Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
LAPORAN KASUS
SEPTEMBER 2013
KOLESISTITIS AKUT
OLEH :
NASMINARD QADRI
10542 0103 09
PEMBIMBING :
dr. FIAS, Sp.PD
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. I
Usia
: 60 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Alamat
Agama
: Islam
: 11-9-2013
II. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama :
Nyeri perut kanan atas.
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke RS TK-II Pelamonia dengan keluhan nyeri perut kanan
atas pada sore hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh
demam menggigil disertai rasa pusing. Pasien merasa demam ketika malam
hari. Selain itu, pasien merasa pahit saat menelan sehingga pasien menjadi
malas makan. Buang air kecil (BAK) lancar namun warnanya seperti teh.
Buang air besar pasien lancar namun berwarna hijau pucat.
c. Riwayat penyakit terdahulu:
Sebelumnya pasien pernah berobat di RS dengan keluhan ikterus pada 1
tahun yang lalu.
d. Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
III.
Pemeriksaan Fisis
a. Keadaan Umum
- Sakit sedang
- Composmentis (GCS 15)
- Baik
b. Tanda vital
- Tekanan Darah
: 140 / 70 mmHg
- Nadi
: 110 x / menit
- Pernafasan
: 22 x / menit
- Suhu
: 38 0C
c. Kepala
- Bentuk : Normal, simetris
- Rambut : Hitam dan beruban, tidak mudah tercabut
Mata
menelan.
d. Leher
Tidak tampak adanya luka maupun benjolan. Tidak teraba adanya
pembesaran kelenjar getah bening dan tidak ada kaku kuduk.
e. Thoraks
- Inspeksi : Pada keadaan statis dada terlihat simetris kanan dan kiri,
pada keadaan dinamis dinding dada terlihat simetris kanan dan kiri.
- Palpasi : Fremitus taktil kanan = kiri.
- Perkusi : Pada kedua lapangan paru didapatkan bunyi sonor.
- Auskultasi : Bunyi pernapasan vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-.
f. Jantung
- Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat.
- Palpasi : Iktus kordis tidak teraba.
- Perkusi:
Batas atas : sela iga III garis sternalis kanan.
Batas kanan : sela iga IV garis parasternalis kanan.
Batas kiri : sela iga V garis midklavikula kiri.
- Auskultasi : Bunyi jantung S1/S2 murni, murmur (-), gallop (-).
g. Abdomen
- Inspeksi : Dinding abdomen simetris serta ikut gerak nafas dan tidak
-
teraba.
- Perkusi : tympani
- Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
h. Punggung
Tampak normal, tidak terlihat kelainan bentuk tulang belakang, scoliosis
(-), gibbus (-).
i. Genitalia
Tidak di periksa.
j. Extremitas atas dan bawah
Akral hangat, tidak ada edema pada extremitas, petekie (-), ekimosis (-).
IV.
Pemeriksaan Penunjang
Pada tanggal 13 September 2013 dianjurkan untuk pemeriksaan
laboratorium. Berikut hasil lab pasien tersebut:
a. Laboratorium
1. Pemeriksaan Darah Lengkap
Pemeriksaan
RBC
Hasil
3,37
Satuan
106/mm3
Nilai normal
4.00 -5.00 106/mm3
HGB
9,7
gr/dl
12.0-16.0 gr/dl
HCT
29,1
36.0-48.0 %
RDW
18,9
11.5-14.5 %
WBC
16,3
103/mm3
5.010.0 103/mm3
Hasil
47
50
12,6
9,26
2,80
Satuan
U/L
U/L
mg/dl
mg/dl
mg/dl
Nilai normal
0-32 U/L
0-42 U/L
0 1.1 mg/dl
0 0.25 mg/dl
0 0.75 mg/dl
b. USG Abdomen
Hasil USG abdomen menunjukkan beberapa bayangan batu pada kandung
empedu.
V. Resume
Seorang pria datang ke RS TK-II Pelamonia dengan keluhan nyeri perut
kanan atas pada sore hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh
demam mengigil disertai rasa pusing. Pasien merasa demam ketika malam
hari. Selain itu, pasien merasa pahit saat menelan sehingga pasien menjadi
malas makan. Buang air kecil (BAK) lancar namun warnanya seperti the.
Buang air besar pasien lancar namun berwarna hijau pucat.
Pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan pada perut kanan atas,
sklera ikterik. Pada pemeriksaan laboratorium menunjukkan leukosit
meningkat, SGOT meningkat, SGPT meningkat, bilirubin total meningkat,
bilirubin direct meningkat, dan bilirubin indirect meningkat. Pada
Diagnosis Kerja
Kolesistitis Akut
VII.
Diagnosis Banding
Kolelitiasis
Hepatitis Akut
Pankreatitis
VIII. Penatalaksanaan
1. Istirahat
Tirah baring
Infus cairan/elektrolit
2. Diet
Nutrisi parenteral
3. Medikamentosa
IX.
Prognosis Kerja
Quo ad vitam
: Bonam
Quo ad functionam
: Bonam
Quo ad sanationam
: Bonam
PENGKAJIAN MASALAH
A. PENDAHULUAN
Kolesistitis akut merupakan peradangan akut dinding kandung empedu
yang terjadi akibat sumbatan duktus sistikus oleh batu. Sekitar 10-20% warga
sedangkan sebagian kecil kasus (10%) timbul tanpa adanya batu empedu
(kolesistitis akut akalkulus).2
Batu biasanya menyumbat duktus sistikus yang menyebabkan stasis
cairan empedu dan terjadi distensi kandung empedu. Distensi kandung
empedu menyebabkan aliran darah dan limfe menjadi terganggu sehingga
terjadi iskemia dan nekrosis dinding kandung empedu.2
Meskipun begitu, mekanisme pasti bagaimana stasis di duktus sistikus
dapat menyebabkan kolesistitis akut, sampai saat ini masih belum jelas.
Diperkirakan banyak faktor yang dapat mencetuskan respon peradangan pada
kolesistitis, seperti kepekatan cairan empedu, kolesterol, lisolesitin dan
prostaglandin yang merusak lapisan mukosa dinding kandung empedu yang
diikuti oleh reaksi inflamasi dan supurasi.3
Peradangan yang disebabkan oleh bakteri mungkin berperan pada 50
sampai 85 persen pasien kolesistitis akut. Organisme yang paling sering dibiak
dari kandung empedu para pasien ini adalah E. Coli, spesies Klebsiella,
Streptococcus grup D, spesies Staphylococcus dan spesies Clostridium.
Endotoxin yang dihasilkan oleh organisme-organisme tersebut dapat
menyebabkan hilangnya lapisan mukosa, perdarahan, perlekatan fibrin, yang
akhirnya menyebabkan iskemia dan selanjutnya nekrosis dinding kandung
empedu.4
D. DIAGNOSIS 5
1. Keluhan Pokok
Nyeri perut kanan atas/epigastrium.
Nyeri bertambah bila makan 50 gr lemak.
Yang khas nyeri menjalar ke bahu kanan atau subskapula.
Mual-muntah.
Demam tinggi disertai menggigil
2. Tanda penting
Peritonitis lokal
Tanda Murphy positif:
Sementara hipokondrium kanan ditekan, inspirasi dihentikan karena
adanya rasa nyeri.
Bila ikterus disertai demam mungkin ada batu dalam kandung empedu.
Ikterus ringan
3. Pemeriksaaan Laboratorium
Leukositosis
Bilirubin total meningkat
Alkali fosfatase naik
Enzim transaminase (SGPT/SGOT) meningkat
4. Pemeriksaan Khusus
USG abdomen
CT scan abdomen
Kolesistografi
E. PENATALAKSANAAN
Terapi konservatif
Walaupun intervensi bedah tetap merupakan terapi utama untuk
kolesistitis akut dan komplikasinya, mungkin diperlukan periode
stabilisasi di rumah sakit sebelum kolesistektomi. Pengobatan umum
termasuk istirahat total, perbaiki status hidrasi pasien, pemberian nutrisi
parenteral, diet ringan, koreksi elektrolit, obat penghilang rasa nyeri
seperti petidin dan antispasmodik. Pemberian antibiotik pada fase awal
sangat penting untuk mencegah komplikasi seperti peritonitis, kolangitis
dan septisemia. Golongan ampisilin, sefalosporin dan metronidazol cukup
memadai untuk mematikan kuman-kuman yang umum terdapat pada
kolesistitis akut seperti E. Coli, Strep. Faecalis dan Klebsiela, namun pada
pasien diabetes dan pada pasien yang memperlihatkan tanda sepsis gram
negatif, lebih dianjurkan pemberian antibiotik kombinasi.6
Berdasarkan rekomendasi Sanford, dapat diberikan
ampisilin/sulbactam dengan dosis 3 gram/6 jam, IV, cefalosporin generasi
ketiga atau metronidazole dengan dosis awal 1 gram, lalu diberikan 500
mg / 6 jam, IV. Pada kasus-kasus yang sudah lanjut dapat diberikan
imipenem 500 mg / 6 jam, IV. Bila terdapat mual dan muntah dapat
diberikan anti- emetik atau dipasang nasogastrik tube.6
Pemberian CCK secara intravena dapat membantu merangsang
pengosongan kandung empedu dan mencegah statis aliran empedu lebih
lanjut. Pasien-pasien dengan kolesistitis akut tanpa komplikasi yang
hendak dipulangkan harus dipastikan tidak demam dengan tanda tanda
vital yang stabil, tidak terdapat tanda-tanda obstruksi pada hasil
laboratorium dan USG, penyakit-penyakit lain yang menyertai (seperti
F. PROGNOSIS 5
Sembuh spontan 85 %.
Kadang-kadang berkembang menjadi empiema dan perforasi kandung
empedu.
G. KOMPLIKASI 5
Perforasi kandung empedu
Empiema kandung empedu
Abses hati
Sepsis
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo W. Aru, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Perhimpunan
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jilid I Edisi IV. EGC. Jakarta. 2009.
2. Huffman JL, Schenker S. Acute acalculous cholecystitis-a review. Clin
Gastroenterol Hepatol. Sep 9 2009.