Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SEMESTER II 2014/2015
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Petunjuk Umum
1. Kebersihan Ruang Praktikum
Selama mengikuti praktikum, praktikan wajib menjaga kebersihan dan kerapihan
tempat dan peralatan praktikum. Barang-barang yang tidak berkaitan dengan
praktikum sebaiknya diletakkan di luar lab. Peralatan praktikum dan laboratorium
wajib dibersihkan setelah praktikum. Keran air, gas, pompa vakum, dan kompresor
harap diperiksa dan dimatikan setelah praktikum.
2. Keamanan
Laboratorium telah dilengkapi dengan petunjuk untuk keadaan darurat. Diharapkan
praktikan membaca dan mengikuti petunjuk yang ada serta menjaga ketertiban
laboratorium.
3. Inventarisasi Alat
Praktikan harus memeriksa kelengkapan dan keutuhan peralatan yang digunakan di
laboratorium. Setelah selesai praktikum, semua peralatan yang digunakan wajib
dibersihkan dan diletakkan pada tempatnya semula. Segala kerusakan barang yang
terjadi selama praktikum ditanggung dan wajib diganti oleh praktikan.
4. Catatan Praktikum
Praktikan wajib mencatat setiap data yang diperlukan mulai dari awal hingga akhir
praktikum, beserta data hasil percobaan. Rekapitulasi data tersebut kemudian
diberikan kepada asisten setiap selesai praktikum,
5. Tes Awal
Sebelum praktikum dimulai praktikan wajib mengikuti tes awal yang diberikan oleh
asisten yang bersangkutan untuk mengetahui kesiapan praktikan dalam mengikuti
praktikum.
6. Laporan Praktikum
Laporan praktikum wajib diserahkan oleh praktikan seminggu setelah praktikum
dilaksanakan. Adapun format isi laporan adalah sebagai berikut:
-
Cover
Tujuan
Prinsip percobaan
Data Percobaan
Pengolahan data
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Jawaban pertanyaan
Laporan
diketik
dan
disimpan
dalam
format
dan
dikirim
ke
anggota
kelompok
dengan
format
file
berupa
Modul
Praktikum_Kelompok.
Contoh : Pengiriman laporan perkelompok dalam format rar/zip berjudul
Modul1_Senin1 yang berisi laporan anggota kelompok dalam format pdf berjudul
Modul1_Senin1_12213103.
Keterlambatan pengumpulan laporan sampai dengan 6 jam dari waktu yang
ditentukan akan mengurangi nilai akhir laporan sebanyak 15 poin dan 30 poin
untuk selebihnya.
7. Persiapan Praktikum
Praktikan wajib membawa kelengkapan yang dibutuhkan selama praktikum, antara
lain:
-
Modul praktikum
Buku catatan
Jas lab
Kalkulator
Name tag
Alat tulis
ii
Praktikan harus mencatat semua data hasil percobaan dan menyerahkan salinan data
pada asisten yang bersangkutan.
Bila praktikan mendapat nilai tes awal bawah 60, praktikan tersebut dikenakan kick
dan wajib mengikuti praktikum pada jadwal lain yang ditentukan asisten yang
bersangkutan.
iii
Penilaian Praktikum
Penilaian praktikum meliputi:
1. Praktikum
-
Tes awal
Laporan praktikum
iv
Nama
NIM
No. HP
Gusti Ardiansah
12211039
081223800174
gusti.ardiansah39@gmail.com
Sonia Arumdati
12211066
082218121270
sonia.arumdati@gmail.com
12211048
085728336255
irfantbachtiar@gmail.com
Julda Naufal
12211078
087821691221
juldanaufal@gmail.com
Andy H. Rosman
12211032
081283605361
andyrosman_0401@yahoo.com
12211034
082217288300
jdyaw09@yahoo.com
12211018
0818844830
artha.segara@gmail.com
12211028
081316048000
putudody49@yahoo.com
R. Sunni Nugraha P.
12211026
085276299045
sunninugraha@gmail.com
Yusuf Alfyan
12211042
085655413848
yusuf.alfyan@rocketmail.com
Wardana Saputra
12211031
082115311031
wardanasaputra@live.com
Ilham
12211056 082315297200
ilham62@rocketmail.com
PENDAHULUAN
Praktikum ini merupakan bagian dari mata kuliah Petrofisika yang bertujuan
memperdalam konsep mahasiswa tentang sifat-sifat fisik batuan serta metode-metode
pengukurannya. Pemahaman konsep ini akan sangat berguna dalam mempelajari konsep
aliran dalam media berpori dan konsep lainnya yang berkaitan dalam dunia perminyakan.
Oleh karena itu mahasiswa dapat menggunakan kesempatan ini untuk berdiskusi dan
memperdalam ilmu mengenai sifat fisik batuan.
Secara umum terdapat enam modul yang akan dipraktikumkan dalam laboratorium
petrofisika yang mencakup permasalahan:
-
Pengukuran porositas,
Pengukuran saturasi,
Pengukuran permeabilitas,
Metode pengukuran yang dilakukan dalam praktikum ini hanya merupakan contoh
dari banyak metode yang digunakan. Oleh karena itu diharapkan praktikan membaca
literatur lain serta memahami prinsip percobaan yang dilakukan agar dapat dikembangkan
dengan metode lain untuk keperluan tertentu mengenai performa aliran dalam media
berpori.
Tidak lupa terima kasih diucapkan kepada:
1. Dr. Ing. Bonar Tua Halomoan Marbun selaku Ketua Program Studi Teknik
Perminyakan Institut Teknologi Bandung,
2. Prof. Dr. Ir. Pudji Permadi sebagai dosen pengajar mata kuliah dan penanggung
jawab praktikum Petrofisika,
3. Pak Idi, Pak Agus, Pak Witan beserta Tim TU Laboratorium atas bantuannya
dalam penyediaan dan persiapan peralatan praktikum.
Modul ini tidak lepas dari kekurangan, sehingga diharapkan saran dan kritik yang
membangun dalam penyusunan modul dan pelaksanaan praktikum.
Penyusun
vi
DAFTAR ISI
PETUNJUK UMUM DAN TATA TERTIB LABORATORIUM PETROFISIKA ................................ i
ASISTEN LABORATORIUM PETROFISIKA Semester II / 2014-2015 ....................................... v
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... vii
MODUL I GAS POROSIMETER ............................................................................................................ 1
MODUL
II
PENGUKURAN
POROSITAS BATUAN
DENGAN
METODE
LIQUID
SATURATION ............................................................................................................................................ 5
MODUL III PENENTUAN KUANTITAS FLUIDA PADA BATUAN RESERVOIR DENGAN
METODE SOLVENT EXTRACTION .................................................................................................... 10
MODUL IV PENGUKURAN PERMEABILITAS ABSOLUT DENGAN GAS PERMEAMETER
..................................................................................................................................................................... 15
MODUL V
vii
MODUL I
GAS POROSIMETER
Tujuan Percobaan
1. Memahami prinsip kerja Gas Porosimeter.
2. Menentukan porositas suatu sampel core dengan menggunakan Gas Porosimeter.
3. Memahami konsep porositas dan penerapannya di dalam lingkungan teknik
perminyakan.
Teori Dasar
Batuan reservoir umumnya terdiri dari kumpulan butiran, pori-pori dan material
semen yang mengikat butiran-butiran batuan tersebut. Fluida yang terdapat pada batuan
reseroir terakumulasi di dalam pori-pori atau rongga batuan tersebut.
Porositas merupakan salah satu sifat fisik batuan yang penting yang menyatakan
perbandingan antara volume pori terhadap volume batuan secara keseluruhan. Porositas ini
dinyatakan dalam bentuk fraksi atau persentase (%).
Besar kecilnya harga porositas tergantung pada volume pori-pori batuan sedangkan
pori-pori batuan memiliki karakteristik tersendiri yang akan mempengaruhi besarnya nilai
porositas, antara lain :
1. Susunan butiran
Susunan butiran penyusun batuan memiliki bentuk yang bervariasi dengan harga
porositas yang bervariasi pula.
2. Pemilahan dan Sorting
Pemilahan merupakan cara penyebaran butiran batuan dengan besar butir yang
berbeda-beda sedangkan sorting menunjukkan keseragaman butir batuan yang
berkelompok membentuk formasi tertentu.
3. Sementasi
Sementasi menunjukkan kekuatan ikatan antara butir batuan.
4. Kompaksi
Kompaksi disebabkan oleh tekanan overburden yang menyebabkan susunan
antarbutir batuan akan semakin mampat satu sama lainnya.
5. Angularitas
Derajat angularitas menunjukkan bentuk dari butir-butir batuan, membulat atau
menyudut.
Pada percobaan ini porositas batuan diukur dengan menggunakan Gas Porosimeter yang
bekerja berdasarkan prinsip Hukum Boyle
Prosedur Percobaan
1. Ukur dimensi core dan calibration disk
2. Masukan callibration disk ke Matrix cup dan tutup dengan rapat
3. Atur gas N2 supply pressure sebesar 100 psi dan nyalakan Gas Porosimeter
4. Atur valve V2 ke posisi VENT
5. Atur valve V1 ke posisi ON
6. Atur Upstream Pressure dengan memutar regulator perlahan lahan sampai 100 psi
7. Atur valve V1 ke posisi OFF dan catat Upstream Pressure (P1)
8. Atur valve V2 ke posisi EXPAND dan catat Stabilized Pressure (P2) pada Upstream
Pressure Display
9. Lakukan prosedur di atas untuk susunan calibration disk yang lain dan untuk sampel
core, dengan prosedur penggantian sebagai berikut :
a. Saat penggantian core atau calibration disk, posisi V1 tetap di posisi OFF, atur
valve V2 ke posisi VENT, buka matrix cell dan lakukan bleed off dengan
mengatur valve V2 ke posisi EXPAND.
b. Tutup matrix cell dan tekan tombol TARE, mulai prosedur kembali dari
langkah no.4.
10. Prosedur bleed off
a. Tutup valve supply gas helium, valve V1 dalam posisi OFF dan valve V2 pada
posisi VENT
b. Atur regulator gas helium supply ke posisi longgar
c. Buka matrix cell, lalu bleed off Gas Porosimeter dengan mengatur valve V2
pada posisi EXPAND, lalu valve V1 pada posisi ON. Pastikan regulator
porosimeter berada dikondisi longgar ntuk mencegah kerusakan alat.
d. Setelah tekanan pada display menunjukkan angka 0 psi, atur posisi valve V2
pada posisi VENT, lalu atur valve V1 pada posisi OFF.
Flowchart Perhitungan
1. Data Percobaan
2. Hitung volume dari sample core dan calibration disk
3. Sampel core dan calibration disk :
2
=
4
4. Persamaan regresi diperoleh dari plot grain volume calibration disk (V) terhadap
P1/P2
1
= ( ) +
2
5. Tentukan grain volume dari masing-masing sampel core
6. Tentukan Porositas sampel core
=
Skema Alat
Daftar Pustaka
Monicard,R.P.,Properties Of Reservoir Rock: Core Analysis., Gulf Publishing Co., Edition
Technip, 1980
Amyx, James W,Petroleum Reservoir Reservoir Engineering, Physical Properties., McGrawHill Book Company, New York, 1960
Craft, Hawkins.,Applied Petroleum Reservoir Engineering., Prentice Hall, NewYorl,1959
Gatlin,C.,Petroleum Engineering Drilling and Well Completion, Prentice Hall Inc, 1968.
MODUL II
PENGUKURAN POROSITAS BATUAN DENGAN METODE LIQUID SATURATION
Tujuan Percobaan
1. Memahami prinsip kerja metode liquid saturation.
2. Menentukan porositas suatu batuan sampel dengan metode liquid saturation
3. Mengetahui metode-metode pengukuran porositas.
Teori Dasar
Porositas merupakan kemampuan batuan untuk menampung fluida di dalamnya.
Porositas suatu batuan didefinisikan sebagai perbandingan volume rongga-rongga pori
terhadap volume total (volume bulk) batuan tersebut. Secara matematis didefinisikan
sebagai
=
100%
dimana
Vp = Volume pori batuan = (Volume bulk Volume grain)
Vb = Volume bulk batuan
Porositas merupakan salah satu sifat petrofisik yang sangat penting untuk diketahui.
Salah satu tujuannya adalah untuk menentukan cadangan minyak atau gas yang ada dalam
suatu reservoir.
Pada percobaan kali ini akan dilakukan pengukuran besarnya porositas dengan
menggunakan liquid saturation. Sebelum dilakukan proses penjenuhan, udara dalam sampel
core harus dihampakan terlebih dahulu agar fluida gas keluar dari pori-pori sampel core.
Volume pori sampel core dicari dengan menggunakan persamaan:
=
Dimana:
( )
=
= Volume pori
= 1-(Pv/Pr)
Pv
= 76-P
= (1-Eff) X
Prosedur Percobaan
1. Timbang berat core kering dan masukkan ke dalam tabung Erlenmeyer dengan
penjepit secara hati-hati
2. Pasang sumbat karet dengan funnelnya dan tutup keran lalu isi dengan air.
3. Tutup rapat celah yang ada dengan Vaseline yang telah disediakan. Usahakan tidak
ada kebocoran. Lakukan penghampaan sampai manometer Hg menunjukkan tekanan
tertentu, catat tekanan vacuum tersebut.
4. Buka kran funnel untuk menjenuhi core sampai tinggi cairan dalam lubang lebih
tinggi dari core. Usahakan tidak ada udara luar yang masuk dengan mengalirkan air
secara kontinu.
5. Penjenuhan dilakukan sampai tidak ada lagi gelembung udara yang keluar dari core.
6. Ambil core, dilap dan timbang beratnya (core jenuh).
7. Ukur diameter dan tinggi core dengan jangka sorong.
8. Kalibrasi Hg Picnometer dengan menggunakan bola-bola besi
9. Masukkan sampel core dan ukur simpangannya untuk masing-masing core
10. Ukur diameter bola-bola besi yang digunakan dalam jangka sorong dan
11. Tambahkan bilangan ketelitian dari diameter bola-bola besi tersebut
12. Masukkan ke dalam dan ukur simpangan yang dihasilkan untuk masing-masing bola
tersebut.
13. Plot dalam kertas grafik kartesian simpangan vs bola besi
14. Catat tekanan dan suhu ruangan saat praktikum
15. Ukur densitas fluida penjenuh.
Flowchart Perhitungan
Vbola besi (cc) = 1/6 d3
Gambar 2 Hg Picnometer
Daftar Pustaka
Monicard, R. P,Properties of Reservoir Rock : Core Analysis. 1980. Gulf Publishing Co,
Edition Tecnic.
Amyx, James W.,Petroleum Reservoir Engineering. 1960. McGraw Hill book Company, New
York.
Craft, Hawkins.,Applied Reservoir Engineering. 1959. Prentice Hall, New York.
Gatlin, C.,Petroleum Engineering Drilling and Well Completion. 1960. Prentice Hall Inc., Hal
175-176.
MODUL III
PENENTUAN KUANTITAS FLUIDA PADA BATUAN RESERVOIR DENGAN
METODE SOLVENT EXTRACTION
Tujuan Percobaan:
1. Menentukan saturasi fluida (minyak dan air) yang terkandung dalam suatu sampel
core dengan metode solvent extraction.
2. Menentukan porositas suatu sampel core secara tidak langsung.
3. Memahami prinsip dan cara kerja alat solvent extraction.
4. Mengetahui hubungan saturasi dengan sifat batuan lainnya.
Teori Dasar
Mengetahui kuantitas fluida yang ada di dalam suatu reservoir adalah hal yang
sangat penting. Salah satu sifat petrofisika yang sangat membantu untuk mengetahui hal ini
adalah saturasi.
Saturasi didefinisikan sebagai perbandingan antara volume fluida yang mengisi poripori batuan dengan volume total pori-pori batuan. Secara matematis saturasi dapat
dinyatakan dalam persamaan:
=
Pori-pori batuan pada suatu reservoir selalu terisi oleh fluida berupa air, minyak, dan
gas, sehingga jumlah saturasi ketiga fluida tersebut harus bernilai 1.
+ + = 1
Nilai saturasi fluida dalam suatu batuan reservoir dapat ditentukan dengan dua cara
pendekatan:
a. Penentuan dengan pendekatan langsung.
Pendekatan dilakukan dengan melakukan pengukuran saturasi fluida dari suatu
sampel core yang diambil langsung dari suatu reservoir.
b. Penentuan dengan pendekatan tidak langsung.
Pendekatan dilakukan dengan mengetahui terlebih dahulu beberapa sifat fisik suatu
batuan reservoir yang nantinya akan diubah menjadi nilai saturasi.
10
Salah satu metode pengukuran saturasi fluida di laboratorium adalah dengan metode
solvent extraction. Pada percobaan ini jenis solvent yang digunakan adalah toluena. Solvent
dipanaskan, kemudian menguap, naik, dan mendorong fluida yang ada di dalam sampel core
menuju condenser untuk selanjutnya dikondensasi. Air, minyak, dan solvent yang telah
terkondensasi akan turun ke bagian graduated tube. Karena air memiliki densitas yang lebih
besar dibanding minyak dan toluena maka air akan menempati bagian terbawah. Solvent dan
minyak terlarut yang masih berbentuk uap akan kembali ke tabung pemanasan. Dengan
demikian, jumlah air yang terdapat di dalam sampel core dapat diketahui dari volume air
yang terkumpul di dalam graduated tube.
Selain untuk mengetahui jumlah air yang terdapat di dalam sampel core, secara tidak
langsung percobaan ini juga dapat menentukan nilai porositas batuan dengan mengetahui
data berat core saat kering dan berat core saat jenuh.
11
Prosedur Percobaan
1. Pilih core yang baik, timbang berat kering, dan ukur dimensi core.
2. Timbang berat picnometer kosong, picnometer + paraffin, dan picnometer + air. Catat
volume picnometer.
3. Jenuhkan core dengan air dan diamkan selama 24 jam
4. Lakukan pendesakan pada core jenuh dengan paraffin dengan menggunakan Hassler
Core Holder
5. Atur tekanan inlet gas N2 sebesar 100 psi dan atur tekanan kompressor sebesar 50
psi
6. Masukkan core ke dalam core holder dan buka valve yang menghubungkan paraffin
dengan core holder dan lakukan pendesakan selama 5-10 menit.
7. Timbang berat core jenuh yang telah didesak oleh paraffin.
8. Letakkan core pada leher tabung pemanasan pada solvent extraction.
9. Letakkan lap pada vapour exhaust, nyalakan electric heater dan keran secara
bersamaan.
10. Lakukan destilasi sampai tidak ada uap air yang keluar dari sampel core.
11. Matikan keran dan electric heater.
12. Biarkan core selama 24 jam.
13. Catat volume air di dalam graduated tube.
14. Keringkan core dengan oven.
12
Flowchart Perhitungan
Wparaffin dalam core (gr) = Wfluida dalam core Wair dalam core
13
Skema Alat
Daftar Pustaka
Amyx, Kames W. 1960. Petroleum Reservoir Engineering. New York: McGraw Hill Book Co.
Craft, B. C., and M. F., Hawkins. 1959. Applied Petroleum Reservoir Engineering. New Jersey:
Prentice Hall Inc.
Gatlin, Carl. 1960. Petroleum Engineering Drilling and Well Completion. New Jersey: Prentice
Hall Inc.
Monicard, R. P. 1980. Properties of Reservoir Rock: Core Analysis. Houston: Gulf Publishing
Co.
14
MODUL IV
PENGUKURAN PERMEABILITAS ABSOLUT DENGAN
GAS PERMEAMETER
Tujuan percobaan
1. Memahami prinsip dan cara kerja Gas Permeameter
2. Menentukan besarnya permeabilitas absolut suatu sampel core dengan Gas
Permeameter
3. Memahami pengetahuan tentang permeabilitas absolut
Teori dasar
Permeabilitas absolut batuan adalah kemampuan suatu batuan untuk melewatkan
suatu fluida pada saat batuan tersebut terjenuhi oleh fluida yang melewatinya tanpa
merusak struktur dari batuan tersebut. Suatu batuan yang memiliki porositas belum tentu
memiliki permeabilitas. Hal ini dikarenakan permeabilitas tergantung pada pori-pori batuan
yang berhubungan, namun biasanya harga permeabilitas berbanding lurus dengan harga
porositas batuan. Besarnya harga permeabilitas absolut suatu batuan tidak tergantung pada
fluida yang melewatinya tetapi bergantung pada batuan itu sendiri sehingga fluida apapun
yang digunakan untuk mengukur harga permeabilitas absolut, idealnya akan menghasilkan
harga yang sama.
Percobaan ini menggunakan alat Gas Permeameter untuk menghitung besarnya
harga permeabilitas absolut dengan menerapkan hukum darcy.
=
Permeabilitas absolut ditentukan dengan cara mengukur laju alir gas inert yang
melewati suatu sampel core pada perbedaan tekanan inlet-outlet tertentu
15
5. Jangka sorong
Prosedur percobaan
1. Sediakan sampel core berbentuk silinder. Pastikan sampel core dalam keadaan bersih
dan kering.
2. Ukur dimensi sampel core. Gunakan sampel core yang diameter dan panjangnya
mendekati 1 inch.
3. Pastikan tidak ada tekanan yang tersisa di dalam permeameter. Sebelum sumber N2
dinyalakan dan dalam keadaan Fancher holder terbuka, buka valve V1 dan atur
regulator hingga tekanan yang terbaca 0.
4. Pasang core yang akan diukur permeabilitasnya pada penahan karet dan kemudian
letakkan di dalam Fancher holder. Pastikan Fancher holder tertutup rapat.
5. Dalam keadaan valve V1 tertutup, nyalakan sumber N2 dan atur sehingga tekanan
yang ditunjukkan kurang lebih 20 psig.
6. Buka valve V1 dan atur regulator alat hingga display upstream pressure menunjukkan
tekanan yang diinginkan. Tunggu selama beberapa menit hingga tekanan dan laju
alir stabil. Catat.
7. Ulangi langkah 6 pada tekanan dan laju alir yang berbeda
Flowchart perhitungan
Hitung luas permukaan sampel core (A)
1
= 2
4
Persamaan Ka
2000
2 2
16
dimana
ka = air permeability ( mD )
A = luas penampang ( cm2 )
Qg = debit udara ( cc / s )
L = panjang core ( cm )
g = viskositas gas ( cp )
= tekanan rata rata ( atm )
Skema alat
GAS FLOW RATE
P UPSTREAM
REGULATOR
V1
CORE HOLDER OUTLET
Daftar pustaka
Amyx, James W, Petroleum Reservoir Engineering, Physical Properties, McGraw-Hill Book
Company , New York, 1960.
Craft, Hawkins, Applied Petroleum Reservoir Engineering, Prentice Hal, New York 1959.
PERG-200 Manually Operated Gas Permeameter Operating Manual.
17
MODUL V
PENENTUAN PERMEABILITAS ABSOLUT CORE PLUG DENGAN MENGGUNAKAN
FLUIDA CAIR
Tujuan Percobaan
1. Memahami prinsip dan cara kerja alat PERL-200 dalam melakukan penentuan
permeabilitas absolut dengan menggunakan fluida cair
2. Memahami konsep permeabilitas dan penerapannya di dalam lingkungan teknik
perminyakan
3. Menentukan nilai permeabilitas absolut core sample menggunakan fluida cair dengan
alat PERL-200
Teori Dasar
Dalam keilmuan teknik perminyakan, permeabilitas merupakan hal yang sangat
penting untuk dipelajari dan dipahami karena sifat fisik batuan ini mengatur tentang aliran
fluida dalam media berpori. Konsep ini merupakan konsep yang melandasi penentuan
kemampuan produksi suatu reservoir yang ingin kita eksploitasi, dan juga banyak hal lain,
misalnya pemodelan water coning.
Terdapat banyak cara untuk mendapatkan permeabilitas dari reservoir, salah satunya
adalah pengukuran langsung dengan memakai core plug di laboratorium. Penentuan
permeabilitas di laboratorium pun terdapat banyak cara, misalnya dengan menggunakan gas
dan dengan menggunakan fluida cair. Penentuan permeabilitas dengan menggunakan fluida
cair mempunyai keunggulan terhadap fluida gas karena tidak perlu dikoreksi terhadap
Klinkenberg Effect.
Sifat fisik batuan ini sendiri pada awalnya ditemukan oleh Henry Darcy, seorang
ilmuwan berkebangsaan Prancis. Pada prinsipnya, perbedaan tekanan pada sisi upstream
dan downstream dari core plug akan menyebabkan fluida dapat mengalir, namun hal yang
patut diperhatikan adalah dalam penentuan permeabilitas absolut, media berpori harus
tersaturasi 100% terlebih dahulu oleh fluida yang akan lewat.
18
Prosedur Percobaan
Alat PERL-200 merupakan alat yang bekerja dengan menggunakan dua fluida di
dalamnya, air/brine dan gas/udara kering untuk menentukan permeabilitas liquid dari suatu
core plug secara digital. Berikut adalah prosedur percobaannya:
1. Persiapkan core yang baik, dengan ukuran diameter maksimal 1 inch dan panjang
maksimal 1 inch.
2. Lakukan penjenuhan core tersebut dengan air/brine, tergantung dari fluida yang akan
dipakai dalam praktikum. Pastikan bahwa core telah terjenuhi sempurna dengan
air/brine, karena adanya udara akan membuat pengukuran permeabilitas liquid tidak
sempurna.
3. Kemudian, lakukan langkah pengisian air/brine. Langkah ini bertujuan untuk
memastikan bahwa tidak ada udara dalam system. Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:
a. Pastikan bahwa V4 tertutup. Tuangkan air/brine kedalam reservoir yang
terletak di bagian kanan alat PERL-200. Hati-hati untuk tidak membiarkan
reservoir dalam keadaan kosong, harus selalu terdapat air/brine dalam
reservoir.
b. Lepas sambungan selang yang menghubungkan alat PERL-200 dengan
bagian bawah Fancher core holder dengan menekan fitting Prestolok yang
19
20
e. Isi reservoir apabila dibutuhkan, dan isi kembali tabung ukur hingga sedikit
diatas batas atas. Tutup V4.
f.
Ubah V3 ke arah Fill. Buka valve gas nitrogen, dan atur hingga di regulator
tabung terbaca kira-kira 25 psig.
g. Kembali pada alat PERL-200, hidupkan alat. Buka V1, dan atur Regulator alat,
tempatkan beaker plastic 50 ml pada selang outlet Fancher core holder.
h. Ubah valve V2 pada posisi Flow, biarkan bacaan digital hingga stabil.
i.
Persiapkan stopwatch. Ubah valve V3 ke arah Flow secara perlahan, dan mulai
hitungan waktu ketika air tiba pada garis atas, dan akhiri ketika air mencapai
garis bagian bawah. Ingat untuk tidak membiarkan air jatuh hingga dasar
tabung, atau udara akan masuk, dan percobaan harus diulang dari langkah
pengisian air.
j.
Catat data pada saat pengaliran air/brine, dan catat bacaan digital pada saat
pengaliran tersebut.
k. Untuk tiap pengukuran baru untuk sampel yang sama, pastikan valve V3
pada posisi Fill, dan valve V2 dalam posisi Vent, dan V4 tertutup. Isi reservoir,
kemudian buka valve V4 hingga tabung ukur terisi diatas garis paling atas.
Buka valve V2 ke Flow, atur regulator alat, dan ubah V3 ke Flow. Ulangi
langkah pengukuran sesuai yang ditentukan asisten.
6. Kemudian, untuk langkah pegukuran dengan sampel baru, pastikan V4 ditutup, V3
pada posisi Fill, dan V2 dalam posisi Vent. Buka Core holder, dan keluarkan sampel.
Apabila akan memasukkan sampel baru kedalam Core holder pastikan bahwa bagian
inlet terisi penuh oleh air/brine.
7. Apabila percobaan telah selesai, lakukan bleed off. Bleed off dilakukan dengan:
a. Tutup valve dari sumber gas, biarkan regulatornya tetap menyala, namun
kendorkan. Hal ini untuk mecegah rusaknya membrane dari regulator.
b. Biarkan V1 tetap terbuka, ubah V2 dan V3 ke posisi Flow. Ubah regulator alat
hingga maksimum untuk mengosongkan seluruh fluida, baik gas, maupun
air/brine.
21
prosedur dari (b) ke (c). Apabila bacaan digital masih belum 0, tekan tombol
Tare.
Flowchart Perhitungan
Skema Alat
22
Daftar Pustaka
Amyx, James W, Petroleum Reservoir Engineering, Physical Properties, McGraw-Hill Book
Company , New York, 1960.
PERL-200 Manually Operated Liquid Permeameter Operating Manual.
23
MODUL VI
PENENTUAN PERMEABILITAS GAS/OIL GAS/WATER
DENGAN METODE PENDESAKAN
Tujuan Percobaan
1. Menentukan
permeabilitas
relatif
Krg/Kro
dengan
sistem
gas-minyak
dan
Teori Dasar
Permeabilitas adalah sifat batuan yang didefinisikan sebagai kemampuan batuan
untuk mengalirkan fluida melalui pori-pori yang berhubungan tanpa merusak dinding pori
batuan. Dalam hubungannya dengan usaha untuk memproduksi minyak, permeabilitas
menunjukkan seberapa mudah fluida dapat mengalir dari suatu reservoir pada suatu beda
tekanan tertentu.
Berdasarkan banyaknya fasa fluida yang mengalir melalui kerangka batuan
permeabilitas permeabilitas dibagi menjadi tiga jenis yaitu:
1. Permeabilitas absolut
2. Permeabilitas efektif
3. Permeabilitas relatif
Hubungan antara ketiga jenis permeabilitas di atas secara matematis dapat dituliskan
sebagai berikut:
Krw = Kw/K
Kro = Ko/K
Krg = Kg/K
Dimana :
Krw, Kro, Krg
Kw, Ko, Kg
Permeabilitas absolut
24
25
7. Flask berskala
8. Jangka sorong
9. Picnometer
10. Neraca analisis
11. Alat penjenuhan (Lihat modul 2)
12. Manometer
13. Ember penampungan air
Bahan yang digunakan :
1. Air (aquades)
2. Crude oil (paraffin)
3. Core
Prosedur Percobaan
Panel Volumetric Measurement System (VMS) [lihat lampiran gambar]
1. Hubungkan bejana berisi air yang telah disuling dengan katup A yang berada dalam
posisi (3). Katup G dalam keadaan terbuka.
2. Katup B dalam posisi (4), katup C, E, dan F dalam keadaan tertutup, serta katup D
dalam posisi terbuka.
3. Katup A dibuka dalam posisi (4) sehingga air dari bejana yang terletak lebih tinggi
mengalir ke dalam botol terkecil.
4. Setelah botol terkecil terisi penuh oleh air, katup D ditutup, buka katup C kemudian
tunggu hingga botol kedua terisi penuh, tutup katup C dan buka katup B ke posisi
(2). Setelah botol terbesar terisi penuh, tutup katup B ke posisi (4). Katup F dibuka
hingga air mengalir ke dalam buret untuk membuang gelembung udara didalamnya.
Dengan katup F, atur posisi bagian sebelah kanan level air dalam buret hingga
berada kurang lebih 0.5 cm disebelah kiri tanda start pada buret, kemudian tutup
katup F.
5. Katup A diatur dalam posisi (3) dan pengukuran dengan VMS siap dilaksanakan.
6. Jangan lupa untuk menempatkan selang pembuangan pada ember penampungan
air.
Persiapan Core
1. Ukur dimensi core dan berat core kering
26
27
11. Untuk mengosongkan VMS dan bejana dari air yang mungkin masih tersisa, buka
katup A dan B dalam posisi (1) serta buka katup B, C, D, dan E. Setelah air terkuras,
posisikan katup A pada posisi (4) dan tutup katup G.
Prosedur Perhitungan
1. Tentukan densitas parafin
=
2. Tentukan luas penampang core(A), volume bulk (Vb), dan volume pori (Vp).
=
2
2
; =
; = .
4
4
3. Tentukan penambahan volume pendesakan air oleh gas pada tekanan atmosfer (cc).
=
Volume kumulatif gas dan air (Vi), terlampir pada data percobaan.
4. Tentukan penambahan volume produksi minyak/parafin (cc)
=
Volume kumulatif total minyak (O) terlampir pada data percobaan.
5. Tentukan penambahan volume produksi gas pada ujung akhir sampel pada tekanan
atmosfer (cc).
=
6. Tentukan Gas-Water Ratio produksi rata-rata pada tekanan atmosfer untuk suatu
interval produksi (cc/cc).
=
14.7
14.7 + 2
9. Tentukan Gas-Oil Ratio aliran rata-rata dalam core pada tekanan rata-rata untuk
masing-masiing interval produksi (cc/cc).
= 1
10. Tentukan viskositas absolut (g) gas yang mendesak (dalam cp), pada temperatur
atmosfer (T) dekat core holder.
28
11. Tentukan viskositas absolut minyak (o) pengisi core (dalam cp), pada temperatur
atmosfer (T) dekat core holder.
12. Tentukan rasio viskositas g/o(perbandingan antara viskositas gas terhadap
viskositas minyak).
13. Tentukan rasio permeabilitas relatif
= [
] 1 ( )
14. Tentukan rata-rata mean-logaritma dari penambahan volume air dan gas untuk suatu
interval produksi diukur pada kondisi atmosfer (cc).
( ) = 0.414 ( )
15. Tentukan volume total produksi gas dan air rata-rata pada suatu interval produksi
diukur pada tekanan atmosfer (cc)
= ( )1 + ( )
16. Tentukan penambahan aliran rata-rata (aritmethic average) untuk suatu interval
produksi (cc).
() = 0.5 ()
17. Tentukan volume total oil yang diproduksi pada suatu interval produksi (cc).
= ()1 + ()
18. Tentukan volume gas total rata-rata yang diproduksikan diujung sampel pada suatu
langkah produksi, berhubungan dengan kondisi atmosfer (cc).
=
19. Tentukan volume gas total yang diproduksikan rata-rata pada suatu interval produksi,
berhubungan dengan kondisi tekanan rata-rata (cc).
= (1 )
20. Tentukan volume gas dan minyak total yang diproduksikan rata-rata pada suatu
interval produksi, berhubungan dengan kondisi tekanan rata-rata (cc).
= +
21. Tentukan perbandingan volume minyak dan gas total dengan volume air (cc/cc).
1
( )(1 ) +
= + 1
22. Tentukan penambahan saturasi antara saturasi gas rata-rata dan saturasi gas terminal
yang diperoleh dekat ujung akhir sampel (cc).
= ( + ) = ( )
23. Tentukan saturasi gas pada ujung akhir sampel (cc)
29
= +
24. Tentukan saturasi gas pada ujung akhir atau terminal, dinyatakan dalam fraksi
volume pori
=
14.7 1000 1
28. Tentukan permeabilitas relatif gas, fraksi terhadap permeabilitas udarapada saturasi
gas 100%.
= (2 )
29. Tentukan saturasi oil rata-rata, fraksi terhadap volume pori
=
( )
( ) = b x
30
Skema Alat
Daftar Pustaka
Amyx, James W, "Petroleum Reservoir Engineering", McGraw Hill Book Co., New York, 1960.
Craft, Hawkins, "Applied Petroleum Reservoir Engineering", Prentice Hall Inc., New York,
1959.
Gatlin,C., "Petroleum Engineering Drilling and Well Completion", Prentice Hall Inc., 1960.
Monicard,R.P., "Properties of Reservoir Rock: Core Analysis", Gulf Publishing Co., Edition
Technic, 1980.
31