Вы находитесь на странице: 1из 14

LAPORAN KASUS INDIVISU DI INSTALASI RAWAT JALAN

PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER


BIDANG FARMASI RUMAH SAKIT

INSTALASI RAWAT JALAN


PRIMARY HYPERTENSIVE PULMONARY
Disusun oleh:
Muhsin Mukhtar S. Farm
1341012201

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PERIODE SEPTEMBERDESEMBER 2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. TINJAUAN PENYAKIT HYPERTENSIVE PULMONARY
Hipertensi pulmonal adalah suatu penyakit yang jarang didapat namun progresif oleh
karena peningkatan resistensi vaskuler pulmonal yang menyebabkan menurunnya fungsi
ventrikel kanan oleh karena peningkatan afterload ventrikel kanan.
Hipertensi pulmonal primer sering didapatkan pada usia muda dan usia pertengahan,
lebih sering didapatkan pada perempuan dengan perbandingan 2:1, angka kejadian pertahun
sekitar 2-3 kasus per 1 juta penduduk, dengan mean survival dari awitan penyakit sampai
timbulnya gejala sekitar 2-3 tahun. Kriteria diagnosis untuk hipertensi pulmonal merujuk pada
National Institute of Health; bila tekanan sistolik arteri pulmonalis lebih dari 35 mmHg atau
mean tekanan arteri pulmonalis lebih dari 25 mmHg pada saat istirahat atau lebih 30 mmHg
pada aktifitas dan tidak didapatkan adanya kelainan valvular pada jantung kiri, penyakit
myokardium, penyakit jantung kongenital dan tidak adanya kelainan paru.
Hipertensi pulmonal adalah suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan
darah pada pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak nafas, pusing dan pingsan
pada saat melakukan aktivitas. Berdasar penyebabnya hipertensi pulmonal dapat menjadi
penyakit berat yang ditandai dengan penurunan toleransi dalam melakukan aktivitas dan gagal
jantung kanan. Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Dr Ernst von Romberg pada tahun
1891.
Hipertensi pulmonal terbagi atas hipertensi pulmonal primer dan sekunder. Hipertensi
pulmonal primer adalah hipertensi pulmonal yang tidak diketahui penyebabnya sedangkan
hipertensi pulmonal sekunder adalah hipertensi pulmonal yang disebabkan oleh kondisi medis
lain. Istilah ini saat ini menjadi kurang populer karena dapat menyebabkan kesalahan dalam
penanganannya sehingga istilah hipertensi pulmonal primer saat ini diganti menjadi Hipertensi
Arteri Pulmonal Idiopatik.

ETIOLOGI
Penyebab tersering dari hipertensi pulmonal adalah gagal jantung kiri. Hal ini disebabkan
karena gangguan pada bilik kiri jantung akibat gangguan katup jantung seperti regurgitasi
(aliran balik) dan stenosis (penyempitan) katup mitral. Manifestasi dari keadaan ini biasanya
adalah terjadinya edema paru (penumpukan cairan pada paru).
Penyebab lain hipertensi pulmonal antara lain adalah : HIV, penyakit autoimun, sirosis
hati, anemia sel sabit, penyakit bawaan dan penyakit tiroid. Penyakit pada paru yang dapat
menurunkan kadar oksigen juga dapat menjadi penyebab penyakit ini misalnya : Penyakit
Paru Obstruktif Kronik (PPOK), penyakit paru interstitial dan sleep apnea, yaitu henti nafas
sesaat pada saat tidur.
PATOFISIOLOGI PENYAKIT
Hipertensi pulmonal dapat menyebabkan pengerasan pembuluh darah pada dan di dalam
paru. Hal ini memperberat kerja jantung dalam memompa darah ke paru. Lama-kelamaan
pembuluh darah yang terkena akan menjadi kaku dan menebal hal ini akan menyebabkan
tekanan dalam pembuluh darah meningkat dan aliran darah juga terganggu. Hal ini akan
menyebabkan bilik jantung kanan membesar sehingga menyebabkan suplai darah dari
jantung ke paru berkurang sehigga terjadi suatu keadaan yang disebut dengan gagal jantung
kanan. Sejalan dengan hal tersebut maka aliran darah ke jantung kiri juga menurun sehingga
darah membawa kandungan oksigen yang kurang dari normal untuk mencukupi kebutuhan
tubuh terutama pada saat melakukan aktivitas.
Gejala dan Tanda
Gejala yang timbul biasanya berupa:
sesak nafas yang timbul secara bertahap
kelemahan
batuk tidak produktif
pingsan atau sinkop
edema perifer (pembengkakan pada tungkai terutama tumit dan kaki)
dan gejala yang jarang timbul adalah hemoptisis (batuk berdarah)

Hipertensi Arteri Pulmonal biasanya tidak disertai gejala orthopnea (sesak nafas akibat
perubahan posisi) atau Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (sesak nafas pada saat tidur). Gejalagejala tersebut biasanya timbul pada Hipertensi Vena Pulmonal.
Rasa nyeri akibat hipertensi pulmonal akut dirasakan ditengah-tengah dada seperti digencet
dan diperas dan seringdikacaukan dengan rasa nyeri akibat infark miokard. Bedanyaialah rasa
nyeri akibat hipertensi pulmonal akut tidak menjalar ke bahu, ke punggung dan ke bawah rahang.
Biasanyadirasakan retrosternal dalam dan penderita merasa cemasdan takut akan mati. Rasa
nyeri ini timbul akibat pelebaranpembuluh darah secara mendadak.
Tanda hipertensi pulmonal berupa :

Distensi vena jugularis


Impuls ventrikel kanan dominan
Komponen katup paru menguat.
S3 jantung kanan
Murmur trikuspid
Hepatomegali
Edema perifer

Klasifikasi Klinik Hipertensi Pulmonal (Venice 2003)


1. Hipertensi arteri pulmonal

Idiopatik atau primer


Familial
Hipertensi yang berhubungan dengan :
o Penyakit kolagen pada pembuluh darah
o Shunt kongenital sistemic ke pulmonal
o Hipertensi portal
o Infeksi HIV
o Toksin dan obat-obatan
o Penyakit lain
Yang berhubungan dengan keterlibatan vena atau kapiler
o Penyakit oklusi vena pulmonal
o Hemangiomatosis kapiler pulmonal

PENATALAKSANAAN PENYAKIT
Pengobatan hipertensi pulmonal bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi jantung kiri dengan
menggunakan obat-obatan seperti : diuretik, beta-bloker dan ACE inhibitor atau dengan cara
memperbaiki katup jantung mitral atau katup aorta (pembuluh darah utama). Pada hipertensi

pulmonal pengobatan dengan perubahan pola hidup, diuretik, antikoagulan dan terapi oksigen
merupakan suatu terapi yang lazim dilakukan, tetapi berdasar dari penelitian terapi tersebut
belum pernah dinyatakan bermanfaat dalam mengatasi penyakit tersebut.
Obat-obatan vasoaktif
Obat-obat vasoaktif yang digunakan pada saat ini antara lain adalah antagonis reseptor
endotelial, PDE-5 inhibitor dan derivat prostasiklin. Obat-obat tersebut bertujuan untuk
mengurangi tekanan dalam pembuluh darah paru. Sildenafil adalah obat golongan PDE-5
inhibitor yang mendapat persetujuan dari FDA pada tahun 2005 untuk mengatasi hipertensi
pulmonal.
Untuk vasodilatasi pada paru, ada beberapa obat-obatan yang dapat digunakan. Antara lain
Beraprost sodium (Dorner), infus PGI, Injeksi lipo PGE-1, ACE Inhibitor, Antagonis Kalsium
dan Inhalasi NO. Beraprost sodium
efeknya tidak
hanya sebagai
vasodilator, tetapi juga efek
PEMERINTAH
PROVINSI
JAWA TIMUR
pleiotropik, seperti menghambat agresi platelet,
cedera sel endotel dan memperbaiki
RSUDmencegah
Dr. SOETOMO
INSTALASI FARMASI

cedera sel endotel.

Jl, Mayjen Prof.Dr. Moestopo 6-8, Surabaya, Telp: (031)550157

Pasien yang diberikan Beraprost, memiliki harapan hidup yang lebih baik (86%) dibandingkan
Tanggal : 4 11 -2014

yang tidak diberi Beraprost


(75%).
Hal ini karena Beraprost bekerja sebagai vasodilator yang
Ruangan/
poli: Jantung
Alergi dan
obatini mengurangi
:menurunkan curah jantung
beban ventrikel kanan, menghambat progresifitas
gagal jantung kanan, memperbaiki toleransi olahraga dan meningkatkan harapan hidup.
Terapi Bedah

R/

Furosemide 40 mg

No 30

S1-0-0

Pembedahan R/
sekat antar
serambi jantung
yang dapat menghubungkan
Spironolacton
25 mg(atrial septostomy)
No. 30
antara serambi kanan dan serambi kiri dapat mengurangi tekanan pada jantung kanan tetapi
S 3 dd I
kerugian dari terapi ini dapat mengurangi kadar oksigen dalam darah (hipoksia). Transplantasi
R/
Amlodipin 10 mg
No. XXX
paru dapat menyembuhkan hipertensi pulmonal namun komplikasi terapi ini cukup banyak dan
S 1-0-0
angka harapan hidupnya kurang
lebih selama 5 tahun.
R/

Digoxin
S 1-0-0

I.

Resep

R/

Dorner

0,25 mg

No. XXX

20 mcg

No.XX

BAB II
KASUS

S2dd1

Nama pasien : Tn. Bagus Tri

StempeL
Poli Geriatri

StempeL
Poli

II.

DESKRIPSI KASUS & DATA PASIEN


Nama
= Tn. Bagus Tri
Jenis kelamin
= Laki-laki
Umur
= 24 tahun
BB/ TB
=Luas Tubuh
=Alamat pasien
= Surabaya

No. Resep
Tekanan darah terakhir
Nadi
Diagnosa dokter

= 0168356
= 126/97 mmHg
= 75/menit
= Primary Pulmonary Hypertension

III.
PENGKAJIAN RESEP
1. Pengkajian Administrasi
Persyaratan Administrasi
Nama
Jenis kelamin
Berat badan, Umur, Alamat
Nama dan paraf dokter
Tanggal Resep
Ruangan/ Poli dan stempel
Persyaratan resep sesuai status pasien

Ada/ Tidak (keterangan)


Ada
Ada (Laki-laki)
Ada (BB tidak ada)
Ada
Ada (4-11-2014)
Ada (Jantung)
Ada

2. Pengkajian Farmasetik
Furosemide
Pengkajian Farmasetis
Nama, Bentuk, Kekuatan, Jumlah obat

Ada/tidak (keterangan)
Ada ( Furosemide 40 mg, jumlah 30

Signa atau aturan pakai

Tablet), Bentuk sediaan tablet


Ada (satu kali sehari) untuk pemakaian 30

Stabilitas obat

hari
Simpan pada suhu

Ketersediaan
Aturan atau cara dispensing

tertutup rapat dan terlindung cahaya


Tersedia
Obat tidak diracik (tetap dalam bentuk

ruang, pada tempat

tablet) diberikan 1x sehari pada pagi hari.

Spironolacton
Pengkajian Farmasetis

Ada/tidak (keterangan)

Nama, Bentuk, Kekuatan, Jumlah obat

Ada (Spironolacton 25 mg, jumlah 30


Tablet), kekuatan obat 25 mg, bentuk

Signa atau aturan pakai

sediaan tablet.
Ada (S1-0-0) untuk pemakaian 30 hari
yang diberikan pada pagi hari.

Stabilitas obat

Simpan pada suhu ruang.

Ketersediaan

Tersedia

Aturan atau cara dispensing

Obat tidak diracik (tetap dalam bentuk


tablet) diberikan 1x sehari pada pagi hari.

Amlodipin
Pengkajian Farmasetis

Ada/tidak (keterangan)

Nama, Bentuk, Kekuatan, Jumlah obat

Ada (Amlodipine , jumlah 30 Tablet),

Signa atau aturan pakai


Stabilitas obat

kekuatan 10 mg, bentuk sediaan tablet.


Ada (S 1-0-0) untuk pemakaian 30 hari
Simpan pada suhu ruang, terlindung dari

Ketersediaan

cahaya matahari.
Tersedia

Aturan atau cara dispensing

Obat tidak diracik (tetap dalam bentuk


tablet) diberikan 1x sehari pada pagi hari.

Digoxin 0,25 mg
Pengkajian Farmasetis

Ada/tidak (keterangan)

Nama, Bentuk, Kekuatan, Jumlah obat

Ada (Digoxin 0,25 mg, jumlah obat 30


tablet), kekuatan obat 0,25 mg bentuk
sedian tablet.

Signa atau aturan pakai

Ada S 1-0-0 untuk pemakaian 30 hari

Stabilitas obat

Simpan pada suhu ruang dan terlindung


dari cahaya dan lembab.

Ketersediaan

Tersedia

Aturan atau cara dispensing

Obat diberikan 1x sehari padi hari setelah


makan.

Dorner (Beraprost)
Pengkajian Farmasetis

Ada/tidak (keterangan)

Nama, Bentuk, Kekuatan, Jumlah obat

Ada (Dorner (beraprost), jumlah obat 20


tablet), bentuk sedian tablet.

Signa atau aturan pakai

Ada S2dd1 untuk pemakaian 10 hari

Stabilitas obat

Simpan pada suhu ruang dan terlindung


dari cahaya dan lembab.

Ketersediaan

Tersedia

Aturan atau cara dispensing

Obat diberikan 2x sehari bersama makan


atau setelah makan.

3. Pengkajian Farmasi Klinik


No
1
2
3.
4.

Pengkajian farmasi klinik


Kesesuaian resep dengan
formularium
Riwayat alergi
Efek aditif
ESO

Ada/tidak
Ada

Keterangan
Semua obat yang diresepkan sesuai
dengan

obat

yang

ada

di

formularium
Tidak Ada
Tidak ada
Ada

Poli Jantung
a. Furosemide: gangguan ringan
gastrointestinal,

hepatic

enselopati,

retensi

hipotensi,

urine

akut,

hiponatremia,

hipokalemia,
hipocalcemia,

metabolic alkalosis. (BNF 61,


2011)
b. Spironolacton: kepala pusing,
hiperkalemia,

atrial

fibrasi,

hipotensi,ginekomastia,pyelophr
itis,

hiponatremia,

dehidrasi,

hiponatremia. (BNF 61, 2011).


c. Amlodipin: 10%: Efek pada
kardiovaskuler: edema perifer
(2-5% tergantung dosis), sakit
kepala (7,3%) (DIH)
d. Digoxin:
anoreksia,

mual

muntah, sakit kepala, ngantuk,


rasa

lemah,

dan

sering

halusinasi. (Medscap, 2014)


e. Dorner (beraprost) : Sakit
kepala,

rasa

hangat

&

kemerahan pd wajah, ggn pd GI,


kecenderungan
pusing.
enzim

pendarahan,

Peningkatan
hati,

kadar

trigliserida,

bilirubin.(Mims indonesia,)

&

4. Dokumen Farmasi Penderita (DFP-2)


No.Resep: 0168356
Ruangan: Jantung

Nama :Tn. Bagus Tri


Umur : - th BB : kg TB : cm
No

Hari/
Tanggal

Kode
Masalah

Senin
4 november
2014

8
(interaksi
obat-obat)

Uraian
Masalah

Dokter : dr. W
Apoteker : MM

Rekomendasi
atau Saran

Tindak Lanjut

Furosemide/ spironolactone bisa Sebaiknya aturan pakai antara Konfirmasikan kembali


berinteraksi

dengan

digoxin loop diuretik dan digoxin tidak kedokter.

dimana akan dapar meningkatkan bersamaa atau dipisahkan, serta


efek

hipokaleia,

hiponatremia, selalu

monitoring

elektrolit

dan kerjadari farmakodinamiknya pasien.


akan sinergis, dan itu akan dapat
eningkatkan
2

Senin
4 november
2014

8
(interaksi
obatmakanan)

efek

ototoksisitas

(medscape, 2014)
- Amlodipin dengan Grapefruit jus

Pemberian informasi kepada Dikonselingkan kepada

dapat menurunkan metabolism

pasien bahwa minum obat pasien.

Calsium Channel Blocker (Lacy

dengan

et al., 2008).

jangan

airputih

biasa

dan

menggunakan

air

minum yang lainnya seperti


3

Senin
4 November
2014

9
(ESO)

Furosemide
dapat

dan

jus, dsb
spironolacton Untuk

menyebabkan

konseling

kepada Memberitahukan

seringnya pasien, beritahu kepada pasien kepada pasien apabila

buang air kecil (>10%) sehingga untuk selalu minum air sesuai mengalami
dapat

mengakibatkan

efek

retensi dengan kebutuhan agar tidak samping dari obat harus

Senin
4 November

3
(dosis obat)

2014

cairan.
terjadi retensi cairan.
Dosis pemakaian Beraprost untuk Beritahu
kepada
primary

pulmonal

segera dihentikan.
dokter Konfirmasikan kedokter

hypertensi mengenai obat Beraprost sesuai dan

beri

adalah 60 mcg yang dibagi dalam dengan terapi pengobatannya.

mengenaiaturan

3-4

yang dipakai.

dosis

terbagi

dan

bisa

saran
dosis

ditingkatkan menjadi 180 mcg


5

Senin
4 November

12
(Lain-lain)

2014

dalam 3-4 dosis terbagi.


Lupa meminum obat: diminum Pasien
sesegera mungkin, tidak diminum informasi

perlu

mendapatkan Diberitahukan

penggunaan

obat pasien

agar

kepada
selalu

sama sekali bila kurang dari 4 jam digoxin.

minum obat dijam yang

dari jadwal untuk meminum obat

sama

selanjutnya terutama Digoxinyang

mendoblekan dosis.

dan

tidak

memiliki efek terapi sempit.


(Medline)
Kode Masalah :
1.
2.
3.

Indikasi
a. Tidak ada indikasi
b. Ada indikasi, tidak ada terapi
Pemilihan Obat
Dosis obat
a. Kelebihan (Over dosis)
b. Kurang (Under dosis)

4.
5.
6.
7.
8.

9.

Interval pemberian
Cara/waktu pemberian
Rute pemberian
Lama pemberian
Interaksi obat
a. Obat
b. Makanan/minuman
c. Hasil laboratorium
Efek samping obat

10. Ketidaksesuian RM dengan:


a. Resep
b. Buku injeksi
11. Kesalahan penulisan resep
12. Stabilitas sediaan injeksi
13. Sterilitas sediaan injeksi

14. Kompatibilitas
15. Ketersediaan obat/kegagalan
mendapat obat
16. Kepatuhan
17. Duplikasi terapi
18. Lain-lain.......

4. Informasi Obat
1. Furosemide
Nama obat : Furosemide
Tujuan pengobatan : sebagai anti diuretik boros kalium, untuk mengatasi udem pulmonary
Cara penggunaan : 40-80 mg/hari

Penympanan : simpan di tempat yang kering, terlindung dari cahaya dan jauhkan dari jangkauan anak anak
ESO : gangguan ringan gastrointestinal, hepatic enselopati, hipotensi, retensi urine akut, hipokalemia, hiponatremia,

hipocalcemia, metabolic alkalosis. (BNF 61, 2011)


2. Spironolactone
Nama obat : Spironolactone
Tujuan pengobatan : Sebagai anti diuretik hemat kalium untuk mengatasi udem pulmonary
Cara penggunaan : sekali sehari secara oral dipagi hari.
Penyimpanan : simpan di tempat yang terlindung dari cahaya, rapat dan kering, serta jauhkan dari jangkauan anak

anak
ESO : kepala pusing, hiperkalemia, atrial fibrasi, hipotensi,ginekomastia,pyelophritis, hiponatremia, dehidrasi,

hiponatremia. (BNF 61, 2011).


3. Amlodipin
Nama obat : Amlodipin
Tujuan pengobatan : untuk mengontrol tekanan darah
Cara penggunaan : secara oral, tiga kali sehari,
Penyimpanan : simpan di tempat yang terlindung dari cahaya, rapat dan kering, serta jauhkan dari jangkauan anak
anak
ESO : 10%: Efek pada kardiovaskuler: edema perifer (2-5% tergantung dosis), sakit kepala (7,3%) (DIH).
4. Digoxin
Nama obat : Digoxin
Tujuan pengobatan : Untuk meningkatkan Kontraktilitas kerja jantung.
Cara penggunaan : secara oral, satu kali sehari.
Penyimpanan : simpan di tempat yang terlindung dari cahaya, rapat dan kering, serta jauhkan dari jangkauan anak
anak.
ESO : anoreksia, mual muntah, sakit kepala, ngantuk, rasa lemah, dan sering halusinasi. (Medscap, 2014)
5. Dorner
Nama obat : Beraprost

Tujuan Pengobatan : Memperbaiki tukak nyeri, dan rasa dingin yang berhubungan dengan oklusi arteri kronik,

Hipertensi pulmonal primer.


Cara penggunaan : Diberikan bersama/ sesasat makan
Penyimpanan : simpan di tempat yang terlindung dari cahaya, rapat dan kering, serta jauhkan dari jangkauan anak

anak.
ESO : Sakit kepala, rasa hangat & kemerahan pd wajah, ggn pd GI, kecenderungan pendarahan, pusing.
Peningkatan kadar enzim hati, trigliserida, & bilirubin.(Mims indonesia,)

Вам также может понравиться

  • Grafik Suhu
    Grafik Suhu
    Документ6 страниц
    Grafik Suhu
    Muhsin Mukhtar S. Farm
    Оценок пока нет
  • Daftar Alat & Perlengkapan Apotek
    Daftar Alat & Perlengkapan Apotek
    Документ4 страницы
    Daftar Alat & Perlengkapan Apotek
    Muhsin Mukhtar S. Farm
    50% (2)
  • Data Keaslian Sipnap
    Data Keaslian Sipnap
    Документ1 страница
    Data Keaslian Sipnap
    Muhsin Mukhtar S. Farm
    Оценок пока нет
  • Pemutusan Hubungan Kerja
    Pemutusan Hubungan Kerja
    Документ14 страниц
    Pemutusan Hubungan Kerja
    Muhsin Mukhtar S. Farm
    Оценок пока нет
  • Surat Permohonan
    Surat Permohonan
    Документ2 страницы
    Surat Permohonan
    Muhsin Mukhtar S. Farm
    Оценок пока нет
  • BA Peneliti Kontrak
    BA Peneliti Kontrak
    Документ7 страниц
    BA Peneliti Kontrak
    Muhsin Mukhtar S. Farm
    63% (8)
  • BA Return Obat
    BA Return Obat
    Документ1 страница
    BA Return Obat
    Muhsin Mukhtar S. Farm
    Оценок пока нет
  • Pakta Integritas
    Pakta Integritas
    Документ1 страница
    Pakta Integritas
    Muhsin Mukhtar S. Farm
    Оценок пока нет
  • Lap. ARV Februari 2021
    Lap. ARV Februari 2021
    Документ7 страниц
    Lap. ARV Februari 2021
    Muhsin Mukhtar S. Farm
    Оценок пока нет
  • Jurnal Oravir
    Jurnal Oravir
    Документ23 страницы
    Jurnal Oravir
    Muhsin Mukhtar S. Farm
    Оценок пока нет
  • PP 51 Tahun 2009
    PP 51 Tahun 2009
    Документ12 страниц
    PP 51 Tahun 2009
    Muhsin Mukhtar S. Farm
    Оценок пока нет
  • Quesioner Indeks Kepuasan Masyarakat
    Quesioner Indeks Kepuasan Masyarakat
    Документ3 страницы
    Quesioner Indeks Kepuasan Masyarakat
    Muhsin Mukhtar S. Farm
    Оценок пока нет
  • Bumbu Tabur Rasa Ayam Pedas
    Bumbu Tabur Rasa Ayam Pedas
    Документ2 страницы
    Bumbu Tabur Rasa Ayam Pedas
    Muhsin Mukhtar S. Farm
    Оценок пока нет
  • MODEL Model PTK
    MODEL Model PTK
    Документ6 страниц
    MODEL Model PTK
    Muhsin Mukhtar S. Farm
    Оценок пока нет
  • Surat Pernyataan
    Surat Pernyataan
    Документ4 страницы
    Surat Pernyataan
    Muhsin Mukhtar S. Farm
    Оценок пока нет
  • Data CAPA
    Data CAPA
    Документ2 страницы
    Data CAPA
    Muhsin Mukhtar S. Farm
    0% (1)