Вы находитесь на странице: 1из 39

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM

SEMESTER II 2014/2015
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PETUNJUK UMUM DAN TATA TERTIB


LABORATORIUM PETROFISIKA

Petunjuk Umum
1. Kebersihan Ruang Praktikum
Selama mengikuti praktikum, praktikan wajib menjaga kebersihan dan kerapihan
tempat dan peralatan praktikum. Barang-barang yang tidak berkaitan dengan
praktikum sebaiknya diletakkan di luar lab. Peralatan praktikum dan laboratorium
wajib dibersihkan setelah praktikum. Keran air, gas, pompa vakum, dan kompresor
harap diperiksa dan dimatikan setelah praktikum.
2. Keamanan
Laboratorium telah dilengkapi dengan petunjuk untuk keadaan darurat. Diharapkan
praktikan membaca dan mengikuti petunjuk yang ada serta menjaga ketertiban
laboratorium.
3. Inventarisasi Alat
Praktikan harus memeriksa kelengkapan dan keutuhan peralatan yang digunakan di
laboratorium. Setelah selesai praktikum, semua peralatan yang digunakan wajib
dibersihkan dan diletakkan pada tempatnya semula. Segala kerusakan barang yang
terjadi selama praktikum ditanggung dan wajib diganti oleh praktikan.
4. Catatan Praktikum
Praktikan wajib mencatat setiap data yang diperlukan mulai dari awal hingga akhir
praktikum, beserta data hasil percobaan. Rekapitulasi data tersebut kemudian
diberikan kepada asisten setiap selesai praktikum,
5. Tes Awal
Sebelum praktikum dimulai praktikan wajib mengikuti tes awal yang diberikan oleh
asisten yang bersangkutan untuk mengetahui kesiapan praktikan dalam mengikuti
praktikum.
6. Laporan Praktikum
Laporan praktikum wajib diserahkan oleh praktikan seminggu setelah praktikum
dilaksanakan. Adapun format isi laporan adalah sebagai berikut:
-

Cover

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

Tujuan

Prinsip percobaan

Data Percobaan

Pengolahan data

Analisis dan pembahasan

Kesimpulan

Daftar Pustaka

Jawaban pertanyaan

Laporan

diketik

dan

disimpan

dalam

format

pdf

dan

dikirim

ke

email

lab.petrofisika.2015@gmail.com secara kolektif perkelompok dalam versi rar atau


zip dengan format file rar/zip berupa Modul Praktikum_Kelompok yang terdiri dari
laporan

anggota

kelompok

dengan

format

file

pdf

berupa

Modul

Praktikum_Kelompok.
Contoh : Pengiriman laporan perkelompok dalam format rar/zip berjudul
Modul1_Senin1 yang berisi laporan anggota kelompok dalam format pdf berjudul
Modul1_Senin1_12213103.
Keterlambatan pengumpulan laporan sampai dengan 6 jam dari waktu yang
ditentukan akan mengurangi nilai akhir laporan sebanyak 15 poin dan 30 poin
untuk selebihnya.
7. Persiapan Praktikum
Praktikan wajib membawa kelengkapan yang dibutuhkan selama praktikum, antara
lain:
-

Modul praktikum

Buku catatan

Jas lab

Kalkulator

Kain lap dan tisu (per kelompok)

Name tag

Alat tulis

Peralatan lain yang dibutuhkan (sarung tangan, dsb)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

ii

Praktikan harus telah berada di tempat praktikum 10 menit sebelum praktikum


dimulai. Keterlambatan praktikan akan menyebabkan waktu keberjalan praktikum
berkurang dan merugikan praktikan sendiri.
8. Pelaksanaan Praktikum
Pelaksanaan praktikum sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
9. Ujian Akhir Praktikum
Ujian akhir praktikum diselenggarakan setelah semua bahan praktikum telah
dilakukan. Praktikan berhak mengikuti ujian akhir praktikum setelah menyerahkan
semua laporan dan memenuhi syarat-syarat yang ada.

Tata Tertib Praktikum


a. Praktikan wajib hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai dengan menggunakan
baju berkerah dan memakai sepatu tertutup. Praktikum yang datang dan tidak
mengikuti tes awal akan mendapat nilai nol untuk tes tersebut.
b. Apabila praktikan tidak dapat mengikuti praktikum karena suatu hal, diwajibkan
untuk melapor ke asisten modul yang bersangkutan dan menyerahkan surat ijin dan
kemudian mengikuti praktikum pengganti di jadwal lain yang ditentukan asisten.
c. Praktikan wajib menggunakan jas lab lengan panjang selama praktikum berlangsung.
d. Apabila terjadi kerusakan alat ketika praktikum berlangsung, maka praktikan yang
bersangkutan wajib mengganti kerusakan tersebut.
e. Praktikan tidak diperkenankan makan, minum ataupun merokok di dalam
laboratorium. Praktikan tidak diijinkan keluar lab tanpa seijin asisten praktikum.
f.

Praktikan harus mencatat semua data hasil percobaan dan menyerahkan salinan data
pada asisten yang bersangkutan.

g. Praktikan wajib membersihkan dan merapihkan kembali peralatan yang digunakan


selama praktikum, sehingga praktikum pada hari tersebut dapat dinyatakan selesai.
h. Praktikan diwajibkan membuat laporan praktikum sesuai dengan format yang
diberikan oleh asisten.
i.

Bila praktikan mendapat nilai tes awal bawah 60, praktikan tersebut dikenakan kick
dan wajib mengikuti praktikum pada jadwal lain yang ditentukan asisten yang
bersangkutan.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

iii

Penilaian Praktikum
Penilaian praktikum meliputi:
1. Praktikum
-

Tes awal

Keaktifan dalam praktikum

Laporan praktikum

2. Ujian Akhir Praktikum

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

iv

ASISTEN LABORATORIUM PETROFISIKA


Semester II / 2014-2015
Modul
1

Nama

NIM

No. HP

Email

Gusti Ardiansah

12211039

081223800174

gusti.ardiansah39@gmail.com

Sonia Arumdati

12211066

082218121270

sonia.arumdati@gmail.com

Irfan Tulus Bachtiar

12211048

085728336255

irfantbachtiar@gmail.com

Julda Naufal

12211078

087821691221

juldanaufal@gmail.com

Andy H. Rosman

12211032

081283605361

andyrosman_0401@yahoo.com

Jody Aria Widjaya

12211034

082217288300

jdyaw09@yahoo.com

I Made Artha Segara

12211018

0818844830

artha.segara@gmail.com

I Putu Dody Widiana

12211028

081316048000

putudody49@yahoo.com

R. Sunni Nugraha P.

12211026

085276299045

sunninugraha@gmail.com

Yusuf Alfyan

12211042

085655413848

yusuf.alfyan@rocketmail.com

Wardana Saputra

12211031

082115311031

wardanasaputra@live.com

Ilham

12211056 082315297200

ilham62@rocketmail.com

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

PENDAHULUAN

Praktikum ini merupakan bagian dari mata kuliah Petrofisika yang bertujuan
memperdalam konsep mahasiswa tentang sifat-sifat fisik batuan serta metode-metode
pengukurannya. Pemahaman konsep ini akan sangat berguna dalam mempelajari konsep
aliran dalam media berpori dan konsep lainnya yang berkaitan dalam dunia perminyakan.
Oleh karena itu mahasiswa dapat menggunakan kesempatan ini untuk berdiskusi dan
memperdalam ilmu mengenai sifat fisik batuan.
Secara umum terdapat enam modul yang akan dipraktikumkan dalam laboratorium
petrofisika yang mencakup permasalahan:
-

Pengukuran porositas,

Pengukuran saturasi,

Pengukuran permeabilitas,

Metode pengukuran yang dilakukan dalam praktikum ini hanya merupakan contoh
dari banyak metode yang digunakan. Oleh karena itu diharapkan praktikan membaca
literatur lain serta memahami prinsip percobaan yang dilakukan agar dapat dikembangkan
dengan metode lain untuk keperluan tertentu mengenai performa aliran dalam media
berpori.
Tidak lupa terima kasih diucapkan kepada:
1. Dr. Ing. Bonar Tua Halomoan Marbun selaku Ketua Program Studi Teknik
Perminyakan Institut Teknologi Bandung,
2. Prof. Dr. Ir. Pudji Permadi sebagai dosen pengajar mata kuliah dan penanggung
jawab praktikum Petrofisika,
3. Pak Idi, Pak Agus, Pak Witan beserta Tim TU Laboratorium atas bantuannya
dalam penyediaan dan persiapan peralatan praktikum.
Modul ini tidak lepas dari kekurangan, sehingga diharapkan saran dan kritik yang
membangun dalam penyusunan modul dan pelaksanaan praktikum.

Bandung, 18 Februari 2015

Penyusun

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

vi

DAFTAR ISI
PETUNJUK UMUM DAN TATA TERTIB LABORATORIUM PETROFISIKA ................................ i
ASISTEN LABORATORIUM PETROFISIKA Semester II / 2014-2015 ....................................... v
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... vii
MODUL I GAS POROSIMETER ............................................................................................................ 1
MODUL

II

PENGUKURAN

POROSITAS BATUAN

DENGAN

METODE

LIQUID

SATURATION ............................................................................................................................................ 5
MODUL III PENENTUAN KUANTITAS FLUIDA PADA BATUAN RESERVOIR DENGAN
METODE SOLVENT EXTRACTION .................................................................................................... 10
MODUL IV PENGUKURAN PERMEABILITAS ABSOLUT DENGAN GAS PERMEAMETER
..................................................................................................................................................................... 15
MODUL V

PENENTUAN PERMEABILITAS ABSOLUT CORE PLUG DENGAN

MENGGUNAKAN FLUIDA CAIR ........................................................................................................ 18


MODUL VI PENENTUAN PERMEABILITAS GAS/OIL GAS/WATER DENGAN METODE
PENDESAKAN ......................................................................................................................................... 24

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

vii

MODUL I
GAS POROSIMETER

Tujuan Percobaan
1. Memahami prinsip kerja Gas Porosimeter.
2. Menentukan porositas suatu sampel core dengan menggunakan Gas Porosimeter.
3. Memahami konsep porositas dan penerapannya di dalam lingkungan teknik
perminyakan.

Teori Dasar
Batuan reservoir umumnya terdiri dari kumpulan butiran, pori-pori dan material
semen yang mengikat butiran-butiran batuan tersebut. Fluida yang terdapat pada batuan
reseroir terakumulasi di dalam pori-pori atau rongga batuan tersebut.
Porositas merupakan salah satu sifat fisik batuan yang penting yang menyatakan
perbandingan antara volume pori terhadap volume batuan secara keseluruhan. Porositas ini
dinyatakan dalam bentuk fraksi atau persentase (%).
Besar kecilnya harga porositas tergantung pada volume pori-pori batuan sedangkan
pori-pori batuan memiliki karakteristik tersendiri yang akan mempengaruhi besarnya nilai
porositas, antara lain :
1. Susunan butiran
Susunan butiran penyusun batuan memiliki bentuk yang bervariasi dengan harga
porositas yang bervariasi pula.
2. Pemilahan dan Sorting
Pemilahan merupakan cara penyebaran butiran batuan dengan besar butir yang
berbeda-beda sedangkan sorting menunjukkan keseragaman butir batuan yang
berkelompok membentuk formasi tertentu.
3. Sementasi
Sementasi menunjukkan kekuatan ikatan antara butir batuan.
4. Kompaksi
Kompaksi disebabkan oleh tekanan overburden yang menyebabkan susunan
antarbutir batuan akan semakin mampat satu sama lainnya.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

5. Angularitas
Derajat angularitas menunjukkan bentuk dari butir-butir batuan, membulat atau
menyudut.
Pada percobaan ini porositas batuan diukur dengan menggunakan Gas Porosimeter yang
bekerja berdasarkan prinsip Hukum Boyle

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain :
1. Porosimeter (PORG-200TM Unit)
2. Tabung N2 + Regulator
3. Jangka sorong
Bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain :
1. Sampel Core
2. Calibration disk

Prosedur Percobaan
1. Ukur dimensi core dan calibration disk
2. Masukan callibration disk ke Matrix cup dan tutup dengan rapat
3. Atur gas N2 supply pressure sebesar 100 psi dan nyalakan Gas Porosimeter
4. Atur valve V2 ke posisi VENT
5. Atur valve V1 ke posisi ON
6. Atur Upstream Pressure dengan memutar regulator perlahan lahan sampai 100 psi
7. Atur valve V1 ke posisi OFF dan catat Upstream Pressure (P1)
8. Atur valve V2 ke posisi EXPAND dan catat Stabilized Pressure (P2) pada Upstream
Pressure Display
9. Lakukan prosedur di atas untuk susunan calibration disk yang lain dan untuk sampel
core, dengan prosedur penggantian sebagai berikut :
a. Saat penggantian core atau calibration disk, posisi V1 tetap di posisi OFF, atur
valve V2 ke posisi VENT, buka matrix cell dan lakukan bleed off dengan
mengatur valve V2 ke posisi EXPAND.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

b. Tutup matrix cell dan tekan tombol TARE, mulai prosedur kembali dari
langkah no.4.
10. Prosedur bleed off
a. Tutup valve supply gas helium, valve V1 dalam posisi OFF dan valve V2 pada
posisi VENT
b. Atur regulator gas helium supply ke posisi longgar
c. Buka matrix cell, lalu bleed off Gas Porosimeter dengan mengatur valve V2
pada posisi EXPAND, lalu valve V1 pada posisi ON. Pastikan regulator
porosimeter berada dikondisi longgar ntuk mencegah kerusakan alat.
d. Setelah tekanan pada display menunjukkan angka 0 psi, atur posisi valve V2
pada posisi VENT, lalu atur valve V1 pada posisi OFF.

Flowchart Perhitungan
1. Data Percobaan
2. Hitung volume dari sample core dan calibration disk
3. Sampel core dan calibration disk :
2
=
4
4. Persamaan regresi diperoleh dari plot grain volume calibration disk (V) terhadap
P1/P2
1
= ( ) +
2
5. Tentukan grain volume dari masing-masing sampel core
6. Tentukan Porositas sampel core
=

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

Skema Alat

Daftar Pustaka
Monicard,R.P.,Properties Of Reservoir Rock: Core Analysis., Gulf Publishing Co., Edition
Technip, 1980
Amyx, James W,Petroleum Reservoir Reservoir Engineering, Physical Properties., McGrawHill Book Company, New York, 1960
Craft, Hawkins.,Applied Petroleum Reservoir Engineering., Prentice Hall, NewYorl,1959
Gatlin,C.,Petroleum Engineering Drilling and Well Completion, Prentice Hall Inc, 1968.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

MODUL II
PENGUKURAN POROSITAS BATUAN DENGAN METODE LIQUID SATURATION

Tujuan Percobaan
1. Memahami prinsip kerja metode liquid saturation.
2. Menentukan porositas suatu batuan sampel dengan metode liquid saturation
3. Mengetahui metode-metode pengukuran porositas.

Teori Dasar
Porositas merupakan kemampuan batuan untuk menampung fluida di dalamnya.
Porositas suatu batuan didefinisikan sebagai perbandingan volume rongga-rongga pori
terhadap volume total (volume bulk) batuan tersebut. Secara matematis didefinisikan
sebagai
=

100%

dimana
Vp = Volume pori batuan = (Volume bulk Volume grain)
Vb = Volume bulk batuan
Porositas merupakan salah satu sifat petrofisik yang sangat penting untuk diketahui.
Salah satu tujuannya adalah untuk menentukan cadangan minyak atau gas yang ada dalam
suatu reservoir.
Pada percobaan kali ini akan dilakukan pengukuran besarnya porositas dengan
menggunakan liquid saturation. Sebelum dilakukan proses penjenuhan, udara dalam sampel
core harus dihampakan terlebih dahulu agar fluida gas keluar dari pori-pori sampel core.
Volume pori sampel core dicari dengan menggunakan persamaan:
=
Dimana:

( )
=

= Volume pori

= Berat cairan penjenuh

= Berat core setelah dijenuhkan

= Berat core kering

= Densitas fluida penjenuh

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

Sedangkan volume bulk sampel core dicari dengan 2 cara:


1. Metode volumetric, diukur dengan jangka sorong
2. Electric Hg Picnometer yang sudah dikalibrasi dengan menggunakan bola-bola besi
Bola besi adalah merupakan suatu anggapan bagi volume grain
Contoh : Eff

= 1-(Pv/Pr)

Pv

= 76-P

= (1-Eff) X

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan:
1. Tabung Erlenmeyer yang dilengkapi dengan sumbat karet dan funnel di atasnya.
2. Tabung Erlenmeyer yang berisi kapur yang dihubungkan dengan pompa vakum
3. Pompa vakum dan manometer Hg
4. Electric Hg Picnometer dan bola-bola pengkalibrasi
5. Jangka sorong dan penjepit
6. Picnometer dan neraca analisis
Bahan yang digunakan:
1. Beberapa sampel core
2. Vaseline
3. Air

Prosedur Percobaan
1. Timbang berat core kering dan masukkan ke dalam tabung Erlenmeyer dengan
penjepit secara hati-hati
2. Pasang sumbat karet dengan funnelnya dan tutup keran lalu isi dengan air.
3. Tutup rapat celah yang ada dengan Vaseline yang telah disediakan. Usahakan tidak
ada kebocoran. Lakukan penghampaan sampai manometer Hg menunjukkan tekanan
tertentu, catat tekanan vacuum tersebut.
4. Buka kran funnel untuk menjenuhi core sampai tinggi cairan dalam lubang lebih
tinggi dari core. Usahakan tidak ada udara luar yang masuk dengan mengalirkan air
secara kontinu.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

5. Penjenuhan dilakukan sampai tidak ada lagi gelembung udara yang keluar dari core.
6. Ambil core, dilap dan timbang beratnya (core jenuh).
7. Ukur diameter dan tinggi core dengan jangka sorong.
8. Kalibrasi Hg Picnometer dengan menggunakan bola-bola besi
9. Masukkan sampel core dan ukur simpangannya untuk masing-masing core
10. Ukur diameter bola-bola besi yang digunakan dalam jangka sorong dan
11. Tambahkan bilangan ketelitian dari diameter bola-bola besi tersebut
12. Masukkan ke dalam dan ukur simpangan yang dihasilkan untuk masing-masing bola
tersebut.
13. Plot dalam kertas grafik kartesian simpangan vs bola besi
14. Catat tekanan dan suhu ruangan saat praktikum
15. Ukur densitas fluida penjenuh.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

Flowchart Perhitungan
Vbola besi (cc) = 1/6 d3

Vbulk core (cc) = 1/4 d2t

Simpangan = Sakhir - Sawal

Plot data simpangan terhadap Vbola besi Regresi


Didapatkan persamaan :
Simpangan = a ( Vbulk ) + b

air (g/cc) = ( Wair+picno Wpicno ) / Vpicno

Vpori (cc) = ( Wjenuh Wkering ) / air

Nilai effektif alat :


Pv = 76 ( Patas Pbawah )
Eff = 1 ( Pv / 76 )

eff volumetrik = ( Vp / Vb ) x 100%

eff = ( 1 / eff ) x eff volumetrik

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

Skema dan Foto Alat

Gambar 1 Alat Perlengkapan Saturasi

Gambar 2 Hg Picnometer

Daftar Pustaka
Monicard, R. P,Properties of Reservoir Rock : Core Analysis. 1980. Gulf Publishing Co,
Edition Tecnic.
Amyx, James W.,Petroleum Reservoir Engineering. 1960. McGraw Hill book Company, New
York.
Craft, Hawkins.,Applied Reservoir Engineering. 1959. Prentice Hall, New York.
Gatlin, C.,Petroleum Engineering Drilling and Well Completion. 1960. Prentice Hall Inc., Hal
175-176.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

MODUL III
PENENTUAN KUANTITAS FLUIDA PADA BATUAN RESERVOIR DENGAN
METODE SOLVENT EXTRACTION

Tujuan Percobaan:
1. Menentukan saturasi fluida (minyak dan air) yang terkandung dalam suatu sampel
core dengan metode solvent extraction.
2. Menentukan porositas suatu sampel core secara tidak langsung.
3. Memahami prinsip dan cara kerja alat solvent extraction.
4. Mengetahui hubungan saturasi dengan sifat batuan lainnya.

Teori Dasar
Mengetahui kuantitas fluida yang ada di dalam suatu reservoir adalah hal yang
sangat penting. Salah satu sifat petrofisika yang sangat membantu untuk mengetahui hal ini
adalah saturasi.
Saturasi didefinisikan sebagai perbandingan antara volume fluida yang mengisi poripori batuan dengan volume total pori-pori batuan. Secara matematis saturasi dapat
dinyatakan dalam persamaan:
=

Pori-pori batuan pada suatu reservoir selalu terisi oleh fluida berupa air, minyak, dan
gas, sehingga jumlah saturasi ketiga fluida tersebut harus bernilai 1.
+ + = 1
Nilai saturasi fluida dalam suatu batuan reservoir dapat ditentukan dengan dua cara
pendekatan:
a. Penentuan dengan pendekatan langsung.
Pendekatan dilakukan dengan melakukan pengukuran saturasi fluida dari suatu
sampel core yang diambil langsung dari suatu reservoir.
b. Penentuan dengan pendekatan tidak langsung.
Pendekatan dilakukan dengan mengetahui terlebih dahulu beberapa sifat fisik suatu
batuan reservoir yang nantinya akan diubah menjadi nilai saturasi.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

10

Salah satu metode pengukuran saturasi fluida di laboratorium adalah dengan metode
solvent extraction. Pada percobaan ini jenis solvent yang digunakan adalah toluena. Solvent
dipanaskan, kemudian menguap, naik, dan mendorong fluida yang ada di dalam sampel core
menuju condenser untuk selanjutnya dikondensasi. Air, minyak, dan solvent yang telah
terkondensasi akan turun ke bagian graduated tube. Karena air memiliki densitas yang lebih
besar dibanding minyak dan toluena maka air akan menempati bagian terbawah. Solvent dan
minyak terlarut yang masih berbentuk uap akan kembali ke tabung pemanasan. Dengan
demikian, jumlah air yang terdapat di dalam sampel core dapat diketahui dari volume air
yang terkumpul di dalam graduated tube.
Selain untuk mengetahui jumlah air yang terdapat di dalam sampel core, secara tidak
langsung percobaan ini juga dapat menentukan nilai porositas batuan dengan mengetahui
data berat core saat kering dan berat core saat jenuh.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan:
1. Peralatan solvent extractor
2. Picnometer
3. Electric heater
4. Tabung Erlenmeyer
5. Hassler Core Holder
6. Gelas ukur
7. Jangka sorong
8. Timbangan
9. Oven
10. Lap
Bahan yang digunakan:
1. Aquades
2. Solvent
3. Paraffin
4. Vaseline
5. Sampel core

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

11

Prosedur Percobaan
1. Pilih core yang baik, timbang berat kering, dan ukur dimensi core.
2. Timbang berat picnometer kosong, picnometer + paraffin, dan picnometer + air. Catat
volume picnometer.
3. Jenuhkan core dengan air dan diamkan selama 24 jam
4. Lakukan pendesakan pada core jenuh dengan paraffin dengan menggunakan Hassler
Core Holder
5. Atur tekanan inlet gas N2 sebesar 100 psi dan atur tekanan kompressor sebesar 50
psi
6. Masukkan core ke dalam core holder dan buka valve yang menghubungkan paraffin
dengan core holder dan lakukan pendesakan selama 5-10 menit.
7. Timbang berat core jenuh yang telah didesak oleh paraffin.
8. Letakkan core pada leher tabung pemanasan pada solvent extraction.
9. Letakkan lap pada vapour exhaust, nyalakan electric heater dan keran secara
bersamaan.
10. Lakukan destilasi sampai tidak ada uap air yang keluar dari sampel core.
11. Matikan keran dan electric heater.
12. Biarkan core selama 24 jam.
13. Catat volume air di dalam graduated tube.
14. Keringkan core dengan oven.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

12

Flowchart Perhitungan

Wfluida (gr) = Wpicnometer + fluida Wpicnometer


fluida (gr/cc) = Wfluida Vpicnometer
1

Vbulk (cc) = 4d2t

Wfluida dalam core (gr) = Wcore jenuh Wcore kering

Wair dalam core (gr) = Vair dalam graduated tube air

Wparaffin dalam core (gr) = Wfluida dalam core Wair dalam core

Vparaffin (cc) = Wparaffin dalam core paraffin

Vpori (cc) = Vparaffin + Vair dalam graduated tube

Sair = Vair dalam graduated tube Vpori

Sparaffin = Vparaffin Vpori


core (%) = Vpori Vbulk 100%

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

13

Skema Alat

Daftar Pustaka
Amyx, Kames W. 1960. Petroleum Reservoir Engineering. New York: McGraw Hill Book Co.
Craft, B. C., and M. F., Hawkins. 1959. Applied Petroleum Reservoir Engineering. New Jersey:
Prentice Hall Inc.
Gatlin, Carl. 1960. Petroleum Engineering Drilling and Well Completion. New Jersey: Prentice
Hall Inc.
Monicard, R. P. 1980. Properties of Reservoir Rock: Core Analysis. Houston: Gulf Publishing
Co.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

14

MODUL IV
PENGUKURAN PERMEABILITAS ABSOLUT DENGAN
GAS PERMEAMETER

Tujuan percobaan
1. Memahami prinsip dan cara kerja Gas Permeameter
2. Menentukan besarnya permeabilitas absolut suatu sampel core dengan Gas
Permeameter
3. Memahami pengetahuan tentang permeabilitas absolut

Teori dasar
Permeabilitas absolut batuan adalah kemampuan suatu batuan untuk melewatkan
suatu fluida pada saat batuan tersebut terjenuhi oleh fluida yang melewatinya tanpa
merusak struktur dari batuan tersebut. Suatu batuan yang memiliki porositas belum tentu
memiliki permeabilitas. Hal ini dikarenakan permeabilitas tergantung pada pori-pori batuan
yang berhubungan, namun biasanya harga permeabilitas berbanding lurus dengan harga
porositas batuan. Besarnya harga permeabilitas absolut suatu batuan tidak tergantung pada
fluida yang melewatinya tetapi bergantung pada batuan itu sendiri sehingga fluida apapun
yang digunakan untuk mengukur harga permeabilitas absolut, idealnya akan menghasilkan
harga yang sama.
Percobaan ini menggunakan alat Gas Permeameter untuk menghitung besarnya
harga permeabilitas absolut dengan menerapkan hukum darcy.
=

Permeabilitas absolut ditentukan dengan cara mengukur laju alir gas inert yang
melewati suatu sampel core pada perbedaan tekanan inlet-outlet tertentu

Alat dan Bahan


1. PERG-2000 Gas Permeameter
2. Fancher core holder
3. Tabung gas N2
4. Sampel core

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

15

5. Jangka sorong

Prosedur percobaan
1. Sediakan sampel core berbentuk silinder. Pastikan sampel core dalam keadaan bersih
dan kering.
2. Ukur dimensi sampel core. Gunakan sampel core yang diameter dan panjangnya
mendekati 1 inch.
3. Pastikan tidak ada tekanan yang tersisa di dalam permeameter. Sebelum sumber N2
dinyalakan dan dalam keadaan Fancher holder terbuka, buka valve V1 dan atur
regulator hingga tekanan yang terbaca 0.
4. Pasang core yang akan diukur permeabilitasnya pada penahan karet dan kemudian
letakkan di dalam Fancher holder. Pastikan Fancher holder tertutup rapat.
5. Dalam keadaan valve V1 tertutup, nyalakan sumber N2 dan atur sehingga tekanan
yang ditunjukkan kurang lebih 20 psig.
6. Buka valve V1 dan atur regulator alat hingga display upstream pressure menunjukkan
tekanan yang diinginkan. Tunggu selama beberapa menit hingga tekanan dan laju
alir stabil. Catat.
7. Ulangi langkah 6 pada tekanan dan laju alir yang berbeda

Flowchart perhitungan
Hitung luas permukaan sampel core (A)
1
= 2
4

Persamaan Ka
2000
2 2

Buat Plot Grafik P upstream vs Q


Dan tentukan Ka

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

16

dimana

ka = air permeability ( mD )
A = luas penampang ( cm2 )
Qg = debit udara ( cc / s )
L = panjang core ( cm )
g = viskositas gas ( cp )
= tekanan rata rata ( atm )

Skema alat
GAS FLOW RATE

P UPSTREAM

CORE HOLDER INLET

REGULATOR

V1
CORE HOLDER OUTLET

Daftar pustaka
Amyx, James W, Petroleum Reservoir Engineering, Physical Properties, McGraw-Hill Book
Company , New York, 1960.
Craft, Hawkins, Applied Petroleum Reservoir Engineering, Prentice Hal, New York 1959.
PERG-200 Manually Operated Gas Permeameter Operating Manual.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

17

MODUL V
PENENTUAN PERMEABILITAS ABSOLUT CORE PLUG DENGAN MENGGUNAKAN
FLUIDA CAIR

Tujuan Percobaan
1. Memahami prinsip dan cara kerja alat PERL-200 dalam melakukan penentuan
permeabilitas absolut dengan menggunakan fluida cair
2. Memahami konsep permeabilitas dan penerapannya di dalam lingkungan teknik
perminyakan
3. Menentukan nilai permeabilitas absolut core sample menggunakan fluida cair dengan
alat PERL-200

Teori Dasar
Dalam keilmuan teknik perminyakan, permeabilitas merupakan hal yang sangat
penting untuk dipelajari dan dipahami karena sifat fisik batuan ini mengatur tentang aliran
fluida dalam media berpori. Konsep ini merupakan konsep yang melandasi penentuan
kemampuan produksi suatu reservoir yang ingin kita eksploitasi, dan juga banyak hal lain,
misalnya pemodelan water coning.
Terdapat banyak cara untuk mendapatkan permeabilitas dari reservoir, salah satunya
adalah pengukuran langsung dengan memakai core plug di laboratorium. Penentuan
permeabilitas di laboratorium pun terdapat banyak cara, misalnya dengan menggunakan gas
dan dengan menggunakan fluida cair. Penentuan permeabilitas dengan menggunakan fluida
cair mempunyai keunggulan terhadap fluida gas karena tidak perlu dikoreksi terhadap
Klinkenberg Effect.
Sifat fisik batuan ini sendiri pada awalnya ditemukan oleh Henry Darcy, seorang
ilmuwan berkebangsaan Prancis. Pada prinsipnya, perbedaan tekanan pada sisi upstream
dan downstream dari core plug akan menyebabkan fluida dapat mengalir, namun hal yang
patut diperhatikan adalah dalam penentuan permeabilitas absolut, media berpori harus
tersaturasi 100% terlebih dahulu oleh fluida yang akan lewat.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

18

Alat dan Bahan


1. PERL-200
2. Fancher Core Holder
3. Sampel core yang sudah dijenuhi
4. Aquades
5. Jangka sorong
6. Stopwatch
7. Source gas N2 (lengkap dengan regulator)
8. Peralatan penjenuhan fluida
9. Beaker plastic 50 ml
10. Sumber listrik 220 volt

Prosedur Percobaan
Alat PERL-200 merupakan alat yang bekerja dengan menggunakan dua fluida di
dalamnya, air/brine dan gas/udara kering untuk menentukan permeabilitas liquid dari suatu
core plug secara digital. Berikut adalah prosedur percobaannya:
1. Persiapkan core yang baik, dengan ukuran diameter maksimal 1 inch dan panjang
maksimal 1 inch.
2. Lakukan penjenuhan core tersebut dengan air/brine, tergantung dari fluida yang akan
dipakai dalam praktikum. Pastikan bahwa core telah terjenuhi sempurna dengan
air/brine, karena adanya udara akan membuat pengukuran permeabilitas liquid tidak
sempurna.
3. Kemudian, lakukan langkah pengisian air/brine. Langkah ini bertujuan untuk
memastikan bahwa tidak ada udara dalam system. Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:
a. Pastikan bahwa V4 tertutup. Tuangkan air/brine kedalam reservoir yang
terletak di bagian kanan alat PERL-200. Hati-hati untuk tidak membiarkan
reservoir dalam keadaan kosong, harus selalu terdapat air/brine dalam
reservoir.
b. Lepas sambungan selang yang menghubungkan alat PERL-200 dengan
bagian bawah Fancher core holder dengan menekan fitting Prestolok yang

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

19

berwarna hijau ke arah dalam. Hati-hati untuk tidak memaksakan


pencabutan selang.
c. Ubah valve V2 ke posisi Vent dan valve V3 ke posisi fill. Perlahan-lahan, buka
valve V4, dan akan terlihat air/brine mengalir memasuki tabung ukur akrilik
yang terletak di depan alat. Isi tabung ukur hingga sedikit diatas batas garis
atas yang terlihat. Hati-hati untuk tidak mengisi terlalu penuh hingga air
mencapai bagian teratas tabung ukur, yang dapat merusak PERL-200.
d. Arahkan selang yang telah dilepas di langkah (b) pada beaker plastic. Ubah
valve V3 ke arah Flow secara perlahan. Air akan mengalir secara gravitasi ke
beaker plastic. Pastikan bahwa tidak ada gelembung udara ketika air mengalir
dari alat ke beaker plastic melalui selang tersebut. Agar udara tidak memasuki
selang, jangan biarkan air/brine di tabung ukur benar-benar habis.
e. Ulangi langkah (c) dan (d) dengan memperhatikan langkan (a) hingga tidak
terdeteksi adanya gelembung udara dalam selang menuju Fancher core
holder.
4. Ambil core yang telah terjenuhi di langkah sebelumnya dan bersihkan menggunakan
kain yang ada. Ukur dimensi dari core tersebut dengan menggunakan jangka sorong.
Pastikan bahwa diameter dan panjang dari core tersebut sesuai ketentuan. Lakukan
tiga kali pengukuran.
5. Setelah selang benar-benar hanya terisi air/brine, penentuan permeabilitas liquid dari
core plug dapat dimulai, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Sambungkan selang yang terisi air ke Fancher core holder.
b. Masukkan core yang telah terjenuhi ke dalam stopper. Masukkan stopper dan
core ke dalam silinder (receiving cylinder).
c. Sebelum memasukkan silinder, stopper dan core, pastikan bahwa tidak ada
udara pada bagian inlet Fancher core holder, caranya yaitu dengan membuka
sedikit valve V3 ke posisi Flow, sehingga air mengalir ke inlet core holder dan
membentuk gelembung kecil di bagian inlet. Bersihkan air yang berlebihan,
namun tetap pertahankan lubang inlet terisi air/brine.
d. Kencangkan bagian penutup Fancher core holder dengan menggunakan
handle bagian bawah terlebih dahulu, baru bagian atasnya.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

20

e. Isi reservoir apabila dibutuhkan, dan isi kembali tabung ukur hingga sedikit
diatas batas atas. Tutup V4.
f.

Ubah V3 ke arah Fill. Buka valve gas nitrogen, dan atur hingga di regulator
tabung terbaca kira-kira 25 psig.

g. Kembali pada alat PERL-200, hidupkan alat. Buka V1, dan atur Regulator alat,
tempatkan beaker plastic 50 ml pada selang outlet Fancher core holder.
h. Ubah valve V2 pada posisi Flow, biarkan bacaan digital hingga stabil.
i.

Persiapkan stopwatch. Ubah valve V3 ke arah Flow secara perlahan, dan mulai
hitungan waktu ketika air tiba pada garis atas, dan akhiri ketika air mencapai
garis bagian bawah. Ingat untuk tidak membiarkan air jatuh hingga dasar
tabung, atau udara akan masuk, dan percobaan harus diulang dari langkah
pengisian air.

j.

Catat data pada saat pengaliran air/brine, dan catat bacaan digital pada saat
pengaliran tersebut.

k. Untuk tiap pengukuran baru untuk sampel yang sama, pastikan valve V3
pada posisi Fill, dan valve V2 dalam posisi Vent, dan V4 tertutup. Isi reservoir,
kemudian buka valve V4 hingga tabung ukur terisi diatas garis paling atas.
Buka valve V2 ke Flow, atur regulator alat, dan ubah V3 ke Flow. Ulangi
langkah pengukuran sesuai yang ditentukan asisten.
6. Kemudian, untuk langkah pegukuran dengan sampel baru, pastikan V4 ditutup, V3
pada posisi Fill, dan V2 dalam posisi Vent. Buka Core holder, dan keluarkan sampel.
Apabila akan memasukkan sampel baru kedalam Core holder pastikan bahwa bagian
inlet terisi penuh oleh air/brine.
7. Apabila percobaan telah selesai, lakukan bleed off. Bleed off dilakukan dengan:
a. Tutup valve dari sumber gas, biarkan regulatornya tetap menyala, namun
kendorkan. Hal ini untuk mecegah rusaknya membrane dari regulator.
b. Biarkan V1 tetap terbuka, ubah V2 dan V3 ke posisi Flow. Ubah regulator alat
hingga maksimum untuk mengosongkan seluruh fluida, baik gas, maupun
air/brine.

c. Bacaan digital seharusnya menunjukkan 0, demikian pula bacaan di regulator


sumber gas. Apabila di sumber gas tidak 0, maka masih ada tekanan, ulangi

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

21

prosedur dari (b) ke (c). Apabila bacaan digital masih belum 0, tekan tombol
Tare.

Flowchart Perhitungan

Skema Alat

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

22

Daftar Pustaka
Amyx, James W, Petroleum Reservoir Engineering, Physical Properties, McGraw-Hill Book
Company , New York, 1960.
PERL-200 Manually Operated Liquid Permeameter Operating Manual.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

23

MODUL VI
PENENTUAN PERMEABILITAS GAS/OIL GAS/WATER
DENGAN METODE PENDESAKAN

Tujuan Percobaan
1. Menentukan

permeabilitas

relatif

Krg/Kro

dengan

sistem

gas-minyak

dan

permeabilitas relatif Krg/Krw dalam sistem gas-air.


2. Menentukan hubungan antara saturasi dengan permeabilitas relatif.

Teori Dasar
Permeabilitas adalah sifat batuan yang didefinisikan sebagai kemampuan batuan
untuk mengalirkan fluida melalui pori-pori yang berhubungan tanpa merusak dinding pori
batuan. Dalam hubungannya dengan usaha untuk memproduksi minyak, permeabilitas
menunjukkan seberapa mudah fluida dapat mengalir dari suatu reservoir pada suatu beda
tekanan tertentu.
Berdasarkan banyaknya fasa fluida yang mengalir melalui kerangka batuan
permeabilitas permeabilitas dibagi menjadi tiga jenis yaitu:
1. Permeabilitas absolut
2. Permeabilitas efektif
3. Permeabilitas relatif
Hubungan antara ketiga jenis permeabilitas di atas secara matematis dapat dituliskan
sebagai berikut:
Krw = Kw/K

Kro = Ko/K

Krg = Kg/K

Dimana :
Krw, Kro, Krg

Permeabilitas relatif air, minyak, dan gas

Kw, Ko, Kg

Permeabilitas efektif air, minyak, dan gas

Permeabilitas absolut

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

24

Berdasarkan persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk sistem dimana


terdapat tiga fasa yang mengalir bersama-sama berlaku persamaan :
Krw + Kro + Krg = 1
Untuk sistem gas/minyak akan berlaku persamaan untuk setiap harga saturasi minyak atau
gas :
Kro + Krg = 1
Permeabilitas relatif memiliki perbedaan konsep dengan permeabilitas absolut
dimana harga permeabillitas absolut bukan merupakan fungsi dari saturasi. Maka dalam
konsep permeabilitas relatif terdapat hubungan antara harga permeabilitas relatif salah satu
fasa (untuk aliran dua fasa) terhadap harga saturasinya.
Pada percobaan ini akan ditentukan harga permeabilitas relatif dari suatu sampel
core dengan metode pendesakan. Core yang dijenuhi fluida satu fasa akan didesak oleh
fluida dengan fasa lain sehingga diharapkan akan terjadi aliran fluida multifasa dalam core.
Berdasarkan laju aliran masing-masing fasa dapat ditentukan harga permeabilitas relatif dari
masing-masing fasa untuk setiap harga saturasi tertentu. Berdasarkan harga-harga tersebut
selanjutnya dapat ditentukan hubungan permeabilitas relatif setiap fasa dengan saturasinya
dengan menggunakan grafik. Persamaan-persamaan yang digunakan dalam percobaan ini
dapat dilihat pada bagian prosedur perhitungan.
Prinsip percobaan modul ini adalah pendesakan pada core yang terjenuhi fasa cair
oleh fasa gas untuk mendesak air dalam VMS (dalam tiap interval volume tertentu) yang
ekivalen dengan jumlah fasa gas yang telah melewati pori-pori core. Pada tiap waktu tercatat
untuk tiap interval volume air ter-displace, dicatat pula volume fasa cair ter-displace pada
flask berskala.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan :
1. Tabung nitrogen
2. Kompresor
3. Pompa vakum
4. Hassler Core Holder
5. Volumetric Measurement System
6. Stopwatch

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

25

7. Flask berskala
8. Jangka sorong
9. Picnometer
10. Neraca analisis
11. Alat penjenuhan (Lihat modul 2)
12. Manometer
13. Ember penampungan air
Bahan yang digunakan :
1. Air (aquades)
2. Crude oil (paraffin)
3. Core

Prosedur Percobaan
Panel Volumetric Measurement System (VMS) [lihat lampiran gambar]
1. Hubungkan bejana berisi air yang telah disuling dengan katup A yang berada dalam
posisi (3). Katup G dalam keadaan terbuka.
2. Katup B dalam posisi (4), katup C, E, dan F dalam keadaan tertutup, serta katup D
dalam posisi terbuka.
3. Katup A dibuka dalam posisi (4) sehingga air dari bejana yang terletak lebih tinggi
mengalir ke dalam botol terkecil.
4. Setelah botol terkecil terisi penuh oleh air, katup D ditutup, buka katup C kemudian
tunggu hingga botol kedua terisi penuh, tutup katup C dan buka katup B ke posisi
(2). Setelah botol terbesar terisi penuh, tutup katup B ke posisi (4). Katup F dibuka
hingga air mengalir ke dalam buret untuk membuang gelembung udara didalamnya.
Dengan katup F, atur posisi bagian sebelah kanan level air dalam buret hingga
berada kurang lebih 0.5 cm disebelah kiri tanda start pada buret, kemudian tutup
katup F.
5. Katup A diatur dalam posisi (3) dan pengukuran dengan VMS siap dilaksanakan.
6. Jangan lupa untuk menempatkan selang pembuangan pada ember penampungan
air.
Persiapan Core
1. Ukur dimensi core dan berat core kering

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

26

2. Jenuhkan core dengan menggunakan fluida cair


3. Ukur berat core yang terjeneuhkan oleh fluida cair
4. Dengan menggunakan picnometer, tentukan berat jenis fluida yang digunakan.
Hassler Core Holder
1. Sebelum dan selama memasukan sampel core ke dalam coreholder, jalankan pompa
vakum dan buka katup vakum.
2. Setelah core dimasukkan, tutup katup vakum dan katup vent dibuka untuk kemudian
ditutup kembali.
Jalannya Percobaan
1. Masukkan core ke dalam core holder dan kunci kuat-kuat.
2. Tabung N2 dibuka untuk menghubungkan tekanan dari tabung nitrogen dengan
Hassler Core Holder.
3. Hubungkan VMS dengan core holder melalui flask berskala dengan tutup karet.
4. Tempatkan flask berskala pada pipa kapiler core holder untuk menampung cairan.
5. Pastikan pengunci core holder telah terpasang kuat (konsultasikan dengan asisten).
Buka tekanan pada Hassler Core Holder hingga pressure gauge pada panel Hassler
menunjukkan tekanan yang diminta.
6. Pastikan tidak terdapat kebocoran sepanjang aliran dari flask hingga VMS (gunakan
vaselin jika dibutuhkan). Buka katup F untuk menghubungkan VMS dengan flask.
Amati level air pada buret; jika level air tidak bergerak berarti percobaan dapat
dilanjutkan. Jika level air terus menurun, tutup katup F untuk memutuskan hubungan
VMS dengan flask dan ulangi prosedur pengisian air pada VMS.
7. Jika dapat dipastikan tidak ada kebocoran, siapkan stopwatch dan pengamat level air
pada VMS. Percobaan dimulai dengan menjalankan Hassler Core Holder (tanyakan
pada asisten) dan secara bersamaan menjalankan stopwatch.
8. Berdasarkan harga yang tertanda pada VMS, catat waktu yang ditunjukkan oleh
stopwatch dan volume fluida dalam flask berskala.
9. Setelah level air dalam VMS mencapai harga terakhir pada botol terbesar, matikan
stopwatch, matikan (tanyakan pada asisten) Hassler Core Holder, tutup katup F pada
VMS, dan buka katup vent untuk membuang tekanan overburden dalam Hassler Core
Holder. Perhatikan harga tekanan yang ditunjukkan pada pressure gauge.
10. Keluarkan core dari core holder (untuk memudahkan, gunakan katup vakum).

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

27

11. Untuk mengosongkan VMS dan bejana dari air yang mungkin masih tersisa, buka
katup A dan B dalam posisi (1) serta buka katup B, C, D, dan E. Setelah air terkuras,
posisikan katup A pada posisi (4) dan tutup katup G.

Prosedur Perhitungan
1. Tentukan densitas parafin
=

2. Tentukan luas penampang core(A), volume bulk (Vb), dan volume pori (Vp).
=

2
2
; =
; = .
4
4

3. Tentukan penambahan volume pendesakan air oleh gas pada tekanan atmosfer (cc).
=
Volume kumulatif gas dan air (Vi), terlampir pada data percobaan.
4. Tentukan penambahan volume produksi minyak/parafin (cc)
=
Volume kumulatif total minyak (O) terlampir pada data percobaan.
5. Tentukan penambahan volume produksi gas pada ujung akhir sampel pada tekanan
atmosfer (cc).
=
6. Tentukan Gas-Water Ratio produksi rata-rata pada tekanan atmosfer untuk suatu
interval produksi (cc/cc).
=

7. Tentukan perbedaan tekanan pendesakan (psia)


=
8. Tentukan faktor koreksi hukum Boyle untuk harga rata-rata tekanan
1 =

14.7

14.7 + 2

9. Tentukan Gas-Oil Ratio aliran rata-rata dalam core pada tekanan rata-rata untuk
masing-masiing interval produksi (cc/cc).
= 1
10. Tentukan viskositas absolut (g) gas yang mendesak (dalam cp), pada temperatur
atmosfer (T) dekat core holder.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

28

11. Tentukan viskositas absolut minyak (o) pengisi core (dalam cp), pada temperatur
atmosfer (T) dekat core holder.
12. Tentukan rasio viskositas g/o(perbandingan antara viskositas gas terhadap
viskositas minyak).
13. Tentukan rasio permeabilitas relatif

= [
] 1 ( )

14. Tentukan rata-rata mean-logaritma dari penambahan volume air dan gas untuk suatu
interval produksi diukur pada kondisi atmosfer (cc).
( ) = 0.414 ( )
15. Tentukan volume total produksi gas dan air rata-rata pada suatu interval produksi
diukur pada tekanan atmosfer (cc)
= ( )1 + ( )

16. Tentukan penambahan aliran rata-rata (aritmethic average) untuk suatu interval
produksi (cc).
() = 0.5 ()
17. Tentukan volume total oil yang diproduksi pada suatu interval produksi (cc).
= ()1 + ()
18. Tentukan volume gas total rata-rata yang diproduksikan diujung sampel pada suatu
langkah produksi, berhubungan dengan kondisi atmosfer (cc).

=
19. Tentukan volume gas total yang diproduksikan rata-rata pada suatu interval produksi,
berhubungan dengan kondisi tekanan rata-rata (cc).
= (1 )
20. Tentukan volume gas dan minyak total yang diproduksikan rata-rata pada suatu
interval produksi, berhubungan dengan kondisi tekanan rata-rata (cc).
= +
21. Tentukan perbandingan volume minyak dan gas total dengan volume air (cc/cc).
1

( )(1 ) +
= + 1

22. Tentukan penambahan saturasi antara saturasi gas rata-rata dan saturasi gas terminal
yang diperoleh dekat ujung akhir sampel (cc).
= ( + ) = ( )
23. Tentukan saturasi gas pada ujung akhir sampel (cc)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

29

= +
24. Tentukan saturasi gas pada ujung akhir atau terminal, dinyatakan dalam fraksi
volume pori
=

25. Tentukan penambahan waktu pada suatu langkah produksi (detik).


=
26. Tentukan konstanta aliran dari sampel (detik/cc)
2 =

14.7 1000 1

27. Tentukan laju aliran gas (cc/dtk)


=

28. Tentukan permeabilitas relatif gas, fraksi terhadap permeabilitas udarapada saturasi
gas 100%.
= (2 )
29. Tentukan saturasi oil rata-rata, fraksi terhadap volume pori
=

30. Tentukan permeabilitas relatif oil (Kro)


=

( )

(Kg/Ko)* diperoleh dari plot kurva Sgt vs Kg/Ko

( ) = b x

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

30

Skema Alat

Daftar Pustaka
Amyx, James W, "Petroleum Reservoir Engineering", McGraw Hill Book Co., New York, 1960.
Craft, Hawkins, "Applied Petroleum Reservoir Engineering", Prentice Hall Inc., New York,
1959.
Gatlin,C., "Petroleum Engineering Drilling and Well Completion", Prentice Hall Inc., 1960.
Monicard,R.P., "Properties of Reservoir Rock: Core Analysis", Gulf Publishing Co., Edition
Technic, 1980.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

31

Вам также может понравиться