penderita merasa cemasdan takut akan mati. Rasa
nyeri ini timbul akibat pelebaranpembuluh darah secara mendadak.
Tanda hipertensi pulmonal berupa :
PENATALAKSANAAN PENYAKIT
Pengobatan hipertensi pulmonal bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi jantung kiri dengan
menggunakan obat-obatan seperti : diuretik, beta-bloker dan ACE inhibitor atau dengan cara
memperbaiki katup jantung mitral atau katup aorta (pembuluh darah utama). Pada hipertensi
pulmonal pengobatan dengan perubahan pola hidup, diuretik, antikoagulan dan terapi oksigen
merupakan suatu terapi yang lazim dilakukan, tetapi berdasar dari penelitian terapi tersebut
belum pernah dinyatakan bermanfaat dalam mengatasi penyakit tersebut.
Obat-obatan vasoaktif
Obat-obat vasoaktif yang digunakan pada saat ini antara lain adalah antagonis reseptor
endotelial, PDE-5 inhibitor dan derivat prostasiklin. Obat-obat tersebut bertujuan untuk
mengurangi tekanan dalam pembuluh darah paru. Sildenafil adalah obat golongan PDE-5
inhibitor yang mendapat persetujuan dari FDA pada tahun 2005 untuk mengatasi hipertensi
pulmonal.
Untuk vasodilatasi pada paru, ada beberapa obat-obatan yang dapat digunakan. Antara lain
Beraprost sodium (Dorner), infus PGI, Injeksi lipo PGE-1, ACE Inhibitor, Antagonis Kalsium
dan Inhalasi NO. Beraprost sodium
efeknya tidak
hanya sebagai
vasodilator, tetapi juga efek
PEMERINTAH
PROVINSI
JAWA TIMUR
pleiotropik, seperti menghambat agresi platelet,
cedera sel endotel dan memperbaiki
RSUDmencegah
Dr. SOETOMO
INSTALASI FARMASI
Pasien yang diberikan Beraprost, memiliki harapan hidup yang lebih baik (86%) dibandingkan
Tanggal : 4 11 -2014
R/
Furosemide 40 mg
No 30
S1-0-0
Pembedahan R/
sekat antar
serambi jantung
yang dapat menghubungkan
Spironolacton
25 mg(atrial septostomy)
No. 30
antara serambi kanan dan serambi kiri dapat mengurangi tekanan pada jantung kanan tetapi
S 3 dd I
kerugian dari terapi ini dapat mengurangi kadar oksigen dalam darah (hipoksia). Transplantasi
R/
Amlodipin 10 mg
No. XXX
paru dapat menyembuhkan hipertensi pulmonal namun komplikasi terapi ini cukup banyak dan
S 1-0-0
angka harapan hidupnya kurang
lebih selama 5 tahun.
R/
Digoxin
S 1-0-0
I.
Resep
R/
Dorner
0,25 mg
No. XXX
20 mcg
No.XX
BAB II
KASUS
S2dd1
StempeL
Poli Geriatri
StempeL
Poli
II.
No. Resep
Tekanan darah terakhir
Nadi
Diagnosa dokter
= 0168356
= 126/97 mmHg
= 75/menit
= Primary Pulmonary Hypertension
III.
PENGKAJIAN RESEP
1. Pengkajian Administrasi
Persyaratan Administrasi
Nama
Jenis kelamin
Berat badan, Umur, Alamat
Nama dan paraf dokter
Tanggal Resep
Ruangan/ Poli dan stempel
Persyaratan resep sesuai status pasien
2. Pengkajian Farmasetik
Furosemide
Pengkajian Farmasetis
Nama, Bentuk, Kekuatan, Jumlah obat
Ada/tidak (keterangan)
Ada ( Furosemide 40 mg, jumlah 30
Stabilitas obat
hari
Simpan pada suhu
Ketersediaan
Aturan atau cara dispensing
Spironolacton
Pengkajian Farmasetis
Ada/tidak (keterangan)
sediaan tablet.
Ada (S1-0-0) untuk pemakaian 30 hari
yang diberikan pada pagi hari.
Stabilitas obat
Ketersediaan
Tersedia
Amlodipin
Pengkajian Farmasetis
Ada/tidak (keterangan)
Ketersediaan
cahaya matahari.
Tersedia
Digoxin 0,25 mg
Pengkajian Farmasetis
Ada/tidak (keterangan)
Stabilitas obat
Ketersediaan
Tersedia
Dorner (Beraprost)
Pengkajian Farmasetis
Ada/tidak (keterangan)
Stabilitas obat
Ketersediaan
Tersedia
Ada/tidak
Ada
Keterangan
Semua obat yang diresepkan sesuai
dengan
obat
yang
ada
di
formularium
Tidak Ada
Tidak ada
Ada
Poli Jantung
a. Furosemide: gangguan ringan
gastrointestinal,
hepatic
enselopati,
retensi
hipotensi,
urine
akut,
hiponatremia,
hipokalemia,
hipocalcemia,
atrial
fibrasi,
hipotensi,ginekomastia,pyelophr
itis,
hiponatremia,
dehidrasi,
mual
lemah,
dan
sering
rasa
hangat
&
pendarahan,
Peningkatan
hati,
kadar
trigliserida,
bilirubin.(Mims indonesia,)
&
Hari/
Tanggal
Kode
Masalah
Senin
4 november
2014
8
(interaksi
obat-obat)
Uraian
Masalah
Dokter : dr. W
Apoteker : MM
Rekomendasi
atau Saran
Tindak Lanjut
dengan
hipokaleia,
hiponatremia, selalu
monitoring
elektrolit
Senin
4 november
2014
8
(interaksi
obatmakanan)
efek
ototoksisitas
(medscape, 2014)
- Amlodipin dengan Grapefruit jus
dengan
et al., 2008).
jangan
airputih
biasa
dan
menggunakan
air
Senin
4 November
2014
9
(ESO)
Furosemide
dapat
dan
jus, dsb
spironolacton Untuk
menyebabkan
konseling
kepada Memberitahukan
buang air kecil (>10%) sehingga untuk selalu minum air sesuai mengalami
dapat
mengakibatkan
efek
Senin
4 November
3
(dosis obat)
2014
cairan.
terjadi retensi cairan.
Dosis pemakaian Beraprost untuk Beritahu
kepada
primary
pulmonal
segera dihentikan.
dokter Konfirmasikan kedokter
beri
mengenaiaturan
3-4
yang dipakai.
dosis
terbagi
dan
bisa
saran
dosis
Senin
4 November
12
(Lain-lain)
2014
perlu
mendapatkan Diberitahukan
penggunaan
obat pasien
agar
kepada
selalu
sama
mendoblekan dosis.
dan
tidak
Indikasi
a. Tidak ada indikasi
b. Ada indikasi, tidak ada terapi
Pemilihan Obat
Dosis obat
a. Kelebihan (Over dosis)
b. Kurang (Under dosis)
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Interval pemberian
Cara/waktu pemberian
Rute pemberian
Lama pemberian
Interaksi obat
a. Obat
b. Makanan/minuman
c. Hasil laboratorium
Efek samping obat
14. Kompatibilitas
15. Ketersediaan obat/kegagalan
mendapat obat
16. Kepatuhan
17. Duplikasi terapi
18. Lain-lain.......
4. Informasi Obat
1. Furosemide
Nama obat : Furosemide
Tujuan pengobatan : sebagai anti diuretik boros kalium, untuk mengatasi udem pulmonary
Cara penggunaan : 40-80 mg/hari
Penympanan : simpan di tempat yang kering, terlindung dari cahaya dan jauhkan dari jangkauan anak anak
ESO : gangguan ringan gastrointestinal, hepatic enselopati, hipotensi, retensi urine akut, hipokalemia, hiponatremia,
anak
ESO : kepala pusing, hiperkalemia, atrial fibrasi, hipotensi,ginekomastia,pyelophritis, hiponatremia, dehidrasi,
Tujuan Pengobatan : Memperbaiki tukak nyeri, dan rasa dingin yang berhubungan dengan oklusi arteri kronik,
anak.
ESO : Sakit kepala, rasa hangat & kemerahan pd wajah, ggn pd GI, kecenderungan pendarahan, pusing.
Peningkatan kadar enzim hati, trigliserida, & bilirubin.(Mims indonesia,)