Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pada saat berikutnya, ketika malaikat maut mengunjungi Sulaiman A.S., Sulaiman bertanya
padanya Kenapa kau terus menatap anak muda itu? Malaikat maut berkata Allah
memerintahkanku untuk mengambil nyawanya di India, sementara dia sedang duduk di
sebelahmu. Bagaimana mungkin dia sampai ke India? Tapi orang ini secara sukarela pergi ke
India, dan aku ada disana untuk mengambil nyawanya.
Allahu Akbar. Hanya Allah yang tahu kapan kau akan mati. Kematian pasti akan menangkapmu.
Dan kemudian kau akan kembali kepada Allah.
4. Kisah Nabi Idris Bertemu Malaikat Izrail
Setiap hari Malaikat Maut dan Nabi Idris beribadah bersama. Suatu kali,
sekali lagi Nabi Idris mengajukan permintaan. Bisakah engkau membawa
saya melihat surga dan neraka?
Wahai Nabi Allah, lagi-lagi permintaanmu aneh, kata Malaikat Maut.
Setelah Malaikat Maut memohon izin kepada Allah, dibawanya Nabi Idris ke
tempat yang ingin dilihatnya.
Ya Nabi Allah, mengapa ingin melihat neraka? Bahkan para Malaikat pun
takut melihatnya, kata Malaikat Maut.
Terus terang, saya takut sekali kepada Azab Allah itu. Tapi mudah-mudahan,
iman saya menjadi tebal setelah melihatnya, Nabi Idris menjelaskan
alasannya.
Waktu mereka sampai ke dekat neraka, Nabi Idris langsung pingsan. Penjaga
neraka adalah Malaikat yang sangat menakutkan. Ia menyeret dan menyiksa
manusia-manusia yang durhaka kepada Allah semasa hidupnya. Nabi Idris
tidak sanggup menyaksikan berbagai siksaan yang mengerikan itu. Api
neraka berkobar dahsyat, bunyinya bergemuruh menakutkan, tak ada
pemandangan yang lebih mengerikan dibanding tempat ini.
Dengan tubuh lemas Nabi Idris meninggalkan tempat yang mengerikan itu.
Kemudian Malaikat Maut membawa Nabi Idris ke surga.
Assalamualaikum kata Malaikat Maut kepada Malaikat Ridwan, Malaikat
penjaga pintu surga yang sangat tampan.
Wajah Malaikat Ridwan selalu berseri-seri di hiasi senyum ramah. Siapapun
akan senang memandangnya. Sikapnya amat sopan, dengan lemah lembut
ia mempersilahkan para penghuni surga untuk memasuki tempat yang mulia
itu.
Waktu melihat isi surga, Nabi Idris kembali nyaris pingsan karena terpesona.
Semua yang ada di dalamnya begitu indah dan menakjubkan. Nabi Idris
terpukau tanpa bisa berkata-kata melihat pemandangan sangat indah di
depannya. Subhanallah, Subhanallah, Subhanallah ucap Nabi Idris
beulang-ulang.
Nabi Idris melihat sungai-sungai yang airnya bening seperti kaca. Di pinggir
sungai terdapat pohon-pohon yang batangnya terbuat dari emas dan perak.
Ada juga istana-istana pualam bagi penghuni surga. Pohon buah-buahan ada
disetiap penjuru. Buahnya segar, ranum dan harum.
Waktu berkeliling di sana, Nabi Idris diiringi pelayan surga. Mereka adalah
para bidadari yang cantik jelita dan anak-anak muda yang amat tampan
wajahnya. Mereka bertingkah laku dan berbicara dengan sopan.
Mendadak Nabi Idris ingin minum air sungai surga. Bolehkah saya
meminumnya? Airnya kelihatan sejuk dan segar sekali.
Silahkan minum, inilah minuman untuk penghuni surga. Jawab Malaikat
Maut. Pelayan surga datang membawakan gelas minuman berupa piala yang
terbuat dari emas dan perak. Nabi Idris pun minum air itu dengan nikmat.
Dia amat bersyukur bisa menikmati air minum yang begitu segar dan luar
biasa enak. Tak pernah terbayangkan olehnya ada minuman selezat itu.
Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Nabi Idris mengucap syukur
berulang-ulang.
Setelah puas melihat surga, tibalah waktunya pergi bagi Nabi Idris untuk
kembali ke bumi. Tapi ia tidak mau kembali ke bumi. Hatinya sudah terpikat
keindahan dan kenikmatan surga Allah.
Saya tidak mau keluar dari surga ini, saya ingin beribadah kepada Allah
sampai hari kiamat nanti, kata Nabi Idris.
Tuan boleh tinggal di sini setelah kiamat nanti, setelah semua amal ibadah
di hisab oleh Allah, baru tuan bisa menghuni surga bersama para Nabi dan
orang yang beriman lainnya, kata Malaikat Maut.
Tapi Allah itu Maha Pengasih, terutama kepada Nabi-Nya. Akhirnya Allah
mengkaruniakan sebuah tempat yang mulia di langit, dan Nabi Idris menjadi
satu-satunya Nabi yang menghuni surga tanpa mengalami kematian. Waktu
diangkat ke tempat itu, Nabi Isris berusia 82 tahun.
Firman Allah:
Dan ceritakanlah Idris di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah orang
yang sangat membenarkan dan seorang Nabi, dan kami telah
mengangkatnya ke martabat yang tinggi. (QS Al-Anbiya:85-86).
***
Pada saat Nabi Muhammad sedang melakukan perjalanan Isra Miraj ke
langit, beliau bertemu Nabi Idris. Siapa orang ini? Tanya Nabi Muhammad
kepada Jibril yang mendampinginya waktu itu.
Inilah Idris, jawab Jibril. Nabi Muhammad mendapat penjelasan Allah
tentang Idris dalam Al-Quran Surat Al-Anbiya ayat 85 dan 86, serta Surat
Maryam ayat 56 dan 57.
"Biarlah dia hidup di taman untuk berbisik dan mengadu serta berzikir
kepada-Ku sampai akhir nanti." Kata Allah s.w.t.
8. Kisah Nabi Musa A.S. dan Dua Malaikat
Ibn Kathir meriwayatkan kisah ini dalam tafsir ayat Kursi. Ada beberapa orang
Yahudi yang mendatangi Musa A.S. dan bertanya kepadanya Wahai Musa, apakah
Allah butuh tidur? Tapi Musa A.S. tidak dapat menjawabnya.
Lalu Musa A.S. melanjutkan dakwahnya pada hari itu. Dia menyerukan kepada
orang-orang agar menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Setelah selesai
berdakwah selama seharian, kemudian dua malaikat mendatangi Musa A.S. Mereka
memberikan
Musa
dua
buah
botol
kaca.
Mereka berkata Malam ini kau harus terjaga sepanjang malam sembari memegang
dua botol kaca ini. Kau tidak boleh melepaskannya.
Jadi Musa mengambil botolnya dan memegangnya. Karena telah berdakwah selama
seharian, maka dia merasa capek. Kemudian sebagian malam berlalu dan dia
semakin letih, matanya terasa berat dan tubuhnya makin lemah. Malam semakin
larut dan rasa kantuknya tidak tertahankan lagi sehingga tanpa sadar Musa A.S.
tertidur. Lepaslah kedua botol kaca itu dari genggamannya. Kedua botol itu
menghantam lantai dan pecah.
Seketika, merasa kagetlah Musa A.S. karena suara pecahnya botol itu sehingga dia
terbangun dari tidurnya. Tiba-tiba kedua malaikat itu datang kembali kepada Musa
dan berkata Ya Musa, jika Allah Azza wa Jalla tertidur sedetik saja, maka langit
akan
menimpa
bumi
bagaikan
botol
kaca
ini
pecah
ke
lantai.
Inilah kebesaran Allah Azza wa Jalla, Tuhan yang tak pernah tidur.
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi
terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at
di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan
di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah
melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan
Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha
Besar. (Q.S. Al-Baqarah:255)
Dahulu, Nabi Ibrahim alahi salam membawa istrinya Hajar dan putra beliau Ismail ke daerah
Makkah. Pada saat itu, Hajar dalam keadaan menyusui putranya.
Nabi Ibrahim kemudian menempatkan Hajar dan Ismail ke sebuah tempat di samping pohon
besar. Pada saat itu, di tempat tersebut tidaklah terdapat seorang pun dan tidak pula ada air. Nabi
Ibrahim kemudian meninggalkan keduanya beserta geribah yang di dalamnya terdapat kurma,
serta bejana yang berisi air.
Ketika Nabi Ibrahim hendak pergi, Hajar mengikuti beliau seraya bertanya, Wahai Ibrahim, ke
manakah engkau akan pergi? Apakah engkau akan meninggalkan kami padahal di lembah ini
tidak terdapat seorang pun dan tidak ada makanan apa pun?
Hajar mengucapkannya berkali-kali, namun Nabi Ibrahim tidak menghiraukannya. Hajar
kemudian bertanya, Apakah Allah yang memerintahkan engkau berbuat ini? Nabi Ibrahim
kemudian menjawab, Iya. Hajar lalu berkata, Dia tidak akan membiarkan kami. Hajar
kemudian kembali.
Di daerah Tsaniah, ketika sosok beliau hilang dari pandangan keluarga yang beliau tinggalkan,
Nabi Ibrahim berdoa,
Ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang
tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Rabb
Kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian
manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudahmudahan mereka bersyukur.
Ketika persedian air mereka habis, Hajar pun mencari air untuk dia dan putranya. Dia pergi ke
bukit Shafa, mencari-cari adakah orang di sana, namun dia tidak menemukan siapa pun di sana.
Hajar pun kemudian pergi ke Marwah dan mencari-cari orang pula di sana. Dia juga tidak
mendapati seorang pun.
Hajar berulang-ulang pergi dari Shafa ke Marwah, sebaliknya dari Marwah ke Shafa sampai
tujuh kali. Oleh karena itu, di dalam ibadah haji ada yang namanya Sai, yaitu berlari-lari kecil
dari Shafa ke Marwa dan sebaliknya sampai tujuh kali.
Sampai ke Marwah, Hajar mendengar suara. Lalu dia berkata, Diamlah. Dia mendengar suara
itu, lalu mencari sumber suara itu dan berkata, Aku telah mendengarmu, apakah engkau dapat
memberikan bantuan?
Ternyata dia berada bersama malaikat di tempat di mana terdapat air zam-zam. Lalu, malaikat itu
mengais-ngais tanah hingga akhirnya muncul air. Selanjutnya, ia pun menuruni air tersebut,
mengisi bejananya dan kembali ke putranya Ismail, kemudian menyusuinya.
Malaikat lalu berkata kepada Hajar, Janganlah engkau takut disia-siakan, karena di sini akan
dibangun sebuah rumah oleh anak ini dan bapaknya. Dan sesungguhnya Allah tidak akan
menyia-nyiakan keluarganya